Anda di halaman 1dari 9

ROLE PLAY

MANAJEMEN KONFLIK

Kelompok 4 :

Ari Cendani Prabawati (17.321.2658)


Komang Ayu Ratih Purbaningrum (17.321.2675)
Ni Kadek Erni Widjayanti (17.321.2683)
Ni Ketut Yuliana (17.321.2686)
Ni Made Ayu Priastini (17.321.29695)
Ni Putu Ayu Wismaya Dewi (17.321.2698)
Ni Putu Merry Tasia Suryawan (17.321.2702)
Ni Wayan Yuna Pratiwi (17.321.2705)
I Gede Krisnata Subagio (17.321.2668)

STIKES WIRA MEDIKA BALI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020


ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK

Di rumah sakit di Bali , tepatnya ruang kenanga no. 2 ada seorang pasien yang bernama
erni anak dari ibu ayu, ayu berumur 10 tahun dengan gejala demam tinggi. Maka, ada 3
perawat yang bernama ratih, tasya, priastini di tugaskan untuk melakukan pemberian
obat intra cutan, sebelum di berikan obat antibiotik.
ratih : “Selamat pagi.” (sambil tersenyum)
ibu ayu : “Pagi suster.”
Ratih : “Perkenalkan saya suster ratih yang akan bertugas di ruangan ini. Apa benar ini
saudara erni?”
Erni : “Iya sus.” (sambil mengangguk)
Ibu ayu : “Iya benar suster, ini dengan erni anak saya.”
Ratih : “Oh iya, kalau begitu saya disini akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada
nya, mohon di jawab dengan sebenar-benarnya ya dekerni.”
Erni : “Iya sus.”
Ratih : “ Tempat tinggal erni dimana?”
Erni : “ Kami tinggal di Jalan Pangeran Dipenogoro RT 02.”
Ratih : “ dekerni sudah bekerja?”
Ibu ayu : “ Kebetulan erni sedang kuliah sus.”
Ratih : “Nah sekarang ceritakan apa yang erni rasakan dalam tubuh dekerni?”
Ibu ayu : “ Ayo erni, ceritakan apa yang terasa sama susternya.”
Erni : “ Saya pusing suster, kepala saya berputar-putar tidak karuan, badan saya panas
dan terasa sakit dimana-mana. Saya merasa tidak kuat suster.”
Ratih : “ Baiklah, saya akan ukur suhu tubuh erni, tolong angkat ketiaknya ya.”(ratih
memasukan termometer). “Coba kita tunggu beberapa menit.”

Kemudian di dapat hasil pengukuran suhu tubuh pasien.

Ratih : “Suhu tubuh erni 38,9 ˚C melebihi suhu tubuh normal, biasanya suhu tubuh
normal 36,5 - 37,5˚C. Erni memiliki gejala demam tinggi, mungkin saya akan
konsultasi dulu ke Dokter ari untuk penanagan pertama. Dokter ari akan datang 3
jam lagi, mungkin saya akan memberikan tindakan keperawatan pertama, sekitar
20 menit lagi saya akan kembali.”
Erni : “Iya suster.”
Ratih : “ Saya permisi dulu ya bu.”

Setelah perawat keluar ruangan, ibu ayu menjaga erni dan memberikan minum.
Ibu erni : “ Nak, minum dulu biar panasnya turun, bentar lagi dokternya dating kok, sabar
ya.”
Erni : “Nggak mau bu, nggak mau minum, mulut erni pahit. Bu, kita dapat uang
darimana buat bayar biaya rumah sakit. Semakin lama disini semakin mahal bu.”
Ibu ayu : “Kamu nggak usah mikirin soal itu, yang penting kamu sembuh dulu, ibu bakal
usahain buat dapatin biaya pengobatan kamu.”
erni : “Yaudah bu, erni mau minum biar kita cepat pulang dari sini.”
Ketika erni dan ibu ayu lagi berbincang-bincang, tiba-tiba perawat ratih dating
memberikan obat melaui intra cutan.
Ratih : “Permisi bu, maaf menunggu lama, sesuai dengan kontrak kita tadi, erni akan di
beri obat antiobitik agar panasnya turun, nanti sekitar 2 jam lagi dokternya akan
memeriksa keadaan erni. Sebelumnya apakah erni alergi obat antibiotik?”
Ibu ayu : “Tidak tau suster, soalnya erni baru pertama kali di rawat di rumah sakit.”
tasya : “Oh iya, kalau begitu saya akan melakukan test alergi dulu ya bu, nanti hasilnya
bisa di ketahui anak ibu alergi atau tidak, apakah erni bersedia?”
erni :” Baiklah sus.”

Setelah mendapat persetujuan dari pasien, maka perawat priastini pun melakukan
tindakan pemberian obat intra cutan.
Priastini : (Perawat membersihkan daerah yang akan dilakukan suntikan, kemudian daerah
tersebut agak ditegangkan. Kemudian tindakan pun dilakukan).“Bagaimana perasaan erni?”
Erni :“Agak terasa sakit, suster.”
Priastini : “Tidak apa-apa. Maaf bu, daerah yang tadi disuntik saya lingkari dulu dengan
spidol. Nanti sekitar 15 menit obat akan bereaksi, daerah sekitar suntikan tersebut
jika kemerahan berarti tandanya ibu alergi obat antibiotik.”
Erni : “Oh iya suster.”
Priastini : “Kalau begitu saya permisi dulu. Saya akan membereskan peralatan dulu, nanti
jika sudah ada hasilnya, segera ibu panggil saya, ya.”

Perawat priastini pun membereskan peralatannya, dan melakukan kontrak waktu


kembali. Setelah diketahui hasilnya, maka pasien bias diberi obat antibiotic atau tidak
dengan alasan alergi.
2 jam kemudian Dokter Ari dating bersama perawat yuli.
Dokter ari : “Selamat siang bu, saya Dokter ari, tadi sudah di test alergi belum bu sama
susternya?”
Erni : “Sudah dokter. Ini disini dok.” (sambil memperlihatkan tangannya)
Dokterari : “Nggak apa - apa, bagus, berarti ini tandanya tidak alergi. Kalau begitu, saya
periksa dulu ya.”
Ibu ayu : “Iya, dokter. Silahkan.”

Dokter ari memeriksa keadaan pasien erni sedangkan Perawat yuli membantu Dokter ari.

Dokter ari : “bu, nanti saya resepin obatnya, biar nanti suster yuli aja yang memberikan
obatnya ya bu.”
Ibu ayu : “Baiklah dok.”
Dokter ari : “ibu bias keruangan saya sekarang?”
Ibu ayu : “O iya dok. Nanti saya keruang dokter.”

Di ruangan Dokter, ibu ayu dan Dokter ari berbincang-bincang mengenani penyakit erni.
Ibu ayu : “ Permisi dok.”
yuli : “Silahkan masuk bu. Duduk dulu ya bu, saya panggilkan dokternya.”
Dokter ari : “Begin ibu, setelah saya periksa anak ibu mengalami demam tinggi dan
dehidrasi, jadi harus di rawat beberapa hari untuk memulihkan kesehatannya, tadi
resepnya sudah saya kasih ke suster yuli.”
Ibu ayu : “Baik dok, kira-kira biayanya berapa ya dok?”
Dokterari : “ Kalau masalah biaya, ibu bias konfirmasi kebagian administrasi dan yang
paling penting sekarang kita pulihkan dulu anak ibu.”
Ibu ayu : “Iya, dok.”
Yuli : “Baik bu, nanti saya akan memberikan obat ke anak ibu ya bu.”
Ibu ayu : “O iya sus, saya mau kebagian administrasi dulu. Permisi.”

Ibu ayu lalu pergi ke bagian administrasi untuk menanyakan masalah biaya perawatan.
Tibalah ibu ayu di bagian administrasi.
Ibu ayu : “Pemisi bu, saya keluarga dari pasien erni ruang kenanga no. 2, saya mau liat
perincian dan jumlah biaya pengobatan anak saya.”
krisnata : “Sebentar ya bu, saya cek dulu.”
Ibu ayu : “Iya pak.”
krisnata : “ini bu, perinciannya.”
Ibu ayu : (melihat biaya perinciannya) “waduh, mahal sekali biayanya pak, kira-kira bisa
di cicil nggak pak?”
krisnata : “Maaf bu, ini sudah ketentuan dari rumah sakit jadi nggak bisa, jadi kalau besok
anak ibu masih di rawat, bayarnya bias besok.”
Ibu ayu : “Oh begitu pak, saya permisi dulu ya, makasi.”
krisnata : “Iya bu.”

Ibu ayu meninggalkan bagian administrasi dan berjalan menuju ruang perawat
ananaknya. Sementara itu di nurse station perawat tasya dan perawat yuli sibuk
melakukan pendokumentasian. Lalu suster tasya bertanya kepada suster yuli.

Tasya : “Sus, bagaimana keadaan pasien yang bernama erni?”


Yuli : “Setelah di lakukan pemasangan infuse tadi, keadaannya mulai berangsur
membaik sus, soal pengobatan saya sedang menunggu instruksi dari dokter ari.”
Tiba-tiba Dokter ari datang dan menginstruksikan perawat untuk memberikan obat pada
pasien erni.
Dokter ari : “Permisi sus.”
Tasya : “Iya, silahkan duduk dok.”
Dokter ari : (Menuliskan resep untuk pasien erni). “Sus, ini ya resep untuk pasien erni.”
Tasya : “Baik dok.”
Dokterari : “Saya mau keruangan dulu, permisi.”

Dokter ari kembali ke ruangan sedangkan perawat tasya, menyiapkan obat untuk pasien
erni.

Tasya : “Suster yuli, ini obat untuk pasien yang bernama erni, tolong berikan sekarang yaa, saya
mau ke laboratorium dulu.”
yuli : “Baik sus.”

Perawat yuli pergi ke ruang perawatan pasien erni.

Yuli : “Permisi bu. ”


Ibu ayu : “Iya suster.”
Yuli : “bu, ini obat buat erni, nanti di minumkan ke erni setelah makan ya bu.”
Ibu ayu : “Iya, terimakasih suster.”

Perawat yuli kembali ke nurse station dan melakukan pendokumentasian.


Keesokan harinya, perawat yuli dan perawat tasya kembali bertugas di ruangan kenanga
2.

yuli : “Gimana keadaannya hari ini dek? Tidurnya nyenyak tidak?”


erni : “Baik kok, tidurnya nyenyak suster. Suster, aku kapan pulang?”
yuli : “Nanti ya, tunggu dokternya, obatnya di minum biar cepat sembuh.”
erni : “Iya suster.”
yuli : “Yaudah, nanti siang, suster yang kasih obatnya.”
Ibu ayu : “Iya erni, tu dengerin susternya, biar cepat pulang.”

Siang harinya, perawat yuli memberikan obat via bolus kepada pasien erni.
yuli : “Selamat siang bu, sesuai dengan yang di bilang sama suster yuli tadi pagi, kalau
siang ini saya akan memberikan obat, nanti saya suntikan melalui selang infusnya
erni ya bu.”
erni : “ahh, gamau suster nanti sakit.”
yuli : “ nggak sakit kok dek, kan nggak di suntik pake jarum, nanti jarumnya di lepas
kok.”
erni : “Suster bener ya nggak sakit.”
yuli : “Yaudah suster suntik ya, ( saat di suntik ) tuh kan nggak sakit suster ga
bohong.”
erni : “Iya sus nggak sakit, terimakasih sus.”
yuli : “iya, selamat siang.”

Perawat yuli pun kembali ke nurse station untuk mengisi di buku obat dan melanjutkan
tugasnya.

tasya : “Suster tasya, kamu sudah kasih obatnya sama pasien erni ?
yuli : “Sudah kok sus.”

15 menit kemudian, tubuh erni mengalami kejang, ibu ayu panik dan memanggil perawat.

Ibu ayu : “Suster, suster.” (dengan suara keras dan panik)

Dokter ari yang kebetulan sedang berada di nurse station dan parawat tasya dan yuli
dating keruangan pasie nerni.
Ibu ayu : “Dok, bagaimana ini, kenapa bias begini ?”

Dokter ari : “Iya sebentar ya bu, saya periksa dulu. (memeriksa obat apa yang diberikan
perawat yuli). Obat apa yang suster berikan kepada pasien erni?”

yuli : “Saya berikan obat yang sesuai dengan resep dokter.”

Dokter ari memeriksa kembali obat yang diberikan, setelah diperiksa ternyata obat
tersebut salah, keluarga erni tidak terima dengan kejadian ini, dan menuntut suster yuli
serta rumah sakit yang dianggap keluarga erni sudah melakukan mal praktek.

Ibu ayu : “Saya tidak terima dengan kejadian ini, saya akan menuntut rumah sakit ini, ini
masalah nyawa.” (dengan suara tinggi)

Dokter ari : “Maaf bu, kami tidak bermaksud untuk melakukan mal praktek atau
semacamnya, tapi ini memang kesalahan saya dan sustersaya.” (marah)

Ibu ayu : “Saya tidak terima, saya akan bawa masalah ini ke pengadilan.”

yuli : “Saya benar – benar mohon maaf atas kejadian ini bu. Saya tidak bermaksud
untuk mencelakai erni.” (Menunduk dan merasa bersalah)

tasya : “Maaf bu, mungkin masalah ini tidak perlu dibawa ke pengadilan, kami akan
bertanggung jawab dengan semua kejadian ini, kami pun sudah memberikan obat
yang sesuai dan penatalaksanaan kejang-kejang tadi.”

Dokter ari : “Benar bu, masalah ini bisa di selesaikan secara kekeluargaan, ibu mohon tenang
ya, obat penetral tersebut sekarang sedang bekerja di tubuhnya erni, dan kita
tunggu beberapa menit lagi erni akan sadar bu.” (sambil memegang bahu ibu ayu)

Ibu ayu : (diam)

Tiba-Tiba erni sadarkan diri dan memanggil ibu ayu

erni : “bu.” (dengan nada pelan)

ibu ayu : “Puji Tuhan, akhirnya kamu sadar juga nak, kamu tidak apa-apakan?

Erni : “Aku tidak apa-apa bu.”


Kemudian dokter ari memeriksa keadaan erni dan hasilnya baik. Lalu dokter ari, perawat
tasya dan yuli berbincang – bincang.
Dokter ari : “bu, sekali lagi kita minta maaf atas kejadian ini.”
tasya : “Kita minta maaf atas kelalaian ini ya bu.”
yuli : “Iya bu, terutama saya. Ibu tidak akan membawa masalah ini ke pengadilan kan?

Ibu ayu: “Iya dok, sus. Saya tidak akan melaporkan masalah ini ke pangadilan, saya tadi Cuma
khawatir sama keadaan anak saya.”

Setelah berbincang-bincang, ibu ayu setuju tidak membawa masalah ini ke pengadilan dan
memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-obatan yang sesuai,
erni bias sembuh, dan keluarga pun tidak perlu membayar biaya pengobatan dan rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai