Anda di halaman 1dari 2

DEFISIT SURPLUS NERACA PEMBAYARAN

Dalam neraca pembayaran kemungkinan terjadi surplus dan kemungkinan terjadi defisit,
yakni :

1.Defisit, jumlah ekspor lebih kecil dari pada impor dimana Neraca Pembayaran defisit, ini
terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit
< transaksi debet).
Keadaan dimana suatu Negara jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan tersebut
ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional
maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total.

2. Surplus, jumlah ekspor lebih besar dari pada impor. Sedangkan Neraca pembayaran
surplus, ini terjadi apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah pembayaran/ utang
(transaksi kredit> transaksi debet).

Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama dengan
jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).

Defisit atau surplus yang terjadi pada suatu negara yang mempunyai neraca pembayaran
dikarenakan oleh :

1. Stok Nasional, maksudnya Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan
jika terjadi kenaikan stok nasional berarti surplus.
2. Pinjaman akomodatif, maksudnya Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan
adanya kelebihan impor berarti merupakan bagian dan defisit. Sedangkan Pinjaman
yang masuk atas kemauannya sendiri (pinjaman otonam) tidak mempengaruhi defisit.
3. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif
4. surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.

1. Dampak Neraca Pembayaran Surplus

• Mata uang neraca tersebut semakin kuat posisinya


• kondisi perekononomian semakin membaik
• Harga produk-produk yang diekspor akan menjadi lebih mahal sehingga dapat
meningkatkan devisa negara
• Menurunnya daya saing produk ekspor.

Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat
harga dalam negeri, dimana dampak neraca pembayaran surplus ini mempunyai pengaruh
inflatoir mendorong/ menjurus kea rah kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh
adanya penambahan permintaan efektif

2. Dampak Neraca Pembayaran Defisit

• Mata uang negara cenderung lemah


• Harga produk impor mahal
• harga produk ekspor lebih kompetitif sehingga dapat meningkatkan volume
ekspor.
• Jika dibiarkan terus-menerus kondisi ekonomi akan semakin memburuk

Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami deficit, maka Produsen dalam
negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor dan Pendapatan Negara
sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar selain itu Perusahaan banyak yang
gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari PHK. Dampak tersebut
merupakan pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah penurunan harga
(deflasi).

3. Dampak Neraca Pembayaran Seimbang

Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan


ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus
dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan
demikian akan dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.

Secara garis besar dampak neraca pembayaran terhadap kegiatan ekonomi suatu negara
antara lain :
1.Perubahan terhadap Kurs Devisa.
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.

2.Perubahan terhadap harga.


Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat
laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.

3.Perubahan terhadap tingkat pendapatan.


Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor
akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

4.Perubahan terhadap tingkat bunga


Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga
yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi
adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka
tingkat bunga yang berlaku tinggi.

Anda mungkin juga menyukai