Anda di halaman 1dari 41

DESTILASI

Dr. Imelda F, M.Si


DEFINISI

Destilasi secara umum adalah pemisahan 2 komponen atau


lebih berdasar perbedaan titik didih senyawa

Secara khusus, Destilasi adalah pemisahan zat cair dari campurannya


berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat cair dipanaskan
hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin
(kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair
Metode ini digunakan untuk memisahkan dari campurannya dan
memurnikan dari pengotornya berdasarkan perbedaan titik didih atau
tekanan uap komponen-komponen dalam campuran.

Pada distilasi ada 2 dasar metode yang digunakan :


1. Uap yang terbentuk diembunkan seluruhnya dan ditampung tanpa ada
yang dikembalikan ke dalam bejana didih (no Reflux)
2. Uap yang terbentuk sebagian diembunkan serta didinginkan pada tempat
tertentu, sedangkan sebagian lagi dikembalikan ke dalam cairan yang
dipanaskan (with Reflux).
Beradasarkan tekniknya, destilasi dibagi sebagai berikut:
Prinsip destilasi pada pemisahan campuran biner pada dasarnya menerapkan
Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

1. Hukum Raoult
Adalah hukum yang dicetuskan oleh Francois M Raoult (1830-1901) untuk mempelajari
sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat terlarut yang bersifat nonvolatil, serta
membahas mengenai aktivitas air, yang dinyatakan dalam salah sifat koligatif larutan

Bunyi dari hukum Raoult adalah:

“Besar penurunan tekanan uap jenuh suatu larutan berbanding lurus dengan tekanan uap
jenuh pelarut murni dan fraksi mol zat terlarutnya.
Secara matematis ditulis sebagai:
Plarutan= Xterlarut . Ppelarut atau
P = tekanan uap
X = fraksi mol Pi = X i .Pi o
- Jika zat terlarut mendekati nol, maka besar tekanan uap larutannya akan
mendekati tekanan uap murninya.
- Jika zat terlarut dikeluarkan maka tekanan uap larutannya akan sama
dengan tekanan pelarut murninya.
Bila larutan lebih dari satu komponen volatile

Pada beberapa larutan, seperti benzena dan CCl4, pelarut dan zat terlarut
adalah mudah menguap. Artinya, uap mengandung kedua jenis zat dan
tekanannya adalah jumlah tekanan parsial masing-masing komponen.
Tekanan parsial tersebut juga memenuhi hukum Raoult,

Oleh karena itu, bila ada komponen A dan B maka,


tekanan parsial A dan B masing-masing PA dan PB adalah

dan tekanan total


Bila digambarkan hubungan antara PA dengan XA, PB dengan XB, dan P Total maka,
diperoleh garis lurus, gambar berikut:

Pasangan dua komponen zat yang mudah menguap membentuk larutan dengan sifat
seperti pada gambar disebut larutan ideal.
Salah satu contoh larutan yang mendekati sifat demikian adalah pasangan benzena-
CCl4.
2. Hukum Dalton
Adalah menyatakan tekanan total, di mana : suatu campuran gas adalah sama dengan jumlah tekanan parsial
dari masing-masing bagian gas. Tekanan parsial adalah tekanan yang akan dimiliki masing-masing gas bila
‘berada sendiri ‘dalam volume seluruh campuran gas pada suhu yang sama. Hukum empirik ini diketemukan
oleh ahli kimia Inggeris John Dalton, 1801. Hukum ini dapat diterangkan dengan anggapan bahwa gas bersifat
ideal, yaitu tidak ada reaksi kimia antara bagian-bagian gas.
Untuk mengikuti hukum Raoult/Dalton, larutan/gas harus bersifat ideal

Campuran ideal adalah sebuah campuran yang menaati hukum Raoult.


Sebenarnya tidak ada campuran yang dapat disebut campuran ideal. Tapi
beberapa campuran larutan kondisinya benar-benar mendekati keadaan
yang ideal. Berikut ini adalah contohnya:
- hexana dan heptana
- benzena dan methylbenzena
- propan-1-ol dan propan-2-ol

Dalam campuran dua larutan yang dapat menguap, hukum


Raoult juga dapat digunakan.
Titik Didih dan Tekanan Uap Jenuh
– Titik Didih: temperatur pada saat tekanan uap cairan (Ptot)= tekanan atmosfer (Patm)
= ( 1 atm)

– Tekanan uap jenuh: tekanan yang dihasilkan oleh uap yg berkesetimbangan dengan
cairannya
Pemisahan destilasi dilakukan ketika terjadi
keseimbangan antara fasa cair dan fasa uapnya
Hukum Raoult dan Hukum Dalton:
o
PA = XA . PA
o
PB = XB . PB
Pt = PA + PB = XA . PoA + XB . PoB

Rumus di atas menunjukkan hubungan antara tekanan uap dengan


komposisi cairan

P = Tekanan uap larutan


Po= Tekanan uap pelarut
X = Fraksi mol
Bagaimana hubungan komposisi uap, tekanan uap dan komposisi dalam
keadaan cair pada tekanan tetap ?
Jika XA dan XB adalah fraksi mol A dan B dalam keadaan cair, serta YA dan YB adalah fraksi mol A
dan B dalam keadaaan uap, maka hubungan antara tekanan parsial dengan komposisi dapat
dituliskan sebagai berikut :

PA PB
= YA = YB
Pt Pt
Dari hubungan di atas dapat dituliskan perbandingan antara PA dengan PB sebagai berikut :

o
PA YA X A .PA XA
= = o

Pb YB X B .PB XB

Notasi α merupakan bilangan volatilitas relatif o


terhadap B yang merupakan perbandingan tekanan PA
uap jenuh masing-masing komponen, yaitu : o
PB
– Ditanyakan: YA dan YB (komposisi vapor - komposisi uap)
XA dan XB (komposisi liquid – komposisi cair)
Komposisi uap dan cairannya

Pada campuran ideal dari A dan B:


Saat mendekati titik didih A maka cairan dengan konsentrasi sebesar C1 telah membentuk sebagian fasa uap yang
apabila diembunkan memiliki konsentrasi sebesar C2.
Kemudian cairan dipanaskan kembali sehingga membentuk fasa uap yang apabila diembunkan memiliki
konsentrasi C1, begitu seterusnya hingga komposisi makin besar untuk komponen tertentu (A).
CONTOH SOAL
Bagaimanakah komposisi uap yang seimbang dari heptana dan heksana pada campuran yang
mempunyai komposisi 46% mol heptana dan 54% mol heksana pada titik didih heptana.
Diketahui titik didih heptana 80oC, Po heksana 1050 torr & Po heptana 427 torr. Pada suhu &
tekanan tersebut bagaimana komposisi uapnya?

Penyelesaian :

Pheksana = XA.PoA = 0,54 x 1050 torr = 567,00 torr


Pheptana = XB.PoB = 0,46 x 427 torr = 196,42 torr
Ptotal = (567,00 + 196,42) torr = 763,42 torr

Komposisi Uap ditentukan dengan cara uap yang terbentuk di embunkan, maka dihitung sbb:

Heksana 567
= x100% = 74,27% mol
763,42
Heptana 196,42
= x100% = 25,73%mol
763,42
Maka mol heksana pada fasa uap mengalami pengayaan dari 54% menjadi 74% (peningkatan komposisi) setelah dididihkan
Syarat Pemisahan dg Distilasi:
Senyawa-senyawa dalam campuran bersifat volatile / mudah menguap, dengan
tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada
suhu yang sama.

Pada suhu tertentu, fasa uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan
selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih volatil & fasa cairan akan
lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatil.

Cairan yang seimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi
yang berbeda.
Dalam distilasi pada suhu tertentu, cairan yang setimbang dengan
uapnya mempunyai komposisi yang berbeda ð uap / destilat
mengandung lebih banyak komponen volatil.

Pada suhu yang berbeda, komposisi uapnya juga berbeda.


Dengan demikian komposisi uap yang setimbang dengan cairannya
akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.
Mengapa ada teknik destilasi bertingkat?
Ketika komponen A dididihkan berulang2,
Komposisi menjadi lebih murni
krn komponen B tdk ikut mendidih dan
menguap atau tetap dalam fasa cairnya.
Sehingga komponen A semakin banyak
Terkumpul pada fasa uap dan kemurnian
meningkat
Contoh Aplikasi Destilasi Bertingkat

Anda mungkin juga menyukai