Pemilihan Balutan
Pemilihan Balutan
Makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMILIHAN BALUTAN..................................................................3
B. TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN...........................................................................3
C. DRESSING IDEAL ................................................................................................3
D. KONSEP LEMBAB.................................................................................................14
E. KARAKTERISTIK DALAM MEMILIH BALUTAN ...................................................15
F. PRINSIP SEDERHANA DALAM PERAWATAN LUKA.........................................15
G. WAKTU PENGGANTIAN BALUTAN.....................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seorang peneliti, Ramundo,IE pada tahun 2006,mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
a. debridemnet merupakan peristiwa yang terjadi secara alami dalam proses
penyembuhan luka.
b. Selama fase inflamasi neutrofil dan makrofag mencerna dan mengangkat jaringan
yang mati,debrisseluler,dan jaringan terinjuri yang avaskuler dari luka.
c. Namun,dengan akumulasi jumlah jaringan rusak yang banyak,proses ini menjadi
tidak cukup dan sangat berlimpahan.
d. Pembentukan jaringan nekrotik yang kemudian memerlukan iagositosis pada luka
dan memperlambat penyembuhan luka.
Sedangkan Falanga, tahun 2000 dan Sibbad, tahun 2000, sama-sama menyatakan
bahwa debridement merupakan suatu komponen integral pada persiapan dasar luka
bersama-sama dengan keseimbngan bakteri dan keseimbangan
kelembaban/moisturebalance. Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat
ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi,yaitu
dimensi fisik,psikis,ekkonomi dan sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pemilihan Balutan?
2. Apa Tujuan Pemilihan Balutan?
3. Apa saja Dressing Ideal ?
4. Apa Konsep Lembab?
5. Apa Karakteristik Dalam Memilih Balutan ?
6. Apa Prinsip Sederhana Dalam Perawatan Luka?
7. Kapan Waktu Penggantian Balutan?
1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Pemilihan Balutan
2. Untuk mengetahui Tujuan Pemilihan Balutan
3. Untuk mengetahui Dressing Ideal
4. Untuk mengetahui Konsep Lembab
5. Untuk mengetahui Karakteristik Dalam Memilih Balutan
6. Untuk mengetahui Prinsip Sederhana Dalam Perawatan Luka
7. Untuk mengetahui Waktu Penggantian Balutan
D.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMILIHAN BALUTAN
Pemilihan balutan adalah menentukan balutan yang dapat mempertahankan
kelembapan dengan memperhatikan warna dasar luka, jumlah eksudate dan ada tidaknya
infeksi.
B. TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penyembuhan luka.
2. Meningkatkan kenyamanan klien.
3. Melindungi luka dan kulit sekitarnya
4. Mengurangi nyeri dengan mengeluarkan udara dari ujung saraf (kondisi oklusif).
5. Mempertahankan suhu pada luka.
6. Mengontrol dan mencegah perdarahan.
7. Menampung eksudat.
8. Imobilisasi bagian tubuh yang luka.
9. Aplikasi penekanan pada area perdarahan atau vena yang statis.
10. Mencegah dan menangani infeksi pada luka.
11. Mengurangi stress yang ditimbulkan oleh luka dengan menutup secara tepat.
Mempercepat kesembuhan, dan balutan yang dipilih adalah balutan yang dapat
mempertahankan kondisi lembap (moist), mengontrol kejadian infeksi, mempercepat
penyembuhan luka, mengabsorpsi cairan luka yang berlebihan, membuang jaringan mati,
nyaman digunakan dan steril.
3
g. Karna balutan primer maka membutuhkan balutan skunder dalam aplikasinya
2. Hydrogel
Mengandung air dan CMC dengan komposisi yang berbeda-beda sediaan: tube dan
spray serta lembaran
Fungsi dan aplikasinya:
a. Digunakan pada dasar luka yang kering ( hitam/kuning ) untuk menciptakan
kelembaban sehingga terjadi autolisis debridement.
b. Menghidrasi jaringan sehingga efektif pada luka bakar.
c. Tidak rekomendasi penggunaan pada luka dengan eksudat yang banyak karna
dapat menyebabkan mesarasi jaringan,menghambat migrasi epitel dan merusak
lapisan kulit yang sehat
d. Untuk menciptakan autolisis yang maksimal pada dasar luka direkomendasi
aplikasi transfarant filem sebagai balutan sekunder.
e. Dapat digunakan bersama prodak lain ( impregnated ) dengan zinc cream
sehingga menciptakan autolisis yang maksimal .
f. Tidak rekomendasi pada kondisi luka infeksi ( slough banyak ) karna dapat
menyuburkan bakteri.
g. Hindari penggunaan pada kondisi proliferasi yang sudh sejajar tepi luka karna
dapat menyebabkan mesarasi kulit yang dapat merusak pembentukan epitel dan
hypergranulasi.
3. Hydrocolloids
Mengandung carboxymethylcellulose ( CMC ), polysaccharides dan protein.
Sediaan : lembaran, pasta dan powder.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Balutan primer dan diaplikasi pada dasar luka merah/granulasi
b. Menyerap cairan dari ringan sampai sedang biasanya derajat I dan II,III
4
c. Menciptakan kelembaban sehingga mampu mensuppot autolisis debridement.
d. Sifatnya yang water proof ( tahan air ) efektif untuk luka post operasi
e. Mencegah trauma saat ganti balutan.
f. Aplikasi/penggantian balutan dilakukan setiap 3 hari atau maksimal 7 hari
g. Tidak direkomendasikan pada luka yang infeksi karna dapat menyebabkan
pertumbuhan bakteri.
h. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang kondisi hydrocoloid setelah kontak
dengan cairan tubuh, terjadi perubahan warna pada dressing seperti kehijauan
sebagai efek dari kandungan dari cmc, ( bukan efek infeksi )sehingga
mengurangi kecemasan pasien.
i. Hydrocooid efektif digunakan pada etiap lekukan tubuh seperti pada kondisi luka
bakar stadium II dan III untuk mencegh perlengketan jaringan ( kontraktur )
j. Efektif digunaka pada periwound skin untuk melindungi luka dari maserasi dan
menurunkan respon inflamasi.
k. Pada kondisi luka tertentu seperti abses ( bisul )yang belum pecah dapat
digunakan untuk proses autolisis debridement, itempelkan secara langsung dan
setelah absesnya pecah maka harus segera diganti dengan balutan lain yang
mampu.
5
g. Efektif digunakan untuk luka yng infeksi karna memiliki kemampuan daya serap
eksudat yang banyak.
h. Dapat mengurangi frekuensi ganti balutan karna memiliki daya serap yang tinggi.
i. Tidak rekomendasi luka kering atau nekrotik hitam.
5. Hydrofibre.
Terbuat dari sodium carboxymethylcellulose dan hydrocolloi fibre. Sehingga mampu
menyerap cairan dan menangkap/membatasi cairan setelah terjadi absorbsi dan
mampu mencegah maserasi kulit disekitar luka.
Sediaan dalam bentuk lembaran.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Digunakan pada kondisi proliferasi.
b. Menyerap cairan lebih banyak dan mencegah maserasi , daya serap yang tinggi
dan mampu mengunci cairan . kemampuan serab lebih tinggi dari alginate.
c. Mencegah trauma saat mngganti balutan karna balutan akan berubah jadi gel
setelah kontak dngan cairan luka.
d. Menciptakan kelembaban saat kontak dengan cairan sehingga support autolisis
debridemant.
e. Balutan primer sehingga membutuhkan balutan sekunder.
f. Efektif dipakai pada luka bakar derajat II,III,dan IV.
6
6. Hydfobic.
Dressingini mengandung DACC ( dialcylcrbamoylchloride ) memiliki kemampuan
meningkat bakteri.
Fungsi dan apikasinya:
a. Digunakan sebagai balutan primer pada kondisi infeksi
b. Efektif digunakan pada kondisi eksudat banyak.
c. Tidak menyerap eksudat.
7. Povidono-iodine powder
Mengandung povidono-idine 0,9% dan polyethylance glycol. Adalah balutan anti
baterial untuk mengatasi luka infeksi.
Fungsi dan aplikasinya:
a. Gunakan secara langsung pada luka yang infeksi
b. Gunakan balutan sekunder, dan aplikasi balutan sampai infeksi teratasi
c. Hati-hati pada penggunaan ibu hamil dan ibu menyusui,gagal ginjal,gangguan T3
dan T4 atau yang sensitip terhadap bahan povidine-iodine, dilaporkan dapat
terjadi efek absorbsi sistemik.
d. Penggunaan tunggal rekomendasi maksimal 3 bulan untuk mengurangi efek
resistensi bakteri.
7
e. Mempercepat proses pembentukan epitel.
f. Efektif digunakan sebagai balutan sekunderpada luka yang lokasinya dekat area
yang serimg basah sehingga mengurangi penggantian balutan, seperti luka
dekat dengan anus dan kelamin.
g. Cara aplikasi: palpasi batas area inflamasi ( rubor,dolor,dan color ) kemudian
beri tanda batas area yang mengalami peradangan, selanjunya pasang
transfarant filem pada semua area yang telah diberi tanda, ( hanya batas area
inflamasi tidak untuk area yang robek ). Dressing dilepas setelah inflamasi atau (
maksimal 1 minggu) . jika inflamasi berkurang transfarant filem akan berkerut.
8
10. Silver dressing
Mengandung lons silver, adalah balutan antimikrobial untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh bakteri termasuk fungi/jamur,
Sediaan:lembaran dan pasta
Fungsi dan aplikasinya:
a. Gunakan pada luka yang mengalami kritikal kolonisasi ataupun infeksi
b. Ganti dressing setiap 3 hari
c. Hati-hati pengunaan dressing pada pasien dengan gagal ginjal, silver dapat
terakumulasi sehingga sulit untuk dibuang yang akan memperberat fungsi ginjal
d. Tidak rekomendasi penggunaan waktu yang lama karna dapat menyebabkan
kelainan kulit yaitu argyrian dan jika terjadi penurunan jumlah leukosit, maka
penggunaanya dihentikan.
9
12. Zinc Cream (metcovazink salep)
Adalah racikan yang dibuat oleh ibu Widasari srigatarja sejak tahun 1997 di wocare
center bogor dan telah menyelamatkan ribuan kaki diindonesia. Balutan yang terdiri
dari zinc dan vasseline, bentuknya dalam bentuk salep dan telah didaftarkan sebagai
bahan perawatan kulit. Ada tiga jenis yaitu reguler, gold dan red
Fungsi dan aplikasinya:
a. Metcovazinc reguler dipakai pada dasar luka hitam dan kuning, yang dapat
mempercepat proses autolisis debridemant.
b. Metcovazinc red mengandung hydrocolloid powder; dipakai pada luka dengan
dasar merah untuk mempercepat proses granulasi dan epitalisasi.
c. Metrovazink gold mengandung cadakxomer lodine untuk pasien-pasien dengan
kondisi infeksi
10
14. Madu/Honey
Madu dapat digunakan untuk perawatan luka akut dan kronik.Madu memiliki
kemampuan antibakteri secara alami seperti alami seperti hydrogen perixide tanpa
merusak jarigan, kandugan osmolaritas yang tinggi dapat menghambhat
pertumbuhan bakteri. Kandugan lain senyawa phytochemical juga dapat membunuh
mikroorganisme. Madu juga memiliki kemampuan merangsang antibodi lymphocyte
dan pagosit untuk mengatasi infeksi. Aplikasi pada leg ulcer, dekobitus,ulkus diabetik,
luka infeksi dan luka bakar.sediaan:cair dan lembaran
11
16. Smart garlic
Adalah baluatan yang diracik oleh ikram wourd care center majene (sulawesi barat)
dengan bahan dasar zinc dan vaseline serta menggunakan bahan herbal garlic oil
sebagai anti mikroba, vit A yang diketahui mampu mereduksi efek steroid pada fase
infamasi sehinga mampu menurunkan respon inflamasi. Vit E mempercepat proses
pembentukan epitel dan melindungi mukosa sel. Sediaan dalam bentuk salep dan
diaplikasi pada semua jenis luka serta semua warna luka; support autolisis dan
menciptakan kelembapan.
12
Prodak ini menimbulkan efek maserasi pada kulit, sehingga rekomendasi
penggunaan hanya sampai pada hari ke 2 untuk luka yang sangat infeksius
dengan eksudat yang banyak dan perulen.
Untuk luka yang profisional dapat digunakan sampai hari ke 3, kondisi ini juga
sering dijumpai kulit maserasi.
Sebelum aplikasi sebaiknya gunakan prodak emolient pada kulit (periwourd skin)
seperti zinc cream untuk mencegah cairan kontak langsung pada kulit.
Ekonomi rata-rata biaya yang dihabiskan untuk perawatan luka ulkus diabetik
yang luas infeksi, stadium 3-4 sampai sembuh adalah 1-3 jutaan rentang waktu
1-3 bulanan
Rekomendasi untuk wilayah terpencil dan luka yang luas, eksudat banyak serta
untuk pasien-pasien yang tidak memiliki kemampuan membeli prodak modern
seperti foam dan dressing lainnya.
Catatan:
Beberapa prodak yang perlu dihindari saat menggunakan secara bersamaan atau
menggabungkan dua prodak.:
1. Hindari penggunaan hydrogel dengan alginate dressing.
2. Hindari penggunaan hydrogel foam dressing.
3. Hindari penggunaan hydrogel dengan hydrofiber seperti aquasel.
Alasan : mengurangi efek kelembaban dari hydrogel karena diasorb langsung
oleh prodak tersebut, sehingga tidak cost effektife
4. Hindari penggunaan ziec cream atau prodak yang berbahan dasar minyak/
vaseline dengan hydrophobic karena mengurangim sifat fisikal/ kerja daro phobic
untuk mengikat bakteri.
5. Penggunaan dressing transfarant filem dengan ziec cream secara langsung
dapat menimbulkan masorasi kulit
6. Hindari penggunaan hydkcoloid dengan ziec cream secara langsung tidak cost
effektife.
7. Hindari penggunaan hydrogeol pada kondisi luka infeksi, memicu multiplikasi
mikrrorganisme.
13
8. Hindari penggunaan hydrocoloid pada kondisi luka infeksi, memicu multiplikasi
mikroorganisme.
D. KONSEP LEMBAB
Konsep lembab (moist wound healing) adalah metode mempertahankan lingkungan
luka dalam suasana yang lembab dengan menggunakan balutan yang sifatnya occlusive
(tertutup). Alas an ilmiah berdasarkan fakta riset adalah;
1. Fibrinolisis : benang-benang fibrin yang berbentuk saat ada perlukaan akan cepat
dihilangkan melalui kerja dari neutrofil dan sel endotel.
2. Angiogenesis : proses pembentukan kapiler lebih cepat terbentuk
3. Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan luka yang terpapar dengan udara
atau metode konvensional.
4. Peran trombosit sebagai factor pertumbuhan sebagai respon awal perlukaan
diantarannya; pembentukan growth factor (GF), epidermal growth factor (EGF),
fibroblast grow factor (FGF), interleukin 1 sebagai sat yang dibentuk oleh makrofag
yang mempunyai peran penting pada proses angiogenesis, platelet derived growth
factor (PDGF) serta transforming growth factor- beta (TGF-beta) yang dibentuk oleh
platelet yang mempunyai fungsi penting saat proliferasi oleh fibroblast, insulin-like
growth factor (IGF), vascular endothelial growth factor (VEGF), dan basic fibrolast
growth factor (b-FGF).
Berikut peran factor pertumbuhan dari trombosit terhadap penyembuhan luka:
growth factor (GF),; meningkatkan jumlah sel dan ukuran sel (diferensiasi
sel), memiliki sifat pleiotropic : inisiasi proliferasi sel, migrasi, kontaksi
jaringan serta sintesisa collagen melalui fibrolast, serta menghambat proses
opoptosis sel,
epidermal growth factor (EGF),: memiliki sifat mitogenetik, menstimulasi
pembentukan epidermal sel, pembentukan kapiler (proses angiogenesis),
proses proliferasi sel mesenkimal.
Interleukin -1 : regulasi system kekbalan dan respon terhadap proses
inflamasi saat terjadi cedera sel dan dianggap mampu merangsang proses
apoptosis sel.
platelet derived growth factor (PDGF): stimulasi terhadap fibroblast dan
sintesa kolagen, sintesa p[roteoglikan yang merupakan komponen dasar dari
matrix extraseluler dan bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan
serat kolagen dan memfasilitasi migrasi sel pada fase proliferasi. PDGF juga
berfungsi sebagai sinyal kemotaktik, dan stimulasi TGF-B (transforming
growth factor-beta ) sebagai modulasi proliferasi terhadap fibroblast dalam
meningkatkan produksi kolagen, pembentukan matriks ekstra selulerdan
stimulasi sejumlah anti bodi seperti neutrofil dan makrofag.
insulin-like growth factor (IGF): stimulasi proses proliferasi dan
perkembangan sel.
14
vascular endothelial growth factor (VEGF): merangsang proses angiogenesis
(pembentukan kapiler baru), meningkatkan proliferasi, migrasi serta
meningkatkan permeabilitas kapiler. Dalam kondisi hypoxia jaringan VEGF
dapat menjadi sinyal untuk memicu proses angiogenesis/ pembentukan
pembuluh darah baru. (oxygen-hungry cells).
basic fibrolast growth factor (B-FGF): stimulasi terhadap sintesa kolagen,
angiogenesis dan proliferasi mioblas.
5. Percepatan sel-sel aktif, leukosit, monosit, dan limfosit lebih dini aktif pada luka
sebagai antisipasi terhadap mikroorganisme.
E. KARAKTERISTIK DALAM MEMILIH BALUTAN ADALAH
1. Menciptakan kelembaban luka sehingga mempercepat sehingga mempercepat
proses autolysis debridement (pembuangan jaringan mati oleh tubuh sendiri).
2. Mampu mengontrol eksudat; mencegah maserasi dan perluasan luka.
3. Menyediakan thermal insulation; untuk mempercepat pembentukan fibroblast
sehingga pembentukan sel (granulasi) cepat terjadi.
4. Mencegah masuknya mikroorganisme & mengontrol infeksi
5. Mencegah atau meminimalisir trauma pada saat penggantian balutan; mencegah
keruskan epitel dan mengurangi nyeri.
6. Tersedia dilingkungan pelayanan kesehatan kesehatan sehingga mudah diakses.
7. Mengontrol bau
8. Cost effectife; mudah didapat dan terjangkau serta memberikan efek kosmetik
F. PRINSIP SEDERHANA DALAM PERAWATAN LUKA
1. Jika kondisi luka kering (nekrotik hitam dan kuning keras) maka membutuhkan
suasana lembab, suasan lembab yang dimaksudkan adalah menggunkan balutan
yang menciptakan kelembaban yang maksimal pada jaringan nekrotik tersebut,
contohnya menggunakan hydrogel.
2. Jika lukanya basah (proliferasi = dasar luka merah) maka gunakan balutan yang
mampu menyerap cairan maksimal sehingga terjadi kelembaban maksimal cotohnya
alginate, foam, iland dressing, hydrofiber dressing dan jenis dressing lainnya yang
mampu menyerap cairan luka.
3. Jika lukanya ada tanda-tanda kritikal kolobnisasi dan infeksi (lihat bab infeksi) maka
sebaiknya dimulai pencucuian luka dengan penggunaan antiseptic yang tidak toxic
sebelum atau saat melakukan debridement, dan stetelah melakukan debridement
sebaiknya menggunakan balutan antimicrobial yang aman untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, mengikat ataupun membunuh bakteri.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemilihan balutan adalah menentukan balutan yang dapat mempertahankan
kelembapan dengan memperhatikan warna dasar luka, jumlah eksudate dan ada tidaknya
infeksi.
Mempercepat kesembuhan, dan balutan yang dipilih adalah balutan yang dapat
mempertahankan kondisi lembap (moist), mengontrol kejadian infeksi, mempercepat
penyembuhan luka, mengabsorpsi cairan luka yang berlebihan, membuang jaringan mati,
nyaman digunakan dan steril.
B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai
penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca sekalian, agar dalam pembuatan makalah kami selanjutnya dapat
lebih baik dari sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Medihoney HCS, 2013, A next generation honey dressing. London: wounds UK
Melling AC, Hollander DA, Gottrup F . Identifying surgical site infection in wounds healing
by primary intention. In: European
17
MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG SESUAI DENGAN LUKA BASAH DAN
MENYERAP CAIRAN
1. Calsium alginate
2. hidrocolloids
3. Polyurethane
4. Hydrofibre
5. Polyurethane foam dressing
MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG BERSENTUHAN LANGSUNG DENGAN
LUKA
1. Calsium alginate
2. Hydrogels
3. Hydrocolloids
4. Polyurethane foam dressing
5. Hydrofibre
6. Hydfobic
7. Povidono io dine powder
8. Silver dressing
9. Zinc dream
10. Madu
11. Smart garlic
MANAJEMEN PEMILIHAN BALUTAN YANG TIDAK BERSENTUHAN LANGSUNG
DENGAN LUKA
1. Balutan compresi untuk kasus benoist ulcer dan edema
2. Collagen dressing membantu merangsang pertumbuhan kolagen baru pada area luka
dan mampu membatasi penyebaran infeksi
3. Baby pampers digunakan untuk luka yang luas dan adekuat yang banyak
SENI MEMBALUT
BAHAN BALUTAN
GAUZE/KASA
• Secondary dressing
• Absorban
18
TRANSPARANT FILM
• Mengurangi nyeri
• Ada produk transparent film yang dikemas dengan absorbent padding (island dressing)
BALUTAN PRIMER
HYDROGEL
HYDROCOLLOID
• Primer
19
• Waterproof
• Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV (luka infeksi dengan pus
++)
CALCIUM ALGINATE
• Primer
POLYURETHANE FOAM
• Primer + sekunder
• Bentuk : lembaran dan loop untuk mengisi rongga tidak meninggalkan residu
20
• Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam
• Primer
• Bentuk : salep dengan bahan dasar ZINC dan VASELIN (metcovazin red,
metcovazin reguler dan metcovazin gold)
• Metcovazin red : wound bed merah untuk support sintesa collagen dengan bahan
aktif HYDROCOLLOID
• Metcovazin reguler : kronik wound saat WBP (kuning dan hitam) dengan bahan
aktif METRONIDAZOLE
HYDROFOBIC
• Primer
• Water resist
SILVER DRESSING
21
• Primer
• Jika lembaran produk berbentuk aluminium foil, basahi terlebih dahulu dengan air,
jangan cuci luka dengan NaCl, karena silver berikatan dengan NaCl
SILOCONE PAD
• Primer
COLLAGEN
• Primer
BALUTAN SEKUNDER
POLYURETHANE FOAM
• Primer + sekunder
• Bentuk : lembaran dan loop untuk mengisi rongga tidak meninggalkan residu
22
• Contoh : Allevyn, Suprasorb P, Bitain Comfell Tielle/Lite/Plus, Flexipore, Cutinova,
Spyrosorb
FIKSASI
Stockinette Orthopedic wool Cohesive bandage Crepe bandage
Luka Nekrotik
Luka terinfeksi
23
• Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver
dressings
Luka Granulasi
• Treatment overgranulasi
Luka epitelisasi
Balutan kombinasi
• Untuk memanage eksudat sedang s.d berat : extra absorbent foam atau extra
absorbent alginate + foam atau hydrofibre + foam atau cavity filler plus foam
24