Anda di halaman 1dari 3

Naskah Drama

Tangkuban Perahu

Beribu-ribu tahun yang lalu, terdapat sebuah tempat yang bernama Parahyangan dan tempat itu
dipimpin oleh seorang raja dan ratu. Mereka mempunyai satu orang anak yang bernama Dayang
Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, tetapi dia sangat manja

Pada suatu hari, Dayang Sumbi sedang menenun. Namun ada sedikit masalah dengan
keadaannya.

Dayang Sumbi : “ Duh, kenapa tubuhku terasa lemas?, dan kenapa aku bisa menjatuhkan
benangku berulang kali.”

Karena Dayang Sumbi merasa kesal, Dia tidak sengaja mengucapkan sebuah sumpah

Dayang Sumbi : “ Siapa saja tolong aku, aku bersumpah aku akan menikahi siapapun yang mau
mengambilkan pintalanku.”

Tiba-tiba seekor anjing bernama Tumang mengambilkan pentalan Dayang Sumbi. Tumang
adalah seekor anjing sakti.

Tumang : Guk… Guk…

Dayang Sumbi : Hah ( terkejut ), mengapa malah seekor anjing yang mengambil pentalanku.
mau tidak mau aku harus menikahi anjing itu.”

Dayang Sumbi dan Tumang hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama
Sangkuriang dan memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi anak
yang gagah dan perkasa. Suatu hari yang cerah, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang dan
Tumang untuk berburu ke hutan. Sangkuriang memang belum mengetahui bahwa Tumang itu
adalah ayah kandungnya sendiri.

Dayang Sumbi : “Sangkuriang, pergilah ke hutan untuk berburu, karena malam ini Ibu mau
adakan pesta kecil-kecilan. Jangan lupa bawa juga Tumang.”

Sangkuriang : Baik bu, Ayo Tumang, kita pergi.”

Tumang           : Guk… Guk…

Sesampainya di hutan

Sangkuriang    : “ Sepertinya di sini tempat yang baik untuk berburu, ayo Tumang kamu cari bau
buruan kita!”

Tumang           : Guk…


Lama Kelamaan, hari semakin larut dan mereka belum juga mendapatkan satu buruan pun.

Sangkuriang    : “Duh, sudah gelap, tapi aku belum dapat satupun buruan. Oh aku tahu, lebih
baik aku potong saja tumang sebagai buruannku”

Sangkuriang pun membidik panahnya ke arah tumang dan membawanya pulang.

Sangkuriang    : “Bu, aku sudah dapat buruannya.”

Dayang sumbi : “Wah, kamu hebat sekali nak, tetapi dimana Tumang?”

Sangkuriang    : “Bu, sebenarnya daging yang kuberikan tadi bukanlah daging rusa, tetapi daging
tumang.”

Dayang Sumbi : “ Apa…?, kenapa kamu berbuat seperti itu… hiks ( sambil menangis ). Asal
kamu tahu, Tumang itu adalah ayah kandungmu dan kamu telah membunuh ayah kandungmu
sendiri.”

Karena terlalu marah, Dayang Sumbi memukul Sangkuriang dengan sendok nasi yang
digenggamnya dan akibat perbuatannya itu Sangkuriang diusir oleh ibunya.
Sangkuriang pergi ke tempat yang jauh untuk mengembara.

Setelah beberapa tahun Dayang Sumbi tidak bertemu dengan Sangkuriang. Ia berdoa pada dewa
untuk dipertemukan dengan Sangkuriang. Dewa mengabulkan permintaanya itu, Dewa membuat
Dayang Sumbi awet muda, dan keesokkan harinya ia bertemu dengan seorang pemuda yang
tampan. Dayang Sumbi tidak menyadari ternyata pemuda itu ialah Sangkuriang. Sangkuriang
pun juga merasa tidak karuan saat bertemu dengan Dayang Sumbi.

Sangkuriang    : “Siapa namamu?”

Dayang Sumbi : “ Nama saya Dayang Sumbi.”


Dayang Sumbi : “Kalau tidak ada keperluan dengan saya, lebih baik saya pergi.”

Sangkuriang    : “Oh tidak, tunggu sebentar. Aku ingin hidup bahagia denganmu.”

Dayang Sumbi : “ Baiklah.”

Dayang Sumbi mengelus rambut Sangkuriang dan Dayang Sumbi terkejut saat melihat bekas
luka di kening Sangkuriang. Ia tidak mau menikahi anaknya sendiri.

Sangkuriang    : “Ada apa Dayang Sumbi, mengapa kau tampak gelisah ?”

Dayang Sumbi : “ Sangkuriang, bolehkah aku memberikan 2 syarat ?”

Sangkuriang    : “Ya”
Dayang Sumbi : “ Kau harus membuat bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu
membuat perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Kau harus menyelesaikan sebelum fajar”

Sangkuriang    : “ Baiklah akan kulalukan”

Sangkuriang pun segera bekerja, cintanya pada Dayang Sumbi sangat besar, sehingga dia
berusaha keras untuk menyelesaikannya. Sangkuriang ingat bahwa ia dapat memanggil jin,
kekuatan yang didapat oleh keturunan dari ayahnya.

Jin-jin itu lalu mengerjakan yang diperintahkan oleh Sangkuriang.

Sangkuriang    : “ Bagus, dengan begini pasti aku bias menyelesaikannya sebelum fajar.
Sebaiknya aku mulai membuat perahu. Sepertinya di dekat sungai ada pohon yang bagus.”

Dayang Sumbi : “ wah, bagaimana ini ? tampaknya Sangkuriang sudah hampir menyelesaikan
syarat yang kuberikan. Baiklah aku akan berbuat curang”

Dayang Sumbi membangun warga tanpa pengetahuan Sangkuriang. Ia bersama warga


menebarkan kain merah dekat kandang ayam, sehingga ayam jantan pun bangun dan berkokok.
Sangkuriang sadar ia telah dibohongi.

Sangkuriang    : “ Dayang Sumbi, kau telah menipuku, seharusnya masih setengah jam lagi”

Dayang Sumbi : “ Maafkan saya, saya tidak bermaksud melakukan itu. Itu karena aku adalah
ibumu Sangkuriang, aku tahu karena ada bekas luka di keningmu.”

Sangkuriang    : “ Tidak mungkin. Kau membuatku sangat marah, aku akan mengutukmu
Dayang Sumbi.”

Sangkuriang pun mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu yang telah dibuatnya sampai
ke tengah hutan dan perahu itu dalam keadaan terbalik. Sejak saat itu dinamakan Tangkuban
Perahu ( perahu menelungkup ). Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh
bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi
menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

(tamat)

Anda mungkin juga menyukai