BAB 5
PENGARUH KEPUTUSAN STRATEGIS BAGI PERUSAHAAN
A. Keputusan Strategis
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses
bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu
masalah tertentu. seorang manajer harus dapat menetapkan dan
memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan
mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara
menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan keputusan yang bersifat strategis.
Keputusan strategis merupakan keputusan yang dibuat oleh manajemen
puncak dalam sebuah perusahaan. Tidak hanya manajemen puncak saja
yang ikut berpengaruh terhadap keputusan strategis perusahaan tetapi juga
dewan komisaris perusahaan. Dewan komisaris perusahaan dan manajer
puncak merupakan bagian dari manajer strategis dari sebuah perusahaan.
Untuk itu perlu koordinasi yang baik dari para manajer strategis tentang
peran dan tanggung jawabnya. Sehingga mereka bersama-sama dapat
melakukan pemeriksaan strategis untuk mengevaluasi jalannya perusahaan.
Setiap keputusan yang telah diambil merupakan perwujudan dari
kebijakan. Keputusan berarti pilihan terbaik dari berbagai alternatif
penyelesaian masalah yang tersedia. Berdasarkan tingkat kepentingannya
keputusan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Keputusan strategis, adalah keputusan yang diambil oleh manajemen
puncak dalam sebuah perusahaan. Keputusan strategis merupakan
keputusan yang dilakukan dengan menempatkan pandangan dan analisis
yang bersifat jangka panjang.
2. Keputusan administratif, adalah keputusan yang diambil oleh manajemen
tingkat menengah. Keputusan yang diambil berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya (keuangan, teknik).
pertambangan, maka jika jumlah pelamar mencapai 700 orang namun yang
dianggap layak berdasarkan hasil tes hanya satu orang maka yang diterima
tetap satu orang saja tidak dipaksa tiga orang. karena jika dipaksa maka
perusahaan harus memberikan pelatihan lagi pada dua orang lainnya.
tentunya ini menyangkut dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Dari pendapat diatas dapat kita tarik satu pemahaman bahwa seorang
pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja
para karyawan. Peningkatan kualitas kinerja bawahan memiliki pengaruh
pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan. Artinya para
mitra bisnis dan konsumen akan menyukai hasil produk yang dihasilkan, dan
ini berdampak pada kondisi peningkatan perolehan keuntungan perusahaan
khususnya. Perolehan keuntungan artinya kinerja keuangan yang dihasilkan
telah tercapai sesuai harapan.
Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk
memiliki kompetensi dalam bekerja. Karena dengan kepemilikan kompetensi
karyawan tersebut akan mampu mendorong peningkatan kualitas kinerja
keuangan perusahaan. Kita bisa melihat perbedaan antara karyawan yang
memiliki kompetensi dan yang rendah nilai kompetensinya, pada hasil kinerja
yang mereka hasilkan. Ada adagium yang berlaku dalam dunia
kepemimpinan bahwa “seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
paling sedikit memimpin, tapi seorang pemimpin yang tidak baik adalah
pemimpn yang terlalu banyak memimpin.” Artinya jika seorang pemimpin
terlalu banyak mengurusi berbagai urusan setiap keputusan sangat
tergantung pada diri pemimpin tersebut maka artinya pemimpin tersebut
telah menciptakan kondisi ketergantungan yang begitu tinggi pada dirinya.
Setiap karyawan tidak bisa berinisiatif dalam mengambil keputusan
karena takut keputusan yang diambil adalah salah dimata pimpinan, kondisi
seperti itu menyebabkan setiap ada masalah selalu harus ditanyakan kepada
pimpinan. Ini bisa menyebabkan perlambatan pengambilan keputusan.
Termasuk ini menunjukan pemimpin tersebut lemah.
Pemimpin harus mampu mendidik karyawan agar menjadi lebih baik
dari dirinya. Oleh karena itu, salah satu syarat seorang pemimpin yang baik
adalah memahami sepuluh hukum human relations dengan baik. Dengan
tujuan agar pemimpin tersebut mampu memahami dan menempatkan
dirinya, bawahan, dan organisasi secara satu kesatuan yang terkelola secara
baik dan berkesinambungan. "sepuluh hukum" itu adalah:
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi para
anggota organisasi yang bersangkutan.
2. suasana dan iklim kerja yang menyenangkan dan penuh persahabatan.
3. informalitas yang dipadu secara dengan baik dengan formalitas dalam
interaksi antara pimpinan dan bawahan.
4. tidak memperlakukan manusia sama dengan mesin.
pada situasi yang diharuskan kita untuk mengambil keputusan, apakah kita
akan segera mandi atau duduk duduk dahulu dan membaca koran pagi.
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan,
walaupun banyak faktor lain yang sangat besar pengaruhnya terhadap
keputusanya, karena seseorang pada saat tertentu sudah mengambil
keputusan, tetapi hal ini bisa berbeda keputusan disaat yang lain. Karena
sebagian fungsi terpenting dari seorang pemimpin adalah sebagai pengambil
keputusan, sehingga keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin sangat
berkenan dan menentukan terhadap tindakan apa yang perlu dilaksanakan,
siapa yang melakukan serta kapan, dimana, dan terkadang
bagaimana tindakan itu dilaksanakan. Misalnya seorang presiden perlu
melakukan keputusan siapa yang menjadi anggota kabinetnya; seorang
manager harus membuat keputusan tentang perlu tidaknya mengangkat
pegawai tambahan, pembelian mesin baru, atau memberhentikan
karyawanya. Karena suatu keputusan itu sangat penting maka kemampuan
untuk membuat keputusan yang sangat tepat dan berkwalitas menjadi suatu
hal yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin.
Kebanyakan pengambilan keputusan oleh seseorang berhubungan erat
dengan pemecahan masalah–masalah yang dihadapinya, seperti masalah
pribadi, pekerjaan maupun sosial. Beberapa pokok pemikiran penting
tentang pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pemecahan masalah oleh individu berkenaan dengan penggunaan
strategi pencarian alternatip yang relevan. Individu biasanya berusaha
meminimalkan hambatan melalui pemilihan strategi didalam memecahkan
masalah.
2. Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif. Individu mengawalinya
dengan pemecahan yang tentatif, mencari informasi, memodifikasi solusi
awal,dan melanjutkanya sampai terjadi keseimbangan antara harapan dan
realisasi hasil.
3. Betapapun terbatasnya situasi pemecahan masalah, faktor kepribadian
dan keinginan individu akan memasuki pilihan strategi, penggunaan
informasi dan keputusan akhir.