Anda di halaman 1dari 28

MENYUSUN KURIKULUM PELATIHAN SINGKAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN
Yang diampu oleh Ibu Dr. Teti Setiawati , M.Pd.

Disusun Oleh :
Qothrun Nada Muttaqien 200543625225
Sindy Yosi Apriliana Putri 200543625205
Zahwa Alifi Zakyah 200543625201
Zulfa Oktasari 200543625207

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
S1 PENDIDIKAN TATA BOGA
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah Kurikulum Pendidikan Kejuruan. Khususnya

tentang pembahasan “Menyusun Kurikulum Pendidikan Singkat”.

Makalah ini dibuat dalam rangka meningkatkan pembelajaran mata kuliah Kurikulum

Pendidikan Kejuruan. Pemahaman tentang Kurikulum Pendidikan Kejuruan sangat

diperlukan, dengan tujuan agar kita dapat mengetahui aspek apa saja yang ada di dalamnya,

sekaligus dapat menyusun kurikulum pendidikan singkat dan menambah wawasan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Teti Setiawati, M.Pd. selaku

Dosen Kurikulum Pendidikan Kejuruan. Serta kami mengucapkan terima kasih kepada

sumber sumber makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih atas perhatiannya.

Jika terdapat kata kata yang kurang berkenan bagi pembaca, kami mohon maaf sebesar-

besarnya.

Malang, 04 September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN MAKALAH 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. PENGERTIAN 3
B. JENIS JENIS PELATIHAN 4
C. KOMPONEN KURIKULUM PELATIHAN 5
D. FUNGSI KURIKULUM PELATIHAN SINGKAT 6
E. ASPEK KURIKULUM PELATIHAN 6
F. PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN 8
G. KURIKULUM PELATIHAN 16
BAB III PENUTUP 23
A. KESIMPULAN 23
B. SARAN 23
DAFTAR PUSTAKA 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan.

Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai kumpulan atau rancangan

pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai

pencapaian belajar di kurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi

kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun

kemampuan belajar. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di bidang pendidikan,

mau dibawa kemana arah pendidikan, bagaimana proses maupun hasil dan dampak

pendidikan sangat ditentukan oleh kesempurnaan dan kualitas suatu kurikulum.

Kurikulum pelatihan merupakan rancangan materi yang nantinya dipakai sebagai

acuan pembelajaran, juga metode yang digunakan dan didesain untuk mencapai tujuan

pelatihan. Begitu besar pengaruh yang dimiliki, maka penyusunan kurikulum pelatihan tidak

dapat dilakukan secara asal - asalan. Penyusunan kurikulum pelatihan membutuhkan

landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang

mendalam. Penyusunan kurikulum pelatihan yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat

dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pelatihan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan

berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum pelatihan ?

2. Apa saja jenis – jenis pelatihan ?

3. Apa saja komponen kurikulum pelatihan ?

4. Apa fungsi dari kurikulum pelatihan ?

5. Bagaimana penyusunan kurikulum pelatihan singkat ?

1
C. TUJUAN MAKALAH

1. Menjelaskan pengertian kurikulum pelatihan.

2. Mengetahui jenis – jenis pelatihan.

3. Mengetahui komponen dari kurikulum pelatihan.

4. Mengetahui fungsi kurikulum pelatihan.

5. Menjelaskan cara penyusunan kurikulum pelatihan secara singkat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kurikulum merupakan istilah Bahasa latin yaitu curricular yang artinya jarak yang

wajib ditempuh oleh pelari. Dalam Bahasa perancis istilah kurikulum berasal dari kata

courier yang artinya berlari. Meskipun dari 2 bahasa yang berbeda, namun memiliki makna

yang hampir sama. Dalam arti sempit dapat diartikan dengan mata pelajaran atau suatu

program pendidikan yang dipelajari dalam rentang waktu tertentu. Dapat disimpulkan

kurikulum diartikan sebagai perangkat program pendidikan di atas lembaga penyelenggaraan

pendidikan yang di dalamnya berisikan rancangan pembelajaran yang akan di berikan kepada

peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Kurikulum dipandang sebagai rencana yang

berhubungan dengan bahan ajar dan dapat diubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang

disusun guna memudahkan proses belajar mengajar yang dinaungi oleh lembaga pendidikan

dan karyawan pengajar.

Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan dalam kurun waktu tertentu, dimana

pendidikan tersebut menggunakan prosedur yang sistematis. Menurut Andrew F.Sikula dalam

Mangkunegara, (2000:43) definisi pelatihan adalah training is a short term educational

process utilizing systematic and organized procedure by which non managerial personel

learn tecnical knoeledge ang skill for a definite pyrpose.

Jadi, kurikulum pelatihan singkat dapat diartikan sebagai suatu program pendidikan

yang di dalamnya berisikan rancangan bahan ajar yang digunakan untuk proses pendidikan

dalam jangka waktu tertentu. Selain itu dapat juga diartikan sebagai materi materi yang

digunakan sebagai acuan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat metode guna

menunjang program pelatihan singkat.

3
B. JENIS JENIS PELATIHAN

1) Skill Training

Skill training atau pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang diadakan untuk

peserta yang ingin menguasai keterampilan yang berhubungan dengan

pekerjaannya. Contohnya seperti training leadership, training pastry bakery,

training computer.

2) Retraining

Retraining merupakan pelatihan ulang yang diberikan kepada karyawan.

Dimana pada era sekarang teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia semakin

berkembang pesat, sehingga karyawan tersebut dapat berkembang dan dapat

menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Contohnya training menggunakan

komputer, internet, dan sebagainya.

3) Cross Functional Training

Cross Functional Training yaitu pelatihan yang diperuntukkan karyawan untuk

melakukan beberapa aktivitas di luar bidang pekerjaannya. Pelatihan sangat

menunjang karyawan untuk dapat berorganisasi dengan luas, tidak hanya di

bidangnya saja. Contoh pelatihan ini seperti karyawan accounting membantu

tugas HRD untuk menyeleksi karyawan baru.

4) Team Training

Dalam dunia kerja khususnya perusahaan, karyawan tidak hanya dituntut untuk

bekerja secara individual namun juga bisa bekerja dalam sebuah tim. Bahkan

karyawan dituntut untuk bisa bekerja dalam tim perusahaan. Training ini

ditujukan bagi sekelompok karyawan agar terbiasa bekerja dalam tim. Sehingga

dapat menempatkan diri dalam sebuah organisasi tim. Tujuan diselenggarakan

4
pelatihan ini agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efektif dan

efisien.

5) Creativity Training

Creativity Training merupakan pelatihan yang bertolak belakang dengan

kreativitas seseorang, sehingga dapat mendapatkan skill yang berbeda dan lebih

kreatif.

C. KOMPONEN KURIKULUM PELATIHAN

Terdapat 5 komponen dalam kurikulum pelatihan sebagai penunjang proses

pembelajaran, antara lain:

a. Tujuan

Berhasil atau tidaknya program pelatihan dapat dilihat dari banyaknya tujuan

yang tercapai. Tujuan merupakan tolak ukur atau acuan kegiatan yang

dijalankan.

b. Materi

Materi yang terdapat dalam kurikulum pelatihan meliputi bidang pelatihan.

Bidang tersebut disesuaikan dengan jenis pelatihan yang diambil.

c. Media atau sarana prasarana

Media adalah perantara untuk menjelaskan isi kurikulum agar mudah dipahami

oleh peserta. Maka dari itu pemakaian media dalam pembelajaran harus

diperhatikan seperti pokok pembahasan, pemakaian media pembelajaran, dan

sebagainya agar peserta lebih mudah untuk memahami isi materi.

d. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merujuk pada konteks metode yang digunakan untuk

bahan ajar. Strategi dapat tergambar dari cara menempuh pelaksanaan mengajar,

penilaian, pelaksanaan, yang secara umum berlaku dalam pengajaran.

5
e. Proses pembelajaran

Komponen ini sangat penting karena keberhasilan proses pembelajaran dapat

dilihat dari keberhasilan kurikulum.

f. Evaluasi

Evaluasi bermaksud untuk memeriksa ketercapaian tujuan pendidikan yang

ingin diwujudkan dengan perantara kurikulum yang bersangkutan.

