Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.Karena pada kesempatan


ini kami dapat menyelesaikan makalah “Pemilihan balutan”. Pada mata kuliah
Manajemen perawatan luka.

Tujuan disusunya makalah ini adalah agar kami memahami Pemilihan


balutan. Selain itu, tujuan disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah Manajemen perawatan luka.

Makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Harapan kami sebagai penyusun makalah Pemilihan balutan ini berharap


agar makalah ini dapat memberikan kontribusi bagi siapa saja yang membacanya.

Watampone, 28 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMILIHAN BALUTAN..................................................................3
B. TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN...........................................................................3
C. DRESSING IDEAL ................................................................................................3
D. KONSEP LEMBAB.................................................................................................14
E. KARAKTERISTIK DALAM MEMILIH BALUTAN ...................................................15
F. PRINSIP SEDERHANA DALAM PERAWATAN LUKA.........................................15
G. WAKTU PENGGANTIAN BALUTAN.....................................................................15

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN........................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seorang peneliti, Ramundo,IE pada tahun 2006,mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
a. debridemnet merupakan peristiwa yang terjadi secara alami dalam proses
penyembuhan luka.
b. Selama fase inflamasi neutrofil dan makrofag mencerna dan mengangkat jaringan
yang mati,debrisseluler,dan jaringan terinjuri yang avaskuler dari luka.
c. Namun,dengan akumulasi jumlah jaringan rusak yang banyak,proses ini menjadi
tidak cukup dan sangat berlimpahan.
d. Pembentukan jaringan nekrotik yang kemudian memerlukan iagositosis pada luka
dan memperlambat penyembuhan luka.

Sementara itu,Barr,JE,pada tahun 2003 menyatakan bahwa :

a. Pada manajemen luka,debridement merupakan proses dimana praktisi memfasilitasi


proses debridement alami dengan melakukan tindakan-tindakan untuk mengangkat
jaringan mati dan benda asing dari luka
b. Untuk luka-luka dengan kemajuan penyembuhan luka yang sesuai dengan waktu
yang direncanakan,proses debridement alami perlu dibantu dengan tehnik
manajemen topical (topicaltherapy)

Sedangkan Falanga, tahun 2000 dan Sibbad, tahun 2000, sama-sama menyatakan
bahwa debridement merupakan suatu komponen integral pada persiapan dasar luka
bersama-sama dengan keseimbngan bakteri dan keseimbangan
kelembaban/moisturebalance. Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat
ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi,yaitu
dimensi fisik,psikis,ekkonomi dan sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pemilihan Balutan?
2. Apa Tujuan Pemilihan Balutan?
3. Apa saja Dressing Ideal ?
4. Apa Konsep Lembab?
5. Apa Karakteristik Dalam Memilih Balutan ?
6. Apa Prinsip Sederhana Dalam Perawatan Luka?
7. Kapan Waktu Penggantian Balutan?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Pemilihan Balutan
2. Untuk mengetahui Tujuan Pemilihan Balutan
3. Untuk mengetahui Dressing Ideal
4. Untuk mengetahui Konsep Lembab
5. Untuk mengetahui Karakteristik Dalam Memilih Balutan
6. Untuk mengetahui Prinsip Sederhana Dalam Perawatan Luka
7. Untuk mengetahui Waktu Penggantian Balutan
D.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMILIHAN BALUTAN
Pemilihan balutan adalah menentukan balutan yang dapat mempertahankan
kelembapan dengan memperhatikan warna dasar luka, jumlah eksudate dan ada tidaknya
infeksi.
B. TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penyembuhan luka.
2. Meningkatkan kenyamanan klien.
3. Melindungi luka dan kulit sekitarnya
4. Mengurangi nyeri dengan mengeluarkan udara dari ujung saraf (kondisi oklusif).
5. Mempertahankan suhu pada luka.
6. Mengontrol dan mencegah perdarahan.
7. Menampung eksudat.
8. Imobilisasi bagian tubuh yang luka.
9. Aplikasi penekanan pada area perdarahan atau vena yang statis.
10. Mencegah dan menangani infeksi pada luka.
11. Mengurangi stress yang ditimbulkan oleh luka dengan menutup secara tepat.

Adapun tujuan utama dari merawat luka itu sendiri yaitu:

Mempercepat kesembuhan, dan balutan yang dipilih adalah balutan yang dapat
mempertahankan kondisi lembap (moist), mengontrol kejadian infeksi, mempercepat
penyembuhan luka, mengabsorpsi cairan luka yang berlebihan, membuang jaringan mati,
nyaman digunakan dan steril.

C. DRESSING IDEAL ADALAH SEBAGAI BERIKUT


1. Calcium Alginat
Terbuat dari rumput laut yang ditambahkan calciumand sodium salts of alginic acid.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Digunakan pada dasar luka merah
b. Mampu menghentikan pendarahan minor
c. Menyerap cairan dari sedikit sampai banyak
d. Support autolisis karna menciptakan kelembaban ( saat kontak cairan luka )
e. Mengurangi/mencegah trauma pada saat penggantian balutan karna sifatnya
akan berubah gel pada saat kontak dengan cairan luka
f. Tidak direkomendasi pada dasar luka hitam ( nekrotik ) atau luka kering

3
g. Karna balutan primer maka membutuhkan balutan skunder dalam aplikasinya

2. Hydrogel
Mengandung air dan CMC dengan komposisi yang berbeda-beda sediaan: tube dan
spray serta lembaran
Fungsi dan aplikasinya:
a. Digunakan pada dasar luka yang kering ( hitam/kuning ) untuk menciptakan
kelembaban sehingga terjadi autolisis debridement.
b. Menghidrasi jaringan sehingga efektif pada luka bakar.
c. Tidak rekomendasi penggunaan pada luka dengan eksudat yang banyak karna
dapat menyebabkan mesarasi jaringan,menghambat migrasi epitel dan merusak
lapisan kulit yang sehat
d. Untuk menciptakan autolisis yang maksimal pada dasar luka direkomendasi
aplikasi transfarant filem sebagai balutan sekunder.
e. Dapat digunakan bersama prodak lain ( impregnated ) dengan zinc cream
sehingga menciptakan autolisis yang maksimal .
f. Tidak rekomendasi pada kondisi luka infeksi ( slough banyak ) karna dapat
menyuburkan bakteri.
g. Hindari penggunaan pada kondisi proliferasi yang sudh sejajar tepi luka karna
dapat menyebabkan mesarasi kulit yang dapat merusak pembentukan epitel dan
hypergranulasi.

3. Hydrocolloids
Mengandung carboxymethylcellulose ( CMC ), polysaccharides dan protein.
Sediaan : lembaran, pasta dan powder.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Balutan primer dan diaplikasi pada dasar luka merah/granulasi
b. Menyerap cairan dari ringan sampai sedang biasanya derajat I dan II,III

4
c. Menciptakan kelembaban sehingga mampu mensuppot autolisis debridement.
d. Sifatnya yang water proof ( tahan air ) efektif untuk luka post operasi
e. Mencegah trauma saat ganti balutan.
f. Aplikasi/penggantian balutan dilakukan setiap 3 hari atau maksimal 7 hari
g. Tidak direkomendasikan pada luka yang infeksi karna dapat menyebabkan
pertumbuhan bakteri.
h. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang kondisi hydrocoloid setelah kontak
dengan cairan tubuh, terjadi perubahan warna pada dressing seperti kehijauan
sebagai efek dari kandungan dari cmc, ( bukan efek infeksi )sehingga
mengurangi kecemasan pasien.
i. Hydrocooid efektif digunakan pada etiap lekukan tubuh seperti pada kondisi luka
bakar stadium II dan III untuk mencegh perlengketan jaringan ( kontraktur )
j. Efektif digunaka pada periwound skin untuk melindungi luka dari maserasi dan
menurunkan respon inflamasi.
k. Pada kondisi luka tertentu seperti abses ( bisul )yang belum pecah dapat
digunakan untuk proses autolisis debridement, itempelkan secara langsung dan
setelah absesnya pecah maka harus segera diganti dengan balutan lain yang
mampu.

4. Polyurethane foam dressing


Terbuat dari polyrethance yang memiliki pori-pori semi permeable pada lapisan
permukaan sehingga mampu menyerap cairan dan menguapkan kembali setelah
terjadi absorbsi, serta mencegah bakteri menembus kedalam luka.
Sediaan: dalam bentuk adhesie foam, non adhesive and capiy.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Menyerap cairan lebih banyak.
b. Dipakai pada luka derajat II,III,dan IV ( lihat petunjuk produk )
c. Menekan jaringan hipetgranulasi.
d. Dapat diaplikasi pada rongga/ cavity.
e. Mencegah trauma saat mengganti balutan sehingga mengurangi nyeri saat
penggantian balutan.
f. Pada luka proliferasi dapat menjaga kelembaban sehingga support autolisis
debridemant.

5
g. Efektif digunakan untuk luka yng infeksi karna memiliki kemampuan daya serap
eksudat yang banyak.
h. Dapat mengurangi frekuensi ganti balutan karna memiliki daya serap yang tinggi.
i. Tidak rekomendasi luka kering atau nekrotik hitam.

5. Hydrofibre.
Terbuat dari sodium carboxymethylcellulose dan hydrocolloi fibre. Sehingga mampu
menyerap cairan dan menangkap/membatasi cairan setelah terjadi absorbsi dan
mampu mencegah maserasi kulit disekitar luka.
Sediaan dalam bentuk lembaran.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Digunakan pada kondisi proliferasi.
b. Menyerap cairan lebih banyak dan mencegah maserasi , daya serap yang tinggi
dan mampu mengunci cairan . kemampuan serab lebih tinggi dari alginate.
c. Mencegah trauma saat mngganti balutan karna balutan akan berubah jadi gel
setelah kontak dngan cairan luka.
d. Menciptakan kelembaban saat kontak dengan cairan sehingga support autolisis
debridemant.
e. Balutan primer sehingga membutuhkan balutan sekunder.
f. Efektif dipakai pada luka bakar derajat II,III,dan IV.

6
6. Hydfobic.
Dressingini mengandung DACC ( dialcylcrbamoylchloride ) memiliki kemampuan
meningkat bakteri.
Fungsi dan apikasinya:
a. Digunakan sebagai balutan primer pada kondisi infeksi
b. Efektif digunakan pada kondisi eksudat banyak.
c. Tidak menyerap eksudat.

7. Povidono-iodine powder
Mengandung povidono-idine 0,9% dan polyethylance glycol. Adalah balutan anti
baterial untuk mengatasi luka infeksi.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Gunakan secara langsung pada luka yang infeksi
b. Gunakan balutan sekunder, dan aplikasi balutan sampai infeksi teratasi
c. Hati-hati pada penggunaan ibu hamil dan ibu menyusui,gagal ginjal,gangguan T3
dan T4 atau yang sensitip terhadap bahan povidine-iodine, dilaporkan dapat
terjadi efek absorbsi sistemik.
d. Penggunaan tunggal rekomendasi maksimal 3 bulan untuk mengurangi efek
resistensi bakteri.

8. Semi-permiable filem dressing


Terdiri dari lapisan polyurethane dengan lapisan acrylic adhesive.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Efektif digunakan pada luka derajat satu ( merah ).
b. Mampu mengurangi nyeri pada luka.
c. Support autolisis debridemant.
d. Permeable terhadap udara dan oksigen tetapi impermiable terhadap
mikroorganisme sehingga mencegah kontaminasi mikroorganisme.

7
e. Mempercepat proses pembentukan epitel.
f. Efektif digunakan sebagai balutan sekunderpada luka yang lokasinya dekat area
yang serimg basah sehingga mengurangi penggantian balutan, seperti luka
dekat dengan anus dan kelamin.
g. Cara aplikasi: palpasi batas area inflamasi ( rubor,dolor,dan color ) kemudian
beri tanda batas area yang mengalami peradangan, selanjunya pasang
transfarant filem pada semua area yang telah diberi tanda, ( hanya batas area
inflamasi tidak untuk area yang robek ). Dressing dilepas setelah inflamasi atau (
maksimal 1 minggu) . jika inflamasi berkurang transfarant filem akan berkerut.

9. Non adherent silicino dressing.


Adalah balutan yang berbahan dasar lapisan silicino pada permukaan dressing
sehingga dapat mencegah trauma saat ganti balutan, balutan ini memiliki kemampuan
absorb cairan dalam jumlah sedang, jika lapisan keduanya adalah berbahan dasar
foam maka kemampuan absorbsnya lebih banyak. Balutan ini memiliki keistimewaan
karna tidak merekat kedasar luka sehingga tdak menimbulkan trauma saat ganti
balutan.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Silicino juga efektif digunakan pada klien dengan ada genetik terhadap
terbentuknya keloid ataupun hypertropic scar.
b. Efektif digunakan pada luka dengan kondisi nyeri seperti luka bakar stadium I-III.
c. Efektif digunakan pada luka kecet ( stadium II ) dan proeses epitlisasi.
d. Kontra indikasi terhadap klien yang alergi terhadap prodak silicino.

8
10. Silver dressing
Mengandung lons silver, adalah balutan antimikrobial untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh bakteri termasuk fungi/jamur,
Sediaan:lembaran dan pasta
Fungsi dan aplikasinya:
a. Gunakan pada luka yang mengalami kritikal kolonisasi ataupun infeksi
b. Ganti dressing setiap 3 hari
c. Hati-hati pengunaan dressing pada pasien dengan gagal ginjal, silver dapat
terakumulasi sehingga sulit untuk dibuang yang akan memperberat fungsi ginjal
d. Tidak rekomendasi penggunaan waktu yang lama karna dapat menyebabkan
kelainan kulit yaitu argyrian dan jika terjadi penurunan jumlah leukosit, maka
penggunaanya dihentikan.

11. Maggot terapi


Adalah larva yang diberi nama lucilla cericata yang mampu memproduksi proteolytic
enzyme dan mampu mendebris jaringan nekrotik lebih efektif. Maggot lebih tepat
untuk debdridement.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Ambil larva dari wadahnya dan tambahkan nacl untuk mengeuarkan dari
wadahnya dan tempatkan pada kasa steril.
b. Letakkan larva secara langsung pada jaringan mati/slough.
c. Pasang hydrocoolloid pada tepi luka.
d. Gunakan balutan sekunder kasa steril dan transfant flem.\
e. Observasi atau angkat setelah 3 hari.
f. Tidak direkumendasikan digunakan pada luka dengan kerusakan pembuluh darah
atau luka dengan Gunakan balutan sekunder kasa steril dan transfrant flem.
g. Hentikan penggunaan jika terjadi perdarahan pada luka.

9
12. Zinc Cream (metcovazink salep)
Adalah racikan yang dibuat oleh ibu Widasari srigatarja sejak tahun 1997 di wocare
center bogor dan telah menyelamatkan ribuan kaki diindonesia. Balutan yang terdiri
dari zinc dan vasseline, bentuknya dalam bentuk salep dan telah didaftarkan sebagai
bahan perawatan kulit. Ada tiga jenis yaitu reguler, gold dan red
Fungsi dan aplikasinya:
a. Metcovazinc reguler dipakai pada dasar luka hitam dan kuning, yang dapat
mempercepat proses autolisis debridemant.
b. Metcovazinc red mengandung hydrocolloid powder; dipakai pada luka dengan
dasar merah untuk mempercepat proses granulasi dan epitalisasi.
c. Metrovazink gold mengandung cadakxomer lodine untuk pasien-pasien dengan
kondisi infeksi

13. Balutan compresi untuk kasus venous ulcer dan edema


Penggunaan balutan kompresi digunakan setelah diagnosa jelas mengalami venous
ulcer melalui pemeriksaan fisik dan diagnaostik seperti penggunaan dopler vaskuler
dengan rentang nilai”

<0,5 0,5-0,7 0,7-08 >0,9 >1,2


Arterial ulcer Mixed arterial- Venous ulcer Venus ulcer Possible
calcified
vessels
No bandage Them layer Four layer False
bangades bandages

10
14. Madu/Honey
Madu dapat digunakan untuk perawatan luka akut dan kronik.Madu memiliki
kemampuan antibakteri secara alami seperti alami seperti hydrogen perixide tanpa
merusak jarigan, kandugan osmolaritas yang tinggi dapat menghambhat
pertumbuhan bakteri. Kandugan lain senyawa phytochemical juga dapat membunuh
mikroorganisme. Madu juga memiliki kemampuan merangsang antibodi lymphocyte
dan pagosit untuk mengatasi infeksi. Aplikasi pada leg ulcer, dekobitus,ulkus diabetik,
luka infeksi dan luka bakar.sediaan:cair dan lembaran

15. Collagen Dressing:


Balutan kolagen dari sumber hewani,seperti sapi, kuda ataupun hewan lainnya.
Kolagen membantu merangsang pertumbuhan kolagen baru pada area luka,
mendorong pertumbuhan jaringan lebih cepat, kollagen merangsang fibroblast,
memiliki kemampuan antimikroba untuk membatasi penyebaran infeksi. Sediaan:
lembaran,gel, oil, dan pasta. Membutuhkan balutan sekunder dalam aplikasi

11
16. Smart garlic
Adalah baluatan yang diracik oleh ikram wourd care center majene (sulawesi barat)
dengan bahan dasar zinc dan vaseline serta menggunakan bahan herbal garlic oil
sebagai anti mikroba, vit A yang diketahui mampu mereduksi efek steroid pada fase
infamasi sehinga mampu menurunkan respon inflamasi. Vit E mempercepat proses
pembentukan epitel dan melindungi mukosa sel. Sediaan dalam bentuk salep dan
diaplikasi pada semua jenis luka serta semua warna luka; support autolisis dan
menciptakan kelembapan.

17. Baby Pampers dan pembalut wanita.


Produk ini adalah terbuat dari bahan penyerap, lapisan pertama terdiri atas lapisan
pelindung (topsheet) yang berbahan lotin, kemudian lapisan penyerap yang keedua
teridiri atas kain lembut polyster yang memiliki kemampuan menyerap lebih cepat.
Pada bagian dalam mengandung bahan super absorbn gel sebagai absorben uatama
dari eksudat. Pada beberapa prodak balutan modern super absorben gel juga
digunakan, bagian paling luar terdapat gas (gas permeable). Prodak ini tidak terdaftar
sebgai balutan moderen untuk digunakan pada perawatanluka secara nasional.
Penulis mencantumkan berdasarkan pengalaman dari ribuan pasien yang dirawat dan
sering digunakan sebagai balutan sekunder terutama dengan luka yang sangat luas
dengan eksudat yanng banyak.
Indikasi
Penggunaan balutan ini untuk luka yang luas dan adekuat yang banyak.
Cara aplikasi: prodak ini hanya digunakan pada balutan sekunder atau paling luar,
setelah balutan primer digunakan pada luka. Sebaiknya menggunakan fiksasi seperti
ortopedik wool, atau kasa gulung ataupun plester sesuai ukuran luka,selanjtunya
gunakan fiksasi paling luar misalanya elastis bandage atau crepe bandage ataupun
penggunaan cohesive bandage.
Saran:
Sebaiknya penguunaan prodak ini disterilkan kembali dan gunakan prodak yang
berkualitas, rekomendasi prodak yang berlebel antibakteri.
Base on experience:
 Prodak ini hanya mampu bertahan 2-3 hari dengan luka stadium 3-4 yang luas,
dan sering kali menimbulkan bau saat penggatian balutan, baik dalam kondisi
infeksi, maupun sat proliferasi.

12
 Prodak ini menimbulkan efek maserasi pada kulit, sehingga rekomendasi
penggunaan hanya sampai pada hari ke 2 untuk luka yang sangat infeksius
dengan eksudat yang banyak dan perulen.
 Untuk luka yang profisional dapat digunakan sampai hari ke 3, kondisi ini juga
sering dijumpai kulit maserasi.
 Sebelum aplikasi sebaiknya gunakan prodak emolient pada kulit (periwourd skin)
seperti zinc cream untuk mencegah cairan kontak langsung pada kulit.
 Ekonomi rata-rata biaya yang dihabiskan untuk perawatan luka ulkus diabetik
yang luas infeksi, stadium 3-4 sampai sembuh adalah 1-3 jutaan rentang waktu
1-3 bulanan
 Rekomendasi untuk wilayah terpencil dan luka yang luas, eksudat banyak serta
untuk pasien-pasien yang tidak memiliki kemampuan membeli prodak modern
seperti foam dan dressing lainnya.

Catatan:
Beberapa prodak yang perlu dihindari saat menggunakan secara bersamaan atau
menggabungkan dua prodak.:
1. Hindari penggunaan hydrogel dengan alginate dressing.
2. Hindari penggunaan hydrogel foam dressing.
3. Hindari penggunaan hydrogel dengan hydrofiber seperti aquasel.
Alasan : mengurangi efek kelembaban dari hydrogel karena diasorb langsung
oleh prodak tersebut, sehingga tidak cost effektife
4. Hindari penggunaan ziec cream atau prodak yang berbahan dasar minyak/
vaseline dengan hydrophobic karena mengurangim sifat fisikal/ kerja daro phobic
untuk mengikat bakteri.
5. Penggunaan dressing transfarant filem dengan ziec cream secara langsung
dapat menimbulkan masorasi kulit
6. Hindari penggunaan hydkcoloid dengan ziec cream secara langsung tidak cost
effektife.
7. Hindari penggunaan hydrogeol pada kondisi luka infeksi, memicu multiplikasi
mikrrorganisme.

13
8. Hindari penggunaan hydrocoloid pada kondisi luka infeksi, memicu multiplikasi
mikroorganisme.
D. KONSEP LEMBAB
Konsep lembab (moist wound healing) adalah metode mempertahankan lingkungan
luka dalam suasana yang lembab dengan menggunakan balutan yang sifatnya occlusive
(tertutup). Alas an ilmiah berdasarkan fakta riset adalah;
1. Fibrinolisis : benang-benang fibrin yang berbentuk saat ada perlukaan akan cepat
dihilangkan melalui kerja dari neutrofil dan sel endotel.
2. Angiogenesis : proses pembentukan kapiler lebih cepat terbentuk
3. Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan luka yang terpapar dengan udara
atau metode konvensional.
4. Peran trombosit sebagai factor pertumbuhan sebagai respon awal perlukaan
diantarannya; pembentukan growth factor (GF), epidermal growth factor (EGF),
fibroblast grow factor (FGF), interleukin 1 sebagai sat yang dibentuk oleh makrofag
yang mempunyai peran penting pada proses angiogenesis, platelet derived growth
factor (PDGF) serta transforming growth factor- beta (TGF-beta) yang dibentuk oleh
platelet yang mempunyai fungsi penting saat proliferasi oleh fibroblast, insulin-like
growth factor (IGF), vascular endothelial growth factor (VEGF), dan basic fibrolast
growth factor (b-FGF).
Berikut peran factor pertumbuhan dari trombosit terhadap penyembuhan luka:
 growth factor (GF),; meningkatkan jumlah sel dan ukuran sel (diferensiasi
sel), memiliki sifat pleiotropic : inisiasi proliferasi sel, migrasi, kontaksi
jaringan serta sintesisa collagen melalui fibrolast, serta menghambat proses
opoptosis sel,
 epidermal growth factor (EGF),: memiliki sifat mitogenetik, menstimulasi
pembentukan epidermal sel, pembentukan kapiler (proses angiogenesis),
proses proliferasi sel mesenkimal.
 Interleukin -1 : regulasi system kekbalan dan respon terhadap proses
inflamasi saat terjadi cedera sel dan dianggap mampu merangsang proses
apoptosis sel.
 platelet derived growth factor (PDGF): stimulasi terhadap fibroblast dan
sintesa kolagen, sintesa p[roteoglikan yang merupakan komponen dasar dari
matrix extraseluler dan bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan
serat kolagen dan memfasilitasi migrasi sel pada fase proliferasi. PDGF juga
berfungsi sebagai sinyal kemotaktik, dan stimulasi TGF-B (transforming
growth factor-beta ) sebagai modulasi proliferasi terhadap fibroblast dalam
meningkatkan produksi kolagen, pembentukan matriks ekstra selulerdan
stimulasi sejumlah anti bodi seperti neutrofil dan makrofag.
 insulin-like growth factor (IGF): stimulasi proses proliferasi dan
perkembangan sel.

14
 vascular endothelial growth factor (VEGF): merangsang proses angiogenesis
(pembentukan kapiler baru), meningkatkan proliferasi, migrasi serta
meningkatkan permeabilitas kapiler. Dalam kondisi hypoxia jaringan VEGF
dapat menjadi sinyal untuk memicu proses angiogenesis/ pembentukan
pembuluh darah baru. (oxygen-hungry cells).
 basic fibrolast growth factor (B-FGF): stimulasi terhadap sintesa kolagen,
angiogenesis dan proliferasi mioblas.
5. Percepatan sel-sel aktif, leukosit, monosit, dan limfosit lebih dini aktif pada luka
sebagai antisipasi terhadap mikroorganisme.
E. KARAKTERISTIK DALAM MEMILIH BALUTAN ADALAH
1. Menciptakan kelembaban luka sehingga mempercepat sehingga mempercepat
proses autolysis debridement (pembuangan jaringan mati oleh tubuh sendiri).
2. Mampu mengontrol eksudat; mencegah maserasi dan perluasan luka.
3. Menyediakan thermal insulation; untuk mempercepat pembentukan fibroblast
sehingga pembentukan sel (granulasi) cepat terjadi.
4. Mencegah masuknya mikroorganisme & mengontrol infeksi
5. Mencegah atau meminimalisir trauma pada saat penggantian balutan; mencegah
keruskan epitel dan mengurangi nyeri.
6. Tersedia dilingkungan pelayanan kesehatan kesehatan sehingga mudah diakses.
7. Mengontrol bau
8. Cost effectife; mudah didapat dan terjangkau serta memberikan efek kosmetik
F. PRINSIP SEDERHANA DALAM PERAWATAN LUKA
1. Jika kondisi luka kering (nekrotik hitam dan kuning keras) maka membutuhkan
suasana lembab, suasan lembab yang dimaksudkan adalah menggunkan balutan
yang menciptakan kelembaban yang maksimal pada jaringan nekrotik tersebut,
contohnya menggunakan hydrogel.
2. Jika lukanya basah (proliferasi = dasar luka merah) maka gunakan balutan yang
mampu menyerap cairan maksimal sehingga terjadi kelembaban maksimal cotohnya
alginate, foam, iland dressing, hydrofiber dressing dan jenis dressing lainnya yang
mampu menyerap cairan luka.
3. Jika lukanya ada tanda-tanda kritikal kolobnisasi dan infeksi (lihat bab infeksi) maka
sebaiknya dimulai pencucuian luka dengan penggunaan antiseptic yang tidak toxic
sebelum atau saat melakukan debridement, dan stetelah melakukan debridement
sebaiknya menggunakan balutan antimicrobial yang aman untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, mengikat ataupun membunuh bakteri.

G. WAKTU PENGGANTIAN BALUTAN


Penggantian balutan dilakukan setiap 3 hari dan maksimal 7 hari atau jika balutan tembus.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemilihan balutan adalah menentukan balutan yang dapat mempertahankan
kelembapan dengan memperhatikan warna dasar luka, jumlah eksudate dan ada tidaknya
infeksi.
Mempercepat kesembuhan, dan balutan yang dipilih adalah balutan yang dapat
mempertahankan kondisi lembap (moist), mengontrol kejadian infeksi, mempercepat
penyembuhan luka, mengabsorpsi cairan luka yang berlebihan, membuang jaringan mati,
nyaman digunakan dan steril.

B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai
penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca sekalian, agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat
lebih baik dari sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Medihoney HCS, 2013, A next generation honey dressing. London: wounds UK

Melling AC, Hollander DA, Gottrup F . Identifying surgical site infection in wounds healing
by primary intention. In: European

Wound Management association (EWMA). Position document: identifying criteria for


wound infection. London: MEP Ltd, 2005

17
 MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG SESUAI DENGAN LUKA BASAH DAN
MENYERAP CAIRAN
1. Calsium alginate
2. hidrocolloids
3. Polyurethane
4. Hydrofibre
5. Polyurethane foam dressing
 MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG BERSENTUHAN LANGSUNG DENGAN
LUKA
1. Calsium alginate
2. Hydrogels
3. Hydrocolloids
4. Polyurethane foam dressing
5. Hydrofibre
6. Hydfobic
7. Povidono io dine powder
8. Silver dressing
9. Zinc dream
10. Madu
11. Smart garlic
 MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG TIDAK BERSENTUHAN LANGSUNG
DENGAN LUKA
1. Balutan compresi untuk kasus benoist ulcer dan edema
2. Collagen dressing membantu merangsang pertumbuhan kolagen baru pada area luka
dan mampu membatasi penyebaran infeksi
3. Baby pampers digunakan untuk luka yang luas dan adekuat yang banyak
 SENI MEMBALUT

BAHAN BALUTAN

GAUZE/KASA

• Secondary dressing

• Absorban

• Alat untuk mechanical debridement

18
TRANSPARANT FILM

• Polyuurethane adhesive film

• Waterproof & gas permeable

• Support autolysis debridement

• Mengurangi nyeri

• Ada produk transparent film yang dikemas dengan absorbent padding (island dressing)

• Tidak menyerap eksudat

• Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi

• ·Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak

• Contoh : tegaderm, fixomul transparent, opsite, mefilm

BALUTAN PRIMER

HYDROGEL

• CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) polimer yang sudah dimodifikasi dengan


campuran utama air (banyaknya bervariasi sesuai dengan produk)

• Bahan utama : air

• Kombinasikan dengan autofilm, jangan dikombinasikan dengan balutan sekunder


yang menyerap gel

• Menciptakan suasana lembab (rehidrasi) sehingga cocok untuk luka nekrotik/hitam


(support analysis)

• Untuk luka bakar derajat 1 atau 2 memberikan efek dingin

• Bentuk : tube, spray, impregmented

• Contoh : intrasite, curatil, cutimed gel, aloe vera, dll

HYDROCOLLOID

• Primer

• Mengandung sodium carboxymethilcellulosa (NaCMC) dan gelatin

• Support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough

• Occlusive –> hypoxic environment untuk mensupport angiogenesis

19
• Waterproof

• Indikasi : luka dengan epitelisasi (derajat 1 & 2), eksudat minimal

• Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV (luka infeksi dengan pus
++)

• Bentuk : lembaran, powder, pasta

• Contoh :Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel, Ultec Pro

CALCIUM ALGINATE

• Primer

• Serat polisakarida : rumput laut

• Agen hemostatik : pengikat calcium ion pada koagulasi sehingga merangsang


trombus sehingga menghentikan perdarahan minor

• Menyerap sedang hingga banyak eksudat (pus+, goa/undermining+), namun


dapat menyebabkan nyeri

• Untuk luka dengan warna dasar merah/proliferasi

• Berikatan dengan eksudat sehingga menjadi gel

• Bentuk : lembaran, pita

• Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering

• Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan, Curasorb, Seasorb, Calci care, cutimed


alginated

POLYURETHANE FOAM

• Primer + sekunder

• Semipermeable, waterproof, ada yang adhesive

• Bentuk : lembaran dan loop untuk mengisi rongga tidak meninggalkan residu

• Absorban dengan kemampuan serap lebih tinggi, eksudatif sedang-sangat banyak


(stadium III/IV)

• Aman digunakan pada luka infeksi

• Dapat mengontrol hipergranulasi

20
• Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam

• Contoh : Allevyn, Suprasorb P, Bitain Comfell Tielle/Lite/Plus, Flexipore, Cutinova,


Spyrosorb

ZINC CREAM : METCOVAZIN

• Primer

• Bentuk : salep dengan bahan dasar ZINC dan VASELIN (metcovazin red,
metcovazin reguler dan metcovazin gold)

• Metcovazin red : wound bed merah untuk support sintesa collagen dengan bahan
aktif HYDROCOLLOID

• Metcovazin reguler : kronik wound saat WBP (kuning dan hitam) dengan bahan
aktif METRONIDAZOLE

• Metcovazin gold : kolonisasi dan infeksi dengan bahan aktif CADEXOMER


IODINE

HYDROFOBIC

• Primer

• Antimikroba gram+, gram –

• Water resist

• Untuk luka infeksi

• Jangan dicampur dengan oil base

SILVER DRESSING

21
• Primer

• Antibakteri yang sangat kuat, gram+, gram-, anaerob

• Jika lembaran produk berbentuk aluminium foil, basahi terlebih dahulu dengan air,
jangan cuci luka dengan NaCl, karena silver berikatan dengan NaCl

SILOCONE PAD

• Primer

• Untuk support epitelisasi

• Untuk keloid atau hipertrofi scar

COLLAGEN

• Primer

• Untuk luka dengan warna dasar merah (mempercepat pembentukan kolagen)

• Collagen akan hilang diserap tubuh

BALUTAN SEKUNDER

POLYURETHANE FOAM

• Primer + sekunder

• Semipermeable, waterproof, ada yang adhesive

• Bentuk : lembaran dan loop untuk mengisi rongga tidak meninggalkan residu

• Absorban dengan kemampuan serap lebih tinggi, eksudatif sedang-sangat banyak


(stadium III/IV)

• Aman digunakan pada luka infeksi

• Dapat mengontrol hipergranulasi

• Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam

22
• Contoh : Allevyn, Suprasorb P, Bitain Comfell Tielle/Lite/Plus, Flexipore, Cutinova,
Spyrosorb

FIKSASI
Stockinette Orthopedic wool Cohesive bandage Crepe bandage

Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound)

• Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough tissue)

• Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat

• Untuk merangsang granulasi

• Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates dan


hydrofibre dressings

Luka Nekrotik

• Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)

• Berikan lingkungan yg kondusif u/autolisis

• Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• Hydrogels, hydrocolloid dressing

Luka terinfeksi

• Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka

• Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka

• Wound culture – systemic antibiotics

• Kontrol eksudat dan bau

• Ganti balutan tiap hari

23
• Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver
dressings

Luka Granulasi

• Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang baru,


jaga kelembaban luka

• Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat

• Moist wound surface – non-adherent dressing

• Treatment overgranulasi

• Hydrocolloids, foams, alginates

Luka epitelisasi

• Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-surfacing”

• Transparent films, hydrocolloids

• Balutan tidak terlalu sering diganti

Balutan kombinasi

• Untuk hidrasi luka : hydrogel + film atau hanya hydrocolloid

• Untuk debridement (deslough) : hydrogel + film/foam atau hanya hydrocolloid atau


alginate + film/foam atau hydrofibre + film/foam

• Untuk memanage eksudat sedang s.d berat : extra absorbent foam atau extra
absorbent alginate + foam atau hydrofibre + foam atau cavity filler plus foam

24

Anda mungkin juga menyukai