Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN UJIAN PRAKTEK BIOLOGI

MEMBUAT MODEL DNA

Penyusun:
Anissa Nimas Syaharani XII MIPA 5 (06)

Pengajar:
Dra. Dyah Istami S, M.KPd

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA MALANG


Jl. Raya Tlogomas No. 21 Malang Telp. (0341) 551752
Website : man1kotamalang.sch.id | email : manmlg1@yahoo.co.id
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika
unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam
ribonukleat (RNA) (Eviana, 2013). Asam nukleat dan protein merupakan senyawa
polimer utama yang terdapat pada sel. Asam nukleat berfungsi menyimpan dan
menstranmisikan informasi genetik dalam sel.
Pada hampir semua organisme, Deoxyribonucleid acid (DNA) adalah materi
genetiknya, kecuali pada beberapa bakteriophage, virus dan beberapa tanaman yang
materi genetiknya berupa Ribonucleid acid (RNA). DNA memiliki bentuk helix ganda dari
dua rantai antiparalel yang mempunyai sekuen nukleotida yang berkomplementer.
Lokasi basa saling berhadapan pada kedua rantai, adenin hanya berpasangan dengan
timin, guanin hanya dengan sitosin. Sedangkan bentuk alami RNA adalah serat tunggal
yang memiliki sekuen basa yang komplementer dengan DNA, namun basa timin pada
DNA diganti menjadi urasil pada RNA (Fujaya, 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum Model DNA untuk mengetahui
struktur DNA dan menentukan jenis asam amino yang dibentuk berdasarkan kode-kode
dari basa nitrogen.

B. Rumusan Masalah
1. Komponen apa saja yang menyusun rantai DNA?
2. Bagaimana proses replikasi DNA?
3. Apa perbedaan ketiga proses replikasi DNA?

C. Tujuan
Ada pun tujuan dan kegunaan dari praktikum Model DNA adalah untuk mengetahui dan
memahami materi penyusun struktur DNA dan menentukan jenis asam amino yang
dibentuk berdasarkan kode-kode dari basa nitrogen.
II. ISI

A. Dasar Teori
DNA (Deoxyribonucleic acid) ditemukan pertama kali oleh Friedrich Miescher pada
tahun 1869 saat menyelidiki susunan kimiawi nukleus. DNA merupakan penyusun gen
pad kromosom di dalam inti sel. Namun, DNA dapat ditemukan pula di dalam
mitokondria, kloroplas, dan plastida. Pada organisme tertentu seperti katak, Amoeba,
Paramecium, dan tumbuhan paku-pakuan, di dalam sitoplasmanya mengandung DNA.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mengemukakan model struktur
molekul tiga dimensi DNA yang berbentuk untaian panjang heliks ganda (double helix)
berpilin ke arah kanan. DNA merupakan suatu polimer yang terdiri atas nukleotida-
nukleotida dengan jumlah ratusan hingga ribuan. Setiap nukleotida terdiri atas 3
komponen sebagai berikut.
- Gula pentosa deoksi ribosa (ribosa yang kehilangan satu atom oksigennya).
- Gugus fosfat (PO4-)
- Basa nitrogen, terdiri atas dua jenis yaitu sebagai berikut.
a. Purin, ada dua macam : guanin (G) dan adenin (A)
b. Pirimidin, ada dua macam : timin (T) dan sitosin (S atau C =cytosine).
Satu nukleotida terdiri atas 1 gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1 basa nitrogen.
Nukleotida yang tidak memiliki gugus fosfat di sebut nukleosida atau
deoksiribonukleosida. Nukleosida merupakan prekursor dalam sintesis DNA. Struktur
heliks ganda DNA dapat diilustrasikan sebagai “tangga tali terpilin“. Fosfat dari suatu
nukleotida akan membentuk ikatan fosfodiester dengan gula dari nukleotida
berikutnya. Ikatan gula dengan fosfat tersebut diilustrasikan sebagai “tulang belakang”
(back bone) gula fosfat atau “ibu tangga“. Sementara itu, basa nitrogen purin pada
suatu nukleotida akan membentuk ikatan hidrogen sebagai pasangan tetap dengan
pirimidin dari nukleotida lainnya. Ikatan basa nitrogen purin-pirimidin diilustrasikan
sebagai “anak tangga“. Pasangan tetap basa nitrogen purin-pirimidin, yaitu sebagai
berikut :
● guanin (G) – sitosin (C atau S)
● Adenin (A) – timin (T)
Adenin (A) dengan timin (T) membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan
guanin (G) dengan sitosin (C) membentu tiga ikatan hidrogen (GΞC)
Pada tahun 1947, Erwin Chargaff mengemukakan bahwa komposisi basa nitrogen
DNA pada sejumlah organisme memiliki rasio yang berbeda-beda. Namun, terdapat
suatu keteraturan, yaitu jumlah timin sama atau hampir sama dengan jumlah adenin.
Jumlah sitosin sama atau hampir sama dengan jumlah guanin. Contohnya DNA manusia
mengandung adenin =30,9%, timin = 29,4% guanin = 19,9%, dan sitosin 19,8 %. DNA
Mycobacterium tuberculosis mengandung adenin = 16%, sitosin = 34%, guanin = 36%,
dan timin = 14 %.
Replikai DNA adalah proses penggandaan DNA untuk memperbanyak diri yang terjadi
pada fase sintesis saat interfase. menjelang sel akan membelah. Tujuannya agar sel
anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induknya.
Kesalahan dalam replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel-sel
anakan.
Para ahli mengemukakan tiga model mekanisme replikasi DNA, yaitu sebagai berikut:
1. Model konservatif
Kedua untai polinukleotida induk atau yang lama tidak berubah dan berfungsi
sebagai cetakan. Jadi, heliks ganda DNA baru tidak mengandung polinukleotida
lama
2. Model semikonservatif
Kedua untai polinukleotida berpisah, kemudian masing-masing untai
nukleotida membuat untai polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi,
diperoleh dua heliks ganda DNA yang masing-masing mengandung satu untaian
polinukleotida lama dan satu untai polinukleotida baru.
3. Model dispersif
Beberapa bagian kedua untai polinukleotida lama secara tersebar berfungsi
sebagai cetakan, kemudian masing-masing bagian tersebut membuat bagian-
bagian polinukleotida baru sebagai pelengkapnya. Jadi, diperoleh dua heliks ganda
DNA yang masing-masing mengandung molekul DNA lama dan DNA baru secara
berselang-seling pada kedua untai polinukleotida.
Dari ketiga model replikasi DNA tersebut, model semikonservatiflah yang lebih
diyakini kebenarannya. Hal ini telah dibuktikan oleh Matthew Meselson dan Franklin
Stahl dengan percobaan pembiakan bakteri Escherichia coli hingga beberapa generasi
dalam medium yang mengandung isotop nitrogen berat 15N, kemudian
memindahkannya ke dalam medium isotop nitrogen ringan 14N. Dari hasil ekstraksi
DNA bakteri yang disentrifugasi selama 20 menit, diperoleh DNA hibrid (15N-14N). Hal
ini mematahkan teori konservatif. Selanjutnya, sampel DNA disentrifugasi lagi untuk
kedua kalinya, ternyata menghasilkan DNA ringan dan DNA hibrid. Hal ini mematahkan
teori dispersif dan mendukung teori semikonservatif.

B. Alat dan Bahan


1. Kertas berwarna (enam warna yang berbeda)
2. Spidol
3. Gunting
4. Lidi
5. Lem kertas

C. Langkah Kerja
1) Potong-potonglah kertas yang telah disediakan dengan ukuran 2cm x 2cm.
2) Tentukanlah warna kertas untuk masing-masing basa nitrogen, misalnya:
Adenin (A) : biru
Timin (T) : merah
Guanin (G) : hijau
Sitosin (C) : kuning
3) Tentukan pula warna kertas untuk gula dan fosfat, misalnya:
Gula : putih
Fosfat : hitam
4) Hubungkan antara molekul yang satu dengan yang lain, gunakanlah lidi dan lem.
5) Susunlah struktur rantai DNA seperti pada gambar di bawah ini!

6) Pada model yang kalian buat. Susunlah basa nitrogen sebelah kanan dengan urutan
ke bawah seperti berikut ini! Dan buatlah pasangan basa Nitrogen pelengkapnya!
A–A–T–G–C–A–C–G–T

D. Proses Kerja
1
Potong-potonglah kertas yang telah disediakan
dengan ukuran 2cm x 2cm.

2 Tentukanlah warna kertas untuk masing-masing


basa nitrogen, misalnya:
Adenin (A) : biru
Timin (T) : merah
Guanin (G) : hijau
Sitosin (C) : kuning

3 Tentukan pula warna kertas untuk gula dan fosfat,


misalnya:
Gula : putih
Fosfat : hitam
4 Hubungkan antara molekul yang satu dengan yang
lain, gunakanlah lidi dan lem.

5 Susunlah struktur rantai DNA seperti pada gambar


di bawah ini!

6 Pada model yang kalian buat. Susunlah basa


nitrogen sebelah kanan dengan urutan ke bawah
seperti berikut ini! Dan buatlah pasangan basa
Nitrogen pelengkapnya!
A–A–T–G–C–A–C–G–T

E. Hasil Percobaan

F. Pembahasan
1. Komponen penyusun rantai DNA
- Deoksiribosa
2-deoksiribosa atau gula deoksi adalah monosakarida dengan rumus molekul
H-(C=O)-(CH2)- (CHOH)3-H. Gula ini memiliki lima karbon dan merupakan gula
ribosa yang kehilangan satu atom oksigen. Deoksiribosa mengikat gugus fosfat
dan basa nitrogen (sitosin, timin, adenin, atau guanin).
- Gugus Fosfat
Fosfat adalah unsur non-organik dengan rumus molekul PO43-. Unsur ini
berperan sebagai agen buffer.
- Sitosin
Sitosin (cytosine) adalah salah satu dari empat basa nitrogen. Dalam gen,
sitosin dilambangkan huruf C. Di DNA, sitosin berikatan dengan guanin dan
membentuk tiga ikatan hidrogen (pada gambar berupa garis titik-titik).
- Timin
Timin (thymine) adalah salah satu dari empat basa nitrogen. Timin juga
disebut 5-metilurasil. Dalam RNA, timin digantikan oleh urasil. Pada DNA, timin
berikatan dengan adenin membentuk dua ikatan hidrogen. Dalam gen, timin
dilambangkan dengan huruf T.
- Adenin
Adenin (adenine) adalah salah satu dari empat basa nitrogen. Selain sebagai
salah satu komponen penyusun DNA, adenin juga merupakan bagian dari ATP
(adenosin trifosfat) yang kaya akan energi. Dalam gen, adenin dilambangkan
dengan huruf A.
- Guanin
Guanin (guanine) adalah salah satu dari empat basa nitrogen. Pada DNA,
guanin berikatan dengan sitosin dan membetuk tiga ikatan hidrogen. Dalam gen,
guanin dilambangkan dengan huruf G.

2. Macam-macam model replikasi DNA sesuai rangkaian


a) Replikasi model konservatif

AAT G CA CG T
TT AC G T GC A

AAT G CA CG T AAT G CA CG T
TT AC G T GC A TT AC G T GC A

Pita biru = DNA Induk


Pita merah = DNA baru
b) Replikasi model semikonservatif

AAT G CA CG T
TT AC G T GC A

AAT G CA CG T AAT G CA CG T
TT AC G T GC A TT AC G T GC A

Pita biru = DNA Induk


Pita merah = DNA baru

c) Replikasi model dispersif

AAT G CA CG T
TT AC G T GC A

AAT G CA CG T AAT G CA CG T
TT AC G T GC A TT AC G T GC A

Pita biru = DNA Induk


Pita merah = DNA baru

3. Perbedaan tiga proses replikasi DNA


Konservatif Semi-konservatif Dispersif
pita double heliks DNA pita double heliks DNA kedua pita double heliks
induk tetap tidak induk akan terpisah, induk akan terputus
berubah, kemudian kemudian mencetak pita membentuk segmen-
digunakan untuk DNA yang baru dengan segmen pita DNA yang
mencetak dua pita cara melengkapi pada baru, kemudian segmen
double heliks DNA yang masing-masing pita DNA pita DNA induk akan
baru, sehingga induk yang telah terpisah disambung dengan
menghasilkan 2 rantai tersebut, sehingga segmen pita DNA baru,
DNA dimana 1 DNA menghasilkan 2 rantai sehingga menghasilkan 2
terdiri atas 2 untai DNA DNA dimana masing- rantai DNA dimana
induk sedangkan 1 DNA masing DNA terdiri atas 1 masing-masing terdiri
lainnya terdiri atas 2 untai induk dan 1 untai atas untai DNA yang
untai DNA baru. baru berselang-seling segmen
DNA induk dan baru.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
DNA merupakan suatu asam nukleat yang menyusun gen di dalam inti sel. Di
dalamnya, tersimpan segala informasi biologis dari setiap makhluk hidup dan beberapa
virus. Tidak hanya di dalam inti sel, DNA juga terdapat di dalam mitokondria, kloroplas,
sentriol, plastid, hingga sitoplasma.
DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang
saling berpilin membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu
polimer dari ratusan hingga ribuan nukleotida DNA merupakan suatu polimer yang
terdiri atas nukleotida-nukleotida dengan jumlah ratusan hingga ribuan. Satu nukleotida
terdiri atas 1 gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1 basa nitrogen (A, T, C, dan G).
Replikai DNA adalah proses penggandaan DNA untuk memperbanyak diri yang
terjadi pada fase sintesis saat interfase. menjelang sel akan membelah. Tujuannya agar
sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA sel induknya.
Kesalahan dalam replikasi DNA dapat mengakibatkan perubahan pada sifat sel-sel
anakan. Replikasi DNA terbagi atas tiga macam, yaitu replikasi konservatif, semi
konservatif, dan dispersif.
DAFTAR PUSTAKA
● Irnaningtyas. 2018. Biologi kelas XII SMA/MA. Erlangga
● https://www.gurupendidikan.co.id/dna/
● https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/pengertian-materi-genetik-dna-dan-
rna/
● https://youtu.be/ihGgFrAIU_U

Anda mungkin juga menyukai