Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ACARA AGAMA HINDU

Yadnya menurut bhagawadgita bab 4 sloka 28,


Pengertian yadnya dalam kitab wrhaspati tattwa

Oleh

Ni Luh Gede Mirah Juliastini


2013071018

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA


DENPASAR
2021
 Yadnya menurut bhagawadgita bab 4 sloka 28
4:28
Dravya-yajnas tapo – yajna yoga – yajnas tathapare
Svadhyaya-jnana-yajnas ca yatayah samsita-vratah

“ sebagai seorang menyembah dengan cara menghaturkan harta;


Sebagai dengan bertapa ; sebagai dengan melakoni yoga ; sebagai
Dengan mengikuti berbagai laku spiritual secara ketat ; dan sebagaian
Lagi dengan mempersembahkan pengetahuan yang diperoleh lewat
Pendapam kitab – kitab suci pada api suci kebijaksanaan sejati.”

 Pengertian yadnya dalam kitab wrhaspati tattwa


Wrhaspati Tattwa berasal dari kata “whraspati” dak “Tattwa”, menurut beberapa
sumber mengenai pengertian Wrhaspati adalah :

1. “Wrhaspati “ berarti nama hari yaitu hari yang ke lima dari Pancawara ( Radite,
Soma, Anggara, Buda, Wrhaspati, Sukra, Saniscara),”Dinas Pengajaran Propinsi
Dati I Bali, tt :36-76”
2. Nama seorang Bhagawan di Sorga, Hal ini terdapat dalam Wrhaspati Tattwa Seloka
1 yang berbunyi sebagai berikut :

Irikang kala bana sira wiku ring swarga Bhagawad Whraspati ngaran ira sira ta
maso mapuja di Bhatara.

Arti :

Pada saat itu ada seorang petapa di sorga bernama Whraspati, Ia dating dan memuja
Hyang Iswara.

Selanjutnya adalah arti kata Tattwa adalah sebagai berikut :

1. Di dalam buku bersumber Tattwa Darsana menyebutkan bahwa tattwa itu berarti
“Kebenaran itu sendiri” (I Gede Sura, tt : 24).
2. Tat – twa (itulah)intisari,kebenaran alam, kebenaran realitas

Berdasarkan beberapa pengertian tattwa di atas dapat di simpulkan bahwa tattwa itu
adalah kebenaran mutlak tentang ke-Tuhanan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tattwa
adalah salah satu sumber ajaran agama Hindu,oleh karena itu tak terlepas dari Weda.

Jadi dengan telah didapatnya masing – masing dari uraian Wrhaspati dan Tattwa
dapatlah disimpulkan bahwa Wrhaspati Tattwa berarti ajaran kebenaran / hakekat
kebenaran Dharma dari Bhagawan Wraspati. Ajarannya ini diterjemahkan dalam 74
seloka berbahasa Sansekerta yang di terjemahkan ke dalam bahasa Jawa
Kuno.Wrhaspati Tattwa mwrupakan naskah jawa kuno yang bersifat realistis.Di
dalam menyajikan ajarannya dirangkum dalam suatu mitologi yang tujuannya untuk
dipermudah ajaran itu dimengerti. Mengingat ajaran filsfat / Tattwa yang tinggi
seperti ini memang sulit untuk dimengerti.
Wrhaspati Tattwa sebagai ajaran untuk Umat Hindu di Bali memuat ajaran Yoga
yang disebut dengan Sadanggayoga. Tahapan – tahapan dari Sadanggayoga yang
tradisi dari Prathyahara, Dhyana, Pranayama, Dharana, Tarka, dan Samadi, Yoga ini
di ambil dari ajaran Yoga di India, yang disebut Astangga Yoga. Sedangkan tahapan
awal dari Astangga Yoga yaitu Yama dan Nyamasesungguhnya juga terdapat di
dalam Wrhaspati Tattwa yang di sebut dengan Dasa Sila. Yama dan Nyama atau
Dasa Sila dalam Wraspati Tattwa tidak disebutkan kedalam tingkatan Yoga. Hal ini
dilatarbelakangi oleh konsep berpikir Umat Hindu di Bali bahwa Dasa sila yang
merupakan pengendalian diri terhadap pertama(Panca Yama Bratha) dan
pengendalian diri terhadap kedua (Panca Nyama Bratha) tidak mesti dilaksanakan
oleh orang yang melaksanakan Yoga, tetapi oleh setiap penganut agama Hindu.
Itulah sebabnya Wrhaspati Tattwa dimuliakan diBali.

Dalam Wrhaspati Tattwa Tuhan disebut Parama Siwa atau Iswara. Beliau Esa
(Tunggal) adanya. Beliau Sadhu Sakti atau memiliki delapan sifat kemahakuasaan
beliau yang disebut Astaiswarya. Sifat kemahakuasaan Beliau ini dilambangkan
dengan bunga teratai yang berdaun delapan yang disebut dengan Padmasana.
Padmasana dianggap sebagai tempat pemujaan Hyang Widhi (Brahman ,Parama
Siwa atau Iswara) yang ada pada setiap Pura di Bali. Bunga Teratai yang berdaun
delapan melambangkan delapan penjuru mata angina yang masing – masing kiblat
ini di kuasai oleh Dewa. Diantara para Dewa itu ada disebut dengan Dewa Nawa
Sanga. Kata Dewa Nawa Sanga ini berasal dari kata Dewata yang berarti dewa –
dewa, Sanga berarti sembilan dan berarti Tinggi.

Pulau Bali bagaikan bunga teratai yang kedelapan penjuru mata angin dan satu di
tengah – tengah yang merupakan pusatnya berdiri pura yang merupakan pura
Kahyangan Jagat. Pura Khayangan Jagat ini berdiri dari delapan pura yang masing –
masing ditepati oleh Dewa yang merupakan perwujudan dari Ida Sang Hyang Widhi
Wasa.

Anda mungkin juga menyukai