Anda di halaman 1dari 43

CM-04 = Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek

(Scope Management Project)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi


Kode : INA.56303.13.09.11.07– Judul : Sistem Manajemen Ruang
Lingkup Proyek (Scope Management Project)

PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan


Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan
111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN
terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului
dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK
(Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur
kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam
jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) i


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, November 2007


Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE


NIP. 110 016 435

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ii


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen
Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan
salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat
kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta
karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul
kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,
yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja
yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung
(Construction Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii
MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ I-1


1.1. Umum .................................................................................... I-1
1.2. Ringkasan Modul ..................................................................... I-3
1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ............................................... I-6
1.4. Panduan Penilaian .................................................................. I-6
1.4.1. Kualifikasi penilaian ...................................................... I-6
1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
mendemonstrasikan kompetensi.................................... I-7
1.4.3. Konteks penilaian.......................................................... I-7
1.4.4. Aspek penting penilaian ................................................ I-8
1.5. Sumber Daya Pembelajaran .................................................... I-8

BAB II : PERENCANAAN DAN DEFINISI RUANG LINGKUP PROYEK ..... II-1


2.1. Umum ..................................................................................... II-1
2.2. Deliverables Proyek Dan Persyaratan Pekerjaan ......................... II-2
2.3. Identifikasi Deliverable Utama Dan Komponen Untuk
Menciptakan Work Breakdown Structure (WBS) Secara Hirarqi
Dan Klasifikasi. ......................................................................... II-2
2.4. Work Breakdown Structure (WBS) Dari Tingkat Deliverable
Utama (level 2) ............................................................................... II-2
2.5. Cara Mengurai Pekerjaan Didalam WBS ....................................... II-3
2.6. Menetapkan Level WBS (Work Breakdown Structure/Struktur
Uraian Pekerjaan) ........................................................................... II-3
2.7. Sistem Penomeran WBS (Work Breakdown Structure) ................... II-3
2.8. Sistem Kalendering WBS (Work Breakdown Structure) .................. II-4
2.9. Paket Pekerjaan (Work Package) ................................................... II-4
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iv
MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB III: RUANG LINGKUP PROYEK ....................................................... III-1


3.1. Umum ..................................................................................... III-1
3.2. Rencana Manajemen Ruang Lingkup Yang Tertuang Ke Dalam
WBS Mendapatkan Persetujuan Formal Dari Stakeholder ............ III-1
3.3. Rencana Manajemen Ruang Lingkup Yang Tertuang Ke Dalam
WBS........................................................................................ III-3
3.4. Mengukur Kinerja Hasil Pelaksanaan Ruang Lingkup (Deliverbles)
Serta Evaluasi Efektifitas Dan Potensi Kemungkinan Adanya
Perubahaan Dan Manfaat ............................................................... III-3
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: PENGENDALIAN RUANG LINGKUP PROYEK ........................... IV-1


4.1. Umum ............................................................................................. IV-1
4.2. Persetujuan Deliverables Komponen............................................... IV-1
4.3. Analisis Model Sebab Akibat ........................................................... IV-1
4.4. Rekomendasi Laporan Adanya Variasi & Trend .............................. IV-2
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) v


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Contoh Work Breakdown Structure (WBS) Program Proyek ............ II-5
Gambar 2.2 Contoh Work Breakdown Structure (WBS) Proyek Gedung Kantor
40 Lantai .......................................................................................... II-6
Gambar 3.1 Hubungan antara Stakeholder dan Proyek ................................. III-2
Gambar 3.2 Mengurai WBS Dengan Alternataif Rolling Wave Planning .............. III-3
Gambar 3.3 Contoh Work Breakdown Structure (WBS) Proyek Gedung Kantor
40 Lantai Sebagai Lingkup Proyek................................................... III-4
Gambar 3.4 OBS, WBS, BOQ, RBS, BOM .......................................................... III-5

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM

 Tujuan Umum Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan
proyek konstruksi bangunan gedung.

 Tujuan Khusus Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja / SMK3
(Safety & Health Management).
2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management)
3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan (Financing Management)
4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management)
5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu (Time Management)
6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management)
7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)
8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human
Resources Management)
9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi (Communication
Management)
10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement Management)
11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)
12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim (Claim Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management)


mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Ruang
Lingkup (Scope Management)”.

 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta Menerapkan Sistem Manajemen Ruang
Lingkup (Scope Management).

 Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan definisi ruang lingkup
proyek.
2. Menerapkan ruang lingkup proyek.
3. Mengendaliakan ruang lingkup proyek.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii
MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of


Trainer) atau sejenisnya.
 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja /
1 CMB – 01
SMK3 (Safety & Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental
2 CMB – 02
Management).
Sistem Manajemen Keuangan (Financing
3 CMB – 03
Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup
4 CMB – 04
(Scope Management).
5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu (Time Management).

6 CMB – 06 Sistem Manajemen Biaya (Cost Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu (Quality Management)


Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HR
8 CMB – 08
Management)
Sistem Manajemen Komunikasi (Communication
9 CMB – 09
Management)
Sistem Manajemen Pengadaan (Procurement
10 CMB – 10
Management)
11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)

12 CMB– 12 Sistem Manajemen Klaim (Claim Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii
MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

B.2 Uraian Modul


 Seri / Judul : CMB-04 / Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope
Management)
 Deskripsi Modul Sistem Manajemen Ruang Lingkup (Scope Management)
merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of
Buildings) dengan harapan dapat : Memberikan kontribusi dalam
perencanaan Keuangan proyek, memberikan kontribusi dalam proses
pengendalian Keuangan proyek, memberikan kontribusi dalam mencatat dan
administrasi keuangan proyek

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan  Mengikuti penjelasan TIU OHT


instruksional umum(TIU) dan dan TIK dengan tekun dan LCD
Tujuan instruksional khusus aktif
(TIK)  Mengikuti penjelasan
 Menjelaskan maksud dan maksud dan tujuan sistem
tujuan menerapkan sistem manajemen ruang lingkup.
manajemen ruang lingkup  Mengikuti penjelasan
 Menjelaskan pengertian pengertian sistem
sistem manajemen ruang manajemen ruang lingkup.
lingkup.  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 5 menit jelas.

