Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

Disusun oleh :
dr. Farah Fauziah

Pendamping :
dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE MARET 2020 – JULI 2020
UPTD PUSKESMAS GABUS I
KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP
F.1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
“Penyuluhan Bahaya Merokok Pada Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Gabus I”

Disusun oleh :
dr. Farah Fauziah

Pendamping :
dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE MARET 2020 – JULI 2020
UPTD PUSKESMAS GABUS I
KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020
HALAMAN PENGESAHAN
F.1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

“Penyuluhan Bahaya Merokok Pada Masyarakat di Wilayah Kerja


Puskesmas Gabus I”
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
Jawa Tengah

Pati, Juni 2020

Pembimbing Dokter Internsip

dr. M. Wahib Hasyim dr. Farah Fauziah

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
PRAKATA................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Permasalahan..................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1. Rokok.......................................................................................................4
2.2. Perokok..................................................................................................10
2.4. Kawasan Tanpa Rokok Menurut Perda Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun
2014....................................................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI............................13
3.1. Tujuan..........................................................................................................13
3.2. Metode.........................................................................................................13
3.3. Media...........................................................................................................13
3.4. Sasaran.........................................................................................................13
3.5. Waktu..........................................................................................................13
3.6. Tempat.........................................................................................................14
3.7. Kegiatan.......................................................................................................15
3.8. Evaluasi dan Hasil Penyuluhan...................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................................17
4.1. Kesimpulan..................................................................................................17
4.2. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................21
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO...................................22

iv
PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
dengan baik laporan ini. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu
persyaratan dalam menempuh program dokter internsip di Pukesmas Gabus I
Kabupaten Pati.
Pada kesembpatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Pamuji Djoko Widodo selaku kepala Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati .
2. dr. M. Wahib Hasyim selaku pembimbing di Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati.
3. Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus I Kabupaten Pati.
4. Semua rekan dokter internsip dan pegawai Pukesmas Gabus 1
Kabupaten Pati periode Maret 2020 – Juli 2020 yang telah banyak
membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat membatu
penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya
dibidang kesehatan masyarakat.
Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.

Pati, Juni 2020


Dokter internsip

dr. Farah Fauziah

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat, diketahui
bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus, termasuk cerutu
ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum,
Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya, atau sintetis yang mengandung nikotin
dan tar beserta bahan tambahan (Liza Elizabet Aula, 2010).

Rokok dan bahayanya merupakan salah satu permasalahan kesehatan


utama yang dihadapi oleh penduduk dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang. Sebuah fakta terbaru yang diperoleh dari penelitian Global Adult
Tobacco Survey (GATS), Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai
negara dengan jumlah perokok terbanyak dengan angka 61,4 juta perokok
aktif atau sperempat jumlah penduduk Indonesia (GATS, 2011).
Penduduk Jawa Tengah termasuk salah satu dari 33 provinsi yang
prevalensi merokok setiap hari di atas rata-rata tingkat nasional sebanyak 30,7
% pada tahun 2007 dan meningkat sebesar 30% di tahun 2010 angka
prevalensi merokok di Jawa Tengah menjadi sebesar 62,7%. Jumlah
presentase perokok usia 10-14 tahun meningkat dari 13,8 % tahun 2007
menjadi 16,8 % pada tahun 2010. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) presentase jumlah penduduk yang mempunnyai kebiasaan
merokok di kota Pati setiap hari mencapai 26,7 %, prevalensi jumlah perokok
terbesar pada laki-laki sebanyak 57,8 % (Riskesdas, 2007 dan 2010).
Rokok mengandung banyak bahan kimia. Setiap satu batang rokok
dibakar, mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia dengan 40 jenis diantaranya
bersifat karsinogenik bahan-bahan tersebut diantaranya karbon monoksida,
amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya
berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun,
mengiritasi, dan menimbulkan kanker (Fitriani dkk, 2010).

1
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa tembakau
menyebabkan 5,4 juta kematian pada tahun 2004 dan 100 juta kematian
selama abad ke-20. Demikian pula, Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) menjelaskan penggunaan tembakau sebagai risiko paling
penting dicegah bagi kesehatan manusia di negara-negara maju dan penyebab
penting kematian dini di seluruh dunia. Beberapa Negara telah mengambil
langkah-langkah untuk mengontrol konsumsi tembakau dengan pembatasan
penggunaan dan penjualan serta pesan peringatan dicetak pada kemasan.

1.2 Permasalahan

Sebagian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gabus I memiliki


pengetahuan yang kurang mengenai kandungan rokok serta bahaya akibat
konsumsi rokok.

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang kandungan dan bahaya dari
merokok.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang kandungan rokok.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya yang
ditimbulkan dari rokok.
c. Memberikan edukasi pada masyarakat mengenai dimana saja yang
menyediakan tempat untuk merokok di ruang publik.

2
1.4 Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Penyuluhan ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu kedokteran
khususnya mengenai bahaya yang timbul jika merokok dan mengetahui
dimana saja yang menyediakan tempat untuk merokok di ruang publik.

2. Manfaat Praktis
I. Bagi Puskesmas
a. Membantu dalam pengembangan program upaya kesehatan
lingkungan masyarakat dalam mengedukasi bahaya merokok
dengan sasaran yang terkhususkan pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Gabus I.
II. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kandungan pada
rokok dan bahaya penggunaannya.
b. Membantu masyarakat mengenali bahaya kesehatan yang timbul
akibat merokok.
c. Memberikan edukasi terkait tempat mana saja yang tidak boleh
untuk merokok sesuai perda kabupaten Pati nomer 10 tahun 2014
tentang kawasan tanpa rokok.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Rokok

Rokok adalah produk tembakau yang penggunaannya dengan cara


dibakar dan dihisap asapnya dan/atau dihirup asapnya yang dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum, Nicotinia rustica, dan spesies lainnya atau
sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan (PP RI Nomor 109 Tahun 2012).
2.1.1. Kandungan Rokok
Rokok termasuk zat adiktif, yaitu zat yang dapat menyebabkan
seseorang menjadi ketergantungan dan membahayakan kesehatan dengan
ditandai adanya perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis,
berkeinginan kuat untuk mengkonsumsi zat tersebut, meningkatnya
toleransi, dan dapat menyebabkan gejala putus obat (PP. RI. No. 109,
2012). Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi jumlahnya
mencapai 2.500 komponen. Dari jumlah tersebut sekitar 1.100 komponen
diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan 1.400 lainnya
mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain
dan membentuk komponen baru (Tirtosastro dan Murdiyati, 2010).
Berikut merupakan beberapa contoh zat berbahaya yang terkandung dalam
rokok, yaitu:
a. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa utama yang terkandung dalam
tembakau. Nikotin adalah senyawa kimia organik yang termasuk
golongan alkaloid. Dalam kadar yang sesuai, nikotin dapat digunakan
untuk membantu menangani penyakit parkinson dan alzheimer.
Namun kandungan nikotin pada rokok telah teruji berbahaya dan dapat
menybabkan kecanduan meskipun jumlah nikotin yang terkandung
dalam rokok hanya sekitar 1 - 1,3 mg. Nikotin diabsorpsi dengan cepat
dari paru-paru ke dalam darah. Bahaya dari nikotin yang terberat
antara lain dapat merangsang pembentukan kanker (Fitria dkk, 2013).

4
b. Tar
Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan
ketika rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air. Tar merupakan
zat yang bersifat karsinogenik. (PP. RI. No. 109, 2012) Ketika
merokok, kandungan tar di dalam rokok akan ikut terisap. Zat ini akan
mengendap di paru-paru dan berdampak negatif pada kinerja silia yang
melapisi paru-paru. Padahal silia tersebut bertugas untuk
membersihkan kuman dan hal lainnya keluar dari paru-paru
(Kemenkes RI, 2017).
c. Karbon moniksida
Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak
sempurna dari material yang berbahan dasar karbon seperti kayu, batu
bara, bahan bakar minyak dan zat-zat organik lainnya. Karbon
monoksida dalam tubuh akan mengurangi kemampuan darah untuk
menyerap oksigen dari paru-paru. Hal ini terjadi karena sel darah
merah sebagai pengangkut oksigen lebih mudah berikatan dengan
karbon monoksida dibanding dengan oksigen. Lebih banyak
menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam
peredaran darah.[ CITATION Dep11 \l 1057 ].

2.1.2. Jenis Rokok


Berdasarkan uraian Wigand (2006), rokok diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis. Berdasarkan jenis bahan pembungkus, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Jenis
rokok juga dapat dilihat dari kadar nikotin dan tar.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus:
1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung
2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
3. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

5
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:
1 Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2 Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dancengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3 Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya:
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan
atau alat bantu sederhana
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok
telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai
delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok
dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran
yang dihasilkan bukan berupa rokok batangan namun telah dalam
bentuk pak. Terdapat mesin pembungkus rokok yang mampu
menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10
pak.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF) : rokok yang
dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas.
Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super, dll.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM) : rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini
jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild,
Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims, dll.

6
Rokok berdasarkan penggunaan filter:
1. Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
2. Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian
pangkalnya tidak terdapat gabus.
Dilihat dari komposisinya :
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan
diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi
daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di Asia Tenggara
dan India
2. Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun
tembakau. Ada berbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang
terkenal dari Havana, Kuba
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh
berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling
berkembang dan banyak di Indonesia
4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa
digunakan di Asia Tenggara dan India. Bahkan 56 % perempuan
India menggunakan jenis kunyah. Selain itu, terdapat jenis yang
diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap
dengan hidung atau mulut
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah - buahan atau
rasa buah - buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya
digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di
Asia.

7
2.1.3. Dampak Rokok
a. Dampak Positif Rokok
Manfaat rokok bagi perokok adalah meningkatkan kreativitas bagi
pecandunya, memberikan ketenangan, mengusir perasaan malas,
menghilangkan stres dan sakit kepala. Semua manfaat tersebut
disebabkan oleh zat nikotin yang terkandung didalam rokok sebagai
psikotropika stimulan. Manfaat tersebut merupakan efek jangka pendek
dan dapat mengakibatkan dampak buruk dalam jangka panjang
(Partodiharjo, 2010).
b. Dampak Negatif Rokok
Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan dalam
rokok membahayakan kesehatan seseorang. Baik asap yang dihisap
langsung saat merokok maupun yang keluar dari ujung rokok sama-
sama mengandung bahan kimia beracun, seperti : nikotin, tar, nitrous
oxide, formic acid, carbon monoksida, dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut apabila berinteraksi dan berakumulasi secara kronis dalam
waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit kanker paru, bibir,
kerongkongan, usus, penyakit jantung, dan penyakit paru kronis
(Wangolds, 2013).
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang
berperan besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin dapat
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengaktivasi
trombosit dan meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis,
penyempitan, juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada umur 30-
40 tahun. Hal ini disebabkan karena bahan kimia dalam roko
menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sekitar genital.
Adanya disfungsi ereksi merupakan tanda dini gangguan pembuluh
darah ditempat lain, pembuluh koroner. Penyempitan arteri koroner
dapat menimbulkan serangan jantung. Sumbatan pembuluh darah juga
dapat terjadi ditempat lain. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah
ginjal menyebabkan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. Apabila

8
penyumbatan terjadi di pembuluh darah otak bisa menyebabkan
terjadinya stroke (Wangolds, 2013).
Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 60 macam
zat karsinogen. Kemungkinan timbulnya kanker pada perokok 22 kali lebih
besar dan pada non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar ludah 2
kali lebih besar dari non perokok. Kanker faring 6 - 7 kali lebih besar,
kerongkongan 12 kali lebih besar, eshophagus 8 - 10 kali lebih besar, ginjal
5 kali lebih besar dari non perokok (Depkes, 2011).
Selain itu rokok juga bisa menyebabkan keguguran spontan, bayi
dengan berat badan lahir rendah, dan meningkatkan risiko kematian bayi
baru lahir. Disamping keadaan diatas, kebiasaan merokok menyebabkan
munculnya gangguan gusi dan gigi, kemandulan, asma bronkial, dan
gangguan pada mata terutama katarak (Wangolds, 2013).

2.1.4. Penyakit Akibat Rokok


Merokok dapat membahayakan setiap organ di dalam tubuh.
Berdasarkan Center of Desease Control (CDC) merokok menyebabkan
penyakit dan memperburuk kesehatan,seperti:
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok.Individu yang merokok
mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second
(FEV1), dimana kira - kira hampir 90% perokok berisiko menderita
PPOK (Amstrong, 2007).
b. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan
penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi.Risiko
terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding
pada bukan perokok (Amstrong, 2007).

9
c. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun
wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan
mengalami penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian
janin (Amstrong, 2007).

II.2.Perokok

2.2.1 Definisi Perokok


Perokok adalah orang yang merokok, atau menghisap rokok. Dalam
hal ini terdapat dua macam tipe perokok, yaitu perokok aktif dan perokok
pasif. Perokok aktif adalah orang yang mempunyai kebiasaan menghisap
rokok atau mengkonsumsi rokok sedangkan perokok pasif adalah mereka
yang tidak merokok, tapi seolah-olah dipaksa untuk menghirup asap rokok
dari perokok aktif yang ada di sekeliling mereka [ CITATION Aim06 \l
1057 ].
2.2.2 Kategori Perokok
Menurut Kollapan dan Gopi (2002), secara umum tipe perokok ada dua jenis
yaitu:
a. Perokok aktif yaitu individu yang benar-benar memiliki kebiasaan
merokok.
b. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok,
namun terpaksa menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang
kain yang berada di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berminat
dan tidak mempunyai kebiasaan merokok.
2.2.3 Klasifikasi Perokok
Menurut Halifah (2012) tipe perokok dibagi 3 yaitu:
a. Perokok ringan merokok 1 - 10 batang per hari.
b. Perokok sedang merokok 11 - 20 batang per hari.
c. Perokok berat merokok lebih dari 20 batang per hari
II.3.Merokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya,
baik langsung maupun menggunakan pipa (Anggreani, 2011).

10
2.4. Kawasan Tanpa Rokok Menurut Perda Kabupaten Pati Nomor 10
Tahun 2014

Tempat atau kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a. Fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Tempat proses belajar mengajar;
c. Tempat anak bermain;
d. Tempat ibadah;
e. Angkutan umum;

- Bus umum
- Angkutan pedesaan
- Kendaraan wisata
- Angkutan karyawan/pegawai atau sekolah dan
- Taksi

f. Tempat Kerja

11
g. Tempat Umum
- Hotel
- Restoran
- Rumah makan

- Terminal
- Pasar
- Pusat perbelanjaan
- Minimarket
- Supermarket
- Departement store
- Hypermarket
- Mall
- Plaza
- Pertokoan
- Gedung pertunjukan/bioskop
- Tempat wisata
- Kolam renang
- Sarana olahraga
- Tempat umum lainnya yang ditetapkan oleh Bupati
-

12
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI

3.1. Tujuan

Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan diharapkan mampu


memahami tentang kandungan yang terdapat dalam rokok dan memahami bahaya
merokok.

3.2. Metode

Metode yang digunakan ialah melalui presentasi oral dan diskusi tanya
jawab.

3.3. Media

Media yang digunakan ialah media presentasi atau leaflet.

3.4. Sasaran

Pasien laki-laki yang berkunjung ke Balai Pengobatan Umum Puskesmas


Gabus I.

3.5. Waktu

Penyuluhan tentang Merokok dilaksanakan pada :


1. Hari, tanggal : Senin, 08 Juni 2020
2. Jam : 09.00 – Selesai

13
3.6. Tempat

Penyuluhan dilaksanakan di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Gabus I


Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, dengan setting tempat penyuluhan:

14
3.7. Kegiatan

Langkah- Kegiatan Kegiatan


Waktu
langkah Penyuluhan Masyarakat
1. Pendahuluan 5 menit 1. Menyampaikan 1. Membalas
salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri dengan
3. Menjelaskan seksama
tujuan 3. Memberikan
4. Menyampaikan respon
estimasi waktu 4. Berpartisipasi
5. Menggali aktif
persepsi
masyarakat
terkait Merokok
2. Penyajian 10 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
materi tentang : dengan seksama
a. Definisi rokok 2. Memberikan
b. Kandungan respon interaktif
rokok
c. Jenis rokok
d. Dampak
merokok
e. Manfaat tidak
merokok

3. Penutup 5 menit 1. Memberikan 1. Mengajukan


kesempatan pertanyaan
untuk bertanya 2. Berperan aktif
2. Melakukan 3. Mendengarkan
evaluasi dengan dengan seksama
mengajukan
pertanyaan
terkait bahasan
sebelumnya
3. Menyampaikan
kesimpulan

15
3.8. Evaluasi dan Hasil Penyuluhan

1. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta berperan aktif dan interaktif selama jalannya penyuluhan.
2. Evaluasi Hasil
a. Bentuk : Tanya – Jawab
b. Jumlah : 4 pertanyaan
 Apa kandungan dari rokok?
 Apa saja jenis rokok?
 Apa saja bahaya atau dampak dari rokok?
 Apa saja manfaat berhenti merokok?
3. Hasil : Peserta mampu menjawab pertanyaan dengan cukup baik.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Rokok dan bahayanya merupakan salah satu permasalahan kesehatan


utama yang dihadapi oleh masyarakat.
2. Pada rokok terdapat kandungan tar yang dapat merusak sel paru karena
strutur yang lengket dan mudah menempel pada saluran nafas dan paru
menyebabkan pelumpuhan sillia saluran nafas sehingga menimbulkan efek
karsinogenik.
3. Kawasan Tanpa Rokok (TKR) adalah area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan merokok atau memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau
mempromosikan produk tembakau.

4.2. Saran

1. Diperlukannya peran aktif tenaga kesehatan maupun kader desa dalam


edukasi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gabus I terkait bahaya
dari merokok.
2. Tenaga kesehatan dan kader desa secara berkelanjutan memberikan
penyuluhan yang sifatnya mengingatkan terkait kawasan tanpa rokok
sesuai dengan Perda Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun 2014.
3. Perlu ditingkatkannya kualitas pelayanan UKM Puskesmas Gabus I dalam
mengupayakan edukasi bahaya merokok.

17
DAFTAR PUSTAKA

Perda Kabupaten Pati, 2014, Nomer 14, Kawasan Tanpa Rokok.

Aiman, H. 2006. Tobat Merokok : Rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok.
Depok: Pustaka Liman.

Alamsyah, R. M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan


Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Kota Medan.
Tesis S2 Universitas Sumatra Utara. 2009.

Amstrong. 2007. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Jakarta: Arean.


Anggreani. 2011. Hubungan Antara Kebiasaan merokok dengan remaja putra di
SMPN 1 Sampang.

Baharudin. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada


Anak Usia Remaja Madya (15 - 18 tahun). Skripsi S1 Universitas Islam
Negri Alauddin. 2017.

Dariyo, A. 2006. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Depkes. 2011. Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Rokok. Online ... [Diakses
tanggal 31 Maret 2018]. Available at:
http://depkes.go.id/indeks.php/berita/press - release/1528 - lindungi -
generasi - muda - dari - bahaya - merokok.html

Depkes. 2014. Menkes Ungkap Dampak Rokok terhadap Kesehatan dan


Ekonomi. Online ... [Diakses tanggal 10 April 2018]. Availabel at:
http://www.depkes.go.id/article/view/201406020002/menkes-ungkap-
dampak-rokok-terhadap-kesehatan-dan-ekonomi.html

Fitria, D. 2013. Merokok dan oksidasi DNA. Sains Medika, 5. Online ... [Diakses
tanggal 31 Maret 2018]. Available at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=271121&val=4928&title=Merokok

Green, L. W. dan Kreuter, M. W. 1991. Health Promotion Planning: an


Educational and Environmental Approach. California: Mayfield
Publishing Co.

Halifah. 2012. Analisi Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rokok


Masyarakat di Kota Makassar Tahun 2012. Skrips . Online ... [Diakses
tanggal 31 Maret 2018]. Available at:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1824/HALIFAH
_DAFTAR%20ISI.docx?sequence=5

18
Hanum, H., Wibowo, A. 2016. Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada
Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah : Majority Vol.5

Hayfaa AW,et al. Effects Of Secondhand Smoke On The Birth Weight Of Term
Infants And The Demographic Profile Of Saudi Exposed Woman. BMC
Public Health. 2013; 13(341):1471-2458.

Herijulianti, Eliza. Tati, Svasti I., dan Sri. Artini. 2001. Pendidikan
KesehatanGigi. Jakarta: EGC.

Riset Kesehatan Dasar, 2007, Riset Kesehatan Dasar laporan Provinsi Jawa
Tengah, Jakata. Riset Kesehatan Dasar, 2010

Riset Kesehatan Dasar laporan Provinsi Jawa Tengah, Jakata


Kemenkes RI.2011. Jakarta Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok.
Kemenkes RI. Jakarta

Kemenkes RI. 2017.Berhenti Merokok - Pasti Bisa ! Online ... [Diakses tanggal
31 Maret 2018]. Available at:
http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-
17042500006

Kollapan dan Gopi, P. 2002. Tobacco Smoking and Pulmonaty Tuberculosis.


Thorax, 57 (11): 964-6.

Magdalena, C., et al. Tobacco Smoke Exposure During Pregnancy Increases


Maternal Blood Lead Levels Affecting Neonate Birth Weight. Biol Trace
Elem Res. 2013; 2(155):169-75.

Mawaddah, Juanita, Siti, K.N., 2012, Hubungan Karakteristik Pengetahuan Dan


Sikap Dengan Kebiasaan Merokok Keluarga Miskin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Tua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing
Natal Tahun 2012, Medan, FKM Universitas Sumatera Utara.

Nasution, Indri K. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Tesis. Medan : Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Program Studi Psikologi.

Fitriani, Kartini Eriani dan Widya Sari, 2010, The Effect Of Cigarettes Smoke
Exposured Causes Fertility Of Male Mice (Mus musculus), Unsyiah,
Darussalam, Banda Aceh. Jurnal Natural Vol. 10, No. 2, 2010

Liza Elizabet Aula, 2010, Stop Merokok, Yogyakarta: Penerbit Garailmu

19
LAMPIRAN

20
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020


Pukul : 12.30 WIB – Selesai
Tempat : Puskesmas Gabus I
Presentan : dr. Farah Fauziah

21
Judul : F.1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
“Penyuluhan Bahaya Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas
Gabus I”

No Nama Peserta Tanda Tangan


1 dr. Alnia Rindang Khoirunisya
2 dr. Intan Rachmawati
3 dr. Niken Tri Utami
4 dr. Fieka Amelia
5 dr. Sushanti Nuraini
6 dr. M Wahib Hasyim

Mengetahui
Pembimbing

dr. M Wahib Hasyim

22

Anda mungkin juga menyukai