Anda di halaman 1dari 9

Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI, Nomor: 28/E/KPT/2019

VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Volume 10 Nomor 2, Nopember 2019, Halaman :120 – 128

http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX

KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

Agustini 1, Imanuel Sairo Awang 2& Lusila Parida3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang
Email:Agustinisuandang@yahoo.co.id,iman.saiaw@gmail.com,30101986LP@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kecerdasan interpersonal pada peserta
Riwayat Artikel: didik kelas IV Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan
Menerima : 29 Oktober 2019 dalam penelitian ini ada teknik pengamatan langsung, terknik komunikasi
Revisi : 18 Nopember 2019
Diterima : 19 Nopember 2019
langsung, komunikasi tidak langsung dengan alat pengumpulan data yaitu
observasi, wawancara, angket dan dokumentas dengan teknik analisis data
menggunakan teknik kualitatif-verifikatif. Berdasarlan hasil penelitian kegiatan
Kata Kunci: belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa. Guru telah
Kecerdasan, Interpersonal, mengajar sebagaimana mestinya tetapi belum optimal pada proses pembelajaran,
Peserta didik peserta didik sibuk melakukan aktivitas-aktivitas lainnya seperti bermain,
mengajak temannya berbicara, ada juga yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, mendengarkan dengan serius. Kemampuan rasa empati kepada
teman sudah baik. Kemampuan berkomunikasi dengan santun masih sangat
kurang. Kemampuan pemahaman etika dan situasi sosial sudah baik. Hal ini
dibuktikan dengan peserta didik sudah mampu untuk menjaga ketertiban kelas,
kemudian pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik mampu untuk
menerima perbedaan. Berdasarkan paparan tersebut kecerdasan interpersonal
yang dimiliki peserta didik berbeda-beda ada peserta didik yang memiliki
kecerdasan interpersonal berkategori tinggi yakni pada rentang 11-16, ada
peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal berkategori sedang yang
berada pada rentang 6-10 dan ada peserta didik yang memiliki kecerdasan
interpersonal berkategori rendah yakni berada pada rentang 1-5.
Keywords: ABSTRACT
Intellectual, interpersonal, The study is aim to describe interpersonal intellectual of students grade IV SDN.
students Descriptive method with qualitative approach was employed in this study. The
study applied observation, direct and indirect techniques by using tool of data
collection namely observation, interview, questionnaire and documentation with
qualitative-verificative analisys . The result of study revealed that learning
Korespondensi: process that could improve students’. Teachers have taught the lesson as it is,
yet it had not been optimal during the learning process, students were busy
Imanuel Sairo Awang playing and doing other activities such as talking to peers but some were focused
Program Studi Pendidikan Guru
on the lessons. Showing empathy to peers is good enough. students ability in
Sekolah Dasar, STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang, Email:
communicating properly was still poor.. The ability to comprehend ethic of
iman.saiaw@gmail.com conduct and social condition were good enough. This could be observed by obey
rules and keep the class condusive. Furthermore, students were able to accept
the fact that they are different from one and another. With that in mind, it can be
argued that students interpersonal intellectual were varies; some were
categorized as high which score 11-16, medium which score 6-10, and low which
is score 1-5.
©2019 LPPM STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

120 ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
121 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 10 No 2 Nopember 2019

PENDAHULUAN problema yang dihadapi dalam kehidupan


Pendidikan adalah hal yang paling sehari-hari saat ini maupun akan datang.
penting dalam kehidupan manusia dan dapat Pendidikan atau pengajaran adalah
dikatakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh usaha yang bertujuan, dalam kegiatan
setiap manusia. Hal ini sesuai dengan pendidikan atau pengajaran, terdapat tujuan
pernyataan Awang (2017: 192), yang yang ingin dicapai. Sesuai dengan dengan
menuliskan bahwa,” Pendidikan adalah unsure tujuan pendidikan nasional yang tercantum
penting bagi pengembangan potensi manusia dalam UU No. 20 tahun 2003 yang berbunyi
agar siap menghadapi segala permasalahan (Depdiknas, 2003) : Pendidikan nasional
dalam kehidupannya”. Manusia tanpa berfungsi mengembangkan kemampuan dan
pendidikan sulit untuk dapat hidup atau membentuk watak serta peradaban bangsa yang
menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga bermartabat dalam rangka mencerdaskan
untuk mencapai cita-cita, kesejahteraan dan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya
bahagia manusia memerlukan pendidikan. potensi peserta didik agar menjadi manusia
Pendidikan tidak hanya diperoleh yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
melalui lembaga pendidikan saja tetapi juga Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berasal dari masyarakat. Melalui pendidikan berilmu, cakap , kreatif mandiri, dan menjadi
juga manusia mampu memahami dan warga Negara yang demokratis serta
mendapatkan kehidupan yang lebih layak. bertanggung jawab.
Dengan demikian pendidikan dapat dikatakan Salah satu tujuan pendidikan nasional
sebagai suatu proses membimbing, melatih, adalah mengembangkan kecerdasan.
dan memandu untuk terhindar atau keluar dari Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk
suatu kebodohan dan pembodohan. belajar sehingga mendapatkan pengetahuan
Pendidikan yang mampu mendukung kemudian melalui kecerdasan yang didapatkan
pembangunan di masa mendatang adalah yang setiap individu mampu melakukan tindakan-
mampu mengembangkan potensi peserta didik, tindakan yang nyata yang mempunyai tujuan
sehingga yang bersangkutan mampu dan cara berpikir yang rasional. Kecerdasan
menghadapi dan memecahkan problema yang dimiliki juga mampu untuk dapat
kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus memecahkan masalah sehingga mampu
menyentuh potensi nurani maupun potensi beradaptasi dengan situasi yang ada.
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan Menurut Gardner (Saufi dan Royani,
tersebut terasa semakin penting ketika 2016: 109) “Kecerdasan adalah kemampuan
seseorang harus memasuki kehidupan di untuk memecahkan masalah, atau untuk
masyarakat dan dunia kerja, karena yang membuat suatu produk, yang dapat dinilai
bersangkutan harus mampu menerapkan apa dalam satu atau lebih pengaturan budaya”.
yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi Pernyataan ini menjelaskan bahwa kecerdasan
merupakan penguasaan yang holistic atas
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |122

pemecahan masalah, sehingga menjadi suatu membedakan, kemampuan untuk mampu


penawaran atas pemecahan masalah yang baru. berinteraksi secara baik dengan orang lain.
Kecerdasan juga dimaknai sebagai intelegensi Gardner (Prawira, 2016: 153) “
yang dimiliki seorang siswa. Mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang
Woolfolk seperti dikutip Yusuf meliputi unsur-unsur yaitu: (1) kecerdasan
(Awang, 2019: 42) mengemukakan bahwa, matematikal-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3)
“Intelegensi itu merupakan satu atau beberapa kecerdasan musikal, (4) kecerdasan visual
kemampuan untuk memperoleh dan spasial, (5) kecerdasan kinestetik, (6)
menggunakan pengetahuan dalam rangka kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan
memecahkan masalah dan beradaptasi dengan intrapersonal, dan (8) kecerdasan naturalis”.
lingkungan.” Hal ini bermakna bahwa Kecerdasan yang ada dijadikan sebagai
intelegensi atau kecerdasan adalah cara berpikir pedoman untuk pendidik mampu membuat
untuk memecahkan masalah yang bersesuaian pembelajaran lebih menyenangkan bagi peserta
dengan lingkungan sekitarnya. didik. Sehingga dari proses pembelajaran yang
Kecerdasan manusia digolongkan menyenangkan akan terlihat pada hasil
menjadi tiga kategori yaitu kecerdasan ditinjau akhirnya.
secara biologi, kecerdasan ditinjau secara Kecerdasan interpersonal adalah
psikologis, dan kecerdasan ditinjau secara kemampuan seseorang untuk peka terhadap
operasional (Prawira, 2016: 136-139). perasaan orang lain. Menurut Riyanto
“Kecerdasan ditinjau secara biologi adalah (Wulandari, 2016: 186) menyatakan bahwa,”
kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu Kecerdasa Interpersonal adalah kemampuan
untuk mampu menyesuaikan diri dengan alam untuk membedakan dan memberikan persepsi
sekitar. Sementara, Kecerdasan ditinjau secara tentang motivasi, suasana hati, dan perasaan
psikologis yaitu kecerdasan kognitif yang orang lain dengan kemampuan menanggapinya
sudah dibawa sejak lahir, kecerdasan ini secara efektif.” Pernyataan ini hendak
dipengaruhi oleh genetik dari orang tua. menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal
Selanjutnya kecerdasan secara operasional merupakan kemampuan penguasaan diri yang
yaitu merupakan gabungan dari kecerdasan optimal serta kemampuan aktualisasi diri dalam
biologi dan kecerdasan psikologi, kecerdasan menyikapi konsisi orang lain. Anak-anak
ini bisa dikatakan sebagai tindakan nyata dari dengan kemampuan lebih di bidang ini
kedua kecerdasan sebelumnya. Berdasarkan cenderung memahami dan berinteraksi dengan
dari pendapat-pendapat yang telah diuraikan, orang lain sehingga ia mudah dalam
maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan bersosialisasi dengan lingkungannya.
adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh Kecerdasan ini juga dinamakan kecerdasan
setiap individu, kecerdasan juga dipahami sosial. Anak dengan kecerdasan ini, tidak saja
sebagai kemampuan untuk mampu mampu menjalin persahabatan yang akrab
dengan teman-temannya secara mudah, ia juga
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
123 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 10 No 2 Nopember 2019

memiliki kemampuan tinggi dalam memimpin, membantu permasalahan yang sering terjadi
mengorganisasi, menangani perselisihan seperti peserta didik masih belum mampu untuk
antarteman,memperoleh simpati dari anak-anak membangun rasa empati kepada teman,
yang lain dan sebagainya. kemudian peserta didik belum mampu untuk
Bagi anak yang memiliki kecerdasan membangun berkomunikasi dengan santun,
interpersonal sangat membantu dalam anak dan peserta didik belum memiliki pemahaman
penyesuaian diri serta membentuk hubungan etika dan situasi sosial.
sosial yang lebih baik. Demikian pula, Setelah melihat dari permasalahan yang
sebaliknya tanpa kecerdasan interpersonal sudah paparkan maka dilakukan penelitian
siswa akan mengalami kesulitan dalam dengan judul “Analisis kecerdasan
menjalin hubungan sosial dengan orang lain. interpersonal Peserta Didik Sekolah Dasar”.
Kecerdasan ini menjadi salah satu faktor
bagaimana peserta didik menjalani kehidupan METODE PENELITIAN
sehari-hari. Metode penelitian yang di gunakan
Melalui observasi yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Sekolah Dasar Negeri 39 Tanjung Ria pada dengan pendekatan kualitatif,ndengan bentuk
bulan April tahun 2019 ditemukan bahwa penelitian yaitu penelitian deskriptif. Menurut
peserta didik sulit berdiskusi dalam kelompok, Best (Sukardi, 2003) “Penelitian deskriptif
mudah berkelahi dengan teman sekelasnya, merupakan metode penelitian yang berusaha
malas-malasan dalam belajar maupun Menggambarkan dan menginterpretasikan
mengerjakan tugas pekerjaan rumah, tidak objek sesuai dengan apa adanya”. Penelitian
permisi atau mengetuk pintu di saat masuk dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 39
kelas dan kurangnya keterampilan sosial Tanjung Ria Kecamatan Sepauk Kabupaten
dengan temannya. Terdapat juga peserta didik Sintang. Subjek penelitian yang digunakan
yang mampu untuk memotivasi dirinya dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
misalnya belajar dengan sungguh, Negeri 39 Tanjung Ria Kecamatan Sepauk
mendengarkan penjelasan materi yang Kabupaten Sintang dengan jumlah siswa 22
disampaikan guru, serta mau menolong siswa yang terdiri dari 10 orang perempuan dan
temannya yang mengalami kesulitan. 12 orang laki-laki. Alat pengumpul data
Dari penjelasan tersebut peneliti ingin berfungsi untuk mengumpulkan data-data
mengetahui lebih lanjut karakteristik dilapangan yang perlu dalam kegiatan
kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing penelitian.
peserta didik sehingga dapat memudahkan guru Teknik pengumpulan data yang
dalam menyampaikan pembelajaran sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dengan karakteristik peserta didiknya. Dalam pengamatan, teknik komunikasi langsung,
penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang teknik komunikasi tidak langsung, dan teknik
kecerdasan interpersonal untuk mencoba dokumentasi dengan alat pengumpulan data
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |124

yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran. Hasil dari observasi guru
lembar observasi, pedoman wawancara, pada pembelajaran menunjukan bahwa dari
lembar angket, dan lembar dokumentasi. kedua belas aspek yang diamati menunjukkan
Model analisis data yang digunakan bahwa guru sudah mampu untuk dapat
dalam penelitian ini adalah strategi analisis mengembangkan kecerdasan interpersonal
kualitatif verifikatif. Strategi analisis data dalam diri peserta didik karena peserta didik
kualitatif verifikatif merupakan sebuah upaya mampu untuk peduli jikalau ada teman yang
analisis induktif terhadap data penelitian yang mengalami kesulitan, peserta didik juga mampu
dilakukan pada seluruh proses penelitian yang untuk dapat saling berbagi kepada teman yang
dilakukan (Bungin, 2007: 151). Model analisis lain, peserta didik juga mampu untuk dapat
ini lebih mengutamakan data yang menerima perbedaan dalam setiap individu.
dikumpulkan dibandingkan dengan bangunan Dari hasil pengamatan guru selama
teori pendukung. Oleh karena itu, dalam pembelajaran terlihat juga dari 22 peserta didik
penelitian ini analisis data dimulai dari data ada beberapa peserta didik yang belum mampu
yang terkumpul dari informan, setelah itu untuk berkomunikasi menggunakan bahasa
diklasifikasi atau dikategorisasi, dan berujung yang baik dan benar dan terlihat juga selama
pada pengambilan kesimpulan yang pengamatan menunjukkan ada beberapa siswa
dicocokkan dengan bangunan teori. Adapun yang masih berlaku kasar kepada teman yang
model strategi analisis data kualitatif-verifikatif lain. Sedangkan Lembar observasi siswa
dapat dilihat pada Gambar 1. digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
saat melakukan proses pembelajaran. Hasil dari
DATA
observasi siswa menunjukkan hasil bahwa pada
KESIMPULAN
DATA KATEGORISASI indikator yang pertama peserta didik mampu
KESIMPULAN
KLASFIKASI
DATA CIRI-CIRI UMUM untuk menolong temannya yang mengalami
DALIL
DATA
HUKUM
kesulitan dalam pembelajaran dan peserta didik
TEORI juga peduli jika ada teman yang sakit, peserta
DATA
didik juga membantu guru dalam menjelaskan
kembali kepada teman yang kurang memahami
Gambar 1. Model Strategi Analisa materi yang disampaikan oleh guru pada saat
Data Kualitatif Verifikatif
proses pembelajaran berlangsung. Pada
indikator yang kedua menunjukkan hasil bahwa
peserta didik mampu untuk berkomunikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai dengan etika sehingga guru dan teman
Hasil
memahami akan situasi dan kondisi yang terjadi
1. Hasil Observasi Guru dan Siswa
dalam hal ini yaitu peserta didik mampu
Lembar observasi guru digunakan untuk
mendengarkan dengan seksama pada saat
mengukur aktivitas guru selama melakukan
temannya menyampaikan pendapat dalam
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
125 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 10 No 2 Nopember 2019

kelompok diskusi, peserta didik mampu untuk RR, dan SRC. Selanjutnta ada tujuh peserta
menerima dan menghargai setiap perbedaan didik yang memiliki kecerdasan interpersonal
dari setiap individu dalam pembelajaran. Pada berkategori sedang dengan inisial AA, FA, HA,
indikator yang ketiga hasil menunjukkan bahwa LM, MAR, MS, dan MN. Kemudian ada dua
peserta didik mampu untuk bersikap baik belas peserta didik yang memiliki kecerdasan
kepada guru dan temannya misalnya peserta interpersonal berkategori tinggi dengan inisial
didik mengetuk dan permisi pada saat ada guru AR, AO, ASC, DA, FN, GG, JS, LH, RI, SJ, SH
didalam kelas dan peserta didik juga mampu dan WL.
untuk menghargai dengan berbicara sopan Sesuai dengan ketiga kategori indikator
kepada guru dan peserta didik. selain kecerdasan interpersonal yang sudah
pengamatan proses pembelajaran, peneliti juga dipaparkan sebelumnya maka akan diambil tiga
melakukan pengamatan pada diluar jam orang peserta didik masing-masing dari setiap
pembelajaran dan hasilnya menunjukkan kategori indikator kecerdasan interpersonal dan
bahwa peserta didik senang bermain di selanjutnya akan dilakukan wawancara kepada
lingkungan sekolah bersama teman-teman, Sembilan peserta didik. adapun Sembilan
terdapat juga peserta didik membeli makan di peserta didik yaitu sebagai berikutpeserta didik
kantin, selain itu juga ada peserta didik yang yang memiliki kecerdasan interpersonal
bermain petak umpat, ada juga peserta didik berkategori rendah (KL, RR, SRC), pesrta didik
yang hanya duduktidak ikut bermain dengan yang memiliki kecerdasan interpersonal
teman-teman yang lain. berkategori sedang ( MS, MAR, AA), peserta
2. Hasil Angket Siswa didik yang memiliki kecerdasab interpersonal
Peneliti juga mengumpulkan data berkategori tingga (AO, ASC, FN).
menggunakan angket untuk mengetahui 3. Hasil Wawancara guru dan siswa
kecerdasan interpersonal yang ada pada peserta a. Hasil wawancara siswa
didik. Berdasarkan hasil analisis angket dari 22 a) Kemampuan rasa empati kepada teman
peserta didik terdapat tiga yang berada pada Dari hasil wawancara yang sudah
kecerdasan interpersonal berkategori kurang dilaksanakan menyatakan bahwa
dengan kisaran skor 1-5, tujuh peserta didik kemampuan empati kepada orang lain bisa
yang berada pada kecerdasan sedang dengan dikatakan baik walaupun ada beberapa
kisaran skor 6-10, dan ada dua belas peserta siswa yang belum mampu untuk
didik yang berada pada kecerdasan membangun sikap empati kepada temannya
interpersonal berkategori tinggi dengan skor dengan ditunjukan dengan sikap yang peduli
11-16. jika ada teman yang sakit, membawa
Berdasarkan hasil analisis angket makanan pada saat menjenguk teman yang
kecerdasan interpersonal menyatakan bahwa sakit dan membagikan uang saku kepada
ada tiga peserta didik yang memiliki kecerdasan teman yang tidak memiliki uang saku.
interpersonal berkategori rendah inisial KL,
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |126

b) Kemampuan peserta didik mampu Dari hasil wawancara dengan guru


berkomunikasi dengan santun menyatakan bahwa kecerdasan
Melalui wawancara yang dilaksanakan interpersonal yang berbeda pada siswa kelas
menyatakan bahwa siswa sudah mampu IV dengan demikian hasil wawancara
untuk mengembangkan kemampuan dengan guru kelas tersebut dapat
berkomunikasi yang santun dengan teman. mempermudah peneliti dalam
Hal ini dibuktikan dengan keberania dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.
mengeluarkan pendapat, mau menerima 4. Hasil Dokumentasi
pendapat yang berbeda, akan memberikan Data-data sebagai bukti dokomentasi
kesempatan kepada teman untuk disini dapat berupa laporan hasil belajar
menyampaikan pendapatnya dan membantu atau nilai-nilai peserta didik kelas IV untuk
teman yang tidak berani mengelarkan mengetahui perkembangan kognitif atau
pendapatnya. kemampuan dalam pengetahuan dari peserta
c) Kemampuan peserta didik memiliki didik selama proses pembelajaran
pemahaman etika dan situasi social berlangsung seperti nilai harian dan nilai
Berdasarkan hasil wawancara yang ulangan harian yang dimana nilai-nilai ini
sudah dilaksananakan menyatakan bahwa lah yang akan diambil dan dihitung oleh
setiap siswa sudah mampu mengembangkan guru dalam pengisian rapor peserta didik.
kemampuan pemahaman etika dan situasi fungsi lain nilai-nilai ini yang diambil
sosial yang ada. Hal ini dibuktikan dengan sebagai data juga digunakan untuk menjadi
berani untuk meminta maaf dahulu walaut tolak ukur keberhasilan guru dalam
tidak salah, mampu menegur teman dengan mengajar dan dari nilai-nilai membantu guru
cara yang baik dan teman tidak tersinggung, untuk dapat memperbaiki kekurangan dari
dan mengetuk dan mengucapkan salam saat proses pembelajaran.
masuk kelas. Kemudian untuk data berupa absensi
b. Hasil wawancara guru digunakan untuk melihat kehadiran peserta
Kegiatan wawancara kepada guru juga didik, akan terlihat siapa peserta didik yang
dilakukan pada tanggal 24 Mei 2019. tidak pernah absen dan selalu masuk setiap
Sebelum maelakukan kegiatan wawancara harinya.
peneliti menyiapkan lembar wawancara.
Pembahasan
Wawancara dilakukan kepada guru selaku
1. Kegiatan Belajar yang Mengembangkan
wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 39 Kecerdasan Interpersonal Siswa.
Tanjung Ria, wawancara dilakukan untuk
Berdasarkan dari observasi yang telah
mengetahui tentang kecerdasan
dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar
interpersonal siswa kelas IV. Guru kelas IV
Negeri 39 Tanjung Ria adapun kegiatan
Sekolah Dasar Negeri 39 Tanjung Ria
pembelajaran yang dapat mengembangkan
adalah Bapak AK.
ISSN 2580 – 1058
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
127 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 10 No 2 Nopember 2019

kecerdasan interpersonal peserta didik siswa yang dapat membantu dan menolong
adalah pembelajaran aktif (active learning) disaat temannya mengalami kesulitan dalam
serta melibatkan pendekatan sosial. belajar, ada juga siswa yang tidak dapat
Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah menggunakan bahasa yang baik sehingga
pembelajaran yang menekankan temannya sulit untuk memahami dan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengerti, tetapi ada siswa yang mampu
mengkonstruksi pengetahuannya. untuk berlaku sopan kepada guru dan
Pembelajaran dengan pendekatan temannya.
aspek sosial peserta didik juga ditunjukkan Hasil wawancara juga membuktikan
melalui keterlibatan peserta didik dalam bahwa ketika ditanya tentang rasa empati
seluruh kegiatan selama proses kepada teman ada peserta didik yang peka
pembelajaran. Pada pembelajaran yang dan bisa menolong temannya, ada juga
sudah melibatkan peserta didik ini, guru peserta didik yang tidak peka akan
memberikan contoh yang nyata dalam keberadaan orang lain. Hal ini sesuai dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nushasanah (2015: 40) yang
hasil penelitian Sutarna (2018: 68) yang mendapatkan bahwa, melalui pembelajaran
menyatakan bahwa,” pendekatan sosial guru selalu memberikan contoh nyata yang
merupakan salah satu kegiatan yang dapat dapat ditiru oleh siswa untuk hidup saling
meningkatkan kecerdasan interpersonal menghargai dan menyayangi antar
anak…”. Selama proses pembelajaran sesama. Akibatnya siswa ternyata mampu
berlangsung, peserta didik akan terlihat aktif berempati kepada temannya yang sedang
apa bila dirinya diikut sertakan dalam bersedih sehingga siswa mampu
kegiatan belajar. merasakan apa yang dirasakan temannya.
2. Karakateristik dalam kecerdasan 3. Faktor pendukung kecerdasan interpersonal
interpersonal siswa. siswa.
Pada aspek karakateristik ini ada Faktor pendukung merupakan faktor yang
beberapa siswa yang kurang mampu untuk membantu dalam kecerdasan interpersonal
bersosialisasi dengan teman kenyataan ini peserta didik, faktor yang menjadi pendukung
dapat dilihat dari observasi, wawancara, dan utama dalam perkembangan kecerdasan
angket. Pada saat observasi, peneliti melihat interpersonal peserta didik. Melalui data
ada peserta didik yang aktif selama proses penelitian di didapatkan hasil baik itu dari
belajar, ada siswa yang ribut dan ada juga proses pengamatan terihat bahwa faktor
siswa yang hanya diam mendengarkan tanpa pendukungan dalam kecerdasan interpersonal
memberikan tanggapan. Kemudian pada peserta didik yaitu faktor lingkungan. Faktor
saat peneliti menyebarkan angket ada lingkungan disini yang dimaksud yaitu
beberapa siswa yang tidak mengenali lingkungan yang menjadi tempat anak tumbuh
kecerdasan interpersonal dalam dirinya, ada dan berkembang dalam kesehariannya, ketika

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519
Agustini, Awang, I. S., & Parida L., Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Di Sekolah Dasar… |128

anak bertemu dengan temannya sebaya Science Education di Sekolah Dasar.


Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 192–202.
disitulah proses belajar terjadi.
Awang, Imanuel Sairo., Merpirah, Metah,
Mulyadi, Yohanes Berkhmas. (2019).
SIMPULAN
Kecerdasan emosional peserta didik.
Kegiatan belajar yang dapat Profesi Pendidikan Dasar, 6(1), 41-50.
mengembangkan kecerdasan interpersonal
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian kualitatif
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 39 komunikasi, ekonomi, kebijakan public,
dan ilmu social lainnya (edisi kedua).
Tanjung Ria berlangsung dengan baik. Hal ini
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
dibuktikan dengan keaktifan siswa selama
Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem
proses pembelajaran berlangsung dan guru
Pendidikan Nasional. Nurhasanah.
sebagai temana pendidik juga mengajar dengan (2015). Meningkatkan Kecerdasan
Interpersonal Siswa Melalui
baik hal ini dibuktikan dengan metode dan
Pembelajaran Tematik Terpadu Dalam
teknik yang digunakan sehinggan pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan (PPKN) di kelas IV SD
menjadi menarik, dalam hal ini menggunakan
Islam Al-Azhar 13 Rawamangun Jakarta.
metode diskusi kelompok untuk Jurnal Ilmiah PGSD, VII(1), 28-42.
mengembangkan kecerdasan interpersonal dari
Prawira, Purwa Atmaja. 2016. “Psikologi
siswa. Pendidikan dalam Perseptif Baru”.
Yogyakarta.
Karakteristik kecerdasan interpersonal
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 39 Saufi, M dan Royani, M. 2016.
“Mengembangkan Kecerdasan
Tanjung Ria didapat dari hasil wawancara. Dari
Interpersonal Dan Kepercayaan Diri
hasil wawancara menunjukkan bahwa ada Siswa Melalui Efektivitas Model
Pembelajaran Pbl”. Jurnal Pendidikan
peserta didik yang mampu untuk berinteraksi
Matematika. Vol.2, No.2.
dengan temannya. Pada saat proses (jurnal.stkipbjm.ac.id, diakses Mei-
Agustus 2016).
pembelajaran berlangsung peserta didik dan
guru mampu untuk menggunakan bahasa yang Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
mudah dimengerti dan dipahami sehingga
memudahkan proses pembelajaran. Sutarna, Nana. (2018). Penerapan Pedekatan
Sosial untuk Meningkatkan Kecerdasan
Faktor pendukung kecerdasan
Interpersonal Siswa Sekolah Dasar.
interpersonal siswa kelas IV Sekolah Dasar Indonesian Journal of Primary Education,
2(2) 61-70.
Negeri 39 Tanjung Ria yaitu di antara ada
faktor genetik, faktor didikan orang tua, dan Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan
Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja
faktor lingkungan.
Rosdakarya.

Wulandari, Jaenudin, Riswan, AR Rusmin.


DAFTAR RUJUKAN
(2016). Analisis kecerdasan interpersonal
peserta didik pada pembelajaran ekonomi
Awang, Imanuel Sairo, Andri. (2017). di kelas X SMA Negeri Tanjung Raja.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Jurnal Profit, 3(2), 183-194.
IPA Berorientasi pada Taxonomy for

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://dx.doi.org/10.31932/ve.v10i2.519

Anda mungkin juga menyukai