Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN KREATIVITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR


SISWA KELAS 2 SDN 85 CACCALEPPENG KEC.LILIRIAJA
KAB.SOPPENG

RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER CREATIVITY AND STUDENTS'


LEARNING INTEREST IN CLASS 2 SDN 85 CACCALEPPENG KEC.
LILIRIAJA KAB. SOPPENG

ZHULFIANI

NIM. 210407560037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Kajian Teori.............................................................................................6
B. Kerangka Pikir.......................................................................................26
C. Hipotesis................................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................29
A. Jenis Penelitian......................................................................................29
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................29
C. Desain Penelitian...................................................................................29
D. Populasi dan Sampel..............................................................................29
E. Definisi Operasional Variabel...............................................................32
F. Prosedur Penelitian................................................................................33
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................34
H. Instrumen Penelitian..............................................................................36
I. Teknik Analisis Data.............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal.

3.1 Sebaran Populasi Penelitian.........................................................................33


3.2 Desain Penelitian..........................................................................................32

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.
2.1 Bagan Kerangka Pikir...................................................................................29

iv
Judul: Hubungan Kreativitas Guru Dengan Minat Belajar Siswa
Kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng
Kec.Liliriaja Kab.Soppeng

II. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mengidentifikasi

maju tidaknya suatu bangsa. Pendidikan menjadi penting, sebab sumber daya

manusia yang dikembangkan, merupakan sasaran utama pengembangan melalui

pendidikan, sehingga keluaran yang dihasilkan diharapkan mampu memberikan

manfaat dalam kegiatan memajukan bangsa. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3

menyebutkan:

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab

Minat dapat didefinisikan sebagai sebuah rasa lebih suka atau cenderung

tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas berdasarkan keinginan sendiri tanpa ada

yang meminta atau memaksa (Slameto, 2010). Minat dalam kegiatan belajar

memiliki beberapa peranan penting, seperti meningkatkan konsentrasi atau

perhatian, mendatangkan kegembiraan atau perasaan senang, memperkuat

kemampuan siswa dalam mengingat, melahirkan sikap belajar yang positif dan

1
2

kontruktif, dan meminimalisir rasa bosan siswa terhadap pelajaran. Peran penting

minat dalam kegiatan belajar merupakan salah satu faktor pendukung dalam

berhasil atau tidaknya tujuan suatu pembelajaran yang ingin dicapai (Sadirman,

2006).

Seperti telah dikemukakan diatas, minat belajar menjadi salah satu

indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran.

Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar adalah salah satu faktor internal yang

diduga kuat memengaruhi hasil belajar. Dalyono (2010) mengungkapkan

bahwasannya tingginya minat belajar yang dimiliki seseorang cenderung

memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya rendahnya minat belajar yang

dimiliki seseorang cenderung memperoleh hasil belajar yang rendah pula.

Penelitian Ricardo dan Meilani (2017) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh faktor minat dan motivasi

Baron yang dikutip oleh M. Al, kreativitas adalah “kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti harus

sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah

ada sebelumnya”

Menurut Djaali (2014: 121) minat adalah “rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu diluar diri. Slameto (2013: 57) menerangkan minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang

disertai rasa senang”.


3

Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti pada 8 April

di kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng, peneliti menemukan

permasalahan yaitu, guru kurang kreatif dalam pembuatan media pembelajaran

sehingga proses pembelajaran tidak sesuai yang diharapkan serta kurangnya

media pembelajaran di dalam kelas. Kemudian pada saat pembelajaran jarak jauh

atau belajar di rumah, guru kurang komunikasi dengan siswa, guru hanya sekedar

mengabsen, memberikan materi dan tugas. Tidak ada komunikasi dua arah yang

seharusnya guru harus lebih dekat dengan siswa, menanyakan kendala-kendala

apa saja yang dihadapi siswa selama belajar di rumah.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dari Fakhroja (2013) terdapat

hubungan positif dan signifikan antara kreativitas guru dalam pembelajaran

dengan minat belajar siswa . Namun guru memiliki kreativitas yang berbeda-beda,

ada guru yang kreatif, tetapi siswa belum mampu memahami pelajaran, ada juga

guru kurang kreatif, tetapi siswa mampu memahami dan bisa menjawab setiap

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sehingga peneliti harus melakukan

penelitian terlebih dahulu untuk membuktikan apakah ada hubungan atau tidak.

Berdasarkan latar belakang di atas maka calon peneliti berminat

melakukan dengan judul “Hubungan Kreativitas Guru dengan Minat Belajar

Siswa Kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng.”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


4

1. Bagaimana gambaran kreativitas guru dalam pembelajaran kelas 2

SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng?

2. Bagaimana minat belajar siswa dalam proses pembelajaran kelas 2

SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng?

3. Apakah ada hubungan antara kreativitas guru dalam pembelajaran

dengan minat belajar siswa kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng

Kab.Soppeng?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran kreativitas guru dalam pembelajaran kelas 2

SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng.

2. Mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran kelas 2

SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng.

3. Mengetahui hubungan antara kreativitas guru dalam pembelajaran

dengan minat belajar siswa kelas 2 SDn 85 Caccaleppeng

Kab.Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memberikan manfaat berupa wawasan dan pengetahuan


dalam dunia Pendidikan terutama dalam kreativitas dalam
mengajar dan dapat mengetahui minat belajar siswa
5

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan serta referensi


dalam mempertimbangkan penelitian yang relevan di masa
mendatang
2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai


bahan pengembangan dalam membuat rencana, strategi, dan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas guru
dalam mengajar .
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
dorongan untuk menambah minat belajar lebih giat dan meraih
prestasi belajar yang lebih baik
c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
pembelajaran menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
di bangku kuliah dan bermanfaat bagi studi yang diambil oleh
peneliti
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran

a. Definisi kreativitas Guru

(Pasal 3 dan Penjelasan atas UU RI No. 20 tahun 2003 Fungsi dan Tujuan

Pendidikan Nasional.)

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab , manusia memiliki hak

yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Pengertian Kreativitas Guru Menurut Baron yang dikutip oleh M. Ali, kreativitas

adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di

sini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari

unsur-unsur yang telah ada sebelumnya”

Kreativitas adalah dinamika yang membawa perubahan yang berarti, entah

dalam dunia kebendaan, dunia ide, dunia seni atau struktur sosial.1 Menurut

Rogers dalam buku karangan Utami Munandar mendefinisikan kreativitas sebagai

suatu proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan. Hasil-hasil

baru itu

6
7

muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain,

pengalaman maupun keadaan hidupnya(richard oliver ( dalam Zeithml., 2021)

Kirton dan Morgan dalam buku karangan Wasty Soemanto

mengemukakan bahwa kreativitas adalah suatu sifat yang ada pada diri setiap

orang, hanya saja memiliki gradasi dan bertingkat, ada orang yang sangat kreatif

dan ada pula orang yang kreatif untuk dirinya sendiri dan lingkungan kecil

disekitarnya.(richard oliver ( dalam Zeithml., 2021)

Supriadi dalam buku karangan Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati

mengutarakan bahwa kreativitas guru adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada, Selanjutnya ia menambahkan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan

terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,

diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.4 Jadi

yang dimaksud kreativitas guru adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh guru yang

menandai adanya kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru atau kombinasi

dari karya yang telah ada.(Purnomo Puji dan Maria sekar Palupi, 2016)

b. Langkah-Langkah Untuk Menjadi Guru Kreatif

1) Berpikir Inovatif

Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi

sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak

didiknya.
8

2) Percaya Diri

Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang

kreatif. Tidak mudah menjadi seorang guru yang kreatif, karena apapun karya

yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya. Keberhasilan seorang

guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa setelah menerima materi pelajaran

yang diberikan. Kalaupun anak didik merasa tidak suka atau tidak puas, guru yang

kreatif seharusnya peka dalam hal ini. Langkah selanjutnya, dia akan mencoba

mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang sesuai dengan

selera dan kemampuan anak didiknya. Tapi bagi saya, masalah siswa puas atau

senang dengan metode pelajaran yang kita berikan adalah urusan belakangan. 18

Yang terpenting adalah sikap pantang menyerah untuk selalu memberikan yang

terbaik kepada anak-anak didiknya. Karena apa pun metode pengajaran yang

diberikan, bila bervariasi, maka siswa pasti tidak akan bosan.

3) Tidak Gaptek

Gaptek (gagap teknologi) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi

kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa

mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul” menjadi sesuatu

yang menarik. Bagaimana bisa menjadi menarik? Karena dia bisa

menggabungkan sesuatu yang “jadul” dengan sesuatu yang modern. Misalnya,

memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.

4) Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti

Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya.

Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun

seorang
9

guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah

memahami materi pelajaran yang diberikan.

5) Terus Belajar dan Belajar

Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif. Bukan tidak ada kata puas

yang negative. Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru yang kreatif adalah

suatu semangat untuk terus 19 mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri,

anak didik, dan sekolah.

6) Cerdas

Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya. Karena tingkat kepekaan kepada

anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang kreatif biasanya mengenal

kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa

bakat atau talenta. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif

akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki

oleh anak didinya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk

tampil di acara-acara sekolah.

7) Kooperatif

Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga sebagai manusia. Itulah

kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa belajar dari orang lain.

Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa bekerja sama dengan sesama guru,

anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah.

Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi dan visi diri dengan misi dan visi

sekolah dan mengurangi kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

8) Pandai Memanfaatkan “Apa yang Ada”


1

Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan apa yang ada di dalam

sekolah. Kertas bekas pun bisa berubah 20 menjadi sarana belajar yang menarik,

karena disampaikan dengan cara mengajar yang menarik pula.

9) Bisa Menerima Kritik

Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi seorang guru yang

kreatif. Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa belajar dari kekurangan dan

kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana cara agar kekurangannya bisa

diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang

kesalahan yang sama. Hal ini tentunya juga akan bermanfaat bagi perkembangan

diri guru kreatif.

10) Mengajar Dengan Cara Menyenangkan

Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan 6 tertekan

pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka

dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara

mengajar yang dia berikan. Penulis dapat menyimpulkan, berdasarkan penjelasan

di atas bahwa langkah-langkah menjadi guru kreatif adalah mampu berinovasi

untuk dapat mengajar dengan cara yang telah ia kembangkan. Untuk dapat

mengembangkan kreativitas tersebut guru harus dapat mengemukakan

kepercayaannya kepada muridmurid, menjadikan suasana belajar yang nyaman

dan 6 E. Mulyasa. hal. 24

21 menyenangkan menjadikan hal-hal yang lama menjadi hal-hal yang baru

sehingga dapat menemukan talenta-talenta anak sesuai dengan keinginannya.

Guru yang kreatif juga harus menyadari kelemahannya sebagai manusia, itulah

kenapa
1

guru harus bisa belajar dengan orang lain guru yang kreatif harus bisa menerima

kritikan dari orang lain.(Purnomo Puji dan Maria sekar Palupi, 2016)

c. Ciri-ciri Kreativitas

Mark sund dalam bukunya Guntur Talajan mengatakan ciriciri atau karakteristik

guru kreatif adalah sebagai berikut:

1) Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang ssangat besar, sehingga mendorong

seorang guru untuk mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan aktivitas dan

pekerjaannya sebagai guru.

2) Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka dalam

menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk melakukannya, dan dapat

menerima masukan dan saran dari siapapun yang berkaitan dengan pekerjaannya,

dan menganggap bahwa hal-hal baru tersebut dapat menjadi pengalaman dan

pelajaran baru baginya.

3) Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah

tertentu, sehingga sangat kreatif dan “panjang akal” untuk menemukan solusi dari

setiap masalah yang muncul. Dan bahkan lebih cenderung menyukai tugas yang

berat dan sulit karena akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri setelah mampu

menyelesaikan tugas tersebut.

4) Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui

observasi, pengalaman dan pengamatan langsung melalui kegiatan-kegiatan

penelitian. Hal ini disebabkan karena guru kreatif cenderung mencari jawaban

yang luas dan memuaskan secara ilmiah.


1

Sund dalam bukunya Slameto mengatakan ciri-ciri kreativitas tersebut terdiri dari

13 aspek yaitu:

1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman yang baru.

3) Panjang akal.

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7) Memiliki dedikasi, bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.

8) Berpikir fleksibel.

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang

banyak.

10) Kemampuan membuat analisa dan sintesis.

11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti.

12) Memiliki daya abstraksi yang cukup tinggi

13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Kreatvitas guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena akan

membantu siswa untuk meningkatkan semangat belajarnya. Selain itu, juga

pembelajaran tidak terkesan monoton. Akan tetapi secara sederhana jika

dihubungkan dengan perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran, maka kreativitas

guru adalah kemampuan guru untuk menemukan hal-hal baru, ataupun

mengadopsi hal-hal lama dalam bentuk yang baru dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini dapat dilakukan baik dari penggunaan media pembelajaran, penggunaan

pendekatan
1

pembelajaran dan termasuk penggunaan metode pembelajaran. Seperti metode

diskusi, yang tentunya merupakan metode “usang” akan tetapi dapat dimodifiksi

sedemikian rupa sehingga diskusi itu akan menjadi menarik.

d. Fakktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas guru

Davis dalam buku karangan Slameto menyatakan bahwa terdapat tiga

faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas:

1) Sikap individu Yaitu mencakup tujuan untuk menemukan gagasan-

gagasan serta produk-produk dan pemecahan baru. Untuk tujuan ini

beberapa hal perlu diperhatikan:

a. Perhatian bagi pengembangan kepercayaan diri siswa perlu diberikan.

b. Rasa keinginan tahu siswa perlu diberikan.

2) Kemampuan dasar yang diperlukan Yaitu mancakup berbagai

kemampuan berpikir konvergen dan divergen yang diperlukan.

3) Teknik-teknik yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas,

meliputi:

a. Melakukan pendekatan inquiry (pencaritahuan).

b. Menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming).

c. Memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif.

d. Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru adalah

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah

ada untuk memecahkan problem-problem dalam proses belajar mengajar.


1

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Slameto (2013:180) menyatakan ―Minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat‖. Djamarah (2012:60)

berpendapat minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur

perasaan. Menurut Mursal, dkk. (1981) dalam Djamarah (2012:60), minat

adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang atau suatu soal,

atau suatu situasi mengandung sangkut paut tentang dirinya.

Whitherington (1984) dalam Djamarah (2012:60) mengatakan minat

merupakan sebab serta akibat dari perasaan. Menurut Bernard (1997)

dalam Susanto (2013:57), minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan,

melainkan timbul akibat pertisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu

belajar atau bekerja. Dalam kaitannya dengan belajar, Hansen (1991:1)

menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat hubungannya dengan

kepribadian, motivasi, ekspresi, dan konsep diri atau identifikasi, faktor

Menurut Bernard (1997) dalam Susanto (2013:57), minat timbul tidak

secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat pertisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Dalam kaitannya

dengan belajar, Hansen (1991:1) menyebutkan bahwa minat belajar siswa

erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi, dan konsep diri


1

atau identifikasi, factor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan.

Dalam praktiknya, minat atau dorongan dalam diri siswa terkait dengan

apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisaikan dirinya melalui belajar.

Identifikasi diri memiliki kaitan dengan peluang atau hambatan siswa

dalam mengekspresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai

perwujudan dari minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor keturunan

dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan perubahan-

perubahan yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh situasi kelas,

sistem, dan dorongan keluarga.

Sudaryono, dkk (2013: 90) menjelaskan bahwa minat merupakan

kesadaran yang timbul pada objek tertentu yang sangat disenangi dan

melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut.

Indikator penelitian dijabarkan dalam empat dimensi, yaitu: (1) kesukaan,

(2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan.

b. Faktor-faktor Mempengaruhi Minat Belajar

Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu

berubah. Oleh karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada

sesuatu pilihan

yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat itu.

Mashudi (2015: 85-86) menjabarkan minat seseorang dipengaruhi oleh

beberapa hal berikut ini :

1) Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan

yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.


1

2) Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang didorong

oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan

penghargaan dari lingkungan di mana seseorang berada.

3) Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang

dalam menaruh perhatian terhadap suatu pelajaran, maka lebih terpacu

untuk mengupas dan mempelajari pelajaran tersebut dengan giat.

Menurut pendapat Li et al., (2011: 2118) minat dipengaruhi oleh faktor

dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). Sama dengan pendapat

Wiglfiled & Cambria (2010: 9) bahwa minat tidak hanya timbul dari

dalam tapi interaksi dengan aktivitas dan konteks yang dialami yang

berarti faktor personal dan lingkungan dapat meningkatkan atau

mengurangi minat belajar. Katz et al., (2006: 29) menambahkan bahwa

minat secara umum merupakan campuran dari kepentingan intrinsik dan

ekstrinsik.

Sedangkan Sutikno (2009: 16) menyatakan bahwa minat ditandai

dengan adanya beberapa faktor, yaitu :

1) Perhatian, seseorang yang memilki minat pasti akan berlaku

perhatian terhadap apa yang akan dijadikan objek pada minat itu sendiri. Ia

akan memperhatikan dengan antusias apa yang telah menjadi minatnya. 13

2) Rasa suka dan ketertarikan, seseorang yang mempunyai minat

terhadap sesuatu hal, maka akan muncul rasa ketertarikan dalam dirinya.

Ada rasa penasaran untuk mengetahui lebih dalam segala hal yang

berhubungan dengan hal tersebut. 3) Antusias siswa adalah dorongan yang


1

muncul atas sesuatu yang dikehendaki sehingga menimbulkan proses

perhatian dan berujung pada minat ingin mengetahui.

4) Partisipasi dan keaktifan, seseorang yang mempunyai minat

maka akan menjadi aktif pada suatu yang diminati. Melalui partisipasi

seseorang dalam melakukan suatu kegiatan karena ingin memenuhi

kebutuhannya.

5) Perasaan senang akan menimbulkan minat karena didorong oleh

rasa senang pada sesuatu yang kemudian timbul untuk menjadi suatu

keinginan yang mendorong seseorang memilikinya. Seorang siswa yang

memilki perasaan senang atau suka terhadap suatu pelajaran, maka siswa

tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada

perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut

Minat yang dimiliki seorang siswa dalam proses belajar mengajar di

sekolah dapat dilihat dari sikapnya ketika dalam proses pembelajaran.

Siswa yang memiliki Minat Belajar akan memberikan perhatian dan

memperlihatkan ketertarikan dengan belajar secara antusias dan

berpatisipasi aktif ketika di dalam kelas.

Slameto (2010: 57) menjabarkan beberapa indikator minat belajar

yaitu :

1) Perhatian siswa, seseorang yang berminat pada suatu obyek pasti

perhatiannya akan terpusat pada suatu obyek tersebut.

2) Perasaan senang, perasaan senang yang dimaksud merupakan perasaan

senang dalam mengikuti dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran.


1

3) Konsentrasi, siswa yang memiliki konsentrasi dalam belajar akan

mengikuti pelajaran dengan baik.

4) Kesadaran siswa dalam mengikuti pelajaran, waktu dan tanggung jawab

pada tugas yang diberikan.

5) Kemauan siswa dalam mempelajari suatu bahan pelajaran tanpa adanya

suatu paksaan.

e. Pengertian Guru

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1, tentang guru

dan dosen yaitu: “guru adalah pendidik professional yang mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah” (h. 808). Guru tidak hanya mengajarkan pendidikan

formal saja, tetapi pendidikan lainnya juga diajarkan sehingga dapat diteladani

oleh siswa. Menurut Safitri (2019) guru adalah orang yang memberikan suatu

ilmu atau kepandaian kepada seseorang maupun kepada sekelompok orang agar

menjadi manusia yang seutuhnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa guru adalah seorang pendidik yang memiliki sifat mendidik,

mengajarkan suatu ilmu pengetahuan, melatih, memberikan penilaian, serta

melaksanakan evaluasi kepada siswa, sehingga menciptakan generasi yang

berkualitas.

Guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting karena guru adalah

pemimpin pembelajaran. Guru sejati tidak hanya memikirkan tentang dirinya

sendiri, tetapi memikirkan bagaimana cara membuat siswa merasa nyaman saat
1

proses pembelajaran. Menurut Supardi (2015) terdapat sifat yang harus dimiliki

seorang guru dalam pembelajaran yaitu : edukatif, artinya segala sesuatu yang

diucapkan, sikap, dan tindakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas

hendaknya mengandung nilai Pendidikan. Normatif, artinya segala ucapan dan

tindakan guru sesuai dengan nilai-nilai moral, norma agama dan aturan negara.

Dedikatif, artinya selalu bersemangat penuh gairah, tidak suka berkeluh kesah.

Demokratis, artinya memiliki sikap terbuka dan menerima kritikan serta selalu

memotivasi siswa agar berani dalam mengemukakan ide, gagasan dan

pemikirannya. Kreatif, artinya selalu mempunyai ide, banyak akal, banyak

gagasan untuk mengatasi sesuatu yang dianggap kurang atau tidak ada.

Begitu banyak peranan guru sebagai pendidik dalam meningkatkan

kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas ditentukan oleh kualitas guru itu

sendiri. Terselenggaranya pendidikan yang bermutu, sangat ditentukan oleh guru-

guru yang bermutu dan guru yang melaksanakan tugasnya secara memadai.

Menurut Supardi (2015) ada beberapa peran guru dalam pendidikan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Guru sebagai pendidik

Sebagai seorang pendidik guru adalah teladan, panutan, dan tokoh yang

akan diikuti oleh siswa. Kedudukan seorang pendidik, guru berkewajiban untuk

membekali dirinya sendiri dengan pribadi yang berkualitas berupa tanggung

jawab, kemandirian, serta kedisiplinan. Guru yang memiliki tanggung jawab

yaitu, guru yang memahami, norma-norma seperti kesopanan, kesusilaan, hukum,

maupun keagamaan. Setelah guru memiliki bekal mulai dari tanggung jawab

sampai dengan kedisiplinan maka siswa akan termotivasi untuk disiplin, mandiri,

dan bertanggung
2

jawab, karena mendapatkan contoh dari gurunya sendiri yang merupakan seorang

pendidik.

2) Guru sebagai pengajar

Peran guru sebagai pengajar, menuntut guru berperan sebagai fasilitator

dan mediator dalam pembelajaran. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi

lebih jelas bagi siswa. Ada beberapa hal yang dilakukan guru untuk menjalankan

perannya sebagai pengajar seperti, membuat ilustrasi, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa, memberikan respons terhadap kegiatan yang dilakukan

siswa, mendengarkan pendapat siswa, dan menyediakan media pembelajaran.

3) Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing dalam pembelajaran, yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Guru juga bertanggung jawab

atas kelancaran proses pembelajaran dan guru juga dapat membantu siswa dalam

menyelesaikan suatu permasalahan. Ada empat hal yang harus dilaksanakan oleh

guru yaitu, merencanakan tujuan pembelajaran, melihat keterlibatan siswa,

memaknai kegiatan pembelajaran, dan melaksanakan penilaian.

semangat siswa dalam belajar melalui kegiatan pembelajaran seperti,

pendekatan pembelajaran, menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran,

dan kreativitas penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Pendekatan pembelajaran

Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk

memiliki kemampuan mengembangkan berbagai hal agar menciptakan iklim


2

pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Menurut Mulyasa (2017)

mengatakan terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami oleh

seorang guru antara lain :

a) Pendekatan kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh

melalui pembelajaran dan latihan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu

menetapkan kompetensi ingin dicapai, mengembangkan strategi untuk mencapai

kompetensi, dan evaluasi.

b) Pendekatan keterampilan proses

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang

lebih menekankan pada proses pembelajaran, aktivitas dan kreativitas siswa dalam

memperoleh pengetahuan. Pendekatan keterampilan proses bertolak pada suatu

pandangan bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda. Oleh karena itu

tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada siswa dengan menciptakan

lingkungan yang kondusif agar semua siswa dapat mengembangkan potensinya

secara optimal.

c) Pendekatan lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran yang

berusaha melibatkan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber

belajar. Pendekatan ini akan lebih menarik perhatian siswa jika apa yang akan

dipelajari diangkat dari lingkungan. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti


2

siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati

langsung apa yang ada di sekitar, baik di lingkungan sekolah maupun di

lingkungan rumah

2) Metode bervariasi dalam pembelajaran

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan

efisiensi suatu proses pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit

ceramah dan metode-metode pembelajaran yang lainnya. Penggunaan metode

bervariasi sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut

ini beberapa metode pembelajaran yaitu :

a) Metode demonstrasi

Metode demostrasi adalah metode pembelajaran dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, atau urutan melakukan suatu kegiatan

yang dilakukan secara langsung maupun menggunakan media pengajaran. Pada

metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja

suatu alat kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan praktik oleh siswa. Dari

hasil pembelajaran maka siswa akan memperoleh pengalaman belajar langsung

setelah melihat, melakukan dan merasakan.

b) Metode penugasan

Metode penugasan merupakan cara penyajian suatu bahan pembelajaran.

Pada metode ini guru memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, baik

secera individu maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan kepada siswa

dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode ini sebagai jalan

keluar bagi guru ketika menemukan bahan atau materi yang memiliki bobot

banyak sementara waktu yang tersedia hanya sedikit.


2

c) Metode ceramah

Metode ceramah merupakan sebuah metode guru untuk menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada seluruh siswa. Metode ceramah

dapat dikatakan sebagai salah satu metode yang ekonomis dan sering digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan suatu

bahan melalui penjelasan secara langsung kepada siswa. Akhir dari metode

ceramah memberikan kesempatan kepada siswa yang mau ditanyakan atau belum

memahami pembelajaran.

d) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan suatu cara menyajikan bahan ajar dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode tanya

jawab adanya interaksi dua arah bisa guru yang bertanya siswa yang menjawab

atau bisa juga siswa yang bertanya guru yang menjawab. Pertanyaan dapat

digunakan untuk merangsang aktivitas dan kreativitas berpikir siswa, dngan cara

demikian terdorong untuk berpikir dan menemukan jawabannya.

e) Metode diskusi

Metode dikusi adalah metode pembelajaran dengan mendorong siswa

untuk bertukar pikiran dengan siswa lainnya dan terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Menurut Mudlofir dan Rusyidah (2017) tujuan utama pada metode

ini yaitu agar memecahkan suatu permasalahan, menjawab suatu pertanyaan,

menambah dan memahami pengetahun yang dimiliki oleh siswa.

3. Hubungan Kreativitas Guru dengan Minat Belajar Siswa


2

Sagala (2011) menyatakanbahwa guru adalahfaktor penting dalam

pengelolaanpendidikan di sekolah, oleh sebabitu untuk meningkatkan

kualitaspendidikan berarti perlu untuk meningkatkan mutu gurudalam proses

pembelajaran yaitu dari tingkat profesinalitasnya, oleh karena itu dibutuhkan

kreatifitas mengajar dari guru agar dikatakan sebagai guru yang professional.

Nurdyansah dan Fitriyani (2018) mengungkapkan bahwadalam sebuah

pembelajaran agar tercapaianya tujuan pembelajaran serta bisa berjalan secara

efektif dan efisien berarti memelurkan proses pemberian pengarahan dalam

mencapai tujuan dan prosesnyaperlu dilakukan perbuatan atau tindakan guru

lewat pengalaman yang diciptakan saat pembelajaran berlangsung. Kreatifitas

mengajar merupakan kecakapanyang harus dipunyaioleh guru dalam

melaksanakanpembelajaranagar bisamencapai suatu tujuan

pembelajaran.Selanjutnya Oktaviani (2017) menjelaskan bahwa guru merupakan

contoh faktor ekstrinsik yang bisa memunculkan motivasi belajar dalam diri

siswa, sebab itu diperlukan kreativitas dari guru agar membuat siswanya

termotivasi dalam belajar. Kreativitasseorang guru bisadiarahkan melalui kegiatan

belajar mengajardalam kelas dengan menentukanmetode yang tepat dan

kreatifyaitu dengan menggunakanmedia pembelajaran dengan sangat baikselain

itupembelajaran yang efektif merupakan pembelajaran yang terpusat kepada

siswa. Maka disinilah kreativitas guru diuji untuk menarik perhatian siswa

agarsupayalebih lebih bersemangat lagidan antusias untukmengikuti

pembelajaran.Senada dengan Monowati dan Fauzi (2018) menjelaskan bahwa


2

kreativitas mengajar guru berhubungan dengan bagaimana seorang guru

merancang serta mempersiapkan bahan ajarataumateri pembelajaran, mengelola

kelas, menggunakan metode yang bervariasi, memanfaatkan media

pembelajaran dengan baik, serta mengembangkan instrumen evaluasi. Salah

satu hal yangamatmempengaruhi dalam proses belajar mengajar adalah seorang

guru, yang adalah faktor eksternal sebagai penunjang dalam pencapaian hasil

belajar yangoptimal

Minat belajar sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sehingga

siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Adapun menurut Gie

(2000), minat adalah kegiatan yang menarik perhatian, memudahkan terciptanya

konsentrasi, mencegah gangguan dari luar, memperkuat melekatnya bahan

pelajaran yang bermakna dalam ingatan dan memperkecil kebosanan belajar

dalam diri sendiri (Satriani, 2021, h.93). Jadi, dapat dipahami bahwa minat adalah

usaha yang ditunjukkan ke arah positif melalui ketertarikan yang dimiliki.

Beberapa aspek-aspek minat belajar menjadi sebab individu memiliki

ketertarikan untuk melakukan sesuatu yang diminatinya. Aspek-aspek

tersebutdapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar

yang dapat menstimulus siswa untuk belajar. Djaali (2013) mengemukakan bahwa

aspek-aspek minat belajar adalah perasaan senang, keterlibatan siswa,

ketertarikan, dan perhatian siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

menurut Rusman (2017) diuraikan yaitu:

1) Faktor internal.
2

a) Faktor fisiologis seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam

keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-

hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor psikologi merupakan kondisi individu dalam hal ini siwa yang

pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini

turut mempengaruhi belajarnya. Beberapa faktor psikologi, meliputi inteligensi

(IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

2) Faktor eksternal.

a) Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

b) Faktor lingkungan instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-

faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru (h. 131). Tinggi

rendahnya minat belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat kreativitas guru. Jadi,

dapat dipahami bahwa kreativitas guru secara langsung dapat mempengaruhi

minat belajar siswa yang timbul melalui proses pembelajaran..

B. Kerangka Pikir

Sebagai langkah awal untuk memperjelas gambaran tentang penelitian

maka dibutuhkan kerangka pikir. Kerangka pikir menjelaskan secara teoretis

hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menggambarkan garis besar alur

penelitian. Kreativitas guru dalam pembelajaran adalah kemampuan seorang guru

untuk menciptakan sesuatu hal yang baru atau mengembangkan hal-hal yang

sudah ada. Seorang guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sekedar

menyampaikan
2

materi, tetapi harus memahami siswa dan membuat pembelajaran yang

menyenangkan. Agar mewujudkan hal tersebut seorang guru dituntut memiliki

kreativitas dalam pembelajaran. Adapun ciri-ciri guru kreatif yaitu, melibatkan

siswa dalam segala aktivitas pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa,

menggunakan metode pembelajaran, mengembangkan media pembelajaran yang

menarik, mengembangkan bahan ajar yang variatif, menghasilkan inovasi-inovasi

baru dalam pembelajaran.

Menurut Ramayulis (2001), minat adalah suatu keadaan dimana seseorang

mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk

mengetahui dan mempelajarinya maupun membuktikannya.

Menurut Mahfud (2001), minat adalah perhatian yang mengandung unsur-

unsur perasaan. Minat juga menentukan suatu sikap yang menyebabkan seseorang

berbuat aktif dalam suatu pekerjaan. Degan kata lain minat dapat menjadi sebab

dari suatu kegiatan.

Guru siswa

Kreativitas Minat belajar

Hasil belajar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


2

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Hipotesis Verbal
H0 : Tidak ada hubungan kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat

belajar siswa kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng Kec.Liliriaja Kab.Soppeng.

H1 : Ada hubungan kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat belajar

siswa kelas 2 SDN 85 Caccaleppeng Kec.Liliriaja Kab.Soppeng.

2. Hipotesis Statistik

H0 : ρ = 0

H1 : ρ ≠ 0

Keterangan :

ρ = Nilai Korelasi
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis korelasi. Korelasi

merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel. Sedangkan pendekatan kuantitatif MenurutSugiyono (2019) pendekatan

kuantitatif yaitu pendekatan yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau

sampel tertentu, mengumpulkan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data yang bersifat kuantitatif statistik, dengan bertujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif

adalah pendekatan yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 4 tahun 2023/2024 ini dimulai pada

bulan April 2023 sampai dengan bulan Mei 2023. Penelitian ini bertempat di SDN

85 Caccaleppeng, Jl.Pelita Kec.Liliriaja Kab.Soppeng . Adapun alasan peneliti

memilih SDN 85 Caccalepeng karena peneliti menemukan permasalahan yaitu

kurangnya kreativitas guru dalam pembelajaran dan minat belajar siswa , sehingga

peneliti memilih sekolah tersebut menjadi objek penelitian.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah cara yang akan digunakan untuk melakukan

prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian. Desain penelitian untuk

29
3

mengetahui hubungan kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat belajar

siswa kelasII SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng , digambarkan hubungan

kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat belajar siswa sebagai berikut :

X Y
Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :
X = Kreativitas Guru dalam Pembelajaran
Y = Minat Belajar Siswa
= Hubungan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran dengan Minat Belajar

Siswa

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dapat dimaknai dengan jumlah keseluruhan dari satuan-satuan

atau individu yang karakteristiknya akan diteliti. Menurut Sugiyono (2019)

populasi yaitu suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek dan subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti agar

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelasII SDN 85

Caccaleppeng Kab.Soppeng tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah 40 siswa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :


3

Tabel 3.1 Sebaran Populasi Penelitian

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah


Laki-Laki Perempuan
Siswa Kelas
V
1. Kelas II A 7 11 18
2. Kelas II B 9 13 22
Jumlah 16 24 40
Sumber Data : Rekap siswa Tahun Ajaran 2023/2024 SDN 85 Caccaleppeng
Kab.Soppeng
2. Sampel
Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut, ataupun sebagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakil populasinya. Menurut Sugiyono (2019)

sampel merupakan suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya disebabkan oleh keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.

Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 85

Caccaleppeng Kab.Soppeng yang memiliki sampel 40 siswa. Apabila subjeknya

kurang (<) 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi Sugiyono (2019). Teknik pengambilan sampel pada penelitian

ini menggunakan teknik Nonprobability, yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono

(2019), sampling jenuh adalah suatu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi yang digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan apabila sampel

relatif kecil. Jadi, sampel dalam penelitian ini

Berjumlah 40 siswa yaitu kelas II A dan II B.


3

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah batasan-batasan yang digunakan untuk

menghindari perbedaan interprestasi yang sedang diteliti. Pada penelitian ini

variabel-variabel yang diteliti atau batasan yaitu, kreativitas guru dalam

pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

1. Kreativitas guru Kreativitas guru mengajar merupakan suatu kemampuan

serta sikap seorang guru dalam melakukan variansi atau pembaharuan cara

mengajar yang relatif berbeda, baik dalam menggunakan model, metode,

media, evaluasi pembelajaran, dan lainnya. Indikator yang digunakan

mengenai kreativitas guru mengajar menggunakan indikator

pengembangan dari Munandar (2009) yang terdiri atas dua dimensi, yaitu:

a. Berpikir kreatif (aptitude) yaitu : orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran,

serta elaborasi b. Sikap kreatif (non-aptitude) yaitu : rasa ingin tahu,

bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, berani

mengambil resiko serta memiliki sifat menghargai.

2. Minat Belajar Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Indikator yang

digunakan untuk mengukur 44 minat belajar dalam penelitian ini menurut

Slameto yakni : perasaan senang, keterlibatan siswa, ketertarikan dan

perhatian siswa.

Minat belajar yang dimaksud di sini yaitu minat belajat oleh siswa kelas II

di SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng


3

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk dapat

mencapai tujuan - tujuan penelitian. Menurut Syahrum dan Salim (2014) ada

beberapa prosedur dalam penelitian sebagai berikut:

1. Penentuan masalah secara umum

Langka pertama adalah memilih sebuah topik penelitian seperti bidang

pendidikan, evaluasi, kurikulum, pendidikan luar biasa, dan administrasi. Suatu

topik dipilih karena adanya beberapa alasan yaitu, menyangkut masalah yang

fundamental dalam pendidikan, masalah yang ditemukan dilokasi penelitian,

masalah yang kontroversial, masalah sosial yang sedang dibicarakan banyak

orang.

2. Ulasan kepustakaan

Dalam proses penelitian pengetahuan yang diperoleh dari kepustakaan

yang relevan dengan topik yang sedang diteliti karena dapat memberikan latar

belakang informasi. Kepustakaan yang paling penting adalah teori yang

mendukung topik penelitian yang akan diteliti.

3. Penentuan fokus masalah

Fokus masalah harus dirumuskan secara formal dalam bentuk pertanyaan

sehingga memungkinkan untuk diuji secara empiris. Untuk lebih memperjelas

rumusan masalah, peneliti harus mendefinisikan istilah-istilah, kata-kata kunci,

atau variabel-variabel sehingga memberikan arah yang jelas untuk langkah

selanjutnya.

4. Pemilihan desain dan metode


3

Pada langkah ini peneliti harus memilih alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Dalam pemilihan desain dan metode harus dipertimbangkan

dengan seksama karena desain penelitian atau perencanaan yang nyata untuk

mengambil data merupakan hal yang pokok dalam proses penelitian.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian kuantitatif pengumpulan data didasarkan pada instrument

yang telah ditetapkan sebelum melakukan penelitian, data yang akan diperoleh

berwujud bilangan dan instrument diberikan kepada populasi yang telah

ditentukan. Peneliti harus berhati-hati dalam mengumpulkan data dan mencatat

informasi yang diperlukan harus dengan jenis penelitiannya.

6. Analisis data

Bila data penelitian terkumpul kemudian datanya dianalisis menggunakan

analisis statistik karena fungsi analisis statistik menyederhanakan data. Setelah

data dianalisis dan diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil analisis harus

diinterpetasi untuk mencari makna yang lebih luas.

7. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir dalam penelitian adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan ini merupakan deskripsi tentang penelitian yang menyangkut

penemuan tentang topik yang sedang diteliti. Pada tahap ini peneliti

menghubungkan kesimpulan dengan teori dan hasil penelitian terdahulu

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

melakukan penelitian karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data


3

tentang variabel-variabel yang sudah ditentukan. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat belajar

siswa kelas II SDN 85 Caccaleppeng Kab.Soppeng . pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner umunya adalah daftar pertanyaan atau pernyataan

yang diberikan kepada sampel yang telah ditentukan. Menurut Sugiyono (2019)

angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya sehingga memperoleh data yang diinginkan. Sedangkan Menurut

Purnomo dan Palupi, (2016) angket adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan kepada

responden.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh data yang diperlukan yang bersifat dokumentatif Kelas II SDN 85

Caccaleppeng Kba.Soppeng.

3.Wawancara

Charles Stewart dan W.B. Cash Wawancara adalah proses komunikasi

dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan dirancang untuk bertukar

perilaku dan melibatkan tanya jawab Tujuan dari wawancara adalah untuk

mendapatkan informasidi mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-

pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.


3

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang akan digunakan dalam

pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisis hasil data. Adapun instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan dokumentasi nilai siswa.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dan hipotesis. Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu,

analisis statistik desktiptif dan analisis statistik inferensial. Kedua jenis analisis ini

diuraikan sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran hubungan

kreativitas guru dalam pembelajaran dengan prestasi belajar siswa. Menurut

Sugiyono (2019) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis suatu data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data

yang telah terkumpul. Pada analisis statistik digunakan untuk menghitung suatu

data dengan menggunakan sebuah perhitungan rata-rata dan persentase. Kedua

rumus tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Analisis rata-rata
3

Teknik yang digunakan ini memperoleh rata-rata hasil angket kreativitas

guru dan minat belajar siswa . Adapun rumus untuk mencari rata-rata menurut

(Sinambela, 2014, h.201) sebagai berikut


:
(3.1)
∑ ƒ𝑋
𝑋̅ = 𝑁

Keterangan:

