Anda di halaman 1dari 11

MATERIAL TEKNIK ELEKTRO

EFEK HALL

Dosen Pengampu

Ir. I Gusti Ngurah Janardana, M. Erg.

Kelompok 8 Kelas D
1. Devi Julia Rose 2105541101
2. Andika Sebastian Bangun 2105541102
3. Sharon Leslie Widjaja 2105541103
4. Muhamad Mirza Sugandi 2105541104

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Efek Hall

A. Sejarah
Pertama kali efek hall ditemukan oleh Dr. Edwin Hall pada tahun 1879 ketika
beliau sedang mengambil gelar doktoralnya di Universitas Johns Hopkins di
Baltimore. Dr. Hall menemukan bahwa jika sebuah magnet diletakan dan medan
magnet tersebut tegak lurus dengan suatu permukaan pelat emas yang dialiri arus,
maka timbul beda potensial pada ujung-ujung yang berlawanan. Beliau
menemukan bahwa tegangan yang terjadi sebanding dengan besarnya arus yang
mengalir dan densitas fluks atau induksi magnet yang tegak lurus tehadap pelat.
Walaupun eksperimen Hall berhasil dan dapat diterima pada saat itu, belum ada
aplikasi yang menggunakan efek hall sampai 70 tahun setelahnya.

Gambar 1. Sensor Efek Hall dan Simbolnya.

B. Pengertian
Efek Hall merupakan peristiwa dimana ketika arus listrik (I) mengalir pada
sebuah bahan logam dan logam tersebut memliki medan magnet (B) yang tegak
lurus dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang bergerak pada
logam tersebut akan mengalami pembelokan oleh medan magnet tersebut. Akibat
dari proses itu akan terjadi penumpukan muatan pada sisi-sisi logam tersebut
setelah beberapa saat. Penumpukan atau pengumpulan muatan tersebut dapat
menyebabkan sisi tersebut menjadi lebih elektropositif ataupun elektronegatif
bergantung pada pembawa muatannya. Perbedaan muatan di setiap sisi-sisinya
mengakibatkan perbedaan potensial dikeduanya, beda potensial pada peristiwa
tersebut dikenal sebagai Potensial Hall (VH).

Efek Hall merupakan kejadian dimana terdapatnya beda tegangan pada


sebuah logam yang berada dalam medan magnet ketika diberikan arus pada logam
tersebut yang tegak lurus dengan medannya. Prinsip dasar fisika yang mendasari
fenomena ini ialah adanya gaya Lorentz yang bekerja pada muatan yang masuk
kepada logam yang mempengaruhi pergerakan muatan tersebut. Pada praktikum
yang dilakukan saat ini ialah menggunakan logam tungsten (wolfram) yang
diletakan pada medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan yang diberi arus.
Logam yang di aliri arus diletakan secara tegak lurus terhadap medan magnet.
Potensial Hall yang terukur pada alat bernilai negatif dan dapat dijelaskan bahwa
pembawa muatan yang bekerja ialah muatan elektron.
 

Gambar 2. Sensor Efek Hall dan Alur Kerjanya.

Peristiwa efek hall merupakan pemisahan muatan dalam kawat yang dialiri
arus berada dalam medan magnetik luar, dimana pembawa muatan itu dipercepat
ke salah satu arah kawat. Pada penghantar yang demikian akan muncul tegangan
pada sisi yang tegak lurus arus maupun medan magnet.

C. Prinsip efek Hall

Efek Hall merupakan peristiwa dimana ketika arus listrik (I) mengalir pada
sebuah bahan logam dan logam tersebut memliki medan magnet (B) yang tegak
lurus dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang bergerak pada
logam tersebut akan mengalami pembelokan oleh medan magnet tersebut. Akibat
dari proses itu akan terjadi penumpukan muatan pada sisi-sisi logam tersebut
setelah beberapa saat. Penumpukan atau pengumpulan muatan tersebut dapat
menyebabkan sisi tersebut menjadi lebih elektropositif ataupun elektronegatif
bergantung pada pembawa muatannya. Perbedaan muatan di setiap sisi-sisinya
mengakibatkan perbedaan potensial dikeduanya, beda potensial pada peristiwa
tersebut dikenal sebagai Potensial Hall ( VH ).

Pembelokan muatan dipengaruhi olch Gaya Lorentz yang bekerja pada


sistemnya dan dapat diketahui arah pembelkan tersebut dengan menggunakan
kaidah tangan kanan. Persamaan Gaya Magnetnya dapat dituliskan sebagai
berikut
Keterangan
F: Gaya Lorentz
q: muatan partikel
v: kecepatan gerak q
B: medan magnet

Potensial Hall yang terukur dapat bernilai positif (+) atau negative (-) bergantung
dari
pembawa muatan yang dominan. Potensial Hall dapat di hitung dengan
persamaan:

Vh = Ehd = vBd = IBRht


Dengan, 

RH = Inq
Keterangan
Vh : Potensial Hall
I : arus
Q : pembawa muatan
n : jumlah q per unit volume
d : tebal konduktor
Rh : koefisien Hall

Untuk mengetahui pembawa electron didapatkan persamaan :

D. Kelebihan dan kekurangan Efek Hall


Kelebihan:
1. Dapat beroperasi sebagai saklar elektronik yang biayanya lebih murah
disbanding saklar mekanik biasa.
2. Tidak terkendala kondisi sekitarnya karena bentuk kemasannya tertutup.
3. Jangkauan pengukuran kuat medan magnetnya luas serta dapat
menentukan apakah itu medan magnet kutub positif (South) atau kutub negatif
(North).
Kekurangan: 
Sensor efek hall memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah dibanding fluxgate
magnetometer atau sensor berbasis magnetoresistance. Selain itu sensor efek hall
tidak terlalu awet.

E. Aplikasi efek hall


 Deteksi Langsung (Head-on)
 
 
 
 
 
 
 
 
 

deteksi langsung mengharuskan medan magnet tegak lurus terhadap


perangkat penginderaan efek hall dan untuk deteksi, sensor langsung mendekati
sensor ke arah head yang aktif. Semacam pendekatan "langsung". Pendekatan
Head-on ini menghasilkan sinyal output, VH yang pada perangkat linear mewakili
kekuatan medan magnet, kerapatan fluks magnetis, sebagai fungsi dari jarak jauh
dari sensor efek hall. Semakin dekat dan karena itu semakin kuat medan magnet,
semakin besar tegangan output dan sebaliknya.
 
Perangkat linier  juga dapat  membedakan antara medan  magnet positif 
dan negatif. Perangkat non-linear dapat dibuat untuk memicu output "ON" pada
jarak celah udara yang telah ditentukan jauh dari magnet untuk menunjukkan
deteksi posisi.

 Deteksi Samping (Sideways)


 
 
 
 
 
 
 
 
 
Deteksi samping membutuhkan gerakan magnet melintasi permukaan
elemen efek Hall dengan gerakan menyamping. Deteksi sideways atau slide-by
berguna untuk mendeteksi keberadaan medan magnet ketika  bergerak  melintasi
permukaan  elemen  Hall  dalam  jarak celah  udara  tetap misalnya, menghitung
magnet rotasi atau kecepatan putaran motor. Bergantung pada posisi medan
magnet saat melewati garis pusat medan nol sensor, tegangan output linier yang
mewakili output positif dan negatif dapat dihasilkan. Ini memungkinkan deteksi
gerakan terarah yang bisa vertikal maupun horizontal. Ada banyak aplikasi
berbeda untuk Sensor Efek  Hall terutama sebagai sensor jarak. Mereka dapat 
digunakan sebagai  pengganti sensor optik dan cahaya adalah kondisi lingkungan 
terdiri dari air,  getaran, kotoran atau minyak  seperti dalam aplikasi otomotif.
Perangkat efek hall juga dapat digunakan untuk arus penginderaan.
 
F. Semikonduktor 
 Pengertian Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 10 3

sampai 10 siemens per sentimeter dan memiliki celah energinyalebih kecil dari 6
-8

eV.

 Pengertian Bahan Semikonduktor


Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena
celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi
bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga
memungkinkan elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun
lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan,
perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semi konduktor bisa bersifat
setengah menghantar.

Tahanan jenis bahan semikonduktor antara sekitar 10 Ωm sampai dengans


-3

sekitar 10 Ωm. Atom-atom bahan semi konduktor membentuk kristal dengan


+3

struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan semi konduktor yangbanyak


dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). P

Bahan Hambatan Sifat


Jenis (Ωm)

Tembaga 1,7 x 10-8


Konduktor

Silikon 2,3 x 103


Semikonduktor
300K

Gelas 7,0 x 106


Isolator

 
Bahan-bahan Semikonduktor:
a. Trivalent
Logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah electron terluar sebanyak
3 buah. Contohnya: Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In).

b. Tetravalent
Logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah electron terluar sebanyak
4 buah, seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)

c. Pentavalent
Logam- logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah electron terluar sebanyak
5 buah, seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon.
 
Bahan semikonduktor yang seringdigunakan adalah silikon, germanium, dan
gallium arsenide. semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena
konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa
disebut pendonor elektron).
 
