Buletin Inti PNBP - Edisi 2 Tahun 2020
Buletin Inti PNBP - Edisi 2 Tahun 2020
Pemulihan Ekonomi
Nasional
SALAM REDAKSI 2
DAFTAR ISI 3
RUBRIK UMUM
RUBRIK PERCA
(PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DALAM ACARA)
Memulihkan Ekonomi
dengan Kebijakan PNBP Teks: Eko Pandu Pranoto
Gambar: Tim Redaksi dan Unsplash.com
B
elum lama ini kita mendengar kabar yang tidak diinginkan meskipun sudah banyak diprediksi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua berada pada minus 5,32 persen (y-o-y)
setelah di kuartal pertama sudah sedikit tersendat dengan hanya tumbuh sebesar 2,97 persen
(y-o-y). Fakta ini tentu tak lepas dari serangan pandemi Corona Virus Disease 2019, yang
lebih populer dengan sebutan COVID-19, yang belum juga usai. Sejak beranjangsana ke Indonesia di
awal Maret tahun ini, makhluk ultra mini dari Wuhan, Tiongkok ini belum juga mau pergi. Beragam
langkah penanganan penyebaran sudah sejak lama diterapkan di Indonesia, mulai dari Pembatasan
Sosial Berskala Besar hingga adaptasi menuju kebiasaan baru di bulan-bulan belakangan. Akibatnya,
paling terasa dampaknya tentu sektor ekonomi yang secara nominal tampak pada besaran pertumbuhan
ekonomi Indonesia di atas.
Oleh karena itu, jajaran pemerintah Tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas sosial
mulai dari Presiden hingga Menteri Keuangan menjadi mata rantai utama bergeraknya roda
mewanti-wanti agar segala upaya dikerahkan perekonomian. Dari aktivitas sosial terciptalah
untuk memulihkan perekonomian Indonesia pasar dan muncul prinsip permintaan dan
pada kuartal-kuartal selanjutnya di tahun 2020. penawaran. Peliknya, pandemi COVID-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini menyerang sekaligus sisi permintaan
dalam pesannya kepada jajaran Kementerian dan penawaran. Inilah yang menyebabkan
Keuangan menegaskan bahwa kuartal ketiga kondisinya menjadi rumit dan penanganannya
adalah momen kritikal dalam pemulihan juga harus tepat dan konkret. Dalam situasi
ekonomi. Jurang resesi ada di depan mata dan seperti ini, pemerintah adalah pihak yang sangat
seluruh komponen pemerintahan diharapkan diandalkan untuk menggerakkan perekonomian.
bergerak cepat dan tepat untuk mencegahnya
menyelamatkan perekonomian. Berbagai Sejalan dengan itulah PEN dikeluarkan
langkah dan stimulus telah dicanangkan dengan berbagai kebijakan dan stimulus yang
pemerintah dalam programnya yang bertajuk diharapkan secara sekaligus dapat menggerakkan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan sisi permintaan dan penawaran. Bantuan sosial
harapan perekonomian perlahan sembuh. diberikan kepada masyarakat secara masif untuk
menjaga daya beli masyarakat sehingga sisi
Jika mundur sedikit ke belakang, permintaan dapat terjaga. Agar pemulihan sisi
persoalan ekonomi sebagai dampak COVID-19 permintaan tersebut tidak terasa hampa, maka
mendera karena adanya pembatasan aktivitas pemerintah secara bersamaan memberikan
sosial sebagai konsekuensi memutus penularan. stimulus terhadap sektor industri yang begitu
terpukul oleh wabah ini. Berbagai pemulihan ekonomi nasional. Lebih jauh lagi,
kebijakan untuk sektor industri besar secara tidak langsung pemulihan perekonomian
hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara keseluruhan juga akan otomatis berimbas
(UMKM) diberikan secara berlapis dengan pada potensi peningkatan penerimaan negara.
harapan mereka bisa mempertahankan
keberlangsungan usahanya sehingga sisi Oleh karena itu, Penerimaan Negara
penawaran juga dapat terselamatkan. Selain Bukan Pajak (PNBP) memungkinkan
itu, belanja negara juga dituntut untuk menjalankan peran ganda dalam andilnya
dipercepat dan dipertepat eksekusinya. Hal menyukseskan pemulihan ekonomi nasional.
ini sebagai wujud optimalisasi APBN sebagai Di satu sisi, PNBP dapat ikut memberikan
instrumen penggerak pemulihan ekonomi. relaksasi pembayaran bagi Wajib Bayar yang
terdampak COVID-19. Salah satu contohnya
Dalam penggunaan APBN untuk adalah kebijakan penundaan atau penjadwalan
pemulihan ekonomi lebih dititikberatkan pada pembayaran dividen bagian pemerintah yang
pelaksanaan belanja. Tidak mengherankan, diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara
mengingat saat ini pemerintah harus (BUMN) yang sektor usahanya terdampak
menggelontorkan uangnya untuk membiayai COVID-19. Selain itu, relaksasi juga dapat
sektor kesehatan, bantuan sosial, dan belanja- diberikan dalam bentuk penerapan tarif sampai
belanja negara lainnya terkait penanganan dengan Rp0 untuk jenis PNBP yang dipandang
COVID-19 dan dampak bawaannya. Lalu, dapat meringankan beban masyarakat atau
apakah sektor penerimaan diabaikan begitu stimulus bagi sektor industri. Kebijakan relaksasi
saja? Tentu tidak, namun pemerintah juga yang diambil tentu juga tetap berpedoman
harus realistis dengan keadaan yang ada. kepada peraturan perundangan yang ada demi
Gejolak ekonomi di Indonesia dan dunia tetap menjaga tata kelola yang baik. Di sinilah
pada masa pandemi tentu mengguncang peran PNBP dalam menjaga sisi permintaan dan
realisasi penerimaan negara. Beberapa target penawaran sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
penerimaan dalam APBN Tahun Anggaran
2020 telah disesuaikan dengan terbitnya Pada sisi yang lain, PNBP sebagai salah
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020, satu sumber penerimaan negara juga tetap
mempertimbangkan perkembangan yang menjalankan perannya dalam mengisi kas negara.
ada agar dapat tercapai. Meskipun demikian, Optimalisasi PNBP dengan mempertimbangkan
optimalisasi penerimaan negara dalam situasi segala situasi terkini tetap perlu diupayakan
yang serba sulit ini tetap dibutuhkan untuk untuk mencapai target yang ditetapkan. Realisasi
menjaga defisit anggaran. Memang benar sesuai PNBP pada akhir bulan Juli tahun 2020 sebesar
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rp208,81 triliun atau 71,00 persen dari target
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti dalam APBN Perpres 72 Tahun 2020 cukup
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang menggembirakan dalam upaya pencapaan
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas target meskipun jika dibandingkan periode
Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi yang sama di tahun lalu mengalami penurunan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebesar 13,54 persen. Di sinilah perwujudan
dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman peran PNBP dalam menjaga defisit APBN agar
yang Membahayakan Perekonomian Nasional tidak semakin melebar. Selain itu, dalam jiwa
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi PNBP juga terdapat kontribusi terhadap belanja
Undang-Undang, defisit anggaran pada tahun negara melalui izin penggunaan, terutama PNBP
ini dan dua tahun ke depan dimungkinkan untuk di Kementerian/Lembaga. Hal ini kembali
melampaui 3 persen dari Produk Domestik memberikan nilai tambah bagi peran PNBP
Bruto, tetapi jika masih ada penerimaan negara dalam ikut serta memulihkan ekonomi dengan
yang bisa dioptimalkan maka tentu harus eksekusi belanja dari izin penggunaan. Ibarat
tetap diusahakan demi mengisi ruang defisit peribahasa, sekali merengkuh dayung, dua tiga
yang ada. Optimalisasi penerimaan negara pulau terlampaui, PNBP dapat berkontribusi
tersebut juga dapat dianggap sebagai upaya bagi sisi penerimaan negara dalam rangka
menjaga defisit APBN dan sekaligus ikut serta Dari penjelasan di atas, terlihat dengan
menggerakkan perekonomian dari eksekusi jelas peran penting PNBP sebagai salah satu
belanja negara melalui izin penggunaan. kepingan puzzle dalam menyukseskan program
PEN. Sinergi kebijakan PEN di sektor PNBP
Peran strategis PNBP tersebut harus bersama bantuan sosial, diskon listrik, stimulus
dapat dioptimalkan agar proses pemulihan pemerintah di sektor perpajakan, dan kebijakan
ekonomi saat ini dapat terbantu. Berbagai lainnya diharapkan dapat menjadi tonggak
kemungkinan kebijakan perlu dijajaki agar penopang bangkitnya perkonomian Indonesia
cakupannya bisa lebih luas dan mengena dalam kepungan pandemi. Hal terpenting
kepada masyarakat dan sektor industri sehingga lainnya, nantinya kebijakan pemulihan ekonomi
kontribusinya juga signifikan. Perlu didalami terkait PNBP juga perlu ditinjau secara berkala
jenis dan tarif apa yang dapat direlaksasi lagi karena kondisi di tengah pandemi yang begitu
tetapi juga tidak mengganggu pencapaian target dinamis perlu diimbangi dengan kebijakan
yang ada. Tantangan ini yang menunjukkan yang “manis”. Tujuan akhirnya adalah ekonomi
betapa strategisnya peran PNBP. Pemberian Indonesia kembali cerah dan seluruh penjuru
relaksasi kepada sektor terdampak harus diikuti negeri menjadi bungah. (*)
dengan pencapaian target penerimaan yang ada
di APBN.
P
enerimaan Negara Bukan Pajak 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, UU
(PNBP) dari Pengelolaan Kekayaan No 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan
Negara Dipisahkan (KND), memiliki Ekspor Indonesia, dan UU No 21 Tahun 2011
karakteristik yang unik, yang tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sedangkan
pengaturannya tidak hanya tunduk kepada PNBP yang berasal dari setoran dividen bagian
Undang Undang (UU) Nomor 9 Tahun 2018 pemerintah tunduk terhadap pengaturan dalam
tentang PNBP dan turunannya. Namun, tunduk UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
juga terhadap UU sektoral masing-masing, yang Milik Negara dan UU No 40 Tahun 2007 tentang
di dalamnya mengamanatkan kewajiban untuk Perseroan Terbatas.
menyetor PNBP, antara lain UU No 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, UU No 24 Tahun Kontribusi PNBP yang berasal dari
pengelolaan KND tidak bisa dipandang sebelah Rp21,2 triliun dan dividen BUMN sebesar
mata. Dengan kontribusi di atas Rp50 triliun Rp43,8 triliun (atau terdapat penurunan dari
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir target awal sebesar Rp5,2 triliun). Setoran
ini, PNBP dari pengelolaan KND memberikan dividen bagian Pemerintah pada Tahun
dukungan yang tidak sedikit dalam menambah Anggaran (TA) 2020 didasarkan pada kinerja
pundi-pundi kas negara. BUMN pada Tahun Buku (TB) 2019. Dengan
demikian, adanya wabah pandemik COVID-19
Badan usaha perbankan menjadi yang saat ini sedang melanda sedikit berdampak
kontributor utama PNBP KND, disusul oleh terhadap perhitungan setoran dividen BUMN
badan usaha bidang telekomunikasi dan bidang di TA 2020 karena BUMN yang membukukan
energi di urutan berikutnya. Diharapkan bidang laba juga perlu menghitung kembali potensi
usaha lainnya ke depan juga dapat kembali penurunan kinerja keuangan pada tahun depan
menyumbang penerimaan negara, tentu saja yang akan berdampak terhadap cashflow badan
dengan tetap memperhatikan kepentingan usaha tahun 2020. Dampak dari pandemi virus
going concern badan usaha, untuk terus COVID-19 baru akan dirasakan BUMN di
berkembang dan memberikan kemanfaatan baik TB 2020 dan tentu saja akan berdampak pada
dukungannya terhadap fiskal maupun terhadap jumlah setoran dividen bagian Pemerintah pada
perekonomian nasional. Saat ini peran Badan TA 2021.
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam memenuhi
target PNBP pemerintah sangatlah krusial. Sampai dengan bulan Juli 2020 realisasi
Khususnya dalam memberikan dividen. Melihat PNBP dari pengelolaan KND mencapai Rp57,4
peran yang sangat strategis dari perusahaan triliun, atau 88,4 persen dari target APBN sebesar
milik negara tersebut pemerintah akan terus Rp65,0 triliun. Nilai ini mengalami penurunan
berusaha agar pembayaran PNBP dapat terus sebesar 16,4 persen apabila dibandingkan
terjaga. dengan periode sama tahun 2019 (y-o-y) yang
mencapai Rp68,7 triliun. Hal ini dikarenakan
adanya penundaan pelaksanan Rapat Umum
Target dan Realisasi Setoran Dividen Pemegang Saham (RUPS) sebagian besar
Pengelolaan KND TA 2020 BUMN yang baru dimulai bulan Juni 2020.
Terkecuali BUMN perbankan dan tiga BUMN
Pemerintah telah merevisi postur di bawah pembinaan Kementerian Keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah menyelenggarakan RUPS lebih
(APBN) 2020, melalui Peraturan Presiden cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Selain
(Perpres) Nomor 72 Tahun 2020 tentang itu, turunnya realisasi pendapatan KND sampai
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Juli 2020 disebabkan besaran setoran PNBP
Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan dari sisa surplus Bank Indonesia pada tahun
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja 2020 lebih rendah, yaitu sebesar Rp21,5 miliar
Negara Tahun Anggaran 2020. Dalam APBN dibandingkan dengan setoran sisa surplus Bank
2020 yang telah disesuaikan dengan Perpres Indonesia tahun 2019 yang mencapai sebesar
Nomor 54 tahun 2020, PNBP ditargetkan Rp30,1 triliun.
sebesar Rp297,8 triliun (1,8 persen dari PDB)
yang terdiri dari PNBP SDA Rp82,2 triliun, Pemerintah memberikan stimulus
PNBP KND Rp65,0 triliun, PNBP Lainnya tambahan untuk menghadapi pandemi
Rp94,7 triliun, dan pendapatan BLU Rp55,8 COVID-19 dalam salah satu strategi
triliun. program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) melalui insentif PNBP seperti melalui
Dalam revisi Perpres tersebut, secara relaksasi penundaan pembayaran PNBP
khusus pemerintah menargetkan penerimaan dan pengenaan tarif PNBP hingga Rp0.
dari KND sebesar Rp65,0 triliun. Adapun target Dalam rangka menunjang operasional dan
penerimaan KND ini ditopang oleh setoran memperbaiki likuiditas BUMN, Pemerintah
sisa surplus Bank Indonesia (BI) sebesar memberikan relaksasi berupa penundaan
Kinerja BUMN
9.000,0
7.000,0
Rp triliun
5.000,0
3.000,0
1.000,0
(1.000,0)
2015 2016 2017 2018 2019
Aset 5.753,0 6.470,0 6.694,0 8.092,0 8.744,6
Pendapatan 1.780,0 1.802,0 2.116,0 2.339,0 2.379,1
Laba Bersih 211,0 164,0 197,0 149,0 165,7
80,0
25,0%
60,0 20,0%
40,0 15,0%
10,0%
20,0 5,0%
- 0,0%
2015 2016 2017 2018 2019
Dividen Bagian Pemerintah 37,1 43,5 45,0 45,1 80,7
DPOR 23,9% 24,6% 24,7% 23,0% 30,6%
dengan total nilai sebesar Rp441 Triliun. pemerintah, tak terkecuali BUMN yang akan
5. Jaminan Kredit: Askrindo dan Jamkrindo mendapatkan suntikan sebesar Rp152,15 triliun.
memberikan perluasan jaminan kredit kepada
bank dalam menyalurkan kredit usaha rakyat Namun demikian, tidak semua
kepada sektor UMKM dan Ultra Mikro. BUMN bisa mendapatkan suntikan modal
6. Pemberian Insentif Subsidi Bunga: dari pemerintah. Terdapat beberapa kriteria
Melalui Himbara, Pegadaian, dan Permodalan BUMN yang diberikan suntikan modal melalui
Nasional Madani, telah membantu meringankan skema Penyertaan Modal Negara (PMN)
beban kredit kepada Micro Retail, melalui dan Investasi Pemerintah, yaitu BUMN yang
Umi (Pembiayaan Ultra Mikro) dan Mekaar berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat,
(Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). peran sovereign yang dijalankan oleh BUMN,
eksposurnya terhadap sistem keuangan, jumlah
Wabah virus corona yang semakin kepemilikan pemerintah, dan total aset yang
meluas berdampak negatif terhadap berbagai dimiliki oleh BUMN. BUMN yang akan
sektor, tak terkecuali bagi bisnis BUMN. Semua menerima PMN ini adalah PT PLN (Persero)
sektor baik perusahaan swasta dan BUMN senilai Rp5 triliun, PT Hutama Karya (Persero)
memang mengalami tekanan dan akan berimbas sebesar Rp11 triliun, PT Bahana Pembinaan
pada penurunan pembagian dividen, karena di Usaha Indonesia (Persero) yang merupakan
tengah ancaman penurunan pendapatan dan holding asuransi BUMN akan mendapatkan
laba, perusahaan tetap membutuhkan modal PMN senilai Rp6,27 triliun, PT Permodalan
untuk bisa kembali meningkatkan kinerja di Nasional Madani (PNM) senilai Rp2,5 triliun,
saat kondisi kembali pulih. Setoran dividen PT Pengembangan Pariwisata Indonesia
BUMN di tahun 2021 diperkirakan mengalami (Persero) atau Indonesia Tourism Development
penurunan drastis akibat pandemi COVID-19 Corporation sebesar Rp0,50 triliun.
yang menyebabkan 90 persen perusahaan
BUMN mengalami tekanan dari sisi supply, Pemerintah juga akan memberikan dana
demand, operasional, finansial, dan hanya talangan investasi untuk BUMN yang telah
sekitar 10 persen BUMN yang masih bertahan. ditunjuk oleh sebagai modal kerja perusahaan.
Alokasi dana untuk investasi ini mencapai
Pemerintah telah menggulirkan Rp32,65 triliun dan akan diterima oleh enam
beberapa kebijakan terhadap permasalahan BUMN, yaitu Perum Bulog sebesar Rp13 triliun,
BUMN di antaranya melalui Holding BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk sebanyak Rp8,5
program restrukturisasi BUMN, dan pemberian triliun, PTPN sebesar Rp4,0 triliun, PT Kereta
dana talangan kepada BUMN dalam rangka Api Indonesia (Persero) sebesar Rp3,5 triliun,
memperkuat struktur permodalan, meningkatkan PT Krakatau Steel Tbk senilai Rp3 triliun,
daya saing BUMN, menciptakan sinergi dan Perum Perumnas sebesar Rp0,65 triliun.
BUMN serta meningkatkan efisiensi operasi
perusahaan. Dalam rangka menyelamatkan
perusahaan-perusahaan plat merah dari
dari pukulan berat wabah COVID-19, telah
dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka
Mendukung Kebijakan Keuangan Negara
Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (COVID-19) dan/atau Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional. Dalam
program penyelamatan ekonomi ini, berbagai Sumber: Kementerian Keuangan
dunia usaha akan mendapatkan dukungan dari
Penutup
T
ulisan ini memotret salah satu pemegang SIM yang masa berlakunya habis
kebijakan relaksasi Penerimaan pada 17 Maret-29 Mei 2020.
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
dikeluarkan oleh pemerintah di masa Pemberian dispensasi tersebut
pandemi COVID-19. Salah satu kebijakan tidak dapat dilepaskan dari fakta bahwa
itu adalah dispensasi perpanjangan SIM yang SIM merupakan kebutuhan “pokok” bagi
dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI (Polri). pengemudi kendaraan bermotor yang berasal
Kebijakan dispensasi perpanjangan SIM dari semua golongan lapisan masyarakat.
merupakan kebijakan yang paralel dengan Semua lapisan masyarakat yang mengendarai
keputusan penutupan sebagian titik layanan kendaraan bermotor wajib memiliki SIM:
SIM oleh Polri untuk mencegah penyebaran dari ojek pangkalan sampai ojek online, dari
COVID-19. Kebijakan ini memberikan pengendara motor bebek sampai pemilik moge,
gambaran bahwa PNBP telah menjalankan dari sopir angkot sampai sopir mobil sport.
fungsi regulatory untuk mendukung kebijakan Bahkan saudara-saudara kita penyandang
pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan di disabilitas yang ingin mengendarai kendaraan
bidang kesehatan. juga diwajibkan memiliki SIM D. Kewajiban
memiliki SIM sendiri merupakan kewajiban
Tidak ada yang tahu kapan pandemi yang diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009
COVID-19 akan berakhir, kecuali Tuhan. tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Manusia hanya bisa memprediksi, tapi Kewajiban tersebut melekat pada pengemudi
tetap tidak bisa dengan presisi. Di tengah kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi
ketidaktahuan dan ketidakpastian, manusia maupun kendaraan umum. Adanya dispensasi
hanya bisa berupaya melakukan yang terbaik, perpanjangan SIM dapat meringankan beban
termasuk pemerintah. Dalam konteks PNBP, masyarakat yang lebih fokus dalam memenuhi
salah satu kebijakan terbaik yang diambil kebutuhan-kebutuhan primer di masa pandemi
adalah meringankan beban masyarakat dengan COVID-19.
memberikan kelonggaran atau relaksasi atas
pembayaran PNBP kepada negara. Dalam pelaksanaannya, dispensasi
perpanjangan SIM tidak diterapkan secara Gambar: Tim Redaksi
Pada prinsipnya, bentuk relaksasi PNBP kaku, tetapi melihat perkembangan atau
sudah diatur dalam Undang-Undang (UU) dinamika yang terjadi di masyarakat. Pada
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan awal penerapannya, dispensasi perpanjangan
Negara Bukan Pajak, khususnya Pasal 62 ayat SIM diberlakukan sampai dengan 29 Juni 2020.
(4). Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa Namun, melihat adanya potensi kerumunan
keringanan PNBP mempunyai 4 bentuk, yaitu massa dan untuk antisipasi
penundaan, pengangsuran, pengurangan, dan pencegahan penyebaran
pembebasan. Ketentuan tersebut memberikan virus COVID-19 –
diskresi kepada Pemerintah untuk membuat terlebih selama
kebijakan relaksasi PNBP di tengah pandemi Maret hingga Mei
COVID-19. Salah satu bentuk keringanan 2020, pelayanan
yang diberikan oleh Pemerintah melalui Polri perpanjangan
adalah dispensasi masa perpanjangan SIM bagi SIM terkendala
pandemi COVID-19 – dispensasi perpanjangan miliar atau sekitar 7,99 persen dari total PNBP
SIM diperpanjang sampai dengan 31 Juli Polri yang sebesar Rp3.642,60 miliar. PNBP
2020. Mengutip berita di laman polri.go.id, Perpanjangan SIM ini turun sekitar 6,60 persen
dispensasi perpanjangan SIM sampai dengan dibandingkan dengan periode yang sama pada
31 Juli hanya berlaku untuk 9 (sembilan) tahun 2019 yang menghasilkan PNBP sebesar
Polda, yaitu Polda Jawa Barat (Jabar), Polda Rp311,76 miliar.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Polda
Nusa Tenggara Barat (NTB), Polda Lampung, Penutupan sebagian layanan SIM untuk
Polda Kalimantan Selatan (Kalsel), Polda sementara akibat adanya pandemi COVID-19
Bangka Belitung (Babel), Polda Banten, Polda pada bulan April dan Mei 2020 – yang diikuti
Riau, dan Polda Papua. Khusus untuk Polda dengan kebijakan dispensasi perpanjangan
Metro Jaya, dispensasi perpanjangan SIM SIM – tentu berdampak terhadap capaian
diberikan sampai dengan 31 Agustus 2020. Hal PNBP Perpanjangan SIM. Periode dispensasi
ini sebagai bentuk respon atas situasi pandemi perpanjangan SIM yang masa berlakunya habis
COVID-19 yang belum menunjukkan tanda- pada 17 Maret-29 Mei 2020 sebenarnya sudah
tanda mereda dan untuk mengurai antrean di memberikan gambaran adanya penurunan
lokasi pelayanan SIM. PNBP Perpanjangan SIM. Penurunan PNBP
Perpanjangan SIM merupakan konsekuensi
logis dari adanya pandemi COVID-19 yang
Pengaruh Relaksasi atas PNBP direspon dengan dispensasi perpanjangan
SIM sebagai bentuk pencegahan penyebaran
Pelayanan Polri dalam menerbitkan COVID-19.
Surat Izin Mengemudi (perpanjangan)
merupakan bagian dari layanan fungsi lalu Grafik di bawah memberikan
lintas yang menghasilan PNBP. Ini telah diatur gambaran yang lebih jelas bahwa pada
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor periode dispensasi perpanjangan SIM, PNBP
60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Perpanjangan SIM juga mengalami penurunan
Jenis PNBP pada Kepolisian Negara RI. Pada sebesar 36,25 persen pada bulan April 2020
Semester I TA 2020, PNBP Perpanjangan Surat dibandingkan PNBP pada bulan Maret 2020.
Izin Mengemudi menghasilkan Rp291,19
Realisasi
Realisasi Perpanjangan
Perpanjangan SIM2020
SIM Tahun
100,00 5000,00%
4000,00%
78,47
80,00 3000,00%
145,56%
(dalam miliar Rp)
2000,00%
60,00 51,26
1000,00%
50,22 46,60
-2,21% 0,00%
9,99%
40,00 -7,20%
32,68 31,96 -1000,00%
-36,25% -2000,00%
20,00 -3000,00%
-4000,00%
- -5000,00%
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
PNBP perpanjangan SIM pada bulan Mei 2020 merupakan salah satu pilar pendapatan negara
-- di mana kebijakan penutupan sebagian layanan yang memiliki kontribusi dalam menunjang
SIM juga masih berlaku, juga mengalami Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
penurunan dibandingkan bulan April 2020. Adapun fungsi regulatory berarti PNBP
Apabila disandingkan dengan capaian PNBP memegang peranan penting dan strategis
bulan Januari 2020, PNBP Perpanjangan SIM dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk
bulan April dan Mei 2020 mengalami kontraksi pengendalian dan pengelolaan kekayaan negara
sekitar -35 persen. Dibukanya kran layanan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
perpanjangan SIM pada bulan Juni 2020 kemandirian bangsa, dan pembangunan
menjadikan realisasi PNBP Perpanjangan SIM nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.
melonjak sekitar 145,56 persen dibandingkan
bulan Mei 2020, bahkan lebih tinggi 56 persen Kebijakan relaksasi dalam bentuk
dibandingkan PNBP Perpanjangan SIM periode dispensasi perpanjangan SIM selaras dengan
Januari 2020. Hal ini dipicu oleh meningkatnya fungsi regulatory PNBP, di mana PNBP
permohonan perpanjangan SIM, baik pemohon berperan mendukung kebijakan pemerintah
perpanjangan SIM reguler maupun pemohon dalam mencegah penyebaran COVID-19
dari pemegang SIM yang memperoleh sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
dispensasi. terjaga. Pengendalian dan pencegahan
COVID-19 saat ini bisa dikatakan merupakan
Kembali “normalnya” capaian realisasi kebijakan pemerintah yang utama. Dalam
PNBP Perpanjangan SIM pada bulan Juni 2020 kebijakan tersebut ada juga aspek keadilan
juga dikarenakan mulai dibukanya layanan di mana pemerintah memberikan keringanan
Polri. Semula Polri berkebijakan menutup kepada masyarakat yang tengah ditimpa
sementara layanan SIM hingga 29 Mei 2020, dan permasalahan ekonomi karena adanya pandemi
bahkan kemudian penutupan sementara tersebut COVID-19.
diperpanjang hingga 29 Juni 2020. Namun
dikarenakan adanya kebijakan pemerintah Hal yang mungkin dapat dijadikan
berupa pemberian kelonggaran aktivitas kepada pertimbangan ke depannya adalah optimalisasi
masyarakat dengan tetap menerapkan protokol PNBP melalui layanan digital perpanjangan
kesehatan yang ketat, kebijakan penutupan SIM. Pandemi COVID-19 telah mengubah
sementara layanan SIM direvisi, sehingga banyak hal, termasuk penggunaan teknologi
mulai tanggal 2 Juni 2020 layanan SIM kembali informasi dalam melayani masyarakat.
dibuka. Digitalisasi layanan telah menjadi salah satu
solusi di masa pandemi ini, meskipun di masa-
“Normalnya” capaian realisasi PNBP masa mendatang layanan berbasis digital
Perpanjangan SIM pada bulan Juni juga akan menjadi sebuah keharusan. Transformasi
memberikan harapan progres realisasi di digital diharapkan dapat meningkatkan
bulan-bulan berikutnya dapat tercapai secara kualitas layanan kepada masyarakat melalui
optimal. Dengan tetap menerapkan protokol pengembangan teknologi informasi. Ini
kesehatan yang ketat, masyarakat juga dapat sesuai dengan komitmen pemerintah untuk
memanfaatkan dibukanya kembali layanan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
SIM sampai akhir tahun 2020. yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk memberikan layanan
kepada masyarakat sebagaimana tertuang
Fungsi Regulatory PNBP dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun
2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Dalam Penjelasan UU Nomor 9 Tahun Elektronik. (*)
2018 tentang PNBP disebutkan bahwa PNBP
mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu fungsi
budgetary dan fungsi regulatory. Fungsi
budgetary mengandung arti bahwa PNBP
Dispensasi perpanjangan SIM diberikan sampai dengan 31 Juli 2020 (khusus untuk
WHEN? Polda Metro Jaya, diberikan sampai dengan 31 Agustus 2020)
Optimalisasi
PNBP Melalui
Pelayanan Online
Teks: Vitri Nurmalasari
P
engeluaran konsumsi rumah
tangga masih menjadi penopang
perekonomian nasional. Berdasarkan
data BPS tahun 2010 hingga triwulan
II-2020, kontribusi konsumsi rumah tangga
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) rata-
Gambar: Vecteezy.com
rata sebesar 54,39 persen. Artinya, pengeluaran
belanja pada skala rumah tangga masih menjadi
motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal
ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia triwulan I-2020 yang tercatat sebesar
2,97 persen, dengan pertumbuhan konsumsi
rumah tangga sebesar 2,84 persen. Selanjutnya, Sejalan dengan hal tersebut, Penerimaan
kontraksi ekonomi yang terjadi pada triwulan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga turut
II-2020 menyebabkan pertumbuhan konsumsi andil dalam program PEN melalui perannya
rumah tangga menurun drastis mencapai -5,51 sebagai fungsi pengaturan (regulatory).
persen, dan berdampak pada pertumbuhan Berdasarkan ketentuan Pasal 13 UU Nomor 9
ekonomi secara total yang terkoreksi hingga Tahun 2018 tentang PNBP disebutkan bahwa
-5,32 persen. Dengan memperhatikan “Dengan pertimbangan tertentu, tarif atas
peranannya dalam postur ekonomi nasional, jenis PNBP dapat ditetapkan sampai dengan
maka menjadi penting bagi pemerintah, Rp0,00 (nol rupiah) atau 0% (nol persen)”.
khususnya di masa pandemi COVID-19 saat Selanjutnya, pada Pasal 62 diatur pula terkait
ini, untuk memberikan perhatian dan kebijakan kemungkinan pemberian keringanan PNBP
yang mengarah pada upaya menjaga daya beli yang meliputi: penundaan, pengangsuran,
masyarakat. pengurangan, dan/atau pembebasan. Terkait
pandemi COVID-19 ini telah diterbitkan
Menindaklanjuti hal tersebut, Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun
pemerintah telah menerbitkan beberapa 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
peraturan serta insentif fiskal dalam rangka Penyebaran COVID-19 sebagai Bencana
penanganan dampak COVID-19, sekaligus Nasional. Atas dasar penetapan tersebut, maka
sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan pemberian keringanan PNBP dimungkinkan
program Pemulihan Ekonomi Nasional karena telah memenuhi kondisi kahar
(PEN) sebagaimana diatur dalam Undang- sebagaimana diatur dalam penjelasan Pasal 13.
Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020. Program
stimulus yang diberikan oleh pemerintah Dalam prakteknya, beberapa
mengacu pada kelompok yang terdampak Kementerian/Lembaga (K/L) telah mengajukan
COVID-19, yaitu: Kelompok Individu/Rumah permohonan keringanan tarif PNBP kepada
Tangga, Kelompok UMKM/Korporasi/Sektor Menteri Keuangan. Bentuk keringanan yang
Riil, serta Kelompok Sektor Keuangan. diusulkan berbeda bergantung pada jenis dan tarif
PNBP serta kategori pengguna layanan. Pada mudah dan sesuai prosedur protokol kesehatan
Kementerian Perdagangan misalnya, saat ini yang berlaku. Melalui Lokvit ini, masyarakat
sedang mengusulkan pemberian tarif nol Rupiah tetap dapat mengajukan permohonan layanan
pada jasa layanan penerbitan Surat Keterangan KI seperti Merek, Paten, Desain Industri, dan
Asal (SKA) yang akan diberikan kepada seluruh Hak Cipta. Jika diperhatikan lebih lanjut,
eksportir dalam periode tertentu. Tujuannya dibandingkan dengan tahun 2019, realisasi dan
adalah sebagai stimulus perdagangan agar dapat volume layanan KI cenderung meningkat sejak
bergerak kembali dan memberikan kontribusi bulan Maret 2019. Rata-rata penerimaan periode
positif bagi perekonomian nasional. Januari-Juli 2019 mencapai Rp52,12 miliar per
bulan. Sedangkan di tahun 2020, sejak kasus
Namun selain keringanan tarif COVID-19 pertama kali diumumkan pada Maret
PNBP, ada hal lain yang menjadi fenomena 2020, realisasi dan volume layanan KI terkoreksi
masif di kalangan masyarakat saat ini, yaitu hingga -24,75 persen di bulan Mei 2020. Akan
penggunaan teknologi pada hampir seluruh tetapi, dengan inovasi pelayanan melalui
aspek kegiatan. Hal ini merupakan konsekuensi pemanfaatan teknologi informasi, realisasi dan
atas pandemi COVID-19 yang mengharuskan volume layanan KI meningkat pada bulan Juni
adanya pembatasan sosial (social distancing) dan Juli 2020. Sehingga secara keseluruhan,
sebagai upaya pencegahan penularan penyakit. rata-rata realisasi PNBP DJKI periode Januari-
Oleh karena itu, beberapa K/L juga telah Juli 2020 sebesar Rp65,09 miliar per bulan.
menerapkan pemberian layanan berbasis Total realisasi PNBP DJKI periode Januari-
online, sehingga memberikan kesempatan bagi Juli 2020 telah mencapai Rp455,65 miliar atau
masyarakat sebagai pengguna layanan untuk 74,88 persen dari target PNBP Kemenkumham
dapat mengakses layanan pemerintah secara yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden
daring. Nomor 72 Tahun 2020.
Salah satu contohnya adalah pelayanan Jika diteliti lebih detail tentang layanan
kekayaan intelektual (KI) pada Ditjen Kekayaan yang memberikan kontribusi pada PNBP DJKI,
Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan setidaknya terdapat 5 kelompok besar layanan,
HAM (Kemenkumham). Merespon pandemi yaitu: Biaya Jasa Tahunan Pemeliharaan Paten
COVID-19, DJKI memberlakukan loket virtual (Rp275,20 miliar), Pendaftaran Merek (Rp79,05
(Lokvit) yang dapat diakses secara online oleh miliar), Pendaftaran Merek Internasional
masyarakat, sehingga masyarakat dapat tetap berdasarkan Protokol Madrid (Rp21,80 miliar),
mendapatkan pelayanan dengan cara yang Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan Merek
(Rp32,94 miliar), dan Layanan KI Lainnya relevan dengan kondisi saat ini, seperti
(Rp46,66 miliar). Dari 5 kelompok layanan Perlindungan kekayaan intelektual di tengah
tersebut menggambarkan bahwa di masa pandemi, Strategi membuat merek sukses di
pandemi COVID-19, masyarakat tidak berhenti tengah pandemi, Pentingnya perlindungan
berinovasi dalam berusaha. Terbukti dengan merek, dan beberapa lainnya. Selain itu,
tingginya realisasi PNBP dari pendaftaran berbagai buku elektronik (e-book) panduan
merek. Hal ini menjadi berita positif di tengah penggunaan permohonan Kekayaan Intelektual
permasalahan sosial ekonomi dan kesehatan secara online juga telah diterbitkan dan dapat
saat ini. diunduh dengan mudah pada portal resmi DJKI.
Tidak hanya itu, seiring dengan perkembangan
Hal lain yang juga menjadi faktor teknologi dan relatif tingginya ketergantungan
pendorong tingginya pendaftaran merek di masyarakat terhadap penggunaan gawai, DJKI
masa pandemi adalah inisiatif DJKI untuk juga menyediakan aplikasi Portal DJKI yang
mengadakan sosialisasi/seminar/pembelajaran menyediakan berbagai informasi tentang
secara daring melibatkan para pakar/pelaku layanan kekayaan intelektual, dan dapat diunduh
kekayaan intelektual di bidangnya masing- melalui platform digital.
masing. Misalnya dengan menggelar IP Talks
From Home yang disiarkan melalui Live Fenomena ini menjadi bukti bahwa
Streaming Video Conference di kanal YouTube penyediaan layanan PNBP secara online dapat
resmi DJKI. Materi yang dibahas juga cukup dengan mudah membantu memenuhi kebutuhan
Jemput Bola
Belanja PNBP Demi
Kerek Ekonomi
Kala Pandemi
Teks: Muhammad Rahmat
Gambar: Pexels.com
menurun. Sektor transportasi yang terjangkit ketentuan PNBP. Karena itu, belanja PNBP bisa
COVID-19 tidak berfungsi dengan normal juga bisa dikatakan sebagai subsidi terselubung.
menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi
tersengal-sengal. Pasokan pendapatan kepada Seperti pada belanja perpajakan, ada
para pekerja pun berkurang. Pada akhirnya akan tiga metode yang dapat digunakan untuk untuk
timbul guncangan permintaan negatif. mengukur besaran belanja PNBP, yaitu revenue
forgone method, final revenue loss method, dan
BPS pun melaporkan adanya tambahan outlay equivalent method. Revenue forgone
orang miskin baru. Penduduk miskin pada method atau dikenal juga sebagai initial revenue
Maret 2020 sebesar 9,78 persen (26,42 juta loss merupakan metode yang menghitung selisih
orang), meningkat 0,56 persen (1,63 juta orang) antara PNBP yang dibayar oleh Wajib Bayar
terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 ketika mendapat relaksasi dengan PNBP yang
persen (1,28 juta orang) poin terhadap Maret dibayar oleh Wajib Bayar ketika tidak mendapat
2019. Tentu saja sektor transportasi hanya salah relaksasi.
satu contoh dampak pandemi COVID-19 yang
meradang pada hampir semua sektor industri. Dalam Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2018 tentang PNBP (UU PNBP)
diatur bahwa tarif yang dikenakan untuk
PNBP dalam PEN sejumlah klaster PNBP harus disusun
dengan mempertimbangkan beberapa aspek,
Dalam mengurangi dampak hantaman di antaranya ialah dampak pengenaan tarif
COVID-19, pemerintah telah ambil langkah terhadap masyarakat, dunia usaha, dan sosial
responsif berupa kebijakan program Pemulihan budaya. Artinya PNBP yang dipungut harus
Ekonomi Nasional (PEN). Program PEN pas takarannya, tidak lebih, tidak kurang. Tarif
bertujuan agar masalah kesehatan tidak menjalar PNBP yang terlampau tinggi akan berdampak
menjadi gejolak sosial, ekonomi, dan keuangan. buruk bagi masyarakat dan menghambat laju
Program PEN merupakan respon atas penurunan usaha, terutama UMKM. Tarif PNBP juga
aktivitas masyarakat yang berdampak pada tidak boleh kelewat rendah. Tarif PNBP yang
ekonomi, khususnya sektor UMKM. Program terlampau rendah akan menyulitkan pemerintah
ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dalam mengisi pos-pos belanja dalam APBN.
dan meningkatkan kemampuan ekonomi para
pelaku usaha selama pandemi, sehingga dapat Karena itu, ketika perekonomian sedang
meminimalisasi pemutusan hubungan kerja. terkontraksi, pemerintah akan membuatnya
Program PEN diharapkan dapat memperpanjang lebih rileks dengan memberikan relaksasi di
napas UMKM, yang kinerjanya berkontribusi antaranya adalah relaksasi PNBP dalam program
pada perekonomian Indonesia. PEN. Ketika di atas kita sudah membahas
sektor transportasi yang sedang dihantam
Ada lima sumber modal program PEN: COVID-19, pemerintah sudah memberikan
belanja negara, penempatan dana, penjaminan, relaksasi PNBP pada sektor transportasi. Per
penyertaan modal negara, dan investasi 3 Agustus 2020 tercatat pemerintah sudah
pemerintah. Salah satu bentuk dukungan program memberikan relaksasi PNBP jasa transportasi
PEN untuk dunia usaha yang bersumber dari berupa penundaan jatuh tempo sebesar Rp50,62
belanja negara adalah belanja PNBP (non-tax miliar. Angka tersebut belum termasuk relaksasi
revenue expenditure). Dalam kerangka APBN penundaan jatuh tempo PNBP jasa kepolisian
kita, istilah belanja PNBP belum menjadi istilah berupa perpanjangan SIM dan/atau STNK, yang
yang baku sebagaimana belanja perpajakan masih lekat dengan sektor transportasi, sebesar
(tax expenditure). Belanja PNBP di sini juga Rp97,27 miliar.
bukan belanja pemerintah yang bersumber dari
penggunaan dana PNBP yang disetor ke kas Selain itu, UU PNBP juga menyediakan
negara. Belanja PNBP di sini adalah program fasilitas pengenaan sampai dengan nol
bantuan pemerintah yang disalurkan melalui rupiah atau nol persen dengan pertimbangan
Penundaan Kewajiban
Pembayaran PNBP
Kemenkominfo:
(Un)Blessing in Disguise?
Gambar: Pexels.com
Z
oom, aplikasi multiplatform untuk tersebut merilis laporan kinerja Semester I
konferensi video, sampai saat ini telah tahun 2020. PT Telkom Indonesia sebagai
diunduh ratusan juta kali. Sebuah induk usaha dari PT Telkomsel melaporkan
pencapaian luar biasa untuk sebuah laba sebesar Rp10,99 triliun, meskipun secara
aplikasi. Dalam era normal baru, Zoom seolah year-on-year (y-o-y) pendapatan konsolidasi
menjadi aplikasi yang wajib ada di setiap perusahaan plat merah tersebut turun tipis
peranti telekomunikasi, meskipun ternyata dari Rp69,34 triliun menjadi Rp66,85 triliun.
aplikasi ini menyerap sumber daya cukup besar Walaupun secara agregat masih mengalami
terutama kuota internet. Tentu saja, peningkatan kerugian, PT Indosat Ooreedo Tbk. dan PT
pemakaian aplikasi Zoom ini bukan lah satu- Smartfen Telecom Tbk. berhasil mencatatkan
satunya fenomena. kenaikan pendapatan secara signifikan.
Indosat membukukan pendapatan sebesar
Pada awal April 2020, Telkomsel Rp13,45 triliun atau naik 9,4 persen dibanding
melaporkan lonjakan trafik komunikasi periode yang sama tahun sebelumnya yang
khususnya layanan broadband tertinggi hanya sebesar Rp12,39 triliun. Smartfren
mencapai 16 persen. Selain layanan konferensi mengantongi pendapatan sebesar Rp4,30 triliun
video, lonjakan trafik terjadi pada layanan atau naik 41,98 persen secara y-o-y. Sementara
e-learning seperti Ruangguru dan Google itu PT XL Axiata sampai saat artikel ini ditulis,
Classroom (5,4 persen), perpesanan instan belum merilis laporan kinerjanya. Lalu, apakah
seperti Whatsapp (40 persen), game online kondisi positif pemain utama operator-operator
(34 persen), dan streaming video (17 persen). telekomunikasi ini berbanding lurus dengan
Laporan senada juga disampaikan oleh operator- kondisi sektor telekomunikasi nasional?
operator telekomunikasi lain di Indonesia. Hal
tersebut tak lepas dari bergesernya aktivitas Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal
masyarakat yang disebabkan kebijakan Agustus 2020 merilis Berita Resmi Statistik
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
yang diterapkan Pemerintah. Akibatnya, terjadi Triwulan II-2020. Secara y-o-y pertumbuhan
pergeseran kebutuhan masyarakat, misalnya ekonomi Triwulan II 2020 mengalami
dari yang semula kebutuhan Bahan Bakar pertumbuhan minus (terkontraksi) sebesar 5,32
Minyak (BBM) dan transportasi menjadi persen, sedangkan secara quarter-on-quarter
kebutuhan akan akses layanan komunikasi dan terkontraksi sebesar 4,1 persen. Hal yang
internet. menarik saat mencermati pertumbuhan PDB
menurut lapangan usaha secara quarter-on-
Secara matematika sederhana, quarter adalah bahwa hanya ada 3 (tiga) sektor
meningkatnya kebutuhan akan layanan usaha yang masih mencatatkan pertumbuhan
komunikasi dan internet tentu akan yang positif. Berturut-turut, yaitu sektor
menguntungkan perusahaan-perusahaan pertanian (16,24 persen), sektor informasi dan
operator telekomunikasi. Ternyata, hal tersebut komunikasi (3,44 persen) dan sektor pengadaan
terkonfirmasi saat perusahaan-perusahaan air (1,28 persen).
Amerika (USD), maupun dampak operasional sebagian (diskon) atau setidaknya penundaan
lainnya. Di sisi lain, mereka tetap harus jatuh tempo kewajiban pembayaran PNBP BHP
menjaga komitmen untuk memberikan layanan Telekomunikasi / USO tahun buku 2019.
telekomunikasi yang prima kepada masyarakat,
termasuk pelanggan segmen bisnis/enterprise Selain asosiasi-asosiasi di atas masih
serta khusus untuk segmen UMKM, dalam terdapat beberapa asosiasi lain dan perusahaan-
bentuk kelonggaran pembayaran tagihan. perusahaan yang secara langsung mengajukan
Asosiasi tersebut mengajukan keringanan keringanan PNBP, yang dasar hukumnya
(relaksasi) berupa penundaan jatuh tempo memang sudah diatur dalam Undang-Undang
atas kewajiban beberapa PNBP, yakni BHP Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP (UU
Telekomunikasi, Kontribusi Dana USO, BHP PNBP). Pasal 62 UU PNBP tersebut mengatur
Pita Frekuensi, dan BHP ISR yang jatuh tempo bahwa dalam hal tertentu yakni kondisi di luar
dalam tahun 2020, ditunda selama 12 (dua belas) kemampuan Wajib Bayar atau kondisi kahar;
bulan tanpa dibebankan denda keterlambatan. kesulitan likuiditas; dan/atau karena kebijakan
Pemerintah, Wajib Bayar PNBP dapat
Asosiasi Penyelenggara Jaringan mengajukan permohonan keringanan PNBP
Telekomunikasi (APJATEL) lebih menyoroti Terutang kepada Instansi Pengelola PNBP.
penurunan pendapatan dari pelanggan sektor Kemenkominfo sebagai Instansi Pengelola
korporasi karena kebijakan PSBB. Trafik pada PNBP di sektor Komunikasi dan Informatika
sektor ini mengalami penurunan signifikan dapat menyetujui atau menolak permohonan
sekitar 60 persen dari keadaan normal. Banyak keringanan tersebut. Kemenkominfo dapat
pelanggan korporasi yang berhenti berlangganan memberikan persetujuan atas permohonan
atau meminta keringanan biaya bulanan, keringanan berupa penundaan, pengangsuran,
padahal 85 persen dari total penyelenggara di pengurangan, dan/atau pembebasan kewajiban
bidang telekomunikasi mempunyai market pembayaran PNBP. Khusus untuk pengurangan
di sektor korporasi. Terdapat pertumbuhan dan pembebasan, persetujuan tersebut
pelanggan ritel, namun setiap tambahan diterbitkan setelah mendapatkan persetujuan
pelanggan juga berarti penambahan belanja Menteri Keuangan.
modal, terutama dalam bentuk kabel dan
perangkat aktif, sementara perusahaan harus Aturan-aturan terkait keringanan di
melakukan penghematan guna menjaga arus dalam UU PNBP tersebut tentu saja perlu
kas perusahaan. APJATEL meminta Pemerintah diejawantahkan ke dalam peraturan pelaksanaan
dapat memberikan kebijakan penundaan yang lebih teknis. Namun demikian,
pembayaran atau pembayaran secara bertahap mengingat belum ditetapkannya peraturan
paling lama satu tahun tanpa dikenakan denda pelaksanaan atas UU PNBP, Kemenkominfo
atau bunga keterlambatan atas pungutan BHP dan Kementerian Keuangan berkoordinasi
Telekomunikasi dan kontribusi USO periode secara intensif guna merumuskan kebijakan
tahun 2019 yang jatuh tempo pada akhir April yang tepat dalam rangka menindaklanjuti
2020. permohonan-permohonan keringanan oleh
para penyelenggara telekomunikasi. Rumusan
Para anggota Asosiasi Penyelenggara kebijakan yang diharapkan adalah yang mampu
Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluhkan mengakomodasi permohonan Wajib Bayar
perlambatan perputaran bisnis secara drastis sekaligus mampu mengoptimalkan PNBP
sehingga mengurangi pendapatan perusahaan. sehingga tidak mengorbankan kebutuhan dana
Sementara itu, perusahaan-perusahaan terbebani kegiatan di Kemenkominfo.
biaya-biaya tetap, antara lain gaji karyawan
dan upaya perusahaan untuk tidak melakukan Kontribusi PNBP dalam anggaran
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Para anggota Kemenkominfo cukup besar. Oleh karena
APJII tersebut berkeinginan untuk mengajukan itu, keputusan dan pengaturan terkait
bantuan kepada Pemerintah agar Pemerintah keringanan PNBP di Kemenkominfo harus
melakukan penghapusan atau pemotongan dipertimbangkan secara cermat. Diagram berikut
2.000,0
dalam miliar Rupiah
1.526,81.467,7
1.500,0
2019
1.000,0 2020
dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli Sekelumit analisis di atas hanya
2020 mencapai Rp4,99 triliun. Lebih tinggi dari menyoroti kebijakan yang ditempuh
periode yang sama tahun 2019 yang mencapai kebijakan pemerintah dalam menindaklanjuti
Rp4,65 triliun. Apabila kita masukkan kembali permohonan keringanan PNBP yang
unsur pendapatan BLU di dalam perhitungan, berlaku pada Kemenkominfo pada masa
maka secara total penerimaan PNBP pandemi COVID-19. Sebagaimana yang
Kemenkominfo dari bulan Januari sampai telah diuraikan sebelumnya, karakteristik
dengan bulan Juli 2020 mencapai Rp7,20 PNBP Kemenkominfo secara umum bersifat
triliun atau meningkat sebesar 5,09 persen tahunan. Pembayaran PNBP yang jatuh
dari periode yang sama tahun sebelumnya tempo pada tahun ini merupakan kewajiban
yang sebesar Rp6,85 triliun. Namun demikian, PNBP atas layanan atau izin penyelenggaraan
apabila dibandingkan dengan target PNBP di yang dimanfaatkan Wajib Bayar pada tahun
dalam APBN, realisasi PNBP Kemenkominfo sebelumnya. Besaran PNBP yang dibayarkan
dari bulan Januari sampai dengan Juli tahun pada tahun ini sangat dipengaruhi kinerja dan
2020 mencapai 34,57 persen atau turun tipis kondisi industri informasi dan komunikasi pada
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 tahun sebelumnya. Oleh karena itu, apabila
yang mencapai 35,74 persen dari target yang kemudian ditanyakan bagaimana efek pandemi
ditetapkan di dalam APBN. tersebut pada PNBP Kemenkominfo, maka agar
mendapatkan data yang komprehensif sudah
Melalui analisis di atas, dapat kita selayaknya kita jawab: “Kita tunggu tahun
simpulkan bahwa kebijakan penundaan depan”. (*)
kewajiban pembayaran PNBP yang diterapkan
Kemenkominfo cukup efektif untuk menjaga
target PNBP Kemenkominfo, sehingga
ketersediaan dana melalui penggunaan sebagian
dana PNBP dapat terjamin. Namun demikian,
Kemenkominfo harus tetap melakukan
kerja ekstra untuk mencapai target tersebut
mengingat persentase realisasi PNBP sampai
dengan bulan Juli tahun 2020 dibandingkan
target APBN tidak setinggi tahun sebelumnya.
Apalagi melalui Perpres 54 Tahun 2020 tentang
Perubahan Postur dan Rincian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020, Kemenkominfo mendapatkan
tambahan target PNBP sebesar Rp700 miliar.
Pandemi COVID-19 dan Mitigasi Bencana sedang dan tidak ada provinsi yang berada
di Indonesia pada risiko bencana rendah di Indonesia.
Dana Cadangan Penanggulangan Bencana Alam (Dana On Call) Melalui BA BUN, 2014-2019
8,60
6,44
(dalam triliun Rp)
5,00
4,39 4,27
4,00 4,00 4,00
3,30
2,75 3,00
1,21
Praktik Penganggaran dan Pencairan Dana ada dalam APBN. Terkait kemampuan fiskal
Penanggulangan Bencana Selama Ini pemerintah dalam hal penyediaan anggaran
penanggulangan bencana, studi dari Badan
Pada Undang-Undang (UU) Nomor 24 Kebijakan Fiskal (2018) menyatakan bahwa
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dana cadangan bencana yang disiapkan oleh
disebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah Pemerintah di Indonesia rata-rata sebesar Rp3,1
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan triliun per tahun, sedangkan dampak kerugian
penanggulangan bencana. Selain itu, pada per tahun (periode 2000-2016) yang ditimbulkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun oleh suatu bencana adalah sebesar Rp22,8 triliun.
2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Hal ini jelas menunjukkan bahwa terdapat gap
Bantuan Bencana juga disebutkan bahwasanya yang cukup besar antara ketersediaan dana
dana penanggulangan bencana dapat berasal Pemerintah dengan kebutuhan dana aktual
dari APBN, APBD maupun masyarakat. di lapangan untuk penanggulangan bencana.
Melalui UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Oleh karenanya, pemerintah perlu mencari
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah skema pengelolaan dana yang lebih mumpuni
Pusat dan Pemerintah Daerah juga dinyatakan dalam rangka penanggulangan bencana.
bahwa Pemerintah Pusat mencadangkan dana
siap pakai untuk dapat digunakan oleh Pemda Proses pencairan dana cadangan bencana
dalam rangka pascabencana (rehabilitasi dan yang dicadangkan pada BA BUN cenderung
rekonstruksi) apabila dana siap pakai yang ada kurang fleksibel untuk digunakan pada periode
di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah darurat bencana atau pada saat bencana sedang
(APBD) (yang dialokasikan pada Badan terjadi. Hal ini dikarenakan Pemerintah daerah
Penanganan Bencana Daerah atau BPBD) atau K/L harus mengikuti mekanisme APBN
sudah habis terpakai. Dari ketiga dasar hukum pada umumnya seperti membuat proposal
tersebut jelas dinyatakan bahwa terdapat rencana penggunaan anggaran dan melengkapi
proses kolaborasi pendanaan antara pusat dan dokumen pendukung lainnya guna mendapat
daerah dalam rangka penanggulangan bencana. tambahan alokasi anggaran. Padahal, pada saat
darurat bencana, kecepatan proses pencairan
Permasalahan di lapangan terkait dan penyaluran dana yang seharusnya lebih
penanganan bencana selama ini utamanya diutamakan. Seringnya, dana on call digunakan
terkait dengan terbatasnya anggaran pemerintah untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi pada
serta rigidnya mekanisme pencairan dana tahap pascabencana. Pada tahap pascabencana,
cadangan penanggulangan bencana yang proses kecepatan penyaluran dana tidak
terlalu diutamakan dan kebutuhan dana yang bencana dan kapasitas fiskal daerah atau dengan
dibutuhkan pada saat pascabencana biasanya mekanisme pemotongan intersep (pemotongan
lebih besar dibandingkan dengan pada saat Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil).
tanggap darurat. Cakupan perlindungan atas dana kelolaan
PFB ini dapat digunakan untuk melindungi
Selain itu, sesuai dengan PP Nomor masyarakat, aset negara (BMN ataupun Barang
21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Milik Daerah/BMD), maupun infrastrukur fisik
Penanggulangan Bencana, pencairan dana lainnya. Pembentukan PFB ini diharapkan
cadangan bencana harus menunggu penetapan dapat mengatasi masalah keterbatasan sumber
status kedaruratan akan suatu bencana sebagai pendanaan Pemerintah akan penanggulangan
bencana nasional oleh Presiden. Sebagai bencana, juga sebagai salah satu upaya untuk
contoh, Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun mentransfer risiko atas bencana yang nilai
2020 menetapkan bahwa pandemi COVID-19 kerugiannya tidak dapat ditanggung sepenuhnya
merupakan bencana nasional, yang diukur dari oleh Pemerintah Pusat.
indikator-indikator tertentu (seperti jumlah
korban, kerusakan, kerugian, cakupan luas Selain didesain untuk dapat
wilayah serta dampak sosial ekonomi yang mengakumulasikan dana penangggulangan
ditimbulkan) sehingga berimplikasi pada proses bencana, BLU PFB juga dapat melakukan
pencairan anggaran untuk penanggulangannya. transfer risiko melalui skema asuransi. Jika pada
Hal-hal seperti ini tentunya menambah umumnya Pemerintah mengalokasikan dana
rigiditas proses birokrasi untuk pencairan dana cadangan bencana melalui pos belanja negara,
cadangan pada saat terjadinya bencana sehingga BLU PFB dapat mengelola dana melalui skema
Pemerintah perlu mencari inovasi baru terkait asuransi dimana BLU PFB dapat melakukan
mekanisme pencairan dan penyaluran dana perikatan dengan konsorsium asuransi dan
penanggulangan bencana yang lebih cepat, menjadi pihak pemegang polis asuransi. Skema
fleksibel dan efektif. mitigasi bencana berupa asuransi bencana sudah
banyak dilakukan oleh beberapa negara maju
seperti Selandia Baru, Perancis, Jepang, Turki,
Pooling Fund Bencana: Dana Bersama Taiwan, dan Meksiko. Di Indonesia sendiri,
untuk Penanggulangan Bencana mekanisme asuransi bencana sudah diinisiasi
dengan adanya skema asuransi gempa bumi
Dengan melihat tantangan terkait yang diatur melalui Surat Edaran Otoritas
keterbatasan sumber pendanaan serta tata Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.05/2017,
kelola penyaluran dana cadangan bencana dengan polis standar asuransi gempa bumi
selama ini, saat ini Pemerintah sedang dalam yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi
proses untuk mengelola dana cadangan Umum Indonesia (AAUI). Pada tahun 2019,
bencana melalui Pooling Fund Bencana melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
(PFB). Pooling Fund Bencana menyediakan Nomor 97 Tahun 2019 tentang Pengasuransian
dana bersama khusus bencana yang dapat Barang Milik Negara, Kementerian Keuangan
digunakan mulai dari tahap prabencana hingga juga sudah melakukan pilot project dalam
pascabencana. Selain sebagai pelengkap hal pengasuransian Barang Milik Negara
mekanisme penanggulangan bencana existing, (BMN) dalam rangka mitigasi bencana.
pembentukan PFB ini diharapkan dapat
menyediakan dana penanggulangan bencana Karena sifat bencana merupakan
yang memadai. Dana yang dihimpun oleh hal yang sulit diprediksi, skema asuransi
Badan Layanan Umum (BLU) PFB nantinya dirasa lebih tepat dalam rangka mitigasi dan
merupakan dana bersama yang dapat bersumber penanggulangan bencana dibandingkan dengan
dari APBN, kontribusi APBD, serta sumber sah skema konvensional. Melalui skema asuransi
lainnya. Pemerintah akan tetap mencadangkan bencana, Pemerintah dapat “memprediksi”
dana dari APBN sedangkan besaran kontribusi biaya kerugian akibat bencana dalam jangka
daerah akan dihitung berdasarkan indeks risiko waktu tertentu (ex-ante) daripada harus
C
OVID-19 merupakan pandemi yang Di tengah tekanan yang amat serius
sedang dirasakan dampaknya oleh akibat pandemi COVID-19 ini, Kementerian
hampir seluruh negara yang ada Keuangan tetap semangat dalam memberikan
di dunia, tak terkecuali Indonesia. pelayanan terbaiknya. Salah satu kegiatan joint
Dampak tersebut menghantam tidak hanya pada program yang dilakukan oleh Kementerian
aspek kesehatan, namun juga sangat dirasakan Keuangan dalam meningkatkan kualitas
pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan. Pada pelayanan adalah secondment.
aspek kesehatan, penyebaran COVID-19 sangat
cepat, luas, dan mudah sehingga menciptakan Kegiatan secondment di tahun ini
krisis kesehatan akibat belum ditemukannya memiliki konsep yang berbeda karena harus
vaksin, obat, serta keterbatasan alat medis dan menyesuaikan dengan protokol kesehatan
tenaga kesehatan. Pada aspek sosial, masyarakat guna mencegah penyebaran COVID-19.
diharuskan menjaga jarak (social distancing) Memperhatikan perkembangan kondisi
sehingga menimbulkan keterbatasan aktivitas COVID-19 saat ini, kegiatan pembekalan peserta
ekonomi yang menyerap tenaga kerja di berbagai secondment dilaksanakan melalui e-learning.
sektor, termasuk sektor informal. Pada aspek Adapun kurikulum e-learning dimaksud akan
ekonomi, terjadi gangguan baik di sisi konsumsi, dikoordinasikan dengan BPPK (Pusdiklat Pajak
belanja pemerintah, ekspor, dan impor yang dan Pusdiklat Bea dan Cukai).
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun
tajam menjadi -5,32 persen di kuartal kedua Selanjutnya, pelaksanaan secondment
tahun 2020. Sedangkan pada aspek keuangan, tahun 2020 dilakukan secara daring melalui
ada kekhawatiran investor yang menyebabkan aplikasi konferensi video dan apabila dibutuhkan
keraguan untuk menempatkan dananya secara tatap muka, akan dikomunikasikan
sehingga dapat menimbulkan penurunan kinerja bersama antara host dan secondee.
khususnya sektor riil.
Gambar: Tim Redaksi
Fokus kegiatan yang pertama dalam program secondment tahun 2020 berupa
pendalaman atas Daftar Sasaran Analisis Bersama (DSAB) dalam rangka analisis potensi
penerimaan negara, dengan tema analisis terdiri atas:
a. Analisis 24 Wajib Bayar PNBP pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batubara
yang menjadi carry over dari tahun 2019;
b. Analisis 30 trader Batubara;
c. Analisis 21 Wajib Bayar PNBP pemegang IUP Batubara;
d. Analisis 15 Wajib Bayar PNBP pemegang IUP Nikel;
e. Analisis 30 Wajib Bayar PNBP Kehutanan.
Dalam pelaksanaan secondment atas analisis potensi DSAB, DJA meminta kepada
DJP sebagai host untuk memberikan pembelajaran terkait Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 22 Mineral dan Batubara (Minerba), PPh Pasal 22 Kehutanan, Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) Kehutanan, PPN Migas, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Migas, beserta
modus pelanggaran kewajiban dan regulasi masing-masing pembelajaran. Sedangkan
kegiatan secondment dengan DJBC, DJA meminta untuk diberikan pembelajaran
terkait Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan Proses
Bisnis PPh Pasal 22 Ekspor beserta modus pelanggaran kewajiban dan regulasi masing-
masing pembelajaran. Selain itu, DJP dan DJBC memberikan data dan informasi terkait
perpajakan, bea dan cukai, serta menjelaskan data yang dibutuhkan DJA untuk melakukan
analisis, dan melakukan konfirmasi terkait data dan informasi perpajakan, bea dan cukai,
serta pembahasan studi kasus atas hasil analisis DSAB yang dilakukan oleh DJA.
Untuk kegiatan pendalaman atas DSAB, DJA menargetkan 130 Wajib Bayar
untuk diuji pemenuhan kewajiban (PNBP royalti sektor minerba serta DR dan PSDH
dari sektor kehutanan) dan pemenuhan ketentuan perundang-undangan. Seiring dengan
kegiatan analisis yang dilakukan, DJA juga mendapatkan materi antara lain proses bisnis
perpajakan, proses bisnis eskpor, dan studi kasus agar mendapat pandangan yang lebih
dalam guna penajaman hasil analisis.
Sampai dengan bulan September, progress dari hasil analisis tersebut sudah
mencapai tahap finalisasi. Namun demikian, hasil analisis dimaksud perlu diklarifikasi
lebih lanjut dengan berbagai pihak penyedia data baik internal Kementerian Keuangan
(DJP, DJBC, LNSW) maupun eksternal (Kem. d. Perbaikan proses bisnis secara menyeluruh
ESDM, Kem. LHK). (baik dari sistem maupun regulasi) sehingga
meningkatkan kualitas pelayanan kepada
Walaupun saat ini pertukaran data antara stakeholder.
DJA-DJP-DJBC masih secara manual dan perlu
koordinasi terus menerus, analisis di tahun 2020
sudah jauh lebih detil dibandingkan tahun 2019 Harapan Menteri Keuangan
karena analisis dilakukan seluruh transaksi
(lokal dan ekspor) melalui penyandingan data Sebagaimana disampaikan pada hari
PEB, data DHE, data PPh Pasal 22, dan data Jum’at, 26 Juni 2020, Menteri Keuangan
PPh Badan. Tantangan yang dialami berupa dalam arahannya memberikan motivasi kepada
waktu penyelesaian yang cukup pendek untuk peserta kegiatan secondment DJA-DJP-DJBC-
kapasitas SDM DJA yang terbatas dengan target LNSW tahun 2020. Tahun ini merupakan
Wajib Bayar yang cukup banyak. tahun yang sangat penting dan berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, di mana pandemi
Untuk kegiatan pendalaman COVID-19 yang melanda sejak triwulan I 2020
penyempurnaan proses bisnis pengawasan memberikan dampak yang cukup signifikan
batubara, selain integrasi data batubara dari pada kondisi fiskal Indonesia. Oleh karenanya,
hulu ke hilir, ditetapkan juga identitas tunggal Menteri Keuangan berharap bahwa output dari
berupa NPWP. Pada bulan Juli, DJA telah selesai kegiatan secondment ini mampu meningkatkan
membangun sistem penarikan data dari sistem penerimaan negara dan pelayanan melalui
e-PNBP ke SIMPONI dan pengaliran data dari penguatan sinergi di lingkup Kementerian
SIMPONI ke sistem INSW. Pada bulan Agustus, Keuangan. (*)
DJA bersama DJP dan Kem. ESDM telah selesai
melakukan validasi NPWP di sistem MODI agar
terpenuhi kesesuaian data dari hulu. Pada bulan
September, akan dilakukan penyesuaian sistem
di INATRADE dengan sistem INSW untuk
validasi ekspor guna penyelesaian integrasi
proses bisnis tahap I. Tujuan dari integrasi
proses bisnis tahap I adalah adanya ketelusuran
antara data pembayaran PNBP dengan data
ekspor. Selanjutnya, target Q4 akan dilakukan
piloting integrasi dan evaluasi.
pajak.