Anda di halaman 1dari 17

ALUR PROSES DAN MATERIAL BALANCE

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


PT. SBSJJ (SUMBER BUMI SAWIT JADI JAYA)

TBS 100% Loading Ramp Kapasitas timbangan 50 ton

Scrapper

Steam P. 1-
Air Kondensat 4% Sterilizer (Perebusan) 2,5

Kecepatan 23 rpm
Thresher (Bantingan) Jangkos
Kap 10 ton/jam
T.90-95 OC Incinerator

Under Threshing Brondolan


Conveyor

Fruit Elevator

Distributing Digester
Conveyor

Digester
V : 6 - 6.5
(pengaduk)

T 90-95 OC Screw press (kempa) P 50-60 Bar

Air Dilusi

Oil Gutter CBC

Sand Trap Tank Depericarper


Mesh 40 & 80

Kap. 5 ton/jam
Vibrating Screen Polishing Drum 30
Fybe
Komposisi O
T 90-95 C
Cairan : Crude Oil Tank Elevator
Minyak : 42%
Boiler
Buffer Tank Destroner
Emulsi : 38%

Air : 18%
Continous Settling Nut Silo
NOS : 2% Tank (CST)

Ripper Mil
Fybe
Screw Conveyor Land
Sludge Tank

Elevator
Oil Separator II Sand Cyclone

LTDS
Oil Tank Buffer Tank
Air Sparating
Coulumb
Storage Oil Decanter

Claybath
Pengiriman
Light Heavy Solid Water Sprating
Phase Phase
Shell

Kernel
Tona Screw Conveyor
sse

Limbah Elevator

Kernel Dryer
Recovery Oil
Tank Screw Conveyor
Fat - Fit

Elevator

Hooper Kernel

Limbah
Pengiriman
DEKSRIPSI PROSES DI PT. SUMBER BUMI SAWIT JADI JAYA
(SBSJJ)

1. PROSES PENGOLAHAN CPO


1.1 Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menimbang bahan baku
TBS, CPO dan menimbang setiap barang yang keluar masuk dari pabrik.
Penimbangan merupakan tahapan awal dalam proses pengolahan kelapa
sawit.
Truk yang mengangkut TBS ditimbang dahulu di timbangan untuk
diperoleh berat kotor (bruto), selanjutnya truk dibongkar sampai dalam
keadaan kosong (tarra) dan didapatkan jumlah bersih (netto) dari selisihnya.
PT. SBSJJ memiliki 2 unit timbangan dengan kapasitas 50 ton. Pada
pabrik ini menggunakan proses penimbangan dengan sistem digital dimana
pada bagian bawah timbangan. Pada timbangan ini terdapat loadcell yang
berfungsi sebagai sensor penghantar pada komputer.
Saat melakukan proses penimbangan, truk pengangkut TBS masuk
ketempat penimbangan dan supir truk harus keluar dari truk. Hal ini bertujuan
agar tidak mempengaruhi berat penimbangan. Untuk pemeriksaan kebersihan
timbangan dilakukan setiap hari dan awal penimbangan harus pada titik nol.

1.2 Loading Ramp


Setelah penimbangan dilakukan sortasi. Sortasi adalah kegiatan
penyortiran TBS yang berfungsi untuk mengetahui kualitas TBS yang
diterima. Kriteria TBS yang diterima sesuai dengan fraksi buah. Fraksi buah
adalah tingkat kematangan TBS yang diterima oleh pabrik dengan klasifikasi
sebagai berikut.
a. Fraksi 0.0
Pada fraksi ini tidak terdapat buah memberondol dan tingkat
kematangannya tergolong masih sangat rendah.
b. Fraksi 0
Pada fraksi ini TBS memiliki buah lepas membrondol 1 – 12,5 % dari
permukaan buah dan tingkat kematangannya tergolong masih mentah.
c. Fraksi 1
Pada fraksi ini TBS memiliki buah lepas membrondol 12,5 – 25 % dari
permukaan buah dan tingkat kematangannya tergolong kurang matang.
d. Fraksi 2
Pada fraksi ini TBS memiliki buah lepas membrondol 25 – 50 % dari
permukaan buah dan tingkat kematangannya tergolong matang.
e. Fraksi 3
Pada fraksi ini TBS memiliki buah lepas membrondol 50 – 75 % dari
permukaan buah dan tingkat kematangannya tergolong matang.
f. Fraksi 4
Pada fraksi ini TBS memiliki buah lepas membrondol 75 – 100 % dari
permukaan buah dan tingkat kematangannya tergolong kelewat matang.
g. Fraksi 5
Pada fraksi ini buah tergolong tandan kosong.

Setelah dilakukan sortasi TBS dimasukkan ke loading ramp yang


berfungsi sebagai tempat penampungan TBS sementara yang nantinya akan
didistribusikan oleh scrapper ke sterilizer. Sementara pada loading ramp di
PT. SBSJJ memiliki 10 bays (pintu) dengan sudut kemiringan 45° dan
kapasitasnya 80 ton. Pada setiap pintu loading ramp menggunakan pintu
yang tegak lurus (vertikal) dengan menggunakan hidrolik.

1.3 Stasiun Sterilizer


Sterilizer adalah bejana bertekanan yang berfungsi untuk merebus
TBS dengan menggunakan steam. Jenis sterilizer yang digunakan pada PT.
SBSJJ berbentuk vertikal, berjumlah 10 buah, dengan masing-masing
sterilizer memiliki 2 pintu dengan panjang sterilizer 4,5 m dan diameter 2,3
m. Kapasitas dari 1 unit sterilizer yaitu 8-8,5 ton TBS. Pada sterilizer ini
terdapat rambu dengan tiga warna, yaitu :
1. Merah menandakan proses perebusan sedang berlangsung.
2. Kuning menandakan amblas.
3. Hijau menandakan proses perebusan telah selesai.

Tujuan dari sterilizer, yaitu :


1. Untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam buah.
2. Untuk mengurangi enzim lipase yang dapat menaikkan kadar FFA atau
ALB.
3. Untuk memudahkan pemipilan.
4. Untuk mempermudah proses pengolahan nude.
Proses perebusan pada sterilizer menggunakan sistem perebusan
triple peak, yaitu :

1. Peak 1, dilakukan pada tekanan 1 bar selama 9 menit.


2. Peak 2, dilakukan pada tekanan 1,5 bar selama 17 menit.
3. Peak 3, dilakukan pada tekanan 2,5 bar selama 42 menit.
Waktu total perebusan buah yang dibutuhkan selama ± 145 menit
dengan suhu perebusan 140-160 oC. Setelah dilakukan perebusan TBS dengan
waktu 145 menit (matang) dan ditunggu sampai tekanan 0 bar untuk
menurunkan atau membuang steam melalui jalur pipa buangan blow down
dan blow up.

1.4 Stasiun Thresser


Setelah perebusan TBS kemudian buah akan diteruskan ke thresser
menggunakan scrapper conveyor. Thresser berupa drum silinder dengan diameter
2200 mm, kecepatan 23 rpm. Thresser berfungsi untuk memisahkan brondolan
dari tandannya. Pada thresser terdapat kisi-kisi untuk memisahkan brondolan
dengan cara membanting buah. Brondolan jatuh ke bottom cross conveyor
selanjutnya buah diangkut ke fruit elevator. Dari fruit elevator dibawa oleh fruit
distributing conveyor yang selanjutnya dimasukkan ke masing-masing digester.
Sementara untuk tandan kosongnya dibawa scrapper menuju Incinerator yang
berfungsi sebagai tungku pembakaran tandan kosong hingga menjadi abu.
1.5 Stasiun Pressan
Brondolan yang sudah terpisah dari tandan akan masuk ke digester.
Digester berupa tangki silinder tegak dengan kapasitas masing-masing 6
ton/jam berondolan. PT. SBSJJ memiliki 3 unit digester yang berfungsi untuk
melumatkan brondolan agar lebih mudah untuk dipisahkan antara daging
dengan biji sehingga mudah untuk di press. Untuk memudahkan pelumatan
brondolan, pada digester diinjeksikan steam dengan suhu 90-95 0C. Brondolan
yang sudah lumat akan masuk ke screw press. Screw press berfungsi untuk
memisahkan minyak, fiber, dan nut. PT. SBSJJ memiliki 3 unit screw press
dengan kapasitas masing- masingnya 15 ton/jam. Tekanan yang digunakan
pada screw press yaitu 50 – 60 bar. Apabila tekanan pada screw press kurang
dari 50 bar maka fiber masih mengandung minyak karena pressan tidak
optimal dan apabila tekanan pada screw press lebih besar dari 60 bar maka
inti akan pecah.

1.6 Stasiun Clarifier


Minyak yang keluar dari screw press masih banyak mengandung
kotoran, air dan lain-lain. Untuk memperoleh mutu minyak sesuai dengan
yang diinginkan maka dilakukan pemurnian pada minyak. Pengolahan
minyak yang dilakukan agar minyak dapat murni, yaitu :
1.6.1 Sand Trap Tank
Minyak hasil pressan masih banyak mengandung kotoran-
kotoran. Minyak tersebut selanjutnya akan dipompa ke sand trap tank. Sand
trap tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan kotoran dalam
minyak. PT. SBSJJ memiliki 6 unit sand trap tank dengan kapasitas masing-
masingnya 5 ton/jam, pada sand trap tank diinjeksikan steam dengan suhu 90-
95 0C. Selanjutnya minyak akan dipompakan ke vibrating screen.
1.6.2 Vibrating Screen
Dari sand trap tank dipompakan ke vibrating screen. Vibrating
screen berfungsi untuk menyaring kembali padatan seperti pasir, fiber dan
kotoran lain yang tidak terpisahkan oleh sand trap tank. Proses penyaringan
pada vibrating screen menggunakan getaran yang berasal dari elektromotor.
Kecepatan dari elektromotornya adalah 1500-2000 rpm. Vibrating screen
memiliki dua saringan dengan ukuran saringan 40 mesh pada bagian bawah
dan 80 mesh pada bagian atas. Minyak hasil dari vibrating screen akan
dipompakan ke crude oil tank dan sludge akan dibawa oleh conveyor ke
sludge tank untuk diolah kembali.

1.6.3 Crude Oil Tank


Minyak yang keluar dari vibrating screen dipompakan ke crude
oil tank. Crude oil tank berfungsi sebagai tempat penampungan dan
pemanasan minyak dengan suhu 90 – 95 oC. Setelah itu minyak akan
dipompakan ke buffer tank lalu dialirkan ke countinous settling tank.

1.6.4 Countinous Settling Tank


Minyak dari crude oil tank dipompakan ke countinous settling
tank. Countinous settling tank berfungsi untuk memisahkan minyak kasar dan
sludge berdasarkan massa jenis, dimana minyak akan berada dibagian atas
karena massa jenisnya yang lebih ringan sedangkan sludge akan berada
dibagian bawah karena massa jenisnya yang lebih berat. Suhu yang digunakan
pada countinous settling tank adalah 90-95 OC sehingga mempermudah proses
pemisahan. Hasil pemisahan dari countinous settling tank seperti minyak
akan dipompakan ke oil separator tank sedangkan sludge akan dibawa oleh
pipa ke sludge tank untuk diolah kembali. Kapasitas dari CST adalah 30
ton/jam.

1.6.5 Oil Separator Tank


Minyak hasil pemisahan dari countinous settling tank akan
dipompakan ke oil separator tank. Oil separator tank berfungsi sebagai
tempat penampungan dan pengendapan minyak dari countinous settling tank.
PT. SBSJJ memiliki 2 unit oil separator dengan kapasitas masing- masingnya 9
ton/jam, pada oil tank diinjeksikan steam dengan suhu 90-95 0C.

1.6.6 Oil Tank


Minyak dari oil separator tank dipompakan ke oil tank. Oil tank
berfungsi sebagai tempat penampungan minyak sementara. Minyak yang
terdapat pada oil tank masih mengandung air dan kotoran ringan. Suhu yang
digunakan pada oil tank adalah 90-95 OC dengan tujuan untuk mengurangi
kadar air yang terdapat pada minyak, dimana kapasitas dari oil tank ini adalah
9 ton.
1.6.7 Storage Tank
Minyak dari dipompakan ke storage tank. Storage tank adalah
tempat penampungan CPO yang siap untuk dipasarkan. PT. SBSJJ memliki 2
storage tank. Kapasitas dari storage tank adalah 270 ton.

1.6.8 Sludge Tank


Sludge tank adalah tempat penampungan sludge dari countinous
settling tank yang masih bisa diolah kembali untuk mendapat minyak yang terdapat
pada sludge. Untuk mengendapkan sludge digunakan steam dengan suhu 90-95 0C
sehingga massa jenis dari minyak akan rendah sementara sludge yang bercampur
dengaan minyak akan terpisah dan mengendap di dasar tangki.
1.6.9 Sand Cyclone

Sand cyclone berfungsi untuk mengurangi pasir halus yang masih


terdapat pada minyak yang berasal dari sludge tank sebelum diolah pada
decanter.

1.6.10 Buffer Tank


Buffer tank berfungsi sebagai umpan decanter.
1.6.11 Decanter
Decanter berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan sludge. PT.
Sumber Bumi Sawit Jadi Jaya (SBSJJ) memiliki 1 decanter. Minyak hasil
olahan decanter dipompakan ke oil separator tank kemudian ke oil tank
dipompakan dan dipompakan lagi ke storage tank. Sludge hasil olahan
decanter akan dibawa oleh conveyor ke solid bin. Sementara cairan yang
masih mengandung minyak dan air akan dialirkan ke bak penampung. bak
penampung berfungsi untuk memisahkan kembali minyak yang masih
bercampur dengan kotoran dan minyak akan dikutip kembali dan dipompakan
ke oil separator.

1.1 PROSES PENGOLAHAN KERNEL


Proses pengolahan kernel terdapat pada bagian stasiun kernel yaitu stasiun
yang beroperasi untuk mengolah hasil pressan yang berupa nut dan fiber dan juga
pemisahan inti dengan cangkang. Pengolahan yang dilakukan pada stasiun kernel
agar diperoleh kernel, yaitu :
1.1.1 CBC Under Press
Hasil pressan dari screw press akan dibawa oleh CBC under press.
CBC under press berfungsi untuk menghantarkan fiber dan nut ke
CBC depericarper.

1.1.2 CBC Depericarping


CBC depericarping berfungsi untuk menghantarkan dan memecah
gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.

1.1.3 Depericarping
Depericarping berfungsi untuk memisahkan fiber dan nut. Fiber
diangkut oleh fiber cyclone dengan bantuan blower. sedangkan nut
tidak dapat diangkut oleh fiber cyclone karena nut memiliki massa
jenis lebih besar dibandingkan dengan fiber. Karena nut tidak dapat
diangkut oleh fiber cyclone maka nut jatuh ke polishing drum.
Sementara fiber yang sudah diangkut oleh fiber cyclone dibawa oleh
conveyor yang akan digunakan sebagai bahan bakar pada boiler.

1.1.4 Polishing Drum


Polishing drum merupakan suatu alat berupa tabung horizontal yang
berputar dengan kecepatan 17 rpm. Pada polyshing drum terjadi
pemisahan kembali antara nut dan fiber. Apabila sudah terpisah
antara nut dengan fiber kemudian nut dihisap oleh wet nut transport.
1.1.5 Wet Nut Transport
Nut yang sudah terpisah dengan fiber akan dihisap oleh wet nut
transport dan diantarkan ke nut silo.

1.1.6 Nut Silo


Nut silo merupakan wadah penampungan nut sementara sebelum
dilakukannya proses pemecahan nut dan pada nut silo juga dilakukan
pengurangan kadar air. Nut silo memiliki bentuk persegi serta
didalamnya dilengkapi oleh sekat yang bertujuan untuk membagikan
nut secara merata ke setiap sisi.
1.1.7 Ripple Mill
Nut dari nut silo masuk ke ripple mill. Ripple mill berfungsi untuk
memecahkan nut agar inti dapat terpisah dari cangkang. Ripple mill
tepat berada dibawah nut silo sehingga nut yang masuk dari nut silo
akan dipecahkan di ripple mill yang memiliki kapasitas 5 ton/jam.
Dari unit ini tentunya tidak akan terpecah secara sempurna, oleh karena itu
hasil keluaran ripple mill masih mengandung kernel utuh, kernel pecah, nut
utuh, cangkang, dan masih terdapat fiber.

1.1.8 Separating Coloumb


Separating coloumb berfungsi untuk memisahkan antara kernel dan
cangkang.

a. Air Lock Separating Coloumb


Air lock separating coloumb berfungsi untuk menghisap debu,
fiber halus, inti pecah halus dan cangkang halus.

b. LTDS
Prinsip yang digunakan pada LTDS yaitu perbedaan luas
penampang. Dengan adanya perbedaan luas penampang ini maka
cangkang akan tertarik oleh kecepatan udara menuju shell bin,
sementara kernel tidak terangkut karena bentuk dimensinya
mendekati bulat.
1.1.9 Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan antara kernel dan cangkang.
Metode yang digunakan yaitu perbedaan massa jenis. Massa jenis
kernel basah yaitu 1,07 g/m3 sedangkan massa jenis cangkang yaitu
1,15 g/m3 – 1,20 g/m3 sehingga untuk membantu proses pemisahan
dibuat larutan dengan tembahan tepung kaolin (CaCO3) sehingga
massa jenis larutan akan menjadi 1,16 g/m3. Dengan adanya
perbedaan massa jenis ini akan terpisah antara kernel dan cangkang.
Cangkang akan diangkut oleh conveyor menuju boiler sedangkan
kernel diangkut oleh wet kernel silo menuju kernel silo.
1.1.10 Kernel Silo
Kernel silo merupakan tempat untuk melakukan pemasakan kernel
dengan menggunakan udara panas. Kernel dimasak dengan udara
O
panas yang memiliki temperatur 80 – 95 C. Udara panas ini
dihasilkan dari steam yang masuk. Setelah kernel masak maka kernel
akan dimasukkan ke unit rotary drum.
1.1.11 Bulk Silo
Bulk silo merupakan tempat penyimpanan kernel hasil produksi.
Kernel yang disimpan mempunyai kriteria yaitu kadar air maksimal
7,5 % dan kadar kotoran maksimal 6 %. Jika kernel sudah memenuhi
kriteria tersebut maka kernel sudah siap untuk dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai