Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu :

Maniur Banjarnahor, M.Pd.K

Disusun Oleh :

DIAN MARUBA

ANDRIANUS

SINAGA(2203342

022)

KELAS C / 2020

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


JURUSAN SENDRATASIK
PRGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat danrahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang dimana tugas
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
Protestan dengan judul “Critical BookReport”.Dalam pembuatan tugas ini,
penulis banyak mengalami hambatan-hambatan seperti kurangnya buku-buku
referensi sebagai penunjang kesempurnaan isi dari tugas ini. Namun penulis
berusaha semampunya untuk mensukseskan isi dari tugas ini agar dapat menjadi
pelajaran bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Penulis menyadari tugas ini belum layak dikatakan sempurna karena


masih banyakterdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
penulis dapat membentuk sebuah tugas lain yang jauh lebih baik tentunya.Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga tugas ini mendapatkanhasil
yang memuaskan bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan 2018

Penulis
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan


pesertadidik menjadi manusia yang mandiri dan mampu mengoptimalisasikan
segala aspek minat,bakat, dan keahliannya melalui suatu proses pembelajaran.
Pendidikan dapat dijadikan acuansejauh mana suatu bangsa telah berkembang,
karena pendidikan menggambarkan kualitas daribangsa tersebut. Tanpa adanya
pendidikan maka suatu bangsa tidak akan pernah bisa bertahandi dalamera
globalisasi dan era intelektual ini.
Dalam pelaksanaan pendidikan pastilah ada pelaku pendidikan yang
sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu yaitu guru. Guru merupakan
pelaksana pendidikan yang sangat penting dalam hal keberhasilanpendidikan
itu. Guru Indonesia merupakan insan yang adil, makmur, dan beradab
yangberusaha mengabdi untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
Guru Indonesia selalu tampilsecara professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, dan menilai hasil dari
evaluasi pendidikan. Guru Indonesia merupakan insan yang patut ditiru
dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia.

B.TUJUAN CRITICAL BOOK REPORT

1. Memahami hakikat dari Agama


2. Mengetahui bagaimana mengkritik sebuah buku
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kritik buku
4.Memahami semua bahaya ataupun kenakalan remaja pada saat ini

C.MANFAAT

1. Agar para pembaca memahami hakikat manusia Kristen


2. Agar para pembaca mengetahui bagaimana sistem penulisan harmoni
3. Agar para pembaca memahami peranan critical book report
RESENSI BUKU 1

Judul : Benteng Remaja Menolak NARKOBA


Penulis buku : R. W. Dodo, S.Pd.I
Pengantar isi buku : Ada
Penerbit buku : Penerbit Nobel
Edumedia Tahun buku terbit : Tahun 2008
Tebal buku : 79 halaman

ISI BUKU 1

Memang remaja di sini adalah masa yang paling rawan terhadap narkoba.
Di mana pada masa ini, mereka sedang mengalami masa transisi untuk mencari
suatu kepribadian yang sejati pada dirinya. Dalam merubah dirinya, mereka
cenderung mudah tersulut emosi dan mudah terpengaruh oleh orang lain.
Walaupun tidak menutup kemungkinan, orang dewasa dan anak-anak juga bisa
terpengaruh narkoba.

Di dalam buku ini penulis menjelaskan tentang akibat buruk terhadap


fisik pemakainya, dan kejiwaan pemakainya. Pembaca pun diarahkan pada
akibat penyalahgunaan narkoba dan ancaman hukuman bagi pengguna dan
pengedar narkoba. Maka si penulis membuat buku ini untuk si pembaca
menjauhi narkoba dan akibat buruk narkoba. Untuk pembaca tahu rangkuman
atau isi dari buku tersebut dan pembaca juga bisa tahu kekurangan dan
kelebihan buku itu.

Istilah Narkoba sudah tidak asing lagi bagi kita. Baik media cetak
maupun elektronik sering memberitakan tentang narkoba, baik pecandu maupun
pengedarnya. Penggunaan narkoba sangat berbahaya apabila penggunaannya
tidak tepat. Obat terlarang ini selain juga merusak kesehatan juga akan merusak
generasi muda bangsa.

Remaja merupakan masa yang paling rawan terhadap narkoba oleh


karena itu, pengetahuan akan bahaya narkoba sangat penting bagi semua
kalangan, khusunya remaja.

Ada banyak cara untuk menghindari narkoba. Diantaranya, memilih


pergaulan teman dengan baik, jangan lari dari masalah, serta peranan keluarga
sangat penting dalam menanggulangi pengaruh narkoba ini.

Pemerintah juga sudah mengatur ancaman hukuman bagi pengguna dan


pengedar narkoba yakni UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika dan UU No.5
Tahun 1997 tentang Psikotropika. Apabila sudah terkena pengaruh narkoba,
maka penderita akan sulit memperbaikinya.

Narkoba menghancurkan generasi muda bangsa, membuat jiwa tidak tenang,


narkoba membuat efek negatif terhadap fisik, maka katakan “TIDAK” untuk
narkoba.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 1

⮚ Kelebihan

Dari buku ini yaitu dari segi temanya. Tema narkoba yang digunakan
dalam buku ini sangatlah pas, karena pada saat ini mulai marak penyalahgunaan
narkoba, khususnya pada kalangan remaja. Buku ini juga sangat bermanfaat
bagi pecandu narkoba karena di dalamnya ada akibat mengonsumsi narkoba dan
penyalah gunaan narkoba.

⮚ Kelemahan

Dari buku ini yaitu dari segi bahasa. Bahasanya terlalu sulit untuk
dimengerti jadi pembaca sulit memahami isi dari buku ini dan juga buku ini
jarang ada di perpustakaan.
RESENSI BUKU 2

Judul: Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas: Mahasiswa di Era Kapitalisme


dan Hedonisme
Penulis: Nurani Soyomukti
Penerbit: Garasi House of Book, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Januari 2008
Tebal: 184

ISI BUKU 2

Masih terpatri di ingatan kita pada kasus “ITENAS 15”, video cabul dua
mahasiswa bandung, juga kasus-kasus yang lainnya yang tak jarang tersiar di
berbagai media massa. Menjadi mahasiswa pada jaman yang serba pragmatis
seperti sekarang memang serba paradoks. Di satu sisi, idealisme yang hakiki
mahasiswa harus ditegakkan, yakni bagaimana mendewasakan pikiran agar bisa
berperan untuk mengatasi persoalan hidup dengan pola pikir sistematik, kritis,
analitis, dan berpihak. Namun di sisi lain, mahasiswa juga harus menghadapi
banyak godaan pragmatis yang menggiurkan yang membuatnya hanya menjadi
individu yang hanya hirau pada kepentingannya sendiri, salah satu contohnya
hanya banyak menghabiskan waktu untuk merayakan liberalisme seks.
Dapat dikatakan terlalu sedikit studi yang mencoba melihat keterkaitan
gaya hidup mahasiswa, terutama budaya dan pemikiran yang berkembang di
kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian masyarakat yang
mengembangkan diri dan juga dipengaruhi oleh kekuatan budaya dari luar
mendapatkan kajian yang relatif kecil. Atas dasar itulah, penulis buku ini
mencoba memberanikan diri untuk melihat aspek kultural,
baik dari segi pemikiran, watak, dan gaya hidup mahasiswa di era sekarang ini
dengan maksud menawarkan gambaran lain dari kehidupan,mahasiswa.

Buku yang berjudul “Dari Demonstrasi Hingga Seks Bebas (Mahasiswa


di Era kapitalisme dan Hedonisme)” buah karya Nurani Soyomukti ini dapat
dikatakan sebagai eksperimen yang cukup berhasil menelisik pengaruh
kapitalisme terhadap menurunnya peran mahasiswa:
dari yang dulu dikenal sebagai kalangan yang hirau terhadap nasib rakyat
dan rajin turun ke jalanan dalam meneriakkan tuntutan-tuntutan perjuangan, kini
menjadi kalangan yang hanya sibuk mengurusi pemenuhan kebutuhan
individualnya masing-masing—mulai seks bebas hingga ‘gila belanja’
(shoppaholic).
Mahasiswa sebagai lapisan kaum muda dikepung dari berbagai penjuru,
mulai dari privatisasi pendidikan yang melanda kampus-kampus mereka, materi
kurikulum dan pengetahuan yang bekerja semata-mata untuk melayani
kepentingan produksi dan pasar, kampus yang berdiri ditengah kepungan mall-
mall mewah yang menebar aroma hasrat konsumtivisme, sampai dengan jalur
jasa infotainment dan kapitalisme media yang memanifes dalam bentuk MTV,
Keresahan yang diuraikan oleh penulis tentang ruang-ruang kelas yang
sepi dengan dinamika gagasan-gagasan kritis dan menyegarkan, dinamika
gerakan sosial rakyat menentang rezime korporatokratis yang sepi dari
partisipasi mahasiswa, ditengah ruangan kantin yang penuh hiruk pikuk
pembicaraan tentang tangga lagu MTV, trend fashion dan rumpian artis-artis
Hollywood adalah gejala yang dominan di kalangan mahasiswa.

Kegetiran tersebut bukan hanya karena mengindikasikan kehidupan


mahasiswa yang semakin berjarak dengan realitas ketidakadilan dan pemiskinan
masyarakat; namun lebih dari itu realitas ini memperlihatkan bahwa mahasiswa
juga kaum muda tidak menyadari bahwa semakin mereka masuk dalam pusaran
kultur yang dibangun oleh :
kapitalisme, maka gaya hidup, fikiran, hasrat dan eksistensi mereka tengah
diteror oleh sebuah kultur yang diproduksi oleh formasi kapitalisme neo-liberal.

Hal yang menarik dari buku ini adalah gaya penulisan yang santai dan
renyah tetapi penuh sentimentalitas yang sensitif tapi kaya akan pemahaman
teoritik. Berbagai pendekatan kritis digunakan baik untuk menyerang mereka
yang selama ini mendekati gaya hidup mahasiswa hanya dari segi moralis.
Penulis justru membangun pendekatan yang mendalam melalui metode
psikoanalisis untuk “menerapi jiwa mahasiswa” (hlm. 69). Dengan cara ini
digambarkan bagaimana kapitalisme membentuk secara psikologis kejiwaan
mahasiswa dalam realitas sejarah yang kini telah berubah: dari dulu yang kritis
dan menjadi kekuatan (aksi massa), hingga kini hanya menjadi bagian yang
hanyut dalam kepuasan psikologis individu-individu yang juga dijadikan
sasaran kapitalisme untuk menumpulkan pikiran kritis..

Buku yang kritis, sebagaimana metode psikoanalis yang pernah


dilontarkan oleh Sigmund Freud yang kemudian direvisi oleh Erich Fromm.
Dengan pendekatan multidimensi (psikologis, sosiologis, filsafat), membaca
buku ini Anda akan menjumpai pendekatan Marxian, Freudian, Gibranian,
Frommian, dan tokoh-tokoh kritis yang banyak disebut untuk melegitimasi
pandangan penulis dalam melihat kasus-kasus dan gaya hidup mahasiswa.
Cara ini, unfortunately, juga beresiko pada pemaparan gagasan yang cenderung
meloncat-loncat dan kadang juga ada bagian yang diulang-ulang.

Mungkin juga karena fakta bahwa karya ini, sebagaimana dikatakan


penulis dalam kata pengantarnya, adalah kumpulan renungannya selama
menjadi mahasiswa dan aktifis—bisa jadi karena ada keperluan untuk
menegaskan hal-hal yang dianggap penting, yang kian menunjukkan bahwa
penulis buku ini adalah kaum muda yang sangat sentimental. Meskipun
demikian, buku ini adalah karya segar yang mencoba melihat ‘kisah cinta
mahasiswa’ dari sisi yang jauh dari moralis dan jarang dikuak oleh para peneliti.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 2

⮚ Kelebihan

bagian akhir dari buku ini juga menawarkan solusi untuk mengatasi bagaimana
agar mahasiswa kembali menjadi kekuatan aktif yang kritis dan tak sekedar
menuruti doktrin iklan. Dimulai dengan “menerapi diri sendiri”—sebagai
bagian dari metode psikoanalisis—sampai dengan menjalankan praktek-praktek
yang berguna untuk melatih pikiran kritis, misalnya dengan memulai budaya
baca, berdiskusi, dan sesekali terjun ke masyarakat untuk melihat realitas yang
paling sejati dari kehidupan masyarakat kita. Penulis yakin bahwa dengan
menjumpai kontradiksi yang ada, pikiran dan perasaan akan terasah karena—
dengan mengutip Kahlil Gibran ia mengatakan—“Dunia adalah surga dengan
hati dan pikiran kita sebagai pintu gerbangnya”

⮚ Kelemahan

Didalam buku ini kebanyakan menggunakan kata-kata istilah, sehingga perlu


waktu beberapa menit untuk mencerna kata kata didalam buku ini dengan baik
dan benar .

Anda mungkin juga menyukai