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II,


Perencanaan dan definisi
ruang lingkup proyek
 Mengikuti penjelasan, OHT
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan LCD
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
 Deliverables Proyek Dan dan aktif.
Persyaratan Pekerjaan  Mengajukan pertanyaan
 Identifikasi Deliverable Utama apabila ada yang kurang
Dan Komponen Untuk jelas.
Menciptakan Work Breakdown
Structure (WBS) Secara
Hirarqi Dan Klasifikasi

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ix


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

 Work Breakdown Structure


(WBS) Dari Tingkat
Deliverable Utama (level 2)

Waktu : 60 menit

3. Ceramah / Demonstrasi : Bab


III, Ruang lingkup proyek

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai :  Mengikuti penjelasan, OHT
 Rencana manajemen ruang uraian atau bahasan LCD
lingkup yang tertuang ke instruktur dengan tekun
dalam WBS mendapatkan dan aktif.
persetujuan formal dari  Mengajukan pertanyaan
stakeholder apabila ada yang kurang
 Rencana manajemen ruang jelas.
lingkup yang tertuang ke
dalam WBS yang telah
mendapatkan persetujuan
secara formal
 Mengukur kinerja hasil
pelaksanaan ruang lingkup
(deliverbles serta evaluasi
efektifitas dan potensi
kemungkinan adanya
perubahaan

Waktu : 60 menit

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab


IV, Pengendalian ruang
lingkup proyek

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan LCD
 Persetujuan Deliverables instruktur dengan tekun
Komponen dan aktif.
 Analisis model sebab akibat  Mengajukan pertanyaan
 Rekomendasi laporan adanya apabila ada yang kurang
variasi & trend jelas.

Waktu : 60 menit

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) x


MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. UMUM
Modul CMB-04: Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope
Management ) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program
pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-


unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Deliverables/serahan hasil proyek
dan persyaratan pekerjaan yang dibutuhkan untuk menciptakan deliverable
terpenuhi, Deliverables/serahan utama dan komponen proyek hasil identifikasi
dikontribusikan kepada tim untuk menciptakan Work breakdown structure (WBS)
secara hirarqi dan klasifikasi, Work breakdown structure (WBS) dari tingkat
deliverables/serahan utama (level 2) di urai/didecomposisi hingga ke tingkat lebih
rendah (paket pekerjaan) dan hasilnya sebagai target ruang lingkup proyek (scope
baseline), Rencana manajemen ruang lingkup yang tertuang ke dalam WBS
mendapatkan persetujuan formal dari stakeholder, Rencana manajemen ruang
lingkup yang tertuang ke dalam WBS yang telah mendapatkan persetujuan secara
formal, dilaksakan sesuai dengan prosedur, dan dapat dilaksanakan dengan
alternatif cara rolling wave planning atau pekerjaan yang akan dikerjakan lebih dulu
dibuat secara rinci , Hasil pelaksanaan ruang lingkup (deliverbles) diukur kinerjanya
kemudian dievaluasi efektifitas dan potensi kemungkinan adanya perubahaan,
Komponen deliverables/serahan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
melanjutkan pelaksanaan komponen ruang lingkup ke tahap berikutnya, Hasil
analisis model sebab akibat dapat digunakan untuk mengetahui besaran variasi &
trend, Laporan adanya variasi & trend, dibuatkan rekomendasi untuk ditindak lanjuti
apakah diperlukan keputusan perubahan atau tindakan lain sesuai sasaran proyek.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja yang efektif diperlukan


kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings) sebagai berikut:

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-1
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :


NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek
1. INA.56303.13.09.01.07
/SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan Proyek (Project
2. INA.56303.13.09.02.07
Environmental Management)

Menerapkan Sistem Manajemen


3. INA.56303.13.09.03.07 Keuangan Proyek (Project Financing
Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :


NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Menerapkan Sistem Manajemen
4. INA.56303.13.09.04.07 Ruang Lingkup Proyek (Project
Scope Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Waktu
5. INA.56303.13.09.05.07
Proyek (Project Time Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Biaya
6. INA.56303.13.09.06.07
Proyek (Project Cost Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu
7. INA.56303.13.09.07.07
Proyek (Project Quality Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
8. INA.56303.13.09.08.07 Sumber Daya Manusia Proyek (Project
Human Resources Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
9. INA.56303.13.09.09.07 Komunikasi Proyek (Project
Communication Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
10. INA.56303.13.09.10.07 Pengadaan Proyek (Project
Procurement Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-2
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :


NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Menerapkan Sistem Manajemen Risiko
11. INA.56303.13.09.11.07
Proyek (Project Risk Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Klim
12. INA.56303.13.09.12.07
Proyek (project Claim Management)

1.2. RINGKASAN MODUL


Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:

a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :


Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan
pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk
kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai


berikut:

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-3
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.04.07


2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Ruang
Lingkup Proyek (Project Scope
Management)
3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan untuk mampu menerapkan Keahlian
dalam Manajemen Ruang Lingkup Proyek
(Project Scope Management).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Memberikan kontribusi dalam 1.1 Deliverables proyek dan
perencanaan dan definisi ruang persyaratan pekerjaan yang
lingkup proyek dibutuhkan untuk menciptakan
deliverable terpenuhi.
1.2 Deliverable utama dan komponen
proyek hasil identifikasi
dikontribusikan kepada tim untuk
menciptakan Work breakdown
structure (WBS) secara hirarqi dan
klasifikasi.
1.3 Work breakdown structure (WBS)
dari tingkat deliverable utama (level
2) di urai/didecomposisi hingga ke
tingkat lebih rendah (paket
pekerjaan) dan hasilnya sebagai
target ruang lingkup proyek (scope
baseline)
2. Menerapkan ruang lingkup 2.1 Rencana manajemen ruang lingkup
proyek yang tertuang ke dalam WBS
mendapatkan persetujuan formal
dari stakeholder.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-4
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


2.2 Rencana manajemen ruang lingkup
yang tertuang ke dalam WBS yang
telah mendapatkan persetujuan
secara formal, dilaksakan sesuai
dengan prosedur, dan dapat
dilaksanakan dengan alternatif cara
rolling wave planning.
2.3 Hasil pelaksanaan ruang lingkup
(deliverbles) diukur kinerjanya
kemudian dievaluasi efektifitas dan
potensi kemungkinan adanya
perubahaan.
3. Mengendaliakan ruang lingkup 3.1 Deliverables komponen
proyek mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan
pelaksanaan komponen ruang
lingkup ke tahap berikutnya.
3.2 Hasil analisis model sebab akibat
dapat digunakan untuk mengetahui
besaran variasi & trend.
3.3 Laporan adanya variasi & trend,
dibuatkan rekomendasi untuk
ditindak lanjuti apakah diperlukan
keputusan perubahan atau
tindakan lain sesuai sasaran
proyek.

