Anda di halaman 1dari 9

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol.

3 Nomor 1 Tahun 2017

ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN BATIK DI KAMPOENG


BATIK LAWEYAN SURAKARTA

Anista Yulia Ratnawati, Edy Susena

Mesin Otomotif, Politeknik Indonusa Surakarta


email: Anistayulia_ratnawati@yahoo.co.id - edysusena@gmail.com

Abstrak

Kampoeng Batik Laweyan adalah salah satu kawasan budaya di Indonesia yang kaya
potensi budaya dan sejarah yang telah diwarisi sejak nenek moyang. Salah satu warisan yang tak
ternilai yang dimiliki di kampoeng batik laweyan adalah seni batik yang masuk dalam warisan
budaya tak benda (intangible cultural heritage). Seni batik solo yang menjadi daya tarik utama ini
diperkaya dengan situs-situs bersejarah seperti makam dan mesjid bersejarah serta situs lainnya.
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah: (1). Menganalisis manajemen
pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha batik di Kampung Batik Laweyan Surakarta, (2). Untuk
mengetahui manajemen pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha batik di Kampung Laweyan
Surakarta, (3). Untuk menemukan manajemen pemasaran baru sehingga dapat lebih meningkatkan
penjualan batik di Kampung Batik Laweyan Surakarta, (4). Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi pemerintah untuk mendorong pemerintah daerah untuk mendukung
dalam pelestarian batik.
Hasil penelitian adalah: (1). Penelitian yang direncanakan oleh peneliti sudah berhasil
dilaksanakan dengan baik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, (2). Hasil pengolahan data
menunjukan bahwa pemasaran yang dilakukan oleh para pengrajin batik Kampoeng Laweyan
Surakarta masih menggunakan cara tradisional sebnayak 17%, sedangkan manajemen pemasaran
yang dilakukan oleh para pengrajin batik dengan mengunakan TIK (website) sebanyak 83%, (3).
Berdasarkan analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa metode pemasaran manajemen pemasaran
yang menggunakan teknologi internet (website) dapat diterapkan oleh para pengrajin batik di
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.

Kata kunci: analisis, manajemen, pemasaran

1. PENDAHULUAN dari pusat kota Surakarta atau dari Jl. Slamet


Batik merupakan warisan budaya yang Riyadi. Lokasi yang mudah dijangkau dari
perlu dilestarikan, batik dapat dijumpai di arah manapun, menjadikan Kampung
berbagai wilayah di selurih Indonesia. Laweyan mendapat tempat tersendiri dari para
Khususnya di kota Surakarta batik banyak pengunjung. Kampung Batik Laweyan
dijumpai diberbagai toko maupun pasar. Batik merupakan tempat favorit turis baik lokal
Solo (Surakarta) mempunyai ciri khas yang maupun mancanegara. Laweyan merupakan
unik, yang tidak kalah bersaing dengan batik kawasan tua di kota Solo yang sangat penting
dari daerah lain. Jenis – jenis batik Solo dan terkenal karena hasil budaya yang sangat
beraneka ragam antara lain: motif batik solo menarik yaitu kain batik. Pengunjung dapat
slobog, motif batik sidomukti, motif batik langsung membeli kain batik yang tersedia di
truntum, motif batik satrio manah, motif batik penjuru sudut gang Kampung Batik Laweyan
semen rante, motif batik parang kusumo, Surakarta.
motif batik pamiluto, motif batik ceplok Potensi ini menjadi magnet yang kuat
kasatriyan, motif batik semen gendong, motif dalam menarik wisatawan. Dengan
batik bondhet, motif batik dll. perencanaan kawasan yang lebih baik,
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta kampuoeg batik Laweyan akan mampu
beralamatkan di Jalan Doktor Radjiman menawarkan beragam jenis wisata yang lebih
No.521, Laweyan, Jawa Tengah. Kampung tertata dan mampu melayani kebutuhan
Laweyan hanya berjarak beberapa kilometer pengunjung dalam pelayanan yang maksimal,

1
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

sekaligus membuat Kampoeng Batik Laweyan b. Desain Penelitian


tetap lestari dengan peninggalan budaya dan Berikut gambaran desain penelitian
sejarah serta kesejahteraan masyarakat yang akan dilakukan oleh peneliti.
berbasis bisnis batik ini menjadi lebih
meningkat.Di samping itu kampoeng batik
Laweyan memiliki potensi komunitas
masyarakat yang berperan besar dalam turut
menjaga kelestarian kawasannya. Kekuatan
komunitas ini akan membantu menjadikan
kawasan kampoeng batik laweyan menjadi
destinasi wisata batik solo yang ramah dan
layak dikunjungi.
Demikian juga halnya bahwa
pemasaran karya batik tidak bisa lagi
mengandalkan cara-cara yang bersifat
tradisional melainkan harus melalui teknik
pemasaran jarak jauh dengan memanfaatkan
kemajuan Teknologi Informasi (TI).

2. METODE PENELITIAN
a. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Lokasi Gambar 1. Desain Penelitian
penelitian adalah Kampoeng Batik Laweyan
Surakarta. Pengumpulan data penelitian
menggunakan metode wawancara, observasi, 3. TINJAUAN PUSTAKA
dokumentasi dan angket. a. Analisis
Metode wawancara, peneliti melakukan Analisis data merupakan metode untuk
wawancara dengan ketua Forum mengolah data – data yang sudah berhasil
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dikumpulkan. Analisis SWOT adalah
(FPKBL) dan pengrajin batik kampoeng singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness
Laweyan Surakarta. Metode observasi, (kelemahan), Opportunities (peluang),
peneliti melakukan pengamatan langsung ke Threats (tantangan). Analisis SWOT adalah
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta untuk alat yang digunakan untuk mengidentifikasi
melihat langsung kondisi Kampoeng Batik isu-isu internal dan eksternal yang
Laweyan Surakarta. Metode dokumentasi, mempengaruhi kemampuan dalam
peneliti mengumpulkan dokumentasi yang memasarkan. Analisa SWOT adalah sebuah
dimiliki oleh pengrajin batik Kampoeng Batik bentuk analisa situasi dan kondisi yang
Laweyan Surakarta. Metode angket, peneliti bersifat deskriptif (memberi gambaran).
akan mengambil sampel populasi adalah
pengrajin batik Kampoeng Batik Laweyan
Surakarta, pengunjung dan masyarakat umum
dengan menggunakan teknik random
sampling sebanyak 100 responden. Setelah
data terkumpul, peneliti melakukan analisis
dengan teknik analisis SWOT.

Gambar 2. Model Analisis SWOT

2
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

Penjelasan dari analisis SWOT adalah sebagai 2) Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk
berikut: mencapai suatu tujuan melalui kegiatan
1) S = Strength, adalah situasi atau kondisi orang lain, mengawasi usaha – usaha yang
yang merupakan kekuatan dari organisasi dilakukan individu untuk mencapai
atau program pada saat ini. tujuan.
2) W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi 3) Georgy R Terry, yaitu cara pencapaian
yang merupakan kelemahan dari tujuan yang telah ditentukan terlebih
organisasi atau program pada saat ini. dahulu dengan melalui kegiatan orang
3) O = Opportunity, adalah situasi atau lain.
kondisi yang merupakan peluang di luar Manajemen sebagai ilmu dan seni,
organisasi dan memberikan peluang melihat bagaimana aktivitas manajemen
berkembang bagi organisasi di masa dihubungkan dengan prinsip – prinsip dari
depan. manajemen. Pengertian manajemen sebagai
4) T = Threat, adalah situasi yang suatu ilmu dan seni dari:
merupakan ancaman bagi organisasi yang 1) Chaster I Bernard dalam bukunya yang
datang dari luar organisasi dan dapat berjudul The function of the Executive,
mengancam eksistensi organisasi di masa bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu,
depan. juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold,
Kootz Cyril O’donnel dan George R
Analisis SWOT dilakukan dengan Terry.
maksud untuk mengenali tingkat kesiapan 2) Marry parker Follett menyatakan bahwa
setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang manajemen sebagai seni dalam
diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah menyelesaikan pekerjaan melalui orang
ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi lain.
ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, Dari definisi diatas dapat diatrik
maka analisis SWOT dilakukan terhadap kesimpulan bahwa manajemen yaitu
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik koordinasi semua sumber daya melalui proses
faktor internal maupun eksternal. (Rangkuti, perencanaan, pengorganisasian, penetapan
1997) tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b. Manajemen terlebih dahulu. (Oey Liang Lee, 1990)
Menurut Manullang (1983) dalam
mengartikan dan mendefinisikan manajemen c. Pemasaran
ada berbagai ragam, ada yang mengartikan Menurut Kotler dan Armstrong (2008)
dengan ketatalaksanaan, manajemen, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan
manajemen pengurusan dan lain sebagainya. dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
Bila dilihat dari literatur – literatur yang ada, memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran
pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga perusahaan dari waktu ke waktu. Pada
pengertian: masing-masing tingkatan dan acuan serta
1) Manajemen sebagai suatu proses alokasinya terutama sebagai tanggapan
2) Manajemen sebagai suatu kolektivitas perusahaan dalam menghadapi persaingan.
manusia Pemasaran global adalah pemasaran
3) Manajemen sebagai ilmu (Science) dan yang didasarkan pada orientasi geosentris dan
sebagai seni (art) berfokus pada pemanfaatan aset, pengalaman
dan produk perusahaan secara global serta
Manajemen sebagai suatu proses, pada upaya melakukan adaptasi terhadap apa
melihat bagai mana cara orang untuk yang benar-benar unik dan berbeda dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan setiap negara. Menurut Yip (1995) dalam
terlebih dahulu. Pengertian manajemen Ttjiptono (2012) ada 4 faktor pemicu utama
sebagai proses dapat dilihat dari pengertian terjadinya globalisasi di sebagian besar
menurut: industri yaitu : (1) faktor pelanggan
1) Encylopedia of The Social Science, yaitu (customers drivers); (2) faktor biaya (cost
suatu proses dimana pelaksanaan suatu drivers); (3) faktor negara (country drivers);
tujuan tertentu dilakukan dan diawasi. (4) faktor persaingan (competition drivers).

3
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

Menurut Chandra (2002:93), strategi citra dan memposisikan diri di benak


pemasaran merupakan rencana yang konsumen. Sedangkan bagi Yoram Wind,
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan positioning adalah bagaimana
dampak dari berbagai aktivitas atau program mendefinisikan identitas dan kepribadian
pemasaran terhadap permintaan produk atau perusahaan di benak pelanggan.
lini produknya di pasar sasaran tertentu.
Program pemasaran meliputi tindakan- d. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing
tindakan pemasaran yang dapat Mix)
mempengaruhi permintaan terhadap produk, Manajemen pemasaran dikelompokkan
diantaranya dalam hal mengubah harga, dalam empat aspek yang sering dikenal
memodifikasi kampanye iklan, merancang dengan marketing mix atau bauran pemasaran.
promosi khusus, menentukan pilihan saluran Menurut Kotler dan Armstrong (2004) bauran
distribusi, dan sebagainya. Strategi pemasaran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan
adalah sebagai berikut: alat pemasaran taktis terkendali yang
1) Strategi Segmentasi Pasar dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
Segmentasi pasar adalah proses membagi respon yang diinginkannya di pasar sasaran.
pasar ke dalam kelompok pembeli yang Bauran pemasaran terdiri dari empat
berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, kelompok variabel yang disebut “empat
karakteristik, ataupun, perilaku yang P”,yaitu:
membutuhkan bauran produk dan bauran 1) Product/Produk
pemasaran tersendiri. Atau dengan kata Produk berarti kombinasi barang dan jasa
lain segmentasi pasar merupakan dasar yang ditawarkan perusahaan kepada pasar
untuk mengetahui bahwa setiap pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk
terdiri atas beberapa segmen yang dalam bauran produk antara lain ragam
berbeda-beda. Segmentasi pasar adalah produk, kualitas, design, fitur, nama
proses menempatkan konsumen dalam merek, kemasan, serta layanan.
sub kelompok di pasar produk, sehingga 2) Price/Harga
para pembeli memiliki tanggapan yang Harga adalah jumlah uang yang harus
hampir sama dengan strategi pemasaran dibayarkan pelanggan untuk memperoleh
dalam penentuan posisi perusahaan. produk. Harga adalah satu-satunya unsur
(Setiadi. 2003) bauran pemasaran yang menghasilkan
2) Strategi Penentuan Pasar Sasaran. pendapatan, sedangkan unsur-unsur
Yaitu pemilihan besar atau luasnya lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah
segmen sesuai dengan kemampuan suatu unsur bauran pemasaran yang paling
perusahaan untuk memasuki segmen mudah disesuaikan dan membutuhkan
tersebut. Sebagian besar perusahaan waktu yang relatif singkat, sedangkan
memasuki sebuah pasar baru dengan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan
melayani satu segmen tunggal, dan jika promosi membutuhkan lebih banyak
terbukti berhasil, maka mereka menambah waktu.
segmen dan kemudian memperluas secara 3) Place/Tempat
vertikal atau secara horizontal. Dalam Tempat atau saluran pemasaran meliputi
menelaah pasar sasaran harus kegiatan perusahaan yang membuat
mengevaluasi dengan menelaah tiga produk tersedia bagi pelanggan sasaran.
faktor (Umar, 2001): Saluran distribusi adalah rangkaian
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen organisasi yang saling tergantung yang
b. Kemenarikan struktural segmen terlibat dalam proses untuk menjadikan
c. Sasaran dan sumber daya suatu produk atau jasa siap untuk
3) Strategi Penentuan Pasar Sasaran digunakan atau dikonsumsi. Saluran
Penentuan posisi pasar (positioning) distribusi dapat didefinisikan sebagai
adalah strategi untuk merebut posisi himpunan perusahaan dan perorangan
dibenak konsumen, sehingga strategi ini yang mengambil alih hak atau membantu
menyangkut bagaimana membangun dalam pengalihan hak atas barang atau
kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi jasa tertentu selama barang atau jasa
bagi pelanggan. Menurut Philip Kotler, tersebut berpindah dari produsen ke
positioning adalah aktifitas mendesain konsumen (Kotler, 2005).

