Anda di halaman 1dari 18

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pembelajaran praktik banyak digunakan dalam pembelajaran orang dewasa dan
 pembelajaran seumur hidup (lifelong learning ).
). Pada dunia kesehatan hampir sebagian
 besar pendidikan dan pelatihan menggunakan pembelajaran praktik. Pembelajaran praktik
 juga digunakan oleh pendidikan keprofesian keperawatan yang menuntut seseorang
 perawat untuk memiliki kompetensi tertentu dalam melaksakan pekerjaannya sebagai
seorang perawat profesional.
Pembelajaran praktik menekankan bahwa pembelajaran melalui pengalaman
langsung memiliki kekuatan yang luar biasa karena individu tersebut bisa merasakan
langsung secara nyata tentang suatu konsep atau teori, atau fenomena dalam kehidupan

nyata sekaligus bagaimana cara penyelesaian masalahnya. Melalui proses pembelajaran ini
 peserta didik juga dituntut untuk mampu menggunakan cara berfikir kritis dalam
menganalisa dan menghadapi setiap persoalan, setiap ide dan harapan serta kenyataan.
Sehingga dengan melalui pembelajaran praktik peserta dapat mengetahui fenomena yang
ada di lapangan.
Agar mampu menghadapi kenyataan dan menyelesaikan fenomena yang ada di
lapangan sehingga peserta didik dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik,
maka kemampuan berfikir kritis dalam menganalisa akan menentukan kemampuan peserta
didik dalam pengambilan keputusan untuk setiap tindakan sangatlah penting. Kemampuan
 berfikir kritis dan menganalisa akan menjadi lebih tajam dengan proses pembelajaran
refleksi, karena dengan proses refleksi peserta didik dituntut untuk selalu melihat kembali
apa yang telah ditemukan dan dilakukan pada saat praktik, digali dan diinvestigasi
mengapa hal itu terjadi kemudian dinilai efektifitas dan keuntungan serta kerugiannya.
Sehingga ditemukan cara yang terbaik untuk dilaksanakan dalam praktik selanjutnya.
Kemampuan ini akan lebih menambah kepercayaan diri peserta didik untuk berkreasi dan
mengembangkan praktik yang terbaik.
Proses pembelajaran refleksi
refleksi ini merupakan salah satu metode pembelajaran untuk

meningkatkan kinerja seorang perawat profesional, sehingga proses pembelajaran

1
 

refleksi tidak hanya digunakan pada proses pendidikan dan pelatihan tetapi digunakan
 juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan praktek mandiri sebagai proses
 pembelajaran yang berkesinambungan. Keputusan
K eputusan Menteri Kesehatan RI nomor 836/2005
telah menetapkan Kebijakan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan
Bidan, pada keputusan tersebut proses pembelajaran refleksi merupakan metode untuk
meningkatkan kinerja Perawat dan Bidan, khususnya dalam menganalisa dan mengambil
keputusan untuk melakukan pelayanan kepada kliennya sesuai standar yang telah
ditetapkan.
Proses pembelajaran terjadi dengan menerapkan langsung dalam kondisi nyata
(concrete experience),
experience), sehingga individu mendapatkan pengalaman yang nyata. Dari
 pengalaman nyata yang didapatkan saat praktik yang merupakan respon seseorang secara
total atau keseluruhan terhadap situasi atau kejadian meliputi apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dikerjakan harus di refleksikan (reflective
( reflective observation),
observation), karena dengan

 proses refleksi akan muncul konsep-konsep baru, yang terbentuk dari hasil kajian dan
analisa pengalaman praktiknya yang berbentuk ide, pikiran dan alternatif tindakan yang
 bersifat abstrak (abstract conceptualization).
conceptualization). Kemudian individu tersebut akan termotivasi
untuk mencoba mempraktikan pemikiran barunya dalam pembelajaran praktik, dan
mencoba memberikan tindakan yang lebih efektif sesuai hasil ide dan pikirannya, maka
individu tersebut telah melakukan uji coba secara aktif apa yang dipikirkan dan idenya
dalam memberikan pelayanan ( Active Experimentation).
Experimentation). Siklus pembelajaran praktik ini
terus berlangsung setiap individu melaksanakan praktik, sehingga pembelajaran praktik
menjadi berkualitas dan sebagai individu pembelajar menjadi lebih dinamis, kreatif dan
inovatif. 

1.2  Rumusan Masalah


1.2.1  Apa pengertian dari refleksi? 
1.2.2  Apa manfaat dari refleksi? 
1.2.3  Bagaimana proses dan cara kerja refleksi? 
1.2.4  Apa saja dampak dari refleksi?  
1.2.5  Bagaimana konsep refleksi? 

1.2.6  Apa indikasi dari refleksi? 

2
 

1.2.7  Apa kontra indikasi dari refleksi? 


1.2.8  Bagaimana titik-titik refleksi pada telapak kaki? 
1.2.9  Apa manfaat dan fungsi titik refleksi kaki?  
1.2.10  Bagaimana Standar Prosedur Operasional (SOP) refleksi? 

1.3  Tujuan Penulisan


1.3.1  Untuk mengetahui pengertian dari refleksi  
1.3.2  Untuk mengetahui manfaat dari refleksi  
1.3.3  Untuk mengetahui proses dan cara kerja refleksi  
1.3.4  Untuk mengetahui dampak refleksi 
1.3.5  Untuk mengetahui konsep refleksi  
1.3.6  Untuk mengetahui indikasi refleksi 
1.3.7  Untuk mengetahui kontra indikasi refleksi  

1.3.8  Untuk mengetahui titik-titik refleksi pada telapak kaki  


1.3.9  Untuk mengetahui manfaat dan fungsi titik refleksi kaki  
1.3.10  Untuk mengetahui Standar Prosedur Operasional (SOP) refleksi.  

3
 

BAB II 
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Refleksi 


Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan telinga
dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah teknik penyembuhan
alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan
fungsi alami dari tubuh melalui penerapan tekanan pada berbagai titik  –   titik tertentu di
kaki, tangan, dan bagian bagian tubuh lainnya. Selain itu, refleksologi juga didefinisikan
sebagai cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks (zona atau
mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau mewakili)
 berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.

2.2  Manfaat Refleksi


Terapi refleksi merupakan pemberian energi yang dimasukan ke dalam tubuh untuk
memperlancar peredaran darah, melenturkan otot  –  otot,
  otot, meningkatkan daya tahan tubuh,
menghilangkan stres, nyeri, dan ketegangan, meningkatkan kekuatan dan kelenturan
 pikiran dan tubuh, meningkatkan kualitas tidur, restrukturisasi tulang, otot, dan organ,
menyembuhkan cedera baru dan lama, meningkatkan konsentrasi dan ingatan, bahkan rasa
 percaya diri dan harmoni bisa disegarkan (Harapan, 2009). Pamungkas (2009), juga
menyatakan bahwa terapi refleksi ini bisa menyembuhkan hampir semua penyakit, tetapi
tujuan utama dari terapi refleksi ini untuk kebugaran dan secara tidak langsung dapat
mencegah penyakit.
Secara teoretis, terapi ini bisa untuk menyembuhkan segala penyakit termasuk
 penyakit infeksi. Infeksi bisa terjadi akibat tubuh dalam keadaan lemah, sehingga tubuh
tidak sanggup menghadapi kuman. Dengan pijat refleksi, daya tahan tubuh dapat
ditingkatkan karena semua organ menjadi dalam keadaan siaga, kerja samanya juga
menjadi lebih sempurna sehingga efeknya lebih besar untuk melawan serangan kuman.
Selain itu, pijat refleksi juga mampu mencegah munculnya penyakit kronis. Karena
melalui pijat refleksi, akan diketahui organ-organ dalam tubuh yang bermasalah, seperti

hati, ginjal, limpa, paru-paru, jantung, dan pankreas. Organ-organ itu berhubungan dengan

4
 

saraf di telapak kaki. Telapak kaki bagian atas, misalnya, berhubungan dengan dada dan
 paru-paru. Jika seseorang merasakan sakit saat pemijatan pada saraf tersebut, menandakan
 bahwa terdapat masalah pada paru-parunya. Pijat refleksi makin efektif apabila ditunjang
dengan asupan makanan yang sehat, cara kebiasaan hidup yang baik, dan cukup
 berolahraga

2.3  Proses dan Cara Kerja Refleksi 


Cara kerja refleksi (refleksologi) belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
teori yang bisa mewakilinya. Teori yang paling populer adalah refleksologi bekerja
dengan mengirim pesan menenangkan ke sistem saraf pusat dengan perantara saraf perifer
 pada tangan dan kaki. Pesan ini kemudian memerintahkan tubuh untuk mengurangi tingkat
ketegangan sehingga memicu relaksasi dan melancarkan aliran darah. Teori kedua
menyatakan bahwa stimulasi yang dihasilkan dari sesi refleksi akan merangsang tubuh

untuk melepaskan endorfin dan monoamina, yaitu dua senyawa yang berfungsi mengontrol
rasa sakit dan merangsang relaksasi. Teori ketiga yang disebut Teori Zona, menyatakan
refleksologi bekerja dengan cara yang mirip dengan akupunktur. Teori ini mengatakan
 bahwa tubuh dibagi menjadi 10 zona vertikal, dan bahwa setiap otot dan organ dalam
tubuh dapat dirangsang dengan melakukan tekanan atau pijitan pada tangan dan kaki.
Sesi terapi refleksi umumnya akan dimulai dengan pemanasan pada kaki. Metode
 pijat refleksi selanjutnya adalah memijat atau menekan titik refleksi pada kaki atau tangan.
Pemijatan atau penekanan titik refleksi ini bertujuan untuk merangsang saraf-saraf yang
 berhubungan dengan
d engan organ tubuh yang sakit atau mengalami gangguan. Titik-titik refleksi
sebenarnya terdapat di seluruh tubuh. Peredaran darah ke seluruh tubuh melalui jalur saraf
 berhubungan dengan
den gan seluruh organ tubuh. Jalur saraf tersebut ada yang melewati kaki dan
tangan. Pada daerah kaki dan tangan, terdapat serabut-serabut saraf yang menjadi titik-titik
refleks. Titik-titik refleksi pada kaki atau tangan akan memberikan rangsangan secara
refleks (spontan) pada saat dipijat atau ditekan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan
semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan
diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami
gangguan. Salah satu penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau sakit adalah adanya

 penyumbatan aliran darah menuju organ tersebut. Saat titik refleks dipijat atau ditekan,

5
 

gelombang yang merambat akan menghancurkan atau memecah penyumbatan tesebut


sehingga aliran darah akan kembali lancar.

2.4  Dampak Refleksi 


Refleksi bisa menghasilkan berbagai perubahan fisik dalam tubuh. Reaksi yang
 paling umum dijumpai adalah
a dalah relaksasi tubuh yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan
kesejahteraan secara umum.
um um. Terapi pijat refleksi kaki dapat memberikan
memb erikan efek relaksasi
yang serupa dengan ketika berjalan di atas bebatuan. Pemijatan pada telapak kaki akan
memberikan rangsangan yang mampu
ma mpu memperlancar aliran darah dan membantu
 pembuangan produk limbah. Aliran darah yang lancar memungkinkan nutrisi penting
mencapai sel-sel tubuh. Sirkulasi aliran darah yang lancar juga akan memberikan efek
relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Pijatan dan tekanan yang dilakukan
mampu memberikan banyak manfaat seperti halnya terapi pijat yang lain.

2.5  Konsep Refleksi 


Prinsip pijat refleksi pada dasarnya adalah memanipulasi titik pusat simpul saraf
atau pengendali refleks di titik meridian. Bila energi di jalur meridian berjalan lancar
artinya tubuh dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika ada gangguan kerja, organ tubuh akan
 pincang dan bereaksi dalam bentuk gejala sakit. Dalam terapi pemijatan, rasa sakit ini
 biasanya timbul karena titik-titik refleksi tersebut menjadi sangat sensitif terhadap
rangsangan saat dilakukan pemeriksaan atau diagnosa. Setelah terdiagnosa, pemijatan
suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki atau tangan. Jika dilakukan dengan benar
dan tepat pada titik pusat simpul saraf yang mengalami gangguan, bukan gejala sakit saja
yang hilang tetapi juga penyebabnya.
Refleksologi menggunakan teknik urutan pada 62 titik utama yang ada pada telapak
kaki seseorang. Titik titik refleksi mempunyai hubungan dengan organ utama pada tubuh
antaranya jantung, paru-paru, ginjal, organ seks dan otak.
1.  Titik refleksi pada kaki bagian bawah (telapak)
Titik - titik refleksi pada telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Titik-
titik refleksi dibagi menjadi bagian bawah jari - jari, telapak bagian depan, telapak

 bagian tengah, dan telapak bagian belakang. Titik refleksi pada bagian bawah jari - jari

6
 

kaki berhubungan dengan organ otak, dahi, hidung, leher, mata, dan telinga. Titik
refleksi pada telapak bagian depan berhubungan dengan bahu, pundak (otot trapezius),
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan paru - paru. Titik refleksi pada telapak bagian
tengah berhubungan dengan lambung, usus 12 jari, pankreas, kelenjar adrenalin,
ginjal, jantung, usus besar, dan limpa. Titik refleksi pada telapak bagian belakang
 berhubungan dengan ureter (saluran kencing), usus kecil, kandung kemih, rektum,
anus, lutut, insomnia, dan kelejar reproduksi.
2.  Titik refleksi pada punggung kaki
Titik - titik refleksi pada punggung kaki bagian depan berhubungan dengan kelenjar
getah bening, organ keseimbangan, dada, sekat rongga dada dan perut, amandel,
rahang, dan saluran pernapasan. Titik refleksi pada punggung kaki bagian belakang
dan samping berbuhubungan dengan bahu, lutut, indung telur atau testis, sendi
 pinggul, tulang tungging, tulang belikat, sendi siku, tulang rusuk, dan pinggul.

3.  Titik refleksi pada kaki bagian samping dalam


Titik refleksi pada kaki bagian depan berhubungan dengan hidung, leher, kelenjar
 paratiroid, dan punggung. Titik refleksi pada kaki bagian belakang berhubungan
dengan pinggang, kandung kemih, kelangkang, tulang paha, kelenjar getah bening,
rahim, prostat, tulang rusuk, dan dubur.
Terapi pijat refleksi kaki harus dilakukan secara menyeluruh. Artinya, pemijatan
tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Contohnya, pada proses
 penanganan kasus telinga berdenging, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang
 berhubungan dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan
deng an
organ kepala, ginjal, dan kelenjar getah bening juga
juga harus dilakukan. Hal ini disebabkan
semua organ tersebut berkaitan dengan organ telinga.
Sebagian orang akan merasa lebih baik saat pertama kali dipijat refleksi. Tetapi
untuk sebagian orang dampak pijat refleksi tidak dapat langsung dirasakan. Untuk itu,
sebaiknya pijat refleksi harus dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Jika
terlalu cepat juga kurang baik dan jika terlalu lama maka toksin-toksin akan kembali
mengendap. Sebaiknya lakukan pijat berikutnya 3 - 4 hari setelah pijat yang sebelumnya
atau disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.

7
 

2.6  Indikasi Refleksi 


Refleksi telah lama dikenal sebagai terapi alternatif untuk mengatasi gangguan pada
saraf dan peredaran darah. Indikasi (penggunaan) terapi refleksi cocok untuk tujuan  –  
tujuan berikut
1.  Meningkatkan daya tahan individu
2.  Mengurangi risiko tulang rapuh atau keropos
3.  Menyeimbangkan tata letak badan
4.  Melancarkan pergerakan
5.  Menguatkan otot kaki
6.  Mengurangi risiko kencing tidak lancar
7.  Menguatkan tulang dan pinggul
8.  Mengurangi risiko sakit sendi
9.  Meredakan rasa letih

10.  Menghindarkan risiko sembelit


11.  Mengurangi masalah usus
12.  Mengurangi masalah organ reproduksi
13.  Membantu mengatasi sakit kepala
14.  Membantu mengatsi depresi
15.  Membantu mengatasi sindrom pra-haid, asma, dan penyakit kulit

2.7  Kontra Indikasi 


Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang
tidak menimbulkan efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai dengan
 petunjuk. Namun ada beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan cara dipijat
refleksi antara lain :
1.  Matinya urat saraf akibat kecelakaan, benturan, stroke atau penyakit lainnya.
Pemijatan pada daerah refleksi tidak boleh dianjurkan sebab tidak akan memberikan
reaksi atau respon terhadap organ yang berhubungan dengan daerah refleksi.
2.  Tumpulnya kepekaan urat saraf karena terlalu banyak minum obat kimia. Terlalu
sering dan banyak meminum obat kimia dapat membuat urat saraf menjadi tumpul

8
 

atau kurang peka, karena peran yang alami telah digantikan atau dimatikan oleh obat
kimia tersebut.
3.  Kanker yang terlalu parah karena telat ditangani.

2.8  Titik-titik Refleksi PadaTelapak Kaki 


Berikut merupakan titik  –  titik
 titik refleksi pada kaki kiri:

9
 

Organ yang berhubungan :


1.  Otak kanan 19.   –  
2.  Dahi kanan 20.  Serabut saraf lambung
3.  Otak kecil 21.  Kelenjar Adrenal kiri
4.  Kelenjar di bawah otak 22.  Ginjal kiri
5.  Saraf trigerninus (berpusat di 23.  Ureter (saluran kencing) kiri
 pelipis) 24.  Kandung kemih
6.  Hidung 25.  Usus kecil
7.  Leher 26.   –  
8.  Mata kanan 27.   –  
9.  Kuping kanan 28.   –  
10.  Bahu kiri 29.  Usus besar Transversus
11.  Otot trapezius (di leher dan 30.  Usus besar desendens

 pundak kiri) 31.  Rekturn


12.  Kelenjar tiroid 32.  Anus
13.  Kelenjar paratiroid 33.  Jantung
14.  Paru-paru dan bronkus kanan 34.  Limpa
15.  Lambung 35.  Lutut kiri
16.  Doudenum 36.  Kelenjar reproduksi kiri (indung
17.  Pankreas telur / testis)
18.   –  

10
 

Berikut ini beberapa titik - titik refleksi pada telapak kaki


k aki kanan :

Organ yang berhubungan :


1.  Otak kiri 8.  Mata kiri
2.  Dahi kiri 9.  Kuping kiri
3.  Otak kecil 10.  Bahu kanan
4.  Kelenjar di bawah otak 11.  Otot trapezius (di leher dan
5.  Saraf trigernius (berpusat di  pundak kanan)
 pelipis) 12.  Kelenjar tiroid
6.  Hidung 13.  Kelenjar paratiroid
7.  Leher 14.  Paru-paru dan bronkus kiri

11
 

15.  Lambung 26.  Usus buntu


16.  Doudenum 27.  Katuplseo-sekal (akhir usus kecil)
17.  Pankreas 28.  Usus besar asendens
18.  Liver 29.  Usus besar transversus
19.  Kandung empedu 30.   –  
20.   –   31.   –  
21.  Kelenjar adrenal kanan 32.   –  
22.  Ginjal kanan 33.   –  
23.  Ureter (saluran kencing) kanan 34.   –  
24.  Kandung kemih 35.  Lutut kanan
25.  Usus kecil
36.  Kelenjar reproduksi kanan (indung telur / testis)

12
 

2.9  Manfaat dan fungsi Titik Refleksi Kaki 


Berikut ini fungsi titik refleksi telapak kaki yang berjumlah total 36 titik yang terdapat pada
telapak kaki kanan dan kiri :
1.  Otak kiri/kanan : mengatasi pusing, stress, sakit kepala, emosional, ketegangan, amarah,
mudah tersinggung, pelupa, pikun, susah tidur. 

2.  Dahi kiri/kanan : mengatasi sakit kepala, sirkulasi daerah di atas kepala, lembek bagian atas
kepala, sakit dahi dan vertigo.  
3.  Otak kecil kiri/kanan : Mengatasi sakit / pegal bagian belakang kepala (tengkuk), stroke,
kesemutan bagian tangan, luka pendarahan di otak. 
4.  Kelenjar di bawah otak : Mengatasi polio/kelumpuhan, mempertahankan dorongan/sumber
daya sex, lemah syahwat, impotensi, sulit mendapat keturunan, mengatur sel dan pertumbuhan
tubuh, kendali jantung, mengatur kelenjar tiroid dan kelenjar repoduksi.  
5.  Saraf trigerninus: Melawan virus, alergi, gatal, menguatkan kulit terutama kulit kemaluan agar
tidak mudah lecet, kulit kepala, sakit kepala sebelah (migrain), memperbaiki pengecapan, saraf

 panca indera,
indera, kelenjar
kelenjar peluh, kulit kepa
kepala
la dan wa
wajah.
jah. 
6.  Hidung kiri/kanan : Mengatasi pilek dan flu 
7.  Leher kiri/kanan : Mengatasi sakit bagian leher, kesulitan menggerakan leher, sakit pundak. 
8.  Mata kiri/kanan : Mengatasi mata lamur, katarak, buta senja, lapisan saraf mata, mata merah,
mata berair dan beberapa gangguan pada mata.  
9.  Kuping kiri/kanan : Mengatasi kuping mendengung, kurang pendengaran, sakit kuping, darah
tinggi, hilang keseimbanan. 
10.  Bahu kiri/kanan : Mengatasi sakit sendi bahu, sulit mengenakan pakaian, mengangkat tangan,
mengangkat barang dan sulit menyisir rambut.  

11.  Otot trapezius kiri/kanan : Mengatasi sakit pundak dan leher, membuka saraf terjepit pada
organ pundak, mencegah katup jantung bocor, stroke atau lumpuh separuh badan. 
12.  Kelenjar tiroid : Mengatasi gondok, gangguan pada tenggorokan, mengontrol
metabolisme, gangguan pada pernapasan, jantung, wajah bengkak, kegemukan, bola
mata melotot, memproduksi yodiom.
13.  Kelenjar paratiroid : Mengatasi kesemutan dalam kaki, pegal rematik, kram, saraf
terjepit, varises dan stroke.
14.  Paru-paru kiri/kanan : Mengatasi batuk, infeksi paru, radang paru, sesak nafas.
15.  Lambung : Mengatasi sakit maag, masuk angin, kembung, sakit perut, mencret, sakit
kepala.

13
 

16.  Duodenum : Menetralisir asam lambung yang berlebihan dalam lambung, membuang
dan mendorong angin keluar dari lambung.
17.  Pankreas : Meningkatkan produksi insulin
18.  Liver : Memperbaiki fungsi hati dan mencegah penyakit pada hati.
19.  Kandung empedu : Mengoptimalkan fungsi empedu
20.  Serabut saraf lambung : Mngobati penyakit lambung
21.  Kelenjar adrenal kiri/kanan : Menstimulasi persediaan gula dalam lever, menambah
gula dalam darah, menambah produksi hormone sexual.
22.  Ginjal kiri/kanan : Mengatasi sakit ginjal, radang ginjal, asam urat, batu ginjal, TBC
ginjal, gagal ginjal, infeksi ginjal, pegal bagian pinggang.
23.  Ureter kiri/kanan : Mengatasi sakit kencing, infeksi saluran kencing, putih telur dalam
kencing.
24.  Kandungkemih : Mengatasi kencing batu, membantu berfungsinya kelenjar prostat.

25.  Usus kecil : Mengatasi kolestrol agar tidak mengganggu jantung


26.  Usus buntu : Mengatasi penyakit usus buntu, radang usus buntu, pegal kaki bagian
kanan.
27.  Katupiseo-sekal : Mengatasi penyakit usus buntu
28.  Usus besar asendens : Mengatasi radang usus, hernia.
29.  Usus besar transverses : Mengatasi asam urat, membantu pekerjaan ginjal, sembelit,
radang usus.
30.  Usus besar desendes : Mengatasi sakit perut bagian bawah.
31.  Rektum : Mengatasi sembelit, ambeien, kangker rectum.
32.  Anus : Mengatasi ambeien, sembelit, sakit perut bagian bawah.
33.  Jantung : Mengatasi sakit jantung, lemah jantung, radang jantung, jantung koroner,
sakit dada sebelah kiri, cemas, gelisah, melancarkan peredaran darah, pingsan.
34.  Limpa : Membantu produksi darah serta meningkatkan imunitas.
35.  Lutut kiri/kanan : Mengatasi sakit lutut, asam urat, saraf terjepit pada bagian lutut.
36.  Kelenjar reproduksi : Untuk kesuburan pria atau wanita, memproduksi sperma atau
indung telur, mengatasi rambut rontok, mandul lemah sahwat.

14
 

2.10  Standar Operasional Prosedur (SOP) 


1.  Tahap Persiapan
a.  Persiapan klien :
1)  Memperkenalkan diri
2)  Menjelaskan tujuan
3)  Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
 b.  Persiapan Lingkungan :
Menutup pintu atau memasang sampiran
c.  Persiapan Alat
1)  Minyak urut
2)  Baskom 1 buah
3)  Air Hangat
4)  Garam

5)  Handuk 1 buah


2.  Tahap Pelaksanaan
a.  Cuci tangan
 b.  Rendam kaki pasien dalam air hangat yang telah dibubuhi garam selama 10-15
menit
c.  Keringkan kaki pasien dengan handuk
d.  Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan pasien untuk rileks
e.  Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik pijatan refleksi.
f.  Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin baik. Namun harus diperhatikan
 pula daya tahun dari penderita, sebab setiap orang berbeda-beda daya tahannya.
Maka dari itu para pemijat refleksi harus memberi tahu pasiennya agar menahan
sakit ketika dipijat. Apabila penderita menahan sakit sampai pucat pada mukanya,
 berarti sakitnya melampaui daya tahannya, maka dari itu perlu diistirahatkan.
g.  Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki, cara memijat refleksi pada titik kaki
yaitu dari arah bawah ke atas. Kemudian untuk disekitar titik betis memijatnya
menurut arah aliran darah.

15
 

h.  Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan tulang jari telunjuk
yang dilipatkan untuk memijat, khusus pada titik refleksi yang letaknya agak
tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya.
i.  Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 30  –   40 menit. Tetapi
 juga bergantung kepada penyakit yang diderita serta daya tahan tubuh pasien.
 j.  Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pengobatan.
pen gobatan.
k.  Bagi penderita penyakit jantung, DM, lever, kanker, jangan memijat dengan keras.
Tiap daerah refleksi pada titik kaki tidak lebih dari 2 menit.
l.  Selama pemijatan, hentikan terlebih
terlebih dahulu obat-obatan dari apoti
apotik
k / dokter. Hal
ini karena dapat menghambat kesembuhan, terkecuali penderita penyakit Jantung
dan DM, obat-obat tersebut tetap diperlukan.
m. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk memperoleh
hasil yang memuaskan. Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis dipijat 3x dalam

seminggu atau 2 hari sekali. Jangan memijat setiap hari


n.  Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
o.  Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 gelas atau 500 cc. Hal ini akan
membantu membuang kotoran di dalam tubuh pasien. Khusus untuk penderita
 penyakit ginjal, jangan minum air putih setelah pijat refleksi lebih dari 150 cc.
3.  Tahap Akhir
a.  Evaluasi persaan klien
 b.  Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
c.  Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

16
 

BAB III
PENUTUP

a.  KESIMPULAN.
Refleksologi adalah teknik penyembuhan alternatif untuk mengurangi
ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan mempromosikan fungsi alami dari tubuh
melalui penerapan tekanan pada berbagai titik-titik tertentu di kaki - tangan dan
 bagian bagian tubuh lainnya. Selain itu, refleksologi juga didefinisikan sebagai
cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau
mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau
mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya. 

b.  SARAN.

Sebagai seorang perawat professional yang bekerja di bidang komplementer,


sudah semestinya mengetahui dan memahami refleksi dalam keperawatan agar
dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada pasien. Untuk itu ada baiknya
untuk terus menambah dan memperluas pengetahuan mengenai refleksi dalam
keperawatan dari berbagai sumber. 

17
 

DAFTAR PUSTAKA
Aukes L. Personal reflection in medical education [dissertation], Netherland, University Medical
Center Groningen, 2008.
Boud D, Keogh R, Wlker D. Reflection: turning experience into learning. London: Kogan Page,
1985.
Hatton N. Smith D. Reflection in teacher education: towards definition and implementation.
Teaching & Teacher Education 1995;11:33-49.
Johns C. The value of reflective practive for nursing. J Clin Nursing 1995; 4:23-30 cited from
Pee, et al, Appraising and assessing reflection in studets writing on a structured worksheet.
Medical Education 2002; 36:575-585.
Lyons J. Reflective education for professional practice: discovering knowledge from experience,
 Nurse Education Today 1999, 19, 29-34.
Robertson K. Reflection in professional practice and education, Australian Family Physician

Vol. 34, No. 9, September 2005.


Schon DA. The reflective practitioner. How professional think in action. London: Temple Smith,
1983.

18

Anda mungkin juga menyukai