Pendidikan Kesehatan Primer Sekunder Tersier Pada Diabates Melitus Oleh KLMPK III
Pendidikan Kesehatan Primer Sekunder Tersier Pada Diabates Melitus Oleh KLMPK III
DIABETES MELITUS
OLEH
KELOPOK III
NISMAYANTI
HESMINA PUSPITA SARI
SUSIYANTI HUSMAN
SADAHISMAN
ARHAM
PRODI S1 KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen untuk
Namun, saya menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi yang dibahas, mengigat akan pengetahuan dan
kemampuan yang saya miliki masih terbatas, Untuk itu kritik dan saran dari semua
Kendari, 31 Oktober
2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Diabetes Melitus
1. Defenisi Diabetes Melitus
2. Klsifikasi Diabetes Melitus
3. Etiologi Diabetes Melitus
4. Patofisiologi Diabetes Melitus
5. Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus
B. Konsep Pencegahan Primer, Skunder, Dan Tersier Pada Diabetes Melitus
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu problema kesehatan yang sangat serius melanda dunia saat ini adalah
penyakit diabetes. Diseluruh dunia saat ini, jumlah penderita diabetes mencapai 200
kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).
Komplikasi diabetes dapat dicegah dengan pengenalan dini dan pengobatan yang
tepat.
DM tipe I yaitu diabetes yang tergantung pada insulin (IDDM), DM tipe II yaitu DM
yang tidak tergatung pada insulin (NIDDM). Komplikasi diabetes dapat terjadi pada
setiap individu dengan diabetes tipe I atau tipe II. Kurang lebih 5-10 % penderita
mengalami diabetes tipe I, sedangkan 90-95 % diabetes tipe II (Brunner dan Sudarth,
penduduk berusia 25-74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi diluar
trauma kecelakaan. Pada pasien dengan penyakit diabetes melitus kemampuan tubuh
4
untuk bereaksi terhadap insulin menurun. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia
Mengingat besarannya masalah penyakit diabetes melitus ini maka penting upaya
pencegahan baik pencegahan primer, sekunder dan tersier dalam penanganan dan
B. Rumusan Masalah
bagaimana tingkat pencegahan pada primer, sekunder, dan tersier pada kasus
diabetes melitus
C. Tujuan Penulisan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ketiadaan absolut insulin insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, E. J., 2001)
Diabetes Melitus (DM) adalah masalah yang mengancam hidup (kasus darurat)
yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut (Doenges, 2000).
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Smeltzer, Suzanne C.,
2002)
protein, dan lemak serta dapat mengancam hidup dan disebabkan oleh defisiensi
6
Defisiensi insulin karena tidak terdapatnya sel-sel langerhans, biasanya
berhubungan dengan tipe HLA spesifik, keadaan defisiensi insulin ini biasanya
Penderita IDDM cenderung memiliki keadaan intoleransi glukosa yang lebih berat
dan tidak stabil. IDDM lebih kas/cenderung terjadi pada semua usia, umumnya usia
muda.
mestinya tingkat gula darah naik lebih lamban. Tidak banyak protein dan lemak yang
dihancurkan, hingga produksi keton pun tidak banyak, dan rendahnya resiko terkena
ketoasidosis koma. Kebanyakan yang menderita diabetes tipe 2 adalah wanita dari
pada pria, mungkin karena diabetes munculnya di usia yang lebih lanjut dan wanita
sindrom tertentu).
yaitu:
7
3. Etiologi Diabetes Melitus
tiap-tiap tipenya.
1. Diabetes tipe I:
a) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA. Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen
b) Faktor-faktor imunologi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-
c) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
8
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Resistensi insulin adalah
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu
Faktor-faktor resiko:
menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga juga menjadi salah satu factor penyebeb terjadinya diabetes
glukosa sebagai bahan energi seluler dan diperlukan untuk metabolisme karbohidrat,
9
protein dan lemak. Insulin membantu transpor glukosa ke dalam sel dan membantu
karbohidrat, protein dan lemak, dimana glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan
cairan tubuh dari rongga interseluler ke dalam rongga interstisiil kemudian ke ekstra
sel. Terjadinya osmotic diuretik menyebabkan banyaknya cairan yang hilang melalui
urin (poliuria) sehingga sel akan kekurangan cairan dan muncul gejala polidipsi (rasa
Dengan tidak adanya glukosa yang mencapai sel maka sel akan mengalami
peningkatan glukosa dalam darah, glukosa tidak dapat difiltrasi oleh glomerulus
karena melebihi ambang renal sehingga menyebabkan lolos dalam urin (glikosuria).
Pada ketoasidosis muncul karena sel tidak memperoleh glukosa untuk metabolisme
seluler oleh karena tidak adanya insulin. Dengan demikian untuk memperoleh energi
maka lemak dipecah menjadi asam lemak dan glikoserol oleh hati dipecah lagi
10
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat
perhatian adalah:
a. Keluhan Klasik
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa
haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Melitus
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar
yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.
prestasi dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam
11
darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan
c. Keluhan Lain
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu
b) Gangguan Penglihatan
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar tetap dapat
c) Gatal/Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan daerah
lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya
bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang
1. Pencegahan Primer
a) Pengertian
12
Suatu upaya yang ditujukan kepada orang-orang sehat dan kelompok resiko
tinggi yakni mereka yang belum menderita, tetapi berpotensi untuk menderita suatu
penyakit tertentu.Upaya ini dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pada periode
b) Tujuan
penyakit pada individu yang beresiko terkena suatu penyakit atau pada populasi
umum.
c) Sasaran
d) Bentuk Kegiatan
13
3) Penyediaan perumahan yang sehat
7) Genetika
1) Imunisasi
2) Kebersihan perorangan
3) Sanitasi lingkungan
2. Pencegahan Sekunder
a) Pengertian
b) Tujuan
14
Menghentikan proses penyakit lebih lanjut serta penanganan sesegera
c) Sasaran
Pasien yang sudah menderita suatu penyakit dan klien yang beresiko terhadap
penyakit tertentu.
d) Bentuk Kegiatan
Klien harus bekerjasama dengan suatu tim yang akan membantunya dalam
disiplin ilmu yang melibatkan dokter, perawat, dan ahli gizi tidak lupa didukung oleh
motivasi keluarga.
3. PencegahanTersier
a) Pengertian
15
Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir
penyakit tertentu.
b) Tujuan
c) Sasaran
d) Bentuk Kegiatan
maksimalnya.
16
cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini
masyarakat.
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap
anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka, (fisik,
penyesuaian dirinya didalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang ini. Sikap
yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang
17
Pencegahan primer pada penyakit diabetes melitus adalah upaya pencegahan
yang dilakukan saat proses penyakit diabetes melitus belum dimulai (pada periode
prepatogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit diabetes melitus.
ditujukan kepada orang-orang sehat dan yang termasuk ke dalam kategori beresiko
tinggi, yaitu orang-orang yang belum terkena penyakit diabetes melitus tapi
terkena penyakit diabetes melitus dan orang-orang yang beresiko terkena penyakit
diabetes melitus.
terdiri dari:
meliputi:
18
c. Melakukan kegiatan jasmani atau olahraga yang cukup sesuai umur dan
kemampuan.
(patogenesis awal) dengan tujuan proses penyakit diabetes melitus tidak berlanjut dan
b. Pengobatan.
19
3. Pencegahan tersier pada diabetes melitus
saat proses penyakit diabetes mellitus sudah lanjut (akhir periode patogenesis) dengan
status sehat.
a) Rehabilitasi fisik
semaksimal-maksimalnya.
b) Rehabilitasi mental
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapat bimbingan kejiwaan sebelum kembali
kedalam masyarakat.
20
c) Rehabilitasi sosia vakasional
d) Rehabilitasi aesthetis
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka, (fisik, mental dan
didalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang ini. Sikap yang diharapkan
dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan
21
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes melitus adalah penyakit degeneratif dan merupakan suatu penyakit yang
serta dapat mengancam hidup dan disebabkan oleh defisiensi insulin dan karena
DM tipe I yaitu diabetes yang tergantung pada insulin (IDDM), DM tipe II yaitu DM
yang tidak tergatung pada insulin (NIDDM). Komplikasi diabetes dapat terjadi pada
setiap individu dengan diabetes tipe I atau tipe II. Keadaan ini menimbulkan
22
Hiperglikemia jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang
kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G bare, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
23
24