Anda di halaman 1dari 5

Pilar transformasi kesehatan sesuai Permenkes nomor 13 tahun 2022 merupakan suatu

bentuk reformasi sistem kesehatan nasional. Sesuai arah dari Presiden Republik Indonesia
yang salah satunya adalah Transformasi Sektor Kesehatan, maka dibuat enam hal prinsip
untuk menjawab tantangan tersebuat. Ke-enam hal tersebut adalah :
1. Transformasi Layanan Primer
2. Transformasi Layanan Rujukan
3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan
5. Transformasi SDM Kesehatan
6. Transformasi Teknologi kesehatan
Pada kesempatan ini kami akan membahas lebih detail pada Transformasi Layanan
Primer.
Transformasi Layanan Primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan
Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif
preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta
meningkatkan kapasitas layanan primer. Pada pelaksanaannya, fokus utama tersebut dapat
dijabarkan menjadi 4 hal, diantaranya adalah:
 Edukasi Penduduk
 Pencegahan Primer
 Pencegahan Sekunder
 Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer

1. Pembahasan dan Simpulan


2.1 Edukasi Penduduk
2.1.1 Definisi
Edukasi kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat
dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Dengan demikian edukasi kesehatan merupakan
usaha/kegiatan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat
secara optimal (Ira dkk., 2018).

2.1.2 Tujuan
Tujuan edukasi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimata masyarakat.
2. Membantu individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada (Ira dkk., 2018).
Edukasi penduduk pada transformasi layanan primer dilakukan melalui :
1. Penguatan peran kader
Usaha pencegahan perlu melibatkan koordinasi dan kerja nyata yang baik dari banyak
pihak, termasuk kader. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama secara sukarela
dalam kegiatan kemasyarakatan. Kader posyandu memberikan pelayanan dan pemantauan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu melalui kegiatan posyandu. Kader posyandu
memiliki intensitas tinggi dalam berinteraksi dan melaksanakan program di masyarakat
secara langsung dibandingkan tenaga terlatih maupun terdidik lainnya di desa. Contoh
pelaksanaan penguatan peran kader : (Nadia & Lilis, 2022)
 Pemberian penyuluhan, pendampingan kegiatan posyandu berupa kunjungan rumah
kepada ibu hamil dan balita, serta pemberian file video edukasi mengenai upaya
preventif stunting melalui perilaku hidup bersih dan sehat kepada kader Posyandu
Mawar 2A Desa Jelbuk, Kabupaten Jember untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
promosi kesehatan di wilayah kerja Posyandu Mawar 2A. Upaya ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya peningkatan angka stunting di Desa Jelbuk (Nadia & Lilis, 2022).

Gambar 1. Penyuluhan terhadap Kader Posyandu Desa Jelbuk mengenai stunting di


Posyandu Mawar 2A (Nadia & Lilis, 2022)
Gambar 2. Kunjungan rumah kepada ibu hamil dan balita di wilayah kerja Posyandu
Mawar 2A Desa Jelbuk (Nadia & Lilis, 2022)

2. Kampanye
Kampanye kesehatan merupakan suatu strategi dan kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh promotor kesehatan untuk menyebarkan informasi kesehatan yang relevan
dan persuasif kepada kelompok orang yang membutuhkan informasi tersebut dengan
tujuan untuk membantu kelompok tersebut dapat menjalankan hidup sehat. Kampanye
merupakan strategi penting untuk mengatasi penyakit prioritas tinggi, misalnya, penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin, dan malnutrisi (misalnya, suplementasi vitamin A) di
berbagai wilayah geografis. Kampanye kesehatan umumnya dirancang untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman kesehatan dan mendorong kelompok
sasaran untuk dapat berperilaku sehat dalam upaya melawan ancaman kesehatan yang
serius dan mendukung kesehatan masyarakat. Perilaku ini dapat mencakup penerapan gaya
hidup sehat, seperti olahraga, pencukupan kebutuhan nutrisi, pengurangan stress,
menghindari zat berbahaya seperti racun, karsinogen, atau bahan beracun lainnya,
mengikuti skrining, dan memanfaatkan layanan perawatan kesehatan (Gary, 2019).
Sasaran kampanye yang luas dapat melibatkan sistem sosial yang lebih besar, seperti
melibatkan organisasi dan lembaga pemerintah dalam kegiatan kampanye. Misalnya,
kampanye terkait pengendalian tembakau. Masyarakat harus mendukung peraturan
pemerintah dan perusahaan yang membatasi perilaku merokok di tempat umum dan
menyampaikan pesan kepada orang-orang untuk tidak merokok. Peraturan tentang
merokok tersebut dapat mendukung tujuan kampanye untuk mengurangi perilaku merokok
(Gary, 2019).
Kampanye kesehatan dapat diterapkan untuk kebutuhan jangka pendek maupun
panjang. Pelaksanaan kampanye jangka panjang dapat dilakukan dengan melembagakan
tujuan kampanye. Strategi yang sangat baik untuk pelembagaan tersebut adalah
memberdayakan anggota kelompok sasaran untuk terlibat secara pribadi dalam
pelaksanaan dan pengelolaan program kampanye sehingga kelompok tersebut memiliki
kepentingan yang lebih besar dalam mencapai tujuan kampanye sehingga kegiatan
kampanye menjadi bagian dari kegiatan budaya normatif kelompok tersebut. Misalnya,
kampanye yang mendukung peningkatan aktivitas fisik dan kebugaran mendapat manfaat
dari upaya mengadakan kegiatan tahunan, festival, dan acara olahraga untuk
melembagakan tujuan kampanye (Gary, 2019).
Transformasi layanan primer memiliki 7 kampanye utama, yaitu imunisasi, gizi
seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit,
kepatuhan pengobatan (Abul, 2022).

3. Membangun Gerakan
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah sebuah gerakan yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku
masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan
perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis
masyarakat. Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk
memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan
pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi
pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat (Kemenkes, 2017).

4. Menggunakan platform digital dan tokoh masyarakat


Berbagai platform dan media akan digunakan untuk menjangkau masyarakat secara
luas. Selain itu, tokoh masyarakat diperlukan untuk menyebarkan informasi.
Platform digital adalah sebuah tempat, wadah, atau sarana yang memfasilitasi
bertemunya para pihak untuk saling bertukar informasi, berdagang, atau menawarkan jasa
dan layanan. Kehadiran platform digital membuat seluruh kegiatan tersebut bisa dilakukan
dalam satu tempat, yang mempertemukan langsung pihak penjual dan pembeli, pemberi
dan penerima informasi, atau penyedia dan pemakai jasa/layanan. Penggunaan platform
digital  dapat diakses secara mudah, praktis dimanapun dan kapanpun. Platform media
sosial yang sering digunakan misalnya Facebook, Instagram, Tiktok, dan Youtube
(Victa,2022).
2.2 Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah
berkembangnya suatu penyakit pada seseorang yang sehat dan tidak atau belum mengidap
penyakit yang bersangkutan (Gordis, 2019). Tujuan pencegahan primer adalah untuk
mencegah suatu penyakit agar tidak pernah terjadi. Dengan demikian, target populasinya
adalah individu yang sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan melalui pembatasan atau
mengurangi paparan risiko dan meningkatkan kekebalan individu yang berisiko untuk
mencegah perkembangan penyakit pada individu yang rentan terhadap penyakit subklinis.
Misalnya, imunisasi adalah salah satu bentuk pencegahan primer (Lisa & Joe, 2022).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan vaksin,
sehingga terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit tersebut. Pada layanan primer,
Menteri kesehatan melakukan penambahan imunisasi rutin dari 11 menjadi 14 jenis vaksin,
yaitu :
 BCG : mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
 DPT-Hib : mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, pneumonia,
dan meningitis
 Hepatitis B : mencegah penyakit Hepatitis B.
 MMR/MR : mencegah campak dan rubella
 Polio (OPV-IPV) : mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak
 TT/DT/td : mencegah penyakit tetanus
 JE : mencegah penyakit Japanese enchepalitis, yaitu radang otak akibat
infeksi virus.
 HPV : mencegah kanker serviks
 PCV : mencegah pneumonia dan diare
 Rotavirus : mencegah pneumonia dan diare (Kemenkes)

Anda mungkin juga menyukai