Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
Mintohari
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pengambilan keputusan siswa melalui penerapan model
pembelajaran langsung, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
dengan menerapkan model pembelajaran langsung secara klasikal kemampuan pengambilan keputusan siswa
meningkat, pada siklus I sebesar 61,54% dan siklus II sebesar 80,77%. Selain itu, dari hasil penelitian juga
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru, pada siklus I sebesar 85% dan pada siklus II sebesar 88,75%.
Sedangkan peningkatan yang terjadi pada aktivitas siswa, pada siklus I sebesar 78,75%, dan pada siklus II sebesar
93,75%. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan pengambilan keputusan dapat diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran langsung.
Abstract : The purpose of this study to determine the students' decision making capabilities through the application of
direct instructional model, teacher activity and student activity. This study uses the design of classroom action research
(CAR) conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation and
reflection. Data collection techniques used were observation and tests. Collected data were analyzed by using
descriptive qualitative and quantitative analysis. The results show with applying the classical model of direct
instruction increased student decision-making skills, in the first cycle of 61.54% and 80.77% for the second cycle. In
addition, the results of the study also showed an increase in activity of the teacher, in the first cycle by 85% and the
second cycle was 88.75%. While the increase that occurred in student activities, the first cycle of 78.75%, and the
second cycle was 93.75%. It can be concluded that the decision-making skills can be taught to apply the direct
instructional model.
1
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
2
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
meningkat. Alasan tersebutlah yang mendasari penerapan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari
model pembelajaran langsung terhadap keterampilan setiap alternatif, analisis informasi, dan pengambilan
pengambilan keputusan. keputusan yang terbaik berdasarkan alasan yang rasional.
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah Menurut Suryanti (2011: 10), dalam Riski (2012)
dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) bagaimana langkah-langkah dalam mengambil keputusan meliputi
kemampuan pengambilan keputusan siswa setelah membuat pertanyaan, mengumpulkan informasi,
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model menentukan pilihan-pilihan membuat daftar pro dan
pembelajaran langsung? (2) bagaimana aktivitas guru kontra, dan mengambil keputusan.
dalam pembelajaran dengan menerapkan model Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pembelajaran langsung? (3) bagaimana aktivitas siswa suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
dalam pembelajaran dengan menerapkan model merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
pembelajaran langsung untuk meningkatkan keterampilan dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
pengambilan keputusan? perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce,
penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan 1992:4). Adapun Soekamto dalam Nurulwati (2000:10)
pengambilan keputusan siswa, (2) untuk mengetahui dalam Trianto (2007:5), mengemukakan maksud dari
aktivitas guru dalam pembelajaran, (3) untuk mengetahui model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang
aktivitas siswa dalam pembelajaran. melukiskan prosedur yang sistematis dalam
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
materi IPA pada siswa kelas V semester 2 yakni pada tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
standar kompetensi dalam pelajaran IPA kelas V yang bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
harus dikuasai oleh siswa adalah standar kompetensi 5. dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini
memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
serta fungsinya dengan kompetensi dasar 5.2 menjelaskan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
mudah dan lebih cepat. Arends (1997:7) dalam Trianto (2007:5) menyatakan
Kajian teoritik dalam penelitian ini meliputi “The term teaching model refers to a particular
keterampilan pengambilan keputusan dan model approach to instruction that includes its goals, syntax,
pembelajaran langsung. environment, and management system.” Istilah model
Menurut Boehm & Webb (2002: 80-81) sebuah pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
keputusan merupakan sebuah pilihan yang kita ambil. pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
Keterampilan pengambilan keputusan merupakan salah lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
satu keterampilan berpikir. Pengambilan keputusan Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa
merupakan bagian penting dalam siklus menginderai- dengan guru di dalam kelas yang menyangkut
merespons. Keputusan merupakan sebuah pilihan yang pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang
kita ambil. Memutuskan merupakan proses berkomitmen diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada tindakan tertentu. Memutuskan merupakan proses, di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
bukan kejadian, dan proses dapat digunakan sebagai yang melukiskan prosedur yang sistematik dan
peluang untuk menemukan. mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
Menurut Santrock (2006: 309) pengambilan tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
keputusan adalah sebuah pemikiran di mana individu para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.
dari sekian banyak pilihan. Menurut Sternberg (2008: Model pembelajaran langsung adalah salah satu
410) pengambilan keputusan adalah penggunaan pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
penalaran untuk menyeleksi satu pilihan di antara menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan
beberapa pilihan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola
proses berpikir untuk mengidentifikasi dan memutuskan kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah Arends
pilihan dari berbagai pilihan yang ada. dalam Trianto (1997).
