http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX
memiliki kemampuan tinggi dalam memimpin, membantu permasalahan yang sering terjadi
mengorganisasi, menangani perselisihan seperti peserta didik masih belum mampu untuk
antarteman,memperoleh simpati dari anak-anak membangun rasa empati kepada teman,
yang lain dan sebagainya. kemudian peserta didik belum mampu untuk
Bagi anak yang memiliki kecerdasan membangun berkomunikasi dengan santun,
interpersonal sangat membantu dalam anak dan peserta didik belum memiliki pemahaman
penyesuaian diri serta membentuk hubungan etika dan situasi sosial.
sosial yang lebih baik. Demikian pula, Setelah melihat dari permasalahan yang
sebaliknya tanpa kecerdasan interpersonal sudah paparkan maka dilakukan penelitian
siswa akan mengalami kesulitan dalam dengan judul “Analisis kecerdasan
menjalin hubungan sosial dengan orang lain. interpersonal Peserta Didik Sekolah Dasar”.
Kecerdasan ini menjadi salah satu faktor
bagaimana peserta didik menjalani kehidupan METODE PENELITIAN
sehari-hari. Metode penelitian yang di gunakan
Melalui observasi yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Sekolah Dasar Negeri 39 Tanjung Ria pada dengan pendekatan kualitatif,ndengan bentuk
bulan April tahun 2019 ditemukan bahwa penelitian yaitu penelitian deskriptif. Menurut
peserta didik sulit berdiskusi dalam kelompok, Best (Sukardi, 2003) “Penelitian deskriptif
mudah berkelahi dengan teman sekelasnya, merupakan metode penelitian yang berusaha
malas-malasan dalam belajar maupun Menggambarkan dan menginterpretasikan
mengerjakan tugas pekerjaan rumah, tidak objek sesuai dengan apa adanya”. Penelitian
permisi atau mengetuk pintu di saat masuk dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 39
kelas dan kurangnya keterampilan sosial Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten
dengan temannya. Terdapat juga peserta didik Sintang. Subjek penelitian yang digunakan
yang mampu untuk memotivasi dirinya dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
misalnya belajar dengan sungguh, Negeri 39 Tanjung Ria Kecamatan Sepauk
mendengarkan penjelasan materi yang Kabupaten Sintang dengan jumlah siswa 22
disampaikan guru, serta mau menolong siswa yang terdiri dari 10 orang perempuan dan
temannya yang mengalami kesulitan. 12 orang laki-laki. Alat pengumpul data
Dari penjelasan tersebut peneliti ingin berfungsi untuk mengumpulkan data-data
mengetahui lebih lanjut karakteristik dilapangan yang perlu dalam kegiatan
kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing penelitian.
peserta didik sehingga dapat memudahkan guru Teknik pengumpulan data yang
dalam menyampaikan pembelajaran sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dengan karakteristik peserta didiknya. Dalam pengamatan, teknik komunikasi langsung,
penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang teknik komunikasi tidak langsung, dan teknik
kecerdasan interpersonal untuk mencoba dokumentasi dengan alat pengumpulan data
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |124
yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran. Hasil dari observasi guru
lembar observasi, pedoman wawancara, pada pembelajaran menunjukan bahwa dari
lembar angket, dan lembar dokumentasi. kedua belas aspek yang diamati menunjukkan
Model analisis data yang digunakan bahwa guru sudah mampu untuk dapat
dalam penelitian ini adalah strategi analisis mengembangkan kecerdasan interpersonal
kualitatif verifikatif. Strategi analisis data dalam diri peserta didik karena peserta didik
kualitatif verifikatif merupakan sebuah upaya mampu untuk peduli jikalau ada teman yang
analisis induktif terhadap data penelitian yang mengalami kesulitan, peserta didik juga mampu
dilakukan pada seluruh proses penelitian yang untuk dapat saling berbagi kepada teman yang
dilakukan (Bungin, 2007: 151). Model analisis lain, peserta didik juga mampu untuk dapat
ini lebih mengutamakan data yang menerima perbedaan dalam setiap individu.
dikumpulkan dibandingkan dengan bangunan Dari hasil pengamatan guru selama
teori pendukung. Oleh karena itu, dalam pembelajaran terlihat juga dari 22 peserta didik
penelitian ini analisis data dimulai dari data ada beberapa peserta didik yang belum mampu
yang terkumpul dari informan, setelah itu untuk berkomunikasi menggunakan bahasa
diklasifikasi atau dikategorisasi, dan berujung yang baik dan benar dan terlihat juga selama
pada pengambilan kesimpulan yang pengamatan menunjukkan ada beberapa siswa
dicocokkan dengan bangunan teori. Adapun yang masih berlaku kasar kepada teman yang
model strategi analisis data kualitatif-verifikatif lain. Sedangkan Lembar observasi siswa
dapat dilihat pada Gambar 1. digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
saat melakukan proses pembelajaran. Hasil dari
DATA
observasi siswa menunjukkan hasil bahwa pada
KESIMPULAN
DATA KATEGORISASI indikator yang pertama peserta didik mampu
KESIMPULAN
KLASFIKASI
DATA CIRI-CIRI UMUM untuk menolong temannya yang mengalami
DALIL
DATA
HUKUM
kesulitan dalam pembelajaran dan peserta didik
TEORI juga peduli jika ada teman yang sakit, peserta
DATA
didik juga membantu guru dalam menjelaskan
kembali kepada teman yang kurang memahami
Gambar 1. Model Strategi Analisa materi yang disampaikan oleh guru pada saat
Data Kualitatif Verifikatif
proses pembelajaran berlangsung. Pada
indikator yang kedua menunjukkan hasil bahwa
peserta didik mampu untuk berkomunikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai dengan etika sehingga guru dan teman
Hasil
memahami akan situasi dan kondisi yang terjadi
1. Hasil Observasi Guru dan Siswa
dalam hal ini yaitu peserta didik mampu
Lembar observasi guru digunakan untuk
mendengarkan dengan seksama pada saat
mengukur aktivitas guru selama melakukan
temannya menyampaikan pendapat dalam
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
125 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 10 No 2 Nopember 2019
kelompok diskusi, peserta didik mampu untuk RR, dan SRC. Selanjutnta ada tujuh peserta
menerima dan menghargai setiap perbedaan didik yang memiliki kecerdasan interpersonal
dari setiap individu dalam pembelajaran. Pada berkategori sedang dengan inisial AA, FA, HA,
indikator yang ketiga hasil menunjukkan bahwa LM, MAR, MS, dan MN. Kemudian ada dua
peserta didik mampu untuk bersikap baik belas peserta didik yang memiliki kecerdasan
kepada guru dan temannya misalnya peserta interpersonal berkategori tinggi dengan inisial
didik mengetuk dan permisi pada saat ada guru AR, AO, ASC, DA, FN, GG, JS, LH, RI, SJ, SH
didalam kelas dan peserta didik juga mampu dan WL.
untuk menghargai dengan berbicara sopan Sesuai dengan ketiga kategori indikator
kepada guru dan peserta didik. selain kecerdasan interpersonal yang sudah
pengamatan proses pembelajaran, peneliti juga dipaparkan sebelumnya maka akan diambil tiga
melakukan pengamatan pada diluar jam orang peserta didik masing-masing dari setiap
pembelajaran dan hasilnya menunjukkan kategori indikator kecerdasan interpersonal dan
bahwa peserta didik senang bermain di selanjutnya akan dilakukan wawancara kepada
lingkungan sekolah bersama teman-teman, Sembilan peserta didik. adapun Sembilan
terdapat juga peserta didik membeli makan di peserta didik yaitu sebagai berikutpeserta didik
kantin, selain itu juga ada peserta didik yang yang memiliki kecerdasan interpersonal
bermain petak umpat, ada juga peserta didik berkategori rendah (KL, RR, SRC), pesrta didik
yang hanya duduktidak ikut bermain dengan yang memiliki kecerdasan interpersonal
teman-teman yang lain. berkategori sedang ( MS, MAR, AA), peserta
2. Hasil Angket Siswa didik yang memiliki kecerdasab interpersonal
Peneliti juga mengumpulkan data berkategori tingga (AO, ASC, FN).
menggunakan angket untuk mengetahui 3. Hasil Wawancara guru dan siswa
kecerdasan interpersonal yang ada pada peserta a. Hasil wawancara siswa
didik. Berdasarkan hasil analisis angket dari 22 a) Kemampuan rasa empati kepada teman
peserta didik terdapat tiga yang berada pada Dari hasil wawancara yang sudah
kecerdasan interpersonal berkategori kurang dilaksanakan menyatakan bahwa
dengan kisaran skor 1-5, tujuh peserta didik kemampuan empati kepada orang lain bisa
yang berada pada kecerdasan sedang dengan dikatakan baik walaupun ada beberapa
kisaran skor 6-10, dan ada dua belas peserta siswa yang belum mampu untuk
didik yang berada pada kecerdasan membangun sikap empati kepada temannya
interpersonal berkategori tinggi dengan skor dengan ditunjukan dengan sikap yang peduli
11-16. jika ada teman yang sakit, membawa
Berdasarkan hasil analisis angket makanan pada saat menjenguk teman yang
kecerdasan interpersonal menyatakan bahwa sakit dan membagikan uang saku kepada
ada tiga peserta didik yang memiliki kecerdasan teman yang tidak memiliki uang saku.
interpersonal berkategori rendah inisial KL,
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |126
kecerdasan interpersonal peserta didik siswa yang dapat membantu dan menolong
adalah pembelajaran aktif (active learning) disaat temannya mengalami kesulitan dalam
serta melibatkan pendekatan sosial. belajar, ada juga siswa yang tidak dapat
Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah menggunakan bahasa yang baik sehingga
pembelajaran yang menekankan temannya sulit untuk memahami dan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengerti, tetapi ada siswa yang mampu
mengkonstruksi pengetahuannya. untuk berlaku sopan kepada guru dan
Pembelajaran dengan pendekatan temannya.
aspek sosial peserta didik juga ditunjukkan Hasil wawancara juga membuktikan
melalui keterlibatan peserta didik dalam bahwa ketika ditanya tentang rasa empati
seluruh kegiatan selama proses kepada teman ada peserta didik yang peka
pembelajaran. Pada pembelajaran yang dan bisa menolong temannya, ada juga
sudah melibatkan peserta didik ini, guru peserta didik yang tidak peka akan
memberikan contoh yang nyata dalam keberadaan orang lain. Hal ini sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nushasanah (2015: 40) yang
hasil penelitian Sutarna (2018: 68) yang mendapatkan bahwa, melalui pembelajaran
menyatakan bahwa,” pendekatan sosial guru selalu memberikan contoh nyata yang
merupakan salah satu kegiatan yang dapat dapat ditiru oleh siswa untuk hidup saling
meningkatkan kecerdasan interpersonal menghargai dan menyayangi antar
anak…”. Selama proses pembelajaran sesama. Akibatnya siswa ternyata mampu
berlangsung, peserta didik akan terlihat aktif berempati kepada temannya yang sedang
apa bila dirinya diikut sertakan dalam bersedih sehingga siswa mampu
kegiatan belajar. merasakan apa yang dirasakan temannya.
2. Karakateristik dalam kecerdasan 3. Faktor pendukung kecerdasan interpersonal
interpersonal siswa. siswa.
Pada aspek karakateristik ini ada Faktor pendukung merupakan faktor yang
beberapa siswa yang kurang mampu untuk membantu dalam kecerdasan interpersonal
bersosialisasi dengan teman kenyataan ini peserta didik, faktor yang menjadi pendukung
dapat dilihat dari observasi, wawancara, dan utama dalam perkembangan kecerdasan
angket. Pada saat observasi, peneliti melihat interpersonal peserta didik. Melalui data
ada peserta didik yang aktif selama proses penelitian di didapatkan hasil baik itu dari
belajar, ada siswa yang ribut dan ada juga proses pengamatan terihat bahwa faktor
siswa yang hanya diam mendengarkan tanpa pendukungan dalam kecerdasan interpersonal
memberikan tanggapan. Kemudian pada peserta didik yaitu faktor lingkungan. Faktor
saat peneliti menyebarkan angket ada lingkungan disini yang dimaksud yaitu
beberapa siswa yang tidak mengenali lingkungan yang menjadi tempat anak tumbuh
kecerdasan interpersonal dalam dirinya, ada dan berkembang dalam kesehariannya, ketika