Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“LINGUA FRANCA”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen pengampu : Emi Renoat S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Aldy Jhonatan


NIM : 2103050108
Kelas :C
Prodi : Ilmu iKomunikasi

FAKULTAS iILMU iSOSIAL iDAN iILMU iPOLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Lingua Franca” ini
tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini, baik dari segi isi dan penyampaian masih jauh
dari kata sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis . Maka dari itu
dengan penuh kerendahan hati, penulis mohon masukan baik berupa kritikan atau saran untuk
penulis dapat membuat makalah ini lebih baik di kemudian hari. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kata kata dalam penyampaian
yang kurang berkenan. Sekian dan Terimakasih.

Kupang, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingua Franca serta Karakteristiknya......................................................2
B. Efektivitas penggunaan lingua franca dilingkungan sekitar......................................3
C. Faktor yang menjadi penyebab bahasa melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia........................................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat untuk menghubungkan atau interaksi individu dengan
individu. Manusia sejak ia bangun sampai ia memejamkan mata, selalu berurusan
dengan bahasa dalam arti selalu mempergunakan dan bergaul dengan bahasa.
Seandainya kita rajin mencatat kata dan kalimat yang telah kita guna dan manfaatkan
setiap hari alangkah banyaknya kata dan kalimat itu. Tentu ada kata atau kalimat yang
berulang-ulang muncul dalam pembicaraan kita. Sebaliknya ada kata-kata maupun
kalimat yang dua atau tiga hari baru muncul lagi.
Dalam dunia ini terdapat banyak macam-macam bahasa. Oleh karena itu
diperlukan sebuah ide dimana ada satu bahasa yang menghubungkan bangsa satu
dengan bangsa yang lain atau masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ide
tersebut berupa Lingua franca atau bahasa pergaulan. Lingua franca adalah sebuah
bahasa yang diadopsi sebagai bahasa umum antara pembicara yang menggunakan
bahasa ibu yang berbeda. Kata lingua artinya bahasa dan franca yang artinya
pergaulan. Dengan demikian lingua franca merupakan istilah yang didefinisikan
secara fungsional, yaitu independen terlepas dari sejarah linguistik atau struktur
bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Lingua Franca serta karakteristiknya ?
2. Bagaimana efektivitas penggunaan lingua franca atau bahasa pergaulan dilingkungan
sekitar?
3. faktor factor apa saja yang menjadi penyebab bahasa melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian lingua franca serta karakteristiknya
2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan lingua franca atau bahasa
pergaulan dilingkungan sekitar
3. Untuk mengetahui faktor factor apa saja yang menjadi penyebab bahasa melayu
diangkat menjadi bahasa Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN LINGUA FRANCA SERTA KARAKTERISTIKNYA


 Pengertian Lingua Franca
Lingua Franca adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar orang-
orang yang berasal dari berbagai latar belakang bahasa yang berbeda. Lingua Franca
merupakan bahasa pengantar atau bahasa pergaulan agar masing-masing pihak yang
berbeda bahasa sama-sama mengerti dengan apa yang disampaikan.
Istilah lingua franca berasal dari nama suatu bahasa tertentu yang digunakan di
sekitar Laut Mediterania timur pada akhir abad pertengahan khususnya selama era
Renaissance, sebagai bahasa utama perdagangan dan diplomasi.
Lingua franca adalah sebuah bahasa yang diadopsi sebagai bahasa umum antara
pembicara yang menggunakan bahasa ibu yang berbeda. Kata lingua artinya bahasa
dan franca yang artinya pergaulan. Dengan demikian lingua franca merupakan istilah
yang didefinisikan secara fungsional, yaitu independen terlepas dari sejarah linguistik
atau struktur bahasa.
 Karakteristik Lingua Franca
Karakteristik lingua franca adalah bahasa yang digunakan telah berkembang
luas dan menjadi penghantar dalam komunikasi antar semua kelompok. Contoh
lingua franca adalah bahasa Inggris karena digunakan secara luas oleh masyarakat
dunia internasional sebagai sarana berkomunikasi untuk perdagangan, politik, ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya. Selain itu, yang bisa dianggap sebagai lingua franca
adalah bahasa Arab, Cina, Spanyol atau bahasa-bahasa yang memiliki pengaruh dan
pengguna bahasa tersebut cukup luas di beberapa wilayah tertentu.
Salah satunya adalah bahasa Melayu merupakan lingua franca di
kawasan Asia Tenggara karena pernah digunakan oleh Indonesia, Malaysia, Brunai,
Filiphina dll sebagai bahasa pergaulan atau pengantar pada jaman dulu. Di negara-
negara tertentu, lingua franca juga bisa menjadi bahasa nasional. Misalkan bahasa
Urdu adalah lingua franca Pakistan serta menjadi bahasa nasional Pakistan.
Bahasa Mandarin adalah lingua franca Cina serta menjadi bahasa
nasional.

2
2. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LINGUA FRANCA
Istilah pemerolehan bahasa bisanya merujuk pada proses penguasaan bahasa
yang dilakukan oleh anak secara natural terhadap bahasa ibu atau biasa disebut bahasa
pertama. Istilah ini sering dibedakan dengan pembelajaran bahasa yang diartikan
sebagai usaha sadar lewat cara-cara yang formal (dalam ruang kelas) untuk menguasai
suatu bahasa baru, yang bukan merupakan bahasa ibu atau bahasa pertama si
pemelajar. Lalu dikenallah istilah pemerolehan bahasa pertama, pemerolehan bahasa
kedua, pemerolehan bahasa ketiga dan seterusnya (Dardjowidjojo, 2014: 226). Dalam
kehidupan masyarakat bilingual ataupun multilingual, pemerolehan bahasa kedua juga
dapat terjadi secara alamiah (Chaer, 2015). Misalkan seorang anak yang berbicara
bahasa daerah di dalam lingkungan keluarganya namun berusaha berbicara bahasa
Indonesia saat berinteraksi dengan guru ataupun teman yang tidak memahami bahasa
daerah tersebut. Hal yang sama juga terjadi ketika seorang mahasiswa memutuskan
untuk berkuliah ke luar pulau bahkan ke luar negeri dimana bahasa ibunya atau
bahasa pertamanya tidak digunakan. Secara alamiah mahasiswa akan berusaha untuk
menggunakan bahasa yang digunakan di sana untuk berinteraksi. Mungkin pada
awalnya dia akan merasa kesulitan, tertatih-tatih bahkan sering melakukan kesalahan,
tapi seiring berjalannya waktu pemerolehan bahasa keduanya akan mengalami
perkembangan ke arah penguasaan bahasa kedua yang lebih baik bahkan mendekati
bahasa penutur asli.
Perbedaan tata bunyi, tata bentuk kata, tata kata maupun tata kalimat sering
menimbulkan terjadinya interfensi yang menjadi salah satu indikator belum
dikuasainya bahasa kedua oleh pemelajar karena sama seperti pemerolehan bahasa
pertama, dalam pemerolehan bahasa kedua juga meliputi penguasaan unsur fonologi,
unsur sintaktik, unsur semantik, bahkan unsur pragmatik yang bersifat universal
(Ellis, 1997: 19). Dalam proses pemerolehan bahasa keduanya, seorang pemelajar
dikatakan akan mencapai kemampuan penguasaan seperti penutur aslinya pada suatu
waktu dalam lima sampai sepuluh tahun pemerolehan. ada beberapa bahasa yang
penguasaan kalimat pasifnya merupakan pemerolehan yang terlambat karena
konstruksi pasif sulit untuk dikuasai. Namun, di lain pihak beberapa bahasa justru
terbukti sebaliknya. Kalimat pasif didapat pada produksi bahasa awal seperti dalam
Bahasa Sesotho, Bahasa Bantu Selatan, dan Bahasa Inuktitut yang diteliti oleh Alcock
dan kawan-kawan, juga Bahasa Zulu, Bahasa Tagalog, dan bahasa Quiche yang

3
dijelaskan oleh David Gil dalam penelitiannya (Gagarina, 2008 dalam Fitriyani),
penelitian
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk menggambarkan
efektivitas penggunaan lingua franca di Kupang yang mempelajari bahasa Indonesia
sebagai bahasa kedua. Bahasa Indonesia dipelajari sebagai bahasa kedua di Kupang
karena bahasa pertama yang dikuasai adalah bahasa Melayu Kupang. Bahasa Melayu
Kupang (BMK) digunakan hampir dalam tiap interaksi sosial di lingkungan keluarga,
lingkungan bermain bahkan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu Kupang di
lingkungan sekolah sedangkan Bahasa Indonesia (BI) lebih sering digunakan hanya
dalam situasi formal, seperti upacara bendera, pidato ataupun tulisan-tulisan ilmiah.
Walaupun bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dipelajari secara formal
sejak anak-anak menempuh pendidikan di Sekolah Dasar sampai dengan jenjang
strata satu namun pada kenyataannya penguasaan kompetensi bahasa Indonesia oleh
pemelajar bahasa Indonesia yang berasal dari Kupang tergolong masih rendah,
apalagi dalam produksi kalimat pasif. Kurangnya penguasaan bahasa Indonesia oleh
pemelajar bahasa Indonesia yang berasal dari Kupang dikarenakan adanya perbedaan
tata bahasa yang mendasar antara B1 (Bahasa Melayu Kupang) dan B2 (Bahasa
Indonesia) baik dalam sistem bunyi, urutan kata dalam frasa bahkan aturan
pengimbuhan. Salah satu perbedaan BMK dan BI dapat terlihat dalam urutan kata
dalam frasa dan juga dalam konstruksi untuk menyatakan kepunyaan atau
kepemilikan akan sesuatu (Grimes & Jacob, 2003).

3. FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB BAHASA MELAYU DIANGKAT


MENJADI BAHASA INDONESIA
Faktor-faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Nasional Indonesia, sebagaimana kita ketahui bersama Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Nasional yang berakar dari Bahasa Melayu adalah keberadaan Lingua
franca dalam perdagangan dan perhubungan.
Pertama, sebagai Lingua Franca bukanlah sebuah istilah ekslusif yang merujuk
kepada Bahasa Indonesia saja, dalam linguistik lingua franca adalah bahasa
pengantar, bahasa pergaulan, dan kerapkali digunakan sebagai bahasa perdagangan.
Kurang lebih berdasarkan informasi yang diambil dari Wikipedia, lingua franca
berdasarkan pembagian benua nya terdapat 13 jenis pada Benua Afrika, 14 jenis pada
Benua Asia, 13 jenis Bahasa pada Benua Eropa, 4 jenis pada Benua Amerika wilayah
4
Utara, 3 Bahasa pada Amerika Wilayah Selatan, dan lain-lain. Bahasa Indonesia yang
termasuk kategori Melayu yang merupakan bahasa lingua franca yang digunakan
sejak abad ke-15 yang turut memperbesar kapabilitas dari sisi budaya sebagai bahasa
yang bersifat mutually intelligible (saling dimengerti), yaitu bahasa yang berbeda baik
sebagai sebuah bahasa dan/atau berbeda dialek namun dapat menjalin hubungan yang
saling mudah mengerti satu sama lain dengan mudah, Bahasa Indonesia menjadi
lingua franca di Negara Indonesia dan Timor Leste dan menjadi penyatu dari kurang
lebih 700 bahasa daerah.
Kedua, terdapat aspek psikologis-historis menerima secara sukarela, dimana
berdasarkan sejarah kebangsaan, tonggak ikrar Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu nasional adalah pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kita semua ketahui
merupakan hasil dari peristiwa bersejarah Kongres Pemuda Kedua di Batavia
(Jakarta) pada 27-28 Oktober 1928 dengan butir sumpah yang pada waktu itu
menggunakan Bahasa Indonesia dengan ejaan lama ejaan “van Ophuysen” sebagai
berikut :
Pertama:Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang
satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
Ketiga:Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
Tonggak sejarah ini muncul dikarenakan adanya perasaan kesamaan nasib
sebagaimana telah disebutkan pada tulisan diatas, terdapat kurang lebih 700 bahasa
daerah di Indonesia atau lebih mendekati ketepatanya sejumlah 1.340 suku bangsa
menurut sensus BPS tahun 2010. Dimana pada masa kongress Pemuda Kedua
khususnya yang terwakili oleh suku Bangsa Jawa dan suku bangsa Sunda dengan
sukarela mengenyampingkan perbedaan dan menerima bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional demi kepentingan yang lebih besar yaitu perlunya kesatuan dan
persatuan sebagai bangsa pada masa perjuangan memperoleh kemerdekaan.
Ketiga, Bahasa Indonesia memiliki kapabilitas untuk menjadi kultur / budaya
identitas kebangsaan, berdasarkan keunikannya sebagai bentuk terstruktur dari Bahasa
Melayu yang telah dikenali sejak abad ke-15 (wikipedia), Bahasa Indonesia telah
lebih mudah dikenali, sejarah mencatat bahwa terdapat beberapa prasasti pada kisaran
tahun 683M-686M menunjukan bahwa Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu sudah
5
lama dikenali dan atas usia nya yang cukup panjang tersebut maka kapabilitas Bahasa
Indonesia menjadi semakin besar apabila dinilai dari aspek akumulasi penggunaan
dengan durasi yang cukup panjang tersebut dan ditambah aspek yang turut
memperbesar kapabilitas dari sisi budaya, yaitu sebagai bahasa yang bersifat mutually
intelligible (saling dimengerti) antar satu sama lain bahasa Daerah yang berada pada
sesama rumpun Melayu di Asia Tenggara.
Dengan demikian berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas maka Bahasa Indonesia
sebagai bentuk terstruktur dari Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional dengan
berbagai aspek sehingga menjadikan Bahasa Indonesia istimewa dan diakui sebagai
bahasa pemersatu. Tentu saja terdapat faktor-faktor lainnya yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu, namun ketiga faktor tersebut yang telah kami
tuliskan kami pandang menjadi faktor kunci yang menjadikan Bahasa Indonesia
menjadi bahasa pemersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lingua Franca adalah bahasa yang digunakan suatu bangsa bahkan seluruh dunia
sebagai bahasa penutur atau bahasa pergaulan.
Lingua franca memudahkan komunikasi antara bangsa atau suku yang saling berbeda
bahasanya. Hakikatnya lingua franca adalah penghubung yang menghubungkan antara
bangsa atau suku bahkan orang dengan bahasa yang berbeda bias salig berkomunikasi.

B. SARAN

7
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/45159/4/T_LING_1605616_Chapter1.pdf
https://christiangamas.net/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-persatuan-yang-
berasal-dari-bahasa-melayu/
https://id.scribd.com/document/362491709/Makalah-Lingua-Franca
https://bl103.ilearning.me/2016/05/23/makalah-bahasa-indonesia-5/

Anda mungkin juga menyukai