Makalah Asam Sulfat
Makalah Asam Sulfat
DIBUAT OLEH :
Nadira Fawziyya Masnur
Absen : 26
KELAS XI MIPA 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang Kimia.
Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenaNya kami dapat
menyelesaikan laporan yang menjadi tugas Sejarah dengan judul “Industri Pembuatan Asam
Sulfat”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami selama pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan Ibu Guru. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat
ini masih banyak terdapat kekurangannya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
(2) TEKANAN
4
- Apabila tekanan ditingkatkan, maka akan sebanding dengan penurunan volume wadah.
Maka kesetimbangan akan bergeser ke arah sisi dengan koefisien kecil, yang dimana pada
reaksi diatas ke arah kanan atau pembentukan asam sulfat. Maka peningkatan tekanan atau
penurunan Volume dapat meningkatkan jumlah produk asam sulfat.
- Apabila tekanan diturunkan, maka akan sebanding dengan peningkatan volume wadah.
Maka kesetimbangan akan bergeser ke arah sisi dengan koefisien besar, yang dimana pada
reaksi diatas ke arah kiri atau penguraian asam sulfat
(3) KATALIS
Penggunaan katalis dapat mempercepat laju reaksi untuk mencapai kesetimbangan. Pada
pembentukan Asam Sulfat yang digunakan adalah Vanadium pentaoksida ( V2O5 ).
(4) KONSENTRASI
Penambahan Konsentrasi pada reaktan akan meningkatkan pula konsentrasi produk, dan
pengurangan konsentrasi pada reaktan juga akan menurunkan pula konsentrasi produk.
5
BAB II ISI
6
Terdapat juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H2SO4 tidaklah
murni dan seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk membuat pupuk. Mutu
murni asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat warna.
Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat, H2S2O7
akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun
oleum. Konsentrasi oleum diekspresikan sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4
(jumlah asam sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang umum
adalah 40% oleum (109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6% H2SO4). H2S2O7 murni terdapat
dalam bentuk padat dengan titik leleh 36 °C.
7
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat
pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan buah-buahan. Afinitas
asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya ia akan memisahkan atom hidrogen
dan oksigen dari suatu senyawa. Sebagai contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan
asam sulfat pekat akan menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang
akan mengencerkan asam sulfat):
(C6H12O6)n → 6n C + 6n H2O
Efek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas. Selulosa
bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang akan terlihat seperti efek
pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke
dalam satu sendok teh gula. Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon
berpori-pori yang mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel.
8
Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator, manakala asam
encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam pekat panas bereaksi dengan seng,
timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida, manakahal asam
encer yang beraksi dengan logam seperti seng akan menghasilkan garam dan hidrogen.
9
dari udara bebas. Untuk air yang digunakan didapat dari sumur bor yang melalui tahap
pengolahan.
10
Proses pembuatan asam sulfat berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:
1. Ekstraksi belerang
Sumber dari belerang paling banyak berasal dari recovery gas alam dan minyak. Minyak dan
gas alam banyak mengandung senyawa sulfur, baik dalam bentuk organik maupun hidrogen
sulfida yang kedua senyawa tersebut harus dihilangkan sebelum minyak bumi digunakan
sebagai bahan bakar atau bahan baku kimia. Sumber penting lain dari sulfur adalah belerang
dioksida dari pemurnian logam. Banyak bijih logam mengandung sulfida dan dipanaskan
untuk membentuk oksida sebagai sulfur dioksida, misalnya, dalam pembuatan timbal
Logam lainnya yang diproduksi dari bijih sulfida adalah tembaga, nikel dan seng. Di seluruh
dunia sekitar 35% belerang diperoleh dari sulfur dioksida yang berasal dari pemanasan bijih
sulfida dan ini terus meningkat, pada umumnya pabrik-pabrik melepaskans sulfur dioksida ke
atmosfer dan didaur ulang sebagai asam sulfat. Secara khusus, China membuat sebagian
besar asam sulfat dari pirit, yaitu bijih besi sulfida. Asam sulfat juga diperoleh dari amonium
sulfat, produk samping dalam pembuatan poli (metil 2-methylpropenoate) dan juga dari daur
ulang asam sulfat yang telah di gunakan.
Jika bahan bakunya adalah belerang sulfur, maka terlebih dahulu harus dikonversi
menjadi belerang dioksida. Belerang cair disemprotkan ke tungku dan dibakar dalam ledakan
udara kering pada sekitar 1300 K. belerang akan terbakar yang ditandai dengan warna api
biru
Udara yang berlebih terdiri 10-12% sulfur dioksida dan 10% oksigen. Gas-gastersebut sangat
panas dan begitu juga melewati penukar panas (waste heat boiler).
Gas didinginkan sampai sekitar 700 K dan air di pipa boiler sekitarnya diubah menjadi uap.
Dalam pembuatan satu ton asam sulfat, diproduksi satu ton uap tekanan tinggi.
11
Katalis, vanadium (V) oksida pada silika umumnya dalam bentuk pelet kecil, dan
ditambahkan cesium sulfat pada permukaanya (Gambar bawah). Fungsi cesium sulfat ini
adalah untuk menurunkan titik leleh vanadium (V) oksida sehingga cair pada 700 K. Katalis
Vanadium oksida (V2O5) digunakan untuk pembuatan asam sulfat
Gambar diagram proses kontak dapat dilihat pada gambar diatas, Sebuah diagram alir Proses
Kontak. Seperti ditunjukkan di atas, itu adalah reaksi eksotermis sehingga, untuk hasil yang
memuaskan dari sulfur trioksida (di atas 99,5% diperlukan konversi), digunakan suhu rendah
agar seekonomis mungkin. Dengan demikian, panas dipindahkan dengan melepaskan gas dari
setiap bed dengan menggunakan penukar panas. Sulfur trioksida yang dihasilkan dipindahkan
antara bed ketiga dan keempat dan mengalir ke tahap selanjutnya, yaitu konversi sulfur
trioksida untuk asam sulfat.
Namun, sejumlah kecil sulfur dioksida tidak dikonversi dan melewati keempat katalis bed
dan menghasilkan gas, terutama sulfur trioksida yang mengalir ke tahap berikutnya.
Namun, air itu sendiri tidak dapat digunakan untuk penyerapan karena ada kenaikan suhu
yang besar, dan terbentuk kabut asam sulfat, yang sulit untuk di tangani. Sebaliknya,
digunakan asam sulfat dengan konsentrasi sekitar 98%. kemudian disimpan pada konsentrasi
tersebut dengan penambahan air dan penghilangan asam pada konsentrasi ini
Untuk menjaga suhu di sekitar 400 K, panas dihilangkan dengan penukar panas, seperti
gambar di bawah
Gas yang tidak diserap mengandung sekitar 95% nitrogen, 5% oksigen, dan sisa sulfur
dioksida. Aliran gas disaring untuk menghilangkan sisa kabut asam sulfat dan dikembalikan
ke atmosfer dengan menggunakan cerobong tinggi.
12
Tahapan yang paling menentukan pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan
pembentukan SO3 dari SO2. Reaksi pembentukan SO3 dari SO2 adalah reaksi reversible,
sehingga untuk meningkatkan produknya dilakukan usaha-usaha berdasarkan asas Le
Chatelier.
Berdasarkan jumlah koefisien reaksi pada pembentukan SO3, untuk meningkatkan
produknya, proses harus dilakukan pada tekanan tinggi. Selain itu, karena reaksi
pembentukan SO3 adalah reaksi eksotermis, maka untuk meningkatkan produknya, proses
harus dilakukan pada suhu rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung lambat,
sehingga ke dalam reaksi perlu ditambahkan katalis V2O5.
Sama halnya dengan proses pembuatan amonia, percobaan terus dilakukan untuk
memperoleh kondisi optimum. Berdasarkan berbagai percobaan, kondisi optimum untuk
proses pembuatan asam sulfat dalam skala industri berlangsung pada suhu antara 400oC–
450oC dan tekanan 1 atm. Hasil yang diperoleh melalui proses ini adalah H2SO4 dengan
kadar 97%–99%.
Reaksi:
2 SO2 + O2 + NO + NO2 + H2O →2 HNOSO4 (asam nitrosil)
Asam nitrosil (HNOSO4) bereaksi dengan H2O membentuk asam sulfat (H2SO4).
Reaksi:
2 HNOSO4 + H2O→2 H2SO4 + NO + NO2
Gas NO dan NO2 dialirkan ke menara Gay Lussac kemudian diubah menjadi HNO3.
Sedangkan asam nitrat akan dialirkan kembali ke menara glover dan seterusnya. Asam sulfat
yang terbentuk akan dialirkan ke bak penampungan.
13
persamaan di bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi.
Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat,
hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4•2 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang
telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid
Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang,
bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan
untuk membuat asam sulfat yang "baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi
sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat
bekas mengizinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat
karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk
menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat
merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim
menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk
membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan
dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan
isobutilena yang menghasilkan isooktana.
Apabila dirangkum, maka kegunaan Asam Sulfat adalah sebagai berikut :
1. Sebagai cairan elektrolit aki
2. Sebagai pembersih karat pada baja dan besi
3. Sebagai bahan baku pembuat pupuk
4. Untuk memurnikan fraksi minyak bumi dari kotorannya.
5. Sebagai bahan dalam pembuatan detergen.
6. Sebagai bahan dalam pembuatan pulp dan kertas
7. Dan lain lainnya.
14
Asam sulfat atau sulphuric acid adalah asam mineral kuat tak berwarna dengan sifat
korosif yang tinggi. Asam sulfat dapat larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam
sulfat sangat berbahaya bila terkena jaringan kulit karena sifatnya yang korosif, dan dengan
sifatnya sebagai penarik air yang kuat (pendehidrasi) akan menimbulkan luka seperti luka
bakar pada jaringan kulit. Semakin tinggi konsentrasi asam sulfat semakin bertambah
bahayanya. Walaupun asam sulfat tersebut encer, akan tetap mampu mendehidrasi kertas jika
tetesan asam sulfat dibiarkan di kertas dalam waktu lama.
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Risiko utama asam
sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol
asap. Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata,
saluran pernapasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat
setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah.
Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang
paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran
pernapasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan paparan yang diperbolehkan
ditetapkan sebagai 1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat
menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut. Selain itu, asam
sulfat pekat atau biasa disebut oleum pun berbahaya. Oleum akan menghasilkan gas SO2
yang sangat reaktif yang jika terhirup, akan merusak paru-paru. Untuk pertolongan pertama
jika terhirup, segera cari udara segar dan segera cari pertolongan medis.
Langkah yang harus dilakukan jika terkena asam sulfat adalah,
guyur bagian tubuh yang terpapar asam sulfat dengan air yang
mengalir selama 10-15 menit. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan
jaringan disekitar luka bakar asam, dan untuk mencegah adanya
kerusakan sekunder. Pakaian yang terkena asam sulfat pun juga
harus segera di lepas, dan guyur dengan air kulit yang terkena asam
sulfat lewat pakaian tersebut.
Jika terpapar asam sulfat pada mata, segera guyur mata dengan air hangat selama 20 menit,
dan segera pergi ke dokter.
Kehati-hatian sangat diperlukan dalam menangani asam sulfat. sangat disarankan untuk
memakai peralatan-peralatan keamanan, antara lain :
1. KACAMATA PELINDUNG
Kacamata pelindung berfungsi melindungi mata dari berbagai
kemungkinan terkena percikan asam sulfat ke mata.
15
2. SAFETY GOGGLE / PELINDUNG MUKA
Safety goggle mencegah tumpahan ataupun percikan asam sulfat ke
muka
16
BAB III PENUTUP
III. 1. KESIMPULAN
Asam Sulfat (H2SO4) adalah zat mineral yang bersifat korosif. Pembuatan asam
sulfat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu proses bilik timbal dan proses kontak. Akan
tetapi, proses bilik timbal sudah banyak ditinggalkan karena tidak terlalu menguntungkan.
Proses kontak lebih dipilih karena dapat menghasilkan asam sulfat dengan kadar mencapai
99% dengan biaya yang lebih murah.
Kegunaan utama dari asam sulfat adalah: Untuk Memproses biji mineral; Untuk
sintesis kimia; Untuk proses air limbah; serta untuk pengilangan minyak. Asam Sulfat juga
sangat berbahaya karena bersifat korosif, yang bilamana terkena pada kulit maka akan
menimbulkan semacam luka bakar. Asam Sulfat juga kerap kali disebut air keras.
[1] http://id.wikipedia.org/wiki
[2] https://amrudly.com/asam-sulfat/
[3] http://sainskimia.com/2016/07/22/sifat-pembuatan-dan-kegunaan-asam-sulfat/
[4] http://www.avkimia.com/2017/03/asam-sulfat-H2SO4.html
[5] http://logku.blogspot.co.id/2011/02/fungsi-asam-sulfat-dan-pembuatannya.html
[6] http://tatangsma.com/2015/03/proses-bilik-timbal-dalam-pembuatan-asam-sulfat.html
17