4
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

4) Promotion/Promosi mempunyai ciri khas yang belum dimiliki


Promosi berarti aktivitas yang batik yang lain sehingga banyak peluang yang
menyampaikan produk dan membujuk dapat dimasuki karena pesaing masih sedikit
pelanggan untuk membelinya. Definisi apalagi di tingkat global dengan demikian
promosi menurut Kotler (2005) adalah batik Madura dapat memilih Strategi yang
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh cocok yaitu aggresive strategy yaitu strategi
produsen untuk mengomunikasikan menyerang karena mempunyai kekuatan
manfaat dari produknya, membujuk, dan internal dari produk yaitu mempunyai ciri
mengingatkan para konsumen sasaran khas (keunikan) jadi memanfaatkan kekuatan
agar membeli produk tersebut. Secara yang dimiliki untuk mengisi peluang yang ada
rinci tujuan promosi menurut Tjiptono dalam memasuki pasar global karena pesaing
(2008) adalah sebagai berikut: tidak begitu banyak di pasar global.
i. Menginformasikan Sementara menurut penelitian yang
ii. Membujuk pelanggan sasaran dilakukan oleh Dimas Hendika Wibowo
iii. Mengingatkan (2015) terhadap strategi pemasaran untuk
meningkatkan daya saing UMKM pada Batik
e. Penelitian Terdahulu Diajeng Solo. Dalam penelitiannya
Menurut penelitian yang dilakukan oleh menyimpulkan bahwa dalam memasarkan
Diana Elma Widyaningrum (2009), untuk produknya, Batik Diajeng Solo menggunakan
membantu pengembangan Kampung Batik strategi pemasaran berikut ini untuk
Laweyan sebagai salah satu usat penjualan meningkatkan daya saing:
batik khususnya batik tulis dan cap maka 1) Segmentasi, dimana Batik Diajeng Solo
dilakukan penelitian terhadap Kampung Batik memiliki segmentasi secara khusus lebih
Laweyan tujuannya agar dapat mengetahui memfokuskan kepada konsumen usia
dan menganalisis langkah – langkah yang muda (16-30 tahun) yang bertujuan untuk
telah dilakukan dan diharapkan hasil analisis meningkatkan batik di kalangan kawula
dapat dijadikan bahan untuk memberikan muda.
masukan berharga dalam penyusunan strategi 2) Target pasar produk Batik Diajeng Solo
pemasaran Kampung Batik Laweyan di Solo. adalah konsumen batik seragam dan
Strategi promosi yang dapat diterapkan, kombinasi bagi perusahaan, event
berdasarkan analisis kebutuhan yang ada organizer, pabrik, hotel, instansi
maka strategi promosi yang diperlukan adalah pemerintah maupun sekolah.
dengan menggunakan cara kombnasi promosi 3) Posisi pasar Batik Diajeng tetap
antara metode personal selling dan sales memfokuskan menjadi allternatif utama
promotion. produk batik, terutama batik seragam dan
Berbeda dengan penelitian yang kombinasi dengan memberikan kualitas
dilakukan oleh Rusnani dkk (2014), produk yang baik.
berdasarkan hasil pengamatan, analisis dan 4) Dari segi bauran pemasaran, strategi
bahasan tentang strategi pemasaran batik pemasaran produk Batik Diajeng Solo
Madura dalam menghadapi pemasaran global adalah membuat produk sesuai keinginan
menunjukkan bahwa secara umum, meskipun dan kebutuhan konsumen. Strategi harga
kondisi usaha batik menunjukkan yang dilakukan adalah relatif lebih mahal
peningkatan, namun beberapa pengrajin batik dari harga batik yang beredar di pasaran
masih mengelola bisnis secara tradisional, dari karena bahan yang berkualitas tinggi dan
segi permodalan masih menggunakan modal kreatifitas desain. Saat ini Batik Diajeng
sendiri sehingga produksinya sedikit. Hal ini Solo dalam melakukan strategi distribusi
ditunjukkan bahwa untuk mengelola dengan melakukan penjualan langsung ke
keuangan, pihak sentra batik masih konsumen secara online di
menggunakan cara pencatatan manual. Dalam www.batikdiajengsolo.com, sedangkan
strategi pemasaran dari promosi produk masih strategi promosinya melalui internet
belum memaksimalkan media teknologi marketing, sponsor acara dan pameran
informasi sebagai media promosi yang benar- fashion.
benar sesuai dengan kebutuhan, dalam Strategi pemasaran yang dilakukan oleh
meningkatkan pemasaran secara global. Batik Diajeng Solo sudah cukup efektif dalam
Kekuatan internalnya tinggi dikarenakan memasarkan produknya, karena dilihat dari

5
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

peningkatan-peningkatan jumlah penjualan, e) Manajemen pemasaran yang dilakukan


Batik Diajeng Solo terus mengembangkan para pegusaha Batik ada yang
produk dengan berbagai macam strategi untuk menggunakan metode konvensional
memasarkannya. (tradisional), personal selling dan sales
promotion, promosi produk masih belum
memaksimalkan media teknologi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN informasi sebagai media promosi yang
a. Persiapan Penelitian benar-benar sesuai dengan kebutuhan,
Penelitian ini melibatkan mahasiswa dalam meningkatkan pemasaran secara
untuk menumbuhkan suasana akademik yang global.
baik antara dosen dengan f) Pengusaha batik banyak yang belum
mahasiswa.Mahasiswa terlibat dalam berbagai mempunyai ciri khas (keunikan) barang
kegiatan antara lain sebagai tenaga pencacah yang dijual.
di lapangan dan membuat laporan. Dalam g) Pengusaha batik belum memiliki
kegiatan koordinasi ini tim melakukan segmentasi khusus
pembagian tugas agar penelitian ini dapat
berjalan dengan baik. Koordinasi dilakukan 2) Observasi
setiap minggu agar kegiatan penelitian dapat Peneliti telah melakukan observasi
berjalan lancar dan dapat menghasilkan langsung ke Kampoeng Batik Laweyan
kesimpulan yang benar. Surakarta. Selama observasi peneliti melihat
kegiatan yang dilakukan para pengerajin
b. Diskripsi Tempat Penelitian Batik, mulai dari cara membuat kain batik,
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta membuat produk batik sampai bagaimana cara
beralamatkan di Jalan Dr. Radjiman No.521, memasarkan batik. Beberapa industri juga
Laweyan, Jawa Tengah. Kampung Batik menyediakan show room dan workshop untuk
Laweyan hanya berjarak beberapa kilometer memberi ruang bagi wisatawan yang mau
dari pusat kota Surakarta atau dari Jl. Slamet belajar membuat batik secara langsung.
Riyadi. Lokasi yang mudah dijangkau dari Berikut gambar gerai batik Kampoeng Batik
arah manapun, menjadikan Kampung Batik Laweyan Surakarta.
Laweyan mendapat tempat tersendiri dari para
pengunjung.

c. Pengumpulan Data
1) Wawancara
Peneliti telah melakukan wawancara
dengan Ketua Forum Pengembangan
Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL). Hasil
dari wawancara dapat disimpulkan bahwa: Gambar 3. Gerai Batik Sido Luhur
a) Kampoeng Batik Laweyan Surakarta
pernah mengalami masa keemasan sekitar
tahun 1911.
b) Jumlah pengusaha di Kampoeng Batik
Laweyan Surakarta sebanyak 92 industri
batik.
c) Hampir setiap industri batik juga
dilengkapi dengan show room yang
memberi kesempatan luas bagi wisatawan Gambar 4. Gerai Batik Sekar
untuk sekadar melihat-lihat koleksi batik
atau bahkan berbelanja batik. 3) Dokumentasi
d) Beberapa industri juga menyediakan Peneliti tidak banyak mendapatkan data
workshop untuk memberi ruang bagi dalam bentuk dokumentasi. Hal ini menurut
wisatawan yang mau belajar membuat para pemilik merupakan dokumen pribadi
batik secara langsung. yang tidak boleh disebarluaskan. Peneliti
hanya mendapatkan jenis – jenis batik yang

6
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

dipasarkan antara lain: Batik Ceplok- No. Pertanyaan


Jawaban
Kasatrian, Batik Wahyu-Tumurun, Batik Ya Tidak
13. Apakah desain produknya
Truntum-Mangkoro, Batik Slobog, Batik mengikuti perkembangan
Semen-Rante-Pethilan, Batik Ceplok- jaman? 17 7
K`asatrian, Batik Satrio-Manah-Ukel, Batik 14. Apakah produk juga dijual
Sidomukti-Boket, Batik Parang Gendreh, ke luar kota? 8 16
Batik Parang Tuding, Batik Parang Rusak, 15. Apakah produk juga dijual
ke luar negeri (ekspor)? 2 22
Batik Wirogiren, Batik Semen-Gendong,
16. Apakah pengunjung
Batik Parang-Kusumo memiliki segmentasi
tersendiri? Jika memiliki
4) Angket segmentasi secara khusus
Peneliti mengunpulkan data dengan lebih memfokuskan
kepada konsumen
menggunakan metode angket untuk (lingkari pilihan): □ Usia
mengetahui pendapat ara pengrajin batik dan Anak-anak (<=15 tahun),
masyarakat umum. Peneliti akan mengambil □ Usia Muda (16-30
sampel populasi adalah pengrajin batik tahun), □ Usia Tua (>30
tahun) 5 19
Kampoeng Batik Laweyan Surakarta,
17. Apakah target pasar
pengunjung dan masyarakat umum dengan produk adalah konsumen
menggunakan teknik random sampling batik seragam dan
sebanyak 92 responden.Angket yang kembali kombinasi bagi
lagi ke penelitidan terisi dengan baik perusahaan, event
organizer, pabrik, hotel,
sebanyak 24 angket. Data data yang instansi pemerintah
terkumpul dapat disajikan sebagai berikut: maupun sekolah? 6 18
18. Segi bauran pemasaran,
Tabel 1. Hasil Pengumpulan Data Angket strategi pemasaran produk
Jawaban Apakah Bapak / Ibu/ Sdr/i
No. Pertanyaan membuat produk sesuai
Ya Tidak
1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr/i keinginan dan kebutuhan
memiliki Toko konsumen? 13 11
(Showroom) sendiri? 24 0 19. Strategi harga yang
2. Apakah Toko yang dilakukan. Apakah harga
dimiliki strategis dan relatif lebih mahal dari
mudah dijangkau? 19 5 harga batik yang beredar
3. Apakah Bapak/Ibu/Sdr/i di pasaran karena bahan
memiliki Pabrik yang berkualitas tinggi dan
(Workshop) sendiri? 10 14 kreatifitas desain? 5 19
4. Apakah peralatan di 20. Strategi manajemen
workshop lengkap? 7 17 pemasaran. Apakah
5. Apakah setiap pengunjung manejemen pemasaran di
dilayani dengan baik? 24 0 Toko menggunakan
Teknologi Informasi dan
6. Apakah karyawan
Komunikasi (TIK)? 4 20
memiliki keahlian khusus? 18 6
Jumlah 226 254
7. Apakah dalam pemasaran
menggunakan website? 4 20 Persentase (jumlah angket
yang masuk 24) 47% 53%
8. Apakah dalam pemasaran
menggunakan cara
tradisional? 15 9 d. Pengolahan Data
9. Apakah pengunjung yang Berdasarkan pengumpulan data diatas,
datang sebagian besar peneliti melakukan proses pengolahan data
membeli produk? 18 6
10. Apakah produk yang di
dengan metode analisis SWOT. Berikut hasil
Toko sering diganti analisis SWOT Manajemen Pemasaran Batik
dengan model terbaru? 14 10 di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.
11. Apakah memiliki produk
yang khusus/unik yang
membuat beda dengan
yang lain? 9 15
12. Dengan barang dan bahan
yang sama, apakah harga
yang ditawarkan lebih
murah dari toko lain? 4 20

7
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

Tabel 2. Analisis SWOT Manajemen meningkatkan pandai dalam


Pemasaran Batik di Kampoeng Batik pelayanan terhadap memilih produk
pelanggan batik
Laweyan Surakarta 3. Karyawan yang 3. Karyawan
Strenght (S)-Kekuatan Weakness (W)- dimiliki dapat memiliki keahlian
Kelemahan ditingkatkan khusus
1. Pengrajin Batik 1. Sebagian besar ketrampilanya 4. Pengunjung yang
memiliki Toko pengrajin batik 4. Pengrajin batik datang sebagian
(Showroom) sendiri tidak memiliki menyediakan besar tidak
2. Toko yang dimiliki pabrik (Workshop) berbagai produk membeli produk
strategis dan mudah sendiri sesuai dengan 5. Peredaran fashion
dijangkau 2. Sebagian besar kebutuhan pelanggan modern sekarang
3. Setiap pengunjung pengrajin batik 5. Pengrajin batik dapat sudah sampai di
yang datang di gerai tidak memiliki memfokuskan masyarakat
dilayani dengan peralatan yang segmentasi pelanggan pedesaaan
sangat baik lengkap di berdasarkan umur
4. Karyawan memiliki workshopnya dan kebutuhan
keahlian khusus 3. Metode pemasaran 6. Pengrajin batik dapat
5. Pengunjung yang belum banyak membuka peluang
datang sebagian besar yang usaha baru di luar
membeli produk menggunakan kota
6. Produk yang ada di website 7. Pengrajin batik dapat
gerai sering diganti 4. Metode pemasaran meningkatkan
dengan model terbaru masih penjualan ke luar
7. Persaingan harga menggunakan cara negeri (Esport)
yang ditawarkan tradisional 8. Strategi pemasaran
kompetitif dengan 5. Pengrajin batik produk menyesuaikan
gerai lainnya tidak memiliki keinginan dan
8. Desain produk yang produk kebutuhan konsumen
dijual mengikuti khusus/unik yang
perkembangan jaman membuat beda
9. Pengrajin batik dengan yang lain e. Hasil Penelitian
menjual produknya 6. Pengrajin batik Berdasarkan rumusan masalah,
ke luar kota tidak memiliki pengumpulan data dan analisis SWOT diatas,
10. Sebagian kecil segmentasi terkait dengan Analisis manajemen pemasaran
produk dijual ke luar pelanggan khusus
negeri (ekspor) 7. Tidak ada target batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta
11. Strategi pemasaran pasar produk bahwa manajemen pemasaran yang dilakukan
produk menyesuaikan seperti seragam oleh para pengrajin batik sebanyak 83% masih
keinginan dan dan kombinasi menggunakan metode tradisional, sehingga
kebutuhan konsumen bagi perusahaan,
event organizer,
produk dan gerainya tidak banyak pengunjung
pabrik, hotel, dari luar kota. Sementara bagi pengrajin batik
instansi yang pemasarannya menggunakan website
pemerintah sebanyak 17% pengunjung yang dapat banyak
maupun sekolah yang dari luar kota, bahkan ada yang dari luar
8. Harga relatif lebih
mahal dari harga negeri.
batik yang beredar Berdasarkan analisis SWOT di diatas
di pasaran karena bahwa manajemen pemasaran yang
bahan yang menggunakan teknologi internet (website)
berkualitas tinggi
dan kreatifitas
dapat diterapkan oleh para pengrajin batik di
desain Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.
9. Strategi
manajemen
pemasaran belum 5. KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan
Teknologi a. Kesimpulan
Informasi dan Peneliti dapat memberikan beberapa
Komunikasi (TIK) kesimpulan yaitu :
Opportunity (O)- Treat (T)-Tantangan 1) Hasil pengolahan data kuisioner
Peluang menunjukan bahwa H0 lebih besar H1,
1. Pemasaran dapat 1. Pengrajin Batik
mengunakan bantuan semakin artinya bahwa hipotesis yang digunakan
TIK meningkat. oleh peneliti benar yaitu bahwa e-
2. Pengrajin Batik dapat 2. Pembeli semakin Government Kab. Sragen dapat

8
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2017

meningkatkan pelayanan publik di Kab.


Sragen
2) Pemerintah Kabupaten Sragen sudah
berhasil menyusun e-Goverment dengan
baik
3) Penggunaan E-Government kabupaten
Sragen meningkatkan pelayanan publik
4) Pemerintah Kabupaten Sragen saat ini
sedang melakukan perawatan dan
mengembangkan sistem – sistem yang
diperlukan oleh pemerintah dan
masyarakat
5) Masyarakat telah memanfaatkan e-
Government Kabupaten Sragen dengan
baik

b. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan
diataspeneliti memberikan saran sebagai
berikut:
a) Pemerintah kabupaten Sragen diharapkan
selalu mengadakan pengembangan sistem
dan perawatan sistem yang telah
dikembangkan
b) Perlu dilaksanakan pelatihan rutin bagi
tenaga IT disetiap kecamatan dan
kelurahan di kabupaten Sragen
c) Pemerintah kabupaten Sragen diharapkan
selalu meningkatan pelayanan publik
secara online
d) Pemerintah kabupaten Sragen selalu
mengadakan sosialisasi e-Government
kepada masyarakat
e) Perlunya penelitian lebih lanjut dengan
variabel yang berbeda untuk mengukur
tingkat kecerdasan pelajar.

6. REFERENSI
Freddly Rangkuti, (1997), “Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis” PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fandi Tjipto, (1998), “Strategi Pemasaran”
Yogyakarta.
Hermawan Kartajaya, (1997), “Marketing
Plus 2000” Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Husein Umar, (1999), “Riset Strategi
Perusahaan” PT. GPU, Jakarta.
Husein Umar, (1997), “Metodelogi Penelitian
Aplikasi dalam Pemasaran” PT. GPU,
Jakarta.
Philip Kotler, (1995), “Manajemen Pemasaran
: Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian” jilid 1 dan 2,
Prentice Hall – Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai