Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KAJIAN PELAYANAN FARMASI

TAHUN 2021

RS. ISLAM AMINAH BLITAR

Jl Kenari No 54 Blitar

Telp (0342) 803552-801662


II. RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI
Kajian pelayanan kefarmasian tahunan dilakukan dengan mengumpulkan semua data,
informasi, dan pengalaman yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian dan penggunaan
obat antara lain:
1. Seberapa baik sistem telah bekerja terkait dengan :
- Seleksi dan pengadaan obat
- Penyimpanan
- Peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan
- Penyiapan dan penyerahan
- Pemberian obat
2. Pendokumentasian dan pemantauan efek obat
3. Monitor seluruh angka medication error, meliputi : KTD, KNC, KTC, SENTINEL, dan
upaya mencegah dan menurunkannya
4. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan

Dari tiap kegiatan ditentukan indikator yang akan dilakukan pengkajian. Indikator dipilih
yang spesifik dan mampu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas pada suatu
kegiatan serta kemudahan tersedianya data. Berikut beberapa indikator yang kegiatan :
1. Seleksi
Indikator : Berapa banyak obat baru yang ditambahkan di formularium rumah sakit, dan
obat yang dihapuskan dari formularium rumah sakit?
2. Pengadaan
Indikator : Berapa banyak obat dalam formularium yang tidak tersedia di instalasi
farmasi?
3. Peresepan
Indikator : Berapa persentase peresapan di luar formularium rumah sakit ?
4. Penyiapan dan penyerahan
Indikator : a. Apakah pelayanan obat pasien rawat jalan dapat diberikan tepat waktu?
(obat non racikan < 20 menit, obat racikan < 1 jam)
b. Apakah obat pasien rawat inap sudah didispensing pada setiap waktu minum (UDD)?
5. Pemberian obat
Indikator : Apakah pemberian obat high alert sudah dilakukan double check (meliputi :
identitas pasien, nama obat, dosis/konsentrasi, rute pemberian, waktu pemberian)
6. Dokumentasi
Indikator : Apakah setiap obat yang dibawa oleh pasien dari rumah selalu dicatat
didokumentasikan ?
7. Medication Eror
Indikator : berapa besar tingkat kejadian KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit) yang
terjadi pada instalasi farmasi? Bagaimana mekanisme pelaporan dan dokumentasinya?
Dan bagaimana upaya mencegahnya?
8. Pendidikan dan Pelatihan
Indikator : Apakah staf di unit farmasi membutuhkan pendidikan dan/atau pelatihan
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian?

Metode pengumpulan data :


1. Observasi
2. Dokumen (Laporan bulanan, checklist kegiatan, catatan supervisi)

Pengumpulan dan pengolahan data:


1. Pengumpulan data indikator dilakukan oleh apoteker
2. Periode pengumpulan data : bulanan
3. Setelah data indikator terkumpul, dilakukan validasi.
4. Kemudian dilakukan analisis data
5. Hasil analisis dilaporkan dalam bentuk laporan kajian pelayanan kefarmasian kepada
kepala unit dan diteruskan ke direktur rumah sakit.
III. PEMBAHASAN KAJIAN PELAYANAN KEFARMASIAN
1. SELEKSI
Indikator : Berapa banyak obat baru yang ditambahkan di formularium rumah sakit, dan
obat yang dihapuskan dari formularium rumah sakit?
1. Berikut daftar penambahan obat baru pada formularium rumah sakit pada tahun
2021 :

NO NAMA KANDUNGAN
OBAT
1 Boost D 1000 Vit D 1000

2 Tride 5000 Cholecalciferol 5000


Iu
3 Paramol Infus Paracetamol

2. Penghapusan Obat
Tidak ada penghapusan obat dalam formularium rumah sakit pada tahun 2021

Rencana Tindak lanjut :


 Mengembangkan sistem pembuatan atau perumusan pemilihan obat yang
disepakati
 Memeriksa kembali kesesuaian formularium dengan DOEN
 Membuat kebijakan dan prosedur yang terkait dengan formularium secara
sistematis dan tertulis, kebijakan penambahan ataupun penghapusan obat
dalam daftar formularium, serta kebijakan yang terkait prosedur mengenai
penggunaan obat non-formularium.

2. PENGADAAN
Indikator : Berapa banyak obat dalam formularium yang tidak tersedia di farmasi?
Berikut daftar obat yang tidak tersedia dalam formularium Rumah Sakit :
N BULAN JUMLAH NAMA OBAT
O
1 April 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
2 Mei 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
3 Juni 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
4 Juli 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
5 Agustus 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin
6 September 5 Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin

Pengkajian
No Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
1 Belum ada poli khusus untuk TBC, sehingga belum Membuka poli TB DOTS
ada pengadaan dan permintaan obat TBC ke dinas dan melakukan
kesehatan pengadaan obat TBC ke
dinas kesehatan
2 Jarang ada pasien yang memerlukan obat tersebut Melakukan pengadaan
dalam jumlah sangat
sedikit.

3. PERESEPAN
Peresepan obat Non Formularium
Dari data yang diperoleh bulan April 2021 sampai bulan September 2021,
kesesuaian obat dengan formularium sebagai berikut :

N BULAN % KESESUAIAN
O FORMULARIUM
1 April 50%
2 Mei 50%
3 Juni 85%
4 Juli 90%
5 Agustus 95%
6 September 95%

Analisa Data :
Adanya peresepan obat yang tidak sesuai formularium disebabkan antara lain:
 Beberapa peresepan obat Non formularium yang tidak tersedia di unit farmasi,
segera dikonsultasikan ke DPJP untuk disubtitusi dengan obat Formularium yang
memiliki generik atau komposisi yang sama.
 Jika DPJP tidak menghendaki adanya subtitusi karena obat dibutuhkan secara
klinis, unit farmasi akan melakukan pengadaan cito ke apotek atau rumah sakit
rekanan yang sudah bekerjasama.

4. PENYIAPAN DAN PEYERAHAN


Indikator 1:Apakah pelayanan obat pasien rawat jalan dapat diberikan tepat waktu? (obat
non racikan < 20 menit, obat racikan < 1 jam)

N BULAN % Keterlambatan pelayanan %


O obat non racikan (>30 menit) keterlambatanpelayananobatracikan
dalam 1 bulan (> 1 jam) dalam 1 bulan
1 JANUARI 0% 0%
2 FEBRUARI 0% 0%
3 MARET 0% 0%
4 APRIL 0% 0%
5 MEI 0% 0%
6 JUNI 0% 0%
7 JULI 1% 1%
8 AGUSTUS 1% 1%
9 SEPTEMBER 0% 0%
10 OKTOBER

Analisa Data : Keterlambatan pelayanan obat terjadi pada beberapa bulan seperti pada
bulan Juli, Agustus. Pelayanan obat mengalami keterlambatan dikarenakan pada bulan
tersebut jumlah pasien meningkat sangat drastis dikarenakan pandemi Covid-19 saat itu
sedang pada grafik meningkat. Waktu tunggu obat menjadi lama dikarenakan semua
pelayanan resep rawat inap dan rawat jalan dilakukan di satu titik yaitu di Instalasi Farmasi.

Rencana tindak lanjut :


1) Jangka pendek : mengatur ulang shift jaga saat hari poli spesialis sore (Senin, Selasa,
Kamis, dan Jumat) dengan menambah jam kerja petugas farmasi (lembur)
2) Penambahan Tenaga farmasi meliputi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian, dan
mengusulkan didirikan depo farmasi rawat inap tersendiri agar pelayanan rawat jalan dapat
terfokus di satu depo farmasi, dan tidak menunda pelayanan pasien UGD dan Rawat inap.
Indikator 2 : Apakah obat pasien rawat inap sudah didispensing untuk setiap waktu minum
(UDD)?

Analisa : Penyiapan obat semua pasien rawat inap di Rumah Sakit Aminah Blitar,
disiapkan dengan metode UDD (unit dose dispensing). Obat disiapkan dan diberikan ke
pasien sesuai dengan waktu minum obat.

5. PENDIDIKAN dan PELATIHAN


Indikator :
Apakah staf di unit farmasi membutuhkan pendidikan dan/atau pelatihan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian?
Kajian :
kualifikasi Pendidikan Tenaga Farmasi di RSI Aminah Blitar sampai tahun 2021 sebagai
berikut:
NO NAMA PENDIDIKAN KET
1 Wahyu Kurniawati S.Farm., Apt Profesi apoteker
2 Nandea Zulfana Hendrawan, Profesi apoteker
S.Farm., Apt
3 Alik Almawadah S.Farm., Apt Profesi apoteker
4 Defi Eko Saputri, A.Md D III Farmasi
5 Elma Choirun Nisa, A.Md. Farm D III Farmasi
6 Yenny Rusmharti, A. Md. Farm DIII Farmasi Sedang melaksanakan program
pendidikan D3 Farmasi (UKOM
TTK)
7 Indah Winarni SMA
8 Prima Indah SMK Farmasi
9 Adi Tri Nugroho, A.Md. Farm D III Farmasi

10 Kharistya Roshida, A.Md. Farm D III Farmasi


11 Dwi Cristin Amalia, A.Md. Farm DIII Farmasi
12 Krisnafatul Khoimah SMK Farmasi
13 Eky Pebri Anasari SMK Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai