Anda di halaman 1dari 9

Tugas 2

Mata Kuliah : Pendidikan Seni di


SDProgram Studi : PGSD
Nama : NURWATI
Nim 859392542
Kelas : JENEPONTO 2
Tutor : Vikran M. Marauna, S.Pd., M.Pd

Soal
1. Tuliskan, dan jelaskan istilah teknologi, cakupan teknologi, dan pemanfaatan
teknologi dalam berkarya seni?
2. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis pernafasan, dan jenis-jenis teknik dalam
bernyanyi/olah vocal?
3. Tuliskan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam proses penciptaan tari?
4. Untuk menciptakan sebuah karya tari hal yang perlu diperhatikan ialah menyusun
konsep Garapan tari. Uraikanlah konsep garapan tari berdasarkan urutannya?

JAWABAN

1. Istilah teknologi Teknologi, merupakan istilah yang diperoleh dari Bahasa Yunani
“Tekhne”, yang mengacu pada suatu seni atau keunikan dam mempunyai
sistematika-logika. Teknologi adalah suatu area studi tentang peralatan untuk
mengubah secara harfiah menjadi fungsional melalui studi pengetahuan yang
sistematis.
Cakupan teknologi menurut Koentjaraningrat (1981: 2) meletakkan teknologi
kedalam deretan hasil budaya manusia sebagai:
1) sistem religi dan upacara keagamaan.
2) sistem dan budaya manusia.
3) sistem pengetahuan.
4) Bahasa.
5) kesenian.
6) sistem mata pencaharian hidup dan
7) sistem teknologi dan peralatan.
Pemanfaatan teknologi dalam berkarya seni
Dasar pengembangan praktik berkarya seni dalam pendidkan adalah mendidik anak
agar kreatif, sedangkan pembinaannya melalui pelatihan berapresiasi terhadap
keindahan objek. Kata kreatif mengandung unsur keuletan, yaitu kemampuan
bertahan, berusaha tanpa henti sampai penemuan pemecahan masalah dengan
sempurna. Salah satu cara berlatih ulet adalah keberanian mengutarakan pendapat
(berekspresi). Dalam hal ini terdapat kaitan antara keuletan, kreativitas, dan
berekspresi dengan berusaha melakukan eksperimentasi atau percobaan. Percobaan
sendiri merupakan langkah-langkah mencari tahu permasalahan dan merancang
serta mencoba gagasan yang ditemukan. Proses ini diharapkan mampu
meningkatkan koordinasi antara otak, rasa, dan keterampilan. Misalnya menjaga
keseimbangan tubuh, pengendalian emosi diri, ketekunan, pantang menyerah
dengan tantangan, konsentrasi, dan tumbuh auto sugesti dalam berusaha untuk
mencapai tujuan.
Dalam area teknologi, prinsip keteknikan dapat digolongkan menjadi tiga prinsip,
yaitu :
1. Pemanfaatan Teknologi Kerajinan dalam Penciptaan Karya Seni Suatu prinsip kerja
teknologi produksi dalam bentuk karya terapan seperti memproduksi cinderamata,
menenun kain, atau jenis lain yang segera dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran teknologi kerajinan lebih memfokuskan kepada keterampilan produksi,
reproduksi yang diukur dari kecepatan, ketepatan, dan ekonomis. Jika suatu produksi
dikatakan cepat, pengukurannya diajukan dengan jumlah yang diproduksi terhadap waktu
yang disediakan.
2. Pemanfaatan Teknologi Rekayasa dalam Penciptaan Karya Seni Suatu prinsip
teknologi produksi dengan mengandalkan urai-susun dimana dalam poses ini keterampilan
yang diandalkan, yaitu kesesuaian, kecepatan, ketepatan, maupun kecakapan. Prinsip
kesesuaian diajukan pengukuran melalui nilai persamaan, misalnya: jika suatu produk yang
dihasilkan sama dengan permintaan diajukan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas
maka penilaian dianggap sesuai. Sedangkan untuk kecepatan dan ketepatan merupakan
unsur saling ukur diantaranya: permintaan dikatakan tepat jika dalam waktu yang
ditentukan dapat
menghasilkan produk yang sesuai. Demikian pula, suatu produk dikatakan cepat jika
permintaan mampu melayani sesuai dengan rencana dan hasilnya sesuai dengan
permintaan
3. Pemanfaatan Teknologi Pengolahan dalam Penciptaan Karya Seni Suatu prinsip
teknologi produksi mengandalkan proses yang cepat, tepat dan ekonomis serta higenis.
Pengukuran terhadap pengolahan adalah perilaku mengubah objek melalui proses:
pemasakan, reaksi, percobaan (treatment) secara cepat dapat menghasilkan produksi ganda
dan reproduktif. Produksi ganda tersebut tampak pada pengembangan alat, bahan serta
medium lain yang dapat digunakan untuk mendukung. Prinsip ini biasanya akan menjadi
ekonomis ketika produksinya mampu mencapai target bahkan melebihi target minimal.
Sedangkan prinsip higienis pengolahan terletak pada keselamatan dan keseuaian produk
terhadap standar kimia, pangan, dan ukuran kesehatan/keselamatan

2. Jenis-jenis pernafasan
Dalam bernyanyi dikenal jenis pernafasan,yaitu :
a. Pernapasan perut, Yang mengembang setelah menhirup udara adalah bagian
perut, cara bernapas inilah yang kita lakukan setiap hari, seperti pada saat kita
berbicara. Cara bernapas ini baik, hanya saja dalam bernyanyi kuat saat
menyanyikan nada – nada yang panjang dan membutuhkan kekuatan penuh.
b. Pernapasan dada, Ciri utama pernapasan ini adalah mengembangnya dada dan
terangkatnya pundak saat menghirup udara. Walau pernapasan ini dapat
digunakan saat mernyanyi, namun kurang baik karena akan terjadi ketegangan
pada otot – otot badan bagian atas.
c. Pernapasan diafragma (sekat rongga badan), Inilah pernapasan yang baik saat
bernyany. Bernapas dengan cara ini badan terhindar dari ketegangan yang
berlebihan dan memiliki daya yang cukup untuk menghasilkan dan
mempertahankan cadangan udara saat bernyayi.
Jenis-jenis teknik dalam bernyanyi/olah vocal
a. Artikulasi
Dapat diartikan sebagai pengucapan kata-kata dan kalimat musik secara nyata
dan jelas. Artikulasi dalam vokal dipengaruhi oleh bentuk bibir, lidah,dan rongga
mulut, dengan cara membuka mulut lebar-lebar kebawah bukan ke samping.
Perlunya artikulasi dilatih agar arti dan makna lagu dapat dinikmati sebagaimana
mestinya.
b. Pembentukan suara
Ada dua dasar dalam pembentukan suara yang baik yaitu:
1) Otot-otot leher dan kerongkongan diupayakan tetap selemas mungkin.
2) Mulut di buka lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup
c. Resonansi
Resonansi Maksudnya adalah pernafasan rongga-rongga kepala, leher, dan dada.
Ruang resonansi yang paling utama terdapat dibagian kepala. Ruang ini apabila
dimanfaatkan dan dilatih dengan baik akan memberikan banyak kebaikan pada
suara yang dihasilkan.
Latihan-latihan untuk membentuk resonansi:
1. Mulut dikatupkan dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan.
2. Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku.
3. Gigi bawah dan atas memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk.
4. Lidah menyentuh gigi bawah dan permukaannya datar.
5. Rongga mulut dan tenggorokan membentuk ruang yang seluas mungkin
d. Interpretasi dan Ekspresi (Penghayatan dan Pembawaan Lagu)
Pembawaan lagu adalah tujuan akhir belajar vokal atau bernyanyi. Interpretasi
lagu berkenaan dengan panafsiran lagu, sedangkan ekspresi berhubungan
dengan pembawaan atau penyampaian isi pesan lagu. Hasil dari penghayatan
suatu lagu diungkapkan dalam suatu nyanyian. Agar dapat membawakan lagu
dengan baik, sebaiknya:
1. Pahami terlebih dahulu isi atau maksud lagu melalui lirik atau melodi serta
music iringan jika ada.
2. Pelajari juga biografi komponisnya serta latar belakang penciptaan lagu
tersebut.
3. Pusatkan perhatian pada nyanyian yang dibawakan, bukan pada diri sendiri.
4. Bernyanyilah dengan teknik yang baik dan benar, seperti pernafasan,
artikulasi, resonansi yang tepat.
5. Bernyanyilah dengan hati, penuh penjiwaan bukan hanya secara teknis.
6. Bawakn lagu sesuai dengan jenis dan tempatnya.
7. Gerakkan bagian-bagan tubuh lainnya yang embantu ekspresi, seperti
tangan, wajah dan badan.
8. Nyanyikan lagu dengan dinamik yang sesuai. Secara umum, klimaks lagu
dimulai dengan crescendo dan akhiri dengan decrescendo

3. Tahapan-tahapan dalam proses penciptaan tari yaitu:


1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal sebagai seorang yang akan menyusun tari dalam
proses penyusunan. Aktivitas anda dalam tahap eksplorasi ini meliputi berfikir,
berimajinasi, merasakan, dan merespons alam sekitar, lingkungan fisik, dunia
binatang, tumbuhan, kejadian-kejadian sekarang maupun di masa lalu, atau
suatu ceritera.
2. Improvisasi
Improvisasi memberi kesempatan lebih luas dalam melakukan imajinasi,
pemilihan, dan penciptaan dibandingkan dengan eksplorasi. Dalam improvisasi,
seseorang lebih memiliki kebebasan dalam mengungkapkan ekspresi gerak. Ciri
dari improvisasi ditandai dengan gerak spontanitas.
3. Evaluasi
Pemilihan gerak juga didasarkan pada ide dasar yang meliputi tema, ceritera,
watak gerak, dan gerak-gerak yang menjadi ciri dari ide dasarnya. Susunlah
gerak-gerak yang menjadi ciri dari ide dasarnya.
4. Forming ( pembentukan gerak/komposisi)
Salah satu hasil dalam pengalaman berkreasi tari adalah menyusun gerak tari.
Kebutuhan membuat komposisi lahir dari Hasrat manusia untuk memberi bentuk
pada apa yang ditemukan (dalam eksplorasi). Langkah melakukan spontanitas
gerak juga penting, tetapi spontinitas gerak hendaknya dipadukan atau ditambah
dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak, dan penyatuan g
4. Konsep garapan tari berdasarkan urutannya yaitu:
 Judul Karya Tari
Karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau ceritera yang dipilih (
bentuk dramatari maupun bentuk tari tunggal, pasangan atau kelompok) serta
harus sesuai/identik dengan gerak tari yang dibuat sehingga penonton akan
mengetahui gambaran umum tentang gerak tarinya.
 Sumber garapan
Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam menyusun
konsep karya tari yaitu:
1. Auditif : Sumber yang diperoleh dari apa yang didengar, misalnya dongeng
dari ibu, cerita daro radio atau kaset( wayang legenda, sejarah, kisah hidup
seseorang, kisah kepahlawanan, perjuangan atau semacamnya)
2. Kinestetik : Sumber yang dapat diperoleh dari melihat pertunjukkan tari,
gerak sehari-hari, gerak binatang, atau gerak apa saja yang rangsang awalnya
berasal dari gerak yang pernah dilihat, baik melihat pertunjukkan langsung
maupun media elektronik. Misalnya setelah melihat gerak binatang, atau
anak-anak sedang bermain, muncullah ide untuk membuat karya tari.
3. Idea : seumber garapan dapat juga bermula dari ide yang berasala dari semua
aspek kehidupan sekitar kita, lingkungan alam, satwa atau fauna. Ide juga
dapat berangkap dari mimpi, angan-angan, ataupun gagasan hati atau pikiran
4. Tertulis : sumber garapan ini merupakan rangsang awal berasal dari sumber
tertulis, misalnya buku cerita, komik, cerita babad, biografi cerpen, puisi,
manuskrip, dan sumber lain dalam bentuk tulisan.
 Tipe Tari
Garapan tari dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
1) Dramatari
Dramatari adalah suatu karya tari yang mengungkapkan suatu cerita yang
didalamnya terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya menjadi arti, punya
peranan yang bersifat kausal atau sebab akibat, seperti dramatari dengan
cerita maling kundang, ramayan, Kartini, atau Pnageran hasanuddin. Dalam
cerita tersebut ada beberapa tokoh yang harus dimunculkan, dan masing-
masing memiliki peranan yang saling berhubungan.
2) Dramatik
Karya tari dengan tipe dramatic adalah karya tari yang mengandung unsur
cerita meskupun di dalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh tertentu.
Misalnya tari Tenun atau tari Batik, manggambarkan gadis yang sedang
menenun atau sedang membatik.
3) Komik
Suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tai karya Didi Nini Thowok
berjudul “Dwi muka”, tari Golek kayu atau bentuk tari jenaka lain yang ada di
daerah
4) Abstrak
Suatu garapan tari yang pengungkapannya tidak diekpresikan secara jelas
 Mode Penyajian
Mode penyajian adalah semacam simbolik gaya penyajian dalam sebuah
pertunjukan tari. Mode penyajian ini ada dua yaitu:
1) Simbolik
Simbolik maksudnya bahwa garapa tersebut pengungkapannya diekspresikan
dengan symbol-simbol, baik daalam gerak, kostum maupun pola lantai.
2) Representasional
Karya tari tersebut diungkapkan dengan jelas, baik cerita dan tokohnya
diungkapkan secara jelas, sehingga penonton mudah memahami. Biasanya
tari dengan mode penyajian representasional akan mudah dipahami oleh
penonton yang tingkat apresiasinya masih awam sekalipun. Contoh Mali
Kundang dari sumatera bisa ditampilkan dengan mode representasional.
b. Konsep gerak
Konsep Gerak Dalam mencipta karya tari, dapat menggunakan berbagai jenis
dan gaya gerak tari sebagai pijakan.Biasanya penata tari akan berpijak dan
mengembangkan gerak-gerak yang sudah dikuasainya. Misalnya anda berasal
dari Sulawesi, maka konsep garapannya akan berpijak pada gerak-gerak dan
pengembangan gerak tari yang berasal dari Sulawesi. Didalam penggarapan
gerak, pasti akan ada transisi yaitu perpindahan dari pola lantai (posisi) satu ke
polayang lainnya. Usahakanlah pergantian pola dilakukan secara halus, artinya
jangan menggunakan gerak transisi semata-mata untuk bergerak
menuju ke posisi berikutnya.Tetapi gunakan gerak-gerak yang memungkinkan
dilakukan sambil bergeser, sehingga tanpa terasa ketika gerak tersebut selesai
dilakukan, seolah tanpa disengaja penari sudah berubah atau berganti posisi.
c. Konsep Iringan/Musik
Perlu ketahui bahwa aspek artistik yang menghidupkan karya tari adalah musik.
Untuk membuat musick iringan tari, ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh
penata tari.
a. Cara pertama yaitu hampir sama dengan konsep gerak, maka
konsep iringan/musik juga dapat berpijak dan mengembangkan musik daerah
tertentu sesuai dengan garapan geraknya. Artinya jika garapan tarinya berpijak
padagerak-gerak tari Minang, maka musik iringannya juga dikembangkan dari
musik daerah Minang.
b. Cara kedua, yaitu dengan cara editing, maksudnya garapan tari
tersebut tidak menggunakan musik iringan yangsengaja dibuat melainkan
dengan musik-musik yang dalam bentuk pita kaset. Anda bisa memilih berbagai
macammusik, lalu menyeleksinya sesuai dengan gerak-gerak tari yang anda buat.
Kemudian lakukan editing, sehingga
diperoleh musik iringan tari yang sesuai dengan konsep gerakannya. Dalam prose
s “sambungan” harus memperhatikan segi estetiknya atau pergantian antar jenis
musik dan irama sehingga tidak tampak seperti tempelan atau gabungan musik
yang tanpa makna.
c. Cara ketiga, ada tari yang tidak menggunakan alat musik maupun editing,
tetapi menggunakan musik internalyaitu musik yang suaranya berasal dari
anggota badan manusia, misalnya suara penari, tepukan tangan, tepukan tangan
dipaha,seruan atau teriakan penari. Suara internal bila diolah sedemikian rupa
bisa menjadi musik iringanyang indah (contohnya tari Saman atau tari Seudati
dari Aceh banyak menggunakan musik internal dengantepukan-tepukan tangan
dan paha, serta teriakan-teriakan).
d. Cara keempat, dapat juga dengan diiringi syair-syair lagu yang dinyanyikan
oleh penari atau oleh kelompok vokalis. Contohnya, tari permainan anak-anak
dapat dilakukan dengan iringan lagu yang dinyanyikan oleh penari, dapat juga
dinyanyikan oleh vokalis anggota pemusik. Lagu Jamuran, Jaranan, dan lagu-
lagu daerah lainnya yang digunakan untuk mengiringi tari anak.
e. Cara kelima, dapat dihasilkan dari kreativitas anda memanfaatkan benda-
benda yang ada disekeliling anda. Kayu, botol, kertas, ember, tongkat, dan benda
lainnya yang menimbulkan bunyi-bunyi tertentu yang apabila diatur dengan
irama dan ritme tertentu dapat menjadi iringan musik yang indah dan kreatif.
 Konsep Tata Teknik Tari
Konsep Tata Tekhnik PentasTata tekhnik pentas menyangkut tempat pertunjukan
yang akan digunakan, penataan tata letak panggung, dekor, properti, tata lampu,
dan sebagainya yang semuanya menyangkut hal-hal artistik panggung.
1. Tempat yang digunakan jenis proscenium, atau arena pentas (lapangan, atau
pendopo).
2. Dekor atau latar belakang panggung dapat berwarna hitam, putih, atau abu-
abu. Untuk tata panggungnya, apakah panggung menggunakan setting,
misalnya tiruan gapura, trap, dan sebagainya. Atau tidak menggunakan
samasekali, panggung kosong tidak ada setting.
3. Properti apa saja yang digunakan misalnya penggunaan keris, tongkat, kain,
busur, sapu tangan, dan sebagainya.
4. Tata lampu menggunakan penerangan listrik, patromak, atau obor. Untuk
drama tari, desain lampu disesuaikan drngan adegan atau ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai