Anda di halaman 1dari 13

WORKSHOP GEOLOGI

KARANGSAMBUNG

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7

Anggota:

ANGRAYNI PUTRI (185090701111010)


ELIS TRYANA MAHARANI (185090700111022)
KARTICA AMYRA MAHDINATA S (185090707111010)
M. ZYDAN THARIQ ABRAR (185090700111006)

RACHMAT MARALDI (185090700111014)


ZULFAN AFFANDI (185090700111011)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS BRAWIJAYA
MALANG

1
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
1. Fisiografi dan Geomorfologi Regional Karangsambung......................................................3
1. Satuan Lembah Antiklin...................................................................................................3
2. Satuan Daratan Aluvial....................................................................................................3
3. Satuan Perbukitan Terisolasi............................................................................................4
4. Satuan Perbukitan Homoklin...........................................................................................4
5. Satuan Perbukitan Lipatan...............................................................................................4
6. Sungai dan Pola Aliran.....................................................................................................4
2. Stratigrafi Regional Karangsambung......................................................................................5
1. Kompleks Melange Luk Ulo............................................................................................5
2. Formasi Karangsambung..................................................................................................6
3. Formasi Totogan..............................................................................................................6
4. Formasi Waturanda..........................................................................................................7
5. Formasi Penosogan..........................................................................................................7
6. Formasi Halang................................................................................................................7
7. Formasi Peniron...............................................................................................................7
8. Breksi Serayu...................................................................................................................8
3. Struktur dan Tektonika Kawasan Geopark Karangsambung..................................................9
1. Lipatan..............................................................................................................................9
2. Patahan.............................................................................................................................9
3. Kekar..............................................................................................................................10
4. Sejarah Geologi Karangsambung.........................................................................................11
1. Masa Awal Pembentukan Pulau Jawa / Pra-Tersier (117-55 juta tahun yang lalu).......11
2. Masa Sedimentasi Longsoran Laut Dalam (55-25 juta tahun yang lalu).......................11
3. Masa Gunung Api Purba OAF (25-16 juta tahun yang lalu).........................................12
4. Masa Pembentukan Paparan Karbonat (16-10 juta tahun yang lalu).............................12
5. Masa Gunung Api Purba Halang (10-2 juta tahun yang lalu)........................................12
6. Masa Pembentukan Endapan Alluvial dan Pantai (< 2 juta tahun yang lalu)................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

2
1. Fisiografi dan Geomorfologi Regional Karangsambung

Gambar 1.1 Fisiografi Regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949 op.cit. Hadiansyah,
2005)
Daerah Karangsambung termasuk kedalam Zona Pegunungan Serayu Selatan
(VanBemmelen, 1949) dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah bagian selatan
yang diklasifikasikan sebagai cekungan depan busur yang dibatasi oleh tinggian Gabon dan
Karangbolong di bagian Barat, Tinggian Progo dibagian Timur serta Antiklinorium Bogor
dibagian Utara.
1. Satuan Lembah Antiklin
Morfologi pada satuan ini dicirikan oleh daerah yang relatif landai, yang sangat
kuat indikasi adanya pengaruh struktur lipatan, sesar, dan kekar serta pengaruh
erosi. Litologi tersusun atas batulempung berfragmen, batupasir, dan batugamping.
Kemiringan lapisan batuan pada daerah ini memiliki arah utara dan selatan yang
menunjukkan adanya struktur perlipatan yang telah tererosi. Pada
satuangeomorfologi ini proses sedimentasi lebih dominan dibandingkan dengan
erosional sehingga dimasukkan dalam kategori tahapan geomorfik dewasa.
2. Satuan Daratan Aluvial
Satuan ini terletak sepanjang Sungai Luk Ulo yang memiliki bentuk berupa
dataran dengan kemiringan lereng yang rendah (0°-5°). Litologi satuan ini terdiri
atas material alluvial yang mudah lepas serta terdiri dari berbagai jenis fragmen
batuan, filit, sekis mika, kuarsit, batupasir, konglomerat, rijang, dan batuan beku.
Bentuk sungai yangmengalir pada satuan ini adalah berkelok-kelok (meandering),
aliran air yang rendah, sehingga terbentuk dataran yang luas serta pada beberapa
titik terbentuk gosong-gosong pasir. Adanya meander dan juga pengendapan
intensif yang membentuk gosong-gosong pasir menunjukkan satuan ini telah
memasuki tahapan geomorfik dewasa.

3
3. Satuan Perbukitan Terisolasi
Satuan ini terdiri dari perbukitan-perbukitan yang berada pada satuan Lembah
Antiklin. Bentuk terisolasi mencirikan bahwa litologi lebih resisten
dibandingkandengan litologi sekitar. Daerah-daerah tersebut merupakan Bukit
Jatibungkus, BukitBujil, dan Bukit Pesanggrahan. Kontrol utama yang membentuk
morfologi iniadalah litologi
4. Satuan Perbukitan Homoklin
Satuan ini memanjang dari Barat ke Timur dengan posisi perbukitanberada
pada Utara dan Selatan. Kenampakan perbukitan dikontrol oleh litologi yangcukup
resisten yaitu breksi vulkanik. Sungai-sungai pada satuan ini memiliki bentuk “V”
yang mengindikasikan proses erosi yang intensif dan lebih dominan dibandingkan
dengan proses sedimentasinya. Beberapa contoh bukit homoklin padasatuan ini
antara lain Bukit Waturanda, Bukit Selaranda, dan Gunung Brujul
Satuan ini ditandai dengan kenampakan kontur yang rapat dan renggang, serta
di beberapa tempat memiliki kemiringan dip yang saling bertemu. Kontur rapat
mengindikasikan kontrol litologi yang resisten,pada satuan ini litologi berupa
breksi piroklastik dan batupasir serta batulempungyang memiliki sifat karbonatan.
Sungai pada daerah ini ada yang berkelok-kelokyang dicurigai merupakan
pengaruh struktur yang berkembang, sungai besartersebut ada di bagian tenggara
dari daerah pemetaan
5. Satuan Perbukitan Lipatan
Satuan ini ditandai dengan kenampakan kontur yang rapat dan renggang, serta
di beberapa tempat memiliki kemiringan dip yang saling bertemu. Kontur rapat
mengindikasikan kontrol litologi yang resisten,pada satuan ini litologi berupa
breksi piroklastik dan batupasir serta batulempungyang memiliki sifat karbonatan.
Sungai pada daerah ini ada yang berkelok-kelokyang dicurigai merupakan
pengaruh struktur yang berkembang, sungai besartersebut ada di bagian tenggara
dari daerah pemetaan
6. Sungai dan Pola Aliran
Tipe sungai pada daerah Karangsambung terbagi menjadi tiga tipe genetic
sungai (Howard, 1967 dalam Thornbury, 1989, dalam Hadiyansyah, 2005) yaitu
tipe konsekuen,obsekuen, dan subsekuen. Tipe konsukuen diwakili oleh Sungai
Luk Uo yang memanjang dari Utara ke Selatan daerah pemetaan dan mengikuti
arah kemiringan lereng secara regional.Sungai ini merupakan tempat bermuaranya
semua sungai pada daerah pemetaan. Sungai bertipe subsekuen dengan arah aliran
mengikuti arah umum struktur yang berkembang didaerah penelitian diwakili oleh
Sungai Gebang yang mengair kearah Timur dan Sungai Welaran yang mengalir
kearah Barat. Sedangkan tipe sungai obsekuen diwakili oleh sungai-sungai kecil
yang mengalir kearah Sungai Luk Ulo, Sungai Cacaban,dan Sungai Welaran
dengan arah aliran mengikuti kemiringan lereng

4
2. Stratigrafi Regional Karangsambung

Gambar 2.1 Kolom Stratigrafi Regional Karangsambung


Stratigrafi daerah Karangsambung terdiri dari beberapa formasi meliputi Kompleks
Melange Luk Ulo, Formasi Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Waturanda, Formasi
Penosogan, Formasi Halang, Formasi Peniron dan Breksi Serayu. Untuk formasi yang
berumur paling tua pada daerah Karangsambung adalah Kompleks Melange Luk Ulo dan
yang berumur paling muda adalah Breksi Serayu.
1. Kompleks Melange Luk Ulo
Kompleks Melange Luk Ulo tersusun oleh berbagai macam bongkah batuan beku, sedimen
dan metamorf yang tercampur dalam massa dasar berupa lempung hitam. Kompleks ini
berumur Kapur Awal-Paleosen, mengandung fosil Globorotalia angulate, Globotruncana
stuart’, Heterohelix globulosa, Rugoolobigerina rugosa, Orbitulina concave, dan Rotaliapora.
Proses terbentuknya Kompleks Melange Luk Ulo akibat subduksi purba lempeng Indo-
Australia yang bergerak menunjam di bawah lempeng benua Asia pada zaman Pra-Tersier
(Fransiskus,2015).

5
Untuk fragmen-fragmen pada Kompleks Melange Luk Ulo dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu Native Block dan Exotic Block. Native Block biasanya
berupa greywacke dan Exotic Block berupa rijang, sekis, gamping merah, amfibolit,
gabro, peridotit, serta dasit. Satuan Kompleks Melange Luk Ulo terbagi menjadi dua
satuan yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Pada Satuan Seboro lebih didominasi
oleh bongkah-bongkah asing dibandingkan dengan masa dasar sedangkan pada Satuan
Jatisamit lebih didominasi oleh masa dasar dibandingkan dengan bongkah-bongkah
asing (Fransiskus, 2015).

2. Formasi Karangsambung
Formasi Karangsambung diendapkan diatas Satuan Kompleks Melange Luk Ulo
secara tidak selaras. Pada Formasi Karangsambung, terdapat susunan lithologi
meliputi batulempung bersisik, batugamping, konglomerat, batupasir, dan basalt.
Ditemukan fosil Globororalia centris, Globorotalia boweri yang mengindikasikan
bahwa lithologi pada Formasi Karangsambung berumur Eosen. Selain itu, Formasi
Karangsambung merupakan kumpulan endapan olistostrom. Endapan Olistostrom
adalah kelompok batuan yang terbentuk karena adanya pengendapan material sedimen
pada cekungan yang terbentuk karena sesar naik akibat deformasi batuan. (Prastistho
dkk, 2016)
Penentuan umur relative batuan asal sedimen Olisostrom adalah hal yang penting
karena dengan memperhatikan konsep endapan olisotrom akan memberikan implikasi
terhadap model tektonik dan geologi regional di Jawa. Formasi Karangsambung ini
merupakan hasil dari sedimentasi yang dipengaruhi oleh pelengseran yang melibatkan
material yang berada pada tepi cekungan, kemudian mengalami deformasi akibat
pergerakan tektonik. Istilah dari blok-blok ini disebut dengan olistolit yaitu blok-blok
yang dihasilkan dari pencampuran sedimenter (Harsolumakso & Dardji, 1996)

3. Formasi Totogan
Formasi Totogan berumur Oligosen yang dapat diindikasi melalui keberadaan fosil
Globorotalia ampliapertura, Globigerina opima-opima, dan Globigerina sellii. Susunan
lithologi pada Formasi Totogan meliputi breksi dengan komponen batulempung,
batupasir, batugamping, dan basalt masa dasar lempung. Secara stratigrafi, hubungan
Formasi Totogan dengan Formasi Karangsambung adalah selaras. Formasi
Karangsambung dan Formasi Totogan merupakan endapan olisostrom, yaitu

6
pencampuran dari proses sedimentasi pelongsoran akibat gaya berat, pada suatu
cekungan yang aktif secara tektonik (Prastistho dkk, 2016).

4. Formasi Waturanda
Formasi Waturanda berumur Miosen awal. Lithologi pada formasi ini terdiri dari
batupasir yang mengalami coarsening upward menjadi breksi sangat kasar serta
anggota tuf. Lithologi breksi ini memiliki komponen fragmen berupa andesit, basalt,
serta masa dasar batupasir tufan. Selain itu terdapat juga anggota tuf Formasi
Waturanda berupa selang-seling tuf kaca dan tuf kristal, batu gamping serta batu napal
tufan. Formasi Waturanda diendapkan pada lingkungan pengendapan kipas dalam
bawah laut dengan mekanisme arus turbidit pada wilayah proksimal (Prastistho dkk,
2016).

5. Formasi Penosogan
Formasi Penosogan diendapkan secara selaras di atas Formasi Waturanda. Formasi
Penosogan berumur Miosen tengah yang dapat diinterpretasi melalui keberadaan fosil
Orbitulina universa dan Globigerina praemenardi, serta Globorotalia lobata dan
Globorotalia lenguensis. Lithologi formasi ini tersusun atas perselingan napal,
batupasir, tuf, napal tufan dengan sisipan batulempung, batulanau, dan kalkarenit yang
diendapkan pada lingkungan kipas luar bawah laut dengan mekanisme arus turbidit
(Prastistho dkk, 2016).

6. Formasi Halang
Formasi Halang berumur Miosen akhir-Pliosen awal serta terdapat kandungan fosil
yang dapat menjadi indikasi umur batuan berupa Globigerina tumida-tumida dan 11
Sphaeroidinella seminulina. Lithologi pada Formasi Halang terdiri dari perselingan
batupasir dan batugamping dengan sisipan batulempung, batunapal, tuf, batupasir
kerikil sampai breksi, serta perulangan napal dengan batupasir gampingan. Lithologi
pada formasi ini terendapkan pada lingkungan cekungan zona batial bawah dengan
mekanisme arus turbidit. Formasi Halang bagian bawah terendapkan selaras diatas
Formasi Penosogan (Prastistho dkk, 2016).

7. Formasi Peniron
Formasi Peniron berumur Pliosen dengan susunan lithologi breksi aneka fragmen
seperti andesit, batulempung, batugamping, serta memiliki masa dasar batupasir tufan

7
yang bersisipan dengan tuf. Secara stratigrafi, hubungan Formasi Peniron dengan
Formasi Halang adalah selaras (Prastistho dkk, 2016).

8. Breksi Serayu
Breksi Serayu berumur kuarter dengan lithologi yang tersusun atas batupasir tuf, tuf
pasiran, serta breksi andesit yang diperkirakan terendapkan dari sumbernya yaitu
Gunung Sumbing (Prastistho dkk, 2016).

8
3. Struktur dan Tektonika Kawasan Geopark Karangsambung

Berdasarkan data-data litologi dan struktur geologi pada kawasan Geopark


karangsambung memberikan indikasi aktivitas tektonika kawasan ini dimulai dari zaman
Kapur Awal atau 117 juta tahun yang lalu yang merupakan salah satu proses dari
pembentukan struktur geologi yang terdapat pada wilayah saat ini. Pada daerah
Karangsambung, struktur geologi yang dapat dijumpai berupa lipatan, sesar, dan kekar
pada batuan berumur tersier awal hingga tersier akhir. Berikut merupakan keberadaan
struktur yang ada pada wilayah karangsambung.[ CITATION Ans16 \l 1033 ]
1. Lipatan
Lipatan yang ada pada kawasan Geopark Karangsambung berada pada bagian
selatan hingga bagian utara kota Kebumen-Gombong. Struktur lipatan yang terjadi
diindikasikan sebagai struktur dengan jenis pembalikan topografi dimana struktur
lipatan antiklin yang ditemukan di perbukitan tapal kuda sebagai kontrolnya memiliki
puncak lipatan yang tererosi menjadi lembah sedangkan pada struktur lipatan sinklin
yang ditemukan pada Gunung Paras menjadi suatu tinggian. Sementara sebagian
perbukitan menunjukan struktur lipatan dengan jenis monoklin dengan dip slope yang
berarah ke timur.

Gambar 3.1 Morfologi komplek melange di KCAG Karangsambung utara serta pegunungan
lipatan di bagian selatannya
2. Patahan
Daerah karangsambung memiliki sesar yang berupa sesar naik, sesar geser
sejajar jurus, dan sesar normal dimana sesar ini dapat dijumpai pada bagian barat dan
timur. Sesar dengan jenis naik memiliki arah relatif naik pada bagian selatan dengan
arah strike barat-ketimur yang berpotongan dengan sesar geser pada bagian selatan.
Pada sesar geser sejajar jurus memiliki arah barat laut-tenggara utara-selatan,
timurlaut-baratdaya yang merupakan pola meratus. Sesar ini memotong struktur
lipatan sesudah terjadinya perlipatan dengan jenis dekstral dan sinistral. Selain itu,
wilayah Karangsambung juga dijumpai oleh patahan berjenis patahan turun dengan
arah timur-barat yang memotong lipatan dengan waktu pembentukan bersamaan
dengan sesar geser sejajar jurus. Pada sesar turun dengan arah utara-selatan terbentuk
setelahnya.

9
3. Kekar
Kekar yang terbentuk pada daerah Karangsambung memiliki jenis kekar gerus
pada komplek Meelangetectonic Lukulo yang dijumpai pada permukaan batuannya.
Selain itu, pada Desa Tugu Buayan dapat ditemui retakan/kekar besar berarah tenggara
barat laut sekitar N130 ⁰E yang membuat air permukaan yang masuk membuat satuan
batu gamping tergerus dan menyebabkan pembentukan sungai bawah tanah. Kekar
kolom dapat ditemui pada area Gunung Parang tebing bagian utara yang memberikan
informasi berkaitan dengan arah aliran magma dan posisi bidang pendinginnya.
[ CITATION Pem18 \l 1033 ]

10
4. Sejarah Geologi Karangsambung
Cagar Alam Geologi Karangsambung terletak disebelah utara Kebumen. Cagar
Alam Geologi Karangsambung merupakan laboratorium alam terbaik dimana terdapat
berbagai jenis batuan dengan lingkungan pembentukan yang berbeda-beda.
Karangsambung merupakan tempat pertemuan antara lempeng Samudra Hindia Australia
dan lempenge Eurasia. Kawasan Karangsambung merupakan bagian dari Pegunungan
Serayu Selatan yang tererosi paling dalam dengan disusun oleh batuan dan struktur geologi
yang kompleks. Variasi dan umur batuan berbeda tersingkap secara bergantian dalam jarak
dekat dengan struktur dan stratigrafi yang tidak teratur. Kelompok batuan ini disebut
sebagai kelompok batuan bancuh atau kompleks mélange. Kompleks mélange ini
dinamanakan Melange Luk Ulo yang tersusun oleh fragmen dan blok batuan ofiolit,
metamorphosis derajat rendah-tinggi, batuan metasedimen, dan batuan sedimen laut dalam
yang berada dalam kepungan batu lempung bersisik.
Melange Luk Ulo merupakan hasil subduksi antara lempeng Samudra Hindia-
Australia (yang bergerkan kea rah utara) dan lempeng Eurasia (yang relatif diam). Arah
kecendrungan struktur geologi pada Melange Luk Ulo ini berarah timur laut-barat daya
yang sejajar dengan tinggian dan rendahan pada daerah Cekungan Jawa Utara serta
Pegunungan Meratus di Kalimantan. Komplek Melange Luk Ulo ditutupi oleh endapan
olistrome Formasi Karangsambung dan Totogan. Kedua formasi ini tersusun oleh
campuran fosil paleosen, eosin, dan oligosen. Keterdapatannya batuan dan struktur geologi
ini menandakan bahwa formasi ini dihasilkan oleh proses peluncuran gaya berat pada
prisma akresi yang merupakan endapan syn tectonic. Selama pengisian cekungan yang
kecil ini, batuan mengalami proses deformasi secara terus-menerus.
[ CITATION Ans16 \l 1033 ]
Secara geologi sejarah Cagar Alam Geologi Karangsambung dapat dibagi menjadi
beberapa periodisasi, adalah sebagai berikut :

1. Masa Awal Pembentukan Pulau Jawa / Pra-Tersier (117-55 juta tahun


yang lalu)
Pada awal pembentukannya Pulau Jawa merupakan gabungan dari dua
lempeng benua mikro yaitu mikrokontinen Jawa Timur dan Paparan Sunda.
Tumbukan dua lempeng ini diawali dengan tumbukan lempeng benua Paparan Sunda
dan lempeng Samudera dari lempeng mikrokontinen Jawa Timur yang dibuktikan
oleh endapan palung laut dalam berupa batuan mélange yaitu batuan dengan aneka
bahan didalamnya sebagai runtuhan akibat proses penyatuan kedua benua mikro
tersebut. Batuan-batuan tersebut merupakan batuan khas dasar samudera seperti
lavabantal, rijang, serpentinit yang bergabung dengan batuan khas daratan seperti
batupasir, konglomerat, batulempung, dll. Masa awal tumbukan ini disebut dengan
Zaman Subduksi. Kemudian setelah kerak samudera tersebut habis, maka bertemulah
kedua lempeng benua mikro tersebut yang menyebabkan kompresi/tekanan yang
sangat besar yang terekam dalam metamorfisme yang terjadi pada batuan-batuan
bancuh tersebut. Masa tersebut disebut Zaman Kolisi.

11
2. Masa Sedimentasi Longsoran Laut Dalam (55-25 juta tahun yang lalu)
Setelah tumbukan lempeng terjadi pada sekitar 80 jtyl, daratan pulau jawa
telah menjadi satu dan cekungan-sekungan sedimen di Pulau Jawa mulai terbentuk.
Pada daerah Karangsambung, cekungan sedimen berupa palung laut dalam dimana
semua batuan-batuan tua masuk menjadi fragmen didalam endapan palung purba
tersebut yang sekarang dikenal dengan nama Formasi Karangsambung dan Formasi
Totogan.
3. Masa Gunung Api Purba OAF (25-16 juta tahun yang lalu)
Aktivitas tektonik yang sangat aktif di sebelah selatan pulau Jawa,
mengakibatkan pulau Jawa berkembang menjadi pulau Gunung Api yang dimulai
pada sekitar 25-16 jtyl. Kejadian ini merupakan kejadian utama dalam sejarah
pembentukan Pulau Jawa, yaitu proses pembentukan gunungapi-gunungapi yang
tersebar di bagian Selatan Pulau Jawa. Bukti keberadaan gunung api purba tersebut
dapat dilihat dari terbentuknya batuan vulkanik Formasi Waturanda di daerah
Karangsambung dan Formasi Gabong di daerah Karangbolong.
4. Masa Pembentukan Paparan Karbonat (16-10 juta tahun yang lalu)
Pada sekitar 16-10 jtyl aktivtas tektonik dan magmatisme pulau Jawa
mengalami penurunan diakibatkan oleh adanya pengaruh tumbukan benua Australia
di Indonesia timur. Hal ini menyebabkan gunung api purba menjadi mati, dibuktikan
oleh tidak adanya batuan hasil letusan gunung api pada umur 10-16 jtyl ini. Pada
masa ini, gunung api purba yang mati tersebut digenangi oleh permukaan air laut
yang naik cukup signifikan. Hal ini ditandai oleh batuan-batuan hasil endapan laut
berupa batuan karbonatan hingga batugamping bioklastik. Batuan-batuan tersebut
sekarang dikenal dengan nama Formasi Penosogan di Karangsambung dan Formasi
Kalipucang di Karangbolong
5. Masa Gunung Api Purba Halang (10-2 juta tahun yang lalu)
Kemudian pada sekitar 10-2 jtyl, kembali dijumpai batuan-batuan hasil
kegiatan vulkanisme, menandakan bahwa aktivitas tektonik dan magmatik di Pulau
Jawa kembali aktif. Namun aktivitas tersebut tidak semasif pada Masa Gunung Api
Purba yang pertama, karena bukti batuan gunung api purba fase 2 ini hanya dijumpai
di beberapa daerah salah satunya di daerah Kab. Kebumen. Batuan vulkanik ini
dikenal dengan nama Formasi Halang dan Formasi Peniron.
6. Masa Pembentukan Endapan Alluvial dan Pantai (< 2 juta tahun yang
lalu)
Masa ini adalah masa pulau Jawa yang sekarang, dimana terbentuk endapan-
endapan alluvial, endapan pantai, morfologi karst serta gunung api masa kini. Hingga
saat ini di tengah-tengah Pulau Jawa masih terdapat rentetan/gugusan gunung api
aktif, seperti Gunung Merapi. Status pulau Jawa sebagai pulau Gunung Api masih
terus berlangsung hingga sekarang, yang termasuk kedalam “Ring of Fire” atau
gugusan gunung api aktif dunia.
[ CITATION Pem18 \l 1033 ]

12
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, C., Kumoro, Y., Hastira, D., & Widiyanto, K. (2016). Panduan Geowisata
Menelusuri Jejak Dinamika Bumi pada Rangkaian Pegunungan Serayu dan Pantai
Selatan Jawa. Jakarta: LIPI Press.

Fransiskus, E. K. (2015). Laporan Akhir Geologi Daerah Waturanda, Karangsambung,


Kebumen, Jawa Tengah. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Harsolumakso, A. H., & Dardji, N. (1996). Deformasi pada Formasi Karangsambung, di


daerah
Luk Ulo, Kebumen, Jawa Tengah. Buletin Geologi, (pp. 45-54). Bandung.
Prastistho, B., Sutanto, Setiawan, J., Rahmad, B., & Subandrio, A. (2016). Buku Panduan
Kuliah Lapangan Geologi Karangsambung 2016. Yogyakarta: Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta.
Pemerintah Kabupaten Kebumen. (2018). Geopark Karangsambung-Karangbolong.
Kebumen: Pemerintah Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah.

13

Anda mungkin juga menyukai