Anda di halaman 1dari 4

Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

KEMBANG TELANG (Clitoria ternatea) TANAMAN PAKAN


DAN PENUTUP TANAH
I WAYAN SUARNA
Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan PB. Sudirman Denpasar, Bali. Telp. (0361) 222096

ABSTRAK
Kehadiran tanaman yang memiliki fungsi ganda semakin dibutuhkan mengingat semakin meningkatnya
isu yang berkembang baik menyangkut kurangnya ketersediaan hijauan pakan baik kualitas dan kuantitasnya,
serta meningkatnya degradasi lahan karena kurangnya tanaman penutup tanah (cover crop). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki potensi besar sebagai tanaman pakan dan
tanaman penutup tanah yang baik, dan kembang telang (C. ternatea) lokal memberikan hasil hijauan pakan
yang lebih baik dibandingkan dengan C. ternatea cv. Milgarra dan Siratro.
Kata Kunci: Tanaman pakan, penutup tanah, dan C. Ternatea.

PENDAHULUAN
Peningkatan pembangunan daerah akan
memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non
pertanian. Hal tersebut akan berpengaruh pula
terhadap
luasan
lahan
yang
dapat
dibudidayakan untuk tanaman pakan. Di lain
pihak luasan lahan kritis semakin meningkat
yang disebabkan terutama oleh pemanfaatan
lahan yang tidak menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah menanam
tanaman pakan yang mampu berperan ganda
seperti sebagai perlindungan biodiversitas,
tanaman pakan, cover crop, tanaman obat, dan
tanaman hias. Berbagai jenis tanaman pakan
terutama dari keluarga leguminosa dapat
dikembangkan untuk memenuhi persyaratan
tersebut, salah satunya adalah tanaman
Kembang Telang (Clitoria ternatea).
Potensi C. Ternatea sebagai tanaman pakan
sangat baik karena selain memiliki nilai nutrisi
yang tinggi juga sangat palatabel bagi ternak.
Persistensi C. ternatea sangat tinggi terhadap
perubahan musim, kondisi lahan, dan sangat
cocok berasosiasi dengan tanaman lainnya
(Skerman, 1977). Perkembangan budidaya
tanaman C. ternatea sangat tergantung kepada
pemahaman masyarakat petani peternak akan
pembudidayaan tanaman yang memiliki fungsi
produksi untuk tanaman pakan dan sekaligus
mampu berfungsi sebagai upaya menjaga
kelestarian alam. Hingga saat ini belum banyak

96

penelitian
yang
dilakukan
untuk
pengembangan C. ternatea. Artikel ini ditulis
dengan tujuan untuk mengetahui potensi C.
ternatea sebagai tanaman pakan dan sebagai
tanaman penutup tanah (cover crop).
PENGEMBANGAN C. TERNATEA
SEBAGAI TANAMAN PAKAN
Sebuah penelitian (nursery plot) terhadap
31 spesies rumput dan leguminosa unggul di
Bukit Jimbaran Bali pada (Januari 1994)
menunjukkan spesies leguminosa seperti
Desmanthus virgatus (cv. Bayamo, cv. UGM,
dan cv. Oman), Clitoria ternatea L., Rhyncosia
verdcurtii L, Macrophtyllium brachteatum L,
dan Stylosanthes scabra Vogel. masih mampu
berkembang pada saat musim kemarau.
Sebagai jenis leguminosa yang merambat C.
ternatea memiliki persistensi yang tinggi
terhadap berbagai perubahan kondisi lahan dan
klimatologis.
Percobaan rumah kaca telah dilaksanakan
untuk mengetahui produktivitas beberapa jenis
leguminosa yakni C. ternatea cv. Milgarra, C.
ternatea cv. Lokal, dan Siratro terhadap
penggunaan pupuk organik kascing. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa C. ternatea
lokal mampu memberikan hasil hijauan kering
tertinggi, dan sangat responsif terhadap
penggunaan
pupuk
organik
kascing,
dibandingkan dengan C. ternatea cv. Milgarra
dan Siratro.
C. ternatea lokal mampu memberikan berat
kering tanaman 34.0 g per pot. C. ternatea

Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Terkan

Gambar 1. Pengaruh penggunaan pupuk organik kascing terhadap hasil hijauan kering beberapa species
leguminosa

lokal secara konsistens memberikan berat


kering tanaman yang lebih tinggi daripada
spesies yang lainnya.
C. ternatea sangat cocok tumbuh bersama
rumput-rumputan yang tinggi seperti rumput
Gajah, rumput Raja, Andropogon pertusus,
sorghum dan lain sebagainya. Hasil berat
kering C. ternatea di Zambia mencapai 3.330
kg BK ha-1 pada tahun pertama pertumbuhan
dari bulan Maret sampai dengan Juni. Produksi
berat kering dapat mencapai 13.350 kg BK ha1 -1
th apabila budidaya C. ternatea dilaksanakan
di lahan dengan irigasi yang baik bahkan ton
BK ha-1th-1. GOMEZ dan KALAMANI (2003)
menyatakan bahwa produksinya dapat
mencapai 30. Kandungan protein kasar
mencapai 10.5% sampai dengan 25.5% dari
berat kering. GOMEZ dan KALAMANI (2003)
dan HALL (1992) menyatakan bahwa C.
ternatea memiliki sifat-sifat agronomis berakar
dalam, panjang, sebagai leguminosa memanjat,
daunnya memiliki 5 liflet, dan bunganya biru
pekat. Kemampuannya beradaptasi pada pH
5.5-8.9 sangat baik dan mampu hidup baik
pada tanah berkapur.
Pada percobaan penggembalaan dengan
irigasi di Queensland Australia, peningkatan
berat badan ternak sapi harian dapat mencapai
0.68 kg hari-1, pada padangan yang terdiri dari
campuran rumput Brachiaria mutica dengan C.
ternatea, dibandingkan dengan padangan yang
terdiri dari leguminosa stylo atau centro. HALL
(1985) menambahkan bahwa C. ternatea
memiliki nilai nutrisi yang tinggi, kandungan

nitrogen dan fosfor yang tinggi, keberhasilan


pengembangan C. ternatea sangat tergantung
pada kondisi tanah dan musim yang cocok.
PENGEMBANGAN C. TERNATEA
SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH
Kembang telang beradaptasi dengan baik
pada kisaran tanah berpasir, lempung, alluvial
dalam, dan liat yang berat. Tahan terhadap
kekeringan (curah hujan 500-900 mm), tahan
terhadap salinitas dan mampu berkompetisi
dengan baik terhadap gulma. Sebagai tanaman
penutup tanah, kembang telang (C. ternatea)
mampu menutup tanah dengan baik pada umur
4 6 minggu setelah tanam. Tumbuh baik
bersama rumput-rumputan yang tinggi seperti
rumput
Guinea
dan
rumput
Gajah
(TMANNETJE dan JONES, 1992).
DUBBS (1971) serta ALISON dan PITMAN
(1995) menyatakan bahwa rumput akan
menghasilkan akar lebih banyak bila dicampur
dengan leguminosa. Leguminosa akan
mensuplai 22,68-45,36 kg nitrogen kepada
rumput per pemotongan tergantung kepada
jenis rumput. Rumput menjadi lebih tinggi bila
ditanam
bersama
leguminosa.
Dengan
demikian asosiasi rumput dengan leguminosa
tersebut akan memberikan hasil yang lebih
banyak, lebih berkualitas, dan juga bentuk
tegakan vegetasinya mampu sebagai tanaman
penutup tanah yang baik.

97

Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

Gambar: 2. Berbagai spesies C. ternatea antara lain: 1) Asosiasi C.ternatea dengan Stylosanthus guyanensis,
2) C. ternatea lokal dengan bunga ungu, 3) C. ternatea cv Milgarra bunga putih, 4) C. ternatea
lokal dengan aneka warna bunga, 5). C. ternatea cv Milgarra bunga biru, 6) Bunga C. ternatea

Menurut BAYER (1990) keuntungan


leguminosa bila dibandingkan dengan rumput
adalah bahwa leguminosa dapat mengikat
nitrogen atmosfir dalam simbiosenya dengan
rhizobia; kualitas hijauan leguminosa tidak
menurun secara drastis sebagaimana pada
rumput pada musim kemarau; hijauan yang
lebih banyak mengandung leguminosa lebih
tinggi protein dan daya cernanya. Dan
konsumsi hijauan pada taraf daya cerna yang
sama lebih tinggi dibandingkan dengan
rumput. Perbaikan kualitas hijauan selanjutnya
akan meningkatkan daya tampung dan
meningkatkan produktivitas per ternak. Di
beberapa tempat yang mengembangkan pastura
leguminosa dapat meningkatkan 5-6 kali lebih
tinggi produksi ternak per unit areal
dibandingkan dengan pastura alam, dan
dibeberapa lokasi peningkatan produksinya
sangat tinggi.
Bila dicermati sifat tumbuh C. ternatea,
pada awal pertumbuhan tegak lurus ke atas
sampai setinggi 30-40 cm. Bersamaan dengan
pertumbuhan cabang dan ranting yang semakin
banyak, pertumbuhan mengarah horizontal
membentuk tegakan yang rapat dan menutup

98

tanah dengan baik. Sifat tumbuh seperti ini


akan sangat menguntungkan karena terpaan air
hujan tidak langsung mengenai tanah, sehingga
dapat mengurangi erosi tanah. Area penutup
tanaman yang baik juga akan mampu menjaga
kelembaban tanah, serasah yang berasal dari
daun tanaman yang rontok dapat memperbaiki
kesuburan tanah dan efektivitas mikrobia
tanah.
Manfaat lain C. ternatea disamping sebagai
tanaman pakan dan penutup tanah ternyata C.
ternatea juga sangat baik sebagai tanaman
obat. Potensi tanaman C. ternatea sebagai
tanaman obat didukung oleh potensi tanaman
C. ternatea yang mengandung senyawa kimia
seperti saponin, flavonoid, alkaloid, Caoksalat, dan sulfur. Bunga C. ternatea dapat
digunakan sebagai obat mata, sedangkan
rebusan akarnya dapat digunakan sebagai obat
untuk menghilangkan dahak pada bronkhitis
kronis, menurunkan demam, serta iritasi
kandungan kemih dan saluran kencing. Daun
C. ternatea mengandung kaemferol 3glucoside, dan triterpenoid dan dapat
mempercepat pematangan bisul. Pada bunga
terdapat delphinidin 3,3,5, triglucoside, dan

Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Terkan

fenol. Untuk akarnya mengandung sat racun


yang bersifat laksatif (pencahar), diuretik,
perangsang muntah dan pembersih darah.
Bijinyapun dapat bermanfaat untuk obat cacing
dan pencahar ringan (REPUBLIKA, 2002).
AINOUZ et al., (1994) menyatakan bahwa
meningkatnya aktivitas asam endopeptidase
dan karboksipeptidase pada kecambah
kotiledon dapat dijadikan indikasi bahwa
dalam kondisi tersebut terjadi pemecahan
simpanan protein.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kembang telang (C. ternatea) memiliki
potensi besar sebagai tanaman pakan dan
tanaman penutup tanah yang baik, dan
kembang telang
(C.
ternatea)
lokal
memberikan hasil hijauan pakan yang lebih
baik dibandingkan dengan C. ternatea cv.
Milgarra dan Siratro.
DAFTAR PUSTAKA
AINOUZ, I.L., M.H. GOMES MOTA, N.M.B.
BENEVIDES, and L.P.FREITAS. 1994. Proteolitic
Activity in Seeds of Clitoria ternatea L
During Germination. R.Bras. Fisiol. Veg.,
6(1): 15-19.

ALISON, M.W. and W.D. PITMAN. 1995.


Leguminosae use in Pastures. Lousiana
Agriculture. 38: 16-17.
BAYER, W. 1990. Napier grass - a promising fodder
for smallholder livestock production in the
tropics. Plant research and development.
12:36-38.
DUBBS, A.L. 1971. Competition between grass and
leguminosae species on dryland. Agron. J. 63:
359-362.
GOMEZ, S.M and A. KALAMANI. 2003. Butterfly Pea
(Clitoria ternatea): A Nutritive Multipurpose
Forage Legum for the Tropics An
Overview. Pakistan Journal of Nutrition 2 (6):
374-379.
HALL, T.J. 1985. Adaptation and Agronomy of C.
ternatea in Northern Australia. Tropical
Grasslands. 19: 156-163
HALL, T.J. 1992. Register of Australian Herbage
Plant Cultivars. Australian Journal of
Experimental Agriculture, 32, 547-8
REPUBLIKA. 2002. Kembang Teleng Obat Tetes
Mata. http/www.republika.co.id.
P.J.
1977.
Tropical
Forage
SKERMAN,
Leguminosaes.
Food
and
Agriculture
Organization of The United Nations, Roma.
TMANNETJE, L and R.M. JONES. 1992. Plant
Resources of South-east Asia. No. 4. Forage.
Pudoc Sci. Wageningen.

99

Anda mungkin juga menyukai