Anda di halaman 1dari 11

10

Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

BAB 5
PENGARUH KEPUTUSAN STRATEGIS BAGI PERUSAHAAN

A. Keputusan Strategis
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses
bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu
masalah tertentu. seorang manajer harus dapat menetapkan dan
memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan
mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara
menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan keputusan yang bersifat strategis.
Keputusan strategis merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen
puncak dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya manajemen puncak saja
yang ikut berpengaruh terhadap keputusan strategis perusahaan tetapi juga
dewan komisaris perusahaan. Dewan komisaris perusahaan dan manajer
puncak merupakan bagian dari manajer strategis dari sebuah perusahaan.
Untuk itu perlu koordinasi yang baik dari para manajer strategis tentang
peran dan tanggung jawabnya. Sehingga mereka bersama-sama dapat
melakukan pemeriksaan strategis untuk mengevaluasi jalannya perusahaan.
Setiap keputusan yang telah diambil merupakan perwujudan dari
kebijakan. Keputusan berarti pilihan terbaik dari berbagai alternatif
penyelesaian masalah yang tersedia. Berdasarkan tingkat kepentingannya
keputusan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Keputusan strategis, adalah keputusan yang diambil oleh manajemen
puncak dalam sebuah perusahaan. Keputusan strategis merupakan
keputusan yang dilakukan dengan menempatkan pandangan dan analisis
yang bersifat jangka panjang.
2. Keputusan administratif, adalah keputusan yang diambil oleh manajemen
tingkat menengah. Keputusan yang diambil berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya (keuangan, teknik).

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

3. Keputusan Operasional, adalah keputusan yang diambil oleh manajemen


tingkat bawah. Keputusan yang diambil berkaitan berhubungan dengan
kegiatan operasional sehari-hari.
Adapun ciri-ciri keputusan strategis (Nisjar, Karhi dan Winardi; 1997) :
1. Keputusan-keputusan strategis pada umumnya berkaitan dengan skope
dari aktifitas sesuatu organisasi. Timbullah pertanyaan di sini: “Apakah
kirannya organisasi yang bersangkutan memusatkan perhatiannya pada
satu bidang aktifitas saja, ataukah perlu ia memiliki aneka macam bidang
aktifitas?”
2. Strategi berkaitan dengan upaya menyesuaikan (matching) aktifitas-
aktifitas organisasi dengan lingkungan di mana ia beroperasi. Misalnya
persaingan luar negeri merupakan salah satu perubahan lingkungan yang
dapat mempengaruhi sesuatu organisasi.
3. Strategi juga berhubungan dengan tindakan dan upaya menyesuaikan
aktifitas-aktifitas organisasi yang bersangkutan dengan kemampuan
sumberdayanya.
4. Strategi bukan hanya sekedar menghadapi ancaman lingkungan dan
memanfaatkan peluang karena lingkungan, tetapi juga berkaitan dengan
upaya menyesuaikan sumber-sumber daya keorganisasian dengan
ancaman dan peluang tersebut.
5. Keputusan-keputusan strategis sering kali menimbulkan implikasi-
implikasi serius terhadap sumber daya sesuatu organisasi. Misalnya
perusahaan-perusahaan mobil sudah banyak menggunakan tenaga robot
agar mereka tetap dapat bertahan dalam persaingan mobil.
6. Keputusan-keputusan strategis besar kemungkinan mempengaruhi
keputusan-keputusan operasional.
7. strategi suatu organisasi bukan saja akan dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan lingkungan, dan ketersediaan sumber-sumber daya, tetapi akan
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan harapan-harapan pihak yang memiliki
kekuasaan dalam organisasi yang bersangkutan.
8. keputusan-keputusan strategis kiranya akan mempengaruhi arah jangka
panjang suatu organisasi.

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

B. Keputusan Strategis dan Kebutuhan Akan Keputusan Strategis


Keputusan-keputusan strategis umumnya berkaitan dengan aktivitas
dari sebuah organisasi. Strategi berkaitan dengan upaya dan tindakan
menyesuaikan aktifitas-aktifitas organisasi terhadap tantangan dan
perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi suatu organisasi serta
aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan sumberdaya suatu organisasi.
Setiap perusahaan membutuhkan keputusan strategis. Ada banyak alasan
mengapa keputusan strategis dibutuhkan oleh perusahaan, salah satunya
adalah karena adanya keinginan agar perusahaan memiliki nilai kompetensi
di pasar. Mengingat pentingnya sebuah keputusan yang bernilai strategis
bagi perusahaan agar mampu berkopetensi di pasar maka setiap individu
yang terdapat dalam perusahaan tersebut juga harus memiliki kompetensi
kemampuan untuk bekerja dalam konteks keputusan strategis.
Keputusan strategis merupakan bentuk yang dilakukan dengan
menempatkan pandangan serta analisis secara jangka panjang. Bentuk
analisis tersebut menekankan pada pandangan serta dampak yang mungkin
bisa terjadi dikemudian hari serta kondisi keputusan tersebut membawa
pengaruh pada aplikasi pekerjaan yang dilakukan.
Alasan yang paling mendasar dalam pembuatan keputusan strategis
adalah ingin menempatkan posisi perusahaan sebagai perusahaan yang
memiliki nilai kompetensi dipasar. tanpa ada keputusan yang bernilai
strategis maka kemampuan perusahaan untuk berkompetensi dipasar akan
sulit untuk bisa dilakukan. Dan untuk mewujudkan terbentuknya keputusan
yang bernilai strategis maka mereka-mereka yang berada diperusahaan
tersebut juga harus memiliki kompetensi kemampuan untuk bekerja dalam
konteks keputusan strategis. karena bagaimana mungkin mewujudkan
keputusan strategis jika kompetensi SDM perusahaan lemah. sehingga wajar
jika semenjak proses seleksi dan pelatihan serta berbagai pembekalan
lainnya ditujukan untuk mendukung terbentuknya penguatan pada dukungan
keputusan strategis.
Atas dasar itu perekrutan tenaga kerja tidak harus dilakukan dengan
pemaksaan namun harus didasarkan atas dasar kompetensi. Seperti jika
perusahaan migas membutuhkan tiga orang tenaga teknisi teknik komputer

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

pertambangan, maka jika jumlah pelamar mencapai 700 orang namun yang
dianggap layak berdasarkan hasil tes hanya satu orang maka yang diterima
tetap satu orang saja tidak dipaksa tiga orang. karena jika dipaksa maka
perusahaan harus memberikan pelatihan lagi pada dua orang lainnya.
tentunya ini menyangkut dengan biaya yang harus dikeluarkan.

C. Keputusan Strategis dan Kepemimpinan Strategis


Kepemimpinan strategis adalah kemampuan untuk mengantisipasi,
memberi inspirasi, mempertahankan fleksibilitas, dan memberdayakan orang
lain untuk menciptakan perubahan strategik yang diinginkan. Pada era
kompetitif sekarang ini ada beberapa alasan yang mendasari mengapa
dibutuhkan kepemimpinan strategik, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Persaingan yang semakin tinggi membutuhkan keputusan yang memiliki
kekuatan strategis.
2. Pergerakan ekspansi bisnis terjadi dan dilakukan oleh seluruh sektor
bisnis, sehingga setiap perusahaan berusaha untuk bisa unggul dan
kompetitif.
3. Konsumen merupakan mereka yang memberi keputusan dalam
memutuskan suatu produk diterima dan tidak diterima.
4. Dunia saat ini berlaku konsep borderless holders. Yaitu dunia tanpa batas
artinya setiap orang dapat mengakses berbagai informasi yang ada
dengan cepat. Sehingga akses informasi dapat diperoleh tanpa ada
penghalang (direct information).
5. Perkembangan dan sumbangan devisa dari sumber bisnis kepada Negara
dianggap sangat besar baik dalam bentuk tax yang dibayarkan hingga
pembukaan lapangan pekerjaan yang bisa mengurangi angka
pengangguran. Sehingga ada istilah jika seorang ketua partai politik dan
kepala pemerintahan juga harus dari mereka yang paham atau akan lebih
baik jika berlatar belakang seorang pebisnis.

Dari pendapat diatas dapat kita tarik satu pemahaman bahwa seorang
pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja
para karyawan. Peningkatan kualitas kinerja bawahan memiliki pengaruh
pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan. Artinya para

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

mitra bisnis dan konsumen akan menyukai hasil produk yang dihasilkan, dan
ini berdampak pada kondisi peningkatan perolehan keuntungan perusahaan
khususnya. Perolehan keuntungan artinya kinerja keuangan yang dihasilkan
telah tercapai sesuai harapan.
Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk
memiliki kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi
karyawan tersebut akan mampu mendorong peningkatan kualitas kinerja
keuangan perusahaan. Kita bisa melihat perbedaan antara karyawan yang
memiliki kompetensi dan yang rendah nilai kompetensinya, pada hasil kinerja
yang mereka hasilkan. Ada adagium yang berlaku dalam dunia
kepemimpinan bahwa “seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
paling sedikit memimpin, tapi seorang pemimpin yang tidak baik adalah
pemimpn yang terlalu banyak memimpin.” Artinya jika seorang pemimpin
terlalu banyak mengurusi berbagai urusan setiap keputusan sangat
tergantung pada diri pemimpin tersebut maka artinya pemimpin tersebut
telah menciptakan kondisi ketergantungan yang begitu tinggi pada dirinya.
Setiap karyawan tidak bisa berinisiatif dalam mengambil keputusan
karena takut keputusan yang diambil adalah salah dimata pimpinan, kondisi
seperti itu menyebabkan setiap ada masalah selalu harus ditanyakan kepada
pimpinan. Ini bisa menyebabkan perlambatan pengambilan keputusan.
Termasuk ini menunjukan pemimpin tersebut lemah.
Pemimpin harus mampu mendidik karyawan agar menjadi lebih baik
dari dirinya. Oleh karena itu, salah satu syarat seorang pemimpin yang baik
adalah memahami sepuluh hukum human relations dengan baik. Dengan
tujuan agar pemimpin tersebut mampu memahami dan menempatkan
dirinya, bawahan, dan organisasi secara satu kesatuan yang terkelola secara
baik dan berkesinambungan. "sepuluh hukum" itu adalah:
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi para
anggota organisasi yang bersangkutan.
2. suasana dan iklim kerja yang menyenangkan dan penuh persahabatan.
3. informalitas yang dipadu secara dengan baik dengan formalitas dalam
interaksi antara pimpinan dan bawahan.
4. tidak memperlakukan manusia sama dengan mesin.

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

5. pengembangan kemampuan bawahan sampai ketingkat yang maksimal.


6. pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, bukan yang bersifat rutin.
7. pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
8. sarana dan prasarana kerja yang memadai.
9. penempatan yang tepat berdasarkan keahlian, keterampilan, dan
pengalaman seseorang.
10. balas jasa yang setimpal dengan jasa yang diberikan yang sekaligus
dapat menjamin taraf hidup yang wajar.

Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin dalam mendorong


pembentukan organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era
globalisasi kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang memiliki nilai
kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu bisa diperoleh jika pemimpin
tersebut telah memiliki pengalaman (experience) dan ilmu pengetahuan
(science) yang maksimal. Adapun menurut Pearce dan Robinson
(2003:294:5) gambaran aktivitas utama pemimpin jika ingin melakukan
perubahan dapat dilihat pada gambar 5.1.

Mengembangkan Strategic Intent

Aktivitas Pemimpin Mengembangkan organisasi

Membentuk budaya perusahaan

Gambar 5.1 Tiga aktivitas utama pemimpin yang ingin melakukan


perubahan.

Perolehan kompetensi kepemimpinan baru akan terjadi dalam waktu


yang panjang, dan sifatnya berotasi. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh
Andrias Harefa bahwa “Penguasaan kompetensi baru akan terjadi jika
pemimpin mengalami proses rotasi untuk mengerjakan tugas yang berbeda,
sehingga ia terus belajar.” Rotasi disini dapat terjadi dalam bentuk
pemindahan tugas dari satu tempat ketempat lainnya. Seperti pemindahan
dari posisi kepala kantor cabang wilayah Medan ke kantor cabang wilayah

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Bandung, dan seterusnya, hingga ditempatkan pada kantor cabang di luar


negeri.
Secara sederhana pada saat seseorang duduk pada suatu posisi
selama 3-4 tahun bahkan kurang ia telah menguasai pekerjaan tersebut
dengan baik, dengan kondisi seperti itu kebutuhan pekerjaan yang
menantang tidak bisa dikesampingkan. Karena baginya kondisi dan situasi
pekerjaan tersebut jika terlalu lama maka akan membosankan. Untuk itu
dibutuhkan system rotasi pekerjaan. Selanjutnya permasalahan yang timbul
dari segi persaingan di tempat pekerjaan terutama dalam menduduki posisi
penting. Posisi penting di suatu organisasi sering menjadi incaran banyak
pihak, sehingga kadang kala sering terjadi tindakan yang bersifat menjegal
dan menikung dari belakang, termasuk adanya usaha-usaha menahan laju
prestasi para bawahan.
Karyawan adalah salah satu bentuk asset internal yang paling berharga
dimiliki oleh perusahaan. Artinya dengan kebijakan dan usaha kuat untuk
selalu menjaga dan mempertahankan karyawan maka diharapkan akan
mampu menghindari factor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan organisasi. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seorang
pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja
para karyawan. Peningkatan kualitas kinerja bawahan memiliki pengaruh
pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan. Artinya para
mitra bisnis dan konsumen akan menyukai hasil produk (output) yang
dihasilkan, dan ini berdampak pada kondisi peningkatan perolehan
keuntungan perusahaan khususnya. Perolehan keuntungan artinya kinerja
keuangan (financial performance) yang dihasilkan telah tercapai sesuai
harapan.

D. Strategi Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Suatu keputusan tidak dapat terlepas dalam kehidupan kita sehari–hari,
karena kita selalu dihadapkan pada hal tersebut. Keputusan itu bersifat dari
yang sederhana sampai pada keputusan yang amat rumit dan sulit. Contoh
yang sederhana, pada saat kita baru bangun tidurpun kita sudah dihadapkan

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

pada situasi yang diharuskan kita untuk mengambil keputusan, apakah kita
akan segera mandi atau duduk duduk dahulu dan membaca koran pagi.
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan,
walaupun banyak faktor lain yang sangat besar pengaruhnya terhadap
keputusanya, karena seseorang pada saat tertentu sudah mengambil
keputusan, tetapi hal ini bisa berbeda keputusan disaat yang lain. Karena
sebagian fungsi terpenting dari seorang pemimpin adalah sebagai pengambil
keputusan, sehingga keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin sangat
berkenan dan menentukan terhadap tindakan apa yang perlu dilaksanakan,
siapa yang melakukan serta kapan, dimana, dan terkadang
bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Misalnya seorang presiden perlu
melakukan keputusan siapa yang menjadi anggota kabinetnya; seorang
manager harus membuat keputusan tentang perlu tidaknya mengangkat
pegawai tambahan, pembelian mesin baru, atau memberhentikan
karyawanya. Karena suatu keputusan itu sangat penting maka kemampuan
untuk membuat keputusan yang sangat tepat dan berkwalitas menjadi suatu
hal yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin.
Kebanyakan pengambilan keputusan oleh seseorang berhubungan erat
dengan pemecahan masalah–masalah yang dihadapinya, seperti masalah
pribadi, pekerjaan maupun sosial. Beberapa pokok pemikiran penting
tentang pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pemecahan masalah oleh individu berkenaan dengan penggunaan
strategi pencarian alternatip yang relevan. Individu biasanya berusaha
meminimalkan hambatan melalui pemilihan strategi didalam memecahkan
masalah.
2. Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif. Individu mengawalinya
dengan pemecahan yang tentatif, mencari informasi, memodifikasi solusi
awal,dan melanjutkanya sampai terjadi keseimbangan antara harapan dan
realisasi hasil.
3. Betapapun terbatasnya situasi pemecahan masalah, faktor kepribadian
dan keinginan individu akan memasuki pilihan strategi, penggunaan
informasi dan keputusan akhir.

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Pada umumnya para individu cenderung menggunakan strategi yang


sederhana, walau dalam masalah serumit apapun guna mendapatkan
penyelesaian yang diinginkan, karena penyelesaian itu dibatasi oleh
informasi yang kurang sempurna, factor waktu dan biaya, keterbatasan
pikiran dan tekanan psikologis yang dialami oleh pelaku pengambil
keputusan.

Kondisi Yang Mempengaruhi Keputusan


Selain ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil
keputusan, juga hal-hal lain yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Kondisi Kepastian: Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana
pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai
masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang
mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang
pasti, jika dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya
terhadap kejadian yang akan timbul.
2. Risiko: Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi,
didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil
dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang demikian itu
timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi
yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya,
suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat
merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
3. Kondisi Ketidakpastian: Merupakan kondisi dimana pengambil
keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil
keputusan. Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga tak
mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena
keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali mengandalkan
intuisi yang semata sebagai pedomanya.

Proses Pengambilan Keputusan

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

Kata proses pada dasarnya berkaitan dengan urutan langkah yang


mengarah pada hasil tertentu, sehingga didalam proses pengambilan
keputusan tidak akan terlepas dari:
1. Penyelidikan (Intelligence), yaitu pencarian kondisi yang memerlukan
keputusan.
2. Rancangan (Design), yaitu dengan pengembangan dan analisis
terhadap berbagai kemungkinan tindakan.
3. Pemilihan (Choice), yaitu yang berkenaan dengan pemilihan tindakan
yang sesungguhnya.

Gaya Pengambilan Keputusan


Perilaku seseorang berpengaruh terhadap pelaksanaan pengambilan
keputusannya. Gaya kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua diantara
contoh gaya yang mempengaruhi didalam mengambil keputusan. Seperti
halnya gaya (perilaku) kepemimpinan yang ditampilkan oleh seseorang
didalam melakukan pengambilan keputusanpun bermacam–macam.
Menurut Carl Jung (1923) seorang psikolog telah
mengindentifikasikan empat fungsi dalam kaitanya dengan pengambilan
keputusan, yaitu:
1. Penginderaan (Sensing), yaitu yang berkaitan dengan tendensi untuk
mencari fakta, bersifat realistis, dan melihat sesuatu dalam perspektif
yang obyektif. Karenanya fungsi ini menempatkan nilai yang tinggi pada
fakta yang dapat divertivikasi oleh penggunaan panca indera, menyukai
rutinitas dan presisi.
2. Intuisi (Intuiting), yaitu berkaitan dengan tendensi untuk mencoba
menyingkap kemungkinan–kemungkinan baru guna mengubah cara
menangani sesuatu. Menyukai situasi yang baru dan unik, tidak
menyukai hal–hal yang bersifat rutin, detail dan presisi.
3. Pemikiran (Thinking) adalah tendensi untuk mencari hubungan sebab
akibat yang sistematik untuk dianalisis secara utuh, dan membedakan
dengan tegas antara yang benar dan yang salah, dan pemikiranya
bertumpu pada proses kognitif.

Indriati Sumarni, S.E., M.M.


10
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

4. Perasaan (Feeling), yaitu tendensi untuk mempertimbangkan


bagaimana perasaan diri sendiri dan orang lain sebagai akibat dari
keputusan–keputusan yang dibuat, dalam hal ini ada perbedaan–
perbedaan antara yang baik dan buruk, bernilai dan tak bernilai.dan ia
menggantungkan diri pada proses afektif.

Indriati Sumarni, S.E., M.M.

Anda mungkin juga menyukai