Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.

11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MENGGUNAKAN HAMMER TEST


PADA BENDA UJI PORTAL BETON BERTULANG
DAN MENGGUNAKAN MESIN UJI KUAT TEKAN
PADA BENDA UJI KUBUS

Angga Josua Sumajouw


Ronny Pandaleke, Steenie E. Wallah
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Email: anggasumajouw@gmail.com

ABSTRAK
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang banyak digunakan di Indonesia. Maka perlu
adanya pengendalian mutu beton sebagai indikator yang memperlihatkan apakah mutunya terpenuhi
atau tidak. Pada struktur bangunan bangunan yang sudah jadi data-data spesifik mengenai mutu beton
sulit didapatkan. Diperlukan alat yang cukup representatif untuk mengetahui tingkat kekuatan
bangunan tersebut. Salah satu metode pengujian tanpa merusak struktur (non-destruktif), adalah
metode hammer test.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kekuatan tekan beton menggunakan hammer
test pada benda uji portal beton bertulang dan mesin uji kuat tekan pada benda uji kubus berukuran
15x15x15 cm. Pengujian dilakukan pada beton berumur 7, 14, dan 28 hari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tekan beton hasil hammer test pada benda uji portal
beton bertulang berumur 7, 14, dan 28 hari berturut-turut adalah 17.31, 23.04, 31.01 MPa untuk portal
sisi A dan 17.21, 22.89, 29.81 MPa untuk portal sisi B. Untuk nilai kuat tekan hasil hammer test pada
benda uji kubus berturut- turut adalah 13.97, 16.95, 23.27 MPa. Sedangkan nilai kuat tekan dengan
menggunakan mesin uji kuat tekan berturut-turut adalah 19.55, 25.23, 29.52 MPa.
Secara keseluruhan nilai kuat tekan yang diperoleh dalam penelitian ini terutama pengujian
menggunakan hammer test pada benda uji kubus mendapatkan rata-rata hasil yang jauh lebih rendah
dari pengujian lainnya, karena kestabilan dari benda uji tidak terjaga pada saat pengujian dilakukan.
Perbandingan rata-rata hasil pengujian menggunakan hammer test pada benda uji portal beton
bertulang dan mesin uji kuat tekan pada benda uji kubus menunjukan hasil yang relatif sama.
Kata Kunci: Kuat tekan, hammer test, mesin uji kuat tekan.

PENDAHULUAN ini menunjukan bahwa beton telah


menjadi komponen yang penting dalam
Latar Belakang dunia pembangunan. Dalam menggunakan
Beton dibentuk dari campuran beton sebagai bahan utama suatu
agregat halus, agregat kasar, semen, dan air konstruksi, pelaksanaan pekerjaannya
dengan perbandingan tertentu. Beton harus mempertahankan kualitas sesuai
merupakan salah satu bahan konstruksi perencanaan. Maka perlu adanya
yang banyak digunakan pada pekerjaan pengendalian mutu beton. Pengendalian
struktur di Indonesia. Mulai dari rumah, kekuatan beton diperlukan sebagai
tiang listrik, tiang pancang, pondasi, indikator yang memperlihatkan apakah
bendungan, jembatan, gedung bertingkat, mutunya telah terpenuhi atau tidak.
dan sebagainya. Hal tersebut menunjukan Terpenuhi atau tidaknya mutu beton akan
bahwa beton merupakan material bangunan mempengaruhi kualitas dari bangunan
yang paling banyak digunakan di era yang dihasilkan.
modern ini. Pada struktur bangunan yang telah
Seiring dengan laju pertumbuhan jadi, baik bangunan berusia baru maupun
penduduk dan kemajuan teknologi, minat lama data-data yang spesifik mengenai
masyarakat dalam penggunaan beton mutu beton dari bangunan sulit didapatkan.
sebagai struktur utama suatu bangunan Dalam hal ini perlu adanya alat yang cukup
mengalami perkembangan yang pesat. Hal representatif untuk menguji mutu tingkat
kekuatan suatu bangunan yang sudah jadi.

941
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

Maka perlu adanya kajian yang lebih lanjut - Ukuran Kolom (20 x 20) cm
untuk mengetahui tingkat kekuatan beton - Tinggi Kolom 100 cm
tersebut. Secara umum pengujian - Balok (20 x 30 ) cm
kekuatan beton terbagi menjadi dua - Panjang balok 120 cm
kategori yaitu pengujian yang dilakukan
dengan cara pembebanan/ penekanan
sampai benda uji tersebut rusak, dari
pengujian ini akan diperoleh informasi
tentang kekuatan dan sifat mekanik
bahan (destructive test) dan pengujian
yang dilakukan tanpa merusak benda uji/
material (non-destructive test). Pada
bangunan yang sudah jadi pengujian yang
bersifat destruktif tidak mungkin dilakukan
karena akan merusak struktur dan
menimbulkan kerugian. Oleh karena itu
pengujian kekuatan beton pada bangunan
atau struktur eksisting dilakukan dengan
menggunakan metode non- destruktif.
Salah satu metode yang sering digunakan
adalah hammer test. Hammer test Gambar 1. Desain Benda Uji Portal Beton
merupakan suatu alat pemeriksaan mutu Bertulang
beton tanpa merusak beton. Metode
3. Untuk pengujian di laboratorium
pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan benda uji berbentuk
memberikan beban tumbukan (impact)
kubus berukuran (15 x 15 x 15) cm
pada permukaan beton. Data hasil
pengujian akan diperoleh dalam waktu 4. Pengujian benda uji dilakukan pada
beton berumur 7 hari, 14 hari dan 28
yang relatif singkat.
hari.
Rumusan Masalah 5. Pengujian kuat tekan beton
Dalam penelitian ini akan menggunakan hammer test tipe N-34.
dilakukan pengujian untuk mencari 6. Kuat tekan hasil hammer test akan
perbandingan antara hasil dari hammer test dievaluasi berdasarkan peraturan yang
pada portal beton bertulang dengan hasil ada.
pengujian benda uji kubus menggunakan 7. Pengaruh gaya-gaya yang bekerja pada
hammer test dan mesin uji kuat tekan di benda uji portal diabaikan.
laboratorium. 8. Pengaruh suhu, udara, dan faktor lain
diabaikan.
Batasan Masalah 9. Pelaksanaan penelitian dilakukan di
1. Bahan pembentuk beton sebagai Laboratorium Rekayasa Material
Fakultas Teknik Universitas Sam
berikut :
Ratulangi.
• Semen Tonasa Tipe I
• Agregat kasar dari Tateli lolos
#3/4
• Agregat halus Girian Tujuan Penelitian
• Air yang digunakan dari sumur 1. Mendapatkan nilai kuat tekan beton
bor Laboratorium Rekayasa dari hasil hammer test pada benda uji
Material Fakultas Teknik portal beton bertulang.
Universitas Sam Ratulangi 2. Mendapatkan nilai kuat tekan beton
2. Hammer test dilakukan pada sampel dari hasil hammer test pada sampel
benda uji kubus berukuran (15 x 15 x benda uji kubus.
15)cm dan pada sebuah portal beton 3. Mendapatkan nilai kuat tekan beton
bertulang dengan dimensi sebagai dari sampel benda uji kubus dengan
berikut :

942
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

menggunakan mesin uji kuat tekan di Pengujian menggunakan alat ini sangat
laboratorium. cepat, sehingga dapat mencakup area
4. Mendapatkan perbandingan antara pengujian yang luas dalam waktu yang
hasil pengujian menggunakan hammer relatif singkat. Alat ini sangat peka
test dan mesin uji kuat tekan. terhadap variasi yang ada pada permukaan
beton, misalnya keberadaaan partikel batu
Manfaat Penelitian pada bagian-bagian tertentu dekat
Dengan adanya penelitian ini permukaan. Oleh karena itu, diperlukan
diharapkan dapat memberikan beberapa pengambilan beberapa kali pengukuran
manfaat bagi perkembangan teknologi disekitar setiap lokasi pengukuran.
beton, antara lain memberikan informasi Secara umum alat ini bisa
tentang perbandingan uji kuat tekan digunakan untuk memeriksa keseragaman
menggunakan hammer test dan mesin uji kualitas beton pada struktur dan
kuat tekan. mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
Acuan yang digunakan dalam pengujian ini
TINJAUAN PUSTAKA adalah SNI 03-4430-1997 Metode
Pengujian Elemen Struktur Beton Dengan
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Alat Palu Beton Tipe N dan NR dan SNI
1. Metode pemeriksaan tanpa merusak 03-4803-1998 Metode Angka Pantul Beton
(Non Destructive Test) yang Sudah Mengeras.
Metode pemeriksaan dengan cara tidak
merusak adalah suatu metode pengujian Pengoprasian dan Penggunaan Schmidt
terhadap konstruksi beton dengan tidak Hammer Test
melakukan perusakan terhadap elemen Pengoperasian Schmidt Hammer
struktur atau benda uji. pada beton relative mudah untuk
2. Metode pemeriksaan dengan merusak dikerjakan. Namun haruslah berhati-hati
(Destructive Test) agar hasil yang diperoleh dapat
Pemeriksaan dengan cara merusak adalah dipertanggungjawabkan (Proceq –
suatu pengujian terhadap konstruksi beton Operating Instruction Original Schmidt
dengan melakukan perusakan terhadap Concrete Test Hammer – Type N dan NR).
elemen struktur atau benda uji. Berikut cara penggunannya dengan
berdasar pada gambar 2.2 :
Kuat Tekan Beton Menggunakan Palu 1. Sentuhkan perlahan ujung plunger (1)
Beton/ Schmidt Hammer Test (Non yang terdapat pada ujung alat hammer
Destructive Test ) test pada titik-titik yang akan
Schmidt hammer test merupakan ditembak dengan memegang rumah
metode pengujian kuat tekan beton yang hammer test (3). Hammer test harus
bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat diposisikan tegak lurus bidang uji /
tekan beton terpasang yang didasarkan permukaan beton.
pada kekerasan permukaan beton. hammer 2. Plunger ditekan secara perlahan-lahan
test merupakan alat yang ringan dan praktis pada titik tembak dengan arah
dalam penggunaannya. Prinsip kerja melawan bidang kontak dengan tetap
hammer test adalah dengan memberikan menjaga kestabilan arah dari alat
beban tumbukan (impact) pada permukaan hammer. Pada saat ujung plunger akan
beton dengan menggunakan suatu massa hilang masuk ke rumah (3) secara
yang diaktifkan dengan menggunakan sendirinya akan terjadi tembakan oleh
besaran energi tertentu. Tumbukan antara plunger terhadap permukaan beton.
massa tersebut dengan permukaan beton Pada saat terjadi tumbukan, alat
akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan hammer test haruslah ditahan dengan
massa yang terukur memberikan indikasi kuat agar sudut dapat dipertahankan
kekerasan permukaan beton. Kekerasan secara tepat. Jangan sentuh ‘titik tekan’
beton dapat memberikan indikasi kuat (6). Perlu diperhatikan pada saat
tekannya. penekanan ujung plunger, tekanan
Alat ini berguna untuk mengetahui yang diberikan haruslah konstan,
keseragaman material beton pada struktur. jangan sampai terhenti sebelum

943
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

terjadinya tumbukan pada hammer dan kepadatannya, kuat hancur dipengaruhi


karena jika terhenti maka hasilnya akan oleh faktor lainnya, yaitu :
berbeda. a) Jenis semen dan kualitasnya
3. Setelah tumbukan, seberapa kuat mempengaruhi kekuatan rata-rata dan
pantulan akibat massa hammer (14) kuat batas beton
dapat diketahui dengan melihat skala b) Tekstur permukaan agregat
atau tempat pembacaan data (19) yang c) Efisiensi dan perawatan (curing).
terdapat pada penunjuk nilai lenting Kehilangan kekuatan sampai sekitar
pembacaan (rider) (4). Membaca 40% dapat terjadi apabila pengeringan
posisi rider pada skala akan diadakan sebelum waktunya.
memberikan nilai pantulan dalam Perawatan adalah hal yang penting
persen dan pergerakan lebih lanjut dari pada pekerjaan lapangan dan
massa hammer. pembuatan benda uji
4. Secara perlahan, pindahkan alat d) Suhu. Pada umumnya kecepatan
hammer dari titik uji, dan dapat pengerasan beton bertambah dengan
dipasang kembali untuk pengujian bertambahnya suhu
lebih lanjut. Posisi rider tidak akan e) Umur. Pada keadaan normal kekuatan
kembali ke nilai nol. beton bertambah seiring dengan
5. Setelah melakukan pengujian, plunger dengan umurnya
(1) Bersama dengan batang besi Berdasarkan beban runtuh yang dapat
pengontrol (7) dan pelat bundar (8) diterima oleh benda uji, maka nilai
akan secara otomatis terkunci diposisi kuat beton structural dapat dihitung
dalam bagian belakang dengan bantuan dengan menggunakan rumus dibawah
knop pada tabung. Penguncian ini :
haruslah selalu dilakukan setelah 𝑃
𝑓𝑐 ′ =
hammer melepaskan, yaitu dengan 𝐴
melepas tegangan pada pegas pemantul Dimana :
(16). Penguncian juga berfungsi untuk fc’ = Kuat tekan beton [MPa]
memperbaiki pembacaan nilai pantul P = Beban runtuh yang diterima oleh
setelah uji tumbukan dilakukan benda uji [Newton]
6. Hammer test dikalibrasi untuk A = Luas bidang tekan [mm2]
tumbukan arah horizontal, yaitu untuk
pengujian permukaan vertical. Ketika
digunakan untuk permukaan METODOLOGI PENELITIAN
horizontal, nilai pantul (R) harus
dikoreksi. Penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahapan pekerjaan. Diawali
Kuat Tekan Beton Menggunakan Mesin dengan persiapan alat dan bahan penelitian,
Uji Kuat Tekan / Compression Testing pemeriksaan material, rencana campuran,
Machine (Destructive Test) pembuatan benda uji dan pengujian benda
uji. Semua pekerjaan dilakukan
Kuat tekan merupakan kemampuan berpedoman pada peraturan/ standar yang
beton untuk menerima gaya tekan per berlaku dengan penyesuaian terhadap
satuan luas. Kuat tekan beton didapatkan kondisi dan fasilitas laboratorium yang ada.
dengan menggunakan mesin uji dengan Tahapan-tahapan penelitiannya adalah
cara memberikan beban tekan bertingkat sebagai berikut :
dengan kecepatan peningkatan beban 1. Persiapan alat dan bahan
tertentu atas benda uji silinder atau kubus 2. Pemeriksaan material yang bertujuan
sampai hancur. Kuat tekan masing-masing untuk mengetahui sifat karakteristik
benda uji ditentukan oleh tegangan- dari masing-masing bahan penyusun
tegangan tekan tertinggi (fc’) yang dicapai beton.
pada umur 28 hari akibat beban tekan 3. Pembuatan benda uji yang terdiri dari :
selama percobaan yang dinyatakan dengan - Persiapan material
satuan N/mm2 atau MPa. Selain - Pencetakan benda uji
dipengaruhi oleh perbandingan air-semen 4. Pengujian benda uji yang terdiri dari :

944
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

- Pengujian palu beton (hammer test)


pada benda uji kubus dan benda uji
portal beton bertulang
- Pengujian menggunakan mesin uji
kuat tekan beton (universal testing
machine) dilakukan pada benda uji
kubus.
5. Pengolahan hasil pengujian dan
penarikan kesimpulan.

Bagan alir penelitian Grafik 2. Grafik fIc dan fIIc

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa


nilai kuat tekan dari hasil hammer test pada
portal beton bertulang sisi A dan sisi B
mendapatkan hasil yang hampir sama, hal
ini menunjukan nilai pantul hasil tumbukan
yang mengarah pada tulangan menunjukan
nilai yang relatif sama dengan tumbukan
diluar tulangan.

Tabel 3. Kuat Tekan dengan Menggunakan


Hammer Test pada Benda Uji Kubus
15x15x15 cm

HASIL PENELITIAN

Berat Volume Beton


Tabel 1. Berat Rata-rata Volume Beton
No Umur Berat Volume
Beton Rata-rata
(hari) (kg/m³)
1 7 2088.89
Gambar 3. Grafik fRc
2 14 2120.74
3 28 2118.52 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
pengujian menggunakan hammer test pada
Kuat Tekan Beton benda uji kubus mendapatkan rata-rata
Tabel 2. Kuat Tekan dengan Menggunakan hasil kuat tekan yang lebih rendah dari
Hammer Test pada Benda Uji Portal Beton pengujian lainnya. Hal ini disebabkan alat
Bertulang pengunci kubus kurang memadai yang
mengakibatkan terjadi goyangan pada saat
terjadi pada saat pengujian dilakukan.
Kestabilan benda uji sangat berpengaruh
pada hasil pengujian menggunakan
hammer test.

945
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Kuat Tekan dengan Menggunakan beton berumur 7 hari dan 14 hari hasil
Mesin Uji Kuat Tekan pada Benda Uji mesin uji kuat tekan lebih besar dari hasil
Kubus 15x15x15 cm hammer test sedangkan untuk umur beton
28 hari mendapatkan hasil sebaliknya.

Keterangan :
fc = Nilai Kuat Tekan menggunakan
Mesin Uji Kuat Tekan (MPa)
fIc = Nilai kuat tekan menggunakan
Hammer Test pada Benda Uji Portal
Beton Bertulang sisi A (MPa)
fIIc = Nilai kuat tekan menggunakan
Hammer Test pada Benda Uji Portal
Beton Bertulang sisi B (MPa)
fR c = Nilai kuat tekan menggunakan
Hammer Test pada benda uji kubus
15x15x15cm (MPa)
Tabel. 5 Prosentase Perbedaan Kuat Tekan
Gambar 4. Grafik fc
menggunakan Hammer Test untuk fIc dan
fIIc
Dari gambar diatas dapat dilihat nilai kuat
tekan hasil pengujian menggunakan mesin
uji kuat tekan pada benda uji kubus. Hasil
pengujian ini digunakan sebagai acuan
untuk pembanding dengan hasil pengujian
hammer test.
Tabel ini menunjukan perbedaan kekuatan
untuk kedua sisi portal relatif kecil.

Tabel 6. Prosentase Perbedaan Kuat Tekan


Menggunakan Hammer Test pada Benda
Uji Portal Beton Bertulang dan Benda Uji
Kubus

Gambar 5. fc, fIc, fIIc dan fRc

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa


hasil pengujian kuat tekan menggunakan Tabel ini menunjukan prosentase
hammer test dan mesin uji kuat tekan perbedaan kekuatan beton pada kedua
mendapatkan hasil yang beragam, terutama benda uji menggunakan hammer test.
untuk hasil pengujian menggunakan Hasilnya menunjukan perbedaan nilai yang
hammer test pada benda uji kubus yang cukup signifikan diakibatkan oleh beberapa
mendapatkan perbedaan hasil yang cukup faktor yang telah dijelaskan sebelumnya.
signifikan dengan pengujian benda uji
lainnya. Faktor alat penunjang tentunya
sangat berpengaruh pada hasil pengujian.
Dari gambar diatas dapat dilihat pula nilai
kuat tekan hasil pengujian hammer test
pada portal dan mesin uji kuat tekan pada
kubus menunjukan hasil yang berbeda
untuk setiap variasi umur beton. Pada

946
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

Tabel 7. Prosentase Perbedaan Kuat Tekan A dan sisi B mendapatkan hasil yang
Beton pada Benda Uji Kubus relatif sama dengan prosentase
menggunakan Hammer Test dan Mesin Uji perbedaan terbesar 3.87%.
Kuat Tekan - Untuk tulangan Ø10, hasil tumbukan
hammer yang mengarah pada tulangan
tidak berpengaruh pada nilai pantul
yang dihasilkan.
- Kestabilan atau kekakuan dari benda
uji sangat berpengaruh pada hasil
pengujian menggunakan hammer test.
- Nilai rata-rata kuat tekan hasil hammer
Tabel ini menunjukkan prosentase
test pada benda uji portal beton
perbedaan kekuatan beton pada kubus
bertulang dan mesin uji kuat tekan
menunjukan perbedaan hasil yang cukup
pada benda uji kubus mendapatkan
signifikan yang diakibatkan karena begitu
hasil yang relatif sama dengan
rendahnya hasil pengujian menggunakan
prosentase perbedaan terbesar 13.60%.
hammer test.

Tabel 8. Prosentase Perbedaan Kuat Tekan


Saran
Beton pada Sampel Benda Uji Portal Beton
Dalam penelitian ini didapati
Bertulang Menggunakan hammer test dan
beberapa kendala yang mengakibatkan
Sampel Benda Uji Kubus Menggunakan
hasil yang diperoleh belum sepenuhnya
Mesin Uji Kuat Tekan
akurat. Sehingga ada baiknya
memperhatikan hal – hal berikut :

- Proses pencampuran bahan penyusun


beton dilakukan 1(satu) kali untuk
semua semua benda uji, untuk menjaga
keseragaman campuran dan perlakuan
Tabel ini menunjukan prosentase yang sama.
perbedaan kekuatan beton pada kedua - Dudukan pengunci kubus beton harus
benda uji. Semakin lama umur beton kaku agar supaya pada saat
tingkat perbedaannya semakin mengecil. penembakkan hammer test tidak terjadi
Hanya berlaku sampai umur beton 28 hari. goyangan pada kubus yang
mempengaruhi hasil pantul.
- Dibuat penelitian serupa untuk variasi
PENUTUP umur beton yang lebih lama, untuk
mengetahui apakah hasil yang akan
Kesimpulan didapat relatif sama atau tdiak.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah - Melakukan penelitian menggunakan
sebagai berikut : benda uji berbentuk lain.
- Dibuat penellitian serupan dengan
- Nilai kuat tekan beton yang diperoleh menambah atau menggunakan metode
dari hasil hammer test pada benda uji pengujian kuat tekan yang lain.
portal beton bertulang baik portal sisi

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, SNI 03 1974-1990,
Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 1997, Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Uji Palu Beton Type N dan NR, SNI 03-44301997,Jakarta.

947
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (941-948) ISSN: 2337-6732

Badan Standarisasi Nasional, 1998, Metode angka Pantul Beton yang Sudah Mengeras, SNI
03-4803-1998, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 03 – 2847 -2002, Bandung.

Tjokrodimulyo, Kardiyono, A., 2003, Teknologi Beton, Biro Penerbit Jogjakarta.

Mawardi, Lubis, 2003, Pengujian Struktur Beton dengan Metode Hammer Test dan Metode
Uji Pembebanan (Load Test), USU Digital Library.

Goni, Griffith, “Perbandingan Kuat Tekan Beton pada Struktur Bangunan dengan
Menggunakan Hammer Test dan Sampel Benda Uji Kubus dengan Menggunakan
Mesin Uji Kuat Tekan”, Skripsi Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado.

Karundeng, Vilty Stilvan, “Penerapan Metode Schimdt Hammer Test dan Core Drilled Test
untuk Evaluasi Kuat Tekan Beton pada Ruang IGD RSGM UNSRAT Guna Alih
Fungsi Bangunan”, Skripsi Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado.

S. Mindess and J.F. Young. 1981, Concrete, Prentice-Hall, Englewood Cliffs.

American Society for Testing Material (ASTM). 1993. Annual Book of ASTM standart
Section 4, Volume 04-02, “Concrete and Agregates”. Philadelphia, USA.

948

Anda mungkin juga menyukai