bentuk reformasi sistem kesehatan nasional. Sesuai arah dari Presiden Republik Indonesia
yang salah satunya adalah Transformasi Sektor Kesehatan, maka dibuat enam hal prinsip
untuk menjawab tantangan tersebuat. Ke-enam hal tersebut adalah :
1. Transformasi Layanan Primer
2. Transformasi Layanan Rujukan
3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan
5. Transformasi SDM Kesehatan
6. Transformasi Teknologi kesehatan
Pada kesempatan ini kami akan membahas lebih detail pada Transformasi Layanan
Primer.
Transformasi Layanan Primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan
Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif
preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta
meningkatkan kapasitas layanan primer. Pada pelaksanaannya, fokus utama tersebut dapat
dijabarkan menjadi 4 hal, diantaranya adalah:
Edukasi Penduduk
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer
2.1.2 Tujuan
Tujuan edukasi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimata masyarakat.
2. Membantu individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada (Ira dkk., 2018).
Edukasi penduduk pada transformasi layanan primer dilakukan melalui :
1. Penguatan peran kader
Usaha pencegahan perlu melibatkan koordinasi dan kerja nyata yang baik dari banyak
pihak, termasuk kader. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama secara sukarela
dalam kegiatan kemasyarakatan. Kader posyandu memberikan pelayanan dan pemantauan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu melalui kegiatan posyandu. Kader posyandu
memiliki intensitas tinggi dalam berinteraksi dan melaksanakan program di masyarakat
secara langsung dibandingkan tenaga terlatih maupun terdidik lainnya di desa. Contoh
pelaksanaan penguatan peran kader : (Nadia & Lilis, 2022)
Pemberian penyuluhan, pendampingan kegiatan posyandu berupa kunjungan rumah
kepada ibu hamil dan balita, serta pemberian file video edukasi mengenai upaya
preventif stunting melalui perilaku hidup bersih dan sehat kepada kader Posyandu
Mawar 2A Desa Jelbuk, Kabupaten Jember untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
promosi kesehatan di wilayah kerja Posyandu Mawar 2A. Upaya ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya peningkatan angka stunting di Desa Jelbuk (Nadia & Lilis, 2022).
2. Kampanye
Kampanye kesehatan merupakan suatu strategi dan kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh promotor kesehatan untuk menyebarkan informasi kesehatan yang relevan
dan persuasif kepada kelompok orang yang membutuhkan informasi tersebut dengan
tujuan untuk membantu kelompok tersebut dapat menjalankan hidup sehat. Kampanye
merupakan strategi penting untuk mengatasi penyakit prioritas tinggi, misalnya, penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin, dan malnutrisi (misalnya, suplementasi vitamin A) di
berbagai wilayah geografis. Kampanye kesehatan umumnya dirancang untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman kesehatan dan mendorong kelompok
sasaran untuk dapat berperilaku sehat dalam upaya melawan ancaman kesehatan yang
serius dan mendukung kesehatan masyarakat. Perilaku ini dapat mencakup penerapan gaya
hidup sehat, seperti olahraga, pencukupan kebutuhan nutrisi, pengurangan stress,
menghindari zat berbahaya seperti racun, karsinogen, atau bahan beracun lainnya,
mengikuti skrining, dan memanfaatkan layanan perawatan kesehatan (Gary, 2019).
Sasaran kampanye yang luas dapat melibatkan sistem sosial yang lebih besar, seperti
melibatkan organisasi dan lembaga pemerintah dalam kegiatan kampanye. Misalnya,
kampanye terkait pengendalian tembakau. Masyarakat harus mendukung peraturan
pemerintah dan perusahaan yang membatasi perilaku merokok di tempat umum dan
menyampaikan pesan kepada orang-orang untuk tidak merokok. Peraturan tentang
merokok tersebut dapat mendukung tujuan kampanye untuk mengurangi perilaku merokok
(Gary, 2019).
Kampanye kesehatan dapat diterapkan untuk kebutuhan jangka pendek maupun
panjang. Pelaksanaan kampanye jangka panjang dapat dilakukan dengan melembagakan
tujuan kampanye. Strategi yang sangat baik untuk pelembagaan tersebut adalah
memberdayakan anggota kelompok sasaran untuk terlibat secara pribadi dalam
pelaksanaan dan pengelolaan program kampanye sehingga kelompok tersebut memiliki
kepentingan yang lebih besar dalam mencapai tujuan kampanye sehingga kegiatan
kampanye menjadi bagian dari kegiatan budaya normatif kelompok tersebut. Misalnya,
kampanye yang mendukung peningkatan aktivitas fisik dan kebugaran mendapat manfaat
dari upaya mengadakan kegiatan tahunan, festival, dan acara olahraga untuk
melembagakan tujuan kampanye (Gary, 2019).
Transformasi layanan primer memiliki 7 kampanye utama, yaitu imunisasi, gizi
seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit,
kepatuhan pengobatan (Abul, 2022).
3. Membangun Gerakan
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah sebuah gerakan yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku
masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan
perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis
masyarakat. Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk
memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan
pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi
pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat (Kemenkes, 2017).