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-5
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

1.3. BATASAN / RENTANG VARIABEL


Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi
2. Peraturan perundang undangan terkait ruang lingkup tersedia secara lengkap
3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan
4. Dokumen tertulis tentang metode kerja pelaksanaan konstruksi tersedia
secara lengkap

1.4. PANDUAN PENILAIAN


Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang


dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.
- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode
apa pengujian seharusnya dilakukan.
- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan
kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian


a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi
sebagai assesor (penilai) antara lain :
 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji
Kompetensi)
 Melaksankan penilaian dan
 Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit


yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri
perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :
 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang
ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-6
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang


diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat


dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut
termasuk :
 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan
dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan
industri / perusahaan yang ada sekarang
 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu
orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan
 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber


daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu
dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian
dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk
membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI


adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk


mendemonstrasikan kompetensi
terdiri dari :
1. Perjanjian kerja yang tertuang dalam dokumen kontrak beserta
lampirannya.
2. Metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Prosedur kerja pengelolaan ruang lingkup.

1.4.3. Konteks Penilaian


1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan
mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-7
MODUL CMB-04 BAB I
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pendahuluan
Management Project)

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang
menyangkut pengetahuan teori.
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK).

1.4.4. Aspek Penting Penilaian


1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami apa yang tersurat dan
tersirat didalam dokumen kontrak khususnya yang menyangkut ruang
lingkup.
2. Kecermatan dan ketelitian dalam memahami metode kerja pelaksanaan
konstruksi dalam manajemen ruang lingkup.

1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN


Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.
- Fasilitator.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :


- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang
tidak familiar dengan computer.
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta
pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi
bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan


pada Panduan Pembelajaran halaman viii.
- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat
TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.
- Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-8
MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

BAB II
PERENCANAAN DAN DEFINISI RUANG LINGKUP PROYEK

2.1. UMUM
Ruang Lingkup pada tahap awal proyek direncanakan dan didefinisikan kemudian
tahap berikutnya untuk dikelola dan dikendalikan sehingga lingkup/cakupan
proyek sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Setiap proyek memerlukan kehati hatian dalam menyeimbangkan penggunaan
peralatan, sumber data, metodologi, prosedur dan proses, dan lain faktor untuk
memastikan bahwa usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan scoping adalah
setaraf dengan ukuran proyek, kompleksitas, dan kepentingannya.

Project scope management plan/rencana lingkup manajemen proyek : adalah


suatu alat perencanaan yang menjelaskan bagaimana tim menggambarkan
scope/lingkup proyek, mengembangkan project scope statement/ pernyataan
lingkup proyek secara rinci dan bagaimana mengendalikan scope proyek.
Yang diawali dari analisis informasi yang terdapat pada project charter/ piagam
proyek, preliminary project scope statement/pernyataan lingkup proyek awal,
Project management plan/rencana manajemen proyek yang telah mendapatkan
persetujuan/versi terbaru. Historical information/ informasi secara historis yang
terdapat pada Organizational process assets/ proses yang dimiliki organisasi dan
yang terkait dengan Enterprise environmental factors/faktor lingkungan usaha
yang lebih luas.
Persiapan yang sangat kritis dalam merinci project scope statement terhadap
kesuksesan proyek dan membangun sepanjang hasil proyek, asumsi, dan batas
batasannya di dokumentasikan dari initiasi proyek didalam preliminary project
scope statement.
Sepanjang perencanaan, project scope digambarkan dan diuraikan dengan
ketegasan yang lebih besar sebab informasi tentang project lebih dikenal.
Kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi stakeholder dianalisis dan diubah menjadi
persyaratan.
Asumsi dan batasan batasan dibutuhkan dan dianalisis untuk melengkapinya.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 1


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

2.2. DELIVERABLES/HASIL SERAHAN PROYEK DAN PERSYARATAN


PEKERJAAN
Deliverables/Hasil Serahan
Proyek deliverables/hasil serahan adalah sesuatu yang unique, variable
product/bermacam jenis pruduk, result/hasil atau capability/kapabilitas dalam
melaksanakan jasa atau layanan. Yaitu pekerjaan yang telah selesai (jadi) secara
penuh atau secara parsial (tergantung persyaratan)
Deliverable/hasil serahan didefinisikan dengan menggunakan teknik dan cara :
a. Analisis produk,
b. Alternatif identifikasi,
c. Analisis stakeholder /Pemangku kepentingan,
d. Kebijakan pakar.
Persyaratan deliverables/hasil serahan tertuang pada dokumen kontrak,

2.3. IDENTIFIKASI DELIVERABLE/HASIL SERAHAN UTAMA DAN KOMPONEN


UNTUK MENCIPTAKAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) SECARA
HIRARQI DAN KLASIFIKASI
Meskipun setiap proyek adalah unik, suatu WBS dari proyek yang lalu bisa dan
sering digunakan sebagai tamplate untuk proyek baru, karena beberapa proyek
yang lalu akan menyerupai proyek yang lain sampai taraf tertentu.
Contoh hal-hal yang diperlukan untuk menyusun work breakdown structure pada
proyek konstruksi adalah :
• Dokumen tender (Gambar , Spesifikasi , persyaratan , Surat perjanjian
addenda).
• Informasi Informasi yang diperoleh dari survey lokasi proyek.
• Rencana metode pelaksanaan.
• Pengalaman & pengetahuan cost engineer , untuk proyek sejenis.

