Anda di halaman 1dari 13

Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SEKOLAH DASAR

Rizka Faidatun Ni’mah


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (email: rizka.pgsd09.016@gmail.com)

Mintohari
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pengambilan keputusan siswa melalui penerapan model
pembelajaran langsung, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
dengan menerapkan model pembelajaran langsung secara klasikal kemampuan pengambilan keputusan siswa
meningkat, pada siklus I sebesar 61,54% dan siklus II sebesar 80,77%. Selain itu, dari hasil penelitian juga
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru, pada siklus I sebesar 85% dan pada siklus II sebesar 88,75%.
Sedangkan peningkatan yang terjadi pada aktivitas siswa, pada siklus I sebesar 78,75%, dan pada siklus II sebesar
93,75%. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan pengambilan keputusan dapat diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran langsung.

Kata kunci: model pembelajaran langsung, keterampilan pengambilan keputusan

Abstract : The purpose of this study to determine the students' decision making capabilities through the application of
direct instructional model, teacher activity and student activity. This study uses the design of classroom action research
(CAR) conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation and
reflection. Data collection techniques used were observation and tests. Collected data were analyzed by using
descriptive qualitative and quantitative analysis. The results show with applying the classical model of direct
instruction increased student decision-making skills, in the first cycle of 61.54% and 80.77% for the second cycle. In
addition, the results of the study also showed an increase in activity of the teacher, in the first cycle by 85% and the
second cycle was 88.75%. While the increase that occurred in student activities, the first cycle of 78.75%, and the
second cycle was 93.75%. It can be concluded that the decision-making skills can be taught to apply the direct
instructional model.

Keywords: direct instruction, decision making skills

keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


PENDAHULUAN memecahkan masalah dan membuat keputusan.
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah Keterampilan pengambilan keputusan melibatkan
satu pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar. keterampilan berpikir. Berpikir secara umum
Belajar IPA memiliki keunikan tersendiri karena siswa diasumsikan sebagai proses kognitif, suatu aktivitas
akan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan mental yang dengannya pengetahuan diperoleh
lingkungan mereka karena ruang lingkup IPA meliputi (Presseisen, 1985:43) dalam Suryanti (2012). Menurut
makhluk hidup dan proses kehidupan, benda atau materi, Santrock (2006) pengambilan keputusan adalah sebuah
sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai
serta bumi dan alam semesta. pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak
IPA diajarkan di SD diantaranya untuk pilihan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
mengembangkan keterampilan berpikir. Menurut disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan
Woolfolk (261-262), keterampilan berpikir meliputi proses berpikir untuk mengidentifikasi dan memutuskan
keterampilan pemecahan masalah, keterampilan berpikir pilihan dari berbagai pilihan yang ada.
kritis, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan Keterampilan pengambilan keputusan merupakan
pengambilan keputusan. Hal tersebut sesuai dengan salah hal penting yang harus dikuasai siswa SD sejak dini.
satu tujuan pembelajaran IPA di SD berdasarkan Dengan menguasai keterampilan tersebut, siswa akan
kurikulum 2006 (KTSP) adalah agar peserta didik menemukan pilihan yang tepat ketika masalah muncul
mampu memiliki kemampuan mengembangkan dalam proses belajar. Sehingga siswa mampu mengambil

1
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

keputusan melalui langkah-langkah pengambilan keputusan melalui langkah-langkah pengambilan


keputusan yang telah dianalisisnya. Agar siswa keputusan. Siswapun kurang dilibatkan untuk
menguasai keterampilan pengambilan keputusan, maka mempraktekkan dan memperagakan kegiatan secara
dapat dilakukan melalui pembelajaran yang dapat melatih langsung. Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan
keterampilan berpikir mereka. adanya permasalahan yang dialami siswa mengenai
Hasil studi awal penelitian yang dilakukan oleh rendahnya kemampuan mereka dalam keterampilan
Suryanti (2012), diperoleh hasil bahwa siswa SD belum pengambilan keputusan. Tindakan penyelesaian dari
menguasai keterampilan pengambilan keputusan. Hal ini masalah tersebut adalah dengan menerapkan model
disebabkan karena guru tidak melatih keterampilan pembelajaran langsung.
pengambilan keputusan secara terintegrasi dalam Model pembelajaran langsung adalah salah satu
pembelajarannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
penguasaan keterampilan pengambilan keputusan siswa menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
SD masih dalam kategori rendah. pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
Berdasarkan hasil pretes dan observasi yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
dilakukan pada siswa kelas V SDN Kedunganyar 1 kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah
Wringinanom Gresik, diperoleh hasil pretes dari 26 (Arends dalam Trianto (1997). Menurut teori belajar
jumlah siswa satu kelas, terdapat 11 siswa yang memiliki sosial Albert Bandura dalam Woollfolk (1995:221)
kemampuan keterampilan pengambilan keputusan dalam bahwa seseorang dapat mudah belajar melalui
pelajaran IPA dengan baik, sedangkan terdapat 15 siswa pengamatan dan meniru perilaku orang lain atau
yang memiliki kemampuan keterampilan pengambilan modeling. Berdasarkan teori tersebut, agar keterampilan
keputusan yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari pengambilan keputusan dapat dikuasai siswa maka perlu
analisis jawaban mereka di lembar tes yang masih sangat ada contoh nyata melalui pemodelan. Salah satu ciri-ciri
sederhana dan belum disertai alasan yang tepat ketika model pembelajaran langsung adalah adanya pemodelan
mereka menjawab dan memilih alternatif pilihan setelah atau pendemonstrasian tentang materi yang bersifat
mereka melakukan penyelidikan. Pilihan serta alasan prosedural yang dilakukan oleh guru dan ditunjukkan
siswa satu dengan siswa lainnya berbeda-beda dan dapat kepada siswa. Pendemonstrasian tentang pengetahuan
dikatakan benar, tetapi dalam proses mengambil prosedural dilakukan oleh guru di awal pembelajaran.
keputusan, cara siswa mengerjakan langkah-langkah Pendemonstrasian ini dapat berupa pendemonstrasian
pengambilan keputusan dari setiap aspeknya masih langkah-langkah belajar yang bersifat prosedural untuk
menunjukkan adanya kebingungan. Sebagian siswa memecahkan suatu masalah, sehingga pendemonstrasian
masih bertanya kepada temannya tentang cara dapat mempengaruhi minat belajar siswa, meningkatkan
menganalisis pilihan-pilihan yang akan mereka ambil. rasa ingin tahu siswa, memancing siswa untuk belajar
Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan pengambilan berpikir, belajar menyelesaikan masalah dengan
keputusan siswa masih rendah. Penyebab dari masalah ini mengambil keputusan yang benar serta terlibat langsung
adalah siswa kurang dilatih mengambil keputusan dalam dalam proses pembelajaran.
kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran langsung sesuai diterapkan
Disamping hasil pretes, hasil observasi dalam pembelajaran keterampilan pengambilan
menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru keputusan karena di dalam pengambilan keputusan
lebih menekankan pada materi konseptual yang bersifat terdapat langkah-langkah yang dilakukan secara
hafalan. Guru menyajikan materi dengan berceramah dan prosedural. Langkah-langkah pengambilan keputusan
hanya memberikan konsep kepada siswa. Siswa tidak tersebut adalah menuliskan pertanyaan, menentukan
diminta untuk melakukan aktivitas sebagai proses alternatif pilihan-pilihan, mengumpulkan informasi,
pendemonstrasian. Siswapun tidak diberikan suatu membuat daftar pro kontra dan mengambil keputusan.
masalah dalam pembelajaran yang sebaiknya mereka Dengan menerapkan model pembelajaran langsung, di
dapatkan agar mereka bisa belajar berpikir dan awal pembelajaran guru memodelkan langkah-langkah
menemukan solusi dari permasalahan melalui keputusan pengambilan keputusan. Di kegiatan inti guru
yang diambilnya. menjelaskan materi, melatih pengambilan keputusan serta
Dalam pembelajaran IPA, masalah keterampilan membimbing siswa secara kelompok maupun mandiri,
pengambilan keputusan adalah bagaimana siswa dapat sehingga siswa dapat menirukan apa yang telah dilakukan
berpikir dan dapat mengambil keputusan dalam proses oleh guru di akhir pembelajaran karena mereka
belajar, mengerjakan tugas serta mengerjakan soal-soal. dibimbing, dilatih mengambil keputusan, serta diberi
Rendahnya keterampilan pengambilan keputusan siswa tugas secara mandiri oleh guru. Dengan demikian
disebabkan siswa tidak diajarkan belajar mengambil kemampuan siswa dalam pengambilan keputusan akan

2
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

meningkat. Alasan tersebutlah yang mendasari penerapan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari
model pembelajaran langsung terhadap keterampilan setiap alternatif, analisis informasi, dan pengambilan
pengambilan keputusan. keputusan yang terbaik berdasarkan alasan yang rasional.
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah Menurut Suryanti (2011: 10), dalam Riski (2012)
dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) bagaimana langkah-langkah dalam mengambil keputusan meliputi
kemampuan pengambilan keputusan siswa setelah membuat pertanyaan, mengumpulkan informasi,
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model menentukan pilihan-pilihan membuat daftar pro dan
pembelajaran langsung? (2) bagaimana aktivitas guru kontra, dan mengambil keputusan.
dalam pembelajaran dengan menerapkan model Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pembelajaran langsung? (3) bagaimana aktivitas siswa suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
dalam pembelajaran dengan menerapkan model merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
pembelajaran langsung untuk meningkatkan keterampilan dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
pengambilan keputusan? perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce,
penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan 1992:4). Adapun Soekamto dalam Nurulwati (2000:10)
pengambilan keputusan siswa, (2) untuk mengetahui dalam Trianto (2007:5), mengemukakan maksud dari
aktivitas guru dalam pembelajaran, (3) untuk mengetahui model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang
aktivitas siswa dalam pembelajaran. melukiskan prosedur yang sistematis dalam
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
materi IPA pada siswa kelas V semester 2 yakni pada tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
standar kompetensi dalam pelajaran IPA kelas V yang bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
harus dikuasai oleh siswa adalah standar kompetensi 5. dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini
memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
serta fungsinya dengan kompetensi dasar 5.2 menjelaskan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
mudah dan lebih cepat. Arends (1997:7) dalam Trianto (2007:5) menyatakan
Kajian teoritik dalam penelitian ini meliputi “The term teaching model refers to a particular
keterampilan pengambilan keputusan dan model approach to instruction that includes its goals, syntax,
pembelajaran langsung. environment, and management system.” Istilah model
Menurut Boehm & Webb (2002: 80-81) sebuah pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
keputusan merupakan sebuah pilihan yang kita ambil. pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
Keterampilan pengambilan keputusan merupakan salah lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
satu keterampilan berpikir. Pengambilan keputusan Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa
merupakan bagian penting dalam siklus menginderai- dengan guru di dalam kelas yang menyangkut
merespons. Keputusan merupakan sebuah pilihan yang pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang
kita ambil. Memutuskan merupakan proses berkomitmen diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada tindakan tertentu. Memutuskan merupakan proses, di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
bukan kejadian, dan proses dapat digunakan sebagai yang melukiskan prosedur yang sistematik dan
peluang untuk menemukan. mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
Menurut Santrock (2006: 309) pengambilan tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
keputusan adalah sebuah pemikiran di mana individu para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.
dari sekian banyak pilihan. Menurut Sternberg (2008: Model pembelajaran langsung adalah salah satu
410) pengambilan keputusan adalah penggunaan pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
penalaran untuk menyeleksi satu pilihan di antara menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan
beberapa pilihan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola
proses berpikir untuk mengidentifikasi dan memutuskan kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah Arends
pilihan dari berbagai pilihan yang ada. dalam Trianto (1997).
Keterampilan pengambilan keputusan yakni Model pembelajaran langsung banyak diilhami oleh
keterampilan seseorang menggunakan proses berpikirnya teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar
untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari melalui observasi. Arends (Kardi, S dan Nur, M. 2004)
beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan dalam Julianto (2011), menyebutnya sebagai teori

3
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

pendekatan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang guru dan siswa dalam pembelajaran IPA dengan
dasar pengembangan model pembelajaran langsung menerapkan model pembelajaran langsung. Pembuatan
adalah John Dolard, Neal Miller, Albert Bandura (Kardi, aspek pengamatan aktivitas guru berdasarkan kegiatan
S dan Nur, M.2004) yang percaya bahwa sebagian besar guru yang tercantum pada RPP sesuai dengan sintaks
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan model pembelajaran langsung. Selain melakukan
mengingat tingkah laku orang lain atau lebih dikenal observasi terhadap aktivitas guru, observasi juga
pemodelan. Pemikiran mendasar dari model dilakukan terhadap aktivitas siswa.
pembelajaran langsung adalah bahwa siswa belajar Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
menirukan tingkah laku seorang guru. 1. Analisis tes
Sintaks suatu model adalah urutan langkah-langkah Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
yang ada pada umumnya diikuti oleh suatu kegiatan siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
belajar mengajar. Pada model pembelajaran langsung siswa terhadap kemampuan pengambilan keputusan
terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali setiap siklus. Untuk mengetahui ketuntasan kemampuan
pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar keterampilan pengambilan keputusan secara klasikal
belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa dapat dianalisis dengan rumus persentase sebagai berikut:
untuk menerima penjelasan dari guru. ∑
Pembelajaran langsung menurut Kardi (1997:3) = 100%
dalam Trianto, dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, Keterangan:
pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. P = Persentase
Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan Σn = Jumlah siswa yang berhasil memenuhi nilai ≥
pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru 65
kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk N = jumlah keseluruhan siswa
mencapai tujuan pembelajaran harus seefesien mungkin, (Aqib,2008)
sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang
digunakan. 2. Analisis observasi
Sintaks model pembelajaran langsung adalah: (1) Analisis observasi didapat dari data lembar
menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Analisis
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) dilakukan ketika proses pembelajaran pada setiap siklus
Membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan dengan mengisikan lembar pengamatan aktivitas guru
memberikan umpan balik, (5) memberikan kesempatan dan aktivitas siswa. Analisis lembar pengamatan aktivitas
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. guru dan aktivitas siswa sebagai berikut.

METODE = 100
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas Keterangan:
(PTK) merupakan suatu penelitian terhadap kegiatan P = persentase
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja = banyaknya aktivitas yang muncul
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara N = jumlah aktivitas keseluruhan
bersama. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, yang (Indarti, 2008)
setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Data hasil pengamatan siklus I diolah oleh peneliti
penelitian ini yaitu melalui observasi dan metode tes. sehingga diperoleh hasil skor rata-rata aktivitas guru pada
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang tiap-tiap aspek selama pelaksanaan pembelajaran pada
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. siklus I yang disajikan pada diagram berikut ini.
Metode tes digunakan untuk mengetahui keterampilan
pengambilan keputusan siswa setelah diterapkan model
pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari lembar observasi dan lembar tes
keterampilan pengambilan keputusan dan lembar
penilaian kinerja. Lembar observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

4
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

percobaan sesuai LKS yang diterima siswa. Guru


Aktivitas Guru
membimbing semua kelompok dengan baik, namun
4 perhatian yang diberikan belum sepenuhnya merata
Penilaian
3 kepada semua kelompok.
2
1 Aktivitas guru dalam mengecek pemahaman dan
0 memberikan umpan balik ketika siswa menyampaikan
A B C D E hasil pengambilan keputusannya memperoleh skor 2,75
dengan kategori cukup. Ketika mengecek pemahaman
siswa, guru belum sepenuhnya melakukannya terhadap
semua siswa dan kurang memberikan umpan balik
Diagram 1. Rata-rata aktivitas guru siklus I mengenai jawaban siswa. Guru belum sepenuhnya
Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas guru membantu siswa untuk mengambil keputusan.
adalah: Aktivitas guru dalam memberikan kesempatan
A. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan tentang
siswa untuk belajar mengambil keputusan melalui materi
pesawat sederhana pengambilan keputusan melalui lembar kerja siswa,
B. Mendemonstrasikan pengetahuan dan pelatihan kinerja pengambilan keputusan maupun tes
keterampilan untuk memberi contoh langkah-langkah pengambilan keputusan memperoleh skor 3,25 dengan
mengambil keputusan kategori baik. Guru memberikan kesempatan kepada
C. Membimbing pelatihan ketika siswa siswa untuk mengerjakan lembar tes keterampilan
mengerjakan lembar kerja siswa dalam melakukan
pengambilan keputusan sebagai lembar evaluasi. Guru
langkah-langkah pengambilan keputusan
D. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan belum melakukan evaluasi pembelajaran. Namun guru
balik ketika siswa menyampaikan hasil pengambilan sudah menyimpulkan pembelajaran bersama siswa.
keputusannya Secara keseluruhan aktivitas guru pada
E. Memberikan kesempatan untuk pelatihan pembelajaran di siklus I memperoleh skor 17,00 dengan
lanjutan dan penerapan tentang pengambilan keputusan persentase 85%. Aktivitas guru telah mencapai persentase
melalui lembar kerja siswa, pelatihan kinerja keberhasilan yang diharapkan berdasarkan indikator
pengambilan keputusan maupun tes pengambilan
keberhasilan penelitian, yaitu aktivitas guru dalam
keputusan
Keterangan skor penilaian melaksanakan pembelajaran mencapai lebih dari sama
4 = Sangat baik dengan 80% dari keseluruhan aktivitas.
3 = Baik Melalui proses pembelajaran yang diikuti oleh
2 = Cukup siswa, maka diperoleh data hasil pengamatan aktivitas
1 = Kurang siswa pada pertemuan I dan II. Data hasil pengamatan
Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan dan siklus I diolah oleh peneliti sehingga diperoleh hasil skor
mempersiapkan siswa untuk belajar mengambil rata-rata aktivitas siswa pada tiap-tiap aspek selama
keputusan melalui materi pesawat sederhana memperoleh mengikuti proses pembelajaran pada siklus I yang
skor 3,5 dengan kategori baik. Guru menyampaikan disajikan pada diagram berikut ini.
tujuan pembelajaran dengan jelas dan memberikan
apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru Aktivitas Siswa
memberikan ice breaking kepada siswa namun pemberian
4
kontrak belajar yang kurang diperhatikan siswa.
Penilaian

3
Aktivitas guru dalam mendemonstrasikan 2
pengetahuan dan keterampilan untuk memberi contoh 1
langkah-langkah mengambil keputusan memperoleh skor 0
3,75 dengan kategori baik. Guru mendemonstrasikan A B C D E
materi dengan jelas. Ketika guru menjelaskan materi,
guru menyampaikan dengan suara keras dan melakukan
tanya jawab dengan siswa. Tanya jawab yang terjadi Diagram 2. Rata-rata aktivitas siswa siklus I
antara guru dan siswa berlangsung sangat interaktif. Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas siswa
Aktivitas guru dalam membimbing pelatihan ketika adalah:
siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam melakukan A. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru serta mempersiapkan diri untuk belajar
langkah-langkah pengambilan keputusan memperoleh B. Memperhatikan dan mendengarkan
skor 3,75 dengan kategori baik. Dalam pembelajaran pendemonstrasian dan penjelasan guru
guru membantu kegiatan siswa ketika siswa melakukan

5
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

C. Mengerjakan pelatihan lembar kerja siswa untuk kemampuan keterampilan pengambilan keputusan siswa
melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model
D. Mempresentasikan hasil kerja pengambilan pembelajaran langsung. Setelah melakukan pembelajaran
keputusan
pada siswa kelas V SDN Kedunganyar I Wringinanom
E. Mengerjakan tugas untuk pelatihan lanjutan.
Keterangan skor penilaian Gresik, berikut akan dipaparkan persentase hasil
4 = Sangat baik kemampuan keterampilan pengambilan keputusan siswa.
3 = Baik
Persentase aspek langkah pengambilan
2 = Cukup
1 = Kurang keputusan siswa

100%
Aktivitas siswa dalam memperhatikan tujuan 80%
pembelajaran yang disampaikan guru serta 60%
mempersiapkan diri untuk belajar memperoleh skor 2,5 40% 75.75% 81.00% 71.25% 70.25% 74.00%
20%
dengan kategori cukup. Ketika guru menyampaikan
0%
tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru tetapi belum merespon dan A B C D E
mempersiapkan diri untuk belajar. Siswa masih ramai
dan bercanda dengan teman-temannya. Diagram 3. Persentase aspek langkah
Aktivitas siswa dalam memperhatikan dan keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus I
mendengarkan pendemonstrasian dan penjelasan guru A. Membuat pertanyaan
memperoleh skor 2,75 dengan kategori cukup. Siswa B. Mengumpulkan informasi
memperhatikan pendemonstrasian yang dilakukan oleh C. Menentukan pilihan-pilihan
guru, tetapi siswa belum sepenuhnya mendengarkan D. Membuat Daftar Pro dan Kontra
E. Mengambil Keputusan
materi yang dijelaskan oleh guru.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan pelatihan Persentase Ketuntasan
lembar kerja siswa untuk melakukan langkah-langkah
pengambilan keputusan memperoleh skor 3,5 dengan
100%
kategori baik. Siswa mengerjakan pelatihan di LKS
dengan semangat. Siswa melakukan percobaan dengan
50%
kompak dan berdiskusi dengan baik bersama teman 61.54%
38.46%
kelompoknya.
Aktivitas siswa dalam mempresentasikan hasil kerja 0%

pengambilan keputusan memperoleh skor 3,5 dengan Tuntas Tidak Tunt as

kategori baik. Siswa mempresentasikan hasil diskusi


bersama teman kelompoknya dengan berani di depan
Diagram 4. Persentase ketuntasan kemampuan
kelas ketika guru meminta siswa mempresentasikan.
keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus I
Siswa lain yang tidak mempresentasikan jawaban
mendengarkan dengan cermat dan mengemukakan Berdasarkan Diagram 4. tersebut dapat dilihat
jawaban dari kelompoknya. persentase ketuntasan kemampuan keterampilan
Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas untuk pengambilan keputusan siswa secara klasikal pada siklus
pelatihan lanjutan memperoleh skor 3,5 dengan kategori I. Siswa bisa dikatakan tuntas bila mendapatkan nilai
baik. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan teliti lebih dari sama dengan 65. Jumlah siswa yang
dan tenang. Susana kelas juga sangat kondusif ketika mendapatkan nilai kurang dari 65 berjumlah 10 siswa
guru mengawasi jalannya pengerjaan lembar evaluasi. atau dalam persentase 38,46%. Sedangkan jumlah siswa
Secara keseluruhan aktivitas siswa pada yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 65
pembelajaran di siklus I memperoleh skor 15,75 dengan berjumlah 16 siswa atau dalam persentase 61,54%.
persentase 78,75%. Aktivitas siswa belum mencapai Namun hal ini kemapuan keterampilan pengambilan
persentase keberhasilan yang diharapkan berdasarkan keputusan belum mencapai persentase keberhasilan yang
indikator keberhasilan penelitian, yaitu aktivitas siswa diharapkan berdasarkan indikator keberhasilan penelitian
dalam melaksanakan pembelajaran mencapai lebih dari yaitu ketuntasan kemampuan keterampilan pengambilan
atau sama dengan 80% dari keseluruhan aktivitas. keputusan siswa bisa mencapai lebih dari sama dengan
Tes keterampilan pengambilan keputusan diberikan 80% dengan nilai 65.
di akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui

6
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi terhadap


Aktivitas Guru
pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran langsung berdasarkan data hasil 5

observasi pembelajaran di kelas. 4

Penilaian
Dari kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, 3
guru dan observer diperoleh hasil berikut:
2
Pembelajaran siklus I terdapat kelebihan sebagai
1
berikut: 1) Ketika menyampaikan tujuan pembelajaran,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 0

dan memberikan apersepsi yang sesuai dengan materi A B C D E

pembelajaran sehingga siswa mengerti materi apa yang


akan dipelajarinya. 2) Guru mendemonstrasikan materi Diagram 5. Rata-rata aktivitas guru siklus II
dengan jelas. Ketika guru menjelaskan materi, guru Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas guru
adalah:
menyampaikan dengan suara keras dan melakukan tanya
A. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
jawab dengan siswa. Tanya jawab yang terjadi antara siswa untuk belajar mengambil keputusan melalui materi
guru dan siswa berlangsung sangat interaktif. 3) Dalam pesawat sederhana
pembelajaran guru telah membantu kegiatan siswa ketika B. Mendemonstrasikan pengetahuan dan
siswa melakukan percobaan sesuai LKS yang diterima keterampilan untuk memberi contoh langkah-langkah
siswa. Guru membimbing semua kelompok dengan baik mengambil keputusan
Sedangkan kelemahan yang terjadi adalah: 1) C. Membimbing pelatihan ketika siswa
mengerjakan lembar kerja siswa dalam melakukan
Ketika mengecek pemahaman siswa, guru belum
langkah-langkah pengambilan keputusan
sepenuhnya melakukannya terhadap semua siswa dan D. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan
kurang memberikan umpan balik mengenai jawaban balik ketika siswa menyampaikan hasil pengambilan
siswa. Guru belum sepenuhnya membantu siswa untuk keputusannya
mengambil keputusan. 2) Guru belum melakukan E. Memberikan kesempatan untuk pelatihan
evaluasi pembelajaran. Namun guru sudah lanjutan dan penerapan tentang pengambilan keputusan
menyimpulkan pembelajaran bersama siswa. melalui lembar kerja siswa, pelatihan kinerja
pengambilan keputusan maupun tes pengambilan
Selain itu, dari hasil refleksi juga diketahui bahwa keputusan
aktivitas guru dalam pembelajaran IPA dengan Keterangan skor penilaian
menerapkan model pembelajaran langsung pada siklus I 4 = Sangat baik
mencapai persentase rata-rata 85%. Aktivitas siswa 3 = Baik
dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model 2 = Cukup
pembelajaran langsung pada siklus I mencapai persentase 1 = Kurang
Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan dan
rata-rata 78,75%. Dan ketuntasan klasikal keterampilan
mempersiapkan siswa untuk belajar mengambil
pengambilan keputusan siswa dalam pembelajaran IPA
keputusan melalui materi pesawat sederhana memperoleh
dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada
skor 3,75 dengan kategori baik. Guru menyampaikan
siklus I mencapai persentase rata-rata 61,54%.
tujuan pembelajaran dengan jelas dan memberikan
Hal ini bila dibandingkan dengan indikator
apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Guru
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan diantaranya
memberikan ice breaking kepada siswa dan melakukan
sebagai berikut: 1) Kemampuan pengambilan keputusan
kontrak belajar dengan siswa siswa. Namun guru kurang
siswa dikatakan meningkat jika secara klasikal
memperhatikan siswa yang kurang memperhatikan guru
ketuntasannya mencapai lebih dari atau sama dengan
di depan kelas.
80%. 2) Pembelajaran dikatakan berhasil jika dalam
Aktivitas guru dalam mendemonstrasikan
pembelajaran aktivitas guru mencapai lebih dari atau
sama dengan 80%. 3) Pembelajaran dikatakan berhasil pengetahuan dan keterampilan untuk memberi contoh
langkah-langkah mengambil keputusan memperoleh skor
jika dalam pembelajaran aktivitas siswa mencapai lebih
3,75 dengan kategori baik. Guru mendemonstrasikan
dari atau sama dengan 80%.
materi dengan jelas. Ketika guru menjelaskan materi,
Pada siklus II, data hasil pengamatan aktivitas guru
guru menyampaikan dengan suara keras dan melakukan
pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada diagram
tanya jawab dengan siswa. Tanya jawab yang terjadi
berikut ini.
antara guru dan siswa berlangsung sangat interaktif.
Aktivitas guru dalam membimbing pelatihan ketika
siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam melakukan

7
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

langkah-langkah pengambilan keputusan memperoleh A. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang


skor 4 dengan kategori sangat baik. Dalam pembelajaran disampaikan guru serta mempersiapkan diri untuk belajar
guru membantu kegiatan siswa ketika siswa melakukan B. Memperhatikan dan mendengarkan
pendemonstrasian dan penjelasan guru
percobaan sesuai LKS yang diterima siswa. Guru
C. Mengerjakan pelatihan lembar kerja siswa untuk
membimbing semua kelompok dengan baik. Guru juga melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan
memberikan perhatian perhatian sepenuhnya kepada D. Mempresentasikan hasil kerja pengambilan
semua kelompok. keputusan
Aktivitas guru dalam mengecek pemahaman dan E. Mengerjakan tugas untuk pelatihan lanjutan.
memberikan umpan balik ketika siswa menyampaikan Keterangan skor penilaian
hasil pengambilan keputusannya memperoleh skor 3 4 = Sangat baik
3 = Baik
dengan kategori baik. Ketika mengecek pemahaman
2 = Cukup
siswa, guru bertanya kepada semua siswa dan sudah 1 = Kurang
memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa. Guru
telah membantu siswa untuk mengambil keputusan. Aktivitas siswa dalam memperhatikan tujuan
Aktivitas guru dalam memberikan kesempatan pembelajaran yang disampaikan guru serta
untuk pelatihan lanjutan dan penerapan tentang mempersiapkan diri untuk belajar memperoleh skor 3,5
pengambilan keputusan melalui lembar kerja siswa, dengan kategori baik. Ketika guru menyampaikan tujuan
pelatihan kinerja pengambilan keputusan maupun tes pembelajaran, siswa memperhatikan apa yang
pengambilan keputusan memperoleh skor 3,25 dengan disampaikan oleh guru. Siswa sudah merespon dan
kategori baik. Guru memberikan kesempatan kepada mempersiapkan diri untuk belajar.
siswa untuk mengerjakan lembar tes keterampilan Aktivitas siswa dalam memperhatikan dan
pengambilan keputusan sebagai lembar evaluasi. Guru mendengarkan pendemonstrasian dan penjelasan guru
sudah melakukan evaluasi pembelajaran. Guru telah memperoleh skor 3,75 dengan kategori baik. Ketika guru
menyimpulkan pembelajaran bersama siswa. Namun mendemonstrasikan materi, siswa memperhatikan
guru kurang memperhatikan siswa yang tidak pendemonstrasian yang dilakukan oleh guru dengan
memperhatikan guru ketika guru menyimpulkan sepenuhnya. Siswa juga mendengarkan materi yang
pembelajaran bersama semua siswa. dijelaskan oleh guru dengan baik.
Secara keseluruhan aktivitas guru pada Aktivitas siswa dalam mengerjakan pelatihan
pembelajaran di siklus II memperoleh skor 17,75 dengan lembar kerja siswa untuk melakukan langkah-langkah
persentase 88,75%. Aktivitas guru telah mencapai pengambilan keputusan memperoleh skor 4 dengan
persentase keberhasilan yang diharapkan berdasarkan kategori sangat baik. Ketika guru meminta siswa
indikator keberhasilan penelitian, yaitu aktivitas guru mengerjakan pelatihan di LKS, siswa menegerjakan dan
dalam melaksanakan pembelajaran mencapai lebih dari melkukan percobaan dengan semangat dan antusias.
atau sama dengan 80% dari keseluruhan aktivitas. Siswa melakukan percobaan dengan kompak dan
Melalui proses pembelajaran yang diikuti oleh berdiskusi dengan baik bersama teman kelompoknya.
siswa, maka diperoleh data hasil pengamatan aktivitas Aktivitas siswa dalam mempresentasikan hasil kerja
siswa pada pertemuan I dan II. Data hasil pengamatan pengambilan keputusan memperoleh skor 3,5 dengan
aktivitas siswa pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada kategori baik. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
diagram berikut ini. bersama teman kelompoknya dengan berani di depan
kelas ketika guru meminta siswa mempresentasikan.
Aktivitas Sisw a
Siswa lain yang tidak mempresentasikan jawaban
5 mendengarkan dengan cermat dan mengemukakan
4
jawaban dari kelompoknya.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas untuk
Penilaian

3
pelatihan lanjutan memperoleh skor 4 dengan kategori
2 sangat baik. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan
1 teliti dan tenang. Susana kelas juga sangat kondusif
0
ketika guru mengawasi jalannya pengerjaan lembar
evaluasi.
A B C D E
Secara keseluruhan aktivitas siswa pada
Diagram 6. Rata-rata aktivitas siswa siklus II pembelajaran di siklus I memperoleh skor 18,75 dengan
Keterangan aspek yang diamati pada aktivitas siswa persentase 93,75%. Aktivitas siswa belum mencapai
adalah: persentase keberhasilan yang diharapkan berdasarkan

8
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

indikator keberhasilan penelitian, yaitu aktivitas siswa Dari kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti,
dalam melaksanakan pembelajaran mencapai lebih dari guru dan observer diperoleh hasil bahwa aktivitas guru
atau sama dengan 80% dari keseluruhan aktivitas. dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model
Setelah melakukan pembelajaran dengan pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
menerapkan model pembelajaran langsung pada siswa, persentase rata-rata 88,75%. Aktivitas siswa dalam
berikut akan dipaparkan data hasil kemampuan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
keterampilan pengambilan keputusan siswa. pