Belajar Kognitif Dan Konstruktivisme
Belajar Kognitif Dan Konstruktivisme
Oleh :
Kelompok 2
SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran identik dengan pendidikan, dalam setiap kegiatan pendidikan adalah untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan
dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan deri dengan lingkungan sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
Yang mana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi pendidikan
merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang
berlangsung selama manusia tersebut masih hidup (long life education).
Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu element yang tidak dapat
dipisahkan. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami
oleh seseorang, mislnya dari yang mulanya tidak bisa menjadi bisa, tidak tahu menjadi tahu.
Namun selama proses belajar tentunya tidak terlepas dari kegagalan, oleh sebab itu
teori-teori belajar yang tepat sangat diperlukan guna mempermudah proses belajar. Teori-
teori belajar bermunculan seiring dengan perkembangan teori psikologi. Salah satu diantara
teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behavioristik dengan tokohnya B.F.
Skinner, Thorndike, Watson, dan lain-lain. Teori ini bersifat behavioristic, yaiitu lebih
menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.
Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
manusia menemukan beberapa kelemahan dari teori behavioristik, yang menuntut adanya
pemikiran teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behavioristik itu bersifat
otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti
kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri
(self-direction) dan pengendalian diri (self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia
bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan
dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu
sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara
manusia dan hewan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai kelemahan teori behavioristik
(Budiningsih. 2005).
Hal inilah yang memunculkan berbagai teori belajar yang baru, salah satunya teori
belajar kognitif. Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik, teori belajar
kognitif leih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran
kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon (Budiningsih.2005). Tidak seperti model belajar behavioristik yang mempelajari
proses belajar hanya sebagai hubungan stimulus-respon, model belajar kognitif merupakan
suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku sesorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Perubahan
Belajar merupakan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebaigai tingkah
laku yang nampak.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian bahawa dari sistuasi
salingberhubungan dengan seluruh kontek situasi tersebut. Memisah-misahkan atau
membagi-bagi situasi /materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan
mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan
bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
infirnasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berfikir yang ssangat komplek. Proses belajar terjadi antara lain mencakup
pengaturan stimulus yang ditrerima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang
sudah dimiliki dan sudah terbentuk dalam diri sesorang berdasarkan pemahman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnnya.
Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pandangan teori
kognitif tentaang belajar, teori pengolahan informasi tentang belajar, teori kontruktivisme
tentang belajar, dan teori lupa dan ingat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pandangan teori kognitif terhadap belajar?
2. Bagaimanakah teori pengolahan informasi tentang belajar?
3. Bagaimanakah teori kontruktivisme tentang belajar?
4. Bagaimanakah pengertian lupa dan ingat?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan teori kognitif terhadap belajar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskankah teori pengolahan informasi tentang belajar.
3. Mahasiswa dapat menjelaskankah teori kontruktivisme tentang belajar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskankah lupa dan ingat.
BAB II
PEMBAHASAN
d. Manding stimuli
Mand merupakan pernyataan verbal yang memiliki konsekuensi tinggi. Dalam
pembelajaran misalnya, pendidik pada waktu menjelaskan materi pembelajaran tiba-tiba
menceritakan Sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan di sekitar peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan teori belajar kognitif di atas, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar
manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
2. Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia.
Tingkah laku manusia yang tampak, tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan
proses mental, seperti: motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.
3. Teori belajar kontriktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery)
dan transformasi informasi kompleks yang berangsung pada diri seseorang.
4. Perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh
faktor yang ada pada dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., & Bem,D.J.1994. Pengantar psikologi. Batam:
Interaksara.
Julianto,Veri dan Magda Bhinnety Etsem.2011. The Effect of Reciting Holy Qur’an toward
Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave.Jurnal Psikologi Vol
38(1).
MJ,Ustad.2012. Teori Perkembangan Kognitif dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal
Edukasi Vol 7 (2).
Nasution, F. 2011. Psikologi Umum, Buku Panduan untuk Fakultas Tarbiyah. Padang: IAIN
SU.
Rasyidin, Nasution, W. 2011. Teori Belajar dan pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.
Rifa’i, A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes.