Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

GELOMBANG MIKRO

Tanggal Praktikum : 21 Maret 2016


Waktu Praktikum : 13.30 – 15.00 WIB
Tanggal Pengumpulan : 18 Maret 2016

Nama : Fina Nahdiyya


NIM : 11150163000040
Kelompok/Kloter : 6 (enam)/ 1 (satu)
Nama Anggota :
My Gempita Fitriyani (1115016300009)
Kelas : Pendidikan Fisika 2A

LABORATORIUM OPTIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
Gelombang Mikro
A. Tujuan Prakikum
1. Mempelajari sifat gelombang elektromagnetik melalui refleksi dan transmisi
2. Mengetahui apakah ada pengaruhnya antara jarak transmitor dengan
gelombang yang dihasilkan
3. Mahasiswa dapat mengetahui apakah ada pengaruhnya antara sudut
simpangan dengan gelombang dengan gelombang yang dihasilkan
B. Dasar Teori
Gelombang elektromagnetik (GEM) adalah sinyal frekuensi radio (RF =
radio frequency) yang merambat melalui ruang bebas dengan kecepatan rambat
cahaya, c, yang besarnya = 299.792.500 ±300 m/s (sebagai pendekatan
digunakan nilai 3 x 108 m/s ). Ruang bebas yang dimaksud disini adalah ruang
tanpa pengaruh medan lain dan tanpa adanya halangan (termasuk disini, ruang
hampa udara).
Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James
Clerk Maxwell (1831–1879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell,
mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet berikut ini.
1. Muatan medan listrik dapat menghasilkan medan listrik disekitarnya, yang
besarnya diperlihatkan oleh hukum Coulumb.
2. Arus listrik atau muatan yang mengalir dapat menghasilkan medan magnet
disekitarnya yang besar dan arahnya ditunjukkan oleh hukum Bio-Savart
atau hukum Ampere.
3. Perubahan medan magnetik dapat menimbulkan GGL induksi yang dapat
menghasilkan medan listrik dengan aturan yang diberikan oleh hukum
induksi Faraday.
Sifat-sifat gelombang elektromagnetik yang didasarkan dari eksperimen
adalah sebagai berikut:
1. Merupakan perambatan getaran medan listrik dan medan magnet yang
saling tegak lurus terhadap arah rambatnya dan termasuk gelombang
transversal.
2. Tidak bermuatan listrik sehingga tidak dipengaruhi atau tidak dibelokkan
oleh medan listrik atau medan magnet.
3. Tidak bermassa dan tidak dipengaruhi medan gravitasi.
4. Merambat dalam lintasan garis lurus
5. Dapat merambat di ruang hampa
6. Dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, serta
polarisasi
7. Kecepatannya di ruang hampa sebesar 3 x 108 m/s.
Aplikasi Gelombang Elektromagnetik pada Kehidupan Sehari-hari, yaitu:
1. Sinar Gamma ( γ )
2. Sinar-X (Rontgen)
3. Sinar Ultraviolet (UV)
4. Sinar Tampak (Cahaya)
5. Sinar Inframerah (IR)
6. Gelombang Radar (Gelombang Mikro)
7. Gelombang Televisi
8. Gelombang Radio
Gelombang mikro adalah gelombang radio dengan frekuensi antara 300
MGHz sampai 300 GHz dan mempunyai panjang gelombang dalam ruang
bebas antara 5 cm – 1 m atau 30 cm – 1 mm. Keuntungan menggunakan
gelombang mikro dibandingkan dengan gelombang yang lain :
1. Sangat mudah membuat antena yang mempunyai arah yang tajam dan
penguatan yang tinggi, sehingga dengan menggunakan daya pemancar yang
rendah dapat diperoleh S/N yang baik dan memungkinkan terhindarnya
interferensi radio.
2. Dapat digunakan untuk penyaluran informasi dengan band frekuensi
yang lebar tanpa memperlebar spesifik band.
3. Karakteristik propagasi LOS stabil sehingga dapat menghasilkan sirkit
dengan kualitas tinggi.
4. Hampir tidak dipengaruhi oleh gemerisik luar dalam band frekuensi
gelombang mikro.
Gelombang mikro digunakan untuk jarak jauh, bisa mencapai jarak
jangkau kira-kira 60 km atau 40 mil, bila jaraknya melebihi 60 km maka
diperlukan suatu repeater (penguat ulang). Mikrowave juga harus bebas
pandang, jika ada gangguan seperti gunung, maka perlu repeater di puncak
gunung sebagai alat untuk bebas pandangnya. Daya tampung kanal mikrowave
ini sangat banyak bisa mencapai ratusan pembicaraan.
C. Alat dan Bahan
NO Gambar Nama Alat
1 Busur derajat

2 Mistar

3 Transmitter

4 Receiver

5 Penyangga
6 Penghalang

7 Penyangga transmitter
dan receiver

D. Langkah Kerja
Percobaan 1
NO Gambar Langkah Kerja
1 Letakkan plat seperti pada
gambar, dengan 3 kali
percobaan dengan jarak
yang berbeda yaitu 40 cm,
50 cm, dan 60 cm.

2 Atur alumunium sebagai


penghalang letakkan pada
penyangga, lakukan langkah
1.

3 Atur besi bercelah sebagai


penghalang letakkan pada
penyangga, lakukan langkah
1.

4 Atur kaca sebagai


penghalang letakkan pada
penyangga, lakukan langkah
1.
5 Atur kardus sebagai
penghalang letakkan pada
penyangga, lakukan langkah
1.

6 Atur karton sebagai


penghalang letakkan pada
penyangga, lakukan langkah
1.

Percobaan 2
1 Letakkan plat seperti pada
gambar, yaitu transmitter dan
receiver berada pada posisi
yang sama dan atur alumunium
sebagai pengahlangnya.

2 Gerakkan receiver ke arah


kanan atau kiri hingga jarum.

3 Hingga jarum menunjukkan


angka maksimal

4 Ukue sudut yang didapatkan


pada receiver

5 Lakukan pengukuran dengan


transmitter menunjukkan sudut
yang berebeda.
Percobaan 3
1 Letakkan plat seperti pada
gambar, yaitu transmitter
dan receiver berada pada
arah yang sejajar, atur kaca
sebagai penghalangnya.

2 Geserlah receiver ke
berbagai arah hingga jarum
pada receiver menunjukkan
nilai yag maksimum.

3 Lakukan dengan sudut yang


berbeda.

4 Ukurlah sudut yang


dihasilkan oleh receiver.

5 Catatlah hasilnya.

6 Lakukan pengukuran
sebanyak 5 kzli.

E. Data Percobaan
Percobaan 1
NO Plat Penghalang Jarak (cm) Penunjuk Jarum Daya
1 Alumunium 40 cm 0
50 cm 0
60 cm 0
2 Plastik 40 cm 2
50 cm 0.1
60 cm 0
3 Besi Bercelah 40 cm 2.5
50 cm 1
60 cm 0.5
4 Kardus 40 cm 2.5
50 cm 0.5
60 cm 0
5 karton 40 cm 2
50 cm 0.5
60 cm 0

Percobaan 2
NO Penghalang Jarak (cm) Θ1 Θ2 Penunjuk
Jarum PD
1 Plat Alumunium 50 cm 15° 7° 2
2 50 cm 20° 16° 3
3 50 cm 25° 27° 4.5
4 50 cm 30° 29° 7
5 50 cm 35° 32° 8
Percobaan 3
NO Penghalang Jarak (cm) Θ1 Θ2 Penunjuk
Jarum PD
1 Mika 50 cm 15° 9° 4
2 50 cm 20° 14° 5
3 50 cm 25° 15° 6
4 50 cm 30° 21° 6.2
5 50 cm 35° 24° 6.5

F. Pengolahan Data
Percobaan 1 (pengecekkan bahan)
PD
f= x BU
SM
1. Alumunium
0
a. F = x 10.5 = 0 GHz
10
0
b. F = x 10.5 = 0 GHz
10
0
c. F = x 10.5 = 0 GHz
10
2. Plastik
2
a. F = x 10.5 = 2.1 GHz
10
0.1
b. F = x 10.5 = 0.105 GHz
10
0
c. F = x 10.5 = 0 GHz
10
3. Besi Bercelah
2.5
a. F = x 10.5 = 2.625 GHz
10
1
b. F = x 10.5 = 1.05 GHz
10
0.5
c. F = x 10.5 = 0.525 GHz
10
4. Kardus
2.5
a. F = x 10.5 = 2.625 GHz
10
0.5
b. F = x 10.5 = 0.525 GHz
10
0
c. F = x 10.5 = 0 GHz
10
5. Karton
2
a. F = x 10.5 = 2.1 GHz
10
0.2
b. F = x 10.5 = 0.21 GHz
10
0
c. F = x 10.5 = 0 GHz
10
Percobaan 2 (refleksi)
Alumunium
2.
a. F = x 10.5 = 2.1 GHz
10
4
b. F = x 10.5 = 4.2 GHz
10
4.5
c. F = x 10.5 = 4.725 GHz
10
7
d. F = x 10.5 = 7.35 GHz
10
10
e. F = x 10.5 = 10.5 GHz
10
Percobaan 3 (transmisi)
Mika
4
a. F = x 10.5 = 4.725 GHz
10
5
b. F = x 10.5 = 5.25 GHz
10
6
c. F = x 10.5 = 6.3 GHz
10
6.2
d. F = x 10.5 = 6.51 GHz
10
6.5
e. F = x 10.5 = 6.825 GHz
10
G. Tugas Pasca Praktikum
1. Buatlah grafik hubungan antara θ1 dan θ2 pada
percobaan 2!
2. Berikan komentarmu terhadap grafik pada
nomer 1 diatas!
3. Buatlah grafik hubungan antara θ1 dan θ2 pada
percobaan 3!
4. Berikan komentarmu terhadap grafik pada
nomer 3 diatas!
5. Mengapa pada saat penghalang yang berbeda
memiliki nilai (jarum PD) yang berbeda-beda?
Jawaban!
1. Grafik hubungan antara θ1 dan θ2 pada percobaan 2

2. Dapat diketahui bahwa semakin besar sudut pada transmitter maka semakin
besar pula sudut yang dihaslikan oleh receiver.
3. Grafik hubungan antara θ1 dan θ2 pada percobaan 3

4. Besar sudut 1 dengan sudut 2 memiliki nilai yang bereda. Berdasarkan


grafik pada nomor 3 yaitu semakin esar suudt yang diberikan maka semakin
besar pula gelombang yang diterima
5. Setiap bahan penghalang yang digunakan berbeda maka akan menghasilkan
nilai gelombang yang berbeda dikarenakan setiap benda mempunya nilai
kerapatn yang berbeda. Misalkan pada alumunium lebih rapat dibandingkan
dengan karton
H. Pembahasan
Pada praktikum ini adalah menggunakan 3 macam percobaan. Percobaan
pertama yaitu pengecekkan bahan. Percobaan kedua yaitu refleksi
(pemantulan) dan percobaan ketiga yaitu transmisi (pemancaran).
Pada percobaan pertama meggunakan 5 bahan berbeda yang mempunyai
kerapatn ynga berbeda pula. Hasil yang ditunjukkan pada jarum penunjuk juga
berbeda pada setiap bahan. Semakin jauh jarak antara transmiter dan
penghalang, maka gelombang yang dihasilkan semakin kecil. Begitu juga
ketika receiver semakin jauh maka gelombang yang dihasilkan semakin kecil.
Gelombang yang dihasilkan juga berpengaruh pada bahan yang digunakan
sebagai penghalang. Semakin tebal atau semakin rapat keraparan benda, maka
semakin sulit gelombang untuk menembus penghalang dan gelombang yang
dihasilkan semakin kecil.
Percobaan yang kedua yaitu refleksi (pemantulan) bahan yang digunakan
sebagai penghalang adalah alumunium. Pada percobaan ini semakin besar
sudut 1 maka semakin besar pula sudut 2. Hal ini sesuai dengan teori yaitu
refleksi terjadi jika gelombang elektromagnetik mengenai objek yang memiliki
dimensi lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal dari
pemancar gelombang.
Percobaan yang ketiga yaitu transmisi. Pada percobaan ini penghalang
yang digunakan adalah mika. Mika digunakan agar gelombang dapat
menembus penghalang dan dapat diterima oleh receiver. Pada percobaan ini
menggunakan sudut yang berbeda agar sudut 2 yang dhasilkan berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam praktikum salah
satunya adalah human error. Kurang telitinya praktikan dalam mencari sudut 2
dan nilai maksimum pada jarum penunjuk.
I. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Salah satu sifat dari gelombang elektromagnetik
adalah refleksi dan transmisi.
2. Jarak antara transmiter dan receiver
mempengaruhi gelombang yang dihasilkan.
3. Sudut yang dihasilkan oleh receiver sangat
dipengaruhi besar sudut pada transmitter.
J. Komentar
Adapun komentar setelah mengikuti praktikum ini adalah:
1. Untuk praktikan agar lebih memahami materi
yang akan di ujikan pada saat praktikum
2. Pada saat praktikum terganggu oleh praktikan
yang lain karena tempt yang kurang memadai
K. Daftar Pustaka
Ishaq, Muhammad. 2006. Fisika Dasar. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sutrisno da Arif Thahjono. 2009. Fisika Dasar II (untuk Sains dan
Kedokteran). Lembaga Penelitian UIN Jakarta: Jakarta.
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Media Puspindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai