Anda di halaman 1dari 21

Analisis Film 5cm Berdasarkan Tipe Friendship,

Social Penetration Theory Dan Emotional

Bab I

Film adalah media komunikasi massa yang bersifar audio visual untuk
menyampaikan suatau pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu
tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja
tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat
mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan, dan informasi.
Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambing-lambang yang ada
pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan
sebagainya.

Film 5 Cm sendiri sebenarnya adalah adaptasi dari novel Donny


Dhirgantoro dengan judul yang sama. Film ini dikerjakan oleh salah satu produser
yang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman anak negeri, Rizal Mantofani. Film
ini cerita tentang lima remaja yang telah menjalin persahabatan selama sepuluh
tahun menjadi awal kisah film 5 cm. Lima sahabat ini di antaranya, Genta (Fedi
Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan
Ian (Igor Saykoji).  Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Zafran yang
puitis, sedikit "gila", apa adanya, idealis, agak narsis, tapi memiliki bakat untuk
menjadi orang terkenal.  Lalu Genta, pria yang tidak senang mementingkan
dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain
nyaman di sekitarnya.

Arial, pria termacho di antara pemain lainnya, hobi berolahraga, paling


taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita. Ian, dia memiliki
badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan
bola, paling telat wisuda. Riani, satu-satunya perempuan dalam gengnya ini 
merupakan gadis cerdas yang cerewet dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya.
Tak hanya kelima sahabat ini, ada pula Dinda (Pevita Pearce) yang merupakan
adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran.

Suatu hari mereka berlima merasa jenuh dengan persahabatannya dan


memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama
tiga bulan lamanya. Selama tiga bulan berpisah ternyata banyak yang terjadi
dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-
masing menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan. Akhirnya, mereka berlima
pun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan membuat acara
selebrasi, yaitu mendaki gunung Semeru. Saat mendaki gunung inilah, sebuah
perjalanan penuh impian dan tantangan dimulai.

Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di


puncak tertinggi Jawa yaitu di puncak Mahameru pada tanggal 17
Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin
mencintai Indonesia. Dalam film ini tidak hanya digambarkan sebagai
petualangan yang menantang adrenalin. Namun, menggambarkan juga perjalanan
hati untuk menghargai persahabatan dan hati yang mencintai negeri ini. Segala
rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Seperti yang
selalu mereka ingat, taruhlah impianmu 5 cm di depan kening.
Bab II

Pesan adalah seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili


perasaan, nilai gagasan atau maksud sumber tadi. Pengertian lain mengenai pesan
adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui
proses komunikasi. Sebuah pesan dapat memiliki lebih dari satu makna, dan
beberapa pesan dapat mempunyai makna yang sama. Dalam media massa, seperti
dalam seni, khususnya lebih sering berupa beberapa lapis makna yang terbangun
dari pesan yang sama. Maknanya hanya dapat ditentukan atau diuraikan dengan
merujuk pada makna lainnya. Perfilman telah menjadi bentuk pembuatan pesan
yang ada di segala tempat di tengah ‘kebudayaan global’ saat ini berarti
mengecilkan kenyataan.

Persahabatan berasal dari kata sahabat. Persahabatan adalah istilah yang


menggambarkan perilaku kerjasama dan saling mendukung antara dua atau lebih
entitas sosial. Mc Devitt dan Ormrod (2002), mendefinisikan friendship
(persahabatan) sebagai: “peer relationship that is voluntary and reciprocal and
includes shared routines and customs.”

Ada pepatah dalam bahasa Inggris berbunyi, “A friend in need is a friend


indeed”, yang mengandung makna bahwa seorang sahabat akan hadir di saat-saat
yang dibutuhkan untuk saling membantu dan berbagi satu sama lain. Seorang
sahabat juga akan memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan
sahabatnya dan saling menguatkan serta saling menyemangati di setiap kegagalan
yang dihadapi sahabatnya. Seorang sahabat senantiasa mencurahkan isi hati dan
pemikirannya serta akan selalu setia berdiri di pihak sahabatnya (Berndt, 2002,
hal.7).

Sudo (2011, hal.88) mengutip definisi sahabat dari tiga kamus besar
bahasa Jepang berikut ini. Secara umum, sahabat menunjuk pada teman akrab
yang dapat dipercaya; teman yang berhubungan baik dengan diri kita (menurut
kamus Jepang Kojien), teman yang saling memaafkan; teman yang paling akrab
(menurut kamus Jepang Daijisen), teman yang saling mempercayai; teman yang
berhubungan paling baik dengan diri kita (menurut kamus Jepang Daijirin).

Menurut Sudo (2011, hal.88), berdasarkan ketiga definisi di atas, sahabat


menunjuk pada teman yang secara khusus bergaul secara akrab dengan diri kita
diantara teman-teman lain yang kita miliki dan dipahami sebagai suatu sosok yang
hadir untuk dapat dipercayai secara mendalam dan menyeluruh serta saling
memaafkan satu sama lain. Dengan adanya kehadiran seorang sahabat, manusia
dapat mengetahui kegembiraan dari sikap saling pengertian dengan orang lain dan
dapat melepaskan diri dari perasaan kesepian.

Dalam komunikasi, perfilman tidak hanya menggunakan bahasa sebagai


alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya, seperti gambar, warna, bunyi dan
lain-lain. Oleh sebab itu, komunikasi pesan yang ada di dalam film dapat
mempunyai beberapa bentuk, antara lain berupa verbal (ucapan/ tulisan) dan
nonverbal (lambang/ simbol). Persahabatan atau pertemanan adalah istitah yang
menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih
entitas sosial. Jadi persahabatan lebih dari teman biasa, menurut Mc Devitt dan
Ormrod (2002), setidaknya terdapat tiga kualitas yang membedakan persahabatan
dengan bentuk hubungan teman sebaya lainnya, yaitu:
 They are voluntary relationships (adanya hubungan yang dibangun atas
dasar sukarela).

 They are powered by shared routines and customs (hubungan


persahabatan dibangun atas dasar kesamaan kebiasaan).

 They are reciprocal relationships (persahabatan dibangun atas dasar


hubungan timbale balik).

Menurut Santrock (1998), karakteristis yang paling umum dari


persahabatan adalah keakraban (intimacy) dan kesamaan (similiarity). Intimacy
dapat diartikan sebagai penyingkapan diri dan berbagai pemikiran pribadi. Karena
ada kedekatan ini, anak mau menghabiskan waktunya dengan sahabat dan
mengekspresikan efek yang lebih positif terhadap sahabat dibandingkan dengan
yang bukan sahabat (Hartub, 1989).

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan satu adalah dalam
sebuah persahabatan, akan memunculkan sebuah mimpi dimana mimpi sendiri
merupakan motivasi dalam sebuah persahabatan yang dapat mempererat suatu
hubungan. Impian sendiri merupakan hasil dari imajinasi seseorang akan sesuatu.
Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan dua adalah dalam
sebuah persahabatan akan menimbulkan rasa sayang antara yang satu dengan

yang lainya. Dalam persahabatan mengajarkan seseorang untuk bagaimana


berkomunikasi antara satu sama lain, sehingga seseorang memperoleh
pengalaman untuk mengelola konflik dengan baik.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan tiga adalah


persahabatan akan menimbulkan rasa saling tolong menolong terhadap sesama.
Dalam persahabatan berfungsi sebagai dukungan fisik diman persahabatan itu
sendiri memberikan waktu, kemampuan-kemampuan dan pertolongan.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan empat adalah


bergurau adalah salah satu ekspresi dalam hubungan persahabatan merupakan
salah satu cara mempererat dalam hubungan persahabatan. Dalam persahabatan
mampu untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam mengekspresikan
perasaan-perasaan dengan dara yang lebih matang melalui berbgai macam
interaksi yang ada.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan lima adalah rasa
kebersamaan antar individu. Dalam persahabatan mampu untuk memperkuat
penyesuaian moral dan nilai-nilai yang berlaku. Berdo’a sebelum melakukan
sesuatu salah satu nilai yang diajarkan oleh agama Islam.
Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan enam adalah dalam
persahabatan, diperlukan sikap saling perhatian antara yang satu dengan yang lain,

dimana persahabatan memberi hubungan yang hangat,erat, dan saling


mempercayai. Persahabatan juga merupakan pendorong dimana persahabatan itu
sendiri memberikan informasi yang menarik kegembiraan serta hiburan. Dan
selain itu pesan yang terkandung dari scene ini adalah bagai mana sikap
seharusnya dilakukan dalam memberikan perhatian terhadap sesama.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan tujuh adalah rasa
Dalam persahabatan sebagai teman berarti seseorang harus menyediakan dan
mengorbankan diri dari segi waktu, tenaga, dan mungkin tenaga secara sukarela
demi kebaikan bersama.. Dan dalam scene ini menggambarkan bagaimana
persahabatan merupakan hubungan timbal balik.
Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan delapan adalah dalam
hidup ada sebagian orang yang membutuhklan support dari orang terdekatnya
agar menadi semangat. Dalam persahabatan berfungsi sebagai kawan dimana

persahabatan memberi seseorang teman akrab yang bersedia meluangkan waktu


bersama dan bergabung dalam melakukan kegiatan bersama.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan sembilan yang dapat
kita ketahui dari scene ini adalah persahabatan mendorong munculnya rasa untuk
saling memiliki terhadap kelompok. Dan ketika sudah merasa memiliki, seseorang
akan cenderung menjaga dan tidak menginginkan untuk kehilangan hal tersebut.
Juga terdapat fungsi persahabatan yaitu sebagai dukungan fisik di mana
persahabatan memberikan waktu, kemampuan-kemampuan dan pertolongan.
Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan sepuluh adalah Rasa
saling mempercayai tidak bisa datang begitu saja, diperlukan suatu proses yang
terjadi dalam waktu yang tidak sebentar. Dari scene ini pula tamapak fungsi dari

persahabatan yaitu sebagai kawan atau companion diman persahabatan itu sendiri
memberikan seorang teman akrab dimana bersedia untuk meluangkan waktu
bersama-sama.

Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan sebelas adalah Kita
sebagai manusia sudah selayaknya mempunyai mimpi, namun sebuah mimpi
janganlah hanya menjadi angan, tetapi harus berusaha untuk mewujudkannya.
Pesan persahabatan yang terkandung adalah fungsi pesahabatan sebagai kawan
dimana persahabatan memberikan seorang teman akrab, teman yang bersedia
meluangkan waktu bersama mereka dan bergabung dalam melakukan kegiatan-
kegiatan bersama.
Pesan persahabatan yang terdapat pada scene pilihan dua belas adalah
Hubungan persahabatan akan memudahkan seseorang dalam meraih mimpi yang
diinginkan. Pesan yang terkandung dalam scene ini adalah di mana persahabatan
menyediakan harapan atau dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat
membantu mempertahankan kesan sebagai individu yang mampu menarik dan
berharga.
Bab III

Penetrasi Sosial adalah proses ikatan yang menggerakkan sebuah


hubungan dari yang superfisial menjadi lebih intim. Teori ini berfokus pada
hubungan interpersonal yang dinamis dan dapat berkembang dari yang tidak intim
menjadi lebih intim maupun sebaliknya. Hubungan interpersonal sesungguhnya
adalah sesuatu yang dapat diprediksi.

Asumsi teori,yaitu: 1) Hubungan-hubungan mengalami perkembangan


kedekatan. Saat pertama kali bertemu seseorang,kita akan memiliki penilaian
terhadap orang tersebut dan berinteraksi mengenai topik-topik yang ringan.
Perkembangan hubungan cenderung maju dari titik yang tidak intim menjadi
intim,tetapi terdapat juga hubungan yang tidak terletak di dua titik. 2)
Perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi karena walaupun
komunikasi bersifat dinamis,tetapi terdapat pola-pola yang dapay kita prediksi. 3)
Perkembangan hubungan mencakup penarikan diri dan disolusi. Perkembangan
hubungan tidak selalu maju tetapi juga mengalami pemunduran karena salah satu
dari mereka menarik diri. Ini dapat terjadi karena episode-episode tidak selalu
berjalan dengan baik atau dimaknai positif. 4) Pembukaan diri adalah inti dari
perkembangan hubungan. Pembukaan diri adalah sikap kita mau terbuka dan
mengatakan informasi penting tentang diri kita terhadap orang lain. Pembukaan
diri dapat dilakukan secara terencana dan spontan,baik kepada orang dekat dan
orang asing.
Saat kita baru pertama kali bertemu dengan seseorang kita akan melihat
apa model pakaian yang ia pakai,warna rambut,cara berbicara atau cara
bersalaman,inilah yang disebut dengan citra publik. Setelah berkenalan kita akan
memulai perbincangan dan lawan bicara kita mulai membuka diri sehingga
merangsang kita juga untuk bersikap terbuka. Hal ini disebut resiporitas,yaitu
keterbukaan balik dari seseorang kepada yang lainnya. Saat terjadi pembukaan
diri kita dapat menilainya dari dua aspek,yaitu keluasan dan kedalaman. Keluasan
adalah jumlah topik yang didiskusikan dalam sebuah hubungan.

Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses


komunikasi interpersonal. Teori yang menjelaskan proses terjadinya
pembangunan hubungan interpersonal secara bertahap dalam pertukaran sosial.
Social Penetration Theory ini berpendapat bahwa membuat diri mudah atau dapat
diakses oleh pihak lain melalui pengungkapan diri pada hakikatnya memberikan
kepuasan. Sebaliknya, kepuasan mengarah kepada pengembangan perasaan yang
positif bagi orang lain.

Proses penyampaian pesan persahabatan pada penelitian ini ketika terjadi


kontak antara tokoh dalam film. Dari kontak yang terjadi pada film mengarah
pada suatu hubungan yang bersifat cycling. Kemudian, dari interaksi cycling yang
terjadi muncul pemaknaan-pemaknaan dalam scene pilihan peneliti pada film 5
Cm. Dari pemaknaan tersebut muncul pesan persahabatan yang menggambarkan
sebuah hubungan interpersonal. Diantaranya seperti:

1. Persahabatan sebagai kawan, dimana persahabatan memberi seorang teman


akrab, teman yang bersedia meluangkan waktu bersama mereka dan bergabung
dalam melakukan kegiatan-kegiatan bersama.
2. Persahabatan sebagai pendorong diamana persahabatan memberikan seseorang
informasi-informasi yang menarik, kegembiraan dan hiburan.

3. Persabatan sebagai dukungan fisik dimana persahabatan memberikan waktu,


kemampuan-kemampuan dan pertolongan.

4. Persahabatan sebagai dukungan ego dimana persahabatan menyediakan harapan


dan dukungan, dorongan dan umpan balik yang dapat membantu seseorang
mempertahankan kesan atas dirinya sebagai individu yang mampu menarik dan
berharga.

5. Persahabatan sebagai perbandingan sosial dimana persahabatan menyediakan


informasi tentang bagaimana cara berhubungan baik dengan orang lain.

6. Persahabatan pemberi keakraban dan perhatian dimana persahabatan memberi


seseorang suatu hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan orang
lain yang berkaitan dengan pengungkapan diri sendiri.
Bab IV

Emosi merupakan konstruk psikologi yang selalu ada dalam diri manusia.
Emosi merupakan sesuatu yang universal dari reaksi fungsional dari stimulus
eksternal yang mencakup kombinasi antara kognisi, fisiologis, perasaan dan
perilaku (Shiota & Kalat, 2012). Kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik
merupakan unsur-unsur yang saling berkaitan ketika penelitian emosi dilakukan
(Prawitasari, 1998).

Kaitan psikologi emosi dengan dunia seni juga kerap diteliti. Gaver dan
Mandler (1987) membuat analisis kontruksi antara reaksi emosional dengan
musik. Dalam penelitian dengan setting laboratorium, DeNora (1997)
menunjukkan bahwa musik mampu menjadi sarana peningkatan kualitas diri
secara kognitif, emosi, dan fisik. Prosa dan puisi juga ditujukan untuk memotret,
mendeskripsikan, dan menganalisis emosi individu (Strongman, 2003). Gross dan
Levenson (1995) menunjukkan bahwa film memunculkan marah, kesenangan,
kegi-rangan, jijik, sedih, terkejut, dan takut, serta secara relatif juga mampu
memunculkan kondisi netral. Oatley (1999) menunjukkan bahwa psikolog
menggunakan film komersial dalam setting laboratorium untuk memancing
respon emosional pasiennya.
Melalui studi laboratorium, film mampu menimbulkan emosi sedih
sekaligus bersama-sama perilaku menangis (Marston, Hart, Hileman, & Faunce,
1984). Emosi-emosi yang yang meningkat setelah menonton film di antaranya
kegirangan, marah, jijik, sedih, terkejut, dan senang. Riset mengenai psikologi dan
film seringkali bersetting di laboratorium, seperti penelitian Lazarus, Speisman,
Mordkoff, dan Davison (1962) yang meneliti pengaruh film terhadap stres
psikologi. Dua dekade setelah penelitiannya, Mc Hugo, Smith, dan Lanzetta
(1982) menyusun struktur self-report mengenai respon emosional terhadap
cuplikan-cuplikan film.

Respon emosi manusia ketika menonton film atau gambar bergerak


merupakan salah satu hal kompleks yang dapat dipahami manusia. Hal kompleks
itu bermula mengapa manusia ingin menghabiskan waktunya dan uangnya untuk
duduk di ruang gelap dan menyaksikan layar selama satu sampai dua jam. Indera
penglihatan, indera pendengaran, dan otak bereaksi ketika ada stimulus berupa
gambar bergerak beserta suara yang mengikuti itu muncul dan ditonton (Zacks,
2015). Penonton film pun berekspektasi tertentu mengenai film akan ditonton,
sehingga pembuat film kerap memiliki tuntutan tertentu dari penonton. Menurut
Zacks (2015), pembuat film yang bagus memiliki pengetahuan bagaimanakah itu
persepsi, kognisi, dan emosi.

Beberapa dekade terakhir, pembuat film atau sineas-sineas yang berusia


muda Indonesia bermunculan untuk membawa nafas baru di dunia perfilman
Indonesia. Menurut Nugroho dan Suwarto (2013), generasi sineas khususnya dari
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mendorong pertumbuhan film-film pendek dan
gerakan sinema independen. Sebelum memasuki era reformasi, krisis yang paling
sering terjadi adalah krisis ekonomi. Monopoli sistem distribusi film di bioskop
masih menguat sehingga ruang publik untuk menonton film ikut dimonopoli
dengan tumbuhnya megapleks dan mall (Nugroho & Suwarto, 2013). Christine
Hakim sebagai sineas muda di waktu itu memproduksi Tjoet Nja Dhien bersama
Eros Djarot pada tahun 1986 dan Daun di Atas Bantal bersama Garin Nugrioho
pada 1997 (Nugroho & Suwarto, 2013). Kedua film tersebut ditayangkan di
Cannes Film Festival. Dengan lolosnya film nasional di ruang alternatif
internasional, semangat menonton film di era krisis pun tumbuh kembali
(Nugroho & Suwarto, 2013). Hingga setelah era reformasi, kebebasan berekspresi
mulai dimarakkan. Berbeda ketika Orde Baru masih menguasa. Menurut Nugroho
dan Suwarto (2013), meskipun demokrasi kerap disuarakan oleh pemerintah,
banyak sineas yang ruangnya terbatas. Sistem kontrol dan sensor adalah bukti dari
demokrasi era Soeharto yang menjadi demokrasi semu sehinga globalisme yang
hadir pun penuh paradoks (Nugroho & Suwarto, 2013).

Film 5 cm akan di analisi melalui tiga level konsep yang dikemukakan


oleh John Fiske tentang The Codes of Television, yakni level reality yang
penampilan (appearance), kostum (wardrobe), tata rias (make-up), lingkungan
(environment), latar (setting), gaya bicara (speech), dan ekspresi (expression).
Kode-kode dalam level reality adalah kode-kode sosial film yang menggambarkan
realitas dan terlihat nyata dan jelas. Level ini akan membuat penonton merasa
lebih dekat dengan berbagai unsur yang ada dalam film, karena berbagai realitas
kehidupan sosial masyarakat dihadirkan di sini. Selain itu, kode-kode sosial pada
level ini juga akan memperkuat karakter dari para tokoh dalam film. Sehingga,
penonton secara tidak langsung ikut merasakan perasaan sang tokoh dalam film,
misalnya melalui ekpresi dan kostum pemain. Level representation meliputi aspek
kamera, aspek pencahayaan (lighting), aspek editing, aspek tata suara (sound),
aspek penarasian, dan aspek karakter dan penokohan. Kode-kode pada level
representation merupakan bagian-bagian terpenting yang akan memberikan
pengaruh terhadap bagus tidaknya film yang diproduksi. Level ini merupakan
dapur dalam sebuah produksi film, yang mengolah serta memadupadankan
berbagai aspek tadi dalam satu kesatuan, sehingga tersaji sebuah tontonan yang
mampu merepresentasikan sebuah ide maupun gagasan. Karena itu, berbagai
aspek yang ada bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri melainkan saling
mempengaruhi agar dapat memproduksi sebuah film yang bagus. Fokus analisis
dari bab ini adalah adegan-adegan yang menampilkan representasi persahabatan.

Dua level sebelumnya akan membawa peneliti membaca simbol-simbol


tersembunyi sehingga menemukan nilai-nilai yang baik secara sadar atau tidak
oleh para penggarap film, ada dan tertanam di dalam film,. Level ideology akan
mengkaji kode-kode secara paradigmatik, di mana kode-kode tadi adalah kode-
kode ideologis yang merujuk pada representasi persahabatan dalam 5 cm. Analisis
paradigmatik melibatkan perpaduan dan kontras dari masing-masing penanda
yang dihadirkan dalam teks, dengan penanda yang tidak ada dalam suatu keadaan
yang sama. Kode-kode yang ada dalam 5 cm akan diuraikan mencakup hal-hal
yang diatur dalam koherensi dan penerimaan sosial oleh berbagai kode ideologis.

1. Dinamika persahabatan dalam film 5 cm: Persahabatan di dalam 5 cm


adalah hubungan yang bergerak. Pergerakannya berupa, interaksi dan
komunikasi, memunculkan kejenuhan, penghentian komunikasi, dan yang
terakhir adalah rekonsiliasi.

2. Persahabatan dan konsep kebersamaan : Kebersamaan bukanlah faktor


utama yang mendasari persahabatan, melainkan ikatan emosional masing-
masing individu. Kebersamaan hanyalah sebuah bumbu dalam
persahabatan yang jika dilakukan dengan monoton dapat menimbulkan
konflik berupa kejenuhan. Kebersamaan menjadi faktor yang
mengantarkan terbentuknya sebuah persahabatan, sedangkan ikatan
emosional, kepercayaan, rasa saling membutuhkan menjadi faktor utama
yang mendasari dipertahankannya sebuah persahabatan.

3. Posisi dominan laki-laki dalam persahabatan : Persahabatan bukanlah


hubungan yang selalu menganggap setiap individu di dalamnya memiliki
posisi dan peran yang sama atau pun setara. Dalam 5 cm justru laki-laki
dan perempuan memiliki posisi dan peran yang berbeda. Perilaku-perilaku
yang ditujukan kepada Riani adalah suatu perwujudan bagaimana nilai-
nilai patriarki berkembang di masyarakat. Dengan adanya kekuasaan dan
kekuatannya, laki-laki dianggap memiliki peran penting serta sangat
dibutuhkan oleh kaum perempuan.

4. Dalam film yang menceritakan tentang persahabatan, di mana setiap orang


seharusnya memiliki posisi yang setara, maskulinitas dan femininitas
bukanlah dua hal yang setara. Peran laki-laki yang dominan karena
kuatnya konstruksi patriarki di masyarakat, menjadikan Riani sebagai
seorang perempuan pun berada di bawah kekuasaan patriarki.

5. Melalui adegan-adegan yang ada dalam film 5 cm, Genta memiliki peran
sebagai sosok pemimpin walau pun tidak ada sebuah status yang
menyatakan bahwa dia adalah seorang pemimpin. Dapat diambil
kesimpulan bahwa setiap hubungan yang melibatkan orang lain akan ada
sosok yang memimpin hubungan tersebut, ketika ada seseorang yang
mengambil keputusan dalam persahabatan maka orang tersebut akan
berperan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan keputusan yang diambil.

6. pemain juga dikonstruksikan berpenampilan seindah mungkin lengkap


dengan makeu-up. Ini menggambarkan bahwa 5 cm juga menjadi salah
satu produk kapitalis yang mencari keuntungan semata dengan
menampilkan aktris dan aktor yang terkenal agar dapat menjual film.
Untuk tetap menjaga keindahan, akhirnya berbagai esensi mendaki gunung
pun dihilangkan. Padahal tidak menutup kemungkinan kegiatan mendaki
gunung ini akan ditiru oleh masyarakat yang juga pemula.
Bab V

Berasarkan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di bab sebelumnya,


dapat disimpulkan bahwa dalam film 5 Cm ini dibentuk oleh data-data sebagai
berikut:

1. Penanda dan Petanda

Dari penanda yang merupakan tanda yang dapat dilihat langsung dan
didengar dan petanda yang merupakan konsep abstrak dibalik penanda sehingga
mampu memunculkan makna dari tanda merupakan gambaran bentuk komunikasi
visual yang kemudian dapat dianalisis untuk memunculkan sebuah makna dari
pesan apa yang ingin disampaikan oleh sebuah film. Petanda dan penanda adalah
sebuah unsur penting yang digunakan untuk memunculkan sebuah makna, tanpa
adanya sebuah penanda dan petanda maka sebuah makna tidak dapat muncul.
Penanda dan petanda yang ada pada film 5 Cm yaitu, dialog dari parah tokoh film,
gerak tubuh, ekspresi dari para tokoh dalam film, latar belakang dan musik
ilustrasi.

2. Makna Persahabatan

Sebuah makna dari film 5 Cm dengan mengunakan teori penetrasi sosial


dimana dalam teori penetrasi sosial ini menjelaskan bagaimana sebuah hubungan
interpersonal yang berputar dikarenakan hubungan timbal balik yang terjadi antar
tokoh. adalah persahabatan merupakan lebih dari teman biasa, dimana
persahabatan dibangun karena adanya rasa sukarela, kesamaan kebiasaan dan
hubungan timbal balik. Pesan persahabatan film 5 Cm mencakup aspek-aspek
dalam kehidupan sosial. Dimana mencerminkan gambaran bahwa manusia itu
sendiri tidak lepas dari pengaruh orang lain. Manusia tidak bisa hidup dalam
kesendiriannya dimana dibutuhkan hubungan interaksi antara individu yang satu
dengan yang lainnya. Selain mencakup aspek kehidupan sosial, pesan
persahabatan pada film 5 Cm menampilkan sebuah fungsi dari persahabatan yaitu,
sahabat sebagai kawan, sahabat sebagai pendorong, sahabat sebagai dukungan
fisik serta ego, dan sahabat sebagai pemberi keakraban dan perhatian.

Anda mungkin juga menyukai