Anda di halaman 1dari 108

Bisnis Internasional

Modul 1
Pendahuluan
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
BAB 1
PENDAHULUAN

Perdagangan telah dikenal umat manusia sejak lama, ketika manusia memerlukan
kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Satu kelompok masyarakat saling
melakukan penukaran barang yang digunakan untuk kebutuhan. Sejarah mencatat bahwa
pertukaran barang guna memenuhi kebutuhan belum menggunakan alat tukar seperti uang
pada masa sekarang. Mekanisme pertukaran masih dilaksanakan secara langsung antara
barang dengan barang yang disebut sebagai barter. Ukuran nilai barang yang dipertukarkan
juga masih belum ada ketentuan melainkan hanya tergantung pada penafsiran masing-masing
mereka yang terlibat dalam pertukaran.

Semenjak ditemukannya uang sebagai alat tukar maka system pertukaran barter mulai
hilang. uang yang pertama kali digunakan sebagai alat tukar pada awalnya terbuat dari kulit
hewan, dan sejenisnya termasuk kulit kayu dan seterusnya perkembangannya. Kemudian
uang berubah terbuat dari logam seperti emas dan perak. Ketika kebudayaan manusia pada
tahap modern, emas dijadikan ukuran nilai dan merupakan standar kekayaan seseorang
bahkan suatu Negara. Emas yang secara esensial merupakan benda untuk perhiasan mulai
ditetapkan sebagai ukuran kekayaan yang dinilai dengan uang.

Secara umum, dikenal 5 tahap atau sistem perkembangan pembayaran internasional yaitu:

1. Sistem Pertukaran Barter


2. Sistem Standar Emas Penuh
3. Sistem Standar Devisa Emas
4. Sistem Uang Internasional
5. Sistem Kurs Devisa.

Ad.1. Sistem Pertukaran Barter

Bila alat tukar tidak ada maka langsung dilakukan pertukaran antara barang dengan
barang yang dinilai dengan barang yang dipertukarkan itu sendiri dan atas dasar kesepakatan
antara pihak- pihan yang terlibat pertukaran.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Contoh:

Tabel 1.1 Pertukaran Barter

NAMA NEGARA I A

JENIS BARANG X Y

KUANTITAS YANG DISETUJUI 5 1


(UNIT)

Bila Negara I mempunyai barang 50 unit barang “X” berarti dapat ditukar dengan 10 unit
barang “Y” dari Negara “A”.

Bila Negara I mempunyai barang “X” sebanyak 50 unit tetapi pada saat pertukaran,
Negara A hanya mempunyai barang “X” sebesar 7 unit, berarti Negara A kekurangan
sebesar 3 unit barang “Y” untuk mendapatkan barang “X” sebesar 50 unit. Kekurangan ini
dapat ditutupi dengan cara mengambil dari stock nasional yang ada, walaupun akibatnya
stock nasional berkurang.

Bila stock nasional tidak mencukupi, dapat ditempuh melalui beberapa alternatif sebagai
berikut:

o Meminjam dari negara lain


o Mengurangi jumlah barang yang akan diterima menjadi 35 unit saja dengan berarti
mengurangi jumlah yang dikorbankan untuk pertukaran
o Berhutang sebanyak 3 unit barang “Y”
o Mengganti kekurangan barang “Y” dengan barang lain yang
dibutuhkan oleh Negara I

Hal tersebut hanya akan terjadi bila pihak Negara I yang mempunyai barang “X”
menyetujui, bila tidak setuju maka pertukaran tidak dapat dilaksanakan.

Ad.2. Sistem Standar Emas Penuh

Suatu negara yang menggunakan uang emas, baik untuk seluruh transaksi dalam
maupun luar negeri dikatakan menganut sistem standard emas penuh.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Bila negara A mengimport barang senilai 100 keping emas dan mengekspor barang
senilai 80 keping emas, maka kelebihan impornya ditutupi dengan membayar emas
sebanyak 20 keping.

Mekanisme Hume (David Hume, ekonom Inggris abad 18):

Mekanisme Hume menggambarkan tentang proses penyesuaian secara


otomatis tentang Neraca Pembayaran pada masing-masing negara yang
menganut standard emas penuh.

Contoh:

Negara A kekurangan barang “X”, lalu mengimpor.

Negara A mengalirkan uang emas ke luar negeri. Terjadi defisit neraca pembayaran.

Di Negara A jumlah barang beredar tetap dan/atau bahkan bertambah, sedangkan


jumlah uang beredar berkurang. Akibatnya harga turun, sedangkan di luar negeri
tingkat harga meningkat. Akibatnya produsen dalam negeri termotivasi untuk ekspor.
Ekspor meningkat berarti uang emas masuk. Terjadi keseimbangan kembali terhadap
Neraca Pembayaran secara otomatis.

Ad.3. Sistem Standar Devisa Emas

Setelah perang dunia I berakhir, perekonomian dunia semakin meningkat termasuk


perekonomian negara-negara penganut standar emas. Bagi negara penganut standar
emas penuh, sebagian dari mereka sudah memulai pertukaran di dalam negeri
berubah dari penggunaan mata uang emas menjadi mata uang kertas sebagai alat
tukar tetapi pertukaran luar negeri tetap menggunakan emas
sebagai alat tukar. Negara ini disebut sebagai sistem standar Devisa Emas.

Emas menjadi monopoli pemerintah. Pembayaran luar negeri tidak dilakukan secara
langsung oleh importir tetapi melalui Bank Sentral masing-masing negara.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Contoh:

Indonesia menimpor sejumlah X unit barang tertentu dari Amerika dengan harga 1 ons
emas murni. Di dalam negeri, 1 ons emas murni (logam mulia) setara nilainya dengan
Rp.1 juta. Importir Indonesia membayar ke Bank Sentral (dhi. Adalah Bank Indonesia
/ BI). Selanjutnya BI membayar ke Bank Sentralnya Amerika dengan 1 ons emas murni
tersebut.. Jadi transaksi pembayaran internasional dilakukan antar bank.

Ad.4 Sistem Uang Internasional

Pada saat sistem devisa emas digunakan, sudah ada beberapa negara yang
menggunakan mata uang negara tertentu sebagai alat pembayar dalam perdagangan
internasional, seperti: Poundsterling dan Dolar. Perubahan bertahap ini karena
dirasakan emas sudah mulai mengalami kesulitan dalam jumlahnya guna mencukup
frekuensi pertukaran yang semakin meningkat. Pada tahap awal yang digunakan
sebagai alat pembayar internasional (setelah emas) adalah mata uang inggris yaitu
Pound sterling.

Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin meningkatnya posisi Amerika dalam
perekonomian dunia bahkan melampaui Inggris, maka posisi dolar terus menguat dan
pound sterling semakin lemah. Akhirnya dolar semakin meluas diterima sebagai mata
uang internasional yang pertama sedangkan pound sterling berada dibawah dolar
dalam penggunaannya sebagai alat tukar..

Muncul atau meningkatnya dolar sebagai pengganti emas sebagai alat tukar karena:

1. Ekonomi dunia semakin meningkat sehingga ketersediaan emas sebagai alat tukar
sudah tidak dapat diandalkan lagi.
2. Posisi ekonomi Amerika semakin mantap dalam ekonomi dunia sehingga dapat
meyakinkan negara lain untuk menggunakan dolar sebagai alat tukar yang cukup
stabil.
Dalam perjalanan waktu, posisi dolar sebagai alat pembayar internasional semakin
lemah sedangkan mengandalkan emas sudah tidak memungkinkan lagi karena
dipandang sudah tidak mencukupi. Lalu timbul semacam uang giral internasional yang
dikeluarkan oleh IMF (International Monetary Fund) yang disebut SDR (Special
Drawing Right) atau Paper Gold. Kemudian dolar menguat kembali dan peredaran SDR
mulai ditarik secara teratur oleh IMF.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1

Dalam perjalanan waktu kelompok Negara Eropa yang kuat dan stabil ekonominya
agak meragukan nilai dolar yang menurut mereka kurang stabil. Mereka berkumpul
dan akhirnya timbul mata uang baru yang bernama Euro atau Euro Currency di mana
dalam berbisnis secara internasional antar Negara eropa diwajibkan menggunakan
Euro sedangkan berbisnis dengan Negara lainnya boleh menggunakan dolar.

Ad.5 Sistem Kurs Devisa.

Sistem kurs devisa dikenal ada beberapa macam yaitu:

1) Fixed Rate atau Kurs Devisa Tetap.


Pertukaran antar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain (terutama
dolar) diupayakan tetap. Agar hal ini bisa terlaksana perlu campur tangan
pemerintah melalui Bank Sentral untuk menjaga agar nilai pertukaran tetap.

Untuk menjaga agar nilai pertukaran tetap bukanlah merupakan hal yang mudah dan
bahkan dapat dikatakan sangat sulit karena pemerintah harus mampu menjaga
keseimbangan antara supply dan demand terhadap mata uang asing
internasional. Apabila masyarakat banyak membutuhkan mata uang asing maka
sebanyak itu pula pemerintah melalui Bank Sentral mensupplynya ke pasar,
sebaliknya bila dolar tidak dibutuhkan maka pemerintah segera menariknya dari
peredaran Bila pemerintah dapat melaksanakan hal ini, akan sangat berpengaruh
terhadap stabilitas ekonomi, karena:

a. Dapat menekan spekulasi di pasar uang


b. Investor, produsen, konsumen dapat membuat rencana kegiatan mereka
secara lebih pasti.

2) Floating Rate atau Kurs Devisa Mengambang


Dalam hal ini kurs/pertukaran mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain
ditentukan oleh kekuatan pasar tetapi bila gejolaknya sangat tinggi maka ada intervensi
pemerintah agar tetap dalam kondisi floating sesuai dengan batas floating yang
ditentukan. Keuntungannya tidak akan terjadi Black Market. Namun bila gejolak
perubahan kurs sudah sangat tinggi, biasanya pemerintah tidak kuat mengatasinya

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
dan akan berada di luar batas floating yang ditetapkan. Dalam kondisi ini campur
tangan pemerintah hanya berfungsi untuk mengurangi gejolak tetapi tidak dapat
mengatasi gejolak. Menurut Nopirin (2018) kurs ini dipengaruhi oleh factor pendapatan,
harga dan tingkat bunga yang akhirnya mempengaruhi kekuatan permintaan dan
penawaran.

3) Multiple Rates

Dalam hal ini pemerintah menentukan kurs yang berbeda. Pertama kurs yang berlaku
secara umum, kedua: kurs yang ditetapkan secara khusus untuk tujuan khusus atau
tertentu :

seperti: untuk merangsang ekspor pada jenis produk tertentu, pemerintah menurunkan
nilai rupiah terhadap dolar.

4) Shadow Price of Foreign Exchange Rate

Sesuai dengan namanya shadow, kurs ini sesungguhnya tidak dioperasionalkan melainkan
hanya sebagai kurs bayangan guna kepentingan di bidang ekonomi.

A. Posisi Ekonomi Internasional atau Bisnis Internasional dalam Ilmu Ekonomi.


Perhatikan Persamaan berikut (dalam ilmu ekonomi):

Pada perekonomian yang sederhana (dua sektor), bila kondisi keseimbangan atau
equilibrium terjadi, di dalam grafik diberi nebgan notasi E, pada saat itu Pendapatan
masyarakat sama dengan pengeluaran maka secara matematis dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut:

Y=C

Pada perekonomian sederhana atau perekonomian dua sector yang melakukan kegiatan
menabung, pendapatan masyarakat digunakan sebagian untuk konsumsi dalam grafik

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
biasanya diberi notasi C dan sebagiannya lagi digunakan untuk menabung diberi notasi
S, sehingga ditinjau dari sisi pendapatan, maka dapat dituliskan dengan persamaannya
sebagai berikut:

Y=C+S

Ditinjau dari sisi pengeluaran keseluruhan, pengeluaran terdiri dari pengeluaran rumah
tangga konsumen yang disebut dengan consumption (C) dan pengeluaran perusahan
dalam bentuk Investment (I), sehingga dari sisi pengeluaran keseluruhan (pengeluaran
agregat) dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut;

Y=C+I

Selanjutnya pada perekonomian tertutup atau perekonomian tiga sektor ada campur
tangan pemerintah atau intervensi pemerintah dalam perekonomian. Campur tangan
pemerintah tersebut misalnya berupa pembangunan jalan raya, jembatan, atau berupa
barang barang public lainnya yang tidak dijangkau pembangunan dan pengembangannya
oleh pihak swasta, dan banyak lagi. Pengeluaran pemerintah tersebut dikenal dengan
istilah Government expenditures dan dalam analisis ekonomi yang menggunakan
persamaan matematis dan grafik biasa diberi notasi G

Oleh karena itu pengeluaran keseluruhan pada perekonomian tiga sektor terdiri dari
pengeluaran rumah tangga yang disebut consumption (C), pengeluaran perusahan dalam
bentuk Investment (I) dan pengeluaran pemerintah (Government expenditures yang
diberi notasi G) sehingga persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Y = C + I + G.

Pada perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor, dimana pemerintah


membuka perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri maka pelaku
ekonomi menjadi bertambah dari sector luar negeri yang melakukan kegiatan ekspor dan
impor. Nilai dari kegiatan ekspor biasanya menggunakan notasi X, sedangkan nilai impor
diberi notasi M. Pada saat keseimbangan terjadi pada perekonomian terbuka maka
persamaannya menjadi:

Y = C + I + G + (X – M)

Pada hakekatnya ilmu ekonomi/bisnis internasional merupakan cabang dari ilmu


ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan ekonomi antar satu negara dengan
negara lain.

Ilmu ekonomi internasional mengkaji hubungan antara ilmu ekonomi mikro dengan
ilmu ekonomi makro dengan cara mempelajari aspek-aspek khusus yang belum
dipelajari secara mendalam pada ekonomi dan studi pembangunan.

Menurut Nopirin (2018: 1) hubungan ini dapat berupa perdagangan, investasi,


pinjaman, bantuan, serta kerjasama internasional. Selain itu ia mempelajari tentang
aplikasi teori ekonomi dalam hubungan ekonomi
internasional dan dalam hubungannya dengan perdagangan ekspor (X) dan impor
(M).

Mempelajari perdagangan luar negeri bukan hanya berkaitan tentang X dan M saja
melainkan beberapa hal yang berhubungan dengan X dan M antara lain:
a) jenis dan system pembayaran,
b) organisasi perdagangan internasional,
c) blok perdagangan,

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
d) kebijaksanaan perdagangan,
e) liberalisasi perdagangan,
f) multinational corporation,
g) neraca pembayaran dan lain sebagainya

oleh karena kaitan yang dipelajari dalam perdagangan internasional cakupannya


sangat luas maka disebut bisnis internasional

Menurut Griffin (2015: 5), pihak-pihak yang terlibat transaksi dalam bisnis
internasional meliputi:
o individu,
o pihak swasta,
o perusahaan individual,
o kelompok perusahaan,
o badan/instansi pemerintah.

B. Latar Belakang Terjadi Perdagangan Internasional.


Perdagangan internasional timbul karena adanya ketergantungan atau saling
ketergantungan antar satu Negara dengan Negara lain.
Ketergantungan tersebut terutama disebabkan oleh setiap Negara tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat atau rakyatnya baik
untuk kepentingan konsumsi maupun industry.

Contoh:
Di negara berkembang katakan saja Indonesia kebutuhan konsumsi masyarakat
terhadap beras biasanya tidak mencukupi walaupun terkenal sebagai Negara
agraris, namun Vietnam produksi berasnya berlimpah sehingga Indonesia perlu
mengimpor (mendatangkan) beras
dari Vietnam. Indonesia impor beras dari Vietnam atau dapat juga dikatakan
Vietnam ekspor beras ke Indonesia.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
Barang atau komoditas yang menjadi objek perdagangan di dalam pasar
internasional, sebagai berikut:
(1) Barang atau komoditas hasil bumi yang melimpah di suatu negara yang tidak
habis dikonsumsi di dalam negeri sehingga dipasarkan ke luar negeri.
(2) Hasil produksi yang cukup besar karena kapasitas pabrik yang tinggi sehingga
hasil produksi tidak hanya diserap oleh konsumen dalam negeri tetapi juga
dipasarkan keluar negeri.
(3) Jasa yang dapat diperjualbelikan atau dipertukarkan secara internasional.

Dapat pula terjadi bahwa suatu Negara juga penghasil barang tertentu akan tetapi
tidak mencukupi sehingga terpaksa menutupi kekurangannya dengan cara
mengimpor seperti Indonesia dalam hal produksi beras.

C. Beberapa Faktor Penyebab Terjadi Perdagangan/ Bisnis Internasional.


Perdagangan internasional tidak dapat terlepas dari hubungan antar satu Negara
dengan Negara lain di mana masing-masing pelaku usaha berada. Hubungan yang
dimaksud menjadi salah satu factor utama untuk menjalin hubungan komunikasi
antar pelaku usaha. Hubungan ini harus berlangsung secara aman tanpa gangguan
maupun hambatan. Banyak pihak yang terkait dalam hubungan tersebut seperti
pemerintah dengan segala otoritas dan peraturannya
sampai kepada berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk menunjang perdagangan
internasional.

Menurut Rinaldy, dkk (2018 : 7)Beberapa faktor penyebab terjadi perdagangan


internasional antara lain:
1. Revolusi transportasi dan informasi.
Revolusi informasi dan transportasi merupakan factor utama timbulnya
hubungan antar Negara dalam perdagangan internasional. Informasi
merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam perdagangan seperti
informasi tentang sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
diperlukan. Sedangkan transportasi merupakan penggunaan sarana dalam

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
melakukan pengiriman atau perpindahan komoditas atau barang dari suatu
Negara ke Negara lain.

2. Ketergantungan (Interdependency)
Kebutuhan suatu negara terhadap barang konsumsi atau bahan baku untuk
industry yang secara absolut tidak tersedia dan/atau secara relative tidak
ekonomis bila dihasilkan sendiri, maka kebutuhan yang dimaksud harus diimpor
dari Negara lain. Sebagai contoh Negara Timur Tengah yang beriklim tropis
tidak dapat bercocok tanam holticultura seperti sayuran dan buah-buahan maka
mereka harus mengimpornya dari Negara lain banyak memproduksi komoditi
yang mereka butuhkan tersebut. Namun terkadang suatu Negara mampu
menyediakan bahan baku tetapi jumlahnya tidak mencukupi atau kualitasnya
tidak mendukung sehingga terpaksa impor.
Contoh:
Indonesia menghasilkan kedelai tetapi tidak dapat dioleh menjadi tahu atau
tempe yang berkualitas atau enak sehingga terpaksa diimpor. Kemudian
banyak Negara yang tidak mempunyai sumber minyak mentah sebagai bahan
baku sehingga terpaksa membeli dari Negara lain.

3. Liberalisasi Ekonomi
Liberalisasi ekonomi yaitu kebebasan setiap Negara dalam melakukan
hubungan transaksi dengan Negara manapun baik dalam bentuk kerjasama
atau perdagangan. Liberaliasasi atau kebebasan ini menjadi peluang bagi
setiap Negara beinteraksi melalui perdagangan antar Negara.

