Anda di halaman 1dari 9

PROFESIONALISME GURU DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

Oleh
Ketut Bali Sastrawan
Tenaga Pendidik pada STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Abstract

Professionalism to the demands of each profession. Without exception the


teaching profession who daily deal with the nation’s future children with a
variety of characteristics of each are not the same. Teachers are an important
component in the learning process. In improving the quality of learning, the
teacher role and serves as a demonstrator, the class manager, mediator and
facilitator, and evaluator. Professional teachers is important because those
who have professional skills in various capacities as an educator. Teachers
with keprofesionalitasnya it will be able to improve the learning process so as
to improve the quality of learning.

Keywords: Teacher, Professional, Quality, Learning

I. PENDAHULUAN belakangnya menjadi sangat sibuk sehingga


Profesionalisme menjadi tuntutan dari tidak jarang banyak guru yang tidak memahami
setiap profesi. Tanpa terkecuali profesi guru serta melupakan tugas dan kewajiban pokok
yang sehari-hari menangani para anak-anak mereka sebagai seorang pendidik. Banyak guru
penerus bangsa dengan berbagai karakte- enggan meningkatkan kualitas pribadinya
ristiknya masing-masing yang tidak sama. dengan kebiasaan membaca untuk memperluas
Menurut Makawimbang (2011: 134) guru yang wawasan. Kebiasaan membaca saja sulit,
profesional adalah mereka yang memiliki apalagi kebiasaan menulis menjadi hal yang
kemampuan profesional dengan berbagai sangat mustahil untuk dilakukan.
kapasitasnya sebagai pendidik. Guru Disisi lain, kualitas sumber daya manusia
profesional memiliki pengalaman mengajar, merupakan salah satu aspek penting dalam
kapasitas intelektual, moral, keimanan, upaya meningkatkan kualitas kehidupan
ketakwaan, disiplin, tanggung jawab, wawasan berbangsa. Negara ini dapat menjadi lebih baik
kependidikan yang luas, kemampuan jika masyarakatnya atau sumber daya
manajerial, terampil, kreatif, memiliki manusianya berkualitas. Untuk memperoleh
keterbukaan profesional dalam memahami sumber daya manusia yang berkualitas, dunia
potensi, karakteristik dan masalah pendidikan mendapat tugas dan kewajiban
perkembangan peserta didik, mampu untuk melakukan proses pendidikan dan
mengembangkan rencana studi dan karir pembelajaran untuk sumber daya manusia yang
peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti ada, khususnya anak-anak. Anak-anak inilah
dan mengembangkan kurikulum. Namun yang selanjutnya diharapkan dapat menjadi
sekarang ini, dengan berbagai alasan dan latar sosok-sosok yang kompeten di bidangnya.

Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran | Ketut Bali Sastrawan 65
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun
langkah dilakukan oleh dunia pendidikan, sebagai pemangku profesinya. Disamping
terutama terkait dengan sumber daya manusia keahliannya itu, sosok guru yang profesional
yang menangani langsung kegiatan pendidikan ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam
dan pembelajaran, yaitu guru. Pemerintah telah melaksanakan seluruh pengabdiannya dan
mencanangkan berbagai program yang tanggung jawabnya sebagai guru kepada
bertujuan untuk memberikan kesempatan guru peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa
dalam mengembangkan dan meningkatkan negara, dan agamanya. Berikut merupakan
kualitas dirinya. Untuk mendukung kebutuhan sikap-sikap profesionalitas guru (Nurfadilah,
dana pendidikan, pemerintah mengalokasikan 2014):
dana untuk pendidikan sampai sebesar 20% 1) Guru memandang tugas sebagai bagian
dari APBN. Berbagai program yang telah dari ibadah;
dicanangkan tersebut setidaknya merupakan 2) Guru memandang profesi guru adalah
langkah konkret yang dicanangkan pemerintah mulia dan terhormat;
dalam upaya mengangkat kualitas pendidikan. 3) Guru menganggap kerja itu adalah
Selama ini, kurangnya kualitas pendidikan amanah;
disebabkan karena kualitas guru yang belum 4) Guru memandang profesi guru sebagai
sesuai dengan tuntutan profesinya. Para guru panggilan jiwa;
masih dianggap belum mempunyai kemampuan 5) Guru menganggap kerja itu nikmat dan
yang layak untuk menyelenggarakan proses menyenangkan;
pendidikan dan pembelajaran sehingga perlu 6) Guru menganggap kerja itu sebagai
secara berkesinambungan dilakukan bentuk pengabdian;
peningkatan. 7) Guru memiliki rasa/ruhul jihad dalam
mengajarnya;
II. PEMBAHASAN 8) Guru mempelajari setiap aspek dari
2.1 Profesionalisme Guru tugasnya;
Profesionalisme adalah sebuatan yang 9) Guru akan secara cermat menemukan
mengacu kepada sikap mental dalam bentuk apa yang diperlukan dan diinginkan;
komitmen dari para anggota profesi untuk 10) Guru memandang, berbicara, dan
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan berbusana secara sopan dan elegan;
kualitas profesionalnya. Sedangkan yang 11) Guru akan menjaga lingkungan
dimaksud dengan profesionalisme guru adalah kerjanya selalu rapi dan teratur;
sebuah pencerminan sikap mental serta komit- 12) Guru bekerja secara jelas dan terarah;
menya terhadap perwujudan dan peningkatan 13) Guru tidak membiarkan terjadi
kualitas kompetensi keguruannya dengan segala kesalahan;
upaya dan strategi dan senantiasa mengem- 14) Guru berani terjun kepada tugas-tugas
bangkan kemampuan dirinya sesuai dengan yang sulit;
tuntutan kemajuan zaman, sehingga kebera- 15) Guru akan mengerjakan tugas secepat
daannya senantiasa memberikan makna (Rudi, mungkin;
2014). 16) Guru akan senantiasa terarah dan
Menurut Nurfadilah (2014), guru optimistik;
profesional akan tercermin dalam penampilan 17) Guru akan memanfaatkan dana secara
pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan cermat;
keahlian baik dalam materi maupun metode. 18) Guru bersedia menghadapi masalah
Dengan keahliannya itu, seorang guru mampu orang lain;

66 JURNAL PENJAMINAN MUTU


19) Guru menggunakan nada emosional 3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar
yang lebih tinggi seperti antusias, belakang pendidikan sesuai dengan
gembira, penuh minat, bergairah; bidang tugas;
20) Guru akan bekerja sehingga sasaran 4) Memiliki kompetensi yang diperlukan
tercapai; sesuai dengan bidang tugas;
21) Guru menghasilkan sesuatu melebihi 5) Memiliki tanggungjawab atas
dari yang diharapkan; pelaksanaan tugas keprofesionalan;
22) Guru menghasilkan sesuatu produk 6) Memperoleh penghasilan yang diten-
atau pelayanan bermutu; tukan sesuai dengan prestasi kerja;
23) Guru mempunyai janji untuk masa 7) Memiliki kesempatan untuk
depan. mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar
Profesionalisme guru memberikan sepanjang hayat;
keleluasaan peluang untuk perbaikan dan 8) Memiliki jaminan perlindungan hukum
pengembangan diri yang memungkinkan guru dalam melaksanakan tugas keprofe-
dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin sionalan; dan
dan memaksimalkan kompetensinya. Menurut 9) Memiliki organisasi profesi yang
Rudi (2014), ciri keprofesionalan guru dapat mempunyai kewenangan mengatur
ditunjukan oleh lima sikap, yaitu: hal-hal yang berkaitan dengan tugas
1) Keinginan untuk selalu menampilkan keprofesionalan guru.
perilaku yang mendekati standar ideal.
2) Meningkatkan dan memelihara citra 2.3 Kewajiban Guru Profesional
profesi. Sebagai guru yang profesesional dalam
3) Keinginan untuk senantiasa mengejar melaksankan tugas keprofesionalan menurut
kesempatan pengembangan profe- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
ssional yang dapat meningkatkan dan Tentang Guru dan Dosen, maka guru dituntut
memperbaiki kualitas pengetahuan memiliki kewajiban yaitu:
dan keterampilan. 1) Merencanakan pembelajaran,
4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam melaksanakan proses pembelajaran
profesi. yang bermutu, serta menilai dan
5) Memiliki kebanggan terhadap mengevaluasi hasil pembelajaran;
profesinya. 2) Meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi
2.2 Prinsip-Prinsip Profesionalisme Guru secara berkelanjutan sejalan dengan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 perkembangan ilmu pengetahuan,
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, profesi teknologi, dan seni;
guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang 3) Bertindak objektif dan diskriminatif
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
berikut: agama, suku, ras, dan kondisi fisik
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, tertentu atau latar belakang keluarga
dan idealisme; dan status sosial ekonomi peserta didik
2) Memiliki komitmen untuk mening- dalam pembelajaran;
katkan mutu pendidikan, keimanan, 4) Menjunjung tinggi peraturan
ketakwaan, dan akhlak mulia; perundang-undangan, hukum dan

Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran | Ketut Bali Sastrawan 67
kode etik guru, serta nilai-nilai agama 1. Beriman dan bertakwa;
dan etika; dan 2. Berakhlak mulia;
5) Memelihara dan memupuk persatuan 3. Arif dan bijaksana;
dan kesatuan bangsa. 4. Demokratis;
5. Mantap;
2.4 Kompetensi Guru 6. Berwibawa;
Dalam Undang-undang Republik Indonesia 7. Stabil;
Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan 8. Dewasa;
Dosen, kompetensi adalah seperangkat 9. Jujur;
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang 10.Sportif;
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru 11.Menjadi teladan bagi peserta didik dan
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. masyarakat;
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru 12. Secara obyektif mengevaluasi kinerja
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 sendiri; dan
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang 13. Mengembangkan diri secara mandiri
menyatakan bahwa Kompetensi guru meliputi dan berkelanjutan.
kompetensi pedagogik, kompetensi kepri- 3) Kompetensi Sosial
badian, kompetensi sosial, dan kompetensi Kompetensi sosial merupakan
profesional yang diperoleh melalui pendidikan kemampuan guru sebagai bagian dari
profesi. masyarakat yang sekurang-kurangnya
Dalam Peraturan Pemerintah Republik meliputi kompetensi untuk:
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru 1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau
menyatakan: isyarat secara santun;
1) Kompetensi Pedagogik 2. Menggunakan teknologi komunikasi
Kompetensi pedagogik merupakan dan informasi secara fungsional;
kemampuan guru dalam pengelolaan 3. Bergaul secara efektif dengan peserta
pembelajaran peserta didik yang didik, sesame pendidik, tenaga
sekurang-kurangnya meliputi: kependidikan, pimpinan satuan
1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, orang tua atau wali
kependidikan; peserta didik;
2. Pemahaman terhadap peserta didik; 4. Bergaul secara santun dengan
3. Pengembangan kurikulum atau masyarakat sekitar dengan
silabus; mengindahkan norma serta sistem nilai
4. Perancangan pembelajaran; yang berlaku; dan
5. Pelaksanaan pembelajaran yang 5. Menerapkan prinsip persaudaraan
mendidik dan dialogis; sejati dan semangat kebersamaan.
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran; 4) Kompetensi Profesional
7. Evaluasi hasil belajar; dan Kompetensi professional merupakan
8. Pengembangan peserta didik untuk kemampuan guru dalam menguasai
mengaktualisasikan berbagai potensi pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
yang dimilikinya. teknologi, dan/atau seni dan budaya yang
2) Kompetensi kepribadian diampunya yang sekurang-kurangnya
Kompetensi kepribadian adalah meliputi penguasaan:
kemampuan kepribadian yang mantap 1. Materi pelajaran secara luas dan
sekurang-kurangnya meliputi: mendalam sesuai dengan standar isi

68 JURNAL PENJAMINAN MUTU


program satuan pendidikan, mata a) Guru mempunyai komitmen pada
pelajaran, dan/atau kelompok mata siswa dan proses belajarnya. Ini
pelajaran yang akan diampu; dan berarti bahwa komitmen tertinggi guru
2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, adalah kepentingan siswanya.
teknologi, atau seni yang relevan, yang b) Guru menguasai secara mendalam
secara konseptual menaungi atau bahan/mata pelajaran yang diajarkan
koheren dengan program satuan serta cara mengajarkannya kepada
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau siswa. Bagi guru, hal ini merupakan
kelompok mata pelajaran yang akan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
diampu. c) Guru bertanggung jawab memantau
5) Kompetensi kepemimpinan hasil belajar siswa melalui berbagai
Kompetensi kepemimpinan sebagaimana teknik evaluasi, mulai cara
dimaksud pada Peraturan Menteri Agama pengamatan dalam prilaku siswa
Nomor 16 Tahun 2010 meliputi: sampai tes hasil belajar.
1. Kemampuan membuat perencanaan d) Guru mampu berpikir sistematis
pembudayaan pengamalan ajaran tentang apa yang dilakukannya dan
agama dan perilaku akhlak mulia pada belajar dari pengalamannya. Artinya
komunitas sekolah sebagai bagian dari harus selalu ada waktu untuk guru guna
proses pembelajaran agama; mengadakan refleksi dan koreksi
2. Kemampuan mengorganisasikan terhadap apa yang telah dlakukannya.
potensi unsur sekolah secara sistematis Untuk bisa belajar dari pengalaman,
untuk mendukung pembudayaan ia harus tahu nama yang benar dan
pengamalan ajaran agama pada salah, serta baik dan buruk
komunitas sekolah; dampaknya pada proses belajar
3. Kemampuan menjadi inovator, siswa.
motivator, fasilitator, pembimbing dan e) Guru seyogianya merupakan bagian
konselor dalam pembudayaan dari masyarakat belajar dalam
pengamalan ajaran agama pada lingkungan profesinya, misalnya PGRI
komunitas sekolah; serta dan organisasi profesi lainnya.
4. Kemampuan menjaga,
mengendalikan, dan mengarahkan 2) Ace Suryani dalam Makawimbang (2011:
pembudayaan pengamalan ajaran 136) mengungkapkan bahwa guru yang
agama pada komunitas sekolah dan bermutu dapat diukur dengan lima
menjaga keharmonisan hubungan indikator, yaitu:
antar pemeluk agama dalam bingkai a) Kemampuan profesional,
Negara Kesatuan Republik Indonesia. sebagaimana terukur dari ijazah,
jenjang pendidikan, jabatan dan
2.5 Indikator Pengukuran Profesionalisme golongan, serta pelatihan.
Guru b) Upaya profesional, sebagaimana
Profesionalisme guru menurut pendapat terukur dari kegiatan mengajar,
para ahli diukur oleh beberapa indikator, antara pengabdian dan penelitian.
lain (Makawimbang, 2011: 136-137): c) Waktu yang dicurahkan untuk
1) Untuk menjadi guru yang profesional, kegiatan profesional, sebagaimana
seorang guru dituntut memiliki lima hal, terukur dari masa jabatan,
yakni: pengalaman mengajar serta lainnya.

Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran | Ketut Bali Sastrawan 69
d) Kesesuaian antara keahlian dan - Menggunakan micro teaching
pekerjaannya, sebagaimana terukur untuk unit program pengenalan
dari mata pelajaran yang diampu, lapangan
apakah telah sesuai dengan e) Menguasai landasan-landasan
spesialisasinya atau tidak. pendidikan.
e) Tingkat kesejahteraan sebagaimana f) Mengelola interaksi-interaksi belajar-
terukur dari upah, honor atau mengajar.
penghasilan rutinnya. Tingkat g) Menilai prestasi siswa untuk
kesejahteraan yang rendah bisa kepentingan pelajaran.
mendorong seorang pendidik untuk h) Mengenal fungsi layanan bimbingan
melakukan kerja sambilan, dan dan konseling di sekolah, meliputi:
bilamana kerja sambilan ini sukses, - Mengenal fungsi dan layanan
bisa jadi profesi mengajarnya berubah program bimbingan dan
menjadi sambilan. konseling,
3) Kemampuan profesional guru dapat - Menyelenggarakan layanan
diwujudkan dengan kompetensi guru yang bimbingan dan konseling.
meliputi: i) Mengenal dan menyelenggarakan
a) Menguasai bahan, meliputi: administrasi sekolah.
- Menguasai bahan bidang studi j) Memahami prinsip-prinsip dan
dalam kurikulum. menafsirkan hasil penelitian pendidikan
- Menguasai bahan pengayaan/ guna keperluan pengajaran.
penunjang bidang studi.
b) Mengelola program belajar-mengajar, 2.6 Konsep Peningkatan Mutu
meliputi: Pembelajaran
- Merumuskan tujuan pembe- Mutu pembelajaran merupakan bagian
lajaran. dari mutu pendidikan secara keseluruhan. Mutu
- Mengenal dan menggunakan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam
prosedur pembelajaran yang tepat. pengelolaan sekolah secara operasional dan
- Melaksanakan program belajar- efisien terhadap komponen-komponen yang
mengajar. berkaitan dengan sekolah, sehingga
- Mengenal kemampuan anak didik. menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
c) Mengelola kelas, meliputi: tersebut menurut norma atau standar yang
- Mengatur tata ruang kelas untuk berlaku (Kemendikbud, 2014:7). Dari
pelajaran pengertian itu, maka mutu pembelajaran adalah
- Menciptakan iklim belajar- kemampuan yang dimiliki sekolah dalam
mengajar yang serasi. menyelenggarakan pembelajarannya secara
d) Penggunaan media atau sumber, efektif dan efisien sehingga menghasilkan
meliputi: manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian
- Mengenal, memilih dan menggu- tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
nakan media. Sebagaimana yang telah dikemukakan
- Membuat alat bantuyang bahwa peningkatan mutu pembelajaran akan
sederhana. terwujud secara baik apabila dalam
- Menggunakan perpustakaan pelaksanaannya didukung oleh komponen-
dalam proses belajar-mengajar. komponen peningkatan mutu yang ikut andil

70 JURNAL PENJAMINAN MUTU


dalam pelaksanannya, antara lain (Rosdijati & tentunya akan memberikan konstribusi
Widyaiswara, 2015): terhadap peningkatan mutu
1) Penampilan Guru. Komponen yang pembelajaran. Dengan menggunakan
menunjang terhadap peningkatan mutu metode mengajar yang benar dan
pembelajaran adalah penampilan guru, tepat, maka memungkinkan akan
artinya bahwa rangkaian kegiatan yang mempermudah siswa memahami
dilakukan seorang guru dalam materi yang akan disampaikan.
melaksanakan pengjaran sangat 4) Pendayagunaan Alat/Fasilitas
menentukan terhadap mutu Pendidikan. Kemampuan lainnya
pembelajaran yang dihasilkan. Kunci yang menentukan peningkatan mutu
keberhasilannya mengingat bahwa pembelajaran yaitu pendayagunaan
guru yang merupakan salah satu alat-fasilitas pendidikan. Mutu
pelaku dan bahkan pemeran utama pembelajaran akan baik apabila
dalam penyelenggaraan pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran
sehingga diharapkan penampilan gutu didukung oleh alat/fasilitas pendidikan
harus benar-benar memiliki yang tersedia. Hal ini akan
kemampuan, keterampilan dan sikap memudahkan guru dan siswa untuk
yang profesional yang pada akhirnya menyelenggarakan pembelajaran,
mampu menunjang terhadap sehingga diharapkan pendayagunaan
peningkatan mutu pembelajaran yang alat/fasilitas belajar harus memperoleh
akan dicapai. perhatian yang baik bagi sekolah-
2) Penguasaan Materi/Kurikulum. sekolah dalam upaya mendukung
Komponen lainnya yang menunjang terhadap peningkatan mutu
terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
pembelajaran yaitu penguasaan 5) Penyelengaraan Pembelajaran dan
materi/kurikulum. Penguasaan ini Evaluasi. Mutu pembelajaran
sangat mutlak harus dilakukan oleh ditentukan oleh penyelenggaraan
guru dalam menyelenggarakan pembelajaran dan evaluasi yang
pembelajaran, mengingat fungsinya menunjukkan bahwa pada dasarnya
sebagai objek yang akan disampaikan mutu akan dipengaruhi oleh proses.
kepada peserta didik. Dengan Oleh karena itu guru harus mampu
demikian penguasaan materi mengelola pelaksanaan dan evaluasi
merupakan kunci yang menentukan pembelajaran, sehingga mampu
keberhasilan dalam meningkatkan mewujudkan peningkatan mutu yang
mutu pembelajaran, sehingga seorang optimal.
guru dituntut atau ditekan untuk 6) Pelaksanaan Kegiatan Kurikuler dan
menguasai materi/kurikulum sebelum Ekstra-kurikuler. Peningkatan mutu
melakukan pengajaran di depan kelas. pembelajaran dipengaruhi pula oleh
3) Penggunaan Metode Mengajar. pelaksanaan kegiatan kurikuler dan
Penggunaan metode mengajar juga ekstra-kurikuler yang menunjukkan
merupakan komponen dalam bahwa mutu akan mampu ditingkatkan
peningkatan mutu pembelajaran yang apabila dalam pembelajaran siswa
menunjukkan bahwa metode ditambah dengan adanya kegiatan
mengajar yang akan dipakai guru kurikuler dan esktra-kurikuler.
dalam menerangkan di depan kelas Kegiatan tersebut perlu dilakukan,

Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran | Ketut Bali Sastrawan 71
mengingat akan menambah tiasa mengembangkan kemampuan-
pengetahuan siswa di luar pengjaran nya yang pada akhirnya mampu
inti di kelas dan tentunya hal ini akan memperagakan apa yang
menjadi lebih baik terutama dalam diajarkannya secara didaktis.
meningaktkan kreativitas dan 2) Guru sebagai pengelola kelas
kompenetis siswa. berfungsi untuk mengendalikan dan
mengorganisasikan siswa di dalam
2.7 Peran Guru Profesional Dalam kelas agar lebih terarah kepada tujuan
Meningkatkan Mutu pembelajaran. Oleh karena itu guru
Menurut Surya (2005: 48) guru merupakan harus mampu mengelola kelas karena
komponen penting dalam proses pembelajaran. kelas merupakan lingkungan belajar
Dengan keprofesionalitasnya itu guru akan serta merupakan suatu aspek dari
mampu memperbaiki proses pembelajaran, lingkungan sekolah yang perlu
sehingga dapat dengan otomatis pula dapat diorganisasikan.
meningkatkan mutu pendidikan. Sebab guru 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
professional tentunya akan memberikan seluruh berfungsi untuk memperagakan suatu
kemampuannya untuk kepentingan kemajuan media atau alat pembelajaran yang
mutu pendidikan itu sendiri. Semakin mendukung materi sehingga siswa
professional guru, maka semakin dapat lebih merasa jelas. Oleh karena itu
memperbaiki proses pembelajaran, dan guru hendaknya memiliki pengetahuan
semakin meningkat kualitas pencapaian tujuan dan pemahaman yang cukup tentang
pembelajaran, karena guru memiliki peranan media pendidikan sebagai alat
yang besar dalam pembelajaran, yaitu: komunikasi guna mengefektifkan
1) Sebagai planner: Guru sebagai pembelajaran.
perencana segala sesuatu sebelum 4) Guru sebagai evaluator berfungsi
dilaksanakan proses pembelajaran. untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
2) Sebagai organisator: Guru bertindak Oleh karena itu guru harus
sebagai penyelenggara proses melaksanakan evaluasi pada waktu-
edukatif, dituntut mampu waktu tertentu selama satu periode
mengorganisasikan jalannya proses pendidikan untuk mengadakan
pembelajaran sebaik-baiknya. penilaian terhadap hasil yang telah
3) Sebagai fasilitator: Gurulah yang dicapai, baik oleh pihak terdidik
member jalan kemudahan dalam maupun oleh pendidik.
memecahkan suatu masalah pelajaran.
Peranan guru dalam meningkatkan mutu
Menurut Usman (2004: 6-9) peran dan pembelajaran menempati posisi yang penting
fungsi guru dalam meningkatkan mutu dalam menentukan keberhasilannya, mengingat
pembelajaran, meliputi: guru sebagai figur yang secara langsung terlibat
1) Guru sebagai demonstrator berfungsi dalam pembelajaran di dalam kelas. Peranan
untuk mendemonstrasikan suatu materi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran
pembelajaran, sehingga lebih mudah dapat diidentifikasi dari perilaku guru sebagai
dimengerti dan dipahami oleh siswa. fasilitator, demonstrator, pengelola kelas,
Oleh karena itu guru harus mampu mediator dan evaluator. Kelima peran guru
menguasai bahan atau materi pelajaran tersebut akan dapat mempengaruhi peningkatan
yang akan diajarkannya serta senan- mutu pembelajaran, namun tentu diperlukan lagi

72 JURNAL PENJAMINAN MUTU


hal yang lebih konkrit agar mutu pembelajaran Makawimbang, Jerry H. 2011. Supervisi dan
lebih baik lagi. Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
III. SIMPULAN Nurfadhilah, Dina. 2014. Guru Profesional:
Guru merupakan komponen penting dalam Upaya Meningkattkan Kualitas
proses pembelajaran. Dengan keprofesiona- Pendidikan. https://dinanurfadhilah.
litasnya itu guru akan mampu memperbaiki wordpress.com, Diakses pada tanggal 12
proses pembelajaran sehingga dapat Mei 2016
meningkatkan mutu pendidikan. Sebab guru
professional tentunya akan memberikan seluruh Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
kemampuannya untuk kepentingan kemajuan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang
mutu pendidikan itu sendiri. Semakin Pengelolaan Pendidikan Agama Pada
professional guru, maka semakin dapat Sekolah
memperbaiki proses pembelajaran, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
semakin meningkat kualitas pencapaian tujuan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
pembelajaran. Dalam meningkatkan mutu
Rosdijati, Nani dan Widyaiswara. 2015. Peran
pembelajaran, guru berperan dan berfungsi
dan Fungsi Guru Dalam Meningkatkan
sebagai demonstrator, pengelola kelas,
Mutu Pembelajaran. http://
mediator dan fasilitator, serta evaluator. Kelima
www.lpmpjateng.go.id, Diakses pada
peran guru tersebut akan dapat mempengaruhi
tanggal 14 Mei 2016
peningkatan mutu pembelajaran, namun tentu
diperlukan lagi hal yang lebih konkrit agar mutu Rudi. 2014. Peranan Profesionalisme Guru
pembelajaran lebih baik lagi. dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Dalam usahanya meningkatkan mutu Pendidikan. http://www.infodiknas.com,
pembelajaran, masih terdapat juga perma- Diakses pada tanggal 14 Mei 2016
salahan-permasalahan seperti ada guru yang
memiliki kualifikasi pendidikan kurang, sikap Surya. H.M. 2008. Kapita Selekta
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas Pendidikan SD. Jakarta: Universitas
masih rendah, persiapan guru untuk Terbuka
melaksanakan pengajaran yang kurang mantap, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
kurangnya memanfaatkan media dan sumber 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
belajar, dan masih rendahnya inovasi serta
Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional.
kreativitas mengajar guru.
Bandung: Angkasa
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2014. Petunjuk Peningkatan
Mutu Pendidikan di Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud

Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran | Ketut Bali Sastrawan 73

Anda mungkin juga menyukai