Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia memiliki cita-cita terhadap Pendidikan Nasional Indonesia sesuai dengan
cita-cita yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan sesuai Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31, pasal 32 oleh karena itu pemerintah membentuk
peraturan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 “Sistem Pendidikan Nasional” akan tetapi Undang-
Undang tersebut dirasa sudah tidak mampu mengatasi masalah pendidikan yang ada di Indonesia, oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan. UU No. 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” hal
ini sesuai dengan isi pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 (tentang Sistem Pendidikan Nasional ). Selain itu
Tetapi upaya pemerintah untuk meningkatkan Pendidikan Nasional Indonesia tidak sampai disitu saja,
sesuai dengan pasal 6 UU No. 20 tahun 2003 (tentang Sistem Pendidikan Nasional) yang menjelaskan
bahwa ada ketentuan waktu yang mengatur batasan minimal seorang pelajar dalam menempuh suatu
pendidikan, dimana hal itu wajib/mengikat terhadap seorang pelajar di Indonesia. Bahwa sistem
pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan

Menurut saya maksud dan tujuan dari UU tersebut memiliki arti yang positif dimana sistem
pendidikan yang berlaku saat ini di negara Indonesia merupakan tanggung jawab dari pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga dalam menjalani pendidikan anak-anak
Indonesia sudah terjamin oleh pemerintah atas kualitas pendidikan yang ada di Indonesia baik dari
tenaga pendidik maupun materi yang akan di sampaikan kepada anak-anak Indonesia. Tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempunyai budi
pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan rohani, dan jasmani, keterampilan dan
pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Fakta lain, menunjukkan bahwa pendidikan yang seharusnya dapat dinikmati oleh setiap anak
ternyata tidak sesuai fakta. Banyak anak, terutama dari masyarakat yang kurang mampu (miskin) tidak
dapat bersekolah karena ketiadaan biaya. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk biaya makan dan
kebutuhan sehari-hari pun mereka harus bersusah payah mencari nafkah. Bahkan terkadang sampai ada
satu keluarga yang tidak makan sampai beberapa hari karena tidak mempunyai apa-apa. Padahal, sudah
tertulis jelas dalam undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1 bahwa setiap anak berhak
mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayainya Ada
beberapa kekurangan pada sistem pendidikan yang ada di Indonesia seperti hanya menggunakan buku
paket untuk belajar. Pemerintah telah mengatasi hal ini dengan membuat kurikulum baru seperti KTSP
dan KBK. Pada sistem yang baru tersebut, siswa harus aktif untuk mencari informasi lain sehingga buku
paket hanya menjelaskan poin yang penting saja. Kekurangan lainnya adalah mengajar satu arah. Para
guru hanya berceramah dan tidak mengajak para murid untuk berkeliling atau melakukan percobaan
baru.

Perhatian pemerintah terhadap pendidikan masih kurang karena ada banyak sekolah yang kekurangan
fasilitas untuk belajar. Hal ini yang menyebabkan sekolah di desa akan tertinggal jauh dengan sekolah
yang berada di kota-kota besar. Para guru juga tidak menerapkan diskusi dua arah sehingga murid tidak
bisa memberikan timbal balik dalam proses pembelajaran ini. Padahal jika di luar negeri, murid akan
secara aktif bertanya tentang banyak hal yang tidak dimengerti kepada para guru. Para guru juga selalu
bertanya tentang pendapat dari murid tersebut tentang suatu permasalahan dalam pembelajaran.
Selain itu budaya menyontek sudah biasa di negeri ini, tidak hanya murid, banyak guru atau orang
dewasa lain yang menjalani tes pegawai negeri dengan menyontek. Hal ini yang membuat
perkembangan sistem pendidikan di Indonesia terhambat. 1

Hal ini disambut baik oleh beberapa pelajar di Indonesia bahwa mereka sudah terjamin akan hal
pendidikan yang ada saat ini. Akan tetapi di beberapa daerah hal tersebut tidak berlaku sesuai dengan isi
pasal tersebut. Karena, masih banyak di temui di beberapa daerah anak-anak Indonesia tidak
menempuh pendidikan sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini
disebabkan tidak adanya solusi dari Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
yang mengatur tentang kebijakan Pembiayaan Sekolah untuk anak-anak Indonesia . Demi terwujudnya
sistem pendidikan Nasional pemerintah perlu melihat fakta di lapangan seperti apa, apakah sudah
sesuai dengan Cita-Cita Negara Indonesia yang tertuang di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
Negara tahun 1945 dan sesuai dengan Undang-undang terkait.

Kesenjangan Dass Solen dan Dass Sein

1
Pendidikan Kewarganegaraan Analisis UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Farhan
Rahmanda Putra

Anda mungkin juga menyukai