4. Keunggulan Komparatif.
Keunggulan komparatif merupakan semua factor yang makin berkembang di
masa paska global. Dewasa ini setiap Negara dalam memproduksi suatu jenis
komoditas atau barang perlu melakukan pertimbangan apakah harus
memproduksi sendiri atau cukup membeli dari Negara lain saja dengan segala
konsekwensi yang mungkin dapat terjadi, termasuk dalam masalah

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
pemanfaatan tenaga kerja, devisa dan bahan baku yang tersedia. Jika suatu
Negara masih tertinggal tingkat teknologinya maka lebih baik memenuhi
kebutuhan dalam negerinya akan barang-barang atau komoditas yang tidak
dapat diproduksinya sendiri dengan cara melakukan imopr dari luar negeri.

5. Kebutuhan devisa
Kebutuhan devisa adalah salah satu factor penting dalam system moneter
setiap Negara karena akan menentukan ketahanan
finansial suatu Negara. Oleh sebab itu hamper semua Negara berupaya
meningkatkan cadangan devisa dengan cara mendorong dan meningkatkan
ekspor sebagai salah satu sumber devisa yang potensil.

Tahap-tahap Dalam Perdagangan Internasional


Tahap tahap dalam perdagangan internasiolan merupakan suatu proses atau
langkah langkah yang harus ditempuh oleh pelaku usaha
yang melaksanakan hubungan transaksi dalam perdagangan internasional baik
yang berstatus sebagai ekspoortir maupun importer.

Menurut Rinaldy, dkk (2018: 9) tahap-tahap dalam perdagangan Internasional


adalah sebagai berikut:
1. Tahap informasi.
Informasi merupakan suatu prosesn yang pending dalam hubungan para pihak
yang menjadi pelaku dalam perdagangan internasional. Informasi tersebut
menyangkut berbagai keterangan tentang pihak pihak yang terkait komoditas,
atau produk yang diperdangkan serta pola penyelesaian penyerahan komoditas
dan system pembayarannya.

Selain itu informasi juga harus dapat menjelaskan tentang beberapa hal
berikut:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
a. Besar potensi pasar, yaitu berhubungan dengan kawasan atau Negara
tujuan ekspor dalam menyerap besarankomoditas yang dihasilkan oleh
Negara pengekspor

b. Perbandingan kontribusi antara produk local dengan produk Negara impor


yaitu menentukan tingkat efisiensi terhadap
kebutuhan suatu produk apakah lebih efisien produksi sendiri ataukah
membeli langsung secara utuh ataukah melakukan kombinasi antara
membeli sebagian bahan baku atau bahan pembantu untuk dicampur atau
dikombinasikan dengan bahan yang tersedia di dalam negeri selanjutnya
diproses sendiri.

c. Mengetahui karakteristik pihak pembeli atau buyer. Suatu produk yang


dipasarkan ke banyak Negara perlu diketahui perilaku pembeli atau buyer
karena sangat berhubungan dengan banyak hal seperti kejujuran,
kemudahan, dan lain lain.

d. System distribusi yang berkaitan dengan jalur distribusi dalam mengiriman


barang kesuatu Negara atau sebaliknya yang terkait dengan impor. Suatu
system distribusi ini tidak saja berhubungan dengan sarana pengangkuran
tetapi juga berkaitan dengan penyaluran barang yang harus dilalui misalnya
jalur laut, udara, kereta api (seperti Malaysia – Singapura, darat seperti
Malaysia – Thailand, dan jalur pipa untuk minyak dan gas bagi Negara yang
berdekatan.

e. Regulasi di bidang perdagangan.


Berhubungan dengan peraturan atau ketentuan yang berkaitan dengan
lalulntas barang atau komoditas ekspor atau impor. Ketentuan dan
peraturan tersebut pada umumnya berkaitan dengan masalah proteksi
dalam bentuk tariff dan non-tarif. Disamping itu regulasi juga berkaitan
dengan pembatasan masuknya suatu barang atau komoditas dalam bentuk

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
kuota atau alokasi impor serta berbagai ketentuan yang terkait dengan lalu
lintas devisa yang secara tidak alangsung akan berpengauh
juga kepada barang atau komoditas yang diekspor maupun di impor.

f. Harga dan syarat penyerahan barang, merupakan sesuatu yang sangat


menentukan karena berhubungan dengan harga pokok, harga jual dan
keuntungan atau manfaat terhadap barang yang akan diekspor maupun
diimpor. Barang yang diserahkan dalam bentuk FOB (Free On Board)
maunpun CIF (Cost Insurance and Freight).

g. Kondisi ekonomi Negara tujuan yang berhubungan dengan kemampuan


pasar dalam menyerap barang yang akan diekspor. Oleh karena itu
memasarkan produk ke Negara makmur sangat dipertimbangkan masalah
kualitas produk namun bukan berarti mengabaikan harga. Sebaliknya
melempar produk ke Negara yang miskin maka yang sangan
dipertimbangkan adalah harga jual karena daya beli masyarakatnya relative
lemah akan tetapi tidak berharti mengabaikan masalah kualitas.

h. Kondisi ekonomi Negara tujuan akan berkaitan dengan tingkat kemampuan


pasar dinegara tujuan tersebut dalam menyerap barang atau komoditas
ekspor. Oleh sebab itu dalam menyusun suatu perencanaan pemasaran
perlu mempertimbangkan kemakmuran suatu Negara yang dituju.

2. Tahap komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan produk yang akan diperlual-belikan atau dipertukarkan.
Informasi ini mencakup banyak hal seperti: kualitas, brand, maupun design dari
produk, cara pengiriman, waktu pengiriman, cara pembayaran, waktu
pembayaran.

Disamping itu dalam berkomunikasi lazim pula para pelaku usaha

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
menggunakan instrument komunikasi seperti; faximile, telepon, telex, internet,
media social, email, atau komunikasi langsung yang dapat dilakukan
dengansalah satu pihak melakukan kunjungan kepada pihak lain atau
pertemuan dalam suatu seminar atau di suatu fair tertentu. Dalam realisasinya
focus komunikasi berkaitan dengan informasi dalam hal produk, jumlah atau
voleme produk, harga, biaya pengiriman, merk, kemasan, system atau cara
pembayaran, system atau cara pengiriman barang.

3. Tahap evaluasi.

Evaluasi merupakan tindakan yang berkaitan dengan penilaian atas


kemampuan atau potensi dari suatu permntaan yang dibutuhka oleh mitra
dagang atau mitra usaha. Dalam melakukan evaluasi terkada diperlukan
berbagai teori yang lazim digunakan dalam bisnis baik nasional maupun
internasional. Evaluasi ini biasanya digunakan dalam bentuk analisis SWOT.
Strength dan Weakness biasanya merupakan factor internal sedangkan
Opportunity dan Treath cenderung lebih berhubngan dengan factor eksternal.

4. Tahap kalkulasi.
Kalkulasi muncul berdasarkan hasil evaluasi sehingga dapat diamati atau dilihat
potensi perusahaan dalam memenuhi permintaan calon
pelanggan atau mitra usaha. Dalam memenuhi permintaan tersebut harus
dilakukan kalkulasi biaya secara akurat untuk menentukan keuntungan yang
diharapkan. Hal ini dilakukan oleh kedua belah pihak baik sebagai eksportir
maupun importir.

5. Tahap negosiasi.
Negosiasi merupakan kekuatan tawan-menawar yang dilakukan oleh kedua
belah pihak dalam mencapai kesepakatan harga produk yang menjadi objek
perdagangan internasional. Apabila tercapai kesepakatan biasanya dilanjutkan
perjanjian bisnis. Sebagai seorang negosiator harus mampu bernegosiasi

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
dengan baik dan menarik. Oleh karena itu harus memiliki sikap yang baik.
Sikap yang baik dalam bernegosiasi antara lain sebagai berikut:
o Sabar
o Berpikiran jernih
o Bertutur kata sopan
o Siap kompromi atau bekerjasama
o Siap menuangkan hasil kesepakatan dalam kosep bersama untuk
disepakati bersama secara tertulis dan berkekuatan hukum.

6. Tahap transaksi.
Transaksi dalam perdagangan internasional yang diaplikasikan dalam bentuk
ekspor dan impor antara palaku usaha dan tidak dapat hanya diselesaikan oleh
pelaku usaha yang dimaksud. Dalam penyelesaian transaksi ekspor impor akan
melibatkan banyak pihak.
Pihak yang berperan langsung maupun pihak yang berperan sebagai pihak
pendukung seperti;
o perbankan,
o lembaga asuransi, termasuk instansi yang berwenang dalam melakukan
pungutan bea, cukai, atau berbagai bentuk pajak.

Oleh karena itu dalam transaksi perdagangan internasional, pihak-


pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perdagangan
internasional tersebut perlu menjadi perhatian para pihak sebagai pelaku
usaha.

7. Tahap realisasi.
Realisasi merupakan implementasi dari perjanjian yang telah disepakati antara
eksportir dan importer. Implementasi dari perjanjian antara lain seperti:
o Perjanjian jual beli dan atau kontrak jual beli, sebagai perjanjian dalam
bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1
kewajiban di bidang hokum public untuk meningkatkan akses pasar serta
dalam rangka melindungi dan mengamankan kepentingan Negara.

o Jadwal pengiriman produk, pengiriman barang terutama melalui


pengapalan harus dijadwalkan terlebih dahulu. Selain itu lama perjalanan
juga harus ditentukan terutama untuk barang yang tidak tahan lama. Selain
itu pembeli juga selalu ingin barang cepat tiba karena biasanya untuk
segera di jual kembali dengan harapan perputaran barang dan atau modal
menjadi lancar.

o Berbagai dokumen untuk kedua belah pihak, seperti: invoice, polis asuransi,
dokumen asal barang yang antara lain: Surat Keterangan Asal (SKA)
seperti SKA Form E sebagai dokumen atau surat keterangan asal barang
dalam rangka memperoleh fasilitas pembebasan atau sebagian bea masuk
dalam skema tariff ASEAN – China FTA (Free Trade Area)

o Berbagai dokumen untuk pihak lain seperti perbankan.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1

Daftar Pustaka

Utama:

o Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.
Tambahan:
o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

o Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

o Kamasa Frassminggi,2014, Dari Bretton Woods ke Petro-Dollar: Analisis dan


Evaluasi Kritis Sistem Moneter Internasional

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 1

inaba.ac.id
Bisnis Internasional

Modul 2
Jenis Dan Bentuk Perdagangan Serta Sistem Pembayaran
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2

BAB 2

JENIS dan BENTUK PERDAGANGAN


Serta SISTEM PEMBAYARAN

Menurut Nopirun (2018 : 239), dua variable didalam ekonomi terbuka adalah
ekspor (X) dan impor (M) barang dan jasa. Ekspor merupakan injeksi kedalam aliran
pendapatan sedangkan impor merupakan kebocoran dari pendapatan karena
menimbulkan aliran modal ke luar negeri.
Pada dasarnya setiap Negara mendorong pelaku usaha untuk menentukan syarat-
syarat dalam mencapai suatu kesepakatan untuk terjadi perdagangan internasional
termasuk system pembayaran, namun dalam beberapa hal dan kondisi tertentu
pemerintah setiap Negara membuat ketentuan dan atau peraturan secara ketat.
Seperti pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan ketentuan bahwa ekspor ke
Negara-negara sosialis harus menggunakan banker’s letter of credit (L/C yang dibuka
oleh bank atas permintaan nasabah) yang bersifat irrecovable (L/C yang tidak bisa
dibatalkan selama jangka waktu yang telah ditetapkan).
Ketentuan ini dibuat agar pelaku usaha aman dan terlindungi dari kondisi yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu pelaku usaha harus mendapat jaminan pembayaran dari
bank penerbit L/C. Peringatan atau ketentuan pemerintah perlu diwaspadai karena bila
dilanggar dapat berdampak pada kerugian finansial. System pembayaran dengan
menggunakan banker’s letter of credit yang irrecovable dapat disebut sebagai jenis
transaksi yang aman karena ada jaminan yang diberikan oleh pihak perbankan
sepanjang dokumen yang dipersyaratkan dipenuhi/
Pelaku usaha didorong untuk melaksanakan transaksi secara aman dan praktis.
Hubungan transaksi yang dilakukan oleh pihak pelaku usaha yang berada di wilayah
Negara berbeda, praktis akan membawa konsekwensi yang cukup besar. Oleh sebab
itu keamanan pelaku usaha sangat ditentukan oleh regulasi yang ditetapkan
pemerintah. Namun dalam prakteknya terdapat terdapat beberapa jenis perdagangan

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
internasional yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku seperti
penyelundupan. .

A. Jenis Perdagangan Internasional.


Menurut Rinaldy, dkk (2018 : 55) perdagangan internasional dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:

1. Ekspor.
Ekspor adalah perdagangan dengan cara menjual barang dari dalam wilayah
pabean ke luar wilayah pabean suatu Negara dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Di Indonesia, beberapa persyaratan dalam transaksi ekspor antara lain
wajib menggunakan Surat Pemberitahuan Ekspor Barang atau PEB. Beberapa
istilah atau pengertian yang terkait dengan ekspor adalah sebagai berikut:

a. Export Based Cost.


Export Based Cost adalah pengertian yang menyebutkan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh eksportir dalam melakukan produksi barang ekspor, belum
termasuk biaya kemana barang akan dipasarkan. Dalam strategi perhitungan
harga pokok barang export based cost ditetapkan salah satu tujuannya untuk
meminimalkan pajak penjualan.

b. Export Diversification.
Export Diversifikation adalah penganekaragaman barang sebagai produk
ekspor dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa dalam negeri dan
meminimalkan resiko produksi. Export diversification merupakan kebijakan
pemerintah suatu Negara dalam upaya meningkatkan potensi dalam negeri
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk memberikan
peran yang lebih positif dalam mendorong produksi sehingga tidak hanya untuk
dalam negeri tetapi juga untuk luar negeri.

c. Export Quota.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
Export Quota atau Quota Expor adalah pembatasan yang ditetapkan oleh
pemerintah suatu Negara terhadap produk ekspor baik nilai maupun volume
dalam rangka menjaga keseimbangan ketersediaan barang tersebut untuk
kepentingan dalam negeri. Kuota ekspor juga dapat ditetapkan berdasarkan
kesepakatan oleh beberapa Negara guna menjaga harga produk tersebut tetap
baik dan terkendali di pasar dunia, eperti yang terdapat pada perdagangan:
kopi, produk tekstil tertentu, timah, minyak mentah, dan kalu gelondungan atau
logging.

d. Export Factoring.
Export Factoring adalah salah satu bentuk jasa yang diberikan oleh perusahaan
anjak piutang kepada eksportir untuk melakukan penagihan piutang kepada
importir di luar negeri. Penagihan oleh perusahaan anjak piutang umumnya
dilakukan kepada debitur impor yang mengalami gagal bayar atau wanprestasi.
Jasa penagihan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang termasuk salah
satu bentuk pembiayaan yang harus dibayar oleh eksportir.

e. Export Mega Marketing.


Ekspor Mega Merketing adalah suatu bentuk pemasaran produk ekspor yang
mengerahkan unsur: product, place, price, promotion, power (potensi), dan
public relation (hubungan masyarakat). Pola pemasaran mega marketing
merupakan langkah maju dibandingkan pola lain yang bersifat konvensional
dan telah menjadi tuntutan dalam bisnis modern yang bersifat global.

2. Impor.
Impor adalah perdagangan dengan cara membeli barang atau komoditas dari
luar negeri dan memasukkannya ke dalam wilayah pabean suatu Negara
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Di Indonesia , beberapa
persyaratan dalam transaksi impor antara lain wajib menggunakan Surat
Pemberitahuan Impor Barang atau PIB yang formulirnya diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Formulir PIB dapat juga dibuat sendiri oleh

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
importir sesuai dengan bentuk atau format yang telah ditetapkan. Umumnya
semua Negara pada dasarnya ingin membatasi jumlah barang impor karena
dapat merusak pasar dalam negeri, sedangkan ekspor umumnya dipacu guna
mengupayakan neraca perdagangan mengalami surplus yang tinggi. Namun
dalam hal-hal tertentu terkadang menjadi dilemma. Di banyak Negara
berkembang atau sedang berkembang, biaya produksi belum efisien akibatnya
harga jual produk di dalam negeri menjadi relative tinggi. Di sisi lain harga impor
untuk produk sejenis dan dipasarkan di dalam negeri lebih rendah dari harga
produk buatan dalam negeri di Negara sendiri. Bila impor dibiarkan akan
meningkatkan purchasing power masyarakat karena membeli dengan harga
lebih murah, sebagaimana terjadi pada produk Cina yang membanjiri pasar
Indonesia mulai dari pasar tradisional sampai ke pasar modern seperti Mal.
Namun di sisi lain neraca perdagangan Indonesia terhadap Cina mengalami
deficit yang sangat tinggi. Dalam jangka panjang bukan tidak mungkn Indonesia
akan menjadi pembeli sejati kalau tetap tidak mampu berproduksi secara
efisien.

Beberapa istilah atau pengertian yang terkait dengan impor adalah sebagai
berikut:

a. Import of Good and Service.


Import of good and services adalah istilah yang digunakan dalam ilmu
ekonomi yang berarti total pengeluaran dalam negeri yang meliputi
pembelian barang impor, jasa pengangkutan, pengeluaran pemerintah di luar
negeri, dan pendapatan yang dibayarkan kepada bukan penduduk di dalam
negeri.
Komponen tersebut merupakan salah satu indicator neraca barang dan
neraca jasa yang dibuat oleh Bank Sentral.

b. Import Substitutes.
Import substitutes barang yang diproduksi di dalam negeri tetapi untuk

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
memenuhi kebutuhan di dalam negeri juga diimpor. Indonesia termasuk
Negara yang banyak menerapkan impor substitusi, seperti untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yaitu beras. Berbeda dengan industry substitusi impor
(industry pengganti barang impor).

c. Import Sensitive Producer.


Import Sensitive Producer adalah pengusaha atau produsen dalam negeri
yang menghasilkan produk tertentuyang sangat
sensitive terhadap pesaing produk impor. Hampir semua pengusaha di
Indonesia memproduksi barang yang peka terhadap barang produksi luar
negeri terutama yang berkaitan dengan kualitas, harga, system produksi dan
pola pemasarannya.

d. Impor Sementara.
Impor sementara adalah memasukkan komoditas tertentu ke wilayah pabean
suatu Negara untuk sementara, selanjutnya diekspor kembali.
Impor seperti ini harus memenuhi persyaratan antara lain:
- barang tidak habis dalam masa pengimporan sementara.
- dalam masa pengimporan sementara tidak berubah bentuk.
- identitas barang jelas.
- ada bukti barang tersebut akan segera di ekspor kembali.

e. Import Quota.
Import Quota atau kuota impor adalah pembatasan yang ditetapkan oleh
suatu Negara terhadap barang yang masuk baik nilai maupun volume yang
bertujuan untuk melindungi produk sejenis dari sertuan barang impor dengan
harga yang mungkin lebih murah.

f. Import Factoring.
Import Factoring adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
yang berada di Negara importir atas permintaan eksportir untuk melakukan

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
penagihan kepada pihak importir. Penagihan tersebut disebabkan importir
tidak melakukan pembayaran kepada eksportir. Hal ini terjadi biasanya
didasarkan
atas kerjasama perusahaan anjak piutang di Negara eksportir dengan
perusahaan anjak piutang di Negara importir.

