Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mahasiswa : Ignatius Henry Octavian


NIM : 042532388
Nama Mata Kuliah : Manajemen Risiko dan Asuransi
Kode Mata Kuliah : ADBI4211

1. Sebelum menguraikan urutan ketidakpastian dan risiko menurut penjelasan


ketidakpastian mengacu pada pengertian risiko yang tidak diperkirakan (unexpected risk)
sedangkan risiko adalah mengacu pada risiko yang diperkirakan (expected risk)

Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan dimana ada


beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang
berbeda. Tetapi, tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak
diketahui secara kuantitatif. Dengan demikian, ketidakpastian itu disebabkan karena
pengetahuan yang tidak sempurna (imperfect knowledge) dari manusia.

Ciri-ciri risiko dari ketidakpastian adalah:


a.       Tidak bisa diduga sebelumnya
b.      Sulit direncanakan
c.       Bersifat tiba-tiba
d.      Bisa digolongkan bencana alam

2. Ketidakpastian dan risiko yang paling relevan dan penting:


a. Bencana alam atau musibah yang bisa timbul kapan saja serta menimbulkan
dampak kerugian yang sangat besar, contoh peristiwa Tanah Longsor, Gempa
Bumi, Tsunami, atau yang sekarang sedang dialami oleh seluruh dunia yaitu
wabah COVID 19.
b. Kematian merupakan suatu hal yang pasti, namun kapan dan dimana dan
bagaimana adalah sesuatu yang tidak pasti. Dalam sebuah kepastian masih ada
ketidakpastian yang dapat menimbulkan kerugian baik secara fisik maupun non
fisik.
c. Bencana yang diakibatkan karena kelalaian manusia itu sendiri misalnya
kebakaran, kecelakaan.
d. Adanya kejahatan misalnya pencurian dll
e. Akibat perubahan teknologi
f. Inflasi dan deflasi
g. Risiko kesehatan, Gangguan pikiran atau stress secara psikologis
h. Risiko atas kerugian yang timbul karena perubahan kurs mata uang negara lain,
sehingga mengakibatkan kenaikan biaya dan harga barang
i. Kewajiban yang tidak dapat terpenuhi, banyak hutang
j. Akibat perubahan sosial, budaya dan politik
3. Analisis risiko kebakaran pabrik kembang api di kosambi tanggerang
Mulai dari ihwal sebab kebakaran terjadi, banyaknya jumlah pekerja anak,
kecaman terkait keselamatan kerja, bahkan dugaan bahwa pekerja terkunci di dalam
bangunan sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. Dari analisis kejadian merumuskan
beberapa kejanggalan terkait kebakaran di pabrik kembang api kawat tersebut.
Selain permasalahan pintu yang terkunci, polemik mengenai adanya korban yang
masih berusia di bawah umur muncul ke permukaan. Pada awalnya, polisi meyakini
tidak ada korban yang berusia di bawah umur. Namun, dari hasil identifikasi 48 korban
meninggal, tiga diantaranya adalah anak di bawah umur. Atas fakta ini kedua tersangka,
Indra dan Andri(pemilik pabrik), dijerat dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan pasal
74 juncto Pasal 183. Pasal tersebut juga menyebutkan ancaman penjara paling lama lima
tahun karena diduga mempekerjakan anak-anak.
Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siane Indriati
menuturkan kebanyakan dari korban kebakaran tersebut adalah perempuan dan anak-
anak. Berdasar wawancara dengan para korban yang selamat, Komnas HAM
menemukan sekitar 60% pekerja pabrik itu adalah perempuan dan anak-anak. Mereka
bertugas dalam hal pengemasan kembang api, yang memang membutuhkan ketelatenan.
Sementara pekerja laki-laki bekerja di bidang produksi.

Pelanggaran yang dilakukan perusahaan:


1.. Pihak perusahaan tidak meningkatkan pengawasan terhadap pekerjanya Dari
pendataan awal di lapangan yang di terima, kondisi pintu gerbang pabrik selalu terkunci.
Ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut juga tidak memiliki sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sebagaimana ditentukan pemerintah. Salah
satu ketentuan yang diatur dalam SMK3 adalah perusahaan harus mampu menanggulangi
kebakaran serta menyediakan akses jika terjadi kondisi kegawatdaruratan.
"Jika memang terjadi pelanggaran K3, pihak perusahaan harus bertanggung
jawab dan dikenai sanksi," tegas Menaker. Kepada para korban, pemerintah menjamin
terlaksananya pemberian hak-hak korban. Baik hak bagi ahli waris pekerja yang
meninggal, hak pengobatan bagi korban terluka maupun hak-hak lainnya. Di sisi lain
perusahaan juga harus bertanggung jawab.

2. Lokasi pabrik dekat pemukiman masyarakat Ini mencerminkan keselamatan kerja di


lingkungan kerja di Indonesia sangat rentan akan keselamatan kerja. Kenapa faktor
keselamatan kerja begitu tinggi di Indonesia? Karena kalau menurut data dari BPS, tahun
2015 ada enam orang meninggal dunia rata-rata akibat kecelakaan kerja setiap hari.
Dengan jumlah satu tahun itu sekitar 105.000 kecelakaan kerja,

Sumber :

1. ADBI 4211
2. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171026150144-20-251302/kronologi-
kebakaran-pabrik-kembang-api-tangerang

Anda mungkin juga menyukai