Modul 1
Pendahuluan
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Perdagangan telah dikenal umat manusia sejak lama, ketika manusia memerlukan
kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Satu kelompok masyarakat saling
melakukan penukaran barang yang digunakan untuk kebutuhan. Sejarah mencatat bahwa
pertukaran barang guna memenuhi kebutuhan belum menggunakan alat tukar seperti uang
pada masa sekarang. Mekanisme pertukaran masih dilaksanakan secara langsung antara
barang dengan barang yang disebut sebagai barter. Ukuran nilai barang yang dipertukarkan
juga masih belum ada ketentuan melainkan hanya tergantung pada penafsiran masing-masing
mereka yang terlibat dalam pertukaran.
Semenjak ditemukannya uang sebagai alat tukar maka system pertukaran barter mulai
hilang. uang yang pertama kali digunakan sebagai alat tukar pada awalnya terbuat dari kulit
hewan, dan sejenisnya termasuk kulit kayu dan seterusnya perkembangannya. Kemudian
uang berubah terbuat dari logam seperti emas dan perak. Ketika kebudayaan manusia pada
tahap modern, emas dijadikan ukuran nilai dan merupakan standar kekayaan seseorang
bahkan suatu Negara. Emas yang secara esensial merupakan benda untuk perhiasan mulai
ditetapkan sebagai ukuran kekayaan yang dinilai dengan uang.
Secara umum, dikenal 5 tahap atau sistem perkembangan pembayaran internasional yaitu:
Bila alat tukar tidak ada maka langsung dilakukan pertukaran antara barang dengan
barang yang dinilai dengan barang yang dipertukarkan itu sendiri dan atas dasar kesepakatan
antara pihak- pihan yang terlibat pertukaran.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Contoh:
NAMA NEGARA I A
JENIS BARANG X Y
Bila Negara I mempunyai barang 50 unit barang “X” berarti dapat ditukar dengan 10 unit
barang “Y” dari Negara “A”.
Bila Negara I mempunyai barang “X” sebanyak 50 unit tetapi pada saat pertukaran,
Negara A hanya mempunyai barang “X” sebesar 7 unit, berarti Negara A kekurangan
sebesar 3 unit barang “Y” untuk mendapatkan barang “X” sebesar 50 unit. Kekurangan ini
dapat ditutupi dengan cara mengambil dari stock nasional yang ada, walaupun akibatnya
stock nasional berkurang.
Bila stock nasional tidak mencukupi, dapat ditempuh melalui beberapa alternatif sebagai
berikut:
Hal tersebut hanya akan terjadi bila pihak Negara I yang mempunyai barang “X”
menyetujui, bila tidak setuju maka pertukaran tidak dapat dilaksanakan.
Suatu negara yang menggunakan uang emas, baik untuk seluruh transaksi dalam
maupun luar negeri dikatakan menganut sistem standard emas penuh.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Bila negara A mengimport barang senilai 100 keping emas dan mengekspor barang
senilai 80 keping emas, maka kelebihan impornya ditutupi dengan membayar emas
sebanyak 20 keping.
Contoh:
Negara A mengalirkan uang emas ke luar negeri. Terjadi defisit neraca pembayaran.
Emas menjadi monopoli pemerintah. Pembayaran luar negeri tidak dilakukan secara
langsung oleh importir tetapi melalui Bank Sentral masing-masing negara.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Contoh:
Indonesia menimpor sejumlah X unit barang tertentu dari Amerika dengan harga 1 ons
emas murni. Di dalam negeri, 1 ons emas murni (logam mulia) setara nilainya dengan
Rp.1 juta. Importir Indonesia membayar ke Bank Sentral (dhi. Adalah Bank Indonesia
/ BI). Selanjutnya BI membayar ke Bank Sentralnya Amerika dengan 1 ons emas murni
tersebut.. Jadi transaksi pembayaran internasional dilakukan antar bank.
Pada saat sistem devisa emas digunakan, sudah ada beberapa negara yang
menggunakan mata uang negara tertentu sebagai alat pembayar dalam perdagangan
internasional, seperti: Poundsterling dan Dolar. Perubahan bertahap ini karena
dirasakan emas sudah mulai mengalami kesulitan dalam jumlahnya guna mencukup
frekuensi pertukaran yang semakin meningkat. Pada tahap awal yang digunakan
sebagai alat pembayar internasional (setelah emas) adalah mata uang inggris yaitu
Pound sterling.
Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin meningkatnya posisi Amerika dalam
perekonomian dunia bahkan melampaui Inggris, maka posisi dolar terus menguat dan
pound sterling semakin lemah. Akhirnya dolar semakin meluas diterima sebagai mata
uang internasional yang pertama sedangkan pound sterling berada dibawah dolar
dalam penggunaannya sebagai alat tukar..
Muncul atau meningkatnya dolar sebagai pengganti emas sebagai alat tukar karena:
1. Ekonomi dunia semakin meningkat sehingga ketersediaan emas sebagai alat tukar
sudah tidak dapat diandalkan lagi.
2. Posisi ekonomi Amerika semakin mantap dalam ekonomi dunia sehingga dapat
meyakinkan negara lain untuk menggunakan dolar sebagai alat tukar yang cukup
stabil.
Dalam perjalanan waktu, posisi dolar sebagai alat pembayar internasional semakin
lemah sedangkan mengandalkan emas sudah tidak memungkinkan lagi karena
dipandang sudah tidak mencukupi. Lalu timbul semacam uang giral internasional yang
dikeluarkan oleh IMF (International Monetary Fund) yang disebut SDR (Special
Drawing Right) atau Paper Gold. Kemudian dolar menguat kembali dan peredaran SDR
mulai ditarik secara teratur oleh IMF.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Dalam perjalanan waktu kelompok Negara Eropa yang kuat dan stabil ekonominya
agak meragukan nilai dolar yang menurut mereka kurang stabil. Mereka berkumpul
dan akhirnya timbul mata uang baru yang bernama Euro atau Euro Currency di mana
dalam berbisnis secara internasional antar Negara eropa diwajibkan menggunakan
Euro sedangkan berbisnis dengan Negara lainnya boleh menggunakan dolar.
Untuk menjaga agar nilai pertukaran tetap bukanlah merupakan hal yang mudah dan
bahkan dapat dikatakan sangat sulit karena pemerintah harus mampu menjaga
keseimbangan antara supply dan demand terhadap mata uang asing
internasional. Apabila masyarakat banyak membutuhkan mata uang asing maka
sebanyak itu pula pemerintah melalui Bank Sentral mensupplynya ke pasar,
sebaliknya bila dolar tidak dibutuhkan maka pemerintah segera menariknya dari
peredaran Bila pemerintah dapat melaksanakan hal ini, akan sangat berpengaruh
terhadap stabilitas ekonomi, karena:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
dan akan berada di luar batas floating yang ditetapkan. Dalam kondisi ini campur
tangan pemerintah hanya berfungsi untuk mengurangi gejolak tetapi tidak dapat
mengatasi gejolak. Menurut Nopirin (2018) kurs ini dipengaruhi oleh factor pendapatan,
harga dan tingkat bunga yang akhirnya mempengaruhi kekuatan permintaan dan
penawaran.
3) Multiple Rates
Dalam hal ini pemerintah menentukan kurs yang berbeda. Pertama kurs yang berlaku
secara umum, kedua: kurs yang ditetapkan secara khusus untuk tujuan khusus atau
tertentu :
seperti: untuk merangsang ekspor pada jenis produk tertentu, pemerintah menurunkan
nilai rupiah terhadap dolar.
Sesuai dengan namanya shadow, kurs ini sesungguhnya tidak dioperasionalkan melainkan
hanya sebagai kurs bayangan guna kepentingan di bidang ekonomi.
Pada perekonomian yang sederhana (dua sektor), bila kondisi keseimbangan atau
equilibrium terjadi, di dalam grafik diberi nebgan notasi E, pada saat itu Pendapatan
masyarakat sama dengan pengeluaran maka secara matematis dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut:
Y=C
Pada perekonomian sederhana atau perekonomian dua sector yang melakukan kegiatan
menabung, pendapatan masyarakat digunakan sebagian untuk konsumsi dalam grafik
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
biasanya diberi notasi C dan sebagiannya lagi digunakan untuk menabung diberi notasi
S, sehingga ditinjau dari sisi pendapatan, maka dapat dituliskan dengan persamaannya
sebagai berikut:
Y=C+S
Ditinjau dari sisi pengeluaran keseluruhan, pengeluaran terdiri dari pengeluaran rumah
tangga konsumen yang disebut dengan consumption (C) dan pengeluaran perusahan
dalam bentuk Investment (I), sehingga dari sisi pengeluaran keseluruhan (pengeluaran
agregat) dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut;
Y=C+I
Selanjutnya pada perekonomian tertutup atau perekonomian tiga sektor ada campur
tangan pemerintah atau intervensi pemerintah dalam perekonomian. Campur tangan
pemerintah tersebut misalnya berupa pembangunan jalan raya, jembatan, atau berupa
barang barang public lainnya yang tidak dijangkau pembangunan dan pengembangannya
oleh pihak swasta, dan banyak lagi. Pengeluaran pemerintah tersebut dikenal dengan
istilah Government expenditures dan dalam analisis ekonomi yang menggunakan
persamaan matematis dan grafik biasa diberi notasi G
Oleh karena itu pengeluaran keseluruhan pada perekonomian tiga sektor terdiri dari
pengeluaran rumah tangga yang disebut consumption (C), pengeluaran perusahan dalam
bentuk Investment (I) dan pengeluaran pemerintah (Government expenditures yang
diberi notasi G) sehingga persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Y = C + I + G.
