Disusun oleh :
Pendamping :
JAWA TENGAH
2020
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP
Disusun oleh :
Pendamping :
KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020
HALAMAN PENGESAHAN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Permasalahan..........................................................................................................2
1.3. Tujuan.....................................................................................................................3
1.4. Manfaat...................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5
2.1. Diabetes Mellitus....................................................................................................5
2.2. Pola Hidup Sehat dan Penatalaksanaan Non-Farmakologis DM............................12
2.3. Mitos-Mitos dan Fakta terkait DM yang Beredar di Masyarakat...........................15
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI.........................................................17
3.1. Tujuan...................................................................................................................17
3.2. Metode..................................................................................................................17
3.3. Media....................................................................................................................17
3.4. Sasaran..................................................................................................................17
3.5. Waktu....................................................................................................................17
3.6. Tempat..................................................................................................................17
3.7. Kegiatan................................................................................................................18
3.8. Evaluasi dan Hasil Penyuluhan..............................................................................18
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................20
4.1. Kesimpulan............................................................................................................20
4.2. Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
LAMPIRAN........................................................................................................................29
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO.............................................................32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2011). Untuk prognosisnya, seringkali DM dikaitkan dengan penatalaksanaannya
dalam mengontrol kadar gula darah dimana salah satunya ialah melalui
pelaksanaan Pola Hidup Sehat pada Diabetes Mellitus.
Survei mengenai prevalensi kasus diabetes melitus (DM) di dunia yang
diungkapkan oleh International Diabetes Federation (IDF, 2014), pada tahun
2013 diperkirakan bahwa terdapat sekitar ±382 juta jiwa pengidap diabetes dan
jumlah ini akan terus meningkat hingga ±592 juta jiwa pada tahun 2035. Kasus
DM di Indonesia sendiri diperkirakan akan semakin berkembang setiap tahunnya.
Menurut WHO, pada tahun 1995, Indonesia pernah menduduki peringkat ke tujuh
sebagai negara yang memiliki jumlah populasi penderita DM terbanyak sedunia
dengan jumlah 4,5 juta jiwa. Indonesia diperkirakan akan menduduki peringkat ke
lima pada tahun 2025 dengan jumlah jiwa pengidap DM yang meningkat hingga
12,4 juta jiwa. Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2013, terhitung sekitar 6,9% penduduk Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas
mengidap DM atau dengan kata lain terdapat sekitar 12 juta jiwa pengidap DM
dari 176,5 juta penduduk (Kemenkes RI, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perkembangan kasus DM di Indonesia meningkat lebih cepat daripada perkiraan
sebelumnya.
Pergeseran dan perkembangan jumlah kasus DM seringkali dikaitkan
dengan kurangnya aktivitas fisik dan pola hidup sehat. Hal tersebut timbul karena
kurangnya kesadaran penderita DM akan pentingnya pengaturan pola hidup sehat.
Selain itu, tingkat pengetahuan penderita DM mengenai penyakit yang dideritanya
masih dapat dinilai kurang dengan beredarnya mitos-mitos seputar DM yang
masih dipandang benar oleh sebagian kalangan masyarakat Indonesia serta perlu
untuk diluruskan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya edukasi mengenai
DM khususnya pada penatalaksaan non-farmakologis terkait pola hidup sehat dan
edukasi terkait mitos-mitos mengenai DM yang beredar di masyarakat.
1.2. Permasalahan
2
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
i. Bagi Puskesmas
a. Membantu dalam pengembangan program promosi kesehatan dengan
sasaran promosi kesehatan yang terkhususkan pada masyarakat Gabus
ii. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM
3
b. Membantu masyarakat mengenali gejala, komplikasi,
penatalaksanaannya dan pengelolaannya khususnya pada pengelolaan
non-farmakologis yang dapat dilakukan secara praktis dan mandiri
c. Memberikan edukasi akan pentingnya pola hidup sehat pada penderita
DM yang sudah diimplementasikan dalam program Prolanis Puskesmas
Gabus I.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Menurut American Diabetes Association (ADA, 2014), diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya
karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4 tipe DM, yaitu sebagai
berikut :
i. Diabetes Melitus Tipe 1
Berdasarkan etiologinya, DM tipe 1 diklasifikasikan karena adanya
gangguan produksi dari insulin yang disebabkan oleh penyakit autoimun sehingga
terjadi kerusakan dari sel β-Pankreas. Ada sekitar 5-10% kasus DM tipe 1 dan
biasanya gejala hiperglikemia muncul pada usia muda, yaitu usia anak-anak
hingga remaja (Kumar et al., 2010).
ii. Diabetes Melitus Tipe 2
Berdasarkan etiologinya, DM Tipe 2 merupakan DM yang timbul akibat
adanya kondisi resistensi insulin atau kekurangan sekresi insulin yang terjadi
secara progresif dari waktu ke waktu (Kaku, 2010). Diabetes melitus tipe 2
merupakan tipe DM yang paling sering dijumpai dan memiliki prevalensi terbesar
di antara kejadian DM tipe lainnya. Terdapat lebih dari 90% kasus DM yang
merupakan DM tipe 2.
Gejala DM tipe 2 biasanya asimptomatik atau pun tidak spesifik hingga
timbul komplikasi pada penderita yang menyebabkan kasus DM tipe 2 seringkali
terlambat untuk didiagnosis (WHO, 2016). Menurut UKPDS (United Kingdom
Prospective Diabetes Studies), 50% kasus DM tipe 2 memiliki prognosis untuk
gagal terapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan harus beralih menggunakan
insulin 6 tahun setelah didiagnosis (Soewondo et al., 2010).
iii. Diabetes Melitus Tipe Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan suatu kondisi intoleransi
glukosa yang terjadi semasa kehamilan. Prevalensi penyakit ini ialah sekitar 7%
dari semua kehamilan yang ada. Pada kasus DMG, pendeteksian dini diperlukan
untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu semasa perinatal
(PERKENI, 2011).
6
Diabetes melitus tipe lain dapat disebabkan oleh defek genetik fungsi sel
β-pankreas maupun kerja insulin, endokrinopati, infeksi, penyakit eksokrin
pankreas, obat-obatan, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
(PERKENI, 2011).
7
standar penegakkan diagnosis. Konsensus yang dilakukan PERKENI (2011)
membagi alur diagnosis DM menjadi dua garis besar berdasarkan ada atau
tidaknya gejala khas pada DM. Apabila tidak didapatkan gejala, maka perlu
dilakukan dua kali pemeriksaan kadar gula darah dengan hasil abnormal untuk
menegakkan diagnosis DM. Pasien dengan gejala khas DM cukup menjalani satu
kali pemeriksaan kadar gula darah dengan hasil abnormal untuk dikatakan
mengidap DM. Apabila didapatkan hasil negatif, maka perlu dilakukan
pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) untuk memastikan diagnosis.
Secara skematis, berikut ialah diagram algoritma penegakkan diagnosis DM :
8
Faktor-faktor resiko berhubungan dengan terjadinya diabetes mellitus dapat
dibagi dua yaitu : (Infodatin Kemenkes RI, 2014)
1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah (non-modifiable)
a. Usia
Resistensi insulin lebih cenderung terjadi seiring pertambahan usia
b. Ras atau latar belakang etnis
Resiko diabetes mellitus tipe 2 lebih besar pada hispanik, kulit hitam,
penduduk asli Hawaii. Hal ini disebabkan oleh rata-rata tekanan darah
yang lebih tinggi, obesitas, dan pengaruh gaya hidup yang kurang sehat.
c. Riwayat penyakit diabetes mellitus dalam keluarga (Genetik)
Seseorang dengan ahli keluarga yang menderita diabetes mellitus
mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita penyakit yang sama
ini dikarenakan gen penyebab diabetes mellitus dapat diwariasi orang tua
kepada anaknya.
2. Faktor resiko yang dapat diubah (modifiable)
Faktor risiko yang dapat diubah ialah faktor risiko yang berkaitan dengan
status gizi, asupan nutrisi, penyakit komorbid yang didapat, serta kebiasaan. Hal
tersebut antara lain :
c. Hipertensi
d. Dislipidemia
9
2.1.5. Tanda, Gejala, dan Komplikasi DM
Gejala klinis DM yang utama seringkali ditunjukkan pada skrinning awal
penyakit yang dikenal dengan istilah “Trias Diabetes Mellitus” atau “Gejala
Klasik DM”, yaitu meliputi :
1. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam
sel menyebabkan hiperglikemia sehingga terjadi peningkatan osmolaritas
serum plasma yang dapat menyebabkan cairan intrasel berdifusi ke dalam
cairan intravaskular, mengalir ke dalam filtrasi ginjal sehingga
menyebabkan diuresis osmotik yang berujung pada gejala poliuria.
2. Polidipsi
10
Akibat adaya peningkatan difusi cairan intrasel ke dalam vaskular, maka
terjadi penurunan volume intrasel yang dapat menyebabkan dehidrasi sel.
Akibat terjadinya dehidrasi sel, sehingga memicu rangsangan haus dan
terasa selalu ingin minum.
3. Polifagia
Akibat tidak dapat masuknya glukosa ke dalam sel yang diakibatkan oleh
defisiensi / insufisiensi insulin, maka produksi energi oleh sel menurun
dan akan terjadi stimulasi rasa lapar yang mengakibatkan seseorang
cenderung merasa lapar terus-menerus.
Selain tiga gejala utama pada Diabetes mellitus, dapat pula didapatkan
tanda dan gejala lain yang lebih tidak spesifik dan mungkin telah mengarah pada
komplikasi DM antara lain :
11
2.2. Pola Hidup Sehat dan Penatalaksanaan Non-Farmakologis DM
Pola hidup sehat pada penderita DM secara garis besar tersusun atas
pengaturan aktivitas fisik dan pengaturan pola diet nutrisi.
12
Gizi Buruk : <90%
o Membutuhkan asupan kalori 40-60 Kal/kgBB/hari
Normal : 90-110%
o Membutuhkan asupan kalori 30 Kal/kgBB/hari
Gizi Lebih : 110-120%
o Membutuhkan asupan kalori 20 Kal/kgBB/hari
Obesitas : >120%
o Membutuhkan asupan kalori 10-15 Kal/kgBB/hari
Selain pengaturan pola hidup sehat secara umum tersebut, pada penderita
DM, didapatkan pula sepuluh petunjuk pola hidup sehat khusus yang dikenal
dengan singkatan GULOH-SISAR yaitu :
13
4. O (Obese): Lakukan penurunan berat badan bila terjadi obesitas dengan
target lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80cm pada perempuan
5. H (Hipertensi) : Perlu dilakukan pembatasan asupan garam pada pasien
hipertensi
6. S (Sigaret) : Hentikan kebiasaan merokok
7. I (Inaktivitas) : Hindari sedentary lifestyle. Lakukan aktivitas fisik yang dapat
mengeluarkan kalori kurang lebih 300 Kal/hari yang setara dengan jalan
sejauh 3 Km atau sit up sebanyak 50-200x / hari
8. S (Stress) : Hilangkan stress dengan kebiasaan tidur sehari-hari minimal 6-7
jam per hari dengan kualitas tidur yang baik
9. A (Alkohol) : Stop konsumsi alkohol
10. R (Regular Check-up) : Lakukanlah kontrol secara teratur terutama pada
penderita DM usia >40 Tahun yang dianjurkan setiap 3 bulan sekali.
14
2.3. Mitos-Mitos dan Fakta terkait DM yang Beredar di Masyarakat
Terdapat beberapa mitos dan fakta yang disebutkan oleh Kemenkes untuk
diklarifikasi, antara lain :
15
Faktaya : Dengan control atau pengendalian gula darah yang baik,
perempuan penyandang diabetes tetap dapat mengandung dan melahirkan
bayi yang sehat.
6. Mitos 6 : Diabetes pada ibu hamil tidak perlu dianggap serius karena
akan menghilang begitu melahirkan
Faktanya : Pada 50-70% ibu hamil yang memiliki diabetes (diabetes
gestational) saat mengandung, dia berisiko menderita diabetes tipe 2 dalam
waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Jika diabetes dibiarkan tanpa
pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama
hamil berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa. Diabetes
gestational hraus mendapat perhatian serius dan pengobatan.
7. Mitos 7 : Penggunaan insulin saat hamil dapat memberi dampak
buruk bagi bayi
Faktanya : Insulin tidak memberi dampak buruk pada bayi, malah kadar
gula yang tinggi bisa memberi dampak buruk pada bayi. Hanya sedikit
sekali insulin yang memasuki plasenta (dbandingkan tablet oral) sehingga
aman digunakan untuk mengendalikan akdar glukosa dalam darah selama
kehamilan karena pola makan dan olahraga saja tidak cukup.
8. Mitos 8 : Penyandang diabetes dapat makan gandum tetapi tidak
dapat makan nasi
Faktanya : Tidak benar. Baik gandum maupun nasi mengandung kadar
karbohidrat (-70%) dan indeks glikemi yang sama. Keduanya
meningkatkan kadar gula secara sama. Dengan porsi terbatas, keduanya
dapat dikonsumsi.
16
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI
3.1. Tujuan
3.2. Metode
Metode yang digunakan ialah melalui presentasi oral dan diskusi tanya
jawab
3.3. Media
3.4. Sasaran
3.5. Waktu
3.6. Tempat
17
3.7. Kegiatan
18
3. Menyampaikan
kesimpulan
1. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta berperan aktif dan interaktif selama jalannya penyuluhan
2. Evaluasi Hasil
a. Bentuk : Tanya – Jawab
b. Jumlah : 4 pertanyaan
Bagaimana kriteria gejala klasik pada Skrinning DM?
Kapan seseorang dinyatakan mengidap DM?
Bagaimana pola aktivitas yang dianjurkan pada penderita DM?
Bagaimana pola diet nutrisi yang dianjurkan pada penderita
DM?
3. Hasil : Peserta mampu menjawab pertanyaan dengan cukup baik.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Antigen (PCNA) Immunostaining of Adult Rat Testis. Journal of
Experimental and Clinical Medicine, 29 : 209-14.
Aybek, H.; Aybek, Z.; Rota, S.; Sen, N.; Akbulut, M., 2008. The Effects of
Diabetes Mellitus, Age, and Vitamin E on Testicular Oxidative Stress.
Fertility and Sterility, 90 (3) : 755-60.
Badole, S.L.; Chaudhari, S.M.; Bagul, P.P.; Mahamuni, S.P.; Khose, R.D.; Joshi,
A.C.; et al., 2013. Effect of Concomitant Administration of L-Glutamine
and Cycloart-23-ene-3β, 25-diol (B2) with Sitagliptin in GLP-1 (7-36)
Amide Secretion, Biochemical and Oxidative Stress in Streptozotocin –
Nicotinamide Induced Diabetic Sprague Dawley Rats. PloS ONE, 8 (8) :
1-10.
Bolona, E.R.; Uraga, M,V.; Haddad, R.M.; Tracz, M.J.; Sideras, K.; Kennedy,
C.C., 2007. Testosterone use in men with sexual dysfunction: a systematic
review and metaanalysis of randomized placebo-controlled trials. Mayo
Clinic Proceedings, 82 (1) : 20-8.
Carocho, M. & Ferreira, I.C.F.R., 2013. A Review on Antioxidants, Prooxidants
and Related Controversy : Natural and Synthetic Compounds, Screening
and Analysis Methodologies and Future Perspective. Food and Chemical
Toxicology, 51 :15-25.
Cassado, L.N.; Tobarra, M.A.J.; Rudilla, M.C.; Onzono, L.I.D.; Brera, J.A.B;
Garcias, J.M.M., 2010. Effect of Experimental Diabetes and STZ on Male
Fertility Capacity : Study in Rats. Journal of Andrology, 31 (6) : 584-92.
Celino, F.T.; Yamaguchi-Shimizu, S.; Miura, C.; Miura, T., 2012. Proliferating
Spermatogonia are Susceptible to Reactive Oxygen Species Attack in
Japanese Eel (Anguilla japonica). Biology of Reproduction, 87 (3) : 70-8.
Charan, J. & Biswas T., 2013. How to Calculate Sample Sixze for Different Study
Designs in Medical Research? Indian J Psychol Med, 35 : 121-6.
Chatzigeorgiou, A.; Halapas, A.; Kalafatakis, K.; Kamper, E., 2009. The Use of
Animal Models in The Study of Diabetes Mellitus. In Vivo, 23 : 245-58.
Chong, S.C.; Dollah, M. A.; Chong, P. P.; Maha, A., 2011. Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl Fruit Aqueous Extract Enhances LDL
Receptor and PCSK9 Expression in vivo and in vitro. Journal of
Ethnopharmacology, 137 (1) : 817-27.
Circu, M.L. & Aw, T.Y., 2010. Reactive Oxygen Species, Cellular Redox
Systems, and Apoptosis. Free Radical Biology & Medicine, 48 : 749-62.
David, G.; Dolores, S., 2007. Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology 8th
Edition. New York : Lange McGraw-Hill.
Easmin, S.; Sarker, Z.I.; Ferdosh, S.; Shamsudin, S.H.; Yunus, K.B.; Uddin, S.; et
al., 2014. Bioactive Compunds and Advanced Processing Technology :
Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl, A Review. Journal of Chemical
Technology and Biotechnology, 11 : 1-11.
22
Faried, A.; Bolly, H.M.B.; Septiani, L.; Kurnia, D.; Arifin, M.Z.; Wirakusumah,
F.F., 2016. Potential of Indonesian Herbal Medicine, Phaleria macrocarpa
(Scheff) Boerl, for Targeting Multiple Malignancy Signaling Pathways :
An Introductory Overview. European Journal of Medicinal Plants, 11 (2) :
1-17.
Festing, M.F. & Altman, D.G., 2002. Guidelines for The Design and Statistical
Analysis of Experiments Using Laboratory Animals. Institute for
Laboratory Animal Research Journal, 43 (4) : 244-58.
Firdausyah, P.A., 2009. Potensi Antioksidan Propolis dalam Mencegah Penurunan
Jumlah Sel Spermatogonium, Spermatosit Primer, dan Spermatid Tikus
(Rattus norvegicus) yang Diberi Stress Fisik. Skripsi. Jember : UNEJ.
Furman, B.L., 2015. Streptozotocin-Induced Diabetic Models in Mice and Rats.
Current Protocols in Pharmacology, 70 : 5.47.1 – 5.47.20.
Galleano, M.; Verstraeten, S.V.; Oteiza, P.I.; Fraga, C.G., 2010. Antioxidant
Actions of Flavonoids : Thermodynamic and Kinetic Analysis. Archives of
Biochemistry and Biophysics, 501 : 23-30.
Gartner, L.P. & Hiatt, J.L., 2014. Buku Ajar Berwarna Histologi Edisi Ketiga.
Singapura : Elsevier.
George, G.S.; Opuene, E.; Onuoha, E.A., 2014. Male Hyperglicemic-Induced
Infertility : An Integration of Some Biochemical Factors. European
Journal of Biology and Medical Science Research, 2 (4) : 78-84.
Ghasemi, A.; Khalifi, S.; Jedi, S., 2014. Streptozotocin-nicotinamide-induced Rat
Model of Type 2 Diabetes (Review). Acta Physiologica Hungarica, 101
(4) : 408-20.
Guerriero, G.; Trocchia, S.; Abdel-Gawad, F.K.; Ciarcia, G., 2014. Roles of
Reactive Oxygen Species in The Spermatogenesis Regulation. Frontiers
in Endocrinology, 56 (5) : 1-5.
Guneli, E.; Tugyan, K.; Ozturk, H.; Gumustekin, M.; Cilaker, S.; Uysal, N., 2008.
Effect of Melatonin on Testicular Damage in Streptozotocin-Induced
Diabetes Rats. European Surgical Research, 40 : 354-60.
Hendra, R.; Ahmad, S.; Oskoueian, E.; Sukari, A.; Shukor, M. Y., 2011.
Antioxidant, Anti-inflammatory and Cytotoxicity of Phaleria
macrocarpa (Boerl.) Scheff Fruit. BMC Complementary and Alternative
Medicine, 110 (11) : 1-10.
Hendra, R.; Ahmad, S.; Sukari, A.; Shukor, M.Y.; Oskoueian, E., 2011. Flavonoid
Analyses and Antimicrobial Activity of Various Parts of Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl Fruit. International Journal of Molecular
Sciences, 12 : 3422–31.
International Diabetes Federation (IDF), 2014. International Diabetes Federation
Annual Report 2013. Belgium : IDF Publication.
23
Jelodar, G.; Khaksar, Z.; Pourahmadi, M., 2009. Endocrine Profile and Testicular
Histomorphometry in Adult Rat Offspring of Diabetic Mothers. Journal of
Physiological Sciences, 59 : 377-82.
Kaku, K., 2010. Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy.
Japan Medical Association Journal, 53 (1): 41-6.
Karaca, T.; Demirtas, S.; Karaboga, I.; Ayvaz, S., 2015. Protective Effects of
Royal Jelly Against Testicular Damage in Streptozotocin-induced Diabetic
Rats. Turkish Journal of Medical Sciences, 45 : 27-32.
Kehrer, J.P. & Klotz, Lars-Oliver., 2015. Free Radicals and Related Reactive
Species as Mediators of Tissue Injury and Disease : Implications for
Health. Critical Reviews in Toxicology, 8 : 1-34.
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta : Kemenkes RI.
Kianifard, D.; Sadrkhanlou, R.A.; Hasanzadeh, S., 2011. The Histological,
Histomorphometrical and Histochemical Changes of Testicular Tissue in
The Metformin Treated and Untreated Streptozotocin-Induced Adult
Diabetic Rats. Veterinary Research Forum, 2 (1) : 13-24.
Kianifard, D.; Sadrkhanlou, R.A.; Hasanzadeh, S., 2012. The Ultrastructural
Changes of The Sertoli and Leydig Cells Following Streptozotocin
Induced Diabetes. Iranian Journal of Basic Medical Sciences, 15 (1) :
623-35.
Kumar, V.; Abbas, A.K.; Fausto, N., 2010. Robbins & Cotran Dasar Patologis
Penyakit 7th ed. Pendit, B.U., 2009 (Alih Bahasa). Jakarta : EGC.
Lay, M.M.; Karsani, S.A.; Mohajer, S. Malek, S.N.A., 2014. Phytochemical
constituents, Nutritional Values, Phenolics, Flavonols, Flavonoids,
Antioxidant and Cytotoxicity Studies on Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl Fruits. BMC Complementary and Alternative Medicine, 14 : 152-63.
Lenzen, S., 2008. The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-induced
diabetes. Diabetalogia, 51 : 216-26.
Lin, A.H.; Hamaker, B.R.; Nichols, B.L., 2012. Direct Starch Digestion by
Sucrase-Isomaltase and Maltase-Glucoamylase. Journal of Pediatric
Gastroenterology and Nutrition, 55 (2) : 43-5.
Martirosyan, D.M., 2009. Functional Food for Chronic Diseases- Obesity,
Diabetes, Cardiavascular Disorders and AIDS Vol. 4. Texas USA: Food
Science Publishers.
Mescher, A.L., 2013. Junqueira’s Basic Histology – Text & Atlas 13 th ed. Mc
Graw Hill : New York.
Momeni H.R. & Eskandari N., 2012. Effect of Vitamin E on Sperm Parameters
and DNA Integrity in Sodium Arsenite-treated Rats. Iran Journal
Reproductive Medicine, 10 (3) : 249-56.
24
Momeni H.R.; Oryan S.; Eskandari N., 2012. Effect of Vitamin E on Sperm
Number and Testis Histopathology of Sodium Arsenite-treated rats.
Society for Biology of Reproduction, 12 (2) : 171-81.
25
Ridwan, E., 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian
Kesehatan. Journal of Indonesian Medical Association, 63 (3) : 112-6.
Rochette, L.; Zeller, M.; Cottin, Y.; Vergely, C., 2014. Diabetes, Oxidative Stress
and Therapeutic Strategies. Biochimica et Biophysica Acta, 1840 : 2709-
29.
Salomon, T.B.; Hackenhaar, F.S.; Almeida, A.C.; Schuller, A.K.; Alabarse,
P.V.G.; Ehrenbrink, G.; Benfato, M.S., 2013. Oxidative Stress in Testis of
Animals during Aging with and without Reproductive Activity.
Experimental Gerontology, 43 : 940-46.
Sheela, N.; Jose, M.A.; Sathyamurthy, D.; Kumar, B.N., 2013. Effect of Silymarin
on Streptozotocin-Nicotinamide-Induced Type 2 Diabetic Nephropathy in
Rats. Iranian Journal of Kidney Disease, 7 : 117-23.
Singh, S.; Malini, T.; Rengarajan, S.; Balasubramanian, K., 2009. Impact of
Experimental Diabetes and Insulin Replacement on Epididymal Secretory
Products and Sperm Maturation in Albino Rats. Journal of Cellular
Biochemistry, 208 : 1094-101.
Slimen, I.B.; Najar, T.; Ghram, A.; Dabbebi, H. Mrad, M.B.; Abdrabbah, M.,
2014. Reactive Oxygen Species, Heat Stress and Oxidative-induced
Mitochondrial Damage : A Review. International Journal of
Hyperthermia, 30 (7) : 513-23.
Soeksmanto, A.; Hapsari, Y.; Simanjuntak, P., 2007. Kandungan Antioksidan
pada Beberapa Bagian Tanaman Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa
(Scheff) Boerl. (Thymelaceae). Biodiversitas, 2 (8) : 92-5.
Soewondo, P.; Soegondo, S.; Suastika, K.; Pranoto, A.; Soeatmadji, D.W.;
Tjokroprawiro, A., 2010. The DiabCare Asia 2008 Study – Outcomes on
Control and Complications of Type 2 Diabetic Patients in Indonesia.
Medical Journal of Indonesia, 19 : 235-44.
Srinivasan, K. & Ramarao, P., 2007. Animal Models in Type 2 Diabetes Research
: An Overview, Indian Journal of Medical Research, 125 : 451-72.
Sulistyoningrum, E.; Setiawati; Ismaulidiya, F.R., 2013. Phaleria macrocarpa
(Scheff) Boerl Improved Renal Histological Changes in Alloxan-induced
Diabetics Rats. International Journal of Medicinal Plants and Alternative
Medicine, 1 (5) : 87-92.
Sulistyoningrum, E.; Setiawati; Nindyastuti, H.; Putra, A.N., 2012. Infusa Daging
Buah Mahkota Dewa Memperbaiki Kerusakan Testis dan Parameter
Sperma Tikus Diabetik. Sains Medika, 4 (2) : 115-23.
Suyono, S., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th edition. Jakarta : Interna
Publishing.
Suyono, S.; Waspadji, S.; Soegondo, S.; dan Soewondo, P., 2007. Kecenderungan
Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, Penatalaksanaan Diabetes
26
Melitus Terpadu. Jakarta : Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Dr.
Cipto Mangunkusumo, FK UI.
Tabit, C.E.; Chung, W.B.; Hamburg, N.M.; Vita, J.A., 2010. Endothelial
Dysfunction in Diabetes Mellitus : Molecular Mechanisms and Clinical
Implications. Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders, 11 : 61-74.
Taha, H.; Arya, A.; Paydar, M.; Looi, C.Y.; Wong, W.F.; Murthy, C.R.V; et al.,
2014. Upregulation of Insulin Secretion and Downregulation of Pro-
inflammatory Cytokines, Oxidative Stress and Hyperglicemia in STZ-
Nicotinamide-induced Type 2 Diabetic Rats by Pseuduvaria monticola
Bark Extract. Food and Chemical Toxicology, 66 : 295-306.
Take, G.; Erdogan, D.; Helvacioglu, F.; Goktas, G.; Ozbey, G.; Uluoglu, C.; et al.,
2009. Effect of Melatonin and Time of Administration on Irradiation-
induced Damage to Rat Testes. Brazillian Journal of Medical and
Biological Research, 42 : 621-8.
Tjandrawinata, R. R.; Nofiarny, D.; Susanto, L. W.; Hendra, P.; Clarissa, A.,
2011. Symptomatic Treatment of Premenstrual Syndrome and/or Primary
Dysmenorrhea with DLBS1442, A Bioacitve Extract of Phaleria
Macrocarpa. International Journal of General Medicine, 4 : 465-76.
Tobias, DK.; Gaskins, A.J.; Missmer, S.A.; Hu, F.B.; Manson, J.E.; Louis,
G.M.B.; et al., 2015. History of Infertility and Risk of Type 2 Diabetes
Mellitus : A Prospective Cohort Study. Diabetologia, 58 (4) : 707-15.
Tortora, G.J. & Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12th
ed. USA : John Willey & Sons.
Tousson, E.; Ali, E.M.M.; Ibrahim, W.; Mansour, M.A., 2011. Proliferating Cell
Nuclear Antigen as A Molecular Biomarker for Spermatogenesis in PTU-
induced Hypothyroidism of Rats. Reproductive Sciences, 18 (7) : 679-86.
Tremellen, K., 2008. Oxidative Stress and Male Infertility – A Clinical
Perspective. Human Reproduction, 14 (3) : 243-58.
Triastuti, A.; Paltiel, H.J.; Choi, J.W., 2009. Phaleria macrocarpa Suppress
Nephropathy by Increasing Renal Antioxidant Enzyme Activity in
Alloxan-induced Diabetic Rats. Natural Product Sciences, 15 : 167-72.
Triastuti, A.; Paltiel, H.J.; Choi, J.W., 2009. Phaleria macrocarpa Suppresses
Oxidative Stress in Alloxan-induced Diabetic Rats by Enhancing Hepatic
Antioxidant Enzyme Activity. Natural Product Sciences, 15 : 37-43.
Trindade, A.A.T.; Simoes, A.C.P.; Silva, R.J.; Macedo, C.S.; Spadella, C.T.,
2013. Long Term Evaluation of Morphometric and Ultrastructural
Changes of Testes of Alloxan-induced Diabetic Rats. Acta Cirurgica
Brasileira, 28 (4) : 256-65.
Tsai, P.; Liu, J.; Yeh, C.; Chiu, W.; Yeh, S., 2012. Effects of Glutamine
Supplementation on Oxidative Stress-related Gene Expression and
27
Antioxidant Properties in Rats with Streptozotocin-Induced Type 2
Diabetes. British Journal of Nutrition, 107 : 1112-8.
Vignera, S.L.; Condorelli, R.; Vicari, E.; D’Agata, R.; Calogero, A.E., 2012.
Diabetes Mellitus and Sperm Parameters. Journal of Andrology, 33 (2) :
145-53.
WHO, 2016. Global Report on Diabetes. Switzerland : WHO Press.
Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius
Media.
Winbaurer G.F., Luetjens, C.M.; Simoni, M.; Nieschlag, E., 2010. Chapter 2 :
Physiology of Testicular Function dalam Nieschlag, E.; Behre, H.M.;
Nieschlag, S. (editors), 2010. Andrology : Male Reproductive Health and
Dysfunction. Munster : Springer.
Wyns, C.; Langendonckt, A.V.; Wese, F.; Donnez, J.; Curaba, M., 2008. Long-
term Spermatogonial Survival in Cryopreserved and Xenografted
Immature Human Testicular Tissue. Human Reproduction, 23 (11) : 2402-
14.
Zegers-Hochschild, F.; Adamson, G.D.; Mouzon, J.; Ishihara, O.; Mansour, R.;
Nygren, K; et al., 2009. International Committee for Monitoring Assisted
Reproductive Technology (ICMART) and the World Health Organization
(WHO) Revised Glossary of ART Terminology 2009. Human
Reproduction, 24 (11) : 2683-7.
28
LAMPIRAN
29
30
31
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
32
6 dr. M Wahib Hasyim
Mengetahui
Pembimbing
33