Keterampilan pengambilan keputusan yakni Model pembelajaran langsung banyak diilhami oleh
keterampilan seseorang menggunakan proses berpikirnya teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar
untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari melalui observasi. Arends (Kardi, S dan Nur, M. 2004)
beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan dalam Julianto (2011), menyebutnya sebagai teori
3
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
pendekatan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang guru dan siswa dalam pembelajaran IPA dengan
dasar pengembangan model pembelajaran langsung menerapkan model pembelajaran langsung. Pembuatan
adalah John Dolard, Neal Miller, Albert Bandura (Kardi, aspek pengamatan aktivitas guru berdasarkan kegiatan
S dan Nur, M.2004) yang percaya bahwa sebagian besar guru yang tercantum pada RPP sesuai dengan sintaks
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan model pembelajaran langsung. Selain melakukan
mengingat tingkah laku orang lain atau lebih dikenal observasi terhadap aktivitas guru, observasi juga
pemodelan. Pemikiran mendasar dari model dilakukan terhadap aktivitas siswa.
pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
menirukan tingkah laku seorang guru. 1. Analisis tes
Sintaks suatu model adalah urutan langkah-langkah Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
yang ada pada umumnya diikuti oleh suatu kegiatan siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
belajar mengajar. Pada model pembelajaran langsung siswa terhadap kemampuan pengambilan keputusan
terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali setiap siklus. Untuk mengetahui ketuntasan kemampuan
pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar keterampilan pengambilan keputusan secara klasikal
belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa dapat dianalisis dengan rumus persentase sebagai berikut:
untuk menerima penjelasan dari guru. ∑
Pembelajaran langsung menurut Kardi (1997:3) = 100%
dalam Trianto, dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, Keterangan:
pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. P = Persentase
Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan Σn = Jumlah siswa yang berhasil memenuhi nilai ≥
pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru 65
kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk N = jumlah keseluruhan siswa
mencapai tujuan pembelajaran harus seefesien mungkin, (Aqib,2008)
sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang
digunakan. 2. Analisis observasi
Sintaks model pembelajaran langsung adalah: (1) Analisis observasi didapat dari data lembar
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Analisis
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) dilakukan ketika proses pembelajaran pada setiap siklus
Membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan dengan mengisikan lembar pengamatan aktivitas guru
memberikan umpan balik, (5) memberikan kesempatan dan aktivitas siswa. Analisis lembar pengamatan aktivitas
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. guru dan aktivitas siswa sebagai berikut.
METODE = 100
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas Keterangan:
(PTK) merupakan suatu penelitian terhadap kegiatan P = persentase
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja = banyaknya aktivitas yang muncul
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara N = jumlah aktivitas keseluruhan
bersama. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, yang (Indarti, 2008)
setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Data hasil pengamatan siklus I diolah oleh peneliti
penelitian ini yaitu melalui observasi dan metode tes. sehingga diperoleh hasil skor rata-rata aktivitas guru pada
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang tiap-tiap aspek selama pelaksanaan pembelajaran pada
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. siklus I yang disajikan pada diagram berikut ini.
Metode tes digunakan untuk mengetahui keterampilan
pengambilan keputusan siswa setelah diterapkan model
pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari lembar observasi dan lembar tes
keterampilan pengambilan keputusan dan lembar
penilaian kinerja. Lembar observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
4
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
3
Aktivitas guru dalam mendemonstrasikan 2
pengetahuan dan keterampilan untuk memberi contoh 1
langkah-langkah mengambil keputusan memperoleh skor 0
3,75 dengan kategori baik. Guru mendemonstrasikan A B C D E
materi dengan jelas. Ketika guru menjelaskan materi,
guru menyampaikan dengan suara keras dan melakukan
tanya jawab dengan siswa. Tanya jawab yang terjadi Diagram 2. Rata-rata aktivitas siswa siklus I
antara guru dan siswa berlangsung sangat interaktif. Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas siswa
Aktivitas guru dalam membimbing pelatihan ketika adalah:
siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam melakukan A. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru serta mempersiapkan diri untuk belajar
langkah-langkah pengambilan keputusan memperoleh B. Memperhatikan dan mendengarkan
skor 3,75 dengan kategori baik. Dalam pembelajaran pendemonstrasian dan penjelasan guru
guru membantu kegiatan siswa ketika siswa melakukan
5
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
C. Mengerjakan pelatihan lembar kerja siswa untuk kemampuan keterampilan pengambilan keputusan siswa
melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model
D. Mempresentasikan hasil kerja pengambilan pembelajaran langsung. Setelah melakukan pembelajaran
keputusan
pada siswa kelas V SDN Kedunganyar I Wringinanom
E. Mengerjakan tugas untuk pelatihan lanjutan.
Keterangan skor penilaian Gresik, berikut akan dipaparkan persentase hasil
4 = Sangat baik kemampuan keterampilan pengambilan keputusan siswa.