B. Bentuk Perdagangan Internasional.


Bentuk perdagangan internasional dapat dikategorikan sebagai ekspor dan impor.
Jika dikaitkan dengan kesepakatan yang dicapai oleh pelaku usahanya, terdapat
bentuk dan persyaratan yang ditentukan oleh pelaku usaha terutama berkaitan
dengan cara pembayaran.
Bentuk perdagangan yang akan berdampak kepada cara pembayaran adalah
sebagai berikut:

1. Barter.
Barter adalah bentuk transaksi jual beli dengan cara setiap pihak saling
menyerahkan barang yang berbeda dengan ekuvalen nilai yang disepakati
untuk masing masing barang tanpa menggunakan uang sebagai alat pengukur
nilai barang dipertukarkan.
Barter muncul pertama kali ketika manusia melakukan penukaran antara
barang dengan barang untuk memenuhi kebutuhannya, dan saat itu belum
dikenal alat pembayar.
Jenis barter dalam perkembangannya sebagai berikut:

a. Direct Barter.
Direct Barter adalah transaksi jual beli secara barter yang diaplikasikan
dengan cara penukaran secara langsung barang atau komoditas dari
masing-masing pihak yaitu penjual dan pembeli dengan menggunakan alat
tukar nilai sesuai mata uang asing tertentu, biasanya mata uang asing yang
menjadi stantar internasional seperti US dolar. System ini dikembangkan
oleh Negara-negara kapitalis barat dan Negara-negara sosialis.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2

b. Switch Barter atau Switch Trading.


Switch barter adalah salah satu bentuk transaksi jual beli barang atau
komoditas dengan salah satu pihak yang melakukan transaksi biasanya
adalah pihak yang dominan sehingga dia lebih mempunyai kewenangan
untuk mengalihkan barang atau komoditas yang diterimanya ke Negara lain
tanpa arus uang,

c Offset
offset adalah salah satu bentuk transaksi imbal beli di mana eksportir
menyetujui menggunakan barang atau jasa dari Negara pembeli atas produk
yang akan dijual. Offset dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.
Kondisi tersebut tergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Dalam offset langsung, Negara pengekspor menggunakan bahan baku atau
jasa yang dihasilkan oleh Negara pembeli, sedangkan offset tidak langsung
Negara pengekspor akan memperoleh bahan yang di offset dari Negara lain
atas pesanan pengimpor. Transaksi offset pernah popular ketika pemerintah
Indonesia memesan pesawat terbang dari Amerika Serikat. Dalam hal ini
sebagian komponen pesawat dipasok dari dan dikerjakan oleh PT. Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

d. Imbal Beli.
Imbal beli adalah suatu system perdagangan timbal balik antar dua Negara.
Dalam hal ini Negara penjual diwajibkan untuk membeli produk dalam jumlah
tertentu dari Negara pembeli. Tujuan utama dari system imbal beli ini adalah
untuk berusaha menyeimbangkan neraca perdagangan antar kedua Negara.
Imbal beli dapat dibedakan menjadi: counter purchase, offset,
buy back dan compensation. Bentuk lain yang juga dapat dikelompokkan
sebagai imbal beli adalah buyer’s counter barter atau counter purchase, yaitu
transaksi imbal beli yang disepakati antara pemberi kerja dan kontraktor
asing berdasarkan perjanjian atau kontrak kerja suatu proyek yang

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
mengharuskan pihak kontraktor asing yang memenangkan tentder suatu
proyek untuk membeli produk ekspor pemilik proyek sebagai kompensasi
atas transaksi tersebut.

e. Buy Back Barter.


Buy back barter adalah system alih teknologi dari Negara maju ke Negara
berkembang yang diaplikasikan dengan cara Negara maju mendirikan suatu
kapasitas industry di Negara berkembang dan hasil industry tersebut dibeli
oleh Negara yang sama. Komponen teknologi proyek tersebut harus
mengutamakan komponen local yang berasal dari Negara berkembang
tersebut termasuk alih atau transfer teknologi terhadap sumber daya
manusia terutama bagi kepentingan penduduk local tempat keberadaan
industry tersebut.

f. Compensation Trade.
Compensation Trade adalah transaksi imbal beli yang dilakukan dengan cara
menukar barang atau komoditas meliputi barang-barang dan jasa-jasa yang
tidak seragam.

2. Konsinyasi.
Konsinyasi merupakan system penjuaan barang dengan cara penitipan yang
menetapkan barang yang dikirim pemilik atau eksportir kepada penerima atau
importir yang belum merupakan
transaksi jual-beli. Namun, pengiriman barang atau komoditas yang belum jelas
transaksi jual beli ini telah dianggap sebagai ekspor bagi Negara pengirim dan
impor bagi Negara penerima. Penerima penitipan barang, baru dianggap sebagai
pembeli jika barang telah terjual oleh pihak importir.
Resiko bagi eksportir dalam transaksi secara konsinyasi ini antara lain:
a. Jika penjualan barang atau komoditas terlalu lama maka modal atau dana
eksportir tertanam tanpa memperoleh keungungan.
b. Tidak atau belum ada kepastian bagi pihak eksportir untuk menerima

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
pembayaran.
c. Eksportir dapat menjadi korban apabila importir beritikat tidak baik.
d. Sulit membuktikan kapan barang telah terjual bila importir tidak mengirim bukti
hasil penjualan.

Sebaliknya manfaat bagi pemilik barang yang diperoleh dari system


perdagangan konsinyasi adalah:
a. Dapat memperluas wilayah pemasaran.
b. Dapat mengurangi bila terjadi persediaan yang lebih.

System konsinyasi dapat merupakan sarana informasi dan promosi bagi produk
baru bagi pemasaran internasional.

3. Package Deal.
Package Deal merupakan perjanjian jual-beli barang atau komoditas tertentu
antar dua Negara yang jumlah ekspor-impornya relatif seimbang atas deal atau
persetujuan kedua belah pihak. System package deal pernah dilakukan oleh
pemerintah RI di masa orde lama dengan beberapa Negara sosialis. Dalam
perkembangan
selanjutnya, package deals lebih banyak digunakan sebagai alat politis karena
traksaksi tidak sepenuhnya berdasarkan hokum permintaan dan penawaran.

4. Smuggling (Penyelundupan).
Smuggling merupakan bentuk perdagangan tidak legal dengan cara
memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya tanpa
mengikuti prosedur hokum dan ketentuan lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Barang yang diselundupkan dapat berupa barang yang boleh diperdagangkan
dan terkadang barang yang dilarang untuk diperdagangkan seperti narkoba,
sabu, dan sejenisnya. Setiap Negara melakukan pengawasan ketat terhadap lalu
lintas barang antar Negara terutama untuk memberantas praktek penyelundupan
yang dapat mengganggu perekonomian suatu Negara.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2

C. Sistem Pembayaran.
System pembayaran adalah system yang mencakup seperangkat aturan, lembaga
dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi (Wikipedia
Bahasa Indonesia). Sistem pembayaran ini dituangkan melalui kesepakatan
dalam perjanjian yang biasanya dituangkan dalam kontrak
Tingkat kepercayaan para pihak terhadap kesepakatan yang dibuat sangat
dipengaruhi oleh goodwill atau nama baik pihak-pihak yang nota kesepakatan atau
jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga.
System pembayaran dalam perdagangan internasional dalam bentuk ekspor
maupun impor dikelompokkan dalam dua sub-sistem pembayaran tanpa
menggunakan L/C dan system pembayaran dengan menggunakan L/C.
Pertimbangan dalam menetapkan system pembayaran terkadang dipengaruhi
oleh sejauh mana hubungan antar personil (eksportir-importir). Jika hubungan
tersebut lebih terkait dengan hubungan kerja seperti kantor pusat dan kantor
cabang di dua Negara berbeda maka pransaksi penyelesaian pembayaran
umumnya tidak menggunakan L/C. sebaliknya bila hubungan antar eksportir-
importir sebagai bisnis murni biasanya dipilih pembayaran dengan menggunakan
L/C. cara pembayaran dengan menggunakan L/C lebih memberikan jaminan
karena adanya perlindungan yang diberikan oleh lembaga keuangan yaitu Bank.

1. Pembayaran Tanpa L/C.


Bentuk pembayaran yang dilaksanakan tanpa pembukaan L/C adalah sebagai
berikut:

a. Pembayaran Tunai.
pembayaran tunai cash payment adalah suatu kondisi transaksi yang
mensyaratkan bahwa pembayaran oleh importir dilakukan begitu barang atau
komoditas dikirim atau dikapalkan oleh eksportir. Pertimbangan syarat
menggunakan pembayaran tunai biasanya didasarkan pada:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
1. Adanya kepercayaan importir kepada eksportir.
2. Kepercayaan bahwa barang yang akan diekspor tidak
termasuk barang terlarang.
3. Importir mempunyai persediaan dana yang cukup.
4. Hububungan antara eksportir dengan importir cukup baik.

Adapun resiko yang mungkin dapat terjadi dalan syarat pembayaran tunai atau
dimuka antara lain:

1. Kelalaian eksportir dalam mengapalkan barang sehingga tidak tepat waktu.


2. Importir akan sulit menuntut atau menggugat tidak mengirimkan barang.
3. Bila terjadi nomor 2 di atas, importir akan memerlukan biaya tinggi untuk
menyelesaikan kasus di atas.

b. Pembayaran Kemudian.
Pembayaran komudian adalah suatu kondisi transaksi yang mensyaratkan
eksportir mengirim barang atau komoditas yang dipesar importir, dan
pembayaran akan dilakukan oleh importir beberapa hari kemudian. Kondisi ini
dapat disebut sebagai transaksi berjangka atau bentuk kredit. Pertimbangan
menggunakan syarat pembayaran kemudian, didasarkan pada:

1) adanya kepercayaan eksportir terhadap importir.


2) barang dan dokumen akan dikirim langsung oleh
3) eksportir.
4) eksportir mempunyai cukup dana operasional.
5) tidak ada larangan oleh Negara untuk pembayaran
6) kemudian.

Resiko yang mungkin dapat derjadi bila menggunakan syarat pembayaran


kemudian adalah:
1) eksportir kurang mendapat perlindungan bila importir tidak membayar.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
2) bila terjadi perselisihan cenderung akan menimbulkan biaya tinggi dalam hal
penyelesaiannya.
3) eksportir mengalami kesulitan bila sampai penyelesaian ke pengadilan
karena hanya mempunyai bukti yang minim.

Dalam realisasinya, antara transaksi dengan pembayaran kemudian lebih


banyak digunakan dari pada pembayaran di muka. Hal ini terutama dalam
system pemasaran internasional atau global lebih cenderung terjadi di pasar
pembeli dari pada pasar penjual. Namun demikian terhadap produk-produk
tertentu yang terbatas ketersediaannya biasanya lebih bersifat pasar penjual di
mana pembeli biasanya berupaya mencari penjual atau produsen yang
mengelola barang tersebut. Di sini pembeli cenderung memesan barang atau
komoditas yang terbatas dan dibutuhkan oleh dunia tersebut dengan cara
melaksanakan pembayaran terlabih dahulu sebagian dari total harga komoditi
yang dipesan. Ini terkadang terjadi pada usaha produksi pengolahan hasil
tambang tertentu yang sifatnya terbatas tetapi kebutuhan yang tinggi.

c. Wesel Inkaso.
Wesel inkaso merupakan suatu system pembayaran dengan menggunakan
wesel atau draft sebagai bukti kewajiban importir kepada eksportir. Wesel dapat
dibuka begitu kesepakatan transaksi tercapai. Wesel yang menjadi instrument
penagihan (inkaso) sebagai berikut:
1) Document Againts Payment, yaitu suatu kondisi di mana bank akan
menyerahkan dokumen pengapalan kepada pembeli
15
setelah pembeli melakukan pembayaran atas sejumlah dana yang
ditagihkan.
2) Dokument Agains Accepted, yaitu suatu kondisi di mana bank akan
menyerahkan dokumen pengapalan kepada pembeli setelah pembeli
melakukan akseptasi (janji bayar dalam jangka waktu tertentu) untuk jumlah
yang ditagihkan.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2

2. Pembayaran Dengan Menggunakan L/C.


Pembayaran dengan menggunakan instrument L/C (Letter of Credit) merupakan
cara pembayaran internasional yang memungkinkan seorang eksportir dapat
menerima pembayaran langsung tanpa menunggu berita dari luar negeri di mana
pembayaran tersebut akan diterima setelah barang dan berkas dokumen dikirim
ke luar negeri atau pemesan. L/C sangat berfungsi sebagai keamanan bagi
eksportir dalam bertransaksi karena berada dalam otoritas pihak perbankan.
Dalam perdagangan internasional L/C meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Melakukan pembayaran kepada pihak ketiga (beneficiary), atau mengaksep
dan membayar wesel-wesel yang ditarik oleh pihak beneficiary.
b) Memberi kuasa kepada pihak lain untuk melakukan pembayaran tersebut,
atau untuk mengaksep wesel-wesel tersebut.
c) Memberi kuasa kepada bank untuk menegosiasi dokumen-dokuen yang
ditetapkan, asalkan pembayaran dan kondisi dari kredit yang bersangkutan
sudah dipenuhi.

Kesepakatan internasional mengenai penerapan L/C ditetapkan di dalam Union


Customs and Practice for Document Credit (UCPDC). Salah satu prinsipnya
adalah reasonable care yang menyebutkan bahwa setiap bank diwajibkan
memeriksa keabsahan dokumen-dokumen sesuai dengan yang disyaratkan dalam
L/C. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Horizontal Checking, yaitu dokumen yang tidak setingkat diperiksa satu sama
lain untuk memastikan kebenarannya.
b) Vertical Checking, yaitu domumen yang tidak setingkat diakakan pemeriksaan
untuk memastikan kesesuaiannya satu sama lain

3. Merchant L/C.
Merchant L/C yaitu yaitu suatu keadaan di mana seorang importir dapat
memasukkan atau menerima barang terlebih dahulu dengan melakukan
pembayaran sebagian sedangkan sisanya dibayar kemudian.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2

4. SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri).


SKBDN sering juga disebut sebagai L/C local yaitu instrument yang dikeluarkan
oleh bank atas permintaan buyer/pembeli yang berupa janji bank untuk membayar
sejumlah uang kepada seller/penjual apabila bank menerima dokumen sesuai
sesuai dengan syarat SKBDN.

5. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Transaksi L/C.


Pihak-pihak yang terkait dalam L/C antara lain:
- Pihak pembeli atau importir.
- Pihak penjual atau eksportir.
- Pihak Bank sebagai pembuka L/C yang hanya bertindak sebagai perantara.

6. Jasa Perbankan Lainnya.


Perbankan juga memberikan jasa dalam lalu lintas keuangan internasional lainnya
dalam perdagangan internasional. Menurut Rinaldy, dkk (2018: 79) jasa lalu lintas
keuangan internasional lainnya tersebut sehubungan dengan jangkauan kegiatan
perbankan meliputi wilayah banyak Negara dan adanya hubungan koresponden
dengan bank lainnya dengan Negara yang berbeda. Bank yang dapat memberikan
jasa keuangan internasional lainnya adalah bank-bank yang telah berstatus sebagai
bank devisa. Jasa lalu lintas keuangan internasional lainnya tersebut diberikan oleh
sector perbankan atas permintaan nasabahnya seperti: pengiriman atau transfer uang,
penagihan, dan lain sejenisnya. Beberapa jasa lalu lintas keuangan lainnya tersebut
adalah: (1) Reimbursement Request (RR), yaitu permintaan pembayaran dalam
bentuk reimburse yang diajukan oleh bank negosiari kepada bank reimburse. (2)
Reimbusement Authorizarion (RR), yaitu pelimpahan wewenang yang diberikan oleh
issuing bank kepada bank lain untuk melakukan pembayaran atau reimburse yang
diajukan oleh negotiating bank. (3) Remittance, yaitu transfer uang melalui bank yang
diminta oeh nasabah bank yang memiliki rekening pada bank tersebut atau tanpa
memiliki rekening. Dan lain lain.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 2
Daftar Pustaka

Utama:

- Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.
Tambahan:
- Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

- Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

- Hasoloan Jimmy, 2014 Peranan Perdagangan Internasional Dalam


Produktifitas Dan Perekonomian

inaba.ac.id
Bisnis Internasional

Modul 3
Perdagangan Internasional
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3

BAB 3
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan atau bisnis internasional menurut Griffin (2015 : 5) terdiri dari tranaksi
bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari lebih dari satu negara. Teori perdagangan
internasional yang sangat terkenal berasal dari Adam Smith dan David Ricardo sebagai
berikut:

A. Teori Absolut Advantage dari Adam Smith.


Teori Absolut Advantage atau keunggulan mutlak dari Adam Smith dapat dicontohkan
sebagai berikut.

Produksi Pengorbanan

----------------------

Korea : Indonesia

--------- : ------------

Benang (per kg) $5 : $3

Pena X (per buah) $2 : $5

Dari contoh di atas, Indonesia secara absolut mempunyai advantage dalam produksi
benang dibandingkan dengan Korea. Sebaliknya Korea secara absolut mempunyai
advantage dalam produksi pena dibandingkan dengan Indonesia. Dengan demikian dapat
terjadi negosiasi untuk melakukan spesialisasi produksi dan perdagangan internasional.
Indonesia cukup berproduksi benang dan untuk pena dapat diimpor dari Korea. sebaliknya
Korea cukup produksi pena dan untuk benang dapat diimpor dari Indonesia.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3

B. Teori Comparative Advantage dari David Ricardo

Langsung perhatikan contoh berikut:

Produksi Pengorbanan

--------------------------

Malaysia : Indonesia

------------- : ------------

Benang (per kg) $2 : $4

Pena X (per buah) $4 : $4

Berdasarkan contoh di atas, bila di-compare-kan, Malaysia mempunyai advantage dalam


produksi benang sedangkan Indonesia tidak mempunyai advantage dalam produksi pena.
Bila memperhatikan kondisi di atas timbul pertanyaan: apakah bisa terjadi spesialisasi
produksi dan perdagangan internasional antar kedua negara ?.

Jawab: Bisa “Ya” bisa “Tidak”

Jawab “Tidak” akan terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional karena
Malaysia lebih murah dalam pengorbanan berproduksi benang sedangkan pena sama
saja. Kalau pun terjadi perdagangan internasional maka Malaysia hanya akan
mengekspor benang tetapi tidak mengimpor pena.

Jawab “Ya” bisa saja terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional bila
terjadi yang menhasilkan kesepakatan antar dua negara, bila yang terjadi adalah
kesepakatan seperti berikut:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Malaysia hanya memproduksi Benang sedangkan Pena beli dari Indonesia dengan harga
$.3.50 per buah (berarti Malaysia untung/dapat menghemat $.0.50 bila dibandingkan
produksi sendiri sedangkan Indonesia rugi $.0.50)

Indonesia hanya berproduksi Pena sedangkan Benang beli dari Malaysia dengan harga
$.3.00. Berarti secara keseluruhan, Indonesia masih menghemat $.0.50. Kalau terjadi
seperti ini maka dapat saja terjadi spesialisasi produksi dan perdagangan internasional.

C. Teori Comparative Advantage untuk Beberapa Jenis Barang.

Gambaran tentang Comparative Advantage beberapa jenis barang yang diproduksi oleh
masing-masing negara, dengan asumsi:

a. Hanya ada dua negara yang terlibat pertukaran


b. Produk yang dipertukarkan lebih dari 2 jenis
c. Jenis dan kualitas produk yang dipertukarkan sama

Selanjutnya perhatikan Tabel Comparative Advantage Untuk Lima Jenis

Barang sebagai berikut

Tabel Comparative Advantage Untuk Lima Jenis Barang

Biaya Biaya Produksi Biaya Komparatif


Barang Produksi Setiap Negara (dlm satuan biaya
Dalam Satuan Biaya Jepang)
Pembuatan Jam
Tangan
Indonesia Jepang Indonesia Jepang
1 2 3 4 5 6 (4:5)
Pena 50.000 25.000 0,10 0,25 0,40 : 1
Sepatu 100.000 125.000 0,20 1,25 0,16 : 1
Jam Tgn 500.000 100.000 1 1 1 :1
Radio 750.000 75.000 1,50 0,75 2 :1
Mesin Cuci 1.500.000 200.000 3,00 2,00 1,50 : 1

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Berdasarkan tabel olahan di atas: Indonesia unggul (lebih efisien) dalam biaya untuk
produksi pena dan sepatu sedangkan Jepang unggul (lebih efisien) dalam biaya produksi
Radio dan Mesin Cuci.

Berdasarkan teori ini suatu negara cenderung untuk memperbanyak produksi dan ekspor
untuk jenis produk yang mempunyai keunggulan komparatif sedangkan produk yang tidak
mempunyai keunggulan komparatif cenderung untuk di impor.

Indonesia melakukan ekspor Pena dan Sepatu, dan mengImpor Radio dan Mesin Cuci
sedangkan Jepang adalah sebaliknya.

D. Beberapa Teori lainnya:

Beberapa teori lain yang biasa digunakan yaitu:

1. Teori keunggulan Inovatif (innovative advantage)


Keunggulan inovatif merupakan keunggulan suatu negara karena sangat inovatif
dalam produksi baik disain, maupun kualitas produk yang dihasilkan serta beberapa
keunggulan lainnya sebagai inovasi yang dihasilkan. Keunggulan tersebut cenderung
berhubungan dengan peningkatan daya guna dan nilai guna suatu produk yangtelah
ada di pasar dan dapat menambah nilai guna produk dalam rangka memanuhi
kebutuhan masyarakat sehingga nilai atau harga jualnya semakin meningkat.

2. Teori Reciprocal Demand.


Teori ini berasal dari John Stuart Mill. JSM mengatakan bahwa perlu ada
keseimbangan dalam perdagangan antar Negara untuk menjada stabilitas
perekonomian dunia. Teori ini mendorong setiap Negara agar memberikan
kontribusi yang seimbang dalam menyusun neraca perdagangannya sehingga
arus keluar – masuk barang maupun modal dapat terjaga dengan baik.

3. Teori Merkantilisme
Teori ini muncul pada abad ke 15. Menurut teori ini bahwa kesejahteraan dan
kesejahteraan suatu Negara tergantung pada jumlah harta kekayaan yang
dimiliki terutama dalam bentuk emas. Kaum merkantilis (disebut juga kaum

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
bullionis) bahwa kebijakan suatu Negara harus berfokus pada penumpukan
logam mulia yaitu emas. Jadi Negara harus memacu ekspor jauh lebih besar
dari ekspor sehingga banyak menerima alat pembayar berupa emas sebagai
akibat perdagangan internasional yang mengalami surplus dalam jumlah besar.
Negara yang dapat melaksanakan hal tersebut akan menjadi Negara yang kaya
raya dan makmur karena logam mulia dapat digunakan untuk semua kebutuhan
dan keinginan.

4. Teori Heckscher dan Ohlin (teori H-O)


Menurut teori ini bahwa factor produksi dapat dikembangkan melalui dua factor
yaitu tenaga kerja dan modal.

Selanjutnya teori H-O disempurnakan oleh seorang ahli ekonomi yaitu


Samuelson, sehingga menjadi teori H-O-S. menurut teori ini:
a. Transportasi berpengaruh terhadap perdagangan internasional.
b. Factor produksi tidak hanya land tetapi land, labor dan capital.
c. Ongkos merupakan harga dari factor produksi yang dinilai dalam uang.
d. Adanya ketergantungan terhadap berbagai produk dah harga factor
produksi akan mendorong perdagangan internasional.
e. Perdagangan mempengaruhi harga yang harus dibayar untuk berbagai
factor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang yang akan di
ekspor.

5. Teori Vent of Surplus


Teori ini mengatakan bahwa suatu Negara akan mengekspor produk-produk
yang dihasilkannya jika terjadi kelebihan stock dalam negeri atau terjadi excess
supply di mana kelebihan tersebut diekspor. Dalam rangka memenuhi ekspor
maka Negara harus mampu berproduksi yang jauh lebih besar dari kebutuhan
dalam negeri.

E. Hambatan Dalam Perdagangan Internasional.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional yang
terkadang timbul antara lain:

1. Transportasi.
Hambatan ini berkaitan dengan pengangkutan barang dari satu Negara ke
Negara lain perpindahan barang hanya dapat dilakukan bila kedua
Negara mempunyai lintas transportasi yang baik. Jika kedua Negara berjarak
sangat jauh dan tidak terdapat transportasi regular akan menjadi hambaan
tersendiri.

Contoh;
Ghana sebagai sebuah Negara yang terletak di benua Afrika ingin mengimpor
minyak sawit dari Indonesia ternyata belum ada transportasi regular sehingga
terpaksa harus menggunakan alih transportasi dari satu wilayah ke wilayah lain
dapat berakibat
ongkos angkut menjadi sangat tinggi, walaupun sesungguhnya harga minyak
sawit tersebut tidak begitu tinggi bagi Ghana.

2. Sarana dan Fasilitas pengangkutan.


Sarana dan fasilitas pengangkutan merupakan jenis moda pengangkutan
untuk pengiriman barang yang harus disesuaikan dengan sarana yang
tersedia. Sebagai contoh: tidak semua pelabuhan di Indonesia mempunyai
fasilitas terminal peti kemas. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri sehingga
dapat menambah beban biaya dan waktu agar barang sampai ketujuan baik
impor maupun impor.

3. System pembayaran.
Hambatan terkait dengan system pembayaran adalah jika para pihak yang
mempunyai bank di tiap Negara tidak mempunyai hubungan koresponden.
Jika system pembayaran menggunakan Letter of Credit atau L/C maka harus
dilakukan via bank yang mempunyai koresponden dengan kedua bank yang

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
membuka L/C dan sebagai bank penjamin.

4. Kebijakan pemerintah.
Sebagai ketentuan yang dibuat oleh suatu Negara yang bertujuan untuk
memberi perlindungan dan terkadang juga sebagai pemotivasi kepada
pengusaha untuk meningkatkan frekuensi perdagangan internasional.
Kebijakan ini antara lain bertujuan untuk:

a. Kepentingan dan keamanan dalam negeri terutama terhadap barang-


barang terlarang.
b. Kepentingan kelestarian lingkungan, seperti larangan ekspor kayu
gelondongan secara illegal.
c. Kepentingan pertumbuhan produk dalam negeri melalui berbagai cara
pembatasan produk impor.
d. Membuat kebijakan anti dumping terhadap barang yang masuk dengan
harga di bawah normal atau lebih rendah dari harga di Negara produsen.
e. Memajukan ekonomi nasional melalui pertumbuhan ekspor.

F. Kebijakan Perdagangan Internasional.


Setiap Negara mempunyai kebijakan tersendiri dalam perdagangan
internasionalnya. Kebijaksanaan ini dibuat oleh pemerintah suatu Negara untuk
kepentingan ekonomi Negara tersebut dalam hubungannya dengan perdagangan
internasional yang dilakukan dengan berbagai cara untuk mengupayakan agar
ekspor jauh melebihi impor sehingga terjadi surplus pada neraca pembayaran.
Secara umum kebijakan perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri
suatu Negara bertujuan untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional dari
berbagai pengaruh negative yang timbul melalui perdagangan internasional dalam
rangka pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
Secara lebih khusus, kebijakan perdagangan internasional atau perdagangan luar
negeri suatu Negara bertujuan untuk:
a. Kepentingan melindungi dan memajukan industry dalam negeri.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
b. Semakin membuka lapangan kerja
c. Memperbaiki dan atau meningkatkan neraca pembayaran .
d. Stabilitas dan peningkatan nilai tukar
e. Pertumbuhan ekonomi.

Perhatikan bagan berikut:

KEBIJAKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

KEBIJAKAN EKSPOR KEBIJAKAN IMPOR

- MENDORONG ISI
MENDORONG EKSPOR (Industri Substitusi Impor)

- MENEKAN IMPOR

PROTEKSI EDUKATIF
(selektif, transparan, decline)

DAYA SAING

PROMOSI EKSPOR

KENAIKAN VOLUME EKSPOR


KENAIKAN NILAI EKSPOR
KENAIKAN NILAI TAMBAH

KENAIKAN INCOME

PERTUMBUHAN EKONOMI

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3

Kebijakan perdagangan internasional pada hakekatnya berhubungan dengan


kebijakan ekspor dan kebijakan impor. Terkadang kita mendapatkan beberapa
kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan internasional, namun kesemua
itu pada hakekatnya berhubungan dengan masalah ekspor dan atau impor karena
perdagangan internasional dilakukan melalui ekspor dan impor.

Kadang kala suatu pemerintah dengan sengaja membuat kebijakan menurunkan


nilai mata uangnya terhadap nilai mata uang internasional bertujuan utama untuk
meningkatkan ekspor. Pada kondisi lain pemerintah dengan sengaja mengurangi
atau membebaskan biaya administrasi pengangkutan penjualan barang keluar
negeri dengan tujuan untuk meningkatkan volume ekspor. Mungkin juga
pemerintah dengan sengaja pula mengurangi atau bahkan membebaskan sama
sekali bea masuk produk tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat supaya
produk tersebut masuk dengan lancar dan sampai ke masyarakat dengan harga
murah atau terjangkau.

Kebijakan perdagangan internasional dalam hubungannya dengan ekspor dapat


bersifat umum dan dapat pula bersifat khusus atau spesialisasi yang dinamis,
artinya tidak bersifat kaku dan suatu waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi.

Contoh: pemerintah Indonesia mendorong ekspor berbagai jenis produk termasuk


minyak sawit tetapi pada saat harga minyak sawit dunia menjulang tinggi
mengakibatkan eksportir menjual semua minyak sawit dalam negeri sehingga
ketersediaan minyak goreng didalam negeri berkurang dan bahkan hampir habis
mengakibatkan harga minyak goreng di

dalam negeri meningkat tajam. Pada saat itu pemerintah (untuk sementara)
mengurangi dan bahkan menyetop ekspor minyak sawit demi menjaga
ketersediaan dalam negeri dan kepentingan masyarakat.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Kebijaksanaan perdagangan internasional dalam hubungannya dengan impor
lebih diarahkan kepada pertumbuhan industrialisasi terutama pada Industri
Substitusi Impor (ISI). Keberadaan ISI diharapkan dapat mengurangi
ketergangungan terhadap produk impor. Kedua jenis kebijakan ini perlu proteksi
edukatif yang bersifat transparan, selektif dan decline. Dalam jangka waktu
tertentu diharapkan dengan adanya proteksi diharapkan produk mempunyai daya
saing. Apabila hal ini tercapai, produk mulai dipromosikan untuk ekspor. Dengan
demikian volume dan nilai ekspor akan meningkat produk tersebut diharapkan
mempunyai nilai tambah. Bila hal ini berhasil akan meningkatkan pendapatan yang
secara keseluruhan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan perdagangan internasional dalam hubungannya dengan ekspor, dapat


berupa:
1. Pemberian keringanan, pembebasan atau pengenaan pajak untuk barang
ekspor tertentu.
2. Pemberian kredit perbankan dengan bunga lebih rendah guna mendorong
ekspor produk tertentu.
3. Penyederhanaan prosedur tata laksana ekspor
4. Pemberian izin pembentukan asosiasi eksportir
5. (pada saat tertentu dapat saja) pembatasan ekspor atau bahkan larangan
ekspor produk tertentu seperti pada CPO (Crude Palm Oil) oleh
MENPERINDAG pada masa lalu.

G. Berbagai Restriksi Dalam Perdagangan Internasional


1. Tarif
Tarif menurut Nopirin (2018 : 51) adalah pembebanan pajak atau custom duties
terhadap barang-barang yang melewati suatu Negara. Tarif biasanya diberikan
oleh pemerintah suatu Negara Rinaldy (2018 ; 174) mengartikan tariff sebagai
bea atau pajak yang merupakan pungutan untuk menjadi penerimaan negara.
Tariff biasanya biasanya bertujuan untuk melindungi produk produk dalam
negeri agar mampu bersaing. Keberadaan tariff merupakan salah satu cara

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
yang sangat diperlukan dalam rangka menghambat barang impor. Tanpa
pengenaan tariff dikhawatirkan produk dalam negeri sulit bersaing dengan
produk impor dan akibatnya di dalam negeri dibanjiri oleh produk impor. Tariff
bukan satu-satunya sara untuk melindungi industry dalam negeri tetapi tariff
merupakan cara yang cepat, mudah dan efektif untuk menghambat atau
membatasi barang yang masuk.

Tarif dapat digolongkan menjadi:


a. Bea ekspor.
Yaitu bea atau pajak yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju Negara lain
b. Bea transito.
Yaitu bea atau pajak yang dikenakan terhadap barang yang melalui wilayah
suatu Negara yang bukan sebagai Negara tujuan barang yang diangkut.
c. Bea impor.
Yaitu bea atau pajak yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam
wilayah suatu Negara sebagai tujuan akhir.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Grafik 1.1 Efek Tariff:

P D S

P0 E0

P2 a b S1

P1 f e d c

0 Q1 Q3 Q0 Q4 Q2 Q (kuantitas)

Keterangan:

1) Pada tingkat harga sebesar Po, dan sebesar Qo, pada saat itu Qd = Qs
Keseimbangan ada pada titik Eo

Tidak ada X maupun M.

Produksi = Konsumsi

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
2) Kemudian terjadi Free Trade, akibatnya barang impor banyak masuk dan harga
turun menjadi P1.
Produsen dalam negeri sulit bersaing.

Produksi dalam negeri turun menjadi Q1 sedangkan

kuantitas saat keseimbangan mula-mula (E0) yaitu

konsumsi meningkat menjadi Q2. Kekurangan sebesar

Q1 – Q2 diatasi dengan cara impor.

Bila kondisi seperti ini dibiarkan maka produsen dalam negeri akan hancur dan
penganggur akan meningkat.

Perlu intervensi pemerintah melalui kebijaksanaan tarif

bea masuk atau cara lainnya yang berhubungan dengan

kebijaksanaan impor.

3) Selanjutnya dikenakan tarif sebesar P1 – P2


▪ Harga naik dari P1 menjadi P2
▪ Konsumsi dalam negeri turun dari Q2 menjadi Q4
▪ Produksi dalam negeri naik dari Q1 menjadi Q3
▪ Impor berkurang menjadi sebesar Q3 – Q4
▪ Timbul income pemerintah melalui bea masuk sebesar abde
▪ Adanya retribusi income atau subsidi konsumen ke produsen sebesar P1P2af.
▪ Cost of production sebesar aef dan bcd

2. Quota (Kuota / Pembatasan).


Kuota merupakan pembatasan jumlah phisik terhafap barang yang masuk
maupun keluar pada suatu Negara. Secara umum quota lebih ditujukan pada
barang impor. Impor tidak dilarang tetapi dibatasi. Bila demand dalam negeri

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
tinggi sedangkan impor dibatasi maka konsumen akan beralih ke produk dalam
negeri sehingga produsen dalam negeri dapat tertolong atau lebih maju.

Berikut terdapat beberapa jenis quota impor:


a. Kuota absolut atau unilateral kuota.
Merupakan kuota yang besar atau kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu
Negara tanpa persetujuan dari Negara lain.

b. Kuota bilateral.
Merupakan kuota yang besar atau kecilnya ditentukan melalui kesepatatan
antara dua Negara atau lebih dalam perdagangan internasional.

c.Tarif kuota
Merupakan gabungan dari tariff dan kuota. Untuk sejumlah barang tertentu
diizinkan masuk dengan tariff dan kuota tertentu. Bila melebihi kuota akan
dikenakan terif yang lebih tinggi

d. Kuota campuran.
Biasanya hanya berlaku bagi bahan baku tententu yang sengaja dibatasi agar
dapat mendorong penggunaan bahan baku yang sama dalam negeri.

3. Subsidi.
Subsidi biasanya diberikan oleh pemerintah terhadap produk atau produsen
tertentu agar dapat menekan harga jual tanpa harus mengurangi keuntungan
dan produknya tetap mampu bersaing sedangkan konsumen dapat menikmati
produk dengan harga yang lebih rendah

4. Larangan impor.
Larangan impor termasuk bagian dari kebijakan perdagangan internasional.
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual lebih
banyak dan bahkan dengan harga yang relative agak tinggi karenya hanya

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
bersaing dengan sesama perusahaan dalam negeri. Namun kenyataannya
suatu Negara sulit untuk melaksanakan larangan impor karena Negara yang
produknya dilarang memasuki Negara tertentu juga akan melaksanakan
tindakan serupa sebagai balasan.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 3
Daftar Pustaka

Utama:

- Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.
Tambahan:
- Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

- Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.
- Safitiani Suci, 2014, Perdagangan Internasional Dan Foreign Direct Investment
Di Indonesia

inaba.ac.id
Bisnis Internasional

Modul 4
Kurs Dan Valuta Asing
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
SESI 4 - BAB 4
KURS DAN VALUTA ASING

A. Pengertian.

Dengan semakin berkembangnya zaman, kegiatan perdagangan internasional


melalui ekspor-impor menjadi hal yang biasa. Oleh karena itu pebisnis perlu
memahami perbandingan nilai mata uang suatu Negara terhadap nilai mata uang
Negara lain dalam hal pertukaran terutama mata uang internasional sebagai
patokan. Dengan memahami kerja nilai tukar atau kurs mata uang, pebisnis
internasional akan mampu mengukur dan memahami resiko serta keuntungan
yang bakal timbul melalui bisnis yang dilakukan. Jadi kurs adalah perbandingan
nilai/harga antara mata uang suatu negara dengan negara lain, biasanya mata
uang internasional sebagai patokan’ sedangkan valas atau valuta asing
merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan
mata uang suatu Negara terhadap mata uang Negara lain. Kurs valuta asing
(Sukirno, 2016 : 397) menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu Negara
yang dinyatakan dalam nilai mata uang Negara lain.

Perbandingan di atas disebut dengan kurs (exchange rate). Misal kurs US $


dengan Rupiah saat ini termuat dalam internet 3 Januari 2006 adalah sebagai
berikut:
- Kurs beli (Bank Indonesia), US $.1 = Rp.9.760.
- Kurs jual (Bank Indonesia), US $.1 = Rp.9.770.
Perbedaan kurs dapat timbul karena beberapa hal, antara lain:
a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing atau
bank.
b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan waktu pembayaran.
c. Perbdaan tingkat keamanan dalam penerimaan pembayaran melalui bank
d. Penurunan nilai mata uang suatu Negara dengan sengaja terhadap nilai mata
uang Negara lain untuk tujuan tertentu seperti menggalakkan ekspor.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4

Perubahan kurs sangat berpengaruh terhadap ekspor dan impor. Ada


kecenderungan pemerintah campur tangan dalam rangka mengendalikan gejolak
perubahan kurs. Oleh karena itu pemerintah perlu cadangan valuta asing yang
cukup guna turut beroperasi di pasar uang sebagai upaya pengendalian gejolak
kurs tersebut. Kurs diperdagangkan di pasar valuta asing.

Menurut Nopirin (2018: 138), pasar valuta asing tidak hanya berhubungan dengan
kurs / valuta asing saja, tetapi juga berhubungan dengan pihak-pihak yang
melakukan transaksi, Pihak-pihak yang melakukan transaksi tersebut antara lain:
eksportir, importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral.

Eksportir dan importir yang hendak menjual atau membeli valuta asing dapat
menghubungi bank mereka. Bank berusaha mencari atau mempertemukan
permintaan dan penawarab valuta asing dari para langganannya. Bila usaha ini
gagal, selanjutnya bank tersebut berusaha menghubungi bank lain atau pedagang
perantara. Pedagang perantara ini usahanya bersifat spesialisasi dalam mata uang
tertentu. Peran bank sentral sangat besar terutama dalam usahanya
mempengaruhi kurs dengan cara aktif jual beli valuta asing.
Semakin jelas bahwa pasar valuta asing berfungsi untuk mempermudah
pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu Negara ke Negara lain.
Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan system
clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta para pedagang di
pasar valuta asing.

B. Peran Kurs Dalam Pertukaran

Perubahan mata uang/kurs mata uang suatu negara sangat terhadap mata uang
Negara lain atau mata internasional sangat berpengaruh terhadap kemampuan
pertukaran. Perubahan kurs mata uang suatu Negara sangat berpengaruh terhadap
ekspor maupun impor. Mata uang suatu Negara yang semakin melemah dapat

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
merangsang ekspor dan mempersuit impor, sebaliknya mata uang suatu Negara
yang semakin menguat dapat mempermudah impor tetapi ekspor mengalami
kesulitan kecuali kinerja produksi dan ekspor memang dapat diandalkan dan
dengan dukungan pemerintah yang benar-benar mendukung untuk peningkatan
ekspor.
Sebagai ilustrasi, perhatikan tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Peran Kurs dalam Pertukaran
Barang Biaya Per Unit Biaya Jepang Dalam Rupiah
Indonesia Jepang Rp1,50= Rp2,00= Rp1.00=
(rupiah) (yen) 1 Yen 1 Yen 1 Yen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Brg A 3.000 30.000 45.000 60.000 30.000
B 1.000 6.000 9.000 12.000 6.000
C 2.000 1.500 2.250 3.000 1.500
D 3.000 1.800 2.700 3.600 1.800
E 10.000 3.000 4.500 6.000 3.000
F 60.000 6.000 9.000 12.000 6.000
G 3.000.000 180.000 270.000 360.000 180.000

Bila biaya Jepang dihitung dalam rupiah dengan asumsi kurs pertukaran Rp.1,50 =
1 Yen (kolom 4) maka Indonesia lebih efisien dalam berproduksi barang A B C
sedangkan Jepang lebih efisien dalam berproduksi barang D E F G.

Bila Indonesia melaksanakan devaluasi Rupiah terhadap Yen (biasanya untuk


tujuan merangsang ekspor) maka Indonesia lebih efisien dalam berproduksi barang
A B C D sedangkan Jepang lebih efisien dalam berproduksi barang E F G.
Dengan demikian Jepang cenderung akan meningkatkan jenis dan jumlah impornya
dari Indonesia. Tindakan devaluasi akan merangsang produsen dalam negeri untuk
meningkatkan ekspor. Hal sebaliknya terjadi bila mata uang Rupiah penguat
terhadap Yen. Bila terjadi kurs pertukaran sebagaimana pada
kolom 6 maka Indonesia hanya akan efisien dalam produksi barang A dan B.
Sehubungan dengan komparatif advantage, terdapat 3 faktor yang sangat
mempengaruhi keunggulan komparatif suatu negara, yaitu:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4

1. Tersedianya faktor produksi dalam jenis dan jumlah berbeda dengan negara
lain
2. Adanya efisiensi terhadap cabang produksi tertentu
economies of scale decreasing cost..
3. Perbedaan corak dan kemajuan teknologi

Hal ini relevan dengan pandangan Heckscher – Ohlin yang mengatakan bahwa
suatu negara cenderung untuk mengekspor barang yang lebih banyak
menggunakan faktor produksi relatif melimpah di negara tersebut.

Menurut Aliran Neoklasik:


Perdagangan internasional adalah baik dan semakin banyak perdagangan
internasional akan semakin baik.

Menurut Aliran Radikal:


Perdagangan internasional sebaiknya dilaksanakan oleh negara yang berada
dalam satu level atau setingkat lebih maju. Bila negara miskin melaksanakan
perdagangan internasional dengan negara sangat maju maka dikhawatirkan negara
miskin akan menjadi boneka atau dipermainkan atau lebih banyak dirugikan.
Dalam hubungannya dengan perdagangan internasional tersebut, dapat dilihat
secara makro dan mikro dari sbb:

Secara makro:
Secara makro dapat dilihat dari Sisi Supply dan Demand:

S = D

SDN + SLN = DDN + DLN

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
PD + M = CD + X

Keterangan:
S = Supply (total)
D = Demand (total)
SDN = Supply Dalam Negeri
SLN = Supply Luar Negeri
DDN = Demand Dalam Negeri
DLN = Demand Luar Negeri.
PD = Produk Domestik
M = Impor
CD = Comsumsi Domestik
X = Eskpor

Supply (total) berasal dari supply dalam negeri dan supply luar negeri.
Supply dalam negeri merupakan produk domestik.
Supply luar negeri merupakan produk impor
Demand (Total) berasal dari demand dalam negeri dan demand luar negeri
. Demand dalam negeri merupakan konsumsi domestic.
Demand luar negeri merupakan ekspor

Dengan terbukanya peluang untuk ekspor-impor, bagaimana pengaruhnya


terhadap perekonomian secara makro. Mungkinkah perdagangan internasional
akan menolong si kecil atau yang terjadi sebaliknya akan membunuh sikecil?.
Hal ini tidak bias dijawab secara langsung karena sangat tergantung kepada
kondisi dalam Negara tersebut.

Contoh:
Dengan masuknya produk impor dari Cina dengan harga cenderung lebih
murah dari produk dalam negeri, jelas meningkatkan daya beli masyarakat kecil
atau mereka yang berpendapatan rendah. Sebaliknya kalau impor terus

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
menerus yang lebih besar dari ekspor justru akan mengakibatkan neraca
perdagangan deficit yang lebih jauh akan berakibat kepada nilai tukar mata
uang Negara tersebut semakin melemah. Bagaimanapun juga akan sangat baik
bila masyarakat Negara tersebut mampu berproduksi dengan biaya murah
disertai kualitas dan desain yang menarik sehingga harga jual mampu bersaing
di pasar dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dalam negeri dapat
menikmati produk dengan harga terjangkau dan daya beli meningkat. Untk itu
diperlukan produktivitas dan efisiensi yang tinggi.

Secara mikro:

1. Pada perusahaan produksi, terutama yang menggunakan bahan baku (baik


seluruh maupun sebagian) dari luar negeri. Mungkin harga bahan baku yang dibeli
dari luar dengan dolar tidak mengalami perubahan atau kenaikan harga tetapi kurs
rupiah terhadap dolar turun atau
2. merosot, akibatnya biaya produksi dalam rupiah meningkat. Konsekwensinya
harga jual juga meningkat.
3. Bila harga jual naik tetapi tidak diiringi dengan kenaikan income atau naiknya
harga jual lebih tinggi dari kenaikan income. Berarti purchasing power masyarakat
turun. Akibatnya: Sales Volume turun, Quantity of Production berkurang, and Profit
semakin kecil.

Beberapa Masalah Dalam Perdagangan Internasional


Masalah-masalah yang sering timbul dalam perdagangan internasional yang
dihadapi oleh beberapa negara antara lain:
1. Pola perdagangan
Pola perdagangan lebih menekankan pada pola impor atau ekspor terhadap
produk tertentu dan faktor yang mempengaruhinya.
2. Harga produk impor atau ekspor tersebut.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Bagaimana harganya dan faktor apa yang mempengaruhinya, seperti: nilai
uang dan perkembangannya, elastisitasnya, pesaing lain dalam menentukan
harga.
3. Manfaat perdagangan
Apa manfaat yang timbul sebagai akibat terjadi perdagangan tersebut, seperti
terhadap: konsumsi, pajak, produksi.

C. Prinsip Ekonomi Dari Valuta Asing.

Valuta asing (foreign exchange) menurut Griffin (2015: 2070 adalah sebuah
komoditas yang terdiri dari mata uang yang dikeluarkan oleh Negara selain Negara
sendiri. Harga valuta asing ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.

Pasar valuta asing terdiri dari pembeli dan penjual mata uang yang dikeluarkan
oleh Negara-negara di dunia. Siapapun yang memiliki uang (sebagai mata uang
pertama) yang mengkonversikan mata uangnya ke mata uang lain sebagai mata
uang kedua akan berpartisipasi dalam pasar valuta asing.

Pasar valuta asing yang terbesar ada di London, diikuti New York, Singapura, dan
Tokyo. Sekitar 87 persen transaksi melibatkan dolar, oleh karena itu dolar
digunakan untuk memfasilitasi sebagaian besar
penukaran mata uang. Oleh karena itu dolar disebut juga sebagai mata uang
transaksi primer untuk vasar valuta asing.

Prinsip ekonomi dari valuta asing mengikuti hukum permintaan dan


penawaran sebagaimana pada grafik di bawah ini.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Grafik 4.1 Permintaan Valuta Asing (Yen)

P(harga Yen)

P1 A

P2 B
Kurva Demand

0 Qd1 Qd2 Q(kuantitas Yen)

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara tingkat harga Yen dengan kuantitas
Yen yang diminta atau disebut sebagai Kurva permintaan Yen.
Pada tingkat harga Yen tertentu sebesar P1 (dalam dolar AS) maka kuantitas
terhadap Yen yang diminta sebesar Qd1 maka titik penghubungnya berada pada
titik A.

Selanjutnya bilamana terjadi penurunan harga Yen terhadap dolar menjadi


sebesar P2, akibatnya kebutuhan Yen meningkat menjadi sebesar Qd2 karena
dengan turunnya harga Yen ini mengakibatkan
banyak orang asing yang tertarik terutama orang Amerika untuk datang berbelanja
ke Jepang karena merasa lebih untung disebabkan
Yen terhadap dolar melemah. Akibatnya permintaan Yen meningkat dan terjadi
titik penghubung yang baru yaitu pada titk B. Apabila titik A dan titik dihubungkan
maka dapat digambarkan kurva permintaan terhadap Yen Jepang diberbagai
tingkat harga.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Selanjutnya perhatikan pula grafik berikut:

Grafik 4.2 Penawaran Valuta Asing (Yen)

P(harga Yen)
Kurva Supply
P1 B

P2 A

0 Qs1 Qs2 Q(kuantitas Yen)

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara tingkat harga Yen dengan kuantitas
Yen Jepang yang ditawarkan atau disebut sebagai kurva Penawaran Yen.

Pada tingkat harga Yen tertentu sebesar P1 (dalam dolar AS) maka kuantitas Yen
yang diminta sebesar Qs1 dengan titik penghubung antara harga dan kuantitas
yang ditawarkan berada pada titik A. Selanjutnya bilamana terjadi kenaikan harga
Yen terhadap dolar menjadi sebesar P2, akibatnya banyak pihak yang
menawarkan Yen sehingga kuantitas Yen yang ditawarkan meningkat sebesar
Qs2. Titik penghubung antara harga Yen dengan jumlah yen yang ditawarkan
berada pada titik B.
Dari kedua kondisi tersebut di atas dapat digambarkan grafik kondisi pasar yang
menunjukkan permintaan dan penawaran akan mata uang Jepang (Yen) yang
digambarkan pada grafik berikut ini.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Grafik 4.3 Kondisi Pasar Valuta Asing (Yen)

P(harga Yen)
Supply

Pe E Equilibrium (keseimbangan)

Demand

0 100 200 300 Q(kuantitas Yen)

Sebagaimana kita ketahui bahwa apabila harga turun maka jumlah Yen Yang
diminta cenderung meningkat, begitu pula sebaliknya, dengan asumsi ceteris
paribus (cp). Dengan demikian kurva permintaan bergerak dari kiri atas kearah
kanan bawah.
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas mengandung arti bahwa
bila harga Yen naik maka jumlah Yen yang ditawarkan akan bertambah, begitu
pula sebaliknya, dengan asumsi cp. Tarik menarik antara permintaan dan
penawaran akan menciptakan keseimbangan tersendiri atau disebut titik
ekuilibrium sebagaimana gambar di atas di mana pada tingkat harga Yen tertentu
(Pe) yang dihitung dalam dolar akan menciptakan kuantitas Yen yang diminta
sejumlah atau sama dengan jumlah Yen yang ditawarkan (Qd=Qs) sehingga
tercipta perpotongan antara kurva demand dan kurva supply pada titik
keseimbangan tertentu atau titik ekuilbrium (E).

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
D. Pengawasan Devisa (exchange control).

Dalam system pengawasan devisa, pemerintah biasanya memonopoli seluruh


transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah
adanya aliran dana keluar dan pelindungi pengaruh depresi dari Negara lain,
terutama dalam hal Negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta
asing dibandingkan dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang
relative lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu
mengatur alokasi dalam penggunaannya yaitu untuk tujuan yang sesuai dengan
program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi
impor. System kurs dalam pengawasan devisa ini secara sederhana dapat
dijelaskan dengan menggunakan gambar berikut.

Grafik 4.4 Sistem Kurs Dalam Pengawasan Devisa:

P(Rupiah)
Supply

687

600 Demand

0 G E F US$

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Di dalam pengawasan devisa, pemerintah dapat menetapkan kurs mata uang
yaitu:

1. Penetapan hanya satu jenis kurs saja, dan tidak tergantung pada tujuan
penggunaan devisa tersebut. Sistem penetapan kurs seperti ini disebut
sebagai single rate exchange system. Single Exchange rate system dalam hal
ini tidak mempunyai peranan dalam alokasi devisa untuk berbagai: transaksi,
peminta/demander, dan Negara.
2. Penetapan lebih dari satu kurs tergantung kepada penggunaannya.
Misal:
a. $1 = Rp.600,00 untuk barang impor yang esensil
b. $1 = Rp.800,00 untuk untuk barang impor yang non-esensil.

System ini disebut multiple exchange rate.


Sesungguhnya di dalam system ini banyak cara dalam penentuan exchange
rate.
Bentuk yang ekstrim ada dua:
a. dua atau lebih kurs atau exchange rate yang bebas untuk mengalokasi
devisa dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.
b. dua atau lebih kurs resmi yang tetap. Yang biasanya dilengkapi dengan
lisensi impor serta kuota impor.

Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat


menggunakan beberapa cara antara lain:

a. Individual allocation: setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian


tentang penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui maka diberikan
izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa.

b. Exchange quota: untuk setiap kategori importir ditentukan jumlah devisanya


berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Apabila devisa telah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang dating dulu
dilayani lebih dulu sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis.

c. Waiting list: ini merupakan pelengkap cara b di atas. Setiap surat permohonan
pembelian devisa ditempatkan dalam daftar tunggu sampai devisa tersedia.

Bilamana kondisi pasar valuta asing adalah bebas atau pada kondisi
keseimbangan (Equilibrium), maka kurs yang akan terjadi adalah US$1=
Rp.678,00, jumlah yang ditawarkan sama dengan yang
diminta yaitu berada pada skala yang ditunjukkan oleh titik E (sebesar 0E).
Biasanya di dalam system pengawasan devisa mata uang Negara tersebut terlalu
tinggi nilainya terhadap harga pasar bebas (overvalued).

Pada kurs US$1 = Rp.600,00 jumlah yang diminta adalah pada skala yang
ditunjukkan oleh titik F (sebesar 0QF) dan jumlah yang tersedia (ditawarkan) oleh
titik G (sebesar 0QG). Pemerintah perlu mengalokasikan jumlah yang tersedia ini
dengan menggunakan kurs yang telah ditetapkan. kurs yang ditetapkan bisa single
exchange rate bisa juga multiple exchange rate.

Kurs multiple tergantung pada penggunaan valuta asing. Untuk penggunaan yang
sangat diperlukan ole program pemerintah biasanya kurs lebih rendah
dibandingkan dengan penggunaan yang kurang diperlukan leh pemerintah.
System ini pernah dijalankan oleh Indonesia di awal tahun 1960 yang terkenal
dengan sebutan system Bonus Ekspor (BE).

Pada umumnya tujuan pengawasan devisa adalah:

a. Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekan Neraca


Pembayaran Internasional (NPI) yang dis-equilibrium. Apabila suatu Negara
tidak menghendaki penyeimbangan NPI yang deficit dengan politik deflasi
atau devaluasi maka harus diadakan penekanan terhadap deficit tersebut

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
dengan cara mengawasi langsung semua transaksi internasional dengan
pengawasan devisa yang dilakukan dengan cara memperoleh serta
penggunaan devisa. Cara lain dalam pengawasan devisa adalah dengan
kuota impor dan izin impor sehingga dengan cara tersebut diharapkan dis-
equilibrium dalam NPI dapat ditekan.

b. Melindungi industry dalam negeri. Dengan pembatasan impor maka


pengawasan devisa mempunyai tujuan untuk melindungi industry dalam
negeri dari persaingan yang ketat terhadap industry luar negeri.

c. Memperoleh pendapatan bagi pemerintah. Hal ini dilakukan oleh pemerintah


dengan cara menetapkan kurs yang berbeda antara pembelian dengan
penjualan. Kurs pembelian ditetapkan oleh
pemerintah lebih rendah dari pada kurs penjualan. Perbedaan selisih kurs
tersebut sebagai pendapatan bagi pemerintah.

d. Tie In Import Arrangement: penggunaan devisa untuk impor barang tertentu


dengan syarat bahwa importir juga harus membeli barang pelengkap atau
barang yang sama sebagai hasil produksi dalam negeri dalam proporsi
tertentu.

Jadi dengan pengawasan devisa maka diharapkan penggunaannya dapat


diatur sebaik mungkn sehingga dis-equilibrium dalam NPI dapat ditekan atau
bahkan dapat dihilangkan.

E. Teori Purchasing Power Parity

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Swedia bernama Gustav
Cassel. Dasar teorinya bahwa perbandingan suatu mata uang dengan meta uang
lain ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut terhadap barang dan jasa di masing-

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
masing Negara. Terdapat dua versi dalam teori ini yaitu intervensi absolut dan
relative.

Menurut Intervensi Absolut Purchasing Power Parity, perbandingan nilai mata


uang suatu Negara dengan mata uang Negara lain (kurs) ditentukan oleh tingkat
harga di masing-masing Negara. Sebagai contoh, harga 1 kg gandum di Amerika
Serikat adalah $1 dan di Indonesia sebesar Rp.1.000. maka kurs antara dolar dan
rupiah adalah $1 = Rp.1.000.

Kurs terjadi berdasarkan perbandingan Purchasing Powernya yaitu:

Rp.1000. per kg
PP = -----------------------
$1 per kg

PP adalah 1.000 berbanding 1 atau Rp.1.000 : S1.

Selanjutnya apabila terjadi perubahan harga di kedua Negara maka kurs tersebut
harus mengalami perubahan pula. Misal: harga di Indonesia naik tiga kali lipat
sedangkan di Amerika naik dua kali lipat
maka perbandingan kurs menjadi:

Rp.1000. 3
PP = ------------- x --------
$1 2

PP menjadi Rp.1.500 : S1.

Kurs PP yang didasarkan pada perubahan harga ini disebut relative.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Namun demikian perhitungan di atas kurang mencerminkan kondisi yang terjadi di
Negara berkembang.

Dengan dasar teori PP, kurs di Negara berkembang akan terlalu rendah sebab
harga barang-barang yang tidak masuk dalam perdagangan internasional seperti
jasa tukang cukur, dokter terlalu rendah bila dibandingkan dengan harga jasa
tersebut di Negara maju. Pada hal biasanya Negara-negara berkembang
mengalami deficit neraca pembayaran di mana terdapat kelebihan permintaan
valuta asing sehingga kecenderungan kurs meningkat. Dengan tidak
memperhitungkan harga jasa-jasa, kurs di Negara berkembang akan rendah. Oleh
karena itu sering turis dari negari maju merasa bahwa harga-harga makanan,
pakaian atau barang-barang hampir sama dengan harga yang diperdagangkan di
negaranya tetapi harga jasa dirasakan sangat murah di Negara berkembang.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 4
Daftar Pustaka

Utama:

o Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tambahan:

o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE


Yogyakarta.

o Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional

Modul 5
Manfaat dan Pengaruh Perdagangan Internasional
Multi National Coorporation (MNC)
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5

BAB 5

MANFAAT DAN PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL


MULTI NATIONAL COORPORATION (MNC)

A. Manfaat Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional mengakibatkan barang yang beredar menjadi lebih
banyak dan lebih bervariasi. Hal ini memberikan lebih banyak pilihan bagi
konsumen dalam memilih produk sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan
keinginannya dalam mendapatkan suatu produk. Meskipun setiap Negara memiliki
aturan dan kebijakan yang berbeda, namun kebebasan perdagangan dapat
membuat interaksi antar Negara di bidang ekonomi menjadi semakin mudah
sehingga banyak memberikan manfaat.

Beberapa manfaat perdagangan internasional adalah:


a. Dapat mempererat hubungan antar Negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional.
b. Kemungkinan masing-masing Negara akan saling membantu melalui
perdagangan internasional dalam rangka pembangunan Negara masing-
masing.
c. Investor asing dapat menginvestasikan modalnya untuk usaha tertentu yang
dianggap potensil di Negara lain baik untuk proyek swasta maupun pemerintah
sehingga lebih terbuka untuk meningkatkan devisa
d. Dapat meningkatkan pendapatan nasional sehingga semakin membuka
peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Mempermudah masyarakat dalam barang-barang yang tidak dapat diproduksi
di negaranya atau yang diproduksi oleh Negara lain denganselera, harga,
desain dan kualitas yang berbeda atau mungkin lebih baik, dan lain lain.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
f. Sangat terbuka peluang alih teknologi yang menguntungkan kedua pihak yang
terlibat dalam perdagangan internasional. Dan lain lain.

Terjadinya perdagangan internasional tidak lain karena pada prinsipnya setiap


Negara saling membutuhkan dan hampir tidak mungkin dapat memenuhi segala
kebutuhannya tanpa bantuan pihak Negara lain. Jadi ada salng ketergantungan.
Dengan demikian perdagangan internasional dapat memberikan banyak manfaat.

Menurut Rinaldy (2018: 17) Manfaat Perdagangan Internasional adalah sebagai


berikut:
1. Untuk mendapatkan komoditas atau barang yang dibutuhkan tetapi tidak dapat
diproduksi sendiri, baik bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang
jadi.
2. Untuk mendapat keuntungan dan spesialisasi. Di sini Negara pengekspor akan
menjual barang di atas harga pokok sehingga secara finaisil menghasilkan
keuntungan sehingga dapat meningkatkan devisa.
3. Untuk dapat menjual teknologi yang tidak dimiliki oleh Negara lain. Teknologi
dalam konteks ini dapat berarti how to process dan dapat pula product sebagai
hasil dari process.
4. Untuk dapat memproduksi barang tertentu secara khusus walaupun barang
tersebut juga dihasilkan oleh banyak Negara, namun karena Negara tersebut
mempunyai berbagai kelebihan seperti sumber daya manusia, sumber daya
alam maupun teknologi sehingga dapat berproduksi dalam jumlah yang jauh
lebih besar dan efisien sehingga dapat memasarkan produknya kenegara lain
walaupun Negara lain tersebut juga menghasilkan produk serupa.

Manfaat dari perdagangan internasional dapat pula digambarkan pada


grafik berikut ini.

Grafik 5.1 Manfaat Perdagangan Internasional Kondisi di Persia

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5

Barang P
300

250

200 PPFC=CPFC

150
CPFC >PPFC
100

50

0 50 100 125 150 200 250 300 Barang R

(kondisi di Persia)

Keterangan:

PPFC = Production Possibility Frontier Curve


CPFC = Consumption Possibility Frontier Curve

Selanjutnya perhatikan table tentang pertukaran baran antara dua Negara


Tabel 5.1 Perbandingan Pertukaran Barang pada dua negara

No. Negara Jumlah Barang (unit) Ratio P : R


P R
1. Persia 300 200 3:2
2. Indonesia 200 200 1:1

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Kondisi di Persia:

Pada Grafik 5.1 Bila hanya memproduksi barang P saja akan mampu menghasilkan
barang sebanyak 300 unit. Bila hanya memproduksi barang R saja akan mampu
menghasilkan barang sebanyak 200 unit. Namun barang yang dibutuhkan adalah P
dan R sedangkan perdagangan internasional diasumsikan belum ada. Akibatnya
harus memproduksi keduanya yaitu pada kombinasi P dan R masing-masing
sebesar 150 dan 100 unit. Jadi PPFC = CPFC (Production Possibility Frontier Curve
= Consumption Possibility Frontier Curve).

Grafik 5.2 Grafik: Manfaat Perdagangan Kondisi di Indonesia

300

250

200 PPFC=CPFC

150 CPFC >PPFC


125
100

50
Posisi Produksi
0 50 75 125 150 200 250 300 R

(kondisi di Indonesia)

Keterangan:

PPFC = Production Possibility Frontier Curve


CPFC = Consumption Possibility Frontier Curve

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5

Kondisi di Indonesia

Di Indonesia: Bila hanya memproduksi barang P saja akan mampu


menghasilkan barang sebanyak 200 unit. Bila hanya memproduksi barang R saja
akan mampu menghasilkan barang sebanyak 200 unit. Namun barang yang
dibutuhkan adalah P dan R sedangkan perdagangan internasional diasumsikan
belum ada. Akibatnya harus memproduksi keduanya yaitu pada kombinasi P dan
R masing-masing
sebesar 125 dan 75 unit. Di sini produksi adalah untuk konsumsi. Jadi PPFC =
CPFC (Production Possibility Frontier Curve = Consumption Possibility Frontier
Curve). Kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua negara. Persia hanya
memproduksi barang P dan Indonesia hanya memproduksi barang R.

Bagi Persia, produksi sebesar 300 unit barang P digunakan sebagai berikut; 150
unit barang P untuk konsumsi langsung sedangkan sisanya 150 unit ditukarkan
dengan barang R dari Indonesia sebanyak 125 unit. 25 unit lebih banyak bila
dibandingkan dengan produksi sendiri secara kombinasi. Dengan demikian CPFC
menjadi lebih besar dari PPFC.

Begitu pula dengan Indonesia yang hanya memproduksi barang R sebanyak 200
unit. 75 unit digunakan untuk konsumsi langsung sedangkan sisanya sebesar 125
unit ditukarkan dengan barang P sebesar 150 unit. 25 unit lebih banyak bila
dibandingkan dengan produksi sendiri secara kombinasi. . Dengan demikian
CPFC menjadi lebih besar dari PPFC.

Jadi jelas bahwa melalui melalui perdagangan internasional akan memberikan


manfaat bagi kedua negara yang terlibat pertukaran/ perdagangan dan juga dapat
menimbulkan spesialisasi produksi.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
B. Pengaruh Perdagangan Internasional
Terdapat beberapa pengaruh perdagangan internasional,
antara lain:
1. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap konsumsi
2. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap Produksi
3. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap distribusi pendapatan.

Ad.1. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap konsumsi


a) Bergesernya CPFC yang berarti riil income masyarakat meningkat dan
kemampuan konsumsi meningkat.

Grafik 5.3 Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Konsumsi.

PPFC = CPFC
P2
CPFC > PPFC

P1 E

P0

Posisi Produksi
0 R0 R

b) Dapat berpengaruh terhadap demonstration effect.


Banyaknya barang impor sebagai akibat perdagangan dapat mengakibatkan
masyarakat meniru pola konsumsi pihak lain

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
dengan cara ikut mengkonsumsi barang tersebut. Bila mereka yang meniru
tersebut memang mempunyai kemampuan di bidang ekonomi maka tidak
akan menjadi masalah, tetapi kalau mereka yang melakukan hal ini adalah
mereka yang kurang berkemampuan maka akan sangat merugikan diri
sendiri.

Ad.2 . Perdagangan dapat berpengaruh terhadap Produksi


Melalui perdagangan internasional, dapat memberikan pengaruh terhadap
timbulnya hal-hal berikut:
a) Terjadinya spesialisasi produksi
b) Bila ekspor meningkat maka investasi dalam negeri meningkat guna
memenuhi kebutuhan ekspor yang meningkat tersebut.
c) Pemanfaatan berbagai sumber daya karena maju ekspor.
d) Kenaikan produktivitas dan efisiensi.

Ad.3. Perdagangan dapat berpengaruh terhadap distribusi pendapatan.


Menurut pandangan Neo-klasik, perdagangan luar negeri dan PMA akan
dapat lebih meningkatkan kemakmuran dan distribusi pendapatan
masyarakat di dalam negeri.

C. Hambatan Dalam Memasuki Perdagangan/Bisnis Internasional


Memasuki pasar luar negeri melalui perdagangan internasional tentu saha memiliki
hambatan yang lebih banyak dari pada memasuki pasar dalam negeri sendiri atau
domestic. Walaupun suatu produk sangat dibutuhkan oleh suatu Negara namun
tetap saja Negara tersebut memberikan berbagai batasan dan syarat untuk
menerima produk tersebut kecuali eksportir merupakan penjual atau produsen
tunggal sedangkan produk sangat dibutuhkan oleh Negara importir.
Beberapa hambatan tersebut antara lain:

1. Hambatan berupa tariff atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang yang
akan memasuki wilayah tertentu. Negara importir terkadang memberikan tariff

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
atau bea masuk barang sangat tinggi dalam upaya melindungi barang mereka
dari serbuan barang impor. Akibatnya harga barang yang masuk akan sangat
tinggi untuk sampai ke konsumen akhir, sedangkan konsumen masih
mempunyai pilihan yaitu produk dalam negeri dengan harga yang lebih rendah.

2. Perbedaan dari sisi bahasa, dan social budaya atau cultural.


Perbedaan bahasa seringkali menjadi hambatan tersendiri dalam bisnis
internasional karena kedua belah pihak harus mengerti bahasa dari pihak yang
menjadi rekan bisnis atau harus memahami bahasa yang menjadi standar
dalam komunikasi internasional. Bila tidak, maka harus mempunyai atau
menyewa ahli bahasa guna memperlancar komunikasi dalam perdagangan
internasional.

3. Perbedaan Politik dan hokum di kedua Negara.


Perbedaan hukun dan kondisi politik yang kurang baik antara kedua Negara
yang akan menjalin hubungan perdagangan internasional akan menjadi
hambatan yang berat sehingga apabila tidak diselesaikan dengan saling
pengertian dan toleransi tentu akan menghambat perdagangan internasional
antara kedua Negara.

4. Hambatan operasional
Berbagai hambatan operasional sering timbul antara lain:
a) Transportasi yang tidak hanya berhubungan dengan keselamatan barang
tetapi juga kecepatan pengiriman barang.
b) Peraturan dalam negeri pada Negara yang dituju oleh produk atau yang
berhubungan dengan investasi.
c) Perbedaan tingkat upah.
d) Perbedaan produktivitas dan kemampuan teknologi.
e) Perbedaan rasa kebangsaan, dan lain-lain.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Selain hambatan yang dapat terjadi, terdapat pula berbagai kekuatan yang
mendasari semakin berkembangnya perdagangan internasional yang antara
lain:
a) Semakin terbukanya kesempatan dalam perdagangan internasional
dengan adanya perdagangan bebas.
b) Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sangat
mendorong perdagangan internasional.
c) Era sosialisme semakin memudar sedangkan era kapitalisme semakin
bersinar di mana era kapitalisme mengagungkan capital yang dalam arti
luas tidak hanya modal uang melainkan juga sumber daya manusia, dan
manajemen untuk mendukung kemajuan perdagangan internasional.
Hancurnya tembok berlin di Jerman menjadi indikasi hancur atau semakin
memudarnya sosialisme.

D. Multi National Coorporation (MNC)


Karakteristik MNC sangat banyak mengakibatkan sulit untuk memberikan definisi
yang dapat mencakup semua kriteria yang lebih pasti. Beberapa definisi
menyebutkan kriteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga perusahaan dapat
digolongkan sebagai MNC seperti apakah perusahaan itu beroperasi dan
mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan di beberapa
Negara, sedangkan yang lain memberikan definisi lebih bersifat kuantitatif yang
berhubungan dengan jumlah negara di mana perusahaan itu beroperasi atau total
asset atau penjualan oleh cabangnya dibeberapa negara. Secara sederhana MNC
dapat diartikan sebagai perusahaan bisnis berskala internasional yang memiliki
cabang usahanya di beberapa Negara dan
dalam menjalankan operasinya perusahaan sebagai cabang dikontrol oleh
perusahaan induk.

Adapun karakteristik MNC sebagai berikut:


a. Sifat MNC

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Sifat MNC sangat bervariasi tergantung pada;
▪ cara pendirian cabang di luar negeri,
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dengan melakukan investasi
langsung dengan cara mendirikan perusahaan baru sebagai cabang.
▪ pola pemilikan
Pengaturan kepemilikan dari cabang di luar negeri bervariasi
antara MNC yang satu dengan MNC yang lain.
Dengan berbagai pertimbangan dapat saja terjadi bahwa perusahaan induk
menghendaki kepemilikan yang tidak 100% dari modalnya, dan bahkan
banyak terjadi sebagai perusahaan
patungan atau joint ventures.
▪ Tujuan beroperasi di luar negeri
Tujuan dan motif keberadaan MNC di luar negeri juga belum tentu sama. Ada
perusahaan yang bermaksud mendirikan MNC secara vertical. Perusahaan
induk mendirikan cabang di luar negeri di mana terdapat sumber minyak,
sumber emas atau sejenisnya yang digunakan sebagai input untuk diproses
lebih lanjut baik diproses langsung maupun diangkut ke luar negeri sebagai
perusahaan induk.

b. Faktor-Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Keputusan MNC untuk


Ekspansi.
Dalam kaitannya dengan tujuan tersebut, mendirikan cabang di luar negeri dapat
memperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:
1) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor,
mungkin diperlukan hubungan yang lebih baik dekat dengan langganan untuk
mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Untuk produk dengan teknologi
tinggi seperti computer, pelayanan purna jual sangat penting dan ini akan lebih
efisien bila dibandingkan dilakukan oleh perusahaan induk.
2) Terkadang ekspor ke luar negeri sering terhambat/dihambat oleh masaah tariff
dari Negara lain. Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang menghasilkan
produk di Negara tersebut maka masalah hambatan tariff dapat diatasi.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
3) Masalah lain dalam hal ini adalah perubahan kurs mata uang. Apabila mata
uang Negara asal atau induk mengalami apresiasi maka harga barang
ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspornya. Masalah
ini dapat teratasi bila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
4) Apabila tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimum
maka pertimbangan efisiensi biaya diberbagai Negara menjadi pertimbangan
utama. Banyak MNC yang tertarik mendirikan usaha di beberapa Negara yang
upah buruhnya relative lebih rendah dibandingkan di Negara lainnya terutama
di Negara tempat keberadaan perusahaan induk terutama bila aktivitas
usahaanya lebih bersifat labor intensive.
5) Factor biaya transportasi juga terkadang menjadi perhitungan tersendiri.
Dengan didirikannya cabang di Negara lain maka perusahaan dapat
menghilangkan biaya angkut berang ke tempat pelemparan pruduk di Negara
yang dituju.
6) Faktor pajak juga menjadi pertimbangan tersendiri karena pajak yang
dibebankan kepada MNC lebih rendah bila dibandingkan dengan pajak yang
dibebankan kepada perusahaan induk di negaranya.
D. Faktor-Faktor Non-Ekonomi yang Mempengaruhi Keputusan
MNC untuk Ekspansi
Disamping factor ekonomi, factor social dan politik juga terkadang menjadi
pertimbangan tertentu keberadaan MNC disuatu wilayah Negara. Kondisi
masyarakatnya yang ramah dan penuh dengan toleransi dapat menjadi daya tarik
tersendiri karena perusahaan merasa lebih leluasa dalam beroperasi. Demikian
juga dengan politik ekonomi terbuka yang dianut oleh banyak Negara di mana
sangat welcome dengan investasi asing juga menjadi daya tarik tersendiri.

E. Kekuatan Bersaing MNC


Beberapa kekuatan bersaing yang sering menjadi modal bagi keberadaan MNC
adalah sebagai berikut:
a. MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasioal
yang dilakukan adalah barangnya relative sophisticated, sangat bervariasi,

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
kompleks, menggunakan teknologi canggih dan biasannya diproduksi oleh
perusahaan besar. Dengan demikian transaksi antar perusahaan dalam MNC
dapat lebih efisien dibandingkan dengan kontrak antar pembeli dan penjual
yang bersifat independen. Keuntungan ini sering disebut sebagai institutional
comparative advantage dari MNC.
b. MNC dipandang sebagai perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli yang
diperoleh karena penggunaan teknologi melalui Riset dan Development (R & D)
sehingga lebih mudah menyerap informasi dan teknologi dari luar negeri
terutama tentang hal hal
yang berhubungan dengan proses produksi, produk, marketing dan
manajemen.
c. MNC terkadang disebut sebagai perusahaan informasi karena kemampuannya
mengorganisir dan mengumpulkan informasi secara sistematis tentang
perkembangan pasar, biaya, teknologi melalui cabang-cabangnya di luar
negeri. Informasi ini secara terus-menerus disebarkan kesemua cabang untuk
dievaluasi dan diimplementasikan.
d. Sebagai perusahaan besar yang cenderung lebih banyak bersifat capital
intensive, MNC biasanya dapat memanfaatkan economies of scale dalam
melakukan aktivitas produksinya.
e. MNC biasanya dapat lebih memperoleh manfaat dari luasnya jaringan
keuangan internasional. sebagai perusahaan besar dengan banyak cabang
yang tersebat luas mengakibatkan lebih memungkinkan bagi MNC untuk
mendapatkan pinjaman sebagai sumber dana internasional.
f. Sebagai perusahaan besar dan berkekuatan, MNC terkadang mempunyai
peluang dan kekuatan untuk monopoli dan juga tidak jarang melakukan perang
harga atau subsidi untuk merebut pasar.
g. Karena perusahaan induk telah mendirikan cabangnya di beberapa Negara
melalui keberadaan MNC maka mereka dapat menghindari masalah tariff bea
masuk karena dia telah beraktivitas di Negara tersebut.

F. Efek Global / Internasional Keberadaan MN

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Keberadaan MNC setiap Negara di mana MNC tersebut berada dapat memberikan
efek positip maupun negative.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar Negara. Jumlah total investor
dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di
cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di Negara asal. MNC
juga mempunyai ekses sumber dana internasional yang lebih luas dan kemudian
dapat menanamkannya di Negara yang yang lebih memberikan peluang untu
berpendapatan tinggi bagi MNC tersebut disertai dengan resiko yang dapat
dikendalkan atau diminimalisir.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar Negara. Dalam
kaitannya dengan ini ada dua macam efisiensi yaitu efisiensi alokasi dan Efisiensi
operasi.

Dalam hubungannya dengan efisiensi alokasi, proses produksi MNC dipecah-


pecah menjadi proses yang relative kecil diletakkan di beberapa Negara dengan
dasar harga factor produksi, perbedaan biaya angkut, dn kebijaksanaan proteksi.
Dengan dukungan informasi yang komplit dan prses pengamblan keputusan yang
tepat maka proses produksi yang dijalankan akan lebih baik dan efisien sehingga
dapat mendorong adanya spesialisasi antar Negara. Spesialisasi ini apakah timbul
karena perbedaan factor produksi yang dimiliki, kualitas input, fungsi produksi atau
aspek comparative advantage yang lain tidak menjadi masalah. Kekuatan
ekonomi ini akan mendorong spesialisasi internasional di bidang produksi dan
dengan demikian menaikkan keuntungan perdagangan internasional.

MNC memungkinkan dapat menaikkan sfisiensi karena beberapa aspek antara


lain;
Aspek pertama, hal ini dapat timbul karena adanya persaingan. Dengan
masukknya cabang MNC di suatu Negara akan mendorong persaingan dengan
perusahaan local sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi
monopoli. Namun tidak jarang MNC melaksanakan kebijaksanaan harga yang
rendah untuk mematikan saingan sehingga dapat mengarah kepada monopoli.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5

Aspek kedua dalam hubungannya dengan persaingan adalah skala ekonomis


perusahaan yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau semakin
sentralisasi kegiatan untuk seluruh cabang.

Meskipun MNC dapat mendorong efisiensi namun kegiatan mereka dapat pula
menimbulkan dampak negative.

1) Pertama, keberadaan MN dapat menimbulkan monopoli sehingga alokasi


sumber daya menjadi kurang optimal.
2) Kedua, kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk
menghambat pesaingnya yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar
3) Ketiga, MNC kadang dapat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah Negara
induknya ataupun Negara tempat MNC beroperasi.

MNC dapat mempunyai dampak positip maupun negative terhadap kesejahteraan


secara global. Dengan kapasitasnya yang dapat memobilisasi sumber daya dan
fleksibilitas yang dimiliki maka MNC tidak hanya dapat menaikkan efisiensi alokasi
dan operasi saja tetapi juga mendorong investasi dan perubahan teknologi.

G. Manfaat MNC bagi Negara Induk


Manfaat kegiatan MNC di luar negeri adalah:
1. Dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun resiko yang lebih kecil bagi
pemilik factor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk pendapatan: deviden
bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan, serta gaji atau upah bagi keryawan.
Menurut prediksi teori klasik dalam perdagangan internasional, factor produksi
yang melimpah di
Negara induk akan memperoleh manfaat karena dapat menekan biaya
produksi dan secara keseluruhan tentu saja manfaatnya lebih banyak dari
pada kerugian yang mungkin timbul dari keberadaannya.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
2. dapat dihasilkan produk yang lebih murah dibandingkan dengan produk yang
dihasilkan di Negara induk MNC karena keberadaan MNC sebagai
perusahaan cabang di Negara lain tentu telah diperhitungkan berbagai
manfaat dan kerugiannya. Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya
ke luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah seperti MNC yang
bergerak di bidang pertambangan.

H. Konflik yng Sering Muncul di Negara Induk


Penolakan terhadap investasi langsung dan informasi teknologi terkadang didasari
oleh pemikiran tentang efek jangka panjang terhadap pendapatan itu sendiri baik
secara sektoral maupun regional. Efek tersebut dapat berupa:
1. pergeseran tenaga kerja,
Banyak bukti menunjukkan bahwa beberapa pekerjaan dapat dihilangkan
oleh adanya kegiatan MNC di luar negeri. Kegiatan
produksi yang mestinya dapat dilakukan di dalam negeri tetapi dilakukan di
luar negeri sehingga tenaga kerja di dalam negeri menjadi kelebihan.
2. Bekurangnya keunggulan modal dan teknolgi,
Berkurangnya keunggulan modal dan teknologi yang dikombinasikan
dengan upah tenaga kerja di luar negeri sering dituduhkan kepada MNC
sebagai perusahaan induk. Selanjutnya kegiatan di luar negeri
mengakibatkan kegiatan yang didalam negeri sulit bertambah karena
sebagian perhatian dan tenaga serta modal dialihkan keluar negeri
sehingga dapat saja mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi di
dalam negeri.
3. Penghindaran pajak serta

Berbagai praktek yang dilakukan oleh perusahaan MNC di luar negeri dapat
berperan dalam menghindari atau mengurangi pajak dari yang seharusnya
dikeluarkan sehingga merugikan Negara tempat beroperasnya MNC
4. dapat merongrong ekonomi dalam negeri.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Bila MNC tersebut memindahkan aktivitasnya ke Negara lain akan
membawa dampak kerugian yang lebih banyak terutama dari sisi tenaga
kerja dalam negeri yang digunakan oleh MNC tersebut menjadi kehilangan
pekerjaan.

H. Manfaat MNC bagi Negara Penerima


Keuntungan potensil dari kehadiran MNC mendakup:
1. Pembentukan modal,
Dalam kaitannya dengan pembentukan modal, pertanyaan yang sering
muncul adalah apakah kehadiran MNC dapat menambah stok modal
nasional? . Apabila pengusaha local terdorong untuk melaksanakan
investasi maka akan terjadi penambahan stok modal nasional, dan
sebaliknya apabila tidak maka kenaikan stok modal ini hanya berasal dari
MNC.
Efek keberadaan MNC terhadap perbaikan neraca pembayaran juga masih
dalam perdebatan. Keuntungan dan kerugiannya sangat tergantung dari
aliran modal masuk, impor barang modal serta bahan baku dan pengiriman
kembali ke Negara induk.
2. Menaikkan pendapatan dan kesempatan kerja,
Kehadiran MNC tidak hanya meningkatkan pendapatan dan kesempatan
kerja, tetapi peningkatan skil
3. transfer teknologi serta memperbaiki mosisi neraca pembayaran.
Efek yang jelas dari MNC adalah transfer teknologi dan budaya kerja. Di
Negara maju tempat kedudukan perusahaan induk MNC biasanya
teknologinya lebih baik dan budaya kerjanya lebih dapat diandalkan.
Mereka cenderung lebih giat dan disiplin
bekerja dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja yang akhirnya
berimbas ke produktivitas tenaga kerja tinggi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan keuntungan yang juga berakibat positif kepada balas jasa juga
tinggi.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
I. Kerugian Bagi Negara Penerima MNC
Terkadang terjadi konflik di Negara penerima yang menghendaki sedikit impor
bahan baku kecuali barang modal. Tujuan ini dicapai melalui kebijaksanaan
pembatasaan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat penggunaan konten
produk local. Kebijaksanaan ini terkadang menimbulkan konflik dengan tujuan
MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau
mengirim kembali keuntungan yang diperoleh. Tujuan ini akan terhalang oleh
kebijaksanaan di atas. Mungkin yang paling kontroversil adalah factor teknologi.
MNC terkadang menggunakan teknologi yang kurang sesuai dengan Negara
penerima. MNC menginginkan penggunaan teknologi padat modal sedangkan di
Negara tujuan MNC menginginkan padat karya sehingga dapat mengurangi
pengangguran tenaga kerja.

J. Beberapa Pembatasan dan/atau Pengaturan MNC oleh Negara


Penerima.
1. Pengaturan tentang masuknya MNC.
2. Hal ini berhubungan dengan penilaian tentang efek dari keberadaan MNC di
masa mendatang terhadap ekonomi dan politik nasional. Apabila diprediksi
akan mengakibatkan efek yang buruk maka MNC ditolak memasuki wilayah
Negara tersebut.
3. Penentuan sector-sektor tertentu yang terbuka dan yang tertutup untuk
keberadaan MNC dengan pertimbangan memberi peluang bagi pergerakan
usaha local.
4. Pengaturan terhadap beberapa hal yang berhubungan dengan keberadaan
MNC, seperti: impor bahan baku, harga jual produk di dalam negeri,
penggunaan tenaga kerja, efek terhadap lingkungan.
5. kewajiban yang harus dipenuhi oleh MNC bila beroperasi, seperti: besarnya
pajak yang harus dibayar.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 5
Daftar Pustaka

Utama:

o Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.
Tambahan:
o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

o Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional

Modul 6
Organisasi Perdagangan Internasional
Ismi Iswandi, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6

BAB 6
ORGANISASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pembentukan badan atau lembaga atau organisasi yang mengkoordinasikan


kesepakatan secara internasional di bidang perdagangan dibentuk oleh banyak
Negara baik dalam skala regional maupun internasional. Dalam berbagai pertemuan
internasional, tiap Negara menunjuk pejabat khusus di berbagai pertemuan tingkat
internasional untuk membahas berbagai isu yang timbul untuk kepentingan
masyarakat internasional.

Organisasi perdagangan internasional (Rinaldy, dkk; 2018: 287) terdapat 4


tingkatan organisasi dalam perdagangan internasioyal, yaitu:
A. Organisasi Perdagangan Tingkat Nasional.
B. Organisasi Perdagangan Tingkat Regional
C. Organisasi Perdagangan Tingkat Internasional
D. Organisasi Lain yang Terkait Perdagangan Internasional.

A. Organisasi Perdaganan Tingkat Nasional.


Organisasi perdagangan tingkat nasional ini merupakan organisasi perdagangan
internasional tingkat nasional yang dibentuk oleh setiap Negara dalam rangka
menunjang dan memberikan akselerasi yang berhubungan dengan perdagangan
internasional.
Di Indonesia, organisasi ini antara lain sebagai berikut:
1. KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
KADIN Indonesia adalah organisasi non-pemerintah yang dibentuk sebagai
wadah untuk kepentingan pengusaha Indonesia. KADIN Indonesia pertama
kali dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 49 tahun 1973 selanjutnya
disyahkan melalui Undang-Undang Nomorn1ntahun 1987.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Secara operasional, KADIN bertujuan untukL
a. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan
pengusaha Indonesia dalam kedudukannya selaku pelaku ekonomi agar
tercipta kegiatan usaha yang sehat.
b. Menciptakan iklim usaha yang memungkinkan terwujdnya peranserta
pengusaha Indonesia dalam pemangunan nasional.

2. BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional).


BPEN adalah lembaga yang didirikan oleh pemerintah di bawah naungan
Kementerian Perdagangan. Adapun tugas BPEN adalah memajukan dan
mengembangkan ekspor nasional, baik bagi para pengusaha maupun usaha
atau produknya. Usaha tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk pendirian
pusat promosi perdagangan Indonesia di beberapa Negara yang sekaligus
merupakan pusat informasi tentang komoditas atau produk ekspor Indonesia
di luar negeri dan sebagai pusat informasi di dalam negeri bagi para eksportir
tentang peluang pasar produk di pasar internasional. Semenjak era Presiden
Susilo Bambang Yudoyono, BPEN ditetapkan menjadi Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional.

3. LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).


LPEI merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah yang difungsikan sebagai
sumber pembiayaan fasilitas kredit ekspor dalam bentuk modal kerja pra-
pengapalan serta memberikan jaminan atas pembiayaan ekspor jangka
pendek dan memberikan subsidi bunga atas kredit modal kerja ekspor. LPEI
didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2009.
Dalam pengembangannya LPEI akan mengembangkan fasilitas asuransi dan
pusat informasi pembiayaan ekspor dan jasa ekspor lainnya, serta menjadi
agen kredit ekspor terutama dalam penyediaan pembiayaan pasca pengapalan
jangka menengah dan panjang. Pada tahap awal, LPEI memfasilitasi dan
meningkatkan ketersediaan investasi dan modal kerja pra pengapalan bagi
eksportir dan mengambil alih semua jenis dan sumber pembiayaan ekspor dari

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
bank-bank yang dibekukan atau take over kegiatan atau operasionalnya guna
mengatasi berbagai kendala terutama setelah terjadi krisis moneter. Sumber
pembiayaan LPEI berasal dari setoran modal pemerintah yang akan menjadi
pemilik saham mayoritas. Selain itu sumber LPEI juga berasal dari swasta yang
berminat sebagai pemegang saham minoritas dan bantuan Negara dan
lembaga luar negeri. Ruang lingkup produk dan jasa LPEI yaitu melaksanakan
pembiayaan ekspor nasional, diberikan dalam bentuk pembiayaan dan
asuransi.

4. KADI (Komite Anti Dumping Indonesia).


KDI merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah di bawah Kementerian
Perdagangan dipimpin oleh seorang ketua dengan anggota yang berasal dari
unsur-unsur Kementerian Perdagangan,
Kementerian Keuangan, Kementerian yang terkait dengan itu dan juga
lembaga non kementerian. Semenjak dibentuk tahun 1996, Indonesia belum
memaksimakan instrument dan aturan anti dumping ataupun subsidi akibat
kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang adanya tindakan anti dumping
dan imbalan yang dapat dijadikan sebagai instrument perlindungan terhadap
perdagangan yang tidak adil.

Tugas tugas KADI adalah:


a. Menyelidiki barang barang yang masuk secara dumping dan
mengandung subsidi.
b. Mengusukan bea masuk anti dumping dan bea masuk imbalan.
c. Membuat laporan pelaksanaan tugas.

Dalam melaksanakan tugasnya, KADI menyelenggarakan fungsi sebagai:


a. Pembuktian adanya barang yang di dumping atau barang yang masuk
mengandung subsidi, kerugian barang industry dalam negeri dan
adahnya sebab akibat antara barang dumping atau mengandung subsidi
dan kerugian industry dalam negeri.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
b. Pengumpulan, penelitian dan pengolahan bukti dan informasi terkait
dengan penyelidikan darang dumping dan barang yang mengandung
subsidi.
c. Pembuatan laporan hasil penyelidikan barang dumping dan barang yang
mengandung subsidi.
d. Penyusunan rekomendasi dan pengenaan bea masuk imbalan kepada
menteri.
e. Pelaksanaan advokasi, konsultasi, diseminasi informasi serta sosialisasi
ketentuan dan pelaksanaan anti dumping dan subsidi.
f. Pelaksanaan fungsi-fungsi dan tugas lain yang diberikan oleh menteri.

Praktek diskriminasi harga secara internasional disebut dengan DUMPING, yaitu


menjual barang di luar negeri lebih rendah dari menjual barang di dalam negeri
sendiri. Ini merupakan bagian dari tugas Kadi.
Seorang produsen melakukan dumping biasanya untuk menguasai pasar
produknya di luar negeri dengan cara menjual produknya dengan harga yang
lebih murah.
Contoh:
biaya produksi barang X per unit ($.US)………………… 100
biaya lain lain ………………………………………………… 5
dijual di dalam negeri ………………………………………….. 120
Berarti: keuntungan ……………………………………………. 15

Selanjutnya perusahaan akan menguasai pasar produk tersebut di luar negeri


dengan cara melaksanakan dumping. Harga pasar di luar negeri untuk produk
sejenis diasumsikan sama dengan harga pasar produk tersebut di dalam negeri.
Selanjutnya perusahaan melaksanakan strategi dumping dengan menjual produk
tersebut di luar negeri denganharga lebih murah yaitu $.US.115., walaupun
akibatnya keuntungan jauh berkurang namun dalam usaha menguasaipasar
produk tersebut, dumping tetap dilaksanakan.
biaya produksi barang X per unit ($.US)……………… 100

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
biaya lain lain + ongkos angkut ke luar negeri..…. 7
dijual di luar negeri …………………….…………………. 115
Berarti: keuntungan ……………………………………… 8

Berarti harga jual barang di X di luar negeri (di Negara yang dituju produknya)
lebih murah dari harga di dalam negeri tempat perusahaan beroperasi, namun
hal ini tetap dilakukan dalam rangka menguasai pasar produk di luar negeri dan
bahkan berharap untuk dapat monopoli karena perusahaan lain yang
menghasilkan produk sejenis di Negara yang dituju menjadi hancur akibat kalah
bersaing dengan produk impor. Dewasa ini perusahaan di Cina juga sering
melakukan dumping terhadap produknya di beberapa Negara termasuk di
Indonesia. Kasus baja dumping dari Cina dan beberapa produk lain merupakan
bukti Dumping sehingga menggoyahkan keberadaan para produsen baja di
Indonesia termasuk Krakatau Steel karena fakta menunjukkan masyarakat yang
membutuhkan baja di Indonesia umumnya lebih suka memilih baja asal Cina
karena lebih murah dengan kualitas yang cukup bisa diandalkan.

Menurut Nopirin (2018: 77), dumping adalah praktek diskriminasi harga dengan
cara menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari di dalam
negeri bahkan di bawah biaya produksi. Politik diskriminasi harga dengan cara
dumping dewasa ini dilarang oleh World Trade Organization (WTO). Menurut
Griffin (201 : 253) dumping dapat terjadi ketika suatu perusahaan menjual
barangnya di pasar di bawah harga yang mereka bebankan di pasar negaranya
sendiri.

Dikenal tiga jenis dumping:


a. Predatory dumping
Menjual barang di luar negeri dengan harga lebih murah tetapi hanya untuk
sementara guna menghancurkan pesaing.
b. Sporadic dumping

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Menjual barang di luar negeri lebih murah dan bersifat sporadis karena
produksi dalam negeri mengalami surplus.
c. Persistant dumping
Menjual barang di pasar luar negeri lebih rendah dari dalam negeri untuk
tujuan monopoli yang berkelanjutan guna menciptakan maksimum profit,
terutama untuk jangka panjang.

Grafik 6.1 Analisis Dumping

P
S

Pw

P1

P2 D

0 Q
R M N S T

Keterangan Grafik:

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Contoh
Negara Jepang akan menjual mobil ke AS secara dumping. Harga mobil jenis A
dipasar dunia (dalam keadaan free trade) adalah sebesar Pw. Sama dengan Jepang
ekspor ke AS (lihat grafik 6.1).
Dalam keadaan tersebut, kebutuhan dalam negeri AS sebesar O – N sedangkan
produksi hanya sebesar O – M. Kekurangan sebesar M – N diatasi dengan cara impor
(M) dari Jepang.
Selanjutnya Jepang melaksanakan Dumping dengan cara menurunkan harga
menjadi P1. Akibatnya demand dalam negeri AS meningkat, sedangkan produsen
dalam negeri turun (demand menjadi O – S; produksi menjadi O – R) karena sebagian
produksen dalam negeri tidak kuat berproduksi lagi. Seandainya Jepang meneruskan
Dumpingnya dengan cara menurunkan harga hingga menjadi P 2 akibatnya demand
semakin meningkat hingga O – T, dan akibatnya semua perusahaan dalam negeri
tidak mampu berproduksi lagi (gulung tikar). Produksi = 0. Bila hal ini sampai benar
terjadi maka berdasarkan ketentuan GATT / WTO, AS dapat mengajukan tuntutan
ganti rugi sebesar kerugian yang dideritanya.

5. GINSI (Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia).


GINSI merupakan organisasi non-pemerintah sebagai wadah yang berperan
dalam menyalurkan kegiatan, membina dan mengembangkan pengusaha luar
negeri sesuai dengan kepentingan anggotanya. GINSI juga merupakan
sarana komunikasi timbal balik antar anggota, organisasi pengusaha dan
pemerintah. Kegiatan utama GINSI adalah membina, mengarahkan,
mengembangkan usaha dan kegiatan anggota, menciptakan iklim usaha yang
harmonis serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota
dan juga non anggota yang berminat. GINSI didirikan tanggal 21 Mei 1969
sebagai lanjutan dari Organisasi Pejuang Kongres Importir Nasional Seluruh
Indonesia yang didirikan di Surabaya tahun 1956. Saat ini GINSI membina
tidak kurang dari 3.500 importir dan 30 Badan Pengurus Daerah. Sumber
pembiayaan GINSI berasal dari iuran anggota, pendapatan publikasi dan
swadaya.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6

6. BPE (Badan Promosi Ekspor)


BPE adalah badan yang diwacanakan oleh Presiden Joko Widodo dalam
rangka mendorong dan meningkatkan ekspor yang langsung berada di bawah
Presiden. Badan ini dipimpin oleh seorang kepala setingkat menteri. Tugas
BPE diarahkan kepada penetapan berbagai instrument hokum baik dalam
bentuk undang-undang maupun peraturan yang diarahkan untuk memberikan
sporting kepada pelaku usaha agar lebih bergairah dalam meningkatkan
produks komoditas ekspor serta berusaha memperluas jaringan pasar ekspor
internasional.

B. Organisasi Perdagangan Tingkat Regional


Organisasi Perdagangan Internasional Tingkat Regional adalah organisasi yang
dibentuk oleh sejumlah Negara di suatu kawasan atau regional yang bertujuan
untuk mempermudah bahkan menyatukan system perdagangan antar Negara
anggota. Organisasi ini meaksanakan berbagai negosiasi unruk memperjuangkan
kepentingan kawasan khususnya dan internasional pada umumnya.

Beberapa organisasi yang dibentuk oleh sejumlah Negara anggota yang bersifat
regional ini, antara lain:

1. APEC (Asia Pacific Economic Coorporation).


APEC merupakan organisasi kerjasama regional antar Negara Asia Fasifik
yang didikan pada bulan Nopember 1989 di Canberra, Australia. Organisasi ini
antara lain bertujuan untuk meningkatkan akselerasi, keseimbangan, dan
pemerataan pertumbuhan ekonomi khususnya untuk Negara di kawasan Asia
Fasifik termasuk mengupayakan perdagangan multilateral yang lebih terbuka,
meningkatkan kerjasama mewujudkan perdagangan global yang liberal secara
menyeluruh pada tahun 2020. Anggota APEC terdiri dari beberapa Negara
ASEAN, NAFTA (North American Free Trade Argument), NIC’s (Newly
Industrial Countries), Cile, Tiongkok, Jepang, dan Papua Nugini. Serangkaian

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
pertemuan informal APEC dilaksanakan di Seattle Amerika Serikat Nopember
1993, kemudian di Bogor 1994, dan seterusnya di berbagai tempat.

2. ASEAN (Association of South East Asian Nation).

ASEAN merupakan organisasi regional Negara-negara Asia Tenggara yang


didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 bedasarkan deklarasi Bangkok dan
ditandatangani oleh oara wakil dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan
Singapura. Pada awal pendiriannya, perundingan yang dilakukan lebih
terkonsentrasi di bidang politik dan keamanan. Dalam perkembangannya
ternyata organisasi ini sangat diperhitungkan di dunia internasional baik di
bidang keamanan, politik, social budaya dan ekonomi. Berbagai kesepakatan
regional dalam bidang perdagangan antar bangsa telah ditandatangani oleh
anggotanya. Beberapa Negara menyusul bergabung dalam badan ASEAN yaitu
Filipiha, Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar.

3. CARICOM (Caribbean Common Market).

Caricom merupakan organisasi regional dalam bentuk aliansi perdagangan


regional 13 negara di kawasan Karibia yang bahasa nasionalnya menggunakan
bahasa Inggris. CARICOM dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan pembangunan ekonomi masa depan dan meningkatkan
kemajuan hubungan di bidang sosia dan budaya. Anggotanya adalah
Antiguandan Barbuda, Bahama, Bardados, Monsterrat, Trinidat, dan lain-lain.

4. Colombo Plan

Merupakan organisasi dalam bentuk forum kerjasama berdasarkan pertemuan


yang diselenggarakan pada tahun 1950 di Colombo – Sri Lanka. Terbentuknya
organisasi ini dalam rangka meningkatkan pembangunan bidang ekonomi dan
pembangunan proyek khususnya terhadap Negara-negara yang baru berdiri.
Anggotanya ada 28 negara, diantaranya: Argentina, Australia, Bangladesh,

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Kanada, Fiji, India, Filipina, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura,
Thailand, dll.

5. EFTA (European Free Trade Association).

EFTA adalah organisasi asosiasi regional perdagangan bebas eropa yang


dibentuk pada tanggal 3 mei 1960 berdasarkan Perjanjian Stockholm dalam
rangka perjanjian bebas untuk semua jenis produk industry semua Negara
anggota. EFTA tidak memasukkan tariff eksternal dan tidak memasukkan
perdagangan produk pertanian dalam kesepakatan. Kemudian dilakukan
penghapusan tariff untuk sesame Negara anggota. EFTA secara organisasi
tidak pernah dibubarkan namun dewasa ini sudah tidak berfungsi lagi karena
banyak anggotanya yang mengundurkan diri dan bergabung ke dalam Uni
Eropa.

6. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa)

MEE merupakan suatu organisasi Negara Eropa Barat yang dibentuk


berdasarkan Fakta Roma tahun 1957. Organisasi ini bertujuan untuk mengatur
perdagangan di antara Negara Negara anggota melalui penghapusan bea
masuk dan hambatan antar Negara anggota, mempererat kerjasama bidang
politik serta integrasi ekonomi. Keberadaan organisasi ini ternyata menunjukkan
hasil yang sangat positif dan bahkan hamper semua Negara anggota di benua
eropa melakukan penyatuan system moneter dan menciptakan system
pembayaran Euro.

7. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Ide pembentukan organisasi ini timbul pada saat Konferensi Tingkat Tinggi para
pemimpin ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1997. Ide pembentukan MEA
didasarkan pemikiran untuk membentuk ASEAN menjadi kawasan makmur,

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
stabil dan perekonomian yang semakin berkembang. Akhirnya MEA terbentuk
tahun 2003.

Ciri MEA adalah antara lain:

a. Kawasan ekonomi menjadi sangat kompetitif

b. Memiliki wilayah pembangunan ekon yang merata di seluruh Negara


anggota.

c. Negara anggota akan terintegrasi penuh dengan ekonomi global.

C. Organisasi Perdagangan Tingkat Internasional

Organisasi perdagangan tingkat internasional merupakan organisasi yang secara


khusus dibentuk oleh banyak Negara dalam mengorganisasikan perdagangan
dunia secara operasional mempunyai keseragaman sehingga diharapkan tidak
merugikan Negara anggota. Organisasi tersebut antara lain:
1. WTO (World Trade Organization)
Organisasi Perdagangan Internasional atau Organisasi Perdagangan Dunia
(dalam istilah Indonesia: OPD) dan dalam istilah asing terkenal dengan sebutan
WTO (world Trade Organization) dibentuk tahun 1947 dengan status
menggantikan GATT (General Agreement Tirade and Tarrif) yang sudah tidak
dipercaya lagi oleh para anggota karena sering bertndak tidak adil terhadap
sesama Negara anggota GATT. WTO sampai sekarang masih aktif dan
berperan dalam mengatur dan menyelesaikan masalah secara bijaksana dan
lebih tegas terhadap masalah yang timbul dalam perdagangan dunia yang
kompleks.

2. KDI (Kamar Dagang Internasional}.


Kamar Dagang Internasional atau ICC (International Chamber of Commerce)
merupakan organisasi tingkat internasional yang dibentuk secara khusus guna
menyusun berbagai kebijakan dan kesepakatan internasional di bidang
perdagangan internasional.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
ICC memberikan jasa di bidang konsultasi, arbitrase, dan fasilitas peningkatan
pengetahuan melalui berbagai penerbitan info tertulis seperti literature dan
penyelenggaraan seminar . ICC melakukan kerjasama dengan berbagai
organisasi dunia. Anggotanya lebih dari 110 negara di dunia.

d. IDA (International Development Association).


IDA adalah organisasi keuangan internasional yang merupakan yang
merupakan salah satu anggota dari Bank Dunia. IDA didirikan oleh Bank Dunia
pada tahun 1959 yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan bantuan
kredit dengan syarat lunak kepada Negara-negara berkembang yang
berpenghasilan rendah, memajukan ekonomi dan mendorong produktivitas
sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup rakyat. Indonesia
termasuk Negara yang pernah menerima bantuan dari IDA. Selanjutnya mulai
tahun 1977 indonesia dinyatakan tidak lagi berhak menerima bantuan pinjaman
dari IDA karena karena telah mampu memperoleh pinjaman dana dengan
persyaratan lunak dari Pasar Modal Internasional.

e. ITC (International Trade and Center)


ITC merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1964 guna menyerap
permintaan banyak Negara berkembang dalam membentuk dan
mengembangkan program ekspor. Secara fungsional ITC menyediakan sarana
informasi dan berbagai sarana yang menyangkut promosi ekspor dan teknik-
teknik pemasaran bagi Negara berkembang.

f. IMF (International Monetary Fund)


IMF merupakan organisasi Keuangan Internasional yang tahun 1944 melalui
Konferensi Bretton Woods. Organisasi ini beranggotakan 189 negara yang
bertujuan mempererat hubungan
kerjasama bidang moneter global, memperkuat stabilitas keuangan,
mendorong perdagangan internasional, memperluas lapangan kerja sekaligus
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berusaha mengentaskan kemiskinan

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
diseluruh dunia terutama pada Negara anggota. Bantuan yang diberikan oleh
IMF dapat berupa konsultasi dan pinjaman dana dengan beban rendah. Dana
IMF berasal dari sumbangan Negara anggota dan terkadang ada beberapa
Negara anggota yang makmur memberikan sumbangan lebih kepada IMF
dalam rangka membantu Negara yang mengalami kesulitan.

7. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)


OPEC merupakan organisasi Negara-negara pengekspor minyak dunia.
Didirkan tanggal 14 september 1960 di Baghdad oleh lima Negara anggota
pertama yaitu: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi dan Venezuela. Tercatat di tahun
2018 ada 13 negara anggota berperan menyumbang produksi minyak dunia
sebesar 44 persen. Indonesia pernah menjadi anggota OPEC pada saat harga
minyak dunia melambung tinggi dan Indonesia berpartisipasi mengekspor
dalam jumlah besar. Kini Indonesia secara otomatis tidak lagi menjadi anggota
karena lading minyak hampir habis dan tidak mengekspor lagi bahkan lebih
banyak impor. Terbukti defisit Indonesia dalam perdagangan internasional lebih
banyak berasal dari migas.

8. OIC (Organization of the Islamic Conference)


Merupakan organisasi yang khusus beranggotakan Negara-negara islam yang
dibentuk pada bulan Mei 1971 bertujuan mempromosikan kerjasama bidang
ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, perdagangan dan social di Negara-negara
islam di dunia. Saat ini beranggotakan lebih dari 40 negara yang umumnya
berpenduduk islam termasuk Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Qatar, dan lain
lain.

9. UNIDO (United Nation Industrial Development Organization.


UNIDO merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1968 secara khusus
di bawah pengawasan PBB (Persedikatan Bangsa-Bangsa). UNIDO
memperoleh mandat dari PBB untuk mempromosikan, meningkatkan
industrialisasi, dan modernisasi di Negara berkembang serta mempromosikan

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
kerjasama pembangunan pada tingkat nasional, regional dan global. Dalam
perkembangannya kemudian UNIDO mengkoordinasikan semua aktivitas PBB
yang berkaitan dengan pengembangan industrial terutama di Negara-negara
berkembang.

D. Organisasi Lain Terkait Dalam Perdagangan Internasional


Organisasi lainnya yang terkait dalam perdagangan internasional merupakan
badan-badan dunia yang dibentuk oleh beberapa atau banyak Negara dalam
rangka menyepakati dan atau menyelesaikan berbagai masalah dalam
hubungannya dengan perdagangan internasional. organisasi atau badan dunia
tersebut ada yang dibentuk secara permanen tetpi ada juga yang hanya dibentuk
untuk waktu tertentu atau sesaat sampai permasalahan yang dihadapi selesai.
Organisasi lainnya yang terkait dengan perdagangan internasional, baik untuk
skala nasional maupun internasional, antara lain:
1. TiPSE (Tim Pengkajian Strategi Ekspor)
TiPSE merupakan badan yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia
berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang
tugasnya yaitu melakukan identifikasi, analisis, merumuskan, dan pempelajari
peraturan, prosedur, hambatan, dan peluang ekspor Indonesia di berbagai
Negara yang potensial.

2. Paris Club
Merupakan club yang mengadakan pertemuan secara berkala antara para
pejabab di Negara-negara maju yang bertindak sebagai kreditor dengan wakil
pejabat Negara berkembang selaku debitur dalam membicarakan cara
menyelesaikan utang-piutang antar kedua belah pihak maupun negosiasi untuk
penjadwalan kembali. Hal ni karena banyak Negara berkembang mengalami
kesulitan untuk membawar kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati sebelumnya. Negara kreditor dalam Paris Club ini terdiri dari 10
negara maju (group of ten).

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6

3. OAPEC (Organization of Arab Petroleum Exporting Country)


Merupakan organisasi Negara-negara Arab produsen dan pengekspor minyak
yang dibentuk pada tahun 1988 dalam rangka melindungi kepentingan Negara-
negara anggota dan menyelenggarakan forum kerjasama dalam bidang
industry minyak. Kelompok Negara ini sebagai penghasil sekitar 25% minyak
dunia. Negara-negara tersebut.

4. Asean Europen Customs Coorporation.


Badan ini dibentuk dalam Asean European Meeting untuk penyehanaan dan
hormonisasi produsen kepabeanan, pencegahan lalu lintas obat terlarang, , dan
pelanggaran di bidang kepabeanan, serta meningkatkan kerjasama antara
otoritas kepabeanan. Badan ini dibentuk di Wina pada bulan Juni 1997.
Program kerjanya meliputi:
a. sustoms procedures working group.
b. customs enforcement working group.
c. arrangement on mutual administrative assistance.

5. Court Arbitration.
Yaitu lembaga peradilan arbitrasi internasional yang dibentuk oleh Kamar
Dagang Internasional pada tahun 1923 berkedudukan di Paris – Perancis.
Lembaga peradilan ini sebagai pusat penyelesaian sengketa internasional.
dalam perkembangannya. Lembaga ini sangat menjada kerahasiaan semua
hal-hal yang berhubungan sengketa hubungan dagang internasional sehingga
sangat popular dan dipercaya oleh kalangan pebisnis internasional.

6. Dirty Dozen.
Dirty Dosen adalah kelompok informal dua belas Negara maju yang secara
regular melakukan pertemuan di Jenewa – Swiss dalam rangka tukar menukar
informasi, melakukan diskusi, dan menetapkan langkah-langkah strategis

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
terkait dengan berbagai isu perkembangan perdagangan internasional.
pendapat dari kelompok
ini tidak menempatkan diri dalam posisi formal. Anggotanya terdiri dari: Amerika
Serikat, Jepang, Kanada, Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Swedia,
Norwegia, Finlandia, Swiss, dan Austria.
Salah satu dari Negara-negara ini setiap tahun bergantian menjadi Presiden
Kelompok.

7. Organization for European Economic Coorporation (OEEC)


Merupakan suatu organisasi yang dibentuk sebagai respon dan realisasi dari
pernyataan Menteri Luar Negeri AS George Marshall tanggal 5 Juni 1947 dalam
rangka memberi bantuan kepada Negara-negara Eropa yang hancur setelah
perang dunia ke dua. Bantuan AS ini dikenal sebagai Marshall Aid atau Marshall
Plan berupa bantuan keuangan dalam bentuk pinjaman yang diberikan oleh AS
kepada sejumlah Negara Eropa yang menderita kehanducan akibat perang
dunia ke dua tersebut. diantaranya yang menerima bantuan tersebut adalah
Belanda dan Indonesia sebagan dependent territory. Penyalurannya dilakukan
melalui Economic Coorpration Administration (ECA) berkedudukan di
Washington DC.

inaba.ac.id
Bisnis Internasional
Modul 6
Daftar Pustaka

Utama:

o Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.

Tambahan:
o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

o Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai