Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN TEKNIK PICTURE CUED STORYTELLING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING SISWA


KELAS XI-IPA DI MA MIFTAHUL ULUM BETTET
PAMEKASAN
Fujiono1, Khairuddin2
Universitas Madura1
Universitas Madura2
Fujionoku@gmail.com1
Khairuddin97a@gmail.com2

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
menemukan peningkatan kemampuan speaking siswa kelas XI IPA-A pada
semester genap, tahun pelajaran 2016/2017, dan siswa kelas XI IPA-B dan XI
IPA-C pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 di MA Miftahul Ulum
Bettet Pamekasan melalui penggunaan teknik Picture Cued Storytelling.
Disamping itu, penelitian ini juga menggambarkan proses belajar mengajar
tentang penggunaan teknik picture cued storytelling di kelas XI IPA MA Miftahul
Ulum Bettet Pamekasan.
Penelitian ini dilakasanakan didalam bentuk pre-riset dan post tes pada
siklus dengan mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, seperti tahap
perencanaan, tahap implementasi, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Data dari
hasil penelitian ini dikumpulkan melalui ceklis pengamatan, kuesioner, dan rubrik
penilaian speaking.
Dari hasil pengamatan dan kuesioner dapat disimpulkan bahwa siswa
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, mereka bisa menunjukkan minat
dan sikap percaya diri mereka terhadap materi speaking.
Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada peningkatan
kemampuan speaking siswa kelas XI IPA, hal ini dapat dilihat pada persentase
kesuksesan dan nilai rata-rata pada setiap siklus. Pada tahap pre-riset dijelaskan
bahwa nilai rata-rata KKM siswa kelas XI-IPA A adalah 61,44 dengan persentase
kesuksean 32%, sedangkan nilai rata-rata KKM siswa kelas XI-IPA B adalah 63,6
dengan persentase kesuksesan 36,66%, dan nilai rata-rata KKM siswa kelas XI-
IPA C adalah 66 dengan persentase kesuksesan 43,75%. Pada tahap siklus 1
dijelaskan bahwa nilai rata-rata KKM siswa kelas XI-IPA A adalah 75,04 dengan
persentase kesuksesan 76%, sedangkan nilai rata-rata KKM siswa kelas XI-IPA B
adalah 76 dengan persentase kesuksesan 76,66%, dan nilai rata-rata KKM siswa
kelas XI-IPA C adalah 70, 625 dengan persentase kesuksesan 53, 125%. Pada
tahap siklus 2 dijelaskan bahwa nilai rata-rata KKM siswa kelas XI IPA C adalah
76, 875 dengan persentase kesuksesan 84, 375%.
Berdasarkan data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan teknik
picture cued storytelling dapat meningkatkan kemampuan speaking siswa kelas
XI-IPA di MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.

150
151 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Kata Kunci: Teknik Picture Cued Storytelling, Kamampuan Speaking Siswa.

Abstract
This research is a classroom action research which aims to find the improvement
of students' speaking skill in class XI IPA-A in the even semester, academic year
2016/2017, and students of XI IPA-B and XI IPA-C in the odd semester of academic year
2017/2018 at MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan through the use of Picture Cued
Storytelling technique. In addition, this study also describes the process of teaching and
learning about the use of Picture Cued storytelling technique in the class of XI IPA at MA
Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.
This research is carried out in the form of pre-research and post test in the cycle
by following class action research procedure, such as planning stage, implementation
stage, observation stage, and reflection stage. Data from the results of this study were
collected through observation checklist, questionnaire, and rubric of scoring speaking
skill.
From the results of observations and questionnaires can be concluded that
students followed the process of teaching and learning well. Moreover, they can show
interest and their self-confidence toward speaking materials.
The results of this study also shows that there is an increase in speaking skills of
students of class XI IPA, this can be seen in the percentage of success and the average
score in each cycle. In the pre-research stage it is explained that the average score of
students of class XI-IPA A is 61.44 with the percentage of success of 32%, while the
average score of students of class XI-IPA B is 63.6 with the success percentage of 36.66
%, and the average score of students of grade XI-IPA C is 66 with a success percentage
of 43.75%. In the first cycle stage, it is explained that the average score of students of
class XI-IPA A is 75.04 with the percentage of success of 76%, while the average score
of students of class XI-IPA B is 76 with the percentage of success of 76.66%, and the
average value score of students class XI-IPA C is 70.625 with the success percentage of
53.125%. At the second cycle stage, it is explained that the average score of students of
grade XI IPA C is 76.875 with a success percentage of 84.375%.
Based on the above data, the researcher concludes that the use of picture cued
storytelling technique can improve speaking ability of XI-IPA students in MA Miftahul
Ulum Bettet Pamekasan.
Keywords: Picture Cued Storytelling Techniques, Student Speaking Skills.

PENDAHULUAN wajib mulai dari SMP. Hal ini berarti


Bahasa adalah alat siswa lulusan SMA telah belajar
komunikasi. Setiap orang harus dapat bahasa Inggris selama enam tahun
berkomunikasi atau berbicara secara (Mistar, 2012: 22).
baik, karena kemampuan berbicara Menurut Akhyak &
memiliki peran penting bagi Indramawan (2013: 19) “Siswa
perkembangan intelektual, sosial, Indonesia yang belajar bahasa
dan emosional didalam masyarakat. Inggris diharapkan mampu
Di Indonesia, bahasa Inggris berkomunikasi secara fasih dan
diajarkan sebagai mata pelajaran
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 152