 
 Jenis-Jenis Konduktor
1) Semikonduktor Intrinsik (Semikonduktor Murni)
semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu
unsur saja,misalnya Si saja atau Ge saja. Silikon dan germanium merupakan dua
jenis semikonduktor yangsangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak
pada kolom empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi
berjumlah empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral
dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom
tetangganya (memiliki ikatan kovalen)
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Gambar di atas memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam dua dimensi.


Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, electron pada kulit terluar terikat
dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai
insulator.
 
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang
(300K), sejumlah electron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan
diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron
bebas.

Besarnya energi yang diperlukanuntuk melepaskan elektron dari pita


valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). jika sebuah
ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada
daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan
daerah yang ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi. dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-
olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.

Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat dituliskan
sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat
adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak
dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.

sifat-sifat semi konduktor intrinsik:


•   Jumlah elektron bebas sama dengan hole.
•   Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole.
• Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan
berlawanan
arah dengan pergerakan electron.
•  Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. umur rata-rata dari
sepasang elektron-hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat
tertutupnya
pasangan elektron-hole sampai bertemunya elektron bebas dengan hole. Adapun
yang mengisi hole pada umumnya adalah elektron yang terikat dilapisan sebelah
bawahnya.

2) Semikonduktor Ekstrinsik (Semikonduktor Tak Murni)


Telah disebutkn sebelumnya bahwa semikonduktor ekstrinsik, yang
terbuat dari campuran bahan semikonduktor intrinsik dengan dengan atom unsur
dari kelompok III atau kelompok V dalam table periodik seperti pada table di
bawah ini.
 
 
 
 
 
 
 
Proses memasukkan atom unsur golongan IIIA atau VA ke dalam
semikonduktor intrinsik disebut juga dengan pemberian doping. Pemberian
doping tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan
listrik. Semikonduktor ekstrinsik tersebut mengandung lebih banyak elektron dari
pada hole (area kosong), sehingga pembawa muatan bebasnya bermuatan
negative. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang
(valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa
muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N
atau tipe – P)
 
a. Semikonduktor Tipe-P
semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom
pengotor trivalen (aluminium, boron, gallium atau indium) pada semikonduktor
murni, misalnya silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga
elektron valensi sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan
kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi
kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif
dari atom silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material
yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena
menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom
pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom

aseptor (acceptor).

  
b.  Semikonduktor Tipe-N
Semikonduktor tipe-n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom
pengotor  pentavalent (Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb)) pada
silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi
sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom
pentavalent menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat
elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan.
 
 
G. Efek Hall pada Semikonduktor
efek Hall pada semikonduktor, ketika pembawa muatan pada semikonduktor
berada dalam pengaruh medan magnet, pembawa muatan tersebut akan menerima
gaya yang saling tegak lurus antara medan magnet dan arus listrik. pada tipe-n
pembawa mayoritasnya adalah electron, sehingga akan terjadi pengumpulan
elektron akibat pembelokan. Sedangkan untuk semikonduktor tipe-p sebaliknya
akan terjadi penumpukan muatan positif.  
Referensi:
1. Rizky Amalia 93. 2014. “Efek Hall”,
 https://www.scribd.com/doc/252293948/Efek-Hall
diakses 26 November 2021
2. Rofila Rohada Asnan. 2015. “Efek Hall”,
https://www.researchgate.net/publication/341106672_Kelompok_5_Efek_Hall_S
ubmit_ke_Jurnal
diakses 27 November 2021
3. Rahmad, M., Irfan, Z., Susanti, R. “Laporan Efek Hall”,
https://pdfcoffee.com/laporan-efek-hall-2-pdf-free.html 
diakses 27 November 2021 
4. Sumarna.“Semikonduktor”
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sumarna-msi-meng/bahan-
kuliah-fisika-semikonduktor.pdf 
Diakses 28 November 2021
5. Salahuddin.2014.”Bahan Ajar Bahan Listrik”.
“https://repository.unimal.ac.id/746/1/13-Ebooks-Bahan%20Ajar%20BAHAN
%20LISTRIK-SALAHUDDIN-2014.pdf . Diakses pada 28 November 2021
6. Harun.Muhammad.“Semikonduktor”.
https://www.academia.edu/14701214/Semikonduktor . diakses pada 15 November
2021.

7. I Gede Suputra Widharma


https://www.researchgate.net/publication/346630076_SENSOR_EFFECT_HALL
_PADA_INDUSTRI_OTOMOTIF. Diakses pada 28 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai