Anda di halaman 1dari 1

PROSEDUR PELAKSANAAN SIX-MINUTE WALK TEST PADA REHABILITASI

JANTUNG

oleh: dr. Henry Panjaitan

PENDAHULUAN

Uji latih merupakan salah satu komponen kunci untuk menilai performa pasien saat permulaan
dan setelah menjalani perawatan pada program rehabilitasi jantung1. Dalam perkembangannya
ada banyak peralatan yang tersedia untuk menilai secara objektif kapasitas latihan seseorang.
Beberapa test menyediakan pengukuran yang sangat lengkap dari semua sistem yang terlibat
dalam latihan ( high tech), sedangkan yang lainnya ada yang secara sederhana (low tech) dan
mudah untuk dilakukan2. Secara umum peralatan yang digunakan pada uji latih jantung adalah
treadmill maupun sepeda ergometer yang memakai tingkatan dalam prosedur pelaksanaannya.
Uji latih yang maksimal ini secara luas dapat menentukan diagnosis, prognosis dan kebutuhan
latihan secara tepat pada
p ada penderita penyakit kardiovaskular. Namun uji latih seperti ini
membutuhkan fasilitas yang khusus, peralatan dan tenaga yang terkait erat dengan jumlah dana
yang relatif besar yang sering tidak
t idak dapat dipenuhi oleh institusi dengan fasilitas dan dana
terbatas1. Test latihan yang sangat popular digunakan sesuai urutan kompleksitasnya adalah sta ir 
climbing, Six minute walk test (6WMT), shuttle walk test, exrecise induced a sthma, cardiac
stress test (Bruce protokol), cardio-pulmonary exercise test1-5.

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengenai uji latih sederhana/submaksimal berupa
Six Minute Walk Test (6MWT) dalam mengukur kapasitas fungsional pender ita kelainan
 jantung, baik protokol pelaksanaan secara menyeluruh dan manfaaat klinisnya.
SEJARAH SINGKAT 6MWT
Pengukuran kapasitas fungsional seseorang secara tradisional dilakukan dengan cara
menanyakan : Berapa anak tangga yang sanggup anda naiki atau berapa blok anda dapat
 berjalan? Akan tetapi pasien akan sering memberikan jawaban yang ternyata tidak sesuai dengan
kapasitas latihan mereka yang sesungguhnya (underestimated atau overestimated).1,2
Pengukuran secara objektif
objekt if biasanya akan lebih baik dari
dar i pelaporan pasien sendiri.
Pada tahun 1960an, Balke membuat suatu test sederhana untuk menilai kapasitas latihan
seseorang dengan mengukur jarak tempuh berjalan dalam rentang waktu tertentu. Rentang
waktunya selama 12 menit untuk mengukur jarak tempuh berjalan pada individu sehat. Test ini
kemudian diadopsi untuk melihat kelainan pada penderita dengan kelainan paru yaitu bronkitis
kronis. Waktu duabelas menit ini ternyata dirasakan terlalu lama dan melelahkan pada pe nderita
 penyakit pernafasan, sehingga digantikan dengan test berjalan selama 6 menit dengan efektifitas
 pengukurannya sama seperti test sebelumnya. 6MWT ini dipandang mudah dilakukan, dapat
ditoleransi lebih baik, dan mencerminkan aktifitas
akt ifitas harian dibandingkan test berjalan yang lain.6
6WMT merupakan test sederhana yang praktis yang memerlukan jalur sepanjang 100 kaki (30
meter) tidak memerlukan peralatan latihan yang rumit maupun tenaga pegawas yang sarat
 pengalaman dan latihan khusus. Test ini pada prinsipnya mengukur jarak yang dapat ditempuh
 pasien dengan berjalan pada jalur datar dan permukaan keras dalam waktu 6 menit. Test ini
secara keseluruhan mengevaluasi respon semua sist em organ yang terlibat selama latihan

Anda mungkin juga menyukai