2.4. WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) DARI TINGKAT


DELIVERABLE/HASIL SERAHAN UTAMA (LEVEL 1)
WBS adalah suatu hirarki dari susunan komponen Proyek/total lingkup proyek
yang dipecah dengan mengelompokkan menjadi lebih kecil yang
menggambarkan suatu deliverable/hasil serahan proyek yang dilaksanakan oleh tim
proyek.
WBS menyajikan pekerjaan yang ditetapkan pada project scope statement yang
telah disetujui.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 2


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Beberapa komponen WBS membantu stakeholder didalam mengamati deliverable


proyek antara lain :
 Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam WBS adalah di luar lingkup proyek.
 Biasanya ditunjukkan dalam bentuk Chart/ bagan.
 Jenis pada tingkatan terendah dari WBS adalah dikenal sebagai paket
pekerjaan (work package). (lihat gambar 2.1 dan 2.2).

2.5. CARA MENGURAI PEKERJAAN DIDALAM WBS


Adalah merinci proyek deliverables ke dalam komponen lebih kecil, yang dapat
dikendalikan sampai ke pekerjaan dan deliverables ditetapkan ke tingkatan paket
pekerjaan.
Paket pekerjaan adalah tingkatan yang paling rendah dalam WBS, dan yang
pokok di mana biaya dan jadwal pekerjaan dapat diperkirakan secara realistis.
Step decomposisi :
1. Mengidentifikasi deliverables pokok dari proyek
2. Susun dan mengorganisir WBS
3. Merinci WBS mulai tingkatan paling atas ke dalam komponen tingkat yang
lebih rendah, dengan mengambil langkah jika ada keterbatasan biaya dan
waktu dapat dikembangkan sesuai tingkatan
4. Mengembangkan dan membuat kode identifikasi dan komponen WBS
5. Memverifikasi ketepatan dari pembagian elemen

2.6. MENETAPKAN LEVEL WBS (WORK BREAKDOWN STRUCTURE/STRUKTUR


URAIAN PEKERJAAN)
Didalam menetapkan tingkat/level WBS (Work Breakdown Structure) diperlukan
perhatian dari hal hal sebagai berikut :
a. Tingkat rincian.
b. Tingkat Risiko.
c. Tingkat Kendali.
d. Ketepatan meng estimate.
e. Nilai paket pekerjaan.
f. Paket pekerjaan dengan man hour.

2.7. SISTEM PENOMERAN WBS (WORK BREAKDOWN STRUCTURE)


Sistem penomeran pada WBS (Work Breakdown Structure) dapat memperhatikan
beberapa hal antara lain :
a. Dihubungkan dengan account proyek, account perusahan, account pelanggan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 3


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

b. Dihubungkan dengan penanggung jawab yang menyelesaikan pekerjaan.


c. Penggunaan dalam mengurutkan susunan proyek secara hirarki untuk
kepentingan pelaporan, tujuan perencanaan dan
d. Dapat disusun menurut abjad, dengan huruf atau angka atau gabungan hurup
dan angka.

2.8. SISTEM KALENDERING WBS (WORK BREAKDOWN STRUCTURE)


Sistem kalendering WBS dapat menggunakan komponen waktu yang telah tersedia
dan disesuaikan dengan persyaratan dan kebutuhan.
a. Menguraikan kapan ketersediaan waktu untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan
b. Menggambarkan satuan waktu, lamanya pekerjaan dalam mingguan, dan
periode tidak bekerja :
a) Day(S) dalam seminggu
b) Hours dalam sehari
c) Holidays atau periode tidak bekerja
c. Semua aktivitas harus ditetapkan dengan kalender.
d. Jenis proyek memerlukan beberapa kalendar untuk menunjukkan perbedaan
pola pekerjaan ( unit waktu harus sama)

2.9. PAKET PEKERJAAN (WORK PACKAGE)


Paket pekerjaan (work package) ditetapkan dengan gambaran sebagai berikut :
a. Menggambarkan unit pekerjaan pada tingkat dimana pekerjaan dilaksanakan.
b. Memberi tanda dengan jelas satu paket pekerjaan dari semua yang telah
ditempatkan menjadi kelompok yang berfungsi tunggal.
c. Digambarkan dengan jelas tanggal mulai dan selesainya yang mewakili
penyelesaian secara fisik.
d. Menetapkan suatu anggaran dalam bentuk dolar/rupiah , jam kerja atau lain unit
yang yang terukur.
e. Pemberian batas pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan waktu yang relatif
pendek untuk mempersingkat proses pekerjaan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 4


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

MANAGERIAL TOTAL PROGRAM LEVEL 1


LEVEL

PROJECT PROJECT PROJECT PROJECT LEVEL 2

TASK TASK TASK LEVEL 3

TECHNICAL SUB TASK SUB TASK SUB TASK LEVEL 4


LEVEL

WORK WORK WORK


PACKAGE PACKAGE PACKAGE LEVEL 5

LEVEL OF LEVEL OF LEVEL OF LEVEL 6


EFFORT EFFORT EFFORT

Gambar 2.1
Contoh work breakdown structure (WBS)
Program Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 5


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Gambar 2.2
Contoh work breakdown structure (WBS)
Proyek Gedung Kantor 40 Lantai

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 6


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

RANGKUMAN

Didalam merencanakan dan mendefinisikan ruang lingkup diperlukan beberapa masukan


seperti faktor lingkungan perusahaan yang lebih luas, proses yang dimiliki perusahaan
/instansi, piagam proyek yang menjelaskan kewenangan dan tanggung jawab dan
keperluan usaha, pernyataan lingup proyek, perencanaan manajemen proyek dan
diperlukan beberapa alternatif identifikasi, kemudian tercipta WBS (struktur uraian
pekerjaan) yang dapat diurai hingga level paket pekerjaan.
Ruang Lingkup pada tahap awal proyek direncanakan dan didefinisikan kemudian
tahap berikutnya untuk dikelola dan dikendalikan sehingga lingkup/cakupan proyek
sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

Menggambarkan sope dengan Project scope management plan/rencana lingkup


manajemen proyek yang diawali dari analisis informasi yang terdapat pada project
charter/ piagam proyek, preliminary project scope statement/pernyataan lingkup
proyek awal,
Persyaratan deliverables/hasil serahan tertuang pada dokumen kontrak, dan
diperlukan data untuk menyusun WBS seperti :
• Dokumen tender (Gambar , Spesifikasi , persyaratan , Surat perjanjian addenda )
• Informasi Informasi yang diperoleh dari survey lokasi proyek.
• Rencana metode pelaksanaan.
• Pengalaman & pengetahuan cost engineer , untuk proyek sejenis.

Work Breakdown Structure (WBS) diurai diberi nomor dan ditetapkan kelendernya dari
tingkat deliverable/hasil serahan Utama (Level 1) hingga paket pekerjaan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 7


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
1. Memberikan kontribusi dalam
perencanaan dan definisi ruang
lingkup proyek
1 Deliverables proyek dan 1. Apa deliverables itu?
persyaratan pekerjaan 2. Bagaimana mendefinisikan deliverables
yang dibutuhkan untuk /hasil serahan proyek?
menciptakan deliverable 3. Bagaimana merencanakan scope/lingkup
terpenuhi proyek?
2 Deliverable utama dan 1. Apa yang diperlukan didalam menciptakan
komponen proyek hasil WBS?
identifikasi dikontribusikan 2. Apa yang disebut deliverable utama dan
kepada tim untuk komponen?
menciptakan Work 3. Apa yang harus diperhatikan didalam
breakdown structure menyusun WBS secara hirarqi?
(WBS) secara hirarqi dan
klasifikasi.
3 Work breakdown structure 1. Bagaimana cara mengurai WBS?
(WBS) dari tingkat 2. Apa dampak level 3 pindah ke level 4
deliverable utama (level 2) dalam mengurai WBS?
di urai/didecomposisi 3. Apa gunanya WBS?
hingga ke tingkat lebih
rendah (paket pekerjaan)
dan hasilnya sebagai
target ruang lingkup
proyek (scope baseline)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 8


MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

BAB III
RUANG LINGKUP PROYEK

3.1. UMUM
Lingkup adalah apa yang termasuk dan pekerjaan yang tidak termasuk di dalam
WBS adalah di luar lingkup proyek.
Terminologi Scope pada proyek dapat mengacu pada :
Product Scope/Lingkup produk: Fitur dan fungsi yang memiliki karakteristik
suatu produk, jasa, atau hasil.
Project Scope/Lingkup proyek: Pekerjaan yang memerlukan penyelesaian
untuk menghasilkan suatu produk, jasa atau hasil dengan fitur dan fungsi khusus.
Perlu didefinisikan melalui pernyataan yang telah dikembangkan sebagai dasar
untuk mengambil keputusan proyek yang akan datang.
Dokumen deliverables hasil serahan yang sudah lengkap dapat diajukan untuk
disetujui kemudian setiap tahapan diverifikasi.

3.2. RENCANA MANAJEMEN RUANG LINGKUP YANG TERTUANG KEDALAM WBS


MENDAPATKAN PERSETUJUAN FORMAL DARI STAKEHOLDER
Dokumen deliverables/hasil serahan yang sudah lengkap dapat diajukan untuk
disetujui. Yang belum disetujui juga didokumentasikan dengan alasan mengapa
tidak dapat disetujui.
Scope Verification/ verifikasi lingkup yaitu termasuk dokumen penunjang yang
diterima dari Customer/pelanggan atau sponsor dan persetujuan project
deliverables dari stakeholders/pemangku kepentingan.

Stakeholder proyek adalah :


Individu atau organisasi secara aktif terlibat di proyek yaitu :
1. Manajer Proyek/Manajer Konstruksi.
2. Pelanggan/Pengguna jasa.
3. Yang menyelenggarakan organisasi.
4. Anggota tim proyek.
5. Tim Manajemen Proyek.
6. Sponsor.
7. Yang mempengaruhi.
8. Kantor Manajemen Proyek.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Project Project
Sponsor

Project
Manager

Project Management
Team

Project Team

Project Stakeholders
PMBOK p. 25

Gambar 3.1
Hubungan antara Stakeholder dan Proyek

Persetujuan formal dari stakeholder diperlukan sehingga ruang lingkup menjadi


dasar/acuan didalam pelaksanaan dengan cara melakukan pendefinisian
lingkup pekerjaan yang langsung bersama stakeholder.

Penjelasan yang ada pada Ruang Lingkup adalah :


1. Project & Product Objectives/ Proyek& sasaran produk.
2. Product or service requirements and characteristics/ produk atau persyaratan
jasa dan karakteristik.
3. Product acceptance criteria/ kriteria penerimaan produk.
4. Project boundaries/ batasan proyek.
5. Project requirements and deliverables/ persyaratan proyek dan hasil serahan.
6. Project constraints/ pembatasan proyek.
7. Project assumptions/ asumsi proyek.
8. Initial project organization/ organisasi proyek awal.
9. Initial defined risks/ gambaran risiko awal.
10. Schedule milestones/ skedul milestone.
11. Initial WBS/ WBS awal.
12. Order of magnitude cost estimate/ nilai estimasi biaya yang dipesan.
13. Project configuration management requirements/ persyaratan manajemen
konfigurasi proyek.
14. Approval Requirements/ persyaratan persetujuan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

3.3. RENCANA MANAJEMEN RUANG LINGKUP YANG TERTUANG KE DALAM WBS


Yang telah mendapatkan persetujuan secara formal dilaksakan sesuai dengan
prosedur, dan dapat dilaksanakan dengan alternatif cara Rolling Wave Planning
yaitu pekerjaan yang akan dikerjakan terlebih dahulu dibuat secara detail seperti
contoh pada gambar 3.1, namun Lingkup secara lengkap digambarkan pada WBS
seperti gambar 3.2.

Rolling Wave
Planning.

WBS
Level 1

WBS WBS WBS


Level 2 Level 2 Level 2

WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS


Level Level Level Level Level Level Level Level Level
3 3 3 3 3 3 3 3 3

Gambar 3.2
Mengurai WBS dengan alternataif Rolling Wave Planning

3.4. MENGUKUR KINERJA HASIL PELAKSANAAN RUANG LINGKUP


(DELIVERBLES) SERTA EVALUASI EFEKTIFITAS DAN POTENSI
KEMUNGKINAN ADANYA PERUBAHAAN DAN MANFAAT
Pelaksanaan ruang lingkup dipantau apakah banyak yang menyimpang atau ada
perubahan. Apabila memang harus ada perubahan sangat diperlukan suatu usulan
perubahan yang mendapatkan persetujuan formal dari stakeholder.
Secara berkala ruang lingkup di evaluasi efektivitasnya dan potensi kemungkinan
adanya perubahan.
Menjamin Rencana Ruang Lingkup dilaksanakan sesuai rencana.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Dari WBS bermanfaat untuk menetapkan OBS (Organizational Breakdown


Structure), Bill of Quantity (BOQ), Resources Breakdown Structure (RBS) dan Bill of
Material (BOM) lihat gambar 3.3.

Gambar 3.3 Contoh work breakdown structure (WBS)


Proyek Gedung Kantor 40 Lantai Sebagai Lingkup Proyek

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 4
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Resources Breakdown
Structure (RBS) :
Project
Activity

Organizational Work Breakdown Short by Short by Short by


Breakdown Structure Structure (WBS) : Row Mat Site Fab/Sub
(OBS) :
Noah’s Ark Bill of
Project Quantity Bill of
(BOQ) Material
Project (BOM)
Procurement

Activity
Project
Ship Navigation Crew Activity
Structure equipment Training
Manufacturing
Manager
General

Multifunctional Team
Control Account Plans
(CAPs)
Engineering

Earned Value PM p.83

Gambar 3.4 OBS, WBS, BOQ, RBS, BOM

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

RANGKUMAN

Lingkup adalah apa yang termasuk dan pekerjaan yang tidak termasuk di dalam WBS
adalah di luar lingkup proyek.
Terminologi Scope pada proyek dapat mengacu pada :
Product Scope/Lingkup produk dan Project Scope/Lingkup proyek dan didefinisikan
melalui pernyataan yang telah dikembangkan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan proyek yang akan datang.
Menyetujui dokumen deliverables /hasil serahan yang sudah lengkap.

Melalui Scope Verification/ verifikasi lingkup stakeholders/pemangku kepentingan


memberikan persetujuan.
Lingkup yang telah mendapatkan persetujuan secara formal dilaksakan sesuai dengan
prosedur, dan dapat dilaksanakan dengan alternatif cara Rolling Wave Planning yaitu
pekerjaan yang akan dikerjakan terlebih dahulu dibuat secara detail.
Pelaksanaan ruang lingkup dipantau apakah banyak yang menyimpang atau ada
perubahan. Apabila memang harus ada perubahan sangat diperlukan suatu usulan
perubahan yang mendapatkan persetujuan formal dari stakeholder.
Secara berkala ruang lingkup di evaluasi efektivitasnya dan potensi kemungkinan adanya
perubahan.
Menjamin Rencana Ruang Lingkup dilaksanakan sesuai rencana.
Ruang lingkup digambarkan dengan WBS dapat dikembangkan untuk menetapkan OBS
(Organizational Breakdown Structure), Bill of Quantity (BOQ), Resources Breakdown
Structure (RBS) dan Bill of Material (BOM) .

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 6
MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
2. Menerapkan ruang lingkup
proyek
1 Rencana manajemen 1. Apa yang dimaksud Ruang Lingkup proyek
ruang lingkup yang ?
tertuang ke dalam WBS 2. Bagaimana cara mendapatkan persetujuan
mendapatkan persetujuan dari stakeholder?
formal dari stakeholder. 3. Untuk apa persetujuan formal dilakukan?

2 Rencana manajemen 1. Apa arti Rolling wave planning?


ruang lingkup yang 2. Bagaimana kalau ternyata WBS proyek
tertuang ke dalam WBS belum disusun?
yang telah mendapatkan 3. Apa manfaat Kamus WBS?
persetujuan secara formal,
dilaksakan sesuai dengan
prosedur, dan dapat
dilaksanakan dengan
alternatif cara rolling wave
planning.
3 Hasil pelaksanaan ruang 1. Bagaimana menjamin ruang lingkup
lingkup (deliverbles) diukur dilaksanaan sesuai dengan rencana?
kinerjanya kemudian 2. Bagaimana cara mengukur efektifitas ruang
dievaluasi efektifitas dan lingkup?
potensi kemungkinan 3. Bagaimana kalau terjadi perubahan
adanya perubahaan. lingkup?

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7
MODUL CMB-04 BAB IV
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pengendalian Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

BAB IV
PENGENDALIAN RUANG LINGKUP PROYEK

4.1. UMUM
Pengendalian Lingkup Proyek/project scope control adalah terkait dengan
pengaruh faktor yang menciptakan perubahan project scope dan pengendalikan
dampak dari perubahan tersebut.
Pengendalian lingkup memastikan bahwa semua permintaan perubahan dan
rekomendasi tindak lanjut diproses melalui proses pengendalian perubahan terpadu.
Juga digunakan untuk mengelola perubahan yang aktual ketika perubahan terjadi
dan di integrasikan dengan proses pengendalian yang lain.
Adanya perubahan yang tidak terkendali sering mengacu sebagai lingkup proyek
yang berubah sedikit demi sedikit tidak diketahui/ project scope creep.
Perubahan adalah tidak bisa diacuhkan, dengan demikian mengamanatkan
beberapa bentuk dari proses pengendalian perubahan.

4.2. PERSETUJUAN DELIVERABLES KOMPONEN


Adalah proses dari memperoleh persetujuan secara formal terhadap lingkup proyek
dari stakeholders. Hal ini memerlukan me review deliverables untuk memastikan
bahwa semua telah diselesaikan dengan tepat dan dengan memuaskan.
Utamanya adalah perhatian terhadap persetujuan deliverables.

4.3. ANALISIS MODEL SEBAB AKIBAT


Informasi Kinerja Pekerjaan :
Informasi status kegiatan proyek yang sedang dilaksanakan. Informasi tersebut
termasuk :
1. Prestasi/progress yang menunjukkan informasi status.
2. Serahan yang sudah selesai atau belum selesai.
3. Jadwal kegiatan yang telah mulai dan yang sudah selesai.
4. Penyesuaian standar mutu yang sedang dibuat.
5. Otorisasi terhadap biaya yang terjadi.
6. Perkiraan waktu penyelesaian kegiatan yang telah dimulai.
7. Prosentase progress phisik selesai.
8. Dokumentasi untuk pembelajaran dan pengetahuan.
9. Penggunaan sumberdaya yang optimal.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 1


MODUL CMB-04 BAB IV
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pengendalian Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

Sistem Pengendalian Perubahan


Didokumentasikan pada project scope management plan, yang menggambarkan
prosedur dimana lingkup produk dan lingkup proyek bisa dirubah.
System, termasuk dokumentasi, system penelusuran /tracking, kebutuhan tingkat
persetujuan untuk memberikan kewenangan pada perubahan.
Sistem pengendalian perubahan/ Changes control system ber integrasi dengan
system informasi proyek (simpro).

Analisis Variant/perbedaan
Pengukuran kinerja proyek digunakan untuk menilai besarnya perbedaan (variasi)
Aspek penting dari pengendalian lingkup proyek/ project scope control termasuk
menetapkan penyebab adanya perbedaan terhadap acuan lingkup/ scope baseline
dan memutuskan kemungkinan diperlukan tindakan koreksi.

4.4. REKOMENDASI LAPORAN ADANYA VARIASI & TREND


Replanning/Perencanaan ulang
Persetujuan permintaan perubahan yang berdampak pada lingkup proyek dapat
dilakukan modifikasi WBS dan WBS dictionary, pernyataan lingkup proyek, dan
rencana manajemen lingkup proyek.
Persetujuan permintaan perubahan ini akan mengakibatkan pembaharuan terhadap
komponen rencana manajemen proyek/ project management plan.

Sistem Konfigurasi Manajemen


Sitem manajemen konfigurasi formal menyajikan prosedur terhadap status
deliverables/ hasil serahan dan menjamin bahwa permintaan perubahan lingkup
proyek dan lingkup produk secara menyeluruh disesuaikan dan didokumentasikan
sebelum diproses melalui pengendalian perubahan terpadu.

Recommended corrective action/rekomendasi tindakan koreksi


Rekomendasi tindak lanjut perbaikan adalah suatu tahap memberikan rekomendasi
untuk mendapatkan perkiraan kinerja proyek yang akan datang sesuai dengan
project rencana manajemen proyek dan pernyataan lingkup proyek.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 2


MODUL CMB-04 BAB IV
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pengendalian Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

RANGKUMAN

Didalam pengendalian lingkup/scope diperlukan masukan : pernyataan lingkup proyek,


WBS, Rencana manajemen proyek, laporan kinerja, persetujuan permintaan perubahan,
informasi kinerja pekerjaan, dan diolah dengan cara : sistem pengendalian perubahan,
analisis variant, perencanaan ulang dan sistem konfigurasi manajemen akan
menghasilkan : semua adanya perubahan dan rekomendasi.

Pengendalian lingkup memastikan bahwa semua permintaan perubahan dan


rekomendasi tindak lanjut diproses melalui proses pengendalian perubahan terpadu.

Perubahan mengamanatkan beberapa bentuk dari proses pengendalian perubahan.


Pengajuan permintaan perubahan kemudian diproses untuk memperoleh persetujuan
secara formal terhadap lingkup proyek dari stakeholders.
Sistem Pengendalian Perubahan didokumentasikan pada rencana manajemen lingkup,
yang menggambarkan prosedur dimana lingkup produk dan lingkup proyek bisa dirubah.
Persetujuan permintaan perubahan yang berdampak pada lingkup proyek dapat dilakukan
modifikasi WBS dan WBS dictionary, pernyataan lingkup proyek, dan rencana manajemen
lingkup proyek.
Persetujuan permintaan perubahan ini akan mengakibatkan pembaharuan terhadap
komponen rencana manajemen proyek/ project management plan.
Diperlukan rekomendasi tindak lanjut perbaikan sesuai dengan rencana manajemen
proyek dan pernyataan lingkup proyek.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 3


MODUL CMB-04 BAB IV
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pengendalian Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
3. Mengendaliakan ruang lingkup
proyek
1 Deliverables komponen 1. Sebelum berlanjut ke tahap berikutnya apa
mendapatkan persetujuan yang harus dilakukan ?
terlebih dahulu sebelum 2. Apa hasil dari verifikasi?
melanjutkan pelaksanaan 3. Bagaimana bila terjadi penolakan?
komponen ruang lingkup
ke tahap berikutnya.
2 Hasil analisis model sebab 1. Besaran dari variasi secara komulatif dapat
akibat dapat digunakan disebut?
untuk mengetahui besaran 2. Apa yang dimaksud dengan perubahan?
variasi & trend. 3. Bagaimana Proses pengendalian
perubahan?
3 Laporan adanya variasi & 1. Apa yang dimaksud variasi & trend
trend, dibuatkan 2. Kapan tindakan koreksi diambil?
rekomendasi untuk 3. Apa tujuan rekomendasi?
ditindak lanjuti apakah
diperlukan keputusan
perubahan atau tindakan
lain sesuai sasaran
proyek.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) IV - 4


MODUL CMB-04
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope
Management Project)

DAFTAR PUSTAKA

1. Project Management Body of Knowledge - PMBOK ® Guide Edisi 2004


2. Universitas Indonesia, Ownership Scope control, Quality in research, Agustus
2001.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Deliverables proyek dan persyaratan pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menciptakan deliverable terpenuhi
1 Deliverable/hasil serahan adalah bisa berbentuk jasa atau layanan, atau
berbentuk produk dengan tingkatan utama atau komponen yang
penyerahannya tertuang didalam persyaratan kebutuhan dan memiliki
karakteristik dan hasil yang uniq.
2 (a) Analisis produk, (b) Alternatif identifikasi, (c) Analisis stakeholder
/Pemangku kepentingan, (d) Kebijakan pakar.
3 Menganalisis informasi yang terdapat pada project charter/ piagam proyek
atau inisiasi proyek, pernyataan lingkup proyek awal, rencana manajemen
proyek yang disetujui.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Deliverable utama dan komponen proyek hasil identifikasi dikontribusikan
kepada tim untuk menciptakan Work breakdown structure (WBS) secara
hirarqi dan klasifikasi.
1 (a) Dokumen tender (Gambar , Spesifikasi , persyaratan , Surat perjanjian
addenda), (b) Informasi Informasi yang diperoleh dari survey lokasi
proyek (c) Rencana metode pelaksanaan, (d) Pengalaman &
pengetahuan cost engineer , untuk proyek sejenis
2 Deliverables utama adalah hasil serahan yang ada di level 2 seperti contoh
lihat gambar 2.2 yaitu Bangunan Gedung, sedangkan komponen yaitu hasil
serahan yang ada di level 3 kebawah seperti contoh lihat gambar 2.2 yaitu
Substructure hingga urugan tanah kembali atau serahan pada tingkat/level
paling bawah.
3 (a). Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam WBS adalah di luar lingkup
proyek, (b). Biasanya ditunjukkan dalam bentuk Chart/ bagan. (c). Jenis
pada tingkatan terendah dari WBS adalah dikenal sebagai paket pekerjaan
(work package).

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


MODUL CMB-04 BAB II
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Perencanaan Dan Definisi Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Work breakdown structure (WBS) dari tingkat deliverable utama (level 2) di
urai/didecomposisi hingga ke tingkat lebih rendah (paket pekerjaan) dan
hasilnya sebagai target ruang lingkup proyek (scope baseline)
1 (a) Mengidentifikasi deliverables pokok dari proyek, (b) Susun dan
mengorganisir WBS, (c) Merinci WBS mulai tingkatan paling atas ke
dalam komponen tingkat yang lebih rendah, dengan mengambil langkah
jika ada keterbatasan biaya dan waktu dapat dikembangkan sesuai
tingkatan, (d) Mengembangkan dan membuat kode identifikasi
dan komponen WBS, (e) Memverifikasi ketepatan dari pembagian
elemen.
2 Lebih teliti.
3 Sebagai lingkup proyek, untuk menetapkan waktu, untuk menetapkan biaya
dan anggaran, untuk menetapkan mutu, untuk menetapkan sumberdaya,
untuk menetapkan komunikasi, untuk mengidentifikasi risiko dan untuk
menetapkan sistem pengadaan dan jenis kontrak.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


MODUL CMB-04 BAB III
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Rencana manajemen ruang lingkup yang tertuang ke dalam WBS
mendapatkan persetujuan formal dari stakeholder
1 Ruang lingkup adalah apa yang termasuk dan pekerjaan yang tidak
termasuk di dalam WBS adalah di luar lingkup proyek.
2 Dokumen deliverable /hasil serahan sudah lengkap, melalui verifikasi lingkup
dari stakeholder
3 Lingkup menjadi acuan (baseline)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Rencana manajemen ruang lingkup yang tertuang ke dalam WBS yang telah
mendapatkan persetujuan secara formal, dilaksakan sesuai dengan prosedur,
dan dapat dilaksanakan dengan alternatif cara rolling wave planning.
1 Pekerjaan yang akan dikerjakan terlebih dahulu dibuat secara detail
2 Dapat mengumpulkan WBS dictionary kemudian di susun.
3 Kamus WBS meliputi cost account, yang dikelompokan berdasarkan structure
WBS, berguna untuk mempendekan panggilan kebutuhan.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Hasil pelaksanaan ruang lingkup (deliverbles) diukur kinerjanya kemudian
dievaluasi efektifitas dan potensi kemungkinan adanya perubahaan
1 Melalui monitoring dan pengendalian lingkup secara proaktif.
2 Kinerja Lingkup diukur dengan adanya perubahan perubahan.
3 Diusulkan melalui permintaan perubahan kemudian bila ada persetujuan maka
akan terjadi adanya pembaharuan lingkup.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


MODUL CMB-04 BAB IV
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Scope Pengendalian Ruang Lingkup Proyek
Management Project)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Deliverables komponen mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
melanjutkan pelaksanaan komponen ruang lingkup ke tahap berikutnya
1 Melakukan verifikasi apakah semuanya sudah dilaksanakan sesuai rencana
dan standar
2 Penerimaan secara formal yaitu berbentuk persetujuan atau penolakan
3 Direview terhadap spesifikasi / standar dan kontrak.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Hasil analisis model sebab akibat dapat digunakan untuk mengetahui
besaran variasi & trend
1 Perubahan
2 Berubah terhadap lingkup yang telah mendapatkan persetujuan
3 (a) Pengajuan permintaan perubahan, (b) Peninjauan ulang, (c) memperoleh
penerimaan secara formal, (d) didokumentasikan, (e) rekomendasi
tindakan koreksi, (f) Modifikasi.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Laporan adanya variasi & trend, dibuatkan rekomendasi untuk ditindak
lanjuti apakah diperlukan keputusan perubahan atau tindakan lain sesuai
sasaran proyek.
1 Variasi adalah perbedaan/ deviasi hasil dari realisasi dikurangi dengan
rencana harus sama dengan nol. Dan trend adalah menggambarkan
kecenderungan hasil adanya variasi apakah meningkat atau menurun.
2 Setelah mendapatkan persetujuan secara formal.
3 Rekomendasi adalah keputusan yang diambil hasil dari adanya variant &
trend dan adanya persetujuan perubahan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)

Anda mungkin juga menyukai