Proses produksi suara manusia dapat dianalogikan seperti suara yang dihasilkan oleh harmonika. Pemain harmonika menghasilkan suara pada bagian mulutnya dengan getaran pada bibirnya yang berasal dari udara yang melintas dari mulut. Getaran di dalam mulut menghasilkan suara, yang kemudian diubah atau “dibentuk” saat melewati alat musik. Saat posisi harmonika berubah, suara alat musik juga berubah. Faring Faring Tenggorokan merupakan bagian anterior leher pada kolom tulang belakang, salah satu bagiannya adalah faring dan laring. Faring adalah bagian dari sistem pencernaan yang terletak pada bagian belakang rongga hidung dan mulut hingga ke bagian laring. Jalur makanan dan udara saling silang dan bertemu di faring. Oleh karena itulah, faring memiliki fungsi ganda, yaitu dalam proses menelan dan pernapasan. Faring terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Faring meluas dari dasar tengkorak sampai ke batas inferior tulang rawan krikoid (di sekitar tingkat C6 dari tulang belakang) dan terus memanjang hingga sampai kerongkongan. Selain itu, faring ternyata juga berperan dalam proses produksi suara. Berikut dijelaskan beberapa peran dari bagian faring: Peran dalam proses pencernaan Setelah melalui mulut, makanan akan melewati faring sebagai fase kedua proses pencernaan. Faring akan melakukan kontraksi otot (circular muscle constrictions) dan gerakan refleks untuk menelan. Ketika bahan makanan masuk ke kerongkongan (merupakan tabung otot yang membentang dari perut), faring akan melakukan gerak refleks pada makanan yang akan memasuki trakea. Selain itu, epiglottis flap menutupi laring, sehingga tidak ada makanan yang dapat masuk trakea. Peran dalam proses pernapasan Udara yang dihirup melalui hidung dan mulut dibawa ke faring, yang dikirim ke trakea. Udara kemudian dikirim ke paru-paru. Lendir yang melapisi dinding orofaring mungkin sedikit berubah untuk menampung udara. Oleh karena itu, faring juga merupakan bagian dari sistem pernapasan. Kerusakan atau cedera yang ditimbulkan pada faring menyebabkan gangguan dalam pernapasan. Peran dalam proses vokalisasi Proses ketika manusia mampu membuat suara vokal dan berbicara disebut vokalisasi. Ketika udara melewati faring dan laring, pita suara bergetar, sehingga membantu proses produksi suara, yang digunakan manusia untuk berbicara dan berkomunikasi. Menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah Tabung Eustachian atau tabung pendengaran menghubungkan telinga tengah ke faring, pada lubang di daerah nasofaring. Bagian ini dapat membuka dan menutup, sehingga tekanan udara di telinga tengah akan seimbang dengan tekanan udara di atmosfer luar. Nasofaring Bagian paling atas adalah nasofaring, yang berada di balik rongga hidung. Fungsi utamanya sebagai jalur udara. Langit-langit lunak akan terangkat saat menelan untuk menutup nasofaring dan mencegah makanan atau air liur kembali naik. Uvula adalah bagian dari langit-langit lunak yang dapat terlihat di bagian belakang tenggorokan. Pada dinding bagian belakang nasofaring terdapat tonsil adenoid atau faring, nodul kelenjar getah bening yang mengandung makrofag. Sebelum bertemu dengan nasofaring terdapat dua tabung eustachius. Tabung eustachius ini memungkinkan udara masuk atau keluar dari telinga tengah dan memungkinkan gendang telinga untuk bergetar dengan benar. Orofaring Orofaring terletak di bagian belakang mulut; mukosanya adalah epitel skuamosa bertingkat, terus berlanjut hingga rongga mulut. Dinding lateralnya adalah amandel palatine, juga nodul getah bening. Bersama dengan adenoid dan amunisi lingual di dasar lidah, mereka membentuk cincin jaringan limfatik di sekitar faring untuk menghancurkan patogen yang menembus mukosa. Laring (Voice Box) Voice box atau yang lebih dikenal dengan laring merupakan organ yang menghubungkan bagian bawah faring dengan trakea. Ini berfungsi sebagai katup untuk menjaga saluran udara, terutama saat menelan, sebagai saluran napas, dan untuk menghasilkan suara. agian anterior laring cukup dangkal, sedangkan bagian posterior laring terhubung langsung dengan laringofaring, fasia, dan otot prevertebralis, serta pada bagian vertebra serviks di level 3 sampai 6. Secara lateral, laring berhubungan dengan selubung karotid, otot infrahyoid, otot sternomastoid, dan kelenjar tiroid. Laring meningkat (terutama oleh otot palatopharyngeus) selama kepala memanjang dan selama deglutisi. Laring dapat dilihat secara in vivo dengan menggunakan cermin (laringoskopi tidak langsung) atau instrumen serat optik (laringoskopi langsung). Kartilago Terdapat 3 kartilago, yaitu thyroid cartilage, cricoid cartilage, arytenoid cartilage. Thyroid cartilage terbentuk di depan laring yang merupakan rumah bagi pita suara. Sebagian besar berupa jakun atau Adam’s apple. Cricoid cartilage berada di bawah thyroid cartilage. Berbentuk seperti cincin dan merupakan bagian terpanjang dari laring. Sedangkan arytenoid cartilage berbentuk seperti piramida kecil terhubung dengan cricoid cartilage di belakang pita suara bersama-sama membentuk hubungan cricoarytenoid. Otot dan Saraf Otot-otot laring diberi nama sesuai dengan posisi masing-masing. Otak mengoordinasi produksi suara melalui koneksi dan sinyal antar saraf spesifik. Sinyal yang menuju laring akan menggerakkan otot-otot. Sinyal ini berasal dari beberapa sumber, yaitu Recurrent Laryngeal Nerve (RLN), Superior Laryngeal Nerve (SLN), atau dari gabungan RLN dan SLN.
Daftar Pustaka 1. Syamsudin dkk. 2017. Anatomi Suara. Surabaya : Universitas Airlangga.