Gambar 10.1. Hubungan antar gugus tetangga berdasarkan nilai J. Untuk empat pasang
sinyal doblet A-D tampak ketentanggaan antara sinyal A dengan sinyal C, dan sinyal B
dengan sinyal D.
1
Namun demikian, perhatikan spektrum H-NMR pada Gambar 10.2 untuk1-
nitronaftalen. Sinyal-sinyal proton aromatik pada senyawa ini akan dirumitkan karena
banyaknya kopling jarak jauh berjarak empat- atau lima-ikatan, termasuk kopling-meta dan
kopling-para. Kerumitan akibat kopling jarak jauh tersebut seringkali membuat nilai kopling
menjadi kurang akurat. Pada spektrum 1-nitronaftalen tersebut, nilai-nilai kopling-orto tidak
menunjukkan bilangan yang sama (8,7-7,7-8,2-8,2-8,4-7,9-8,0-7,2 dan 8,0 Hz). Hal ini tentu
saja menyulitkan penetapan sinyal-sinyal proton tersebut pada struktur 1-nitronaftalen. Tanpa
memperhatikan kopling jarak-jauh, sinyal H-2, H-4, H-5, dan H-8 akan tampak seperti
“doblet”, sementara sinyal H-3, H-6 dan H-7 akan menyerupai sebagai “triplet”. Dari ketiga
“triplet” tersebut, mana yang merupakan milk H-3 sulit ditentukan. Percobaan
homodekopling, atau dekopling homonuklir selektif, dapat digunakanuntuk membedakan
sinyal proton yang satu dengan sinyal proton lainnya sesuai dengan posisinya pada struktur
molekul.
Gambar 10.2. Spektrum 1H-NMR 1-nitronaftalen (A) dan pembesaran spektrum pada daerah
“doblet” (B) dan “triplet (C).
Gambar 10.3 Spektrum 1H-NMR 1-nitronaftalen (A), dan dua spektrum hasil percobaan
homodekopling selektif (B dan C), (B) Radiasi selektif pada sinyal g, dan (C) radiasi selektif
pada sinyal a.
C. PERCOBAAN NOE 1D
Rangkaian pulsa pada percobaan NOE1D mirip dengan TOCSY1D. Pada percobaan
NOE1D tahap percampurannya adalah transfer koheren NOE dan terjadi di sumbu z (Gambar
10.6). Pulsa 900 pertama adalah pembentukan koheren di sumbu -y (misalnya Ia-y), yang
dilanjutkan dengan pemilihan koheren dengan rangkaian pulsa G z-180°- Gz, sementara
koheren yang tidak dipilih dimusnahkan. Koheren terpilih sekarang berada di sumbu y (Iay)
dan kemudian ditransfer ke sumbu -z oleh pulsa 90° kedua. Ketika berada di sumbu -z (Ia-z)
tersebut maka dibiarkan berelaksasi selama waktu percampuran (sekitar 300-400 milidetik)
untuk mentransfer NOE, sehingga sebagian koheren Ia diubah menjadi koheren tetangga
ruang di sumbu z (misalnya IbZ.). Setelah transfer NOE selesai, kedua koheren. diubah
menjadi magnetisasi transfers oleh pula 90° yang ketiga dan FID dikumpulkan. Ketika FID
dikumpulkan Ia dan Ib berlawanan fasa.
Gambar 10.6 Rangakaian Percobaan NOE1D
Keuntungan percobaan NMR NOE1D adalah waktu pengukurannya relatif jauh lebih
cepat. Pengukuran spektrum NMR NOE2D sekurang-kurangnya 3 jam (180 menit, untuk
jumlah scan 64 dan jumlah titik 200), sedangkan untuk satu kali percobaan NMR NOE1D
hanya sekitar 5 menit. Informasi hubungan NOE pada NMR NOE1D lebih jelas
dibandingkan dengan NMR NOE2D, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih
meyakinkan dalam penetapan stereokimia relatif ataupun posisi gugus fungsi tertentu.
Gambar 10.7 menyajikan contoh spektrum NMR NOE 1D untuk suatu turunan
flavonoid yang kaya dengan gugus -OCH3. Pada struktur tersebut terdapat tiga gugus -OCH3,
yaitu pada nilai geseran proton 3,96; 3,94; dan 3,91 ppm. Dengan dua percobaan NOE yang
dibangkitkan dari sinyal proton aromatik singlet 6,56 ppm, ternyata membangkitkan sinyal
proton -OCH3, pada 3,96 ppm. Selanjutnya pembangkitan yang serupa dari sinyal proton
aromatik doblet (2H) pada 7,58 ppm, memunculkan sinyal proton -OCH 3, pada 3,91 ppm.
Dengan demikian, penempatan ketiga sinyal -OCH3, pada struktur turunan flavonoid tersebut
tidak meragukan, dan sekaligus mengkonfirmasi struktur molekul yang disarankan.
Gambar 10.7 Spektrum NOE1D suatu turunan trimetoksifalvon