Anda di halaman 1dari 7

Bisnis Internasional, Resiko dan Asuransi, Ekspansi Perusahaan

Oleh
Bintang Hidayatullah Afandi
210810201077

A. Definisi Bisnis Internasional


Bisnis Internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-batas
wilayah suatu negara. (Mudrajad K. 1996 : h.37).
Bisnis Intemasional adalah suatu studi tentang transaksi ekonomi yang
meliputi perdagangan (ekspor impor barang) dan Foreign Invesment (baik direct
maupun Portofolio) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi
dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para individu dan organisasi tersebut.
(Hamdy Hady, 2001 : h.99). Pemasaran internasional atau sering disebut Bisnis
Internasional pada dasarnya memiliki dua pengertian, yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Transaksi antar Negara dilakukan dengan cara ekspor dan impor.
Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul
“NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF
TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau
Defisit Neraca Perdagangan. Neraca perdagangan yang surplus menjadi
tolak ukur suatu Negara memiliki nilai ekspor yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukannya.
 Manfaat perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional menurut Sadono Sukirno :
i. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil
produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya :
Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.
Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
ii. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk
memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi.
Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang
sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada
kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.
iii. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya
(alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan
terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga
produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional,
pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal,
dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
iv. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan caracara
manajemen yang lebih modern.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Bisnis Internasional merupakan keadaan dimana perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain
ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara :
 Lisencing
 Franchising
 Management Contracting
 Marketing in Home Country by Host Country
 Joint Venture
 Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi tersebut akan memerlukan transaksi
pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Pengertian perdagangan
internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, tetapi
seperti dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama
terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasional
dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
B. Manajemen Risiko dan Asuransi
Risiko tidak dapat dihindari dan ada pada setiap aktivitas organisasi publik
maupun swasta. Risiko mengacu pada ketidakpastian suatu peristiwa dan hasil di
masa depan. Risiko didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menciptakan rintangan
dalam pencapaian tujuan organisasi, karena faktor internal dan eksternal, tergantung
dari tipe risiko yang ada dalam situasi tertentu (Kanchu dan Kumar, 2013).
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan yang mengadopsi sistem yang
konsisten untuk mengelola semua risiko yang dihadapi oleh perusahaan
(Tjahjadi, 2011).
a. Peran Perusahaan Asuransi Dalam Pengalihan Risiko
Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Pengertian menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 diperbarui
melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Dalam
pasal 1 dijelaskan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :
 Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti; atau
 Memberikan pembayaran yang didasarkan pada
meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan
pada hidupnya tertanggung dengan manfaat uang besarnya telah
ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Dalam sumber lain dijelaskan juga bahwa asuransi adalah kesepakatan
antara tertanggung dengan penanggung yang berdasarkan asas saling
percaya dan kemitraan. Pihak tertanggung memilih untuk
membayar sejumlah premi tertentu sebagai upaya perlindungan dari
kerugian yang mungkin terjadi di masa akan datang. Perusahaan
asuransi akan menanggung kerugian tersebut jika terjadi suatu risiko
yang dialami oleh tertanggung (Grant, 2012). Asuransi juga
dijelaskan sebagai mekanisme (atau layanan) untuk mentransfer
kerugian finansial tertentu pada penanggung dengan imbalan
pembayaran tetap yang telah disepakati (premi). Premi tersebut harus
selalu dibayarkan sebelum klaim risiko tertanggung diajukan kepada
penanggung (Outreville, 1998).
Anderson & Brown (2005) mengemukakan bahwa asuransi ialah
sebuah perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
penanggung dan tertanggung. Penanggung bersedia membayar
sejumlah tertentu (pembayaran klaim atau manfaat) setelah dilakukan
pembayaran tertentu (premi) oleh tertanggung atas terjadinya suatu
risiko/kerugian. Jumlah pembayaran klaim yang ditentukan dapat berupa
jumlah tetap atau dapat juga mengganti baik sebagian maupun
keseluruhan kerugian yang terjadi. Perusahaan asuransi
mempertimbangkan perkiraan kerugian dari polis asuransi dan potensi
variasi untuk membebankan premi yang secara total akan cukup untuk
mengcover semua pembayaran klaim yang diperkirakan untuk pooling
asuransi.
b. Jenis-Jenis Asuransi Bisnis
Asuransi bisnis terbagi menjadi empat jenis asuransiyakni meliputi :
 Asuransi properti yang meliputi perlindungan jika terjadi
kehilangan atau kerusakan pada properti yang digunakan dalam
bisnis. Properti meliputi bangunan, furnitur, persediaan, bahan
baku, mesin-mesin, komputer dan hal-hal lain yang memiliki peran
vital bagi operasional bisnis.
 Asuransi kewajiban yang meliputi perlindungan atas kerugian yang
dialami perusahaan akibat kegagalan produk, kesalahan dalam
memberi pelayanan, kerusakan properti orang lain akibat aktivitas
perusahaan hingga tuntutan-tuntutan hukum yang
ditujukan perusahaan karena perusahaan dituduh melakukan
pencemaran lingkungan.
 Asuransi kendaraan komersial yang memberikan perlindungan pada
kendaraan yang digunakan yang terkait dalam kegiatan bisnis
perusahaan. Asuransi ini memiliki kesamaan dengan asuransi
kendaraan dalam hal cakupannya, namun asuransi
kendaraan komersial memiliki nilai pertanggungan yang lebih
tinggi atau ketentuan khusus bagi kendaraan yang disewa oleh
perusahaan termasuk kendaraan karyawan yang dipakai untuk kegiatan
bisnis.
 Asuransi kompensasi karyawan yang memberikan perlindungan kepada
perusahaan pemberi kerja dari tuntutan hukum yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja dan memberikan perawatan kesehatan
serta kompensasi atas hilangnya pendapatan bagi karyawan yang
terlukadalam kecelakaan kerja. Kompensasi akibat kecelakaan
kerja ini dibayarkan oleh perusahaan asuransi.
C. Ekspansi Perusahaan
Ekspansi ekonomi adalah perkembangan ekonomi dalam pola konjungtur. Pola
konjungtur sendiri merupakan pertukaran naik turunnya kemajuan dan kemunduran
ekonomi yang terjadi secara berganti-ganti. Umumnya, perkembangan dari ekonomi
ini bisa dilihat dari berbagai macam tanda seperti kenaikan harga, meningkatnya
jumlah uang yang beredar, peningkatan produksi dan juga konsumsi.
Macam-Macam Bentuk Ekspansi Bisnis :
1. Merger atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu
kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang
lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan
mengaburkan identitas yang dimilikinya.
Jenis-jenis merger:
a. Merger Vertikal: Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda namun
beda tingkat operasional.
b. Merger Horizontal: Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di
level operasi yang sama.
c. Merger Konglomerasi: Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang
diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai
sumber atau unit bisnis.
2. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh
kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa.
Cara ini biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan
yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan
secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti
orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leveraged Buy out
Leveraged buy out adalah teknik penguasaan perusahaan dengan metode
pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan
lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

Harianto, A. R. 2021. Bisnis Internasional Suatu Kajian Tentang : Transaksi Ekonomi


Perdagangan dan Investasi Asing. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara.
Mahanani, E. 2016. Bahan Kuliah Bisnis Internasional. Jakarta.
Pradana, A. Y. & Rikumahu, B. 2014. Penerapan Manajemen Risiko terhadap
Perwujudan Good Corporate Governance pada Perusahaan Asuransi. Trikonomika. Vol. 13
(2) : 197.
Arta, S. P. I., Satriawan, G. D., Bagiana, K. I., Loppies, Y., Shavab, A. F., Mala, F. M.
C., Sayuti, M. A., Safitri, A. D., Berlianty, T., Julike, W., Wicaksono, G., Marietza, F.,
Kartawinata, R. B. & Utami, F. 2021. Manajemen Risiko. Jawa Barat : Widina Bhakti Persada
Bandung.
Tokopedia Kamus Keuangan. 2021. Ekspansi Ekonomi.
https://kamus.tokopedia.com/e/ekspansi-ekonomi “Diakses pada tanggal 1 Desember 2021.”

Anda mungkin juga menyukai