akurat berdasarkan pada konteks Disamping itu, mereka memiliki


sosial”. motivasi rendah sehingga
Untuk menguasai bahasa menyebabkan mereka kurang aktif
Inggris, siswa disarankan menguasai didalam pembelajaran bahasa Ingris.
empat skills, diantaranya; Mereka juga kurang memiliki sikap
kemampuan mendengarkan, percaya diri untuk mempraktekkan
berbicara, membaca, dan menulis. speaking di depan kelas. Hal itu
Tapi, hampir semua orang dari terjadi karena mereka tidak terbiasa
berbagai negara sudah menggunakan berlatih speaking dengan teman
bahasa Inggris sebagai alat mereka.
komunikasi internasional. Masalah yang sama juga
Menurut Ardianto (2014: dihadapi oleh siswa kelas XI-IPA di
226), ketika peneliti memberikan tes MA Miftahul Ulum Bettet
oral kepada siswa, peneliti Pamekasan, ketika peneliti
menemukan bahwa siswa SMAN 1 melakukan pre-riset dengan
Malang, kelas XI-IPA 2, memiliki mewawancarai guru bahasa Inggris,
kemampuan speaking yang masih memberi siswa tes speaking dan
rendah. Rata-rata speaking mereka kuesioner. Mereka merasa bahwa
adalah 72,76. Skor ini tidak materi speaking itu sulit, hal ini
memenuhi kriteria ketuntasan disebabkan karena mereka memiliki
pembelajaran bahasa inggris. kosakata yang terbatas, pengucapan
Setidaknya mereka harus mencapai dan tatabahasa mereka kurang baik,
kriteria ketuntasan minimum 78. Ada sehingga mereka tidak percaya diri
beberapa faktor yang menyebabkan untuk mempraktekkan speaking
mereka mengalami kesulitan ketika mereka didepan kelas. Dari
speaking didalam atau diluar kelas, pernyataan diatas dapat disimpulkan
seperti kesulitan didalam bahwa kemampuan speaking siswa
mendapatkan ide. Selain itu, mereka kelas XI-IPA masih rendah dan di
masih bingung menggunakan bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
tatabahasa yang benar. Mereka Minimum). KKM bahasa Inggris
sering menggunakan present tense untuk siswa kelas XI-IPA di MA
untuk mengekspresikan kegiatan Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
masa lalu mereka.
153 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

adalah 76 dan sebagian besar siswa Cued Storytelling untuk


mendapatkan skor di bawah 76. Meningkatkan Kemampuan Speaking
Untuk mengatasi masalah Siswa Kelas XI-IPA di MA Miftahul
diatas, peneliti harus menemukan Ulum Bettet Pamekasan”.
sebuah teknik yang bisa membuat Adapun tujuan dari penelitian
mereka mampu berbicara bahasa ini adalah menjelaskan bagaimana
Inggris dengan fasih dan akurat. Jadi, penggunaan teknik picture cued
peneliti berasumsi bahwa salah satu storytelling bisa meningkatkan
teknik yang menarik dan mampu kemampuan speaking siswa kelas
membuat siswa memiliki XI-IPA di MA Miftahul Ulum Bettet
kemampuan speaking yang lebih Pamekasan (semester genap, tahun
bagus adalah “Picture Cued pelajaran 2016/2017 dan semester
Storytelling”. Picture cued ganjil, tahun pelajaran 2017/2018).
storytelling diharapkan menarik dan
menghibur siswa sehingga siswa METODE
memiliki motivasi tinggi untuk Peneliti menerapkan
meningkatkan kemampuan speaking Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
mereka. “Penelitian Tindakan Kelas untuk
Menurut Brown (2004: 180), pembelajaran bahasa Inggris
salah satu teknik yang paling umum bertujuan untuk mengembangkan
untuk memunculkan produksi lisan strategi pembelajaran inovatif yang
adalah melalui gambar secara visual, dapat membantu meningkatkan
foto, diagram, dan grafik. Kami telah keberhasilan pembelajaran bahasa
melihat perangkat elisitasi ini untuk Inggris siswa” (Latif, 2011: 145).
tugas-tugas intensif, tetapi pada Berdasarkan penelitian
tingkat ini kita menganggap gambar tersebut, peneliti fokus terhadap
atau serangkaian gambar sebagai Penggunaan Teknik Picture Cued
stimulus untuk sebuah cerita atau Storytelling untuk Meningkatkan
gambaran yang lebih panjang. Kemampuan Speaking Siswa Kelas
Berdasarkan situasi diatas, peneliti XI-IPA di MA Miftahul Ulum Bettet
merasa tertarik untuk melakukan Pamekasan. Oleh karena itu, peneliti
sebuah penelitian dengan menggunakan rancangan Penelitian
judul“Penggunaan Teknik Picture Tindakan Kelas.
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 154

Penelitian Tindakan Kelas menggunakan teknik yang disertai


melibatkan siklus yang diulang, dengan strategi penerapannya bisa
setiap siklus berisi tahap membantu siswa mengungkapkan
perencanaan, tahap implementasi, ide, pikiran, perasaan, dan emosinya
tahap pengamatan, dan tahap ketika mempraktekkan speaking di
refleksi. kelas.
Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, Merancang Rencana Pelaksanaan
peneliti menyiapkan strategi Pembelajaran (RPP)
pembelajaran dengan menggunakan Untuk membuat rencana
picture cued storytelling untuk pelaksanaan pembelajaran (RPP)
meningkatkan kemampuan speaking. terlebih dahulu harus disesuaikan
Strategi tersebut kemudian dengan materi yang akan diajarkan.
dirumuskan dalam rencana Setelah itu, peneliti membuat
pelaksanaan pembelajaran (RPP) rencana pelaksanaan pembelajaran
yang berisi langkah-langkah yang mencakup identitas RPP,
pembelajaran, dilengkapi dengan standar kompetensi, kompetensi
bahan ajar dan media pembelajaran, dasar, indikator, tujuan
menyediakan penilaian atau pembelajaran, materi pembelajaran,
instrumen pengumpulan data dan metode pembelajaran, sumber dan
kriteria keberhasilan pembelajaran media pembelajaran,
speaking siswa. kegiatan/langkah-langkah
Merancang Strategi Pembelajaran pembelajaran, dan penilaian.
Berdasarkan data yang Menentukan Kriteria
diambil dari pre-riset, peneliti harus Keberhasilan PTK
merancang strategi pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas
yang cocok untuk mengatasi masalah (PTK) dianggap selesai apabila hasil
yang telah dipilih melalui kajian penelitian sudah mencapai target
sumber pustaka atau diskusi dengan keberhasilan baik berupa prestasi
teman sejawat. Hasil dari kajian akademik maupun atmosfir
tersebut berupa teknik Picture Cued akademik yang menunjang. Kriteria
Storytelling disertai dengan strategi keberhasilan PTK disajikan dalam
penerapannya, mereka yakin dengan bentuk tabel sebagai berikut:
155 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Kriteria
Sumber Data Instrumen Penilaian
Keberhasilan
Nilai KKM (76) Hasil kemampuan speaking Rubrik penilaian speaking
siswa
Siswa merespon Komentar siswa terhadap Kuesioner
proses belajar- proses belajar-mengajar
mengajar dengan
positif
Siswa termotivasi Keterlibatan atau partisipasi Ceklis Pengamatan
selama proses belajar- siswa selama proses belajar-
mengajar mengajar

Agar bisa menilai kemampuan meminta mereka menjelaskan sebuah


speaking siswa kelas XI-IPA A, XI- gambar tersebut, kemudian peneliti
IPA B, dan XI-IPA C di MA mulai meninjau materi tentang teks
Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, cerita mulai dari pengertian teks
peneliti menggunakan rubrik cerita, generic structure dan
penilaian yang diambil dari buku language features yang ada di teks
“Testing English as a Second tersebut. Kemudian, peneliti
Language” by Harris dan memberikan siswa teks cerita baik
diformulasikan dengan (MGMPS ). fiksi maupun non fiksi, dan meminta
Agar bisa mengetahui respon siswa untuk membacanya.
positif dari siswa dan motivasi siswa Selanjutnya, peneliti memberikan
selama proses belajar-mengajar, siswa kesempatan untuk
peneliti memberikan siswa kuesioner menceritakan secara singkat isi teks
dan ceklis observasi. tersebut.
Tahap Implementasi Pertemuan kedua akan
Pada tahap ini, peneliti dilaksanakan pada tanggal 4 April
mengimplementasikan rencana 2017. Peneliti akan meninjau materi
pelaksanaan pembelajaran yang yang dibahas sebelumnya secara
membutuhkan 5 kali pertemuan singkat. Kemudian, peneliti
dengan 2 x 45 menit per-meeting. memberikan siswa kesempatan untuk
Pertemuan pertama akan bertanya mengenai teks cerita itu.
dilaksanakan pada tanggal 3 April Setelah itu, peneliti meminta siswa
2017, peneliti memberikan sebuah untuk membentuk kelompok,
gambar/one picture cued task dan masing-masing kelompok terdiri dari
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 156

5 siswa. Peneliti akan memberikan serangkaian gambar (picture cued


teks cerita baik fiksi maupun non storytelling) di depan kelas. Setelah
fiksi yang memiliki topik berbeda- itu, peneliti akan meminta kelompok
beda, diantaranya; 1.The Legend of lain untuk memberikan beberapa
Tangkuban Perahu, 2.The accident pertanyaan atau komentar kepada
on the road, 3.The Legend of Malin siswa yang menceritakan
Kundang, 4. A snack in the room , serangkaian gambar (picture cued
5.The Story of Toba Lake. storytelling) di depan kelas. Di akhir
Selanjutnya, semua kelompok sesi, peneliti akan menyimpulkan
diminta untuk menuliskan kembali materi dan meminta siswa untuk
isi cerita tersebut secara singkat. Jika melatih speaking mereka di
sudah selesai, peneliti akan meminta rumahnya.
siswa untuk memberikan hasil Pertemuan kelima akan
tugasnya. dilaksanakan pada tanggal 18 April
Pertemuan ketiga akan 2017. Peneliti akan memberikan
dilaksanakan pada tanggal 10 April siswa sebuah kesempatan untuk
2017. Setelah peneliti mengoreksi mempraktekkan speaking mereka
hasil tugas siswa, peneliti dengan menggunakan picture cued
memberikan kembali hasil tugas storytelling dengan kelompok
mereka. Kemudian, peneliti berlanjut mereka masing-masing dan meminta
pada sesi berikutnya dengan mereka saling mengoreksi
mengenalkan siswa serangkain kelemahan speakingnya. Setelah itu,
gambar cerita (picture cued peneliti melatih pengucapan siswa.
storytelling) yang mengarah kepada Kemudian, peneliti akan
cerita fiksi maupun non fiksi, peneliti mengumumkan bahwa tes speaking
menjelaskan dan menceritakan salah dengan menggunakan teknik picture
satu dari serangkaian gambar cerita cued storytelling akan dilaksanakan
tersebut (picture cued storytelling). pada pertemuan selanjutnya yaitu
Pertemuan keempat akan pada tanggal 24 April 2017.
dilaksanakan pada tanggal 11 April
2017. Peneliti akan meminta salah Tahap Pengamatan
satu siswa dari masing-masing Tahap observasi adalah
kelompok untuk menceritakan kegiatan pengumpulan data. Untuk
157 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

mengumpulkan data, tim peneliti kriteria keberhasilan belum tercapai,


akan mengamati proses pembelajaran maka akan dilakukan revisi dan
speaking di kelas. Ada dua jenis data lanjut ke siklus berikutnya sampai
yang akan dikumpulkan, yaitu data kriteria keberhasilan penelitian
berupa angka dan verbal. Data tindakan kelas tercapai.
berupa angka akan diperoleh dari
kemampuan speaking siswa yang HASIL PENELITIAN
diamati dengan test, sedangkan data Dibagian ini, peneliti fokus
verbal akan diperoleh dari minat pada hasil Penelitian. Di pre-riset,
siswa terhadap penggunaan picture peneliti telah melakukan
cued storytelling di dalam kelas wawancara dengan guru bahasa
speaking yang diamati dengan Inggris kelas XI IPA serta
angket/kuesioner, dan suasana kelas memberikan siswa speaking test
yang dapat diamati dengan ceklis dan kuesioner untuk mengetahui
pengamatan selama proses kemampuan speaking siswa serta
pembelajaran speaking di kelas. respon siswa terhadap pelajaran
bahasa Inggris khususnya tentang
Tahap Refleksi materi speaking.
Data yang telah diperoleh Dari hasil wawancara dapat
selama tahap pengamatan akan disimpulkan bahwa siswa (kelas XI
dikumpulkan dan dianalisis IPA A pada semester genap tahun
berdasarkan jenis data. Data berupa pelajaran 2016/2017 dan kelas XI
angka yang berhubungan dengan tes IPA-B dan XI IPA-C pada semester
kemampuan speaking siswa, maupun ganjil tahun pelajaran 2017/2018)
data verbal yang berhubungan merasa bahwa materi speaking itu
dengan sikap atau minat siswa sulit. Hal ini disebabkan karena
selama pembelajaran speaking akan mereka memiliki kosakata yang
dianalisis dengan menggunakan terbatas, pengucapan dan tatabahasa
persentase. Apabila hasil analisis mereka kurang baik, sehingga
menunjukkan bahwa kriteria mereka tidak percaya diri untuk
keberhasilan tercapai, maka peneliti mempraktekkan speaking mereka
akan melaporkan hasil penelitiannya didepan kelas.
berupa tesis atau artikel ilmiah, jika
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 158

Disamping hasil kuesioner Minimum). KKM bahasa Inggris


dan wawancara juga didukung untuk siswa kelas XI-IPA di MA
dengan adanya nilai kemampuan Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
speaking siswa bahwa speaking adalah 76 dan sebagian besar siswa
siswa masih rendah dan di bawah mendapatkan skor di bawah 76.
KKM (Kriteria Ketuntasan
Berikut hasil speaking test pada pre-riset kelas XI IPA-A

Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai dibawah nilai KKM/76 nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

25 17 6 2 32% 61,44 76

Berikut hasil speaking test pada pre-riset kelas XI IPA-B


Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai dibawah nilai KKM/76 nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

30 19 9 2 36,66 % 63,6 76

Berikut hasil speaking test pada pre-riset kelas XI IPA-C


Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai dibawah nilai KKM/76 nilai diatas rata
159 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

KKM/<76 KKM/>76

32 18 12 2 43,75% 66 76

dari hasil penelitian diatas dapat Peneliti merancang sebuah


disimpulkan bahwa sebagian besar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
siswa MA Miftahul Ulum Bettet (RPP) yang mencakup Standart
Pamekasan memiliki masalah Kompetensi, Kompetensi Dasar,
kemampuan speaking skill. Salah Indikator, Tujuan Pembelajaran,
satu cara untuk mengatasi masalah Materi, Metode Pengajaran,
tersebut, peneliti menggunakan Aktivitas Belajar-Mengajar, Sumber
teknik picture cued storytelling. dan Media, dan Penilaian.
Teknik ini diimplementasikan Disamping itu, peneliti menyediakan
melalui Penelitian Tindakan Kelas. ceklis pengamatan dan Rubrik
Ada beberapa tahapan Penilaian untuk mengumpulkan data.
didalam Penelitian Tindakan Kelas, Didalam penelitian ini, peneliti
yaitu: 1. Tahap Perencanaan, 2. dibantu oleh teman sejawat atau guru
Tahap Implementasi,3. Tahap bahasa inggris MA Miftahul Ulum
Pengamatan, 4. Tahap Refleksi. Bettet yang berperan sebagai
Berikut penjelasan siklus Penelitian pengamat untuk memberikan sebuah
Tindakan Kelas: evaluasi terhadap kegiatan belajar-
mengajar dengan menggunakan
Siklus 1 ceklis pengamatan.
Pada bagian ini, peneliti
mendiskusikan hasil penelitian Tahap Implementasi
selama siklus ke 1 melalui tahap Pertemuan pertama
perencanaan, tahap implementasi, dilaksanakan pada tanggal 03 April
tahap pengamatan, dan tahap 2017, peneliti memberikan sebuah
refleksi. gambar/one picture cued task dan
Tahap Perencanaan meminta mereka menjelaskan sebuah
gambar tersebut, kemudian peneliti
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 160