𝑋̅ = Nilai rata-rata
X = Nilai (Skor)
ƒ = Frekuensi data
N = Jumlah subjek responden

b. Analisis persentase

Analisis persentase dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kedua variabel dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi. Rumus yang

digunakan menurut Rahmah (2019) adalah sebagai berikut :


f
P= x 100% (3.2)
𝑁
Keterangan :

P = Persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Nilai yang diharapkan

Setelah menganalisis data, selanjutnya untuk menarik kesimpulan

deskriptif maka nilai persentase yang telah diperoleh maka konversi pada

pedoman konversi sebagai berikut :

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang

digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam suatu wilayah populasi. Menurut

Sugiyono (2019) statistik inferensial adalah teknik statistik yang akan digunakan
3

untuk menganalisis suatu data sampel yang hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Menurut Sinambela (2014) untuk menentukan jenis hubungan maka akan

dilakukan analisis korelasi yang ditandai dengan koefisiensi korelasi yang

bergerak dari -1, 0,

1. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila mendekati angka 1 dan hubungan

X dan Y dikatakan negatif apabila mendekati -1 sedangkan apabila koefisiensi

korelasi mendekati 0, maka tidak ada sama sekali hubungan antara variabel X dan

Y.

Untuk menguji kebenaran hipotesis digunakan analisis menggunakan

rumus korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan misalnya

untuk menentukan sebuah hubungan antara dua gejala. Rumus yang digunakan

adalah rumus yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2019, h.183) sebagai berikut :

𝑛(Ʃ𝑋𝑌)− (Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌)
rxy = √[𝑛Ʃ𝑋2 –(Ʃ𝑋)2] [𝑛Ʃ𝑌2− (Ʃ𝑌)2] (3.3)

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi x dan y
X = Variabel kreativitas guru dalam pembelajaran
Y = Variabel prestasi belajar siswa
n = Banyaknya sampel
XY = Hasil perkalian kreativitas guru dalam pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa
ƩX = Jumlah skor butir X (kreativitas guru dalam pembelajaran)
ƩY = Jumlah skor butir Y (prestasi belajar siswa)
ƩX2 = Jumlah kuadrat skor butir X (kreativitas guru dalam pembelajaran)
ƩY2 = Jumlah kuadrat skor butir Y (prestasi belajar siswa)

Untuk melihat tingkat hubungannya dapat dilihat dengan tabel interpretasi

koefisien korelasi. Untuk menaksir nilai koefisien dari variabel X dan Y

digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut:


3

Selanjutnya untuk pengujian signifikan korelasi digunakan rumus Uji-t seperti

yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2019, h. 184) sebagai berikut :

r √n−2
(3.4)
√1−r²

Keterangan:
r = Nilai dari r hitung
n = Banyaknya responden

Setelah pengujian thitung, maka selanjutnya adalah pengujian hipotesis

dengan kaidah pengujiannya yaitu :


1)
Apabila nilai thitung sama dengan atau lebih besar (≥) daripada nilai ttabel pada

taraf signifikan 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel X (kreativitas guru dalam

pembelajaran) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa).


2)
Apabila nilai thitung lebih kecil (≤) daripada nilai ttabel pada taraf signifikan 5%

maka nilai t itu tidak signifikan sehingga H 0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti

tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel X (kreativitas guru dalam

pembelajaran) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa).


4

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R. (2016). Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam

Pemanfaatan Media Pembelajaran. Lantanida Journal, 4(1), 35–49.

https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866

Andhika M. Rezki dan Cut Neli Wahyuni. (2020). Kreativitas Guru Dalam

Menumbuhkan Minat Belajar siswa Di Min 8 Aceh Barat. Jurnal Edu

Science, 7(1), 28–33.

Aras, L., DH, S., Amran, M., & Dzikru, N. A. (2022). Hubungan Antara

Kreativitas Guru Dengan Minat Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Autentik :

Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar, 6(1), 101–111.

https://doi.org/10.36379/autentik.v6i1.163

Bahasa, B., Peserta, A., & Qadrianti, L. (2021). Hubungan Kreativitas Guru

dengan Minat, 3(2), 105–117.

Fakhroja Akhmad. (2013). HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS MENGAJAR

DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR. Yogyakarta.

Ghifar, R., Yusuf, A. E., Sumardi, S., & Wulandari, F. (2019). Peningkatan

Kreativitas Guru Melalui Pengembangan Supervisi Kepala Sekolah Dan

Iklim Organisasi. Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(2), 790–799.

https://doi.org/10.33751/jmp.v7i2.1328

Julrissani. (2020). Membangun Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran, 12(1), 1–

17.

Marti’in. (2019). Analisis Tentang Rendahnya Minat Belajar Peserta Didik Kelas

Xi Sma Negeri 5 Pontianak. Universitas Tanjungpura , 1–8.


4

Monawati dan Fauzi. (2018). Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan

Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pesona Dasar, 6(2), 33–43.

https://doi.org/10.24815/pear.v6i2.12195

Mudlofir Ali dan Rusyidah Evi Fatimatur. (2017). Desain Pembelajaran Inovatif.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nugroho, M. A., Muhajang, T., & Budiana, S. (2020). Pengaruh Minat Belajar

Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika. JPPGuseda |

Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar, 3(1), 42–46.

https://doi.org/10.33751/jppguseda.v3i1.2014

Pentury, H. J. (2017). Pengembangan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran

Kreatif Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Ilmu Kependidikan, 4(3), 265–

272.

Puspa, M., Imamuddin, M., & Rahmawati. (2022). Pengaruh Kreativitas Guru

Mengajar Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smk N

1 Tanjung Raya. KOLONI: Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(4), 297–305.

Safitri Dewi. (2019). Menjadi Guru Profesional. Riau: PT Indragiri.

Samsuri. (2020). Motivasi dan Kreativitas Menguatkan Kepuasan Mengajar Guru.

Pendidikan dan Studi Islam, 6(1), 165–181.

Sudarma Momon. (2016). Pengembangan Keterampilan Kreatif. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.
4

Anda mungkin juga menyukai