3 = Baik
Persentase aspek langkah pengambilan
2 = Cukup
1 = Kurang keputusan siswa
100%
Aktivitas siswa dalam memperhatikan tujuan 80%
pembelajaran yang disampaikan guru serta 60%
mempersiapkan diri untuk belajar memperoleh skor 2,5 40% 75.75% 81.00% 71.25% 70.25% 74.00%
20%
dengan kategori cukup. Ketika guru menyampaikan
0%
tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru tetapi belum merespon dan A B C D E
mempersiapkan diri untuk belajar. Siswa masih ramai
dan bercanda dengan teman-temannya. Diagram 3. Persentase aspek langkah
Aktivitas siswa dalam memperhatikan dan keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus I
mendengarkan pendemonstrasian dan penjelasan guru A. Membuat pertanyaan
memperoleh skor 2,75 dengan kategori cukup. Siswa B. Mengumpulkan informasi
memperhatikan pendemonstrasian yang dilakukan oleh C. Menentukan pilihan-pilihan
guru, tetapi siswa belum sepenuhnya mendengarkan D. Membuat Daftar Pro dan Kontra
E. Mengambil Keputusan
materi yang dijelaskan oleh guru.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan pelatihan Persentase Ketuntasan
lembar kerja siswa untuk melakukan langkah-langkah
pengambilan keputusan memperoleh skor 3,5 dengan
100%
kategori baik. Siswa mengerjakan pelatihan di LKS
dengan semangat. Siswa melakukan percobaan dengan
50%
kompak dan berdiskusi dengan baik bersama teman 61.54%
38.46%
kelompoknya.
Aktivitas siswa dalam mempresentasikan hasil kerja 0%
6
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
Penilaian
Dari kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, 3
guru dan observer diperoleh hasil berikut:
2
Pembelajaran siklus I terdapat kelebihan sebagai
1
berikut: 1) Ketika menyampaikan tujuan pembelajaran,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 0
7
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
3
pelatihan lanjutan memperoleh skor 4 dengan kategori
2 sangat baik. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan
1 teliti dan tenang. Susana kelas juga sangat kondusif
0
ketika guru mengawasi jalannya pengerjaan lembar
evaluasi.
A B C D E
Secara keseluruhan aktivitas siswa pada
Diagram 6. Rata-rata aktivitas siswa siklus II pembelajaran di siklus I memperoleh skor 18,75 dengan
Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas siswa persentase 93,75%. Aktivitas siswa belum mencapai
adalah: persentase keberhasilan yang diharapkan berdasarkan
8
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
indikator keberhasilan penelitian, yaitu aktivitas siswa Dari kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti,
dalam melaksanakan pembelajaran mencapai lebih dari guru dan observer diperoleh hasil bahwa aktivitas guru
atau sama dengan 80% dari keseluruhan aktivitas. dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Setelah melakukan pembelajaran dengan pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
menerapkan model pembelajaran langsung pada siswa, persentase rata-rata 88,75%. Aktivitas siswa dalam
berikut akan dipaparkan data hasil kemampuan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
keterampilan pengambilan keputusan siswa. pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
persentase rata-rata 93,75%. Dan ketuntasan
Persentase aspek langkah pengambilan
keterampilan pengambilan keputusan siswa dalam
keputusan siswa
pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
100%
80%
persentase rata-rata 80,77%.
60% Berdasarkan seluruh uraian data yang diperoleh
40% 80.75% 70.00% 75.75% 89.50% 75.25% pada pelaksanaan siklus II, dapat diketahui bahwa
20%
0%
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah
A B C D E
mencapai seluruh persentase yang ditetapkan pada
indikator keberhasilan penelitian, baik aktivitas guru,
Diagram 7. Persentase aspek langkah aktivitas siswa dan hasil kemampuan keterampilan
keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus II pengambilan keputusan siswa. Dengan demikian kegiatan
A. Membuat pertanyaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
B. Mengumpulkan informasi Peningkatan hasil observasi aktivitas guru dalam
C. Menentukan pilihan-pilihan melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II dapat
D. Membuat Daftar Pro dan Kontra dilihat pada gambar berikut ini.
E. Mengambil Keputusan
Peningkatan Aktivitas Guru
Persentase Ketuntasan
100%
100%
80%
80%
60%
60% 85.00% 88.75%
80.77% 40%
40%
20%
20% 19.23%
0%
0%
Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
9
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
10
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
kalimat tanya, mengandung dua atau lebih alternatif indikator ketercapaian penelitian. Adapun pada siklus II
pilihan, dan pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 93,75%. Persentase
masalah yang yang ada. ini sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti
Dalam aspek mengumpulkan informasi, dari siklus I berdasarkan indikator keberhasilan penelitian. Aktivitas
dan siklus II memperoleh persentase yang sama dan tidak siswa selama 2 siklus mengalami peningkatan sebesar
mengalami peningkatan . Siswa mampu mengumpulkan 15% yaitu dari 78,75% pada siklus I menjadi 93,75%
informasi dengan baik. Informasi yang disajikan sudah pada siklus II. Pada siklus II siswa bisa mengambil
berkaitan dengan masalah, mengandung dua atau lebih keputusan lebih baik dibandingkan dengan pada siklus I.
informasi serta informasi yang didapat diperoleh secara Peningkatan aktivitas siswa ini disebabkan adanya
alami. penerapan model pembelajaran langsung yang diterapkan
Dalam aspek menentukan pilihan-pilihan dari siklus oleh guru. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,77%. dan aktif serta interaktif bersama guru dan teman-
Ketika siklus I siswa cukup mampu menentukan pilihan- temannya. Pembelajaran dapat diikuti langsung oleh
pilihan yang berkaitan dengan masalah. siswa sesuai dengan pembelajaran yang telah
Salah satu aspek yang mengalami peningkatan yaitu direncanakan oleh guru. Dalam pembelajaran siswa telah
mendaftar pro kontra. Peningkatan yang terjadi sebesar diberi pemodelan oleh guru dan mereka banyak
19,23% dari siklus I dan siklus II. Siswa lebih bisa melakukan aktivitas yang dilakukan secara kelompok
mendaftar pro kontra dari setiap pilihan yang ada serta maupun mandiri. Hal ini dapat memberikan kesempatan
mereka bisa menyertainya dengan alasan. Hal ini bisa siswa untuk mendapat banyak bimbingan dan pujian dari
mereka daftar dengan baik setelah mereka belajar guru. Selain itu siswa juga diberi kesempatan oleh guru
melakukan percobaan dan pengamatan sesuai dengan untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya sehingga
langkah kerja yang telah mereka lakukan bersama keterampilan pengambilan keputusan siswa meningkat.
kelompok masing-masing. Sehingga dari percobaan dan Hal ini didukung oleh teori behavioristik skinner yang
pengamatan yang mereka lakukan sendiri mereka bisa menekankan adanya penguatan dalam pembelajaran.
mendaftar pro dan kontra masing-masing pilihan dengan Penguatan menurut Skinner dapat berupa pujian, ekspresi
baik. wajah yang menyenangkan, pemberian penghargaan,
Dalam aspek pengambilan keputusan dari siklus I menghargai kesuksesan, memberi nilai, peringkat dan
dan siklus II memperoleh persentase yang sama dan tidak memberikan kesempatan murid untuk mengerjakan
mengalami peningkatan . Siswa sudah bisa mengambil sesuatu yang diinginkannya. Skinner juga berpendapat
keputusan melalui langkah-langkah pengambilan bahwa aspek yang dapat diamati dan dapat diukur dari
keputusan serta keputusan yang diambil sudah lingkungan, dari perilaku organisme, dan dari
berdasarkan pilihan-pilihan yang mereka daftar. konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi
Dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan penting untuk penelitian ilmiah (Ringen dalam
keterampilan pengambilan keputusan dapat meningkat Hergenhahn (2010).
dengan diterapkannya model pembelajaran langsung. Hal Meningkatnya aktivitas siswa, tidak lepas dari
ini bisa terjadi karena di dalam pengambilan keputusan bimbingan dari guru yang semakin baik. Aktivitas guru
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa pada siklus I sebesar 85,00%. Persentase ini sudah
secara prosedural, dimana pengetahuan prosedural mencapai target yang diinginkan berdasarkan indikator
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dari keberhasilan penelitian. Adapun pada siklus II aktivitas
model pembelajaran langsung. Hal ini sesuai dengan guru sebesar 88,75%. Presentase ini sudah mencapai
pengertian model pembelajaran langsung yakni salah satu target yang diinginkan berdasarkan indikator
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk keberhasilan penelitian. Aktivitas guru selama dua siklus
menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan ini mengalami peningkatan sebesar 3,73% yaitu dari
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang 85,00% pada siklus I menjadi 88,75% pada siklus II.
terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola Guru mampu membangkitkan semangat siswa melalui ice
kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, breaking yang diberikan di awal pembelajaran. Sebagian
1997) dalam Trianto (2007:29). besar siswa terlihat antusias dalam mengikuti ice
Tercapainya ketuntasan kemampuan pengambilan breaking yang diberikan guru. Pada tahap ini guru
keputusan, tidak lepas dari beberapa aspek yang mampu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti
menunjang dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek pembelajaran. hal ini didukung oleh teori bandura yang
tersebut meliputi aktivitas siswa dan aktivitas guru. menyatakan guru mampu melakukan pemodelan dimana
Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 78,75%. Pesentase pemodelan merupakan hal penting yang bisa diamati
ini belum mencapai target yang diinginkan berdasarkan
11
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
karena dari pemodelan itu belajar bisa dimulai dari proses langkah pengambilan keputusan dengan cara
mengamati. (Woolfolk:1993). mengamati dan melakukan percobaan secara langsung
Setelah guru membimbing siswa dalam melakukan sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan
percobaan serta mengambil keputusan dalam kelompok, menarik dan tidak membuat bosan, (2) dalam
guru membagikan lembar tes keterampilan pengambilan melakukan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
keputusan kepada siswa secara individu di akhir berperan sebagai fasilitator dan pembimbing serta
pembelajaran. hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur melibatkan siswa secara maksimal dalam menerapkan
dari pembelajaran. model pembelajaran langsung, (3) penggunaan model
Secara keseluruhan penerapan pembelajaran pembelajaran langsung sebagai upaya peningkatan
langsung dalam pembelajaran IPA pada setiap siklus kemampuan keterampilan pengambilan keputusan
menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Aktivitas siswa, hendaknya disesuaikan dengan materi dan
guru dan siswa dan ketuntasan kemampuan keterampilan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Hal ini karena
pengambilan keputusan siswa mengalami peningkatan tidak semua kompetensi dasar dapat diajarkan
hingga mencapai persentase yang ditetapkan pada menggunakan model pembelajaran langsung.
indikator keberhasilan penelitian. Dengan demikian,
penerapan model pembelajaran langsung pada DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran IPA sudah efektif dan bisa meningkatkan Aqib, Zainal dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
keterampilan pengambilan keputusan siswa terutama Bandung: CV. Yrama Widya.
dalam pembelajaran IPA.
Boehm, R.G. & Webb, B. 2002. Skills Handbook Using
Social Studies. Columbus, OH: SRA/McGraw-
PENUTUP
Hill.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2010. Theories
tentang penerapan model pembelajaran langsung untuk of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana.
meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan pada
pelajaran IPA di kelas V SDN Kedunganyar 1 Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Wringinanom Gresik, maka dapat disimpulkan sebagai dan Penulisan Ilmiah: Prinsip- Prinsip Dasar,
Langkah- Langkah dan Implementasinya.
berikut: (1) aktivitas guru saat melaksanakan
Surabaya. FBS Unesa
pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami Julianto. 2011. Model Pembelajaran IPA. Surabaya:
peningkatan sebesar 3,75%, yakni dari siklus I sebesar UNESA University Press.
85% dan siklus II sebesar 88,75%, (2) aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-
model pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami model Pembelajaran Inovatif. Surabaya :
peningkatan sebesar 15%, yakni dari siklus I sebesar Unesa University Press
78,75% dan siklus II sebesar 93,75%, (3) kemampuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006.
keterampilan pengambilan keputusan siswa setelah
Jakarta: Depdikbud.
mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami Nur, Mohamad. 2008. Model Pengajaran Langsung.
peningkatan sebesar 19,23%, yakni dari siklus I sebesar Departemen Pendidikan Nasional.
61,54% dan siklus II sebesar 80,77%. Hasil tersebut
sudah memenuhi KKM yaitu ≥65 dan ketuntasan klasikal Riski, Vivi M. 2012. Penggunaan Model Pembelajaran
yaitu ≥80%. Inkuiri dalam Upaya Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Pengambilan
Saran Keputusan pada Mata Pelajaran IPA Kelas V
C SDN Babatan IV/459 Surabaya. Skripsi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tidak diterbitkan. Surabaya: JPGSD FIP
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Unesa.
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan
pengambilan keputusan siswa, guru dapat Santrock, John W. 2006. Educational Psychology Third
menggunakan model pembelajaran langsung. Edition. New york: McGraw-Hill.
Kegiatan pembelajaran dapat memberikan semangat
Stenberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif Edisi
belajar yang positif kepada siswa karena siswa belajar
Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berpikir mengambil keputusan melalui langkah-
12
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar
13