mulai meninjau materi tentang teks selesai, peneliti meminta siswa untuk
cerita mulai dari pengertian teks memberikan hasil tugasnya.
cerita, generic structure dan Pertemuan ketiga
language features yang ada di teks dilaksanakan pada tanggal 10 April
tersebut. Kemudian, peneliti 2017. Setelah peneliti mengoreksi
memberikan siswa teks cerita baik hasil tugas siswa, peneliti
fiksi maupun non fiksi, dan meminta memberikan kembali hasil tugas
siswa untuk membacanya. mereka. Kemudian, peneliti berlanjut
Selanjutnya, peneliti memberikan pada sesi berikutnya dengan
siswa kesempatan untuk mengenalkan siswa serangkain
menceritakan secara singkat isi teks gambar cerita (picture cued
tersebut. storytelling) yang mengarah kepada
Pertemuan kedua cerita fiksi maupun non fiksi, peneliti
dilaksanakan pada tanggal 04 April menjelaskan dan menceritakan salah
2017. Peneliti sudah meninjau materi satu dari serangkaian gambar cerita
yang dibahas sebelumnya secara tersebut (picture cued storytelling).
singkat. Kemudian, peneliti Pertemuan keempat
memberikan siswa kesempatan untuk dilaksanakan pada tanggal 11 April
bertanya mengenai teks cerita itu. 2017. Peneliti sudah meminta salah
Setelah itu, peneliti meminta siswa satu siswa dari masing-masing
untuk membentuk kelompok, kelompok untuk menceritakan
masing-masing kelompok terdiri dari serangkaian gambar (picture cued
5 siswa. Peneliti memberikan teks storytelling) di depan kelas. Setelah
cerita fiksi maupun non fiksi yang itu, peneliti meminta kelompok lain
memiliki topik berbeda-beda, untuk memberikan beberapa
diantaranya; 1.The Legend of pertanyaan atau komentar kepada
Tangkuban Perahu, 2.The accident siswa yang menceritakan
on the road, 3.The Legend of Malin serangkaian gambar (picture cued
Kundang, 4. A huge Snack, 5.The storytelling) di depan kelas. Di akhir
Story of Toba Lake. Selanjutnya, sesi, peneliti menyimpulkan materi
semua kelompok diminta untuk dan meminta siswa untuk melatih
menuliskan kembali isi cerita speaking mereka di rumahnya.
tersebut secara singkat. Jika sudah
161 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Pertemuan kelima pertanyaan dan jawaban, 25 siswa


dilaksanakan pada tanggal 18 April (100%) mengikuti speaking test di
2017. Peneliti sudah memberikan kelas.
siswa sebuah kesempatan untuk Berdasarkan hasil ceklis
mempraktekkan speaking mereka pengamatan di kelas XI IPA-B,
dengan menggunakan picture cued peneliti dan pengamat menemukan
storytelling dengan kelompok 25 siswa (83%) memperhatikan
mereka masing-masing dan meminta kegiatan belajar-mengajar di kelas,
mereka saling mengoreksi 24 siswa (80%) merespon instruksi
kelemahan speakingnya. Setelah itu, dari guru, 26 siswa (87%) yang aktif
peneliti melatih pengucapan siswa. berpartisipasi didalam tugas
Kemudian, peneliti mengumumkan kelompok, 14 siswa (47) yang aktif
bahwa tes speaking dengan memberikan pertanyaan dan
menggunakan teknik picture cued jawaban, 30 siswa (100%) mengikuti
storytelling akan dilaksanakan pada speaking test di kelas.
pertemuan selanjutnya yaitu pada Berdasarkan hasil ceklis
tanggal 24 April 2017. pengamatan di kelas XI IPA-C,
peneliti dan pengamat menemukan
Tahap Pengamatan 23 siswa (71%) memperhatikan
Pada tahap ini, pengamat atau kegiatan belajar-mengajar di kelas,
teman sejawat dan peneliti 24 siswa (75%) merespon istruksi
bekerjasama mengamati kegiatan dari guru, 24 siswa (75%) yang aktif
belajar-mengajar di kelas. berpartisipasi didalam tugas
Berdasarkan hasil ceklis kelompok, 17 siswa (53%) yang aktif
pengamatan di kelas XI-IPA-A, memberikan pertanyaan dan
peneliti dan pengamat telah jawaban, 32 siswa (100%) mengikuti
menemukan 20 siswa (80%) speaking test di kelas.
memperhatikan kegiatan belajar- Berdasarkan seluruh hasil
mengajar di kelas, 18 siswa (72%) pengamatan diatas dapat disimpulkan
merespon instruksi dari guru, 19 bahwa setiap proses belajar-mengajar
siswa (76%) yang aktif berpartisipasi berjalan dengan baik. Namun proses
didalam tugas kelompok, 15 siswa belajar mengajar di kelas XI IPA C
(60%) yang aktif memberikan
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 162

dinilai kurang efektif sehingga harus kemampuan speaking siswa di pre-


dilanjutkan ke siklus 2. riset kecuali speaking siswa kelas XI
Sedangkan berdasarkan nilai IPA C, hal ini dapat digambarkan
kemampuan speaking siswa di siklus melalui tabel berikut:
1 lebih baik dari pada nilai
Berikut hasil speaking test pada siklus 1, kelas XI IPA-A
Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai dibawah nilai KKM/76 nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

76%
25 6 9 10 75,04 76

Berikut hasil speaking test pada siklus 1, kelas XI IPA-B


Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai dibawah nilai KKM/76 nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

76,66%
30 7 11 12 76 76

Berikut hasil speaking test pada siklus 1, kelas XI IPA-C


Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai KKM/76
nilai dibawah nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

53, 125%
32 15 11 6 70, 625 76
163 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Jadi, hasil tes kemampuan Storytelling mampu meningkatkan


speaking siswa pada siklus 1 kemampuan speaking siswa kelas
meningkat dari pada nilai XI.IPA-A, XI.IPA-B/memenuhi nilai
kemampuan speaking siswa pada KKM (76), disamping itu juga siswa
pre-riset kecuali kelas XI IPA C, hal dapat merespon proses belajar-
ini disebabkan karena kemampuan mengajar dengan positif, siswa juga
speaking siswa kelas XI IPA C termotivasi selama proses belajar-
masih rendah. mengajar, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya Insturmen Penilaian
Tahap Refleksi baik berupa Rubrik Penilaian
Peneliti dan pengamat Speaking maupun Ceklis
melakukan refleksi atau evaluasi Pengamatan, hanya saja kelas XI
terhadap pembelajaran speaking di IPA C yang belum mencapai target
kelas dengan membandingkan KKM karena kemampuan speaking
kegiatan pre-riset dan post test pada mereka masih rendah. Dari hasil
siklus 1. Dari hasil wawancara, penelitian pada siklus 1 dapat
kuesioner, dan nilai speaking siswa dinyatakan bahwa Penelitian
kelas XI.IPA-A, kelas XI.IPA-B, dan Tindakan Kelas untuk kelas XI IPA
kelas XI-IPA C di pre-riset dapat A dan XI IPA B sudah memenuhi
disimpulkan bahwa mereka memiliki kriteria keberhasilan sehingga tidak
kosakata yang terbatas, pengucapan perlu dilanjutkan ke siklus
dan tatabahasa mereka kurang baik, berikutnya (siklus 2). Sedangkan
sehingga mereka tidak percaya diri untuk kelas IX IPA C perlu diadakan
untuk mempraktekkan speaking siklus ke 2 karena belum mencapai
mereka didepan kelas. Atas dasar itu, target KKM.
peneliti dan pengamat bekerjasama
untuk mengatasi masalah Siklus 2
kemampuan speaking siswa dan Pada bagian ini, peneliti
atmosfer kelas dengan menggunakan menjelaskan hasil penelitian selama
sebuah teknik serta berbagai strategi siklus ke 2 pada kelas XI IPA C
penggunaan picture cued stroytelling melalui tahap perencanaan, tahap
di kelas speaking. Dengan implementasi, tahap pengamatan,
penggunaan Teknik Picture Cued dan tahap refleksi.
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 164

Oktober 2017 . Peneliti memberikan


Tahap Perencanaan siswa rangkain gambar cerita.
Peneliti tetap merancang Setelah itu, peneliti meminta siswa
sebuah Rencana Pelaksanaan untuk menjelaskan serangkain
Pembelajaran (RPP) yang mencakup gambar tersebut.
Standart Kompetensi, Kompetensi Pertemuan ketiga
Dasar, Indikator, Tujuan dilaksanakan pada tanggal 10
Pembelajaran, Materi, Metode Oktober 2017.
Pengajaran, Aktivitas Belajar- Peneliti menjelaskan siswa materi
Mengajar, Sumber dan Media, dan narrative text beserta contoh cerita
Penilaian. Disamping itu, peneliti dengan menggunakan serengkaian
menyediakan ceklis pengamatan, gambar, kemudian meminta siswa
kuesioner dan Rubrik Penilaian untuk membentuk kelompok,
untuk mengumpulkan data. Didalam masing-masing kelompok terdiri dari
penelitian ini, peneliti dibantu oleh 5 siswa. Peneliti memberikan teks
teman sejawat atau guru bahasa cerita fiksi yang memiliki topik
inggris MA Miftahul Ulum Bettet berbeda-beda, diantaranya; 1.The
yang berperan sebagai pengamat Legend of Tangkuban Perahu, 2.
untuk memberikan sebuah evaluasi Snow White’s Story, 3.The Legend of
terhadap kegiatan belajar-mengajar Malin Kundang, 4. The Legend of
pada kelas XI IPA C dengan Surabaya, 5.The Story of Toba Lake.
menggunakan ceklis pengamatan. Selanjutnya, semua kelompok
diminta untuk menuliskan kembali
Tahap Implementasi isi cerita tersebut secara singkat. Jika
Pertemuan pertama sudah selesai, peneliti meminta siswa
dilaksanakan pada tanggal 03 untuk memberikan hasil tugasnya.
Oktober 2017, peneliti memberikan Pertemuan keempat
sebuah gambar/one picture cued task dilaksanakan pada tanggal 11
melalui LCD Projector dan meminta Oktober 2017. Peneliti meminta
mereka menjelaskan sebuah gambar salah satu siswa dari masing-masing
tersebut. kelompok untuk menceritakan
Pertemuan kedua serangkaian gambar (picture cued
dilaksanakan pada tanggal 04 storytelling) di depan kelas. Setelah
165 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

itu, guru mengomentari speaking bekerjasama mengamati kegiatan


siswa tersebut. Di akhir sesi, peneliti belajar-mengajar di kelas.
menyimpulkan materi dan meminta Berdasarkan hasil ceklis
siswa untuk melatih speaking mereka pengamatan di kelas XI IPA-C,
di rumahnya. peneliti dan pengamat menemukan
Pertemuan kelima 27 siswa (84%) memperhatikan
dilaksanakan pada tanggal 17 kegiatan belajar-mengajar di kelas,
Oktober 2017. Peneliti menjelaskan 25 siswa (78%) merespon istruksi
kembali materi narrative, kemudian dari guru, 29 siswa (91%) yang aktif
memberikan kesempatan kepada berpartisipasi didalam tugas
siswa untuk bertanya, setelah itu kelompok, 18 siswa (56%) yang aktif
guru memberikan siswa sebuah memberikan pertanyaan dan
kesempatan untuk mempraktekkan jawaban, 32 siswa (100%) mengikuti
speaking mereka dengan speaking test di kelas.
menggunakan picture cued Berdasarkan hasil
storytelling. pengamatan diatas dapat disimpulkan
Pertemuan keenam, ketujuh, bahwa setiap proses belajar-mengajar
dan kedelapan dilaksanakan pada berjalan dengan baik. Sedangkan
tanggal 18, 24, 25 Oktober 2017. berdasarkan nilai kemampuan
Peneliti memberikan siswa speaking speaking siswa kelas XI IPA C pada
test. siklus kedua lebih meningkat
dibandingkan pada siklus kesatu , hal
Tahap Pengamatan ini dapat digambarkan melalui table
Pada tahap ini, pengamat atau berikut:
teman sejawat dan peneliti
Berikut hasil speaking test pada siklus 2, kelas XI IPA-C
Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa yang Persentase Nilai Nilai
Siswa mendapatkan mendapatkan mendapatkan Sukses Rata- Lulus
nilai KKM/76
nilai dibawah nilai diatas rata
KKM/<76 KKM/>76

84, 375%
32 5 13 14 76, 875 76
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 166

Tahap Refleksi Tindakan Kelas untuk kelas XI IPA


Peneliti dan pengamat C sudah memenuhi kriteria
melakukan refleksi atau evaluasi keberhasilan atau sudah mencapai
terhadap pembelajaran speaking di target KKM.
kelas XI IPA C dengan DISKUSI
membandingkan kegiatan speaking Berdasarkan nilai
test pada siklus 1. Dari hasil kemampuan speaking siswa di pre-
speaking siswa kelas XI-IPA C di riset pada kelas XI-IPA A bahwa 6
siklus 1 dapat disimpulkan bahwa siswa mendapakan nilai KKM (76),
kosakata mereka masih terbatas, 2 siswa mendapatkan diatas KKM
pengucapan dan tatabahasa mereka (>76) dan 17 siswa mendapatkan
juga belum bagus, mereka tidak skor dibawah KKM (<76).
percaya diri untuk mempraktekkan Sedangkan di kelas XI-IPA B
speaking mereka didepan kelas menunjukkan 9 siswa mendapatkan
sehingga kegiatan pembelajaran nilai KKM (76), 2 siswa
speaking di kelas kurang efektif. mendapatkan nilai diatas KKM (>76)
Atas dasar itu, peneliti dan pengamat dan 19 siswa mendapatkan skor
bekerjasama untuk mengatasi dibawah KKM (<76). Sedangkan di
masalah kemampuan speaking siswa kelas XI-IPA C menunjukkan bahwa
dan atmosfer kelas dengan sedikit 12 siswa mendapatkan nilai KKM
mengubah strategi penggunaan (76), 2 siswa mendapatkan nilai lebih
picture cued stroytelling di kelas dari KKM (>76), dan 18 siswa
speaking. Dengan sedikit merubah mendapatkan skor dibawah KKM
strategi penggunaan Teknik Picture (<76).
Cued Storytelling siswa dapat Hal itu menunjukkan bahwa
merespon proses belajar-mengajar rata-rata nilai kemampuan speaking
dengan positif, siswa juga siswa masih dibawah standard nilai
termotivasi selama proses belajar- KKM. Oleh karena itu, peneliti dan
mengajar, hal ini dapat dibuktikan teman sejawat memutuskan untuk
dengan adanya Insturmen Penilaian melanjutkan hasil pre-riset tersebut
baik berupa Rubrik Penilaian ke siklus berikutnya (siklus 1).
maupun Ceklis Pengamatan dapat
dinyatakan bahwa Penelitian
167 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Pada siklus 1, peneliti dan 13 siswa mendapatkan nilai KKM


teman sejawat menemukan hasil (76), 14 siswa mendapatkan nilai
kemampuan speaking siswa jauh diatas KKM (>76), dan 5 siswa
lebih baik dari pada sebelumnya, di mendapatkan skor dibawah KKM
kelas XI-IPA A ditemukan sebanyak (<76), hal ini menunjukkan 84,
9 siswa mendapatkan nilai KKM 375% siswa mencapai persentase
(76), 10 siswa mendapatkan nilai kesuksesan nilai speaking.
diatas KKM (>76), dan 6 siswa Berdasarkan diskusi diatas
mendapatkan skor dibawah KKM telah menunjukkan bahwa rata-rata
(<76), hal ini menunjukkan 76% nilai kemampuan speaking siswa
siswa mencapai persentase mencapai Target Kriteria Sukses.
kesuksesan nilai speaking. Berdasarkan temuan
Sedangkan di kelas XI-IPA B penelitian dari proses belajar-
ditemukan bahwa sebanyak 11 siswa mengajar di siklus 1 dan 2, peneliti
mendapatkan nilai KKM (76), 12 menemukan instruksional strategi
siswa mendapatkan nilai diatas KKM atau strategi pembelajaran bahasa
(>76), dan 7 siswa mendapatkan skor Inggris dengan penggunaan teknik
dibawah KKM (<76), hal ini Picture Cued Storytelling untuk
menunjukkan 76, 66% mengatasi masalah speaking siswa
siswa mencapai persentase kelas IX-IPA, beberapa diantaranya:
kesuksesan nilai speaking. 1. Memberikan siswa brainstorming
Sedangkan di kelas XI-IPA C activity sebelum proses belajar-
ditemukan bahwa sebanyak 11 siswa mengajar
mendapatkan nilai KKM (76), 6 dimulai.
siswa mendapatkan nilai diatas KKM 2. Memberikan siswa contoh one
(>76), dan 15 siswa mendapatkan picture cued task melalui LCD
skor dibawah KKM (<76), hal ini Projector
menunjukkan 53, 125% siswa 3. Meminta siswa untuk
mencapai persentase kesuksesan nilai menggambarkan one picture cued
speaking, sehingga hal ini perlu task
dilanjutkan ke siklus 2. 4. Menjelaskan materi narrative text
Pada siklus kedua kelas XI kepada siswa
IPA C ditemukan bahwa sebanyak
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 168

5. Memberikan siswa serangkain Pada tahap siklus 1 dijelaskan


gambar/picture cued storytelling bahwa nilai rata-rata KKM siswa
tentang cerita narrative. kelas XI-IPA A adalah 75,04 dengan
6. Memberikan siswa game tentang persentase kesuksesan 76%,
menempel kalimat berdasarkan sedangkan nilai rata-rata KKM siswa
serangkain gambar. kelas XI-IPA B adalah 76 dengan
7. Meminta siswa untuk membentuk persentase kesuksesan 76,66%,
kelompok sedangkan nilai rata-rata KKM siswa
8. Memberikan siswa tugas kelas XI-IPA C adalah 70, 625
serangkaian gambar atau picture dengan persentase kesuksesan 53,
cued storytelling 125%.
9. Meminta siswa menceritakan Pada tahap siklus 2 dijelaskan
serangkaian gambar atau picture bahwa nilai rata-rata KKM siswa
cued storytelling tersebut kelas XI IPA C adalah 76, 875
berdasarkan cerita narrative. dengan persentase kesuksesan 84,
375%.
KESIMPULAN Adapun implementasi teknik
Berdasarkan hasil penelitian picture cued storytelling didalam
tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar narrative text dimulai
penggunaan teknik picture cued dengan melibatkan siswa didalam
storytelling dapat meningkatkan aktivitas brainstorming, kemuadian
kemampuan speaking siswa. peneliti memberikan siswa contoh
Pada tahap pre-riset one picture cued task dan meminta
dijelaskan bahwa nilai rata-rata mereka menggambarkan one picture
KKM siswa kelas XI-IPA A adalah cued task tersebut, setelah itu
61,44 dengan persentase kesuksean peneliti/pengajar mulai mengajarkan
32%, sedangkan nilai rata-rata KKM materi narrative text baik dari segi
siswa kelas XI-IPA B adalah 63,6 definisi dan fungsi narrative text,
dengan persentase kesuksesan generic structure, bahkan dari segi
36,66%, sedangkan nilai rata-rata language features/unsur-unsur
KKM siswa kelas XI-IPA C adalah kebahasaannya. Kemudian,
66 dengan persentase kesuksesan peneliti/pengajar memberikan contoh
43,75%. narrative text dengan menggunakan
169 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

serangkaian gambar, untuk siswa di kelas, hal ini terbukti


menghilangkan rasa jenuh siswa dengan adanya penggunaan teknik
seorang peneliti/pengajar picture cued storytelling melalui
memberikan game tentang beberapa media dapat meningkatkan
menempelkan kalimat-kalimat kemampuan speaking siswa dan
berdasarkan serangkaian dapat mengaktifkan kembali
gambar/picture cued storytelling semangat belajar siswa di kelas. Jadi,
tersebut sehingga membentuk cerita kami selaku peneliti pembelajaran
narrative. Lalu, Peneliti/pengajar bahasa Inggris khususnya dibagian
memberikan tugas tentang speaking skill memberikan saran
serangkain gambar/picture cued kepada guru bahasa Inggris untuk
storytelling kepada setiap kelompok selalu melibatkan media
siswa, peneliti dan pengamat pembelajaran sesuai dengan
mengontrol kegiatan siswa di kelas. kebutuhan, serta guru diharapkan
Pada pertemuan berikutnya, dapat berkomunikasi bahasa Inggris
peneliti/pengajar meminta masing dengan siswa selama di sekolah.
masing siswa menceritakan Kepada Yayasan Miftahul Ulum
serangkain gambar/picture cued Bettet Pamekasan
storytelling tersebut berdasarkan Berdasarkan temuan
cerita narrative. penelitian disarankan kepada komite
yayasan Miftahul Ulum Bettet
SARAN Pamekasan untuk memberikan waktu
Berikut beberapa saran untuk yang cukup didalam menerapkan
guru bahasa Inggris dan Yayasan keempat skills (listening, speaking,
Miftahul Ulum Bettet Pamekasan reading, dan writing) sehingga siswa
Kepada Guru Bahasa Inggris MA dapat menguasai bahasa Inggris
Miftahul Ulum Bettet dengan baik, serta menyediakan
Berdasarkan temuan beberapa media pembelajaran bahasa
penelitian dapat disimpulkan bahwa Inggris di sekolah
pembelajaran bahasa Inggris
membutuhkan media pembelajaran
yang menarik sehingga dapat
menumbuhkan kembali minat belajar
Fujiono., Khoiruddin: Penggunaan Teknik Picture Cued Storytelling 170

DAFTAR PUSTAKA Brown, H.D. 2004. Language Assessment


Principles and Classroom
Akhyak & Indramawan, A. 2013. Practices. White Plains, NY:
Improving the Students’ English Pearson Education.
Speaking Competence through Latief, M.A. 2011. Research Methods on
Storytelling (Study in Pangeran Language Learning: An
Diponegoro Islamic College Introduction. Malang: State
(STAI) of Nganjuk, East Java, University of Malang Press.
Indonesia). International Journal Mistar, J. 2012. Creating Environment
of Language and Literature, 1 (2): Conducive to English Learning. In
18-23. M. Mustofa, A. Zuhairi, M. Yunus
Ardianto, N. 2014. The Use of Picture & Kurniasih (Eds.), Language-Edu
Series to Improve Students’ (pp. 22-28). Malang: Islamic
Speaking Performance. Language University of Malang Press.
Edu, 3 (12): 226-231.

Anda mungkin juga menyukai