Y = C + I + G + (X – M)
Ilmu ekonomi internasional mengkaji hubungan antara ilmu ekonomi mikro dengan
ilmu ekonomi makro dengan cara mempelajari aspek-aspek khusus yang belum
dipelajari secara mendalam pada ekonomi dan studi pembangunan.
Mempelajari perdagangan luar negeri bukan hanya berkaitan tentang X dan M saja
melainkan beberapa hal yang berhubungan dengan X dan M antara lain:
a) jenis dan system pembayaran,
b) organisasi perdagangan internasional,
c) blok perdagangan,
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
d) kebijaksanaan perdagangan,
e) liberalisasi perdagangan,
f) multinational corporation,
g) neraca pembayaran dan lain sebagainya
Menurut Griffin (2015: 5), pihak-pihak yang terlibat transaksi dalam bisnis
internasional meliputi:
o individu,
o pihak swasta,
o perusahaan individual,
o kelompok perusahaan,
o badan/instansi pemerintah.
Contoh:
Di negara berkembang katakan saja Indonesia kebutuhan konsumsi masyarakat
terhadap beras biasanya tidak mencukupi walaupun terkenal sebagai Negara
agraris, namun Vietnam produksi berasnya berlimpah sehingga Indonesia perlu
mengimpor (mendatangkan) beras
dari Vietnam. Indonesia impor beras dari Vietnam atau dapat juga dikatakan
Vietnam ekspor beras ke Indonesia.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Barang atau komoditas yang menjadi objek perdagangan di dalam pasar
internasional, sebagai berikut:
(1) Barang atau komoditas hasil bumi yang melimpah di suatu negara yang tidak
habis dikonsumsi di dalam negeri sehingga dipasarkan ke luar negeri.
(2) Hasil produksi yang cukup besar karena kapasitas pabrik yang tinggi sehingga
hasil produksi tidak hanya diserap oleh konsumen dalam negeri tetapi juga
dipasarkan keluar negeri.
(3) Jasa yang dapat diperjualbelikan atau dipertukarkan secara internasional.
Dapat pula terjadi bahwa suatu Negara juga penghasil barang tertentu akan tetapi
tidak mencukupi sehingga terpaksa menutupi kekurangannya dengan cara
mengimpor seperti Indonesia dalam hal produksi beras.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
melakukan pengiriman atau perpindahan komoditas atau barang dari suatu
Negara ke Negara lain.
2. Ketergantungan (Interdependency)
Kebutuhan suatu negara terhadap barang konsumsi atau bahan baku untuk
industry yang secara absolut tidak tersedia dan/atau secara relative tidak
ekonomis bila dihasilkan sendiri, maka kebutuhan yang dimaksud harus diimpor
dari Negara lain. Sebagai contoh Negara Timur Tengah yang beriklim tropis
tidak dapat bercocok tanam holticultura seperti sayuran dan buah-buahan maka
mereka harus mengimpornya dari Negara lain banyak memproduksi komoditi
yang mereka butuhkan tersebut. Namun terkadang suatu Negara mampu
menyediakan bahan baku tetapi jumlahnya tidak mencukupi atau kualitasnya
tidak mendukung sehingga terpaksa impor.
Contoh:
Indonesia menghasilkan kedelai tetapi tidak dapat dioleh menjadi tahu atau
tempe yang berkualitas atau enak sehingga terpaksa diimpor. Kemudian
banyak Negara yang tidak mempunyai sumber minyak mentah sebagai bahan
baku sehingga terpaksa membeli dari Negara lain.
3. Liberalisasi Ekonomi
Liberalisasi ekonomi yaitu kebebasan setiap Negara dalam melakukan
hubungan transaksi dengan Negara manapun baik dalam bentuk kerjasama
atau perdagangan. Liberaliasasi atau kebebasan ini menjadi peluang bagi
setiap Negara beinteraksi melalui perdagangan antar Negara.
4. Keunggulan Komparatif.
Keunggulan komparatif merupakan semua factor yang makin berkembang di
masa paska global. Dewasa ini setiap Negara dalam memproduksi suatu jenis
komoditas atau barang perlu melakukan pertimbangan apakah harus
memproduksi sendiri atau cukup membeli dari Negara lain saja dengan segala
konsekwensi yang mungkin dapat terjadi, termasuk dalam masalah
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
pemanfaatan tenaga kerja, devisa dan bahan baku yang tersedia. Jika suatu
Negara masih tertinggal tingkat teknologinya maka lebih baik memenuhi
kebutuhan dalam negerinya akan barang-barang atau komoditas yang tidak
dapat diproduksinya sendiri dengan cara melakukan imopr dari luar negeri.
5. Kebutuhan devisa
Kebutuhan devisa adalah salah satu factor penting dalam system moneter
setiap Negara karena akan menentukan ketahanan
finansial suatu Negara. Oleh sebab itu hamper semua Negara berupaya
meningkatkan cadangan devisa dengan cara mendorong dan meningkatkan
ekspor sebagai salah satu sumber devisa yang potensil.
Selain itu informasi juga harus dapat menjelaskan tentang beberapa hal
berikut:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
a. Besar potensi pasar, yaitu berhubungan dengan kawasan atau Negara
tujuan ekspor dalam menyerap besarankomoditas yang dihasilkan oleh
Negara pengekspor
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
kuota atau alokasi impor serta berbagai ketentuan yang terkait dengan lalu
lintas devisa yang secara tidak alangsung akan berpengauh
juga kepada barang atau komoditas yang diekspor maupun di impor.
2. Tahap komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan produk yang akan diperlual-belikan atau dipertukarkan.
Informasi ini mencakup banyak hal seperti: kualitas, brand, maupun design dari
produk, cara pengiriman, waktu pengiriman, cara pembayaran, waktu
pembayaran.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
menggunakan instrument komunikasi seperti; faximile, telepon, telex, internet,
media social, email, atau komunikasi langsung yang dapat dilakukan
dengansalah satu pihak melakukan kunjungan kepada pihak lain atau
pertemuan dalam suatu seminar atau di suatu fair tertentu. Dalam realisasinya
focus komunikasi berkaitan dengan informasi dalam hal produk, jumlah atau
voleme produk, harga, biaya pengiriman, merk, kemasan, system atau cara
pembayaran, system atau cara pengiriman barang.
3. Tahap evaluasi.
4. Tahap kalkulasi.
Kalkulasi muncul berdasarkan hasil evaluasi sehingga dapat diamati atau dilihat
potensi perusahaan dalam memenuhi permintaan calon
pelanggan atau mitra usaha. Dalam memenuhi permintaan tersebut harus
dilakukan kalkulasi biaya secara akurat untuk menentukan keuntungan yang
diharapkan. Hal ini dilakukan oleh kedua belah pihak baik sebagai eksportir
maupun importir.
5. Tahap negosiasi.
Negosiasi merupakan kekuatan tawan-menawar yang dilakukan oleh kedua
belah pihak dalam mencapai kesepakatan harga produk yang menjadi objek
perdagangan internasional. Apabila tercapai kesepakatan biasanya dilanjutkan
perjanjian bisnis. Sebagai seorang negosiator harus mampu bernegosiasi
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
dengan baik dan menarik. Oleh karena itu harus memiliki sikap yang baik.
Sikap yang baik dalam bernegosiasi antara lain sebagai berikut:
o Sabar
o Berpikiran jernih
o Bertutur kata sopan
o Siap kompromi atau bekerjasama
o Siap menuangkan hasil kesepakatan dalam kosep bersama untuk
disepakati bersama secara tertulis dan berkekuatan hukum.
6. Tahap transaksi.
Transaksi dalam perdagangan internasional yang diaplikasikan dalam bentuk
ekspor dan impor antara palaku usaha dan tidak dapat hanya diselesaikan oleh
pelaku usaha yang dimaksud. Dalam penyelesaian transaksi ekspor impor akan
melibatkan banyak pihak.
Pihak yang berperan langsung maupun pihak yang berperan sebagai pihak
pendukung seperti;
o perbankan,
o lembaga asuransi, termasuk instansi yang berwenang dalam melakukan
pungutan bea, cukai, atau berbagai bentuk pajak.
7. Tahap realisasi.
Realisasi merupakan implementasi dari perjanjian yang telah disepakati antara
eksportir dan importer. Implementasi dari perjanjian antara lain seperti:
o Perjanjian jual beli dan atau kontrak jual beli, sebagai perjanjian dalam
bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
kewajiban di bidang hokum public untuk meningkatkan akses pasar serta
dalam rangka melindungi dan mengamankan kepentingan Negara.
o Berbagai dokumen untuk kedua belah pihak, seperti: invoice, polis asuransi,
dokumen asal barang yang antara lain: Surat Keterangan Asal (SKA)
seperti SKA Form E sebagai dokumen atau surat keterangan asal barang
dalam rangka memperoleh fasilitas pembebasan atau sebagian bea masuk
dalam skema tariff ASEAN – China FTA (Free Trade Area)
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Daftar Pustaka
Utama:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
Jenis Dan Bentuk Perdagangan Serta Sistem Pembayaran
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
BAB 2
Menurut Nopirun (2018 : 239), dua variable didalam ekonomi terbuka adalah
ekspor (X) dan impor (M) barang dan jasa. Ekspor merupakan injeksi kedalam aliran
pendapatan sedangkan impor merupakan kebocoran dari pendapatan karena
menimbulkan aliran modal ke luar negeri.
Pada dasarnya setiap Negara mendorong pelaku usaha untuk menentukan syarat-
syarat dalam mencapai suatu kesepakatan untuk terjadi perdagangan internasional
termasuk system pembayaran, namun dalam beberapa hal dan kondisi tertentu
pemerintah setiap Negara membuat ketentuan dan atau peraturan secara ketat.
Seperti pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan ketentuan bahwa ekspor ke
Negara-negara sosialis harus menggunakan banker’s letter of credit (L/C yang dibuka
oleh bank atas permintaan nasabah) yang bersifat irrecovable (L/C yang tidak bisa
dibatalkan selama jangka waktu yang telah ditetapkan).
Ketentuan ini dibuat agar pelaku usaha aman dan terlindungi dari kondisi yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu pelaku usaha harus mendapat jaminan pembayaran dari
bank penerbit L/C. Peringatan atau ketentuan pemerintah perlu diwaspadai karena bila
dilanggar dapat berdampak pada kerugian finansial. System pembayaran dengan
menggunakan banker’s letter of credit yang irrecovable dapat disebut sebagai jenis
transaksi yang aman karena ada jaminan yang diberikan oleh pihak perbankan
sepanjang dokumen yang dipersyaratkan dipenuhi/
Pelaku usaha didorong untuk melaksanakan transaksi secara aman dan praktis.
Hubungan transaksi yang dilakukan oleh pihak pelaku usaha yang berada di wilayah
Negara berbeda, praktis akan membawa konsekwensi yang cukup besar. Oleh sebab
itu keamanan pelaku usaha sangat ditentukan oleh regulasi yang ditetapkan
pemerintah. Namun dalam prakteknya terdapat terdapat beberapa jenis perdagangan
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
internasional yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku seperti
penyelundupan. .
1. Ekspor.
Ekspor adalah perdagangan dengan cara menjual barang dari dalam wilayah
pabean ke luar wilayah pabean suatu Negara dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Di Indonesia, beberapa persyaratan dalam transaksi ekspor antara lain
wajib menggunakan Surat Pemberitahuan Ekspor Barang atau PEB. Beberapa
istilah atau pengertian yang terkait dengan ekspor adalah sebagai berikut:
b. Export Diversification.
Export Diversifikation adalah penganekaragaman barang sebagai produk
ekspor dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa dalam negeri dan
meminimalkan resiko produksi. Export diversification merupakan kebijakan
pemerintah suatu Negara dalam upaya meningkatkan potensi dalam negeri
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk memberikan
peran yang lebih positif dalam mendorong produksi sehingga tidak hanya untuk
dalam negeri tetapi juga untuk luar negeri.
c. Export Quota.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
Export Quota atau Quota Expor adalah pembatasan yang ditetapkan oleh
pemerintah suatu Negara terhadap produk ekspor baik nilai maupun volume
dalam rangka menjaga keseimbangan ketersediaan barang tersebut untuk
kepentingan dalam negeri. Kuota ekspor juga dapat ditetapkan berdasarkan
kesepakatan oleh beberapa Negara guna menjaga harga produk tersebut tetap
baik dan terkendali di pasar dunia, eperti yang terdapat pada perdagangan:
kopi, produk tekstil tertentu, timah, minyak mentah, dan kalu gelondungan atau
logging.
d. Export Factoring.
Export Factoring adalah salah satu bentuk jasa yang diberikan oleh perusahaan
anjak piutang kepada eksportir untuk melakukan penagihan piutang kepada
importir di luar negeri. Penagihan oleh perusahaan anjak piutang umumnya
dilakukan kepada debitur impor yang mengalami gagal bayar atau wanprestasi.
Jasa penagihan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang termasuk salah
satu bentuk pembiayaan yang harus dibayar oleh eksportir.
2. Impor.
Impor adalah perdagangan dengan cara membeli barang atau komoditas dari
luar negeri dan memasukkannya ke dalam wilayah pabean suatu Negara
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Di Indonesia , beberapa
persyaratan dalam transaksi impor antara lain wajib menggunakan Surat
Pemberitahuan Impor Barang atau PIB yang formulirnya diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Formulir PIB dapat juga dibuat sendiri oleh
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
importir sesuai dengan bentuk atau format yang telah ditetapkan. Umumnya
semua Negara pada dasarnya ingin membatasi jumlah barang impor karena
dapat merusak pasar dalam negeri, sedangkan ekspor umumnya dipacu guna
mengupayakan neraca perdagangan mengalami surplus yang tinggi. Namun
dalam hal-hal tertentu terkadang menjadi dilemma. Di banyak Negara
berkembang atau sedang berkembang, biaya produksi belum efisien akibatnya
harga jual produk di dalam negeri menjadi relative tinggi. Di sisi lain harga impor
untuk produk sejenis dan dipasarkan di dalam negeri lebih rendah dari harga
produk buatan dalam negeri di Negara sendiri. Bila impor dibiarkan akan
meningkatkan purchasing power masyarakat karena membeli dengan harga
lebih murah, sebagaimana terjadi pada produk Cina yang membanjiri pasar
Indonesia mulai dari pasar tradisional sampai ke pasar modern seperti Mal.
Namun di sisi lain neraca perdagangan Indonesia terhadap Cina mengalami
deficit yang sangat tinggi. Dalam jangka panjang bukan tidak mungkn Indonesia
akan menjadi pembeli sejati kalau tetap tidak mampu berproduksi secara
efisien.
Beberapa istilah atau pengertian yang terkait dengan impor adalah sebagai
berikut:
b. Import Substitutes.
Import substitutes barang yang diproduksi di dalam negeri tetapi untuk
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
memenuhi kebutuhan di dalam negeri juga diimpor. Indonesia termasuk
Negara yang banyak menerapkan impor substitusi, seperti untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yaitu beras. Berbeda dengan industry substitusi impor
(industry pengganti barang impor).
d. Impor Sementara.
Impor sementara adalah memasukkan komoditas tertentu ke wilayah pabean
suatu Negara untuk sementara, selanjutnya diekspor kembali.
Impor seperti ini harus memenuhi persyaratan antara lain:
- barang tidak habis dalam masa pengimporan sementara.
- dalam masa pengimporan sementara tidak berubah bentuk.
- identitas barang jelas.
- ada bukti barang tersebut akan segera di ekspor kembali.
e. Import Quota.
Import Quota atau kuota impor adalah pembatasan yang ditetapkan oleh
suatu Negara terhadap barang yang masuk baik nilai maupun volume yang
bertujuan untuk melindungi produk sejenis dari sertuan barang impor dengan
harga yang mungkin lebih murah.
f. Import Factoring.
Import Factoring adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
yang berada di Negara importir atas permintaan eksportir untuk melakukan
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
penagihan kepada pihak importir. Penagihan tersebut disebabkan importir
tidak melakukan pembayaran kepada eksportir. Hal ini terjadi biasanya
didasarkan
atas kerjasama perusahaan anjak piutang di Negara eksportir dengan
perusahaan anjak piutang di Negara importir.
1. Barter.
Barter adalah bentuk transaksi jual beli dengan cara setiap pihak saling
menyerahkan barang yang berbeda dengan ekuvalen nilai yang disepakati
untuk masing masing barang tanpa menggunakan uang sebagai alat pengukur
nilai barang dipertukarkan.
Barter muncul pertama kali ketika manusia melakukan penukaran antara
barang dengan barang untuk memenuhi kebutuhannya, dan saat itu belum
dikenal alat pembayar.
Jenis barter dalam perkembangannya sebagai berikut:
a. Direct Barter.
Direct Barter adalah transaksi jual beli secara barter yang diaplikasikan
dengan cara penukaran secara langsung barang atau komoditas dari
masing-masing pihak yaitu penjual dan pembeli dengan menggunakan alat
tukar nilai sesuai mata uang asing tertentu, biasanya mata uang asing yang
menjadi stantar internasional seperti US dolar. System ini dikembangkan
oleh Negara-negara kapitalis barat dan Negara-negara sosialis.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
c Offset
offset adalah salah satu bentuk transaksi imbal beli di mana eksportir
menyetujui menggunakan barang atau jasa dari Negara pembeli atas produk
yang akan dijual. Offset dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.
Kondisi tersebut tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dalam offset langsung, Negara pengekspor menggunakan bahan baku atau
jasa yang dihasilkan oleh Negara pembeli, sedangkan offset tidak langsung
Negara pengekspor akan memperoleh bahan yang di offset dari Negara lain
atas pesanan pengimpor. Transaksi offset pernah popular ketika pemerintah
Indonesia memesan pesawat terbang dari Amerika Serikat. Dalam hal ini
sebagian komponen pesawat dipasok dari dan dikerjakan oleh PT. Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
d. Imbal Beli.
Imbal beli adalah suatu system perdagangan timbal balik antar dua Negara.
Dalam hal ini Negara penjual diwajibkan untuk membeli produk dalam jumlah
tertentu dari Negara pembeli. Tujuan utama dari system imbal beli ini adalah
untuk berusaha menyeimbangkan neraca perdagangan antar kedua Negara.
Imbal beli dapat dibedakan menjadi: counter purchase, offset,
buy back dan compensation. Bentuk lain yang juga dapat dikelompokkan
sebagai imbal beli adalah buyer’s counter barter atau counter purchase, yaitu
transaksi imbal beli yang disepakati antara pemberi kerja dan kontraktor
asing berdasarkan perjanjian atau kontrak kerja suatu proyek yang
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
mengharuskan pihak kontraktor asing yang memenangkan tentder suatu
proyek untuk membeli produk ekspor pemilik proyek sebagai kompensasi
atas transaksi tersebut.
f. Compensation Trade.
Compensation Trade adalah transaksi imbal beli yang dilakukan dengan cara
menukar barang atau komoditas meliputi barang-barang dan jasa-jasa yang
tidak seragam.
2. Konsinyasi.
Konsinyasi merupakan system penjuaan barang dengan cara penitipan yang
menetapkan barang yang dikirim pemilik atau eksportir kepada penerima atau
importir yang belum merupakan
transaksi jual-beli. Namun, pengiriman barang atau komoditas yang belum jelas
transaksi jual beli ini telah dianggap sebagai ekspor bagi Negara pengirim dan
impor bagi Negara penerima. Penerima penitipan barang, baru dianggap sebagai
pembeli jika barang telah terjual oleh pihak importir.
Resiko bagi eksportir dalam transaksi secara konsinyasi ini antara lain:
a. Jika penjualan barang atau komoditas terlalu lama maka modal atau dana
eksportir tertanam tanpa memperoleh keungungan.
b. Tidak atau belum ada kepastian bagi pihak eksportir untuk menerima
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
pembayaran.
c. Eksportir dapat menjadi korban apabila importir beritikat tidak baik.
d. Sulit membuktikan kapan barang telah terjual bila importir tidak mengirim bukti
hasil penjualan.
System konsinyasi dapat merupakan sarana informasi dan promosi bagi produk
baru bagi pemasaran internasional.
3. Package Deal.
Package Deal merupakan perjanjian jual-beli barang atau komoditas tertentu
antar dua Negara yang jumlah ekspor-impornya relatif seimbang atas deal atau
persetujuan kedua belah pihak. System package deal pernah dilakukan oleh
pemerintah RI di masa orde lama dengan beberapa Negara sosialis. Dalam
perkembangan
selanjutnya, package deals lebih banyak digunakan sebagai alat politis karena
traksaksi tidak sepenuhnya berdasarkan hokum permintaan dan penawaran.
4. Smuggling (Penyelundupan).
Smuggling merupakan bentuk perdagangan tidak legal dengan cara
memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya tanpa
mengikuti prosedur hokum dan ketentuan lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Barang yang diselundupkan dapat berupa barang yang boleh diperdagangkan
dan terkadang barang yang dilarang untuk diperdagangkan seperti narkoba,
sabu, dan sejenisnya. Setiap Negara melakukan pengawasan ketat terhadap lalu
lintas barang antar Negara terutama untuk memberantas praktek penyelundupan
yang dapat mengganggu perekonomian suatu Negara.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
C. Sistem Pembayaran.
System pembayaran adalah system yang mencakup seperangkat aturan, lembaga
dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi (Wikipedia
Bahasa Indonesia). Sistem pembayaran ini dituangkan melalui kesepakatan
dalam perjanjian yang biasanya dituangkan dalam kontrak
Tingkat kepercayaan para pihak terhadap kesepakatan yang dibuat sangat
dipengaruhi oleh goodwill atau nama baik pihak-pihak yang nota kesepakatan atau
jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga.
System pembayaran dalam perdagangan internasional dalam bentuk ekspor
maupun impor dikelompokkan dalam dua sub-sistem pembayaran tanpa
menggunakan L/C dan system pembayaran dengan menggunakan L/C.
Pertimbangan dalam menetapkan system pembayaran terkadang dipengaruhi
oleh sejauh mana hubungan antar personil (eksportir-importir). Jika hubungan
tersebut lebih terkait dengan hubungan kerja seperti kantor pusat dan kantor
cabang di dua Negara berbeda maka pransaksi penyelesaian pembayaran
umumnya tidak menggunakan L/C. sebaliknya bila hubungan antar eksportir-
importir sebagai bisnis murni biasanya dipilih pembayaran dengan menggunakan
L/C. cara pembayaran dengan menggunakan L/C lebih memberikan jaminan
karena adanya perlindungan yang diberikan oleh lembaga keuangan yaitu Bank.
a. Pembayaran Tunai.
pembayaran tunai cash payment adalah suatu kondisi transaksi yang
mensyaratkan bahwa pembayaran oleh importir dilakukan begitu barang atau
komoditas dikirim atau dikapalkan oleh eksportir. Pertimbangan syarat
menggunakan pembayaran tunai biasanya didasarkan pada:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
1. Adanya kepercayaan importir kepada eksportir.
2. Kepercayaan bahwa barang yang akan diekspor tidak
termasuk barang terlarang.
3. Importir mempunyai persediaan dana yang cukup.
4. Hububungan antara eksportir dengan importir cukup baik.
Adapun resiko yang mungkin dapat terjadi dalan syarat pembayaran tunai atau
dimuka antara lain:
b. Pembayaran Kemudian.
Pembayaran komudian adalah suatu kondisi transaksi yang mensyaratkan
eksportir mengirim barang atau komoditas yang dipesar importir, dan
pembayaran akan dilakukan oleh importir beberapa hari kemudian. Kondisi ini
dapat disebut sebagai transaksi berjangka atau bentuk kredit. Pertimbangan
menggunakan syarat pembayaran kemudian, didasarkan pada:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
2) bila terjadi perselisihan cenderung akan menimbulkan biaya tinggi dalam hal
penyelesaiannya.
3) eksportir mengalami kesulitan bila sampai penyelesaian ke pengadilan
karena hanya mempunyai bukti yang minim.
c. Wesel Inkaso.
Wesel inkaso merupakan suatu system pembayaran dengan menggunakan
wesel atau draft sebagai bukti kewajiban importir kepada eksportir. Wesel dapat
dibuka begitu kesepakatan transaksi tercapai. Wesel yang menjadi instrument
penagihan (inkaso) sebagai berikut:
1) Document Againts Payment, yaitu suatu kondisi di mana bank akan
menyerahkan dokumen pengapalan kepada pembeli
15
setelah pembeli melakukan pembayaran atas sejumlah dana yang
ditagihkan.
2) Dokument Agains Accepted, yaitu suatu kondisi di mana bank akan
menyerahkan dokumen pengapalan kepada pembeli setelah pembeli
melakukan akseptasi (janji bayar dalam jangka waktu tertentu) untuk jumlah
yang ditagihkan.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
3. Merchant L/C.
Merchant L/C yaitu yaitu suatu keadaan di mana seorang importir dapat
memasukkan atau menerima barang terlebih dahulu dengan melakukan
pembayaran sebagian sedangkan sisanya dibayar kemudian.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
Daftar Pustaka
Utama:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Perdagangan Internasional
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
BAB 3
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan atau bisnis internasional menurut Griffin (2015 : 5) terdiri dari tranaksi
bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari lebih dari satu negara. Teori perdagangan
internasional yang sangat terkenal berasal dari Adam Smith dan David Ricardo sebagai
berikut:
Produksi Pengorbanan
----------------------
Korea : Indonesia
--------- : ------------
Dari contoh di atas, Indonesia secara absolut mempunyai advantage dalam produksi
benang dibandingkan dengan Korea. Sebaliknya Korea secara absolut mempunyai
advantage dalam produksi pena dibandingkan dengan Indonesia. Dengan demikian dapat
terjadi negosiasi untuk melakukan spesialisasi produksi dan perdagangan internasional.
Indonesia cukup berproduksi benang dan untuk pena dapat diimpor dari Korea. sebaliknya
Korea cukup produksi pena dan untuk benang dapat diimpor dari Indonesia.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Produksi Pengorbanan
--------------------------
Malaysia : Indonesia
------------- : ------------
Jawab “Tidak” akan terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional karena
Malaysia lebih murah dalam pengorbanan berproduksi benang sedangkan pena sama
saja. Kalau pun terjadi perdagangan internasional maka Malaysia hanya akan
mengekspor benang tetapi tidak mengimpor pena.
Jawab “Ya” bisa saja terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional bila
terjadi yang menhasilkan kesepakatan antar dua negara, bila yang terjadi adalah
kesepakatan seperti berikut:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Malaysia hanya memproduksi Benang sedangkan Pena beli dari Indonesia dengan harga
$.3.50 per buah (berarti Malaysia untung/dapat menghemat $.0.50 bila dibandingkan
produksi sendiri sedangkan Indonesia rugi $.0.50)
Indonesia hanya berproduksi Pena sedangkan Benang beli dari Malaysia dengan harga
$.3.00. Berarti secara keseluruhan, Indonesia masih menghemat $.0.50. Kalau terjadi
seperti ini maka dapat saja terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional.
Gambaran tentang Comparative Advantage beberapa jenis barang yang diproduksi oleh
masing-masing negara, dengan asumsi:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Berdasarkan tabel olahan di atas: Indonesia unggul (lebih efisien) dalam biaya untuk
produksi pena dan sepatu sedangkan Jepang unggul (lebih efisien) dalam biaya produksi
Radio dan Mesin Cuci.
Berdasarkan teori ini suatu negara cenderung untuk memperbanyak produksi dan ekspor
untuk jenis produk yang mempunyai keunggulan komparatif sedangkan produk yang tidak
mempunyai keunggulan komparatif cenderung untuk di impor.
Indonesia melakukan ekspor Pena dan Sepatu, dan mengImpor Radio dan Mesin Cuci
sedangkan Jepang adalah sebaliknya.
3. Teori Merkantilisme
Teori ini muncul pada abad ke 15. Menurut teori ini bahwa kesejahteraan dan
kesejahteraan suatu Negara tergantung pada jumlah harta kekayaan yang
dimiliki terutama dalam bentuk emas. Kaum merkantilis (disebut juga kaum
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
bullionis) bahwa kebijakan suatu Negara harus berfokus pada penumpukan
logam mulia yaitu emas. Jadi Negara harus memacu ekspor jauh lebih besar
dari ekspor sehingga banyak menerima alat pembayar berupa emas sebagai
akibat perdagangan internasional yang mengalami surplus dalam jumlah besar.
Negara yang dapat melaksanakan hal tersebut akan menjadi Negara yang kaya
raya dan makmur karena logam mulia dapat digunakan untuk semua kebutuhan
dan keinginan.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional yang
terkadang timbul antara lain:
1. Transportasi.
Hambatan ini berkaitan dengan pengangkutan barang dari satu Negara ke
Negara lain perpindahan barang hanya dapat dilakukan bila kedua
Negara mempunyai lintas transportasi yang baik. Jika kedua Negara berjarak
sangat jauh dan tidak terdapat transportasi regular akan menjadi hambaan
tersendiri.
Contoh;
Ghana sebagai sebuah Negara yang terletak di benua Afrika ingin mengimpor
minyak sawit dari Indonesia ternyata belum ada transportasi regular sehingga
terpaksa harus menggunakan alih transportasi dari satu wilayah ke wilayah lain
dapat berakibat
ongkos angkut menjadi sangat tinggi, walaupun sesungguhnya harga minyak
sawit tersebut tidak begitu tinggi bagi Ghana.
3. System pembayaran.
Hambatan terkait dengan system pembayaran adalah jika para pihak yang
mempunyai bank di tiap Negara tidak mempunyai hubungan koresponden.
Jika system pembayaran menggunakan Letter of Credit atau L/C maka harus
dilakukan via bank yang mempunyai koresponden dengan kedua bank yang
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
membuka L/C dan sebagai bank penjamin.
4. Kebijakan pemerintah.
Sebagai ketentuan yang dibuat oleh suatu Negara yang bertujuan untuk
memberi perlindungan dan terkadang juga sebagai pemotivasi kepada
pengusaha untuk meningkatkan frekuensi perdagangan internasional.
Kebijakan ini antara lain bertujuan untuk:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
b. Semakin membuka lapangan kerja
c. Memperbaiki dan atau meningkatkan neraca pembayaran .
d. Stabilitas dan peningkatan nilai tukar
e. Pertumbuhan ekonomi.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
- MENDORONG ISI
MENDORONG EKSPOR (Industri Substitusi Impor)
- MENEKAN IMPOR
PROTEKSI EDUKATIF
(selektif, transparan, decline)
DAYA SAING
PROMOSI EKSPOR
KENAIKAN INCOME
PERTUMBUHAN EKONOMI
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
dalam negeri meningkat tajam. Pada saat itu pemerintah (untuk sementara)
mengurangi dan bahkan menyetop ekspor minyak sawit demi menjaga
ketersediaan dalam negeri dan kepentingan masyarakat.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Kebijaksanaan perdagangan internasional dalam hubungannya dengan impor
lebih diarahkan kepada pertumbuhan industrialisasi terutama pada Industri
Substitusi Impor (ISI). Keberadaan ISI diharapkan dapat mengurangi
ketergangungan terhadap produk impor. Kedua jenis kebijakan ini perlu proteksi
edukatif yang bersifat transparan, selektif dan decline. Dalam jangka waktu
tertentu diharapkan dengan adanya proteksi diharapkan produk mempunyai daya
saing. Apabila hal ini tercapai, produk mulai dipromosikan untuk ekspor. Dengan
demikian volume dan nilai ekspor akan meningkat produk tersebut diharapkan
mempunyai nilai tambah. Bila hal ini berhasil akan meningkatkan pendapatan yang
secara keseluruhan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
yang sangat diperlukan dalam rangka menghambat barang impor. Tanpa
pengenaan tariff dikhawatirkan produk dalam negeri sulit bersaing dengan
produk impor dan akibatnya di dalam negeri dibanjiri oleh produk impor. Tariff
bukan satu-satunya sara untuk melindungi industry dalam negeri tetapi tariff
merupakan cara yang cepat, mudah dan efektif untuk menghambat atau
membatasi barang yang masuk.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Grafik 1.1 Efek Tariff:
P D S
P0 E0
P2 a b S1
P1 f e d c
0 Q1 Q3 Q0 Q4 Q2 Q (kuantitas)
Keterangan:
1) Pada tingkat harga sebesar Po, dan sebesar Qo, pada saat itu Qd = Qs
Keseimbangan ada pada titik Eo
Produksi = Konsumsi
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
2) Kemudian terjadi Free Trade, akibatnya barang impor banyak masuk dan harga
turun menjadi P1.
Produsen dalam negeri sulit bersaing.
Bila kondisi seperti ini dibiarkan maka produsen dalam negeri akan hancur dan
penganggur akan meningkat.
kebijaksanaan impor.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
tinggi sedangkan impor dibatasi maka konsumen akan beralih ke produk dalam
negeri sehingga produsen dalam negeri dapat tertolong atau lebih maju.
b. Kuota bilateral.
Merupakan kuota yang besar atau kecilnya ditentukan melalui kesepatatan
antara dua Negara atau lebih dalam perdagangan internasional.
c.Tarif kuota
Merupakan gabungan dari tariff dan kuota. Untuk sejumlah barang tertentu
diizinkan masuk dengan tariff dan kuota tertentu. Bila melebihi kuota akan
dikenakan terif yang lebih tinggi
d. Kuota campuran.
Biasanya hanya berlaku bagi bahan baku tententu yang sengaja dibatasi agar
dapat mendorong penggunaan bahan baku yang sama dalam negeri.
3. Subsidi.
Subsidi biasanya diberikan oleh pemerintah terhadap produk atau produsen
tertentu agar dapat menekan harga jual tanpa harus mengurangi keuntungan
dan produknya tetap mampu bersaing sedangkan konsumen dapat menikmati
produk dengan harga yang lebih rendah
4. Larangan impor.
Larangan impor termasuk bagian dari kebijakan perdagangan internasional.
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual lebih
banyak dan bahkan dengan harga yang relative agak tinggi karenya hanya
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
bersaing dengan sesama perusahaan dalam negeri. Namun kenyataannya
suatu Negara sulit untuk melaksanakan larangan impor karena Negara yang
produknya dilarang memasuki Negara tertentu juga akan melaksanakan
tindakan serupa sebagai balasan.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Daftar Pustaka
Utama:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Kurs Dan Valuta Asing
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
SESI 4 - BAB 4
KURS DAN VALUTA ASING
A. Pengertian.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Menurut Nopirin (2018: 138), pasar valuta asing tidak hanya berhubungan dengan
kurs / valuta asing saja, tetapi juga berhubungan dengan pihak-pihak yang
melakukan transaksi, Pihak-pihak yang melakukan transaksi tersebut antara lain:
eksportir, importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral.
Eksportir dan importir yang hendak menjual atau membeli valuta asing dapat
menghubungi bank mereka. Bank berusaha mencari atau mempertemukan
permintaan dan penawarab valuta asing dari para langganannya. Bila usaha ini
gagal, selanjutnya bank tersebut berusaha menghubungi bank lain atau pedagang
perantara. Pedagang perantara ini usahanya bersifat spesialisasi dalam mata uang
tertentu. Peran bank sentral sangat besar terutama dalam usahanya
mempengaruhi kurs dengan cara aktif jual beli valuta asing.
Semakin jelas bahwa pasar valuta asing berfungsi untuk mempermudah
pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu Negara ke Negara lain.
Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan system
clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta para pedagang di
pasar valuta asing.
Perubahan mata uang/kurs mata uang suatu negara sangat terhadap mata uang
Negara lain atau mata internasional sangat berpengaruh terhadap kemampuan
pertukaran. Perubahan kurs mata uang suatu Negara sangat berpengaruh terhadap
ekspor maupun impor. Mata uang suatu Negara yang semakin melemah dapat
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
merangsang ekspor dan mempersuit impor, sebaliknya mata uang suatu Negara
yang semakin menguat dapat mempermudah impor tetapi ekspor mengalami
kesulitan kecuali kinerja produksi dan ekspor memang dapat diandalkan dan
dengan dukungan pemerintah yang benar-benar mendukung untuk peningkatan
ekspor.
Sebagai ilustrasi, perhatikan tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Peran Kurs dalam Pertukaran
Barang Biaya Per Unit Biaya Jepang Dalam Rupiah
Indonesia Jepang Rp1,50= Rp2,00= Rp1.00=
(rupiah) (yen) 1 Yen 1 Yen 1 Yen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Brg A 3.000 30.000 45.000 60.000 30.000
B 1.000 6.000 9.000 12.000 6.000
C 2.000 1.500 2.250 3.000 1.500
D 3.000 1.800 2.700 3.600 1.800
E 10.000 3.000 4.500 6.000 3.000
F 60.000 6.000 9.000 12.000 6.000
G 3.000.000 180.000 270.000 360.000 180.000
Bila biaya Jepang dihitung dalam rupiah dengan asumsi kurs pertukaran Rp.1,50 =
1 Yen (kolom 4) maka Indonesia lebih efisien dalam berproduksi barang A B C
sedangkan Jepang lebih efisien dalam berproduksi barang D E F G.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
1. Tersedianya faktor produksi dalam jenis dan jumlah berbeda dengan negara
lain
2. Adanya efisiensi terhadap cabang produksi tertentu
economies of scale decreasing cost..
3. Perbedaan corak dan kemajuan teknologi
Hal ini relevan dengan pandangan Heckscher – Ohlin yang mengatakan bahwa
suatu negara cenderung untuk mengekspor barang yang lebih banyak
menggunakan faktor produksi relatif melimpah di negara tersebut.
Secara makro:
Secara makro dapat dilihat dari Sisi Supply dan Demand:
S = D
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
PD + M = CD + X
Keterangan:
S = Supply (total)
D = Demand (total)
SDN = Supply Dalam Negeri
SLN = Supply Luar Negeri
DDN = Demand Dalam Negeri
DLN = Demand Luar Negeri.
PD = Produk Domestik
M = Impor
CD = Comsumsi Domestik
X = Eskpor
Supply (total) berasal dari supply dalam negeri dan supply luar negeri.
Supply dalam negeri merupakan produk domestik.
Supply luar negeri merupakan produk impor
Demand (Total) berasal dari demand dalam negeri dan demand luar negeri
. Demand dalam negeri merupakan konsumsi domestic.
Demand luar negeri merupakan ekspor
Contoh:
Dengan masuknya produk impor dari Cina dengan harga cenderung lebih
murah dari produk dalam negeri, jelas meningkatkan daya beli masyarakat kecil
atau mereka yang berpendapatan rendah. Sebaliknya kalau impor terus
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
menerus yang lebih besar dari ekspor justru akan mengakibatkan neraca
perdagangan deficit yang lebih jauh akan berakibat kepada nilai tukar mata
uang Negara tersebut semakin melemah. Bagaimanapun juga akan sangat baik
bila masyarakat Negara tersebut mampu berproduksi dengan biaya murah
disertai kualitas dan desain yang menarik sehingga harga jual mampu bersaing
di pasar dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dalam negeri dapat
menikmati produk dengan harga terjangkau dan daya beli meningkat. Untk itu
diperlukan produktivitas dan efisiensi yang tinggi.
Secara mikro:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Bagaimana harganya dan faktor apa yang mempengaruhinya, seperti: nilai
uang dan perkembangannya, elastisitasnya, pesaing lain dalam menentukan
harga.
3. Manfaat perdagangan
Apa manfaat yang timbul sebagai akibat terjadi perdagangan tersebut, seperti
terhadap: konsumsi, pajak, produksi.
Valuta asing (foreign exchange) menurut Griffin (2015: 2070 adalah sebuah
komoditas yang terdiri dari mata uang yang dikeluarkan oleh Negara selain Negara
sendiri. Harga valuta asing ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.
Pasar valuta asing terdiri dari pembeli dan penjual mata uang yang dikeluarkan
oleh Negara-negara di dunia. Siapapun yang memiliki uang (sebagai mata uang
pertama) yang mengkonversikan mata uangnya ke mata uang lain sebagai mata
uang kedua akan berpartisipasi dalam pasar valuta asing.
Pasar valuta asing yang terbesar ada di London, diikuti New York, Singapura, dan
Tokyo. Sekitar 87 persen transaksi melibatkan dolar, oleh karena itu dolar
digunakan untuk memfasilitasi sebagaian besar
penukaran mata uang. Oleh karena itu dolar disebut juga sebagai mata uang
transaksi primer untuk vasar valuta asing.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Grafik 4.1 Permintaan Valuta Asing (Yen)
P(harga Yen)
P1 A
P2 B
Kurva Demand
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara tingkat harga Yen dengan kuantitas
Yen yang diminta atau disebut sebagai Kurva permintaan Yen.
Pada tingkat harga Yen tertentu sebesar P1 (dalam dolar AS) maka kuantitas
terhadap Yen yang diminta sebesar Qd1 maka titik penghubungnya berada pada
titik A.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Selanjutnya perhatikan pula grafik berikut:
P(harga Yen)
Kurva Supply
P1 B
P2 A
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara tingkat harga Yen dengan kuantitas
Yen Jepang yang ditawarkan atau disebut sebagai kurva Penawaran Yen.
Pada tingkat harga Yen tertentu sebesar P1 (dalam dolar AS) maka kuantitas Yen
yang diminta sebesar Qs1 dengan titik penghubung antara harga dan kuantitas
yang ditawarkan berada pada titik A. Selanjutnya bilamana terjadi kenaikan harga
Yen terhadap dolar menjadi sebesar P2, akibatnya banyak pihak yang
menawarkan Yen sehingga kuantitas Yen yang ditawarkan meningkat sebesar
Qs2. Titik penghubung antara harga Yen dengan jumlah yen yang ditawarkan
berada pada titik B.
Dari kedua kondisi tersebut di atas dapat digambarkan grafik kondisi pasar yang
menunjukkan permintaan dan penawaran akan mata uang Jepang (Yen) yang
digambarkan pada grafik berikut ini.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Grafik 4.3 Kondisi Pasar Valuta Asing (Yen)
P(harga Yen)
Supply
Pe E Equilibrium (keseimbangan)
Demand
Sebagaimana kita ketahui bahwa apabila harga turun maka jumlah Yen Yang
diminta cenderung meningkat, begitu pula sebaliknya, dengan asumsi ceteris
paribus (cp). Dengan demikian kurva permintaan bergerak dari kiri atas kearah
kanan bawah.
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas mengandung arti bahwa
bila harga Yen naik maka jumlah Yen yang ditawarkan akan bertambah, begitu
pula sebaliknya, dengan asumsi cp. Tarik menarik antara permintaan dan
penawaran akan menciptakan keseimbangan tersendiri atau disebut titik
ekuilibrium sebagaimana gambar di atas di mana pada tingkat harga Yen tertentu
(Pe) yang dihitung dalam dolar akan menciptakan kuantitas Yen yang diminta
sejumlah atau sama dengan jumlah Yen yang ditawarkan (Qd=Qs) sehingga
tercipta perpotongan antara kurva demand dan kurva supply pada titik
keseimbangan tertentu atau titik ekuilbrium (E).
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
D. Pengawasan Devisa (exchange control).
P(Rupiah)
Supply
687
600 Demand
0 G E F US$
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Di dalam pengawasan devisa, pemerintah dapat menetapkan kurs mata uang
yaitu:
1. Penetapan hanya satu jenis kurs saja, dan tidak tergantung pada tujuan
penggunaan devisa tersebut. Sistem penetapan kurs seperti ini disebut
sebagai single rate exchange system. Single Exchange rate system dalam hal
ini tidak mempunyai peranan dalam alokasi devisa untuk berbagai: transaksi,
peminta/demander, dan Negara.
2. Penetapan lebih dari satu kurs tergantung kepada penggunaannya.
Misal:
a. $1 = Rp.600,00 untuk barang impor yang esensil
b. $1 = Rp.800,00 untuk untuk barang impor yang non-esensil.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Apabila devisa telah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang dating dulu
dilayani lebih dulu sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis.
c. Waiting list: ini merupakan pelengkap cara b di atas. Setiap surat permohonan
pembelian devisa ditempatkan dalam daftar tunggu sampai devisa tersedia.
Bilamana kondisi pasar valuta asing adalah bebas atau pada kondisi
keseimbangan (Equilibrium), maka kurs yang akan terjadi adalah US$1=
Rp.678,00, jumlah yang ditawarkan sama dengan yang
diminta yaitu berada pada skala yang ditunjukkan oleh titik E (sebesar 0E).
Biasanya di dalam system pengawasan devisa mata uang Negara tersebut terlalu
tinggi nilainya terhadap harga pasar bebas (overvalued).
Pada kurs US$1 = Rp.600,00 jumlah yang diminta adalah pada skala yang
ditunjukkan oleh titik F (sebesar 0QF) dan jumlah yang tersedia (ditawarkan) oleh
titik G (sebesar 0QG). Pemerintah perlu mengalokasikan jumlah yang tersedia ini
dengan menggunakan kurs yang telah ditetapkan. kurs yang ditetapkan bisa single
exchange rate bisa juga multiple exchange rate.
Kurs multiple tergantung pada penggunaan valuta asing. Untuk penggunaan yang
sangat diperlukan ole program pemerintah biasanya kurs lebih rendah
dibandingkan dengan penggunaan yang kurang diperlukan leh pemerintah.
System ini pernah dijalankan oleh Indonesia di awal tahun 1960 yang terkenal
dengan sebutan system Bonus Ekspor (BE).
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
dengan cara mengawasi langsung semua transaksi internasional dengan
pengawasan devisa yang dilakukan dengan cara memperoleh serta
penggunaan devisa. Cara lain dalam pengawasan devisa adalah dengan
kuota impor dan izin impor sehingga dengan cara tersebut diharapkan dis-
equilibrium dalam NPI dapat ditekan.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Swedia bernama Gustav
Cassel. Dasar teorinya bahwa perbandingan suatu mata uang dengan meta uang
lain ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut terhadap barang dan jasa di masing-
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
masing Negara. Terdapat dua versi dalam teori ini yaitu intervensi absolut dan
relative.
Rp.1000. per kg
PP = -----------------------
$1 per kg
Selanjutnya apabila terjadi perubahan harga di kedua Negara maka kurs tersebut
harus mengalami perubahan pula. Misal: harga di Indonesia naik tiga kali lipat
sedangkan di Amerika naik dua kali lipat
maka perbandingan kurs menjadi:
Rp.1000. 3
PP = ------------- x --------
$1 2
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Namun demikian perhitungan di atas kurang mencerminkan kondisi yang terjadi di
Negara berkembang.
Dengan dasar teori PP, kurs di Negara berkembang akan terlalu rendah sebab
harga barang-barang yang tidak masuk dalam perdagangan internasional seperti
jasa tukang cukur, dokter terlalu rendah bila dibandingkan dengan harga jasa
tersebut di Negara maju. Pada hal biasanya Negara-negara berkembang
mengalami deficit neraca pembayaran di mana terdapat kelebihan permintaan
valuta asing sehingga kecenderungan kurs meningkat. Dengan tidak
memperhitungkan harga jasa-jasa, kurs di Negara berkembang akan rendah. Oleh
karena itu sering turis dari negari maju merasa bahwa harga-harga makanan,
pakaian atau barang-barang hampir sama dengan harga yang diperdagangkan di
negaranya tetapi harga jasa dirasakan sangat murah di Negara berkembang.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Daftar Pustaka
Utama:
Tambahan:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Manfaat dan Pengaruh Perdagangan Internasional
Multi National Coorporation (MNC)
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
BAB 5
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
f. Sangat terbuka peluang alih teknologi yang menguntungkan kedua pihak yang
terlibat dalam perdagangan internasional. Dan lain lain.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Barang P
300
250
200 PPFC=CPFC
150
CPFC >PPFC
100
50
(kondisi di Persia)
Keterangan:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Kondisi di Persia:
Pada Grafik 5.1 Bila hanya memproduksi barang P saja akan mampu menghasilkan
barang sebanyak 300 unit. Bila hanya memproduksi barang R saja akan mampu
menghasilkan barang sebanyak 200 unit. Namun barang yang dibutuhkan adalah P
dan R sedangkan perdagangan internasional diasumsikan belum ada. Akibatnya
harus memproduksi keduanya yaitu pada kombinasi P dan R masing-masing
sebesar 150 dan 100 unit. Jadi PPFC = CPFC (Production Possibility Frontier Curve
= Consumption Possibility Frontier Curve).
300
250
200 PPFC=CPFC
50
Posisi Produksi
0 50 75 125 150 200 250 300 R
(kondisi di Indonesia)
Keterangan:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Kondisi di Indonesia
Bagi Persia, produksi sebesar 300 unit barang P digunakan sebagai berikut; 150
unit barang P untuk konsumsi langsung sedangkan sisanya 150 unit ditukarkan
dengan barang R dari Indonesia sebanyak 125 unit. 25 unit lebih banyak bila
dibandingkan dengan produksi sendiri secara kombinasi. Dengan demikian CPFC
menjadi lebih besar dari PPFC.
Begitu pula dengan Indonesia yang hanya memproduksi barang R sebanyak 200
unit. 75 unit digunakan untuk konsumsi langsung sedangkan sisanya sebesar 125
unit ditukarkan dengan barang P sebesar 150 unit. 25 unit lebih banyak bila
dibandingkan dengan produksi sendiri secara kombinasi. . Dengan demikian
CPFC menjadi lebih besar dari PPFC.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
B. Pengaruh Perdagangan Internasional
Terdapat beberapa pengaruh perdagangan internasional,
antara lain:
1. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap konsumsi
2. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap Produksi
3. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap distribusi pendapatan.
PPFC = CPFC
P2
CPFC > PPFC
P1 E
P0
Posisi Produksi
0 R0 R
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
dengan cara ikut mengkonsumsi barang tersebut. Bila mereka yang meniru
tersebut memang mempunyai kemampuan di bidang ekonomi maka tidak
akan menjadi masalah, tetapi kalau mereka yang melakukan hal ini adalah
mereka yang kurang berkemampuan maka akan sangat merugikan diri
sendiri.
1. Hambatan berupa tariff atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang yang
akan memasuki wilayah tertentu. Negara importir terkadang memberikan tariff
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
atau bea masuk barang sangat tinggi dalam upaya melindungi barang mereka
dari serbuan barang impor. Akibatnya harga barang yang masuk akan sangat
tinggi untuk sampai ke konsumen akhir, sedangkan konsumen masih
mempunyai pilihan yaitu produk dalam negeri dengan harga yang lebih rendah.
4. Hambatan operasional
Berbagai hambatan operasional sering timbul antara lain:
a) Transportasi yang tidak hanya berhubungan dengan keselamatan barang
tetapi juga kecepatan pengiriman barang.
b) Peraturan dalam negeri pada Negara yang dituju oleh produk atau yang
berhubungan dengan investasi.
c) Perbedaan tingkat upah.
d) Perbedaan produktivitas dan kemampuan teknologi.
e) Perbedaan rasa kebangsaan, dan lain-lain.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Selain hambatan yang dapat terjadi, terdapat pula berbagai kekuatan yang
mendasari semakin berkembangnya perdagangan internasional yang antara
lain:
a) Semakin terbukanya kesempatan dalam perdagangan internasional
dengan adanya perdagangan bebas.
b) Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sangat
mendorong perdagangan internasional.
c) Era sosialisme semakin memudar sedangkan era kapitalisme semakin
bersinar di mana era kapitalisme mengagungkan capital yang dalam arti
luas tidak hanya modal uang melainkan juga sumber daya manusia, dan
manajemen untuk mendukung kemajuan perdagangan internasional.
Hancurnya tembok berlin di Jerman menjadi indikasi hancur atau semakin
memudarnya sosialisme.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Sifat MNC sangat bervariasi tergantung pada;
▪ cara pendirian cabang di luar negeri,
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dengan melakukan investasi
langsung dengan cara mendirikan perusahaan baru sebagai cabang.
▪ pola pemilikan
Pengaturan kepemilikan dari cabang di luar negeri bervariasi
antara MNC yang satu dengan MNC yang lain.
Dengan berbagai pertimbangan dapat saja terjadi bahwa perusahaan induk
menghendaki kepemilikan yang tidak 100% dari modalnya, dan bahkan
banyak terjadi sebagai perusahaan
patungan atau joint ventures.
▪ Tujuan beroperasi di luar negeri
Tujuan dan motif keberadaan MNC di luar negeri juga belum tentu sama. Ada
perusahaan yang bermaksud mendirikan MNC secara vertical. Perusahaan
induk mendirikan cabang di luar negeri di mana terdapat sumber minyak,
sumber emas atau sejenisnya yang digunakan sebagai input untuk diproses
lebih lanjut baik diproses langsung maupun diangkut ke luar negeri sebagai
perusahaan induk.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
3) Masalah lain dalam hal ini adalah perubahan kurs mata uang. Apabila mata
uang Negara asal atau induk mengalami apresiasi maka harga barang
ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspornya. Masalah
ini dapat teratasi bila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
4) Apabila tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimum
maka pertimbangan efisiensi biaya diberbagai Negara menjadi pertimbangan
utama. Banyak MNC yang tertarik mendirikan usaha di beberapa Negara yang
upah buruhnya relative lebih rendah dibandingkan di Negara lainnya terutama
di Negara tempat keberadaan perusahaan induk terutama bila aktivitas
usahaanya lebih bersifat labor intensive.
5) Factor biaya transportasi juga terkadang menjadi perhitungan tersendiri.
Dengan didirikannya cabang di Negara lain maka perusahaan dapat
menghilangkan biaya angkut berang ke tempat pelemparan pruduk di Negara
yang dituju.
6) Faktor pajak juga menjadi pertimbangan tersendiri karena pajak yang
dibebankan kepada MNC lebih rendah bila dibandingkan dengan pajak yang
dibebankan kepada perusahaan induk di negaranya.
D. Faktor-Faktor Non-Ekonomi yang Mempengaruhi Keputusan
MNC untuk Ekspansi
Disamping factor ekonomi, factor social dan politik juga terkadang menjadi
pertimbangan tertentu keberadaan MNC disuatu wilayah Negara. Kondisi
masyarakatnya yang ramah dan penuh dengan toleransi dapat menjadi daya tarik
tersendiri karena perusahaan merasa lebih leluasa dalam beroperasi. Demikian
juga dengan politik ekonomi terbuka yang dianut oleh banyak Negara di mana
sangat welcome dengan investasi asing juga menjadi daya tarik tersendiri.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
kompleks, menggunakan teknologi canggih dan biasannya diproduksi oleh
perusahaan besar. Dengan demikian transaksi antar perusahaan dalam MNC
dapat lebih efisien dibandingkan dengan kontrak antar pembeli dan penjual
yang bersifat independen. Keuntungan ini sering disebut sebagai institutional
comparative advantage dari MNC.
b. MNC dipandang sebagai perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli yang
diperoleh karena penggunaan teknologi melalui Riset dan Development (R & D)
sehingga lebih mudah menyerap informasi dan teknologi dari luar negeri
terutama tentang hal hal
yang berhubungan dengan proses produksi, produk, marketing dan
manajemen.
c. MNC terkadang disebut sebagai perusahaan informasi karena kemampuannya
mengorganisir dan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang
perkembangan pasar, biaya, teknologi melalui cabang-cabangnya di luar
negeri. Informasi ini secara terus-menerus disebarkan kesemua cabang untuk
dievaluasi dan diimplementasikan.
d. Sebagai perusahaan besar yang cenderung lebih banyak bersifat capital
intensive, MNC biasanya dapat memanfaatkan economies of scale dalam
melakukan aktivitas produksinya.
e. MNC biasanya dapat lebih memperoleh manfaat dari luasnya jaringan
keuangan internasional. sebagai perusahaan besar dengan banyak cabang
yang tersebat luas mengakibatkan lebih memungkinkan bagi MNC untuk
mendapatkan pinjaman sebagai sumber dana internasional.
f. Sebagai perusahaan besar dan berkekuatan, MNC terkadang mempunyai
peluang dan kekuatan untuk monopoli dan juga tidak jarang melakukan perang
harga atau subsidi untuk merebut pasar.
g. Karena perusahaan induk telah mendirikan cabangnya di beberapa Negara
melalui keberadaan MNC maka mereka dapat menghindari masalah tariff bea
masuk karena dia telah beraktivitas di Negara tersebut.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Keberadaan MNC setiap Negara di mana MNC tersebut berada dapat memberikan
efek positip maupun negative.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar Negara. Jumlah total investor
dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di
cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di Negara asal. MNC
juga mempunyai ekses sumber dana internasional yang lebih luas dan kemudian
dapat menanamkannya di Negara yang yang lebih memberikan peluang untu
berpendapatan tinggi bagi MNC tersebut disertai dengan resiko yang dapat
dikendalkan atau diminimalisir.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar Negara. Dalam
kaitannya dengan ini ada dua macam efisiensi yaitu efisiensi alokasi dan Efisiensi
operasi.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Meskipun MNC dapat mendorong efisiensi namun kegiatan mereka dapat pula
menimbulkan dampak negative.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
2. dapat dihasilkan produk yang lebih murah dibandingkan dengan produk yang
dihasilkan di Negara induk MNC karena keberadaan MNC sebagai
perusahaan cabang di Negara lain tentu telah diperhitungkan berbagai
manfaat dan kerugiannya. Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya
ke luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah seperti MNC yang
bergerak di bidang pertambangan.
Berbagai praktek yang dilakukan oleh perusahaan MNC di luar negeri dapat
berperan dalam menghindari atau mengurangi pajak dari yang seharusnya
dikeluarkan sehingga merugikan Negara tempat beroperasnya MNC
4. dapat merongrong ekonomi dalam negeri.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Bila MNC tersebut memindahkan aktivitasnya ke Negara lain akan
membawa dampak kerugian yang lebih banyak terutama dari sisi tenaga
kerja dalam negeri yang digunakan oleh MNC tersebut menjadi kehilangan
pekerjaan.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
I. Kerugian Bagi Negara Penerima MNC
Terkadang terjadi konflik di Negara penerima yang menghendaki sedikit impor
bahan baku kecuali barang modal. Tujuan ini dicapai melalui kebijaksanaan
pembatasaan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat penggunaan konten
produk local. Kebijaksanaan ini terkadang menimbulkan konflik dengan tujuan
MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau
mengirim kembali keuntungan yang diperoleh. Tujuan ini akan terhalang oleh
kebijaksanaan di atas. Mungkin yang paling kontroversil adalah factor teknologi.
MNC terkadang menggunakan teknologi yang kurang sesuai dengan Negara
penerima. MNC menginginkan penggunaan teknologi padat modal sedangkan di
Negara tujuan MNC menginginkan padat karya sehingga dapat mengurangi
pengangguran tenaga kerja.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Daftar Pustaka
Utama:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Organisasi Perdagangan Internasional
Ismi Iswandi, DRS, M.Si
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
BAB 6
ORGANISASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Secara operasional, KADIN bertujuan untukL
a. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan
pengusaha Indonesia dalam kedudukannya selaku pelaku ekonomi agar
tercipta kegiatan usaha yang sehat.
b. Menciptakan iklim usaha yang memungkinkan terwujdnya peranserta
pengusaha Indonesia dalam pemangunan nasional.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
bank-bank yang dibekukan atau take over kegiatan atau operasionalnya guna
mengatasi berbagai kendala terutama setelah terjadi krisis moneter. Sumber
pembiayaan LPEI berasal dari setoran modal pemerintah yang akan menjadi
pemilik saham mayoritas. Selain itu sumber LPEI juga berasal dari swasta yang
berminat sebagai pemegang saham minoritas dan bantuan Negara dan
lembaga luar negeri. Ruang lingkup produk dan jasa LPEI yaitu melaksanakan
pembiayaan ekspor nasional, diberikan dalam bentuk pembiayaan dan
asuransi.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
b. Pengumpulan, penelitian dan pengolahan bukti dan informasi terkait
dengan penyelidikan darang dumping dan barang yang mengandung
subsidi.
c. Pembuatan laporan hasil penyelidikan barang dumping dan barang yang
mengandung subsidi.
d. Penyusunan rekomendasi dan pengenaan bea masuk imbalan kepada
menteri.
e. Pelaksanaan advokasi, konsultasi, diseminasi informasi serta sosialisasi
ketentuan dan pelaksanaan anti dumping dan subsidi.
f. Pelaksanaan fungsi-fungsi dan tugas lain yang diberikan oleh menteri.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
biaya lain lain + ongkos angkut ke luar negeri..…. 7
dijual di luar negeri …………………….…………………. 115
Berarti: keuntungan ……………………………………… 8
Berarti harga jual barang di X di luar negeri (di Negara yang dituju produknya)
lebih murah dari harga di dalam negeri tempat perusahaan beroperasi, namun
hal ini tetap dilakukan dalam rangka menguasai pasar produk di luar negeri dan
bahkan berharap untuk dapat monopoli karena perusahaan lain yang
menghasilkan produk sejenis di Negara yang dituju menjadi hancur akibat kalah
bersaing dengan produk impor. Dewasa ini perusahaan di Cina juga sering
melakukan dumping terhadap produknya di beberapa Negara termasuk di
Indonesia. Kasus baja dumping dari Cina dan beberapa produk lain merupakan
bukti Dumping sehingga menggoyahkan keberadaan para produsen baja di
Indonesia termasuk Krakatau Steel karena fakta menunjukkan masyarakat yang
membutuhkan baja di Indonesia umumnya lebih suka memilih baja asal Cina
karena lebih murah dengan kualitas yang cukup bisa diandalkan.
Menurut Nopirin (2018: 77), dumping adalah praktek diskriminasi harga dengan
cara menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari di dalam
negeri bahkan di bawah biaya produksi. Politik diskriminasi harga dengan cara
dumping dewasa ini dilarang oleh World Trade Organization (WTO). Menurut
Griffin (201 : 253) dumping dapat terjadi ketika suatu perusahaan menjual
barangnya di pasar di bawah harga yang mereka bebankan di pasar negaranya
sendiri.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Menjual barang di luar negeri lebih murah dan bersifat sporadis karena
produksi dalam negeri mengalami surplus.
c. Persistant dumping
Menjual barang di pasar luar negeri lebih rendah dari dalam negeri untuk
tujuan monopoli yang berkelanjutan guna menciptakan maksimum profit,
terutama untuk jangka panjang.
P
S
Pw
P1
P2 D
0 Q
R M N S T
Keterangan Grafik:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Contoh
Negara Jepang akan menjual mobil ke AS secara dumping. Harga mobil jenis A
dipasar dunia (dalam keadaan free trade) adalah sebesar Pw. Sama dengan Jepang
ekspor ke AS (lihat grafik 6.1).
Dalam keadaan tersebut, kebutuhan dalam negeri AS sebesar O – N sedangkan
produksi hanya sebesar O – M. Kekurangan sebesar M – N diatasi dengan cara impor
(M) dari Jepang.
Selanjutnya Jepang melaksanakan Dumping dengan cara menurunkan harga
menjadi P1. Akibatnya demand dalam negeri AS meningkat, sedangkan produsen
dalam negeri turun (demand menjadi O – S; produksi menjadi O – R) karena sebagian
produksen dalam negeri tidak kuat berproduksi lagi. Seandainya Jepang meneruskan
Dumpingnya dengan cara menurunkan harga hingga menjadi P 2 akibatnya demand
semakin meningkat hingga O – T, dan akibatnya semua perusahaan dalam negeri
tidak mampu berproduksi lagi (gulung tikar). Produksi = 0. Bila hal ini sampai benar
terjadi maka berdasarkan ketentuan GATT / WTO, AS dapat mengajukan tuntutan
ganti rugi sebesar kerugian yang dideritanya.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Beberapa organisasi yang dibentuk oleh sejumlah Negara anggota yang bersifat
regional ini, antara lain:
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
pertemuan informal APEC dilaksanakan di Seattle Amerika Serikat Nopember
1993, kemudian di Bogor 1994, dan seterusnya di berbagai tempat.
4. Colombo Plan
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Kanada, Fiji, India, Filipina, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura,
Thailand, dll.
Ide pembentukan organisasi ini timbul pada saat Konferensi Tingkat Tinggi para
pemimpin ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1997. Ide pembentukan MEA
didasarkan pemikiran untuk membentuk ASEAN menjadi kawasan makmur,
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
stabil dan perekonomian yang semakin berkembang. Akhirnya MEA terbentuk
tahun 2003.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
ICC memberikan jasa di bidang konsultasi, arbitrase, dan fasilitas peningkatan
pengetahuan melalui berbagai penerbitan info tertulis seperti literature dan
penyelenggaraan seminar . ICC melakukan kerjasama dengan berbagai
organisasi dunia. Anggotanya lebih dari 110 negara di dunia.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
diseluruh dunia terutama pada Negara anggota. Bantuan yang diberikan oleh
IMF dapat berupa konsultasi dan pinjaman dana dengan beban rendah. Dana
IMF berasal dari sumbangan Negara anggota dan terkadang ada beberapa
Negara anggota yang makmur memberikan sumbangan lebih kepada IMF
dalam rangka membantu Negara yang mengalami kesulitan.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
kerjasama pembangunan pada tingkat nasional, regional dan global. Dalam
perkembangannya kemudian UNIDO mengkoordinasikan semua aktivitas PBB
yang berkaitan dengan pengembangan industrial terutama di Negara-negara
berkembang.
2. Paris Club
Merupakan club yang mengadakan pertemuan secara berkala antara para
pejabab di Negara-negara maju yang bertindak sebagai kreditor dengan wakil
pejabat Negara berkembang selaku debitur dalam membicarakan cara
menyelesaikan utang-piutang antar kedua belah pihak maupun negosiasi untuk
penjadwalan kembali. Hal ni karena banyak Negara berkembang mengalami
kesulitan untuk membawar kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati sebelumnya. Negara kreditor dalam Paris Club ini terdiri dari 10
negara maju (group of ten).
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
5. Court Arbitration.
Yaitu lembaga peradilan arbitrasi internasional yang dibentuk oleh Kamar
Dagang Internasional pada tahun 1923 berkedudukan di Paris – Perancis.
Lembaga peradilan ini sebagai pusat penyelesaian sengketa internasional.
dalam perkembangannya. Lembaga ini sangat menjada kerahasiaan semua
hal-hal yang berhubungan sengketa hubungan dagang internasional sehingga
sangat popular dan dipercaya oleh kalangan pebisnis internasional.
6. Dirty Dozen.
Dirty Dosen adalah kelompok informal dua belas Negara maju yang secara
regular melakukan pertemuan di Jenewa – Swiss dalam rangka tukar menukar
informasi, melakukan diskusi, dan menetapkan langkah-langkah strategis
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
terkait dengan berbagai isu perkembangan perdagangan internasional.
pendapat dari kelompok
ini tidak menempatkan diri dalam posisi formal. Anggotanya terdiri dari: Amerika
Serikat, Jepang, Kanada, Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Swedia,
Norwegia, Finlandia, Swiss, dan Austria.
Salah satu dari Negara-negara ini setiap tahun bergantian menjadi Presiden
Kelompok.
inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Daftar Pustaka
Utama:
Tambahan:
o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.
inaba.ac.id