Anda di halaman 1dari 3

1.

Identifikasi masalah
 Masih rendahnya Hasil belajar siswa tentang perkalian.
 Kurang meperhatikannya siswa ketika sedang belajar.
2. Analisis masalah
Masalah yang penulis hadapi dalam pembelajaran matematika perkalian dua
bilangan cacah di kelas III SDN 19 , tentu harus diatasi agar tidak berlarut – larut.
Untuk itu penulis melakukan cara untuk Mengatasi kesulitan siswa dalam mengerjakan
soal dan menerangkan.
Renungan ini untuk melihat kepada diri sendiri atau intropeksi. Dalam intropeski
ini penulis menganalisis masalah yang terjadi penyebab siswa belum memahami
materi perkalia dua bilangan cacah adalah sebagai berikut:
 Guru menggunakan media pembelajaran tetapi tidak menjelaskan cara
penggunaannya.
 Guru menjelaskan materi tidak mengontrol siswanya sehingga pada saat pada saat
pembelajaran berlangsung siswa tidak paham.

Berdasarkan hasil dari identifikasi dan analisi masalah dari GPO terdapat bebrapa
masalah yang dihadapi guru, sehingga guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran
agar dapat meningkatkan kemapuan siswanya.

3. Alternatif pemecahan masalah


Dalam video pembelajaran tersebut guru menggunakan media pembelajaran
namun kurang maksimal sehingga siswa masih terlihat bingung. Untuk itu, salah satu
strategi yang bisa digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
Matematika dengan materi Perkalian dua bilangan dua angka dengan menggunakan
media Tulang Napier"

John Napier (1550 – 1617) adalah seorang ahli bangsawan dari negara
Skotlandia yang pertamakali menemukan Tulang/Batang napier ini.
Tulang/Batang Napier adalah alat atau media yang dapat digunakan dalam
membantu mencari hasil kali suatu bilangan ( Tulang Napier ini terdiri darisepuluh 10
buah kartu, berbentuk angka desimal yang terdiri atas sepuluh angka yaitu : angka 0
sampai angka 9 . Kesepuluh kartu tersebut adalah dari mulai kartu 0, sampai dengn
kartu 9. Batang Napier dapat digunakan untuk memudahkan ketika mempelajari
perkalian bilangan bulat dan perkalian bilangan puluhan, ratusan dan lain-lain.
Tulang/Batang Napier adalah media pembelajaran perkalian yang digunakan
dengan cara pengerjaannya yaitu dengan menerjemahkan persoalan perkalian menjadi
persoalan penjumlahan. Dengan cara mengalikan bilangan dengan batang napier yaitu
dengan melihat bilangan yang akan dikalikan, kemudian menjumlahan diagonalnya
dan setelah itu akan muncul hasil dari perkalia yang dikerjakan.
Dede Supriyadi (2011:2), menyatakan bahwa alat atau media hitung ini
dirancang untuk menyederhanakan atau menyelesaikan tugas berat dalam perkalian
dengan mengubah perkalian kebentuk dalam penjumlahan secara diagonal/miring.
Tulang/Batang napier yang dibuat sama seperti tabel atau kotak dalam perkalian yang
biasanta terdiri dari angka 0 sampai 9. Sebagai pengali (0 sampai9 ) terletak pada
bagian batang indeks sebanyak 1 buah yang diberi warna sesuai keinginan pada
garisnya dan bilangan yang dikalikan (0 sampai 9) terletak pada kepala-kepala batang
yang diberi warna sesuai keinginan. Dibawah kepala-kepala batang terbagi atas 9
bagian-bagian kecil yang merupakan hasil dari perkalian bilangan tersebut, dari hasil
perkalian tersebut pada masing-masing terbagi dua yaitu bagian atas yang
menunjukkan puluhan dan bagian bawah yang menunjukkan tempat satuan pada
kolom.
Kelebihan atau keuntungan dalam penggunaan media tulang/batang napier
menurut (Aristiani, 2013) , Medianya yang mudah dan bisa dipindakan sehingga siswa
bisa lebih semangat dan antusias untuk ikut aktif secara fisik dengan cara yaitu
memindahkan suatu objek angka pada kolom/kotak yang tersedia. Pola
mengajarkannya juga sangat memudahkan siswa dan siswa lebih bisa dalam
mengalikannya karena tersusun dalam bentuk kotak persegi yang berisi angka hasil
perkalian. Membuat siswa lebih mudah dalam mengalikan angka yang satu dengan
angka yang lain. Sedangkan kekuranganataupun kekurangan dari media ini menurut
(Sismiyatun, 2014), adalah pada anak yang mempunyai kelemahan dalam menghafal
maka ia akan menjadi tergantung saat mengunakan media itu.
Gambar 1. Tulang Napier

Berdasarkan dari penelitian terdahulu bahwa pengunaan tulang napier dalam


pemecaham masalah perkalian dapat memudahkan dalam menyelsaikan persoalan
perkalian yang selama ini sulit bagi siswa.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tulang napier adalah alat
atau media yang dapat digunakan dalam menyelsaikan suatu persoalan didalam
perkalian, dimana tulang napier ini terdiri dari bilangan nol (0) sampai dengan
sembilan (9).
Sehingga peneliti dapat mengambil judul “ Peningkatkan hasil belajar siswa
kelas III pada pelajaran matematika materi perkalian dua bilangan dengan
menggunakan media Tulang napier di SDN 13 Makarti Jaya”.

Rumusan Masalah

“Bagaimana Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika materi
perkalian dua bilangan dengan menggunakan media Tulang Napier di SDN 13 Makarti
Jaya”.
Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini yaitu:
Mendiskripsikan cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran matematika
materi perkalian dua bilangan dengan menggunakan media Tulang Napier di SDN 13
Makarti Jaya

Anda mungkin juga menyukai