Sengketa Pajak
Sengketa Pajak
Nim : 19233007
Resume Pertemuan 14
B. Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan lapangan dilakukan di tempat tinggal, tempat usaha, atau tempat
bekerja WP, serta tempat lain yang dianggap perlu.
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak atau
Kantor Pelayanan Pajak.
C. Hasil Pemeriksaan
Dalam Pasal 1 ayat 15 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 184 Tahun
2015. Surat Peberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) Pajak adalah surat yang berisi
mengenai hasil temuan-temuan pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi,
nilai koreksi, dasr koreksi, perhitungan sementara dari jumlah pokok pajak terutang,
dan perhitungan sementara dari sanksi administrasi. Daftar temuan hasil pemeriksaan
harus dilampirkan pada saat melakukan penyampaian SPHP Pajak.
SPHP merupakan dokumen hasil pemeriksaan sementara. Hasil pemeriksaan
final versi pemeriksa pajak merupakan Surat Ketetapan Pajak (SKP), baik meliputi
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) maupun Surat Ketetapan Pajak (SKP) Nihil. Berdasarkan Surat Edaran
Nomor SE – 06/PJ/2016, sejak tahun 2016 hasil pemeriksaan pajak dapat direvisi satu
kali.
Wajib pajak memiliki hak untuk memberikan sanggahan dan pembahasan
dengan pemeriksa pajak tentang hasil pemeriksaan setelah Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan diterima. Bahkan apabila wajib pajak tidak sependapat dengan
pemeriksa pajak, dalam jangka waktu pembahasan, wajib pajak berhak untuk
mengajukan permohonan pembahsan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan
Pajak.
D. Lembaga Keberatan
Lembaga Keberatan Pajak merupakan lembaga penyelesaian sengketa pajak
yang berada dalam organisasi Direktorat Jenderal Pajak dan merupakan perwujudan
dari Pasal 25 UU KUP, Pasal 15 UU PBB Pasal 16 UU BPHTB, Pasal 31 ayat (2) UU
PP dan Pasal 48 ayat (2) UU PTUN.
Lembaga keberatan pajak merupakan suatu sarana atau saluran hukum yang
memberi kesempatan kepada wajib pajak untuk mencari keadilan apabila wajib pajak
merasa, bahwa dirinya diperlakukan tidak sebagaimana mestinya, atau merasa
diperlakukan tidak adil oleh pihak administrasi pajak.
Kewenangan lembaga keberatan yaitu hanya memeriksa dan
memutus terhadap semua surat ketetapan pajak (SKP), mulai dari surat ketetapan
pajak sampai surat ketetapan pajak nihil.
Hak Wajib Pajak untuk melakukan keberatan diatur dengan Pasal 25 Undang-
Undang KUP. Menurut Pasal 25 ayat (1) bahwa ruang lingkup keberatan kepada
Dirjen Pajak adalah:
Proses keberatan akan ditangani oleh Bidang PKB di Kanwil DJP. Petugasnya
disebut penelaah keberatan (PK). Jadi, silakan komunikasikan dengan petugas
tersebut untuk mendapatkan informasi lebih detail.
Proses keberatan tetap dilanjutkan sesuai dengan data yang ada walaupun
Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan keterangan atau bukti pemotongan.
Dokumen yang dipinjam secara umum adalah dokumen yang diberikan pada
saat pemeriksaan kepada pemeriksa pajak. Tetapi ada pengecualian, yaitu:
Dokumen yang diminta pada saat pemeriksaan tidak diberikan oleh Wajib
Pajak karena dokumen tersebut berada di pihak ketiga,
Surat ketetapan pajak dihitung secara jabatan terbatas pada dokumen
penghasilan bruto dan dokumen kredit pajak.