Anda di halaman 1dari 9

Nama : Armita Ningsih

Nim : 0310193095
Prodi : Tadris biologi - 3
Semester :V
Mata Kuliah : Ekologi Hewan
Dosen Pengampu : Roni Afriadi M.Pd

“ Ekologi Manusia Di Permukaan Bumi ”

Ekologi manusia merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan


lingkungan hidupnya. Artinya, terdapat keterkaitan antara manusia dengan komunitas
biologis (alam), maupun dengan komunitas sosial masyarakat. Berikut adalah definisi ekologi
manusia menurut para ahli :

 Amos H Hawley, mengatakan bahwa “Ekologi manusia bisa diartikan dalam istilah
yang biasa digunakan sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan
komunitas dalam sebuah populasi manusia” .
 Menurut Gerald L. Young mengatakan bahwa “Ekologi manusia, adalah suatu
pandangan yang mencoba memahami keterkaitan antara spesies manusia dan
lingkungannya”.

A) Evolusi Ekologi Manusia


Evolusi merupakan proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi kegenerasi
berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan yang terjadi akibat
evolusi bisa bermacam-macam bentuknya. Sejarah perjalanan manusia dimulai
dengan penemuan Homo Sapiens Soloensis, Homo Sapiens Wajakensis, lalu Homo
Sapiens Australomelanozoid.

Secara khusus tentang evolusi manusia, Darwin berpendapat bahwa manusia adalah
hasil perkembangan lebih lanjut dari evolusi primata. Makhluk tersebut dikenal
dengan sebutan manusia purba. Teori evolusi ini tampak didukung dengan berbagai
temuan fosil manusia purba di berbagai tempat di dunia. Proses evolusi manusia ini
terjadi hampir di semua aspek (fisik). Ini dia perubahan-perubahan fisik yang terjadi
pada manusia:
1) Sikap tubuh dan cara bergerak
Sikap tegak dimulai dengan kemampuan duduk tegak, berdiri, dan berjalan
tegak. Kemampuan berdiri dan berjalan tegak dengan kedua kaki membebaskan
tangan dari menunjang badan. Akibatnya, tangan dapat digunakan untuk
membuat dan menggunakan alat, mencari dan membawa makanan, menyuap
makanan, serta mengasuh anak-anak.
2) Evolusi Kepala
Evolusi kepala berhubungan dengan evolusi otak. Hal ini dikarenakan semakin
modern manusianya, maka semakin membesar pula volume otaknya. Evolusi
otak juga berpengaruh pada perubahan pola pikir, kebiasaan, cara hidup, dan
pemahaman atas pengalaman. Evolusi kepala juga berkaitan dengan sistem
pencernaan dan pernapasan. Perubahan makanan dan cara mengolahnya
mempengaruhi struktur mulut sebagai alat pengunyah, terlebih setelah
ditemukannya api.
3) Perkembangan Biososial Manusia
Pada aspek ini menyangkut tiga hal penting, yaitu pembuatan alat, organisasi
sosial, dan komunikasi dengan bahasa. Pembebasan tangan dari menumpu badan
dan perkembangan pikiran manusia yang lebih lanjut memicu manusia dapat
membuat alat-alat dari kayu dan batu. Kepandaian manusia dalam memakai dan
membuat alat mempermudah cara mencari dan mengolah makanan. Perburuan
hewan secara kelompok memerlukan pengorganisasian dalam mengatur siasat
bersama. Inilah yang mendorong terbentuknya organisasi sosial dan komunikasi
secara verbal maupun nonverbal, sebab komunikasi sangat diperlukan untuk
mengatur kehidupan secara berkelompok.

Proses-proses evolusi tersebut akhirnya membawa manusia pada zaman prasejarah


menjadi manusia di masa sekarang. Manusia sekarang termasuk dalam spesies Homo
sapiens. Adapun ciri-ciri manusia modern antara lain memiliki kapasitas otak sekitar
1.350 cc serta memiliki kebudayaan yang tinggi.
Tahapan evolusi erat kaitannya dengan seleksi alam. Hal ini disebabkan karena dalam
evolusi akan terjadi seleksi alam, di mana hanya makhluk yang mampu beradaptasi
dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembang.
B) Pertumbuhan Populasi Manusia
Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan per
waktu unit untuk pengukuran. Pertambahan penduduk sendiri di pengaruhi oleh faktor
kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dalam demografi dikenal istilah pertambahan penduduk alami dan pertambahan
penduduk total. Dimana pertambahan penduduk alami hanya di pengaruhi oleh
kelahiran dan kematian, sedangkan pertambahan penduduk total di pengaruhi oleh
kelahiran, kematian, migrasi masuk (imgrasi) dan migrasi keluar (emigrasi).

Model pertambahan penduduk meliputi :


a) Model Pertambahan Malthusian
Model pertumbuhan populasi penduduk Malthus dikenal dengan model
eksponensial. Model eksponensial merupakan model pertumbuhan yang sangat
sederhana. Pada model ini populasi penduduk berkembang tidak dibatasi oleh
lingkungan seperti kompetisi dalam mencari makanan.
b) Model Pertambahan Logistik
Pertumbuhan logistik adalah model pertumbuhan populasi yang terkait dengan
kepadatan yang mencerminkan pengaruh dari persaingan intraspesifik.
Penghambatan pertumbuhan populasi dapat dijelaskan secara matematika dengan
menambahkan variabel yang menjelaskan pengaruh kepadatan ke dalam
persamaan eksponensial.

Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
di mana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase
jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam
rumus:

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase
populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
C) Revolusi Pertanian
Populasi manusia yang semakin bertambah berjalan seiring dengan fakta bahwa lahan
di bumi juga semakin berkurang. Menyadari fakta tersebut, muncul pula masalah lain
yakni kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Padahal pangan merupakan
kebutuhan primer atau pokok setiap makhluk hidup. Perkembangan ini didasari oleh
insting alami manusia untuk selalu menciptakan hal yang baru dan juga bersaing satu
sama lain karena persaingan kemampuan yang semakin ketat akibat jumlah manusia
yang terus bertambah.

Kebutuhan pangan manusia tersedia karena adanya sistem pertanian. Adapun sistem
pertanian dapat terlaksana jika ada lahan. Untuk menghadapi permasalahan lahan
yang ada, manusia terus memikirkan cara untuk menghadapi masalah tersebut. Salah
satunya yaitu dengan melakukan revolusi dalam berbagai bidang. Revolusi lahir
karena mengikuti kebutuhan zaman, kebutuhan manusia akan membuat sebuah solusi
alternatif sehingga memunculkan pemikiran yang baru.

Adapun dalam bidang pertanian, juga terkena "virus" revolusi. Sebagian besar
revolusi pertanian merupakan dampak dari revolusi industri. Revolusi pertanian
berupa perubahan cara mengolah pertanian konveksional menjadi lebih modern, salah
satunya menggunakan teknologi berbasis internet atau IoT (Internet of Things).

Penggunaan Internet of Things menggeser cara penanganan atau perawatan dalam


bidang pertanian menjadi lebih mudah dan simple. Bentuk IoT dalam bidang
pertanian dapat berupa aplikasi yang mengatur pengolahan lahan sehingga lebih
efisien dan meningkatkan produksi, juga dapat berupa mesin canggih seperti drone.

Penerapan Internet of Things (IoT) pada sektor pertanian menjadi gagasan baru yang
harus dikembangkan dan sangat tepat untuk direalisasikan pada sektor pertanian.
Karena Internet of Things (IoT) mampu menjawab semua permasalahan yang dimiliki
oleh petani. Sensor-sensor yang dimiliki Internet of Things (IoT) dalam sektor
pertanian mampu mendeteksi tingkat kesuburan tanah, pengendalian penyakit maupun
hama. Kemudian, teknologi wireless yang ada pada Internet of Things (IoT) mampu
mendeteksi cuaca dan iklim. Selain itu, teknologi Internet of Things (IoT) mampu
melakukan penjadwalan otomatisasi penyiraman, penyemprotan pestisida dan
pemupukan. Dengan berbagai kekuatan yang ada pada Internet of Things (IoT)
menjadi potensi dan solusi yang sangat besar untuk mendukung dan membantu petani
di Indonesia.
Perangkat IoT bekerja dengan sistem wireless (tanpa kabel) terkoneksi terus menerus
dengan internet. Adapun cara kerjanya melalui alur: perangkat wireless (handphone)
mengirim pesan (melalui aplikasi) - pesan diterima perangkat pelaksana - perintah
dilaksanakan perangkat pelaksana. Cara kerja seperti dapat dilakukan dalam keadaan
jarak jauh, sehingga memungkinkan pengawasan dari jarak jauh juga penanganan
yang lebih cepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kemajuan teknologi IoT dalam bidang pertanian ini diharapkan dapat memperbaiki
cara perawatan, mempercepat proses pertanian, dan juga meningkatkan kondisi
pertanian karena pertanian merupakan perekonomian terbesar.

D) Urbanisasi
Urbanisasi adalah sebuah perpindahan populasi dari wilayah pedesaan menuju ke kota
dan mengakibatkan berkurangnya jumlah penduduk yang berada di desa. Faktor
penyebab terjadinya urbanisasi adalah terbagi menjadi dua yaitu faktor penarik dan
faktor pendorong.
Faktor Penarik (Pull Factors)
Faktor penarik urbanisasi adalah :
1) Penduduk desa yang menganggap bahwa di kota memiliki banyak pekerjaan
dan mudah mendapatkan penghasilan.
2) Kota memiliki fasilitas yang lengkap terutama pada bidang
pendidikan,rekreasi, dan kesehatan.
3) Kota dianggap memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi.
4) Kota dianggap sebagai tempat untuk menggantungkan keahlian.
5) Kota memiliki tingkat upah yang lebih tinggi.
Faktor Pendorong (Push Factors)
Berikut adalah faktor pendorong urbanisasi adalah :
1) Kemiskinan yang terjadi di desa.
Hal ini diakibatkan dari pembagian tanah warisan yang makin menyempit.
2) Lapangan pekerjaan yang terbatas.
Orang desa terkenal memiliki sifat yang ulet, sabar, dan suka bekerja keras,
tetapi memiliki jumlah penduduk yang tinggi sehingga lapangan pekerjaan
kurang.
3) Desa memiliki upah buruh yang lebih rendah daripada di kota.
4) Desa memiliki adat istiadat yang ketat bagi yang mereka berpendidikan.
Hal ini menghambat kemajuannya terhambat. Sehingga memunculkan
pemikiran lebih baik mencari pekerjaan di kota.
5) Di desa fasilitas pendidikan yang tersedia minim
Hal ini mengakibatkan banyak penduduk desa yang pindah ke kota.

Hal ini tentu sangatlah berbahaya karena sebuah kota yang sudah padat penduduknya
bisa menjadi semakin padat dan hal tersebut akan diperparah apabila masyarakat yang
melakukan urbanisasi tidak memiliki pengalaman tetapi memilih untuk mencoba
mengadu nasib di daerah perkotaan.

Dampak Urbanisasi

Berikut beberapa dampak urbanisasi secara umum yaitu :

1. Keterbatasan Hunian di Daerah Perkotaan


Di daerah perkotaan umumnya terdapat lebih banyak kantor dan minimnya jumlah
hunian yang mampu untuk menampung masyarakat apabila terjadi sebuah
urbanisasi. Dengan adanya keterbatasan ini menjadikan banyak orang yang tidak
bisa memiliki tempat tinggal yang layak di kota. Dengan adanya keterbatasan
hunian juga menjadikan harga properti mengalami kenaikan dan menjadikan
hanya segelintir orang saja yang mampu untuk membeli rumah.
2. Kota Menjadi Terlalu Padat
Tanpa adanya urbanisasi, kota-kota besar sebenarnya sudah cukup padat dan
kurang nyaman untuk ditinggali. Jika urbanisasi terjadi maka situasi kota akan
menjadi terlalu padat dan menjadikan perbandingan antara luas wilayah dengan
jumlah penduduk yang ada di dalamnya.
3. Meningkatnya Angka Pengangguran
Pengangguran di kota bisa menjadi meningkat drastis apabila masyarakat desa
yang melakukan urbanisasi tidak memiliki keahlian dan pengalaman kerja
sebelumnya. Biaya hidup di kota yang sangat tinggi menjadikan masyarakat desa
sulit untuk meningkatkan harapan hidupnya.
4. Munculnya Daerah Kumuh
Akan bermunculan berbagai rumah semi permanen pada daerah bantaran sungai
yang tidak memiliki izin pembangunan sama sekali. Rumah yang berada pada
bantaran sungai tersebut biasanya menjadi salah satu penyebab utama terjadinya
banjir pada daerah perkotaan karena sungai yang harusnya memiliki fungsi untuk
mengaliri air menjadi tercemar karena fungsi dari sungai yang sudah berubah dan
ukurannya menjadi lebih mengecil.

Keterkaitan Analisis Jurnal

Berdasarkan artikel dengan judul “Pertanian Berkelanjutan Berbasias Revolusi Industri 4.0”
ini bahwa : Revolusi industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya
perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,
dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya di dunia.

Kemajuan revolusi industri 4.0 dipicu oleh bidang-bidang Artifi cial Intelligence, Robotics,
Internet of Things, Autonomous Vehicles, Biotechnology, Nanotechnology, 3-D Printing,
Material Science, Quantum Computing, dan Energy Storage. Perkembangan revolusi industri
4.0 di Indonesia ditekankan di berbagai bidang diantaranya bidang kesehatan, pendidikan,
sosial, ekonomi, transportasi, perikanan, dan pertanian. Pertanian merupakan pondasi dasar
ekonomi bangsa, dengan pembangunan pertanian yang baik akan berimbas pada
perekonomian yang stabil.

Pembangunan pertanian terhadap perekonomian suatu bangsa adalah berbanding lurus. Suatu
bangsa dapat dikatakan menjadi bangsa yang maju apabila seluruh kebutuhan primer
rakyatnya terpenuhi yaitu kebutuhan pangan. Dalam bidang pertanian, teknologi digital bisa
dimanfaatkan selama proses on farm dan off farm. Teknologi mobile juga dapat digunakan
inovasi pertanian. Ini bertujuan untuk meningkatkan peluang bagi petani dalam mengakses
informasi tentang komoditas pertanian melalui layanan informasi tentang komoditas
pertanian. Layanan informasi berbasis mobile diperlukan pada saat petani membutuhkan
informasi pertanian yang cepat. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk
mengetahuinya, terutama tentang komoditas seperti harga bibit dan ketersediaan pupuk, harga
komoditas di pasar, luas tanaman komoditas, prediksi masa panen dan sarana untuk
mengumpulkan kelompok tani. Dalam proses on farm aplikasi digital dapat diterapkan untuk
mengontrol tanaman dari jarak jauh, sehingga proses pengawasan dapat dilakukan dengan
waktu yang tidak terbatas dan mampu meningkatkan hasil panen 100 persen.

Sistem pertanian berbasis IT dapat digunakan untuk mengawasi dan mengetahui kebutuhan
tanaman. Sistem informasi dapat mengirimkan pesan singkat yang dikirimkan oleh aplikasi
atau melihat langsung lokasi pertanian dengan kamera CCTV. Terlebih dengan adanya
teknologi kamera drone, pengontrolan terhadap landscape lahan- lahan pertanian semakin
mudah dilakukan. Sementara untuk proses off farm, teknologi digital dapat diaplikasikan
untuk proses pemasaran dan traceability (ketelusuran) dalam rantai distribusi. Adanya sistem
traceability akan meningkatkan sistem transparansi pada semua mata rantai produksi
pertanian dari hulu ke hilir. Sehingga akan meningkatkan citra pertanian Indonesia yang sehat
di mata konsumen global.

Keterkaitan dengan Ayat Al-Quran

Berikut ini juga menekankan bahwa Allah memberikan rezeki kepada semua manusia dan
melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sebagaimana Firman Allah Swt
dalam Q.S Al-Baqarah ayat 60 yang berbunyi :

ِِ‫تِ ِم ْن ِهُِ ْاثنَتَاِ َع ْش َر ِةَِ َع ْينًاِِۖقَ ِْدِ َعلِ َِمِ ُكلِِأُنَاس‬


ِْ ‫صاكَِِ ْال َح َج َِرِِۖفَانفَ َج َر‬
َ ‫إِ ِِذِا ْستَ ْسقَىِِ ُمى َسىِِلِقَىْ ِم ِِهِفَقُ ْلنَاِاضْ ِربِبِّ َع‬
ِِ ْ‫لِتَ ْعثَىْ اِفِيِ ْاْلَر‬
٠٦(َِِ‫ضِ ُم ْف ِس ِدين‬ ِ َ ‫قِاللَّـ ِِهِ َو‬
ِِ ‫) َّم ْش َربَهُ ِْمِِۖ ُكلُىاِ َوا ْش َربُىاِ ِمنِرِّ ْز‬

Artinya : “...dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman:
“Pukullah batu itu dengan tongkatmu,” lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan
minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan….” (QS. Al Baqarah : 60)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan rezeki kepada manusia yang
disediakan-Nya di bumi ini. Manusia hanya tinggal mencari tahu bagaimana memanfaatkan
apa yang ada di muka bumi ini untuk memenuhi keperluannya dengan catatan bahwa
manusia tidak merusaknya, hanya memanfaatkan dengan memeliharanya.

Referensi :

Anwar, S. 2010. Ekologi Manusia. Bandung: Rosdakarya

Abdoellah, Oekan. 2017. Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta:


Gramedia.
Ramadhani, Fitri. 2013. Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia. Jurnal
Layanan Masyarakat. Vol 1 (1).
Setiadi, dede, dkk. (1989). Dasar- dasar Ekologi. Bogor: ITB.

Anda mungkin juga menyukai