Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan PB. Sudirman Denpasar, Bali. Telp. (0361) 222096
ABSTRAK
Kehadiran tanaman yang memiliki fungsi ganda semakin dibutuhkan mengingat semakin meningkatnya
isu yang berkembang baik menyangkut kurangnya ketersediaan hijauan pakan baik kualitas dan kuantitasnya,
serta meningkatnya degradasi lahan karena kurangnya tanaman penutup tanah (cover crop). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki potensi besar sebagai tanaman pakan dan
tanaman penutup tanah yang baik, dan kembang telang (C. ternatea) lokal memberikan hasil hijauan pakan
yang lebih baik dibandingkan dengan C. ternatea cv. Milgarra dan Siratro.
Kata Kunci: Tanaman pakan, penutup tanah, dan C. Ternatea.
96
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Terkan
Gambar 1. Pengaruh penggunaan pupuk organik kascing terhadap hasil hijauan kering beberapa species
leguminosa
lokal secara konsistens memberikan berat nitrogen dan fosfor yang tinggi, keberhasilan
kering tanaman yang lebih tinggi daripada pengembangan C. ternatea sangat tergantung
spesies yang lainnya. pada kondisi tanah dan musim yang cocok.
C. ternatea sangat cocok tumbuh bersama
rumput-rumputan yang tinggi seperti rumput
Gajah, rumput Raja, Andropogon pertusus, PENGEMBANGAN C. TERNATEA
sorghum dan lain sebagainya. Hasil berat SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH
kering C. ternatea di Zambia mencapai 3.330
kg BK ha-1 pada tahun pertama pertumbuhan Kembang telang beradaptasi dengan baik
dari bulan Maret sampai dengan Juni. Produksi pada kisaran tanah berpasir, lempung, alluvial
berat kering dapat mencapai 13.350 kg BK ha- dalam, dan liat yang berat. Tahan terhadap
1 -1
th apabila budidaya C. ternatea dilaksanakan kekeringan (curah hujan 500-900 mm), tahan
di lahan dengan irigasi yang baik bahkan ton terhadap salinitas dan mampu berkompetisi
BK ha-1th-1. GOMEZ dan KALAMANI (2003) dengan baik terhadap gulma. Sebagai tanaman
menyatakan bahwa produksinya dapat penutup tanah, kembang telang (C. ternatea)
mencapai 30. Kandungan protein kasar mampu menutup tanah dengan baik pada umur
mencapai 10.5% sampai dengan 25.5% dari 4 – 6 minggu setelah tanam. Tumbuh baik
berat kering. GOMEZ dan KALAMANI (2003) bersama rumput-rumputan yang tinggi seperti
dan HALL (1992) menyatakan bahwa C. rumput Guinea dan rumput Gajah
ternatea memiliki sifat-sifat agronomis berakar (’TMANNETJE dan JONES, 1992).
dalam, panjang, sebagai leguminosa memanjat, DUBBS (1971) serta ALISON dan PITMAN
daunnya memiliki 5 liflet, dan bunganya biru (1995) menyatakan bahwa rumput akan
pekat. Kemampuannya beradaptasi pada pH menghasilkan akar lebih banyak bila dicampur
5.5-8.9 sangat baik dan mampu hidup baik dengan leguminosa. Leguminosa akan
pada tanah berkapur. mensuplai 22,68-45,36 kg nitrogen kepada
Pada percobaan penggembalaan dengan rumput per pemotongan tergantung kepada
irigasi di Queensland Australia, peningkatan jenis rumput. Rumput menjadi lebih tinggi bila
berat badan ternak sapi harian dapat mencapai ditanam bersama leguminosa. Dengan
0.68 kg hari-1, pada padangan yang terdiri dari demikian asosiasi rumput dengan leguminosa
campuran rumput Brachiaria mutica dengan C. tersebut akan memberikan hasil yang lebih
ternatea, dibandingkan dengan padangan yang banyak, lebih berkualitas, dan juga bentuk
terdiri dari leguminosa stylo atau centro. HALL tegakan vegetasinya mampu sebagai tanaman
(1985) menambahkan bahwa C. ternatea penutup tanah yang baik.
memiliki nilai nutrisi yang tinggi, kandungan
97
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak
1 2
3 4
5 6
Gambar: 2. Berbagai spesies C. ternatea antara lain: 1) Asosiasi C.ternatea dengan Stylosanthus guyanensis,
2) C. ternatea lokal dengan bunga ungu, 3) C. ternatea cv Milgarra bunga putih, 4) C. ternatea
lokal dengan aneka warna bunga, 5). C. ternatea cv Milgarra bunga biru, 6) Bunga C. ternatea
Menurut BAYER (1990) keuntungan tanah dengan baik. Sifat tumbuh seperti ini
leguminosa bila dibandingkan dengan rumput akan sangat menguntungkan karena terpaan air
adalah bahwa leguminosa dapat mengikat hujan tidak langsung mengenai tanah, sehingga
nitrogen atmosfir dalam simbiosenya dengan dapat mengurangi erosi tanah. Area penutup
rhizobia; kualitas hijauan leguminosa tidak tanaman yang baik juga akan mampu menjaga
menurun secara drastis sebagaimana pada kelembaban tanah, serasah yang berasal dari
rumput pada musim kemarau; hijauan yang daun tanaman yang rontok dapat memperbaiki
lebih banyak mengandung leguminosa lebih kesuburan tanah dan efektivitas mikrobia
tinggi protein dan daya cernanya. Dan tanah.
konsumsi hijauan pada taraf daya cerna yang Manfaat lain C. ternatea disamping sebagai
sama lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pakan dan penutup tanah ternyata C.
rumput. Perbaikan kualitas hijauan selanjutnya ternatea juga sangat baik sebagai tanaman
akan meningkatkan daya tampung dan obat. Potensi tanaman C. ternatea sebagai
meningkatkan produktivitas per ternak. Di tanaman obat didukung oleh potensi tanaman
beberapa tempat yang mengembangkan pastura C. ternatea yang mengandung senyawa kimia
leguminosa dapat meningkatkan 5-6 kali lebih seperti saponin, flavonoid, alkaloid, Ca-
tinggi produksi ternak per unit areal oksalat, dan sulfur. Bunga C. ternatea dapat
dibandingkan dengan pastura alam, dan digunakan sebagai obat mata, sedangkan
dibeberapa lokasi peningkatan produksinya rebusan akarnya dapat digunakan sebagai obat
sangat tinggi. untuk menghilangkan dahak pada bronkhitis
Bila dicermati sifat tumbuh C. ternatea, kronis, menurunkan demam, serta iritasi
pada awal pertumbuhan tegak lurus ke atas kandungan kemih dan saluran kencing. Daun
sampai setinggi 30-40 cm. Bersamaan dengan C. ternatea mengandung kaemferol 3-
pertumbuhan cabang dan ranting yang semakin glucoside, dan triterpenoid dan dapat
banyak, pertumbuhan mengarah horizontal mempercepat pematangan bisul. Pada bunga
membentuk tegakan yang rapat dan menutup terdapat delphinidin 3,3’,5’, triglucoside, dan
98
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Terkan
fenol. Untuk akarnya mengandung sat racun ALISON, M.W. and W.D. PITMAN. 1995.
yang bersifat laksatif (pencahar), diuretik, Leguminosae use in Pastures. Lousiana
perangsang muntah dan pembersih darah. Agriculture. 38: 16-17.
Bijinyapun dapat bermanfaat untuk obat cacing BAYER, W. 1990. Napier grass - a promising fodder
dan pencahar ringan (REPUBLIKA, 2002). for smallholder livestock production in the
AINOUZ et al., (1994) menyatakan bahwa tropics. Plant research and development.
meningkatnya aktivitas asam endopeptidase 12:36-38.
dan karboksipeptidase pada kecambah DUBBS, A.L. 1971. Competition between grass and
kotiledon dapat dijadikan indikasi bahwa leguminosae species on dryland. Agron. J. 63:
dalam kondisi tersebut terjadi pemecahan 359-362.
simpanan protein.
GOMEZ, S.M and A. KALAMANI. 2003. Butterfly Pea
(Clitoria ternatea): A Nutritive Multipurpose
KESIMPULAN Forage Legum for the Tropics - An
Overview. Pakistan Journal of Nutrition 2 (6):
374-379.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki HALL, T.J. 1985. Adaptation and Agronomy of C.
potensi besar sebagai tanaman pakan dan ternatea in Northern Australia. Tropical
tanaman penutup tanah yang baik, dan Grasslands. 19: 156-163
kembang telang (C. ternatea) lokal HALL, T.J. 1992. Register of Australian Herbage
memberikan hasil hijauan pakan yang lebih Plant Cultivars. Australian Journal of
baik dibandingkan dengan C. ternatea cv. Experimental Agriculture, 32, 547-8
Milgarra dan Siratro. REPUBLIKA. 2002. Kembang Teleng Obat Tetes
Mata. http/www.republika.co.id.
DAFTAR PUSTAKA SKERMAN, P.J. 1977. Tropical Forage
Leguminosaes. Food and Agriculture
AINOUZ, I.L., M.H. GOMES MOTA, N.M.B. Organization of The United Nations, Roma.
BENEVIDES, and L.P.FREITAS. 1994. Proteolitic
Activity in Seeds of Clitoria ternatea L ’TMANNETJE, L and R.M. JONES. 1992. Plant
During Germination. R.Bras. Fisiol. Veg., Resources of South-east Asia. No. 4. Forage.
6(1): 15-19. Pudoc Sci. Wageningen.
99