D. FUNGSI KURIKULUM PELATIHAN SINGKAT

Kurikulum pelatihan singkat mempunyai fungsi yang beragam. Dapat kita lihat dari

sudut pandang manapun. Adapun fungsi kurikulum pelatihan singkat yaitu:

a. Sebagai pedoman bahan ajar, misalnya pedoman pelatihan bagi tenaga pendidik

dalam menyusun pengalaman belajar peserta.

b. Kurikulum pelatihan untuk mencapai tujuan tertentu

c. Sebagai kontrol proses pelatihan. Agar kurikulum tersusun dengan baik maka

harus disusun dengan cermat dan di rancang sebaik mungkin, karena kurikulum

sangat penting untuk suatu pembelajaran.

d. Kurikulum dapat berfungsi untuk pedoman administrator, sehingga kedepannya

dapat mengembangkan kurikulum tersebut.

E. ASPEK KURIKULUM PELATIHAN

Kurikulum pelatihan pada umumnya menggunakan model ADDIE sebagai dasar

kegiatan pelatihan yang merupakan proses umum yang biasa digunakan oleh para desainer

pembelajaran ataupun pengembang training. Ada lima fase desain pelatihan yang ditawarkan

oleh model ini, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation yang

jika disingkat dari huruf awalnya menjadi nama model tersebut, ADDIE. Model ini

memberikan perangkat panduan yang dinamis serta fleksibel dalam membangun pelatihan

yang efektif.

6
Model ADDIE ini merupakan manifestasi dari lima aspek penting sasaran program

pendidikan dan pelatihan. Kelima aspek ini dijadikan nama model tersebut, yaitu:

1. Hasil atau dampak keseluruhan yang harus dicapai oleh peserta diklat, dimana

hasil atau dampak ini bisa diidentifikasi dari pengukuran dan penilaian tentang

apa yang dibutuhkan individu atau tempat kerja dalam rangka mencapai suatu

level kinerja yang seharusnya. Dampak pelatihan itu adalah kemampuan

menampilkan suatu pekerjaan yang kompleks.

2. Tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai oleh peserta diklat dalam rangka

mencapai semua dampak keseluruhan, dan strategi apa yang harus diterapkan

oleh pelatih dan peserta diklat untuk mencapai tujuan dan dampak tersebut.

Tujuan dan strategi tersebut diwujudkan kedalam aktivitas atau program diklat.

Tujuan pembelajaran sering diidentikkan dengan pengetahuan baru,

keterampilan baru, dan kemampuan beru. Dalam satu dampak, bisa terdiri dari

beberapa tujuan pembelajaran.

3. Sumber daya aoa yang harus dikembangkan untuk mengembangkan dan

menerapkan strategi pembelajaran. Sumber daya ini bisa berupa keahlian

tertentu, fasilitas, dan teknologi.

4. Bagaimana strategi akan diterapkan oleh pelatih dan trainee. Strategi-strategi

bisa meliputi suatu sesi orientasi, belajar mandiri, peer teaching, dan

pembelajaran berbasis web, portofolio, tergantung situasi dan kondisi proses

pembelajaran itu sendiri.

5. Bagaimana pencapaian tujuan dan dampak akan diukur atau dievaluasi selama

atau setelah kegiatan diklat. Evaluasi ini bisa berupa kuesioner, survey,

interview, atau studi kasus.

7
F. PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN

1. Penyusunan Kurikulum

Kurikulum pelatihan yang berbasis kompetensi selayaknya memiliki karakteristik

sebagai berikut:

a. Berpusat pada trainee

b. Mengembangkan kreativitas

c. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang

d. Kontekstual

e. Menyediakan pengalaman pelatihan yang beragam

f. Belajar melalui berbuat

Adapun langkah-langkah penyusunan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi

adalah sebagai berikut:

1) Rumuskan kompetensi yang harus dicapai melalui Tarining Need Assessment

(TNA) atau mempelajari job requirement / tupoksi.

Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki trainee

untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya kompetensi tersebut, maka yang bersangkutan akan

mampu:

a. Mengerjakan suatu tugas/pekerjaan

b. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan

c. Melakukan suatu tindakan bilamana terjadi hal yang berbeda dengan

rencana semula

d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan

masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda

8
2) Rumuskan tujuan pelatihan. Dalam menyusun kompetensi dasar, sebaiknya

melibatkan orang-orang ahli dalam:

a. Pembuat kebijakan/ Perancang program pelatihan

b. Administrator

c. Penulis substansi (subject matter specialist)

d. Perancang kurikulum (curriculum designer)

e. Editor

f. Koordinator pelatihan

g. Ahli pembelajaran (learning specialist)

3) Rujuk buku akreditasi pelatihan di bidang yang sesuai dengan pelatihan.

4) Kerangka (format) kurikulum adalah sebagai berikut:

JUDUL KURIKULUM

I. Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Filosofi pelatihan

II. Kompetensi

III. Tujuan Pelatihan

A. Tujuan umum

B. Tujuan khusus

IV. Peserta (Jumlah & Kriteria Peserta)

V. Struktur Program

NO. WAKTU
MATERI
T P PL JLH

A Materi Dasar:

9
1. ………..

2. ………..

3. dst.

B Materi Inti:

1. ………..

2. ………..

3. dst.

C Materi Penunjang:

1. ………..

2. ………..

3. dst.

VI. Evaluasi

VII. Sertifikas

VIII. iDiagram Alir Proses Pembelajaran

PEMBUKAAN

PERKENALAN DAN HARAPAN


(Building learning commitment)

10
WAWASAN KETERAMPILAN
Kebijakan Relevan dengan
Peraturan materi
METODE METODE
Trainee- Trainee-

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RENCANA TINDAK LANJUT

PENUTUPAN

IX. Silabus Pelatihan

11
Mata Ajar :

Alokasi Waktu :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Materi/ Pokok Kegiatan Indikator Penilaian Waktu Sumber Ref

Dasar Bahasa Pelatihan Belajar


1. ….

2. ….

2. Penjelasan Pengisian Format Kurikulum

a. Judul Kurikulum

Tulis judul pelatihan sebagai judul kurikulum

b. Pendahuluan

Terdiri dari:

1) Latar Belakang

Uraikan hal-hal yang melatar belakangi pelatihan perlu dilaksanakan.

Uraian latar belakang bisa diisi dengan uraian peristiwa yang terjadi yang

terkait dengan tema pelatihan. Bisa juga dijelaskan beberapa fakta yang

terkait dengan pelatihan yang kemudian dijelaskan kesenjangan antara fakta

dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kondisi ideal ini bisa berasal dari

peraturan perundangan, visi lembaga, atau kondisi ideal pencapaian tujuan

lembaga.

2) Filosofi Pelatihan

Sampaikan hak-hak peserta yang dapat diperoleh selama proses

pembelajaran, antara lain:

a) Cara memandang / memperlakukan peserta latih

12
b) Apa yang harus dilakukan oleh fasilitator/ pelatih

c) Apa yang akan diperoleh peserta latih

d) Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

e) Metode pembelajaran yang digunakan

f) Evaluasi yang akan dilaksanakan

c. Kompetensi

Jabarkan kompetensi yang harus dicapai melalui pelatihan sesuai dengan

hasil TNA atau melalui cara lain yang dipilih meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

d. Tujuan Pelatihan

Dalam merumuskan tujuan pelatihan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Tentukan tujuan pelatihan dengan menguraikan / menjabarkan

kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai oleh peserta latih

setelah mengikuti pelatihan.

2) Kompetensi yang akan dicapai meliputi pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang berkaitan dengan tugas yang dimiliki peserta.

3) Rumusan tujuan pelatihan terdiri dari:

a) Tujuan Umum : Menggambarkan tentang tujuan yang ingin

dicapai pada akhir pelatihan.

b) Tujuan Khusus : Menjabarkan kompetensi yang dirumuskan

pada tujuan umum dalam tahapan kompetensi yang lebih

spesifik dan bisa diukur.

e. Peserta

Tentukan kriteria peserta berdasarkan:

1) Kesesuaian dengan tugas pokoknya.

13
2) Latar belakang pendidikan (syarat minimal pendidikan untuk menjadi

trainee tersebut).

3) Pengalaman bekerja sesuai dengan pelatihan.

4) Kriteria lain yang perlu dan spesifik untuk pelatihan tersebut.

f. Struktur Program

Susun materi yang akan diberikan dalam proses pelatihan dalam bentuk

matriks yang terdiri dari materi dan alokasi waktu.

1) Materi, yaitu ilmu pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan

untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi

bisa dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

a) Materi dasar adalah materi yang sebaiknya diketahui oleh

peserta, misalnya kebijakan, peraturan-peraturan, keputusan,

dan sebagainya. Penyampaian materi yang sifatnya kognitif ini

dilakukan dengan metode interaktif dan eksploratif. Untuk itu

pertimbangkan jumlah jam yang memadai untuk penugasan.

Presentase materi dasar sebesar 15% - 20% dari keseluruhan

jumlah jam pelatihan.

b) Materi inti adalah materi yang harus diketahui dan dikuasai oleh

peserta, mengarah pada kompetensi yang ingin dicapai.

Penyampaian materi dilakukan dengan berbagai alternatif

metode yang menyebabkan terjadinya proses eksperimentasi

dan eksplorasi oleh peserta. Dengan demikian jumlah jam

penugasan dan praktik lapangan memiliki porsi lebih besar

daripada presentasi teori oleh fasilitator. Persentase materi inti

sebesar 60% - 70% dari keseluruhan jumlah jam pelatihan.

14
2) Alokasi waktu, yaitu jumlah waktu yang diperlukan dalam

menyelesaikan suatu materi serta proporsinya antara teori dengan

penugasan/praktik. Alokasi waktu menggambarkan kegiatan

pelatihan, yakni:

a. Teori (T) sebesar 40%

b. Penugasan (P) dan Praktik Lapangan (PL) sebesar 60% yang

disesuaikan dengan bobot dari materi pelatihan tersebut.

Dalam proses pembelajaran, alokasi waktu untuk teori sebanyak

40% disampaikan dengan menggunakan metode yang lebih

mengarah pada terciptanya peran serta aktif peserta.

g. Diagram Alir Proses Pembelajaran

Gambarkan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran yang

dimulai dengan pembukaan dan seterusnya sampai dengan penutupan. Proses

tersebut dapat digambarkan seperti model berikut:

PEMBUKAAN

PERKENALAN DAN HARAPAN


(Building learning commitment)

WAWASAN
KETERAMPILAN
Kebijakan
Peraturan Relevan dengan
METODE materi
METODE
Trainee-
centered Trainee-
centered

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

15
RENCANA TINDAK LANJUT

EVALUASI

PENUTUPAN

h. Silabus Pelatihan

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar,

atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, dalam Depdiknas 2008,

2008:23). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk

pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD

yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari

trainee dalam rangka mencapai SK dan KD. Silabus merupakan penjabaran

kompetensi yang ditetapkan melalui TNA dan tujuan pelatihan ke dalam

materi pokok/pelatihan, kegiatan pelatihan, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

i. Evaluasi pelatihan

Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data untuk mengukur

keefektifitasan program pelatihan. Evaluasi bertujuan untuk mengukur

keberhasilan dan pencapaian tujuan pelatihan yang sudah ditetapkan.

Evaluasi dilakukan terhadap peserta untuk mengetahui hasil pembelajaran

dari peserta.

j. Sertifikasi

Sertifikasi yang akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti

pelatihan dan memenuhi ketentuan yang berlaku, seperti mengikuti pelatihan

16
sekurang kurangnya selama 90% dari alokasi waktu pelatihan, dinyatakan

berhasil sesuai evaluasi belajar.

G. KURIKULUM PELATIHAN

PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN


PASTRY DAN BAKERY
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dalam sumber daya alamnya.
Tidak hanya itu, Indonesia juga mampu memiliki keanekaragaman flora, fauna,
kultur, penduduk, dan letak geografis yang dapat dikatakan modal dasar yang
kuat untuk pengembangan di berbagai sektor kehidupan. Seperti yang kita
ketahui, kehidupan saat ini bersaing negara asing (dengan dunia internasional)
dalam berbagai hal seperti ekonomi, bidang bidang keilmuan, dan sebagainya.
Dalam era saat ini, diperlukan standar pendidikan berbasis kompetensi
untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi yang saat ini berkembang pesat.
Akan tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia belum memikirkan hal tersebut.
Maka dari itu perlu adanya pelatihan pembuatan pastry bakery untuk mencetak
tenaga tenaga siap kerja dan siap untuk membuka usaha sendiri. Sumber daya
manusia sangat dibutuhkan dan diharapkan untuk penempatan pengoperasiannya.
Hal tersebut perlu adanya pembinaan, pengarahan agar masyarakat dapat
mendapatkan mutu pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu pelatihan pembuatan pastry dan bakery sangat penting bagi
sarana penunjang dunia kuliner saat ini. Dengan demikian stabilitas pembangunan
nasional mulai terwujud dan menyongsong Indonesia baru.

B. Filosofi pelatihan
Peserta pelatihan pembuatan pastry dan bakery ini diselenggarakan dengan
memperhatikan:
1) Prinsip andragogi, yaitu selama pelatihan peserta berhak untuk:
● Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai pelatihan
pembuatan pastry bakery

17
● Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan.
● Tidak dipermalukan dilecehkan ataupun diabaikan.
2) Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:
● Mendapatkan modul bahan ajar tentang pembuatan pastry dan bakery.
● Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan feedback, dan menguasai materi pembuatan
pastry dan bakery.
● Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki
● Melakukan refleksi dan memberikan feedback terbuka.
● Melakukan evaluasi dan dievaluasi.
3) Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
● Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam
memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam mengelola kesehatan
kerja.
● Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mendapatkan
kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan.

II. Kompetensi
Peserta pelatihan mempunyai kompetensi dalam:
● Membuat kue kontinental.
● Membuat aneka sweet bread, croissant, Danish pastry, dan roti tawar.
● Menata, menyajikan, dan mengemas suatu produk.

III. Tujuan pelatihan


Tujuan umum:
Setelah pelatihan selesai, peserta mampu mengelola pembuatan pastry dan bakery di
lingkungan kerja industri maupun pribadi secara tepat sesuai standar.
Tujuan khusus:
Setelah pelatihan selesai, peserta mampu untuk:
● Dapat membuat kue kontinental, aneka bakery, menata, menyajikan, dan
mengemas suatu produk.
● Menyelenggarakan program pembuatan pastry dan bakery di lingkungan
kerjanya.

18
● Memonitor kesesuaian teknik, langkah langkah pembuatan pastry bakery di
lingkungan kerja.
● Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembuatan pastry dan bakery di lingkungan
kerjanya.
IV. Peserta (Jumlah & Kriteria Peserta)
a. Jumlah Peserta terdiri dari 50 orang
b. Kriteria Peserta yaitu Laki-Laki atau Perempuan berusia minimal 18-30 tahun
minimal lulusan SMA Sederajat dan minat terhadap pastry dan bakery
V. Struktur Program

WAKTU
NO. MATERI
T P PL JLH

A Materi Dasar:

1. Pengetahuan dan Penggunaan Alat


30% 30% 40% 100%
2. Pengetahuan dan Kegunaan Bahan

3. Menentukan Resep Standar

B Materi Inti:

1. Teknik Membuat Puff Pastry

2. Teknik Membuat Butter Cake, Sponge 30% 30% 40% 100%


Cake, Dan Chiffon Cake.

3. Teknik Membuat Sweet Bread,


Croissant, Danish, Dan Roti Tawar
C Materi Penunjang:

1. Menata dan menyajikan sebuah produk 30% 30% 40% 100%

2. Mengemas Produk

19
VI. Diagram Alir Proses Pembelajaran

PEMBUKAAN

PERKENALAN DAN HARAPAN


(Building learning commitment)

WAWASAN KETERAMPILAN
Kebijakan Relevan dengan
Peraturan materi
METODE METODE
Trainee- Trainee-
centered centered

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RENCANA TINDAK LANJUT

EVALUASI

PENUTUPAN

VII. Silabus Pelatihan

20
Mata Ajar : Pastry Bakery

Topik Kompetensi Capaian indikator Materi Metode A Waktu


l
a
t

Teknik Membuat - Dapat mengetahui - Teknik dasar Demonstrasi, M 40’


membuat kue cara membuat puff membuat puff ceramah, o
puff pastry kontinental pastry dengan baik pastry tanya jawab, d
(puff pastry) dan benar - Identifikasi praktek u
- Mengidentifikasi alat dan bahan l
dan yang
mengklasifikasikan digunakan
alat dan bahan yang - Teknik
digunakan penyimpanan
- Dapat mengetahui puff pasty
cara menyimpan
adonan dan hasil
jadi puff pasty

Teknik Membuat - Mengetahui teknik - Teknik dasar Demonstrasi, M 40’


membuat kue dasar pengolahan pengolahan ceramah, o
butter cake, continental butter cake, sponge butter cake, tanya jawab, d
sponge dari basic cake, dan chiffon sponge cake, praktek u
cake, dan adonan cake dan chiffon l
chiffon butter cake, - Mengidentifikasi cake
cake. sponge dan - Identifikasi
cake, dan mengklasifikasikan alat dan bahan
chiffon alat dan bahan yang yang
cake. digunakan digunakan
- Mengetahui cara - Teknik
penyimpanan hasil penyimpanan
jadi butter cake, butter cake,
sponge cake, dan sponge cake,
chiffon cake dan chiffon

21
cake

Teknik Membuat - Mengetahui dasar - Teknik dasar Demonstrasi, M 40’


membuat aneka Sweet teknik pengolahan pengolahan ceramah, o
Sweet Bread, sweet bread, sweet bread, tanya jawab, d
Bread, Croissant, croissant, Danish, croissant, praktek u
Croissant, Danish, dan dan roti tawar Danish, dan l
Danish, dan Roti Tawar - Mengidentifikasi roti tawar
Roti Tawar dan - Identifikasi
mengklasifikasikan alat dan bahan
alat dan bahan yang yang
digunakan digunakan
- Mengetahui cara - Teknik
penyimpanan penyimpanan
adonan dan hasil croissant dan
jadi croissant dan Danish
Danish - Teknik
- Mengetahui cara penyimpanan
penyimpanan hasil sweet bread
jadi sweet bread dan dan roti tawar
roti tawar

Teknik Menata, - Dapat mengetahui - Teknik Demonstrasi, M 40’


menata, menyajikan, cara menata, penataan, ceramah, o
menyajikan dan menyajikan, dan penyajian, dan tanya jawab, d
, dan mengemas mengemas produk pengemasan praktek u
mengemas suatu - Mengemas sesuai produk l
suatu produk dengan karakteristik
produk produk

VIII. Evaluasi
● Berikan kasus praktikum.

22
● Pengamatan terhadap kegiatan praktikum.
● Catat perilaku peserta selama simulasi.
● Hasil observasi dianalisis dan dipresentasikan

IX. Sertifikasi
Peserta yang telah mengikuti sekurang-kurangnya selama 90% dari alokasi waktu
pelatihan, serta dinyatakan berhasil menurut hasil evaluasi, dan mendapatkan 2 (dua)
angka kredit.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kurikulum adalah program pendidikan di atas lembaga penyelenggaraan pendidikan

yang didalamnya berisikan rancangan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik

dalam kurun waktu tertentu.

Adapun langkah-langkah penyusunan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi

adalah rumuskan kompetensi yang harus dicapai melalui training need assessment (TNA)

atau mempelajari job requirement atau tupoksi merumuskan tujuan pelatihan rujuk buku

akreditasi pelatihan di bidang yang sesuai dengan pelatihan dan dan membuat kerangka

format kurikulum.

B. SARAN

Berdasarkan makalah tersebut kami menyarankan :

23
1. Sebelum membuat kurikulum sebaiknya mengkaji kesenjangan antara standar

kinerja dengan tingkat kinerja yang dicapai atau dimiliki

2. Pengkajian yang benar akan mengarah pada pelatihan yang berorientasi kepada

kebutuhan sehingga kurikulum yang dibuat akan sesuai dengan yang diharapkan

oleh pembuat ataupun peserta didik.

24
DAFTAR PUSTAKA
EVALUASI

Pusdiklat aparatur. 2012. Kurikulum Pelatihan Pengendali Pelatihan. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Jakarta.

35 hal.

Badan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan. 2017. Kurikulum

Pelatihan Keluarga Sehat. kementerian Kesehatan RI badan PPSDM kesehatan SDM,

Jakarta. 31 hal.

Rafika Nuryati. 2016. Studi Multi Kasus di UPTPK Singosari Malang dan PPPPTK BOE

Malang.

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=en&user=m8UQNOoAAAAJ&citation_for_view=m8U

QNOoAAAAJ:u5HHmVD_uO8C

Badan Pengembangan SDM kelautan dan Perikanan. 2012. Penyusunan Kurikulum Pelatihan

Teknis Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

55 hal.

Neni Rohaeni dan Yohyo. 2011. Model Desain Kurikulum Pelatihan Profesi Guru

Vokasional Berbasis Teknological Kurikulum.

http://jurnal.upi.edu/4010/view/796/model-desain-kurikulum-pelatihan-profesi-guru-

vokasional-berbasis-technological-curriculum.html

Puslat kesehatan Depkes RI. 2003. Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan

Berorientasi Pembelajaran. Departemen Kesehatan RI,. Jakarta 119 hal.

Sekretaris jenderal DPR RI. 2013. Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan

Pelatihan. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta. 8 hal.

25

Anda mungkin juga menyukai