TAHUN 2021
Jl Kenari No 54 Blitar
Dari tiap kegiatan ditentukan indikator yang akan dilakukan pengkajian. Indikator dipilih
yang spesifik dan mampu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas pada suatu
kegiatan serta kemudahan tersedianya data. Berikut beberapa indikator yang kegiatan :
1. Seleksi
Indikator : Berapa banyak obat baru yang ditambahkan di formularium rumah sakit, dan
obat yang dihapuskan dari formularium rumah sakit?
2. Pengadaan
Indikator : Berapa banyak obat dalam formularium yang tidak tersedia di instalasi
farmasi?
3. Peresepan
Indikator : Berapa persentase peresapan di luar formularium rumah sakit ?
4. Penyiapan dan penyerahan
Indikator : a. Apakah pelayanan obat pasien rawat jalan dapat diberikan tepat waktu?
(obat non racikan < 20 menit, obat racikan < 1 jam)
b. Apakah obat pasien rawat inap sudah didispensing pada setiap waktu minum (UDD)?
5. Pemberian obat
Indikator : Apakah pemberian obat high alert sudah dilakukan double check (meliputi :
identitas pasien, nama obat, dosis/konsentrasi, rute pemberian, waktu pemberian)
6. Dokumentasi
Indikator : Apakah setiap obat yang dibawa oleh pasien dari rumah selalu dicatat
didokumentasikan ?
7. Medication Eror
Indikator : berapa besar tingkat kejadian KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit) yang
terjadi pada instalasi farmasi? Bagaimana mekanisme pelaporan dan dokumentasinya?
Dan bagaimana upaya mencegahnya?
8. Pendidikan dan Pelatihan
Indikator : Apakah staf di unit farmasi membutuhkan pendidikan dan/atau pelatihan
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian?
NO NAMA KANDUNGAN
OBAT
1 Boost D 1000 Vit D 1000
2. Penghapusan Obat
Tidak ada penghapusan obat dalam formularium rumah sakit pada tahun 2021
2. PENGADAAN
Indikator : Berapa banyak obat dalam formularium yang tidak tersedia di farmasi?
Berikut daftar obat yang tidak tersedia dalam formularium Rumah Sakit :
N BULAN JUMLAH NAMA OBAT
O
1 April 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
2 Mei 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
3 Juni 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
4 Juli 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
5 Agustus 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
6 September 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
Pengkajian
No Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
1 Belum ada poli khusus untuk TBC, sehingga belum Membuka poli TB DOTS
ada pengadaan dan permintaan obat TBC ke dinas dan melakukan
kesehatan pengadaan obat TBC ke
dinas kesehatan
2 Jarang ada pasien yang memerlukan obat tersebut Melakukan pengadaan
dalam jumlah sangat
sedikit.
3. PERESEPAN
Peresepan obat Non Formularium
Dari data yang diperoleh bulan April 2021 sampai bulan September 2021,
kesesuaian obat dengan formularium sebagai berikut :
N BULAN % KESESUAIAN
O FORMULARIUM
1 April 50%
2 Mei 50%
3 Juni 85%
4 Juli 90%
5 Agustus 95%
6 September 95%
Analisa Data :
Adanya peresepan obat yang tidak sesuai formularium disebabkan antara lain:
Beberapa peresepan obat Non formularium yang tidak tersedia di unit farmasi,
segera dikonsultasikan ke DPJP untuk disubtitusi dengan obat Formularium yang
memiliki generik atau komposisi yang sama.
Jika DPJP tidak menghendaki adanya subtitusi karena obat dibutuhkan secara
klinis, unit farmasi akan melakukan pengadaan cito ke apotek atau rumah sakit
rekanan yang sudah bekerjasama.
Analisa Data : Keterlambatan pelayanan obat terjadi pada beberapa bulan seperti pada
bulan Juli, Agustus. Pelayanan obat mengalami keterlambatan dikarenakan pada bulan
tersebut jumlah pasien meningkat sangat drastis dikarenakan pandemi Covid-19 saat itu
sedang pada grafik meningkat. Waktu tunggu obat menjadi lama dikarenakan semua
pelayanan resep rawat inap dan rawat jalan dilakukan di satu titik yaitu di Instalasi Farmasi.
Analisa : Penyiapan obat semua pasien rawat inap di Rumah Sakit Aminah Blitar,
disiapkan dengan metode UDD (unit dose dispensing). Obat disiapkan dan diberikan ke
pasien sesuai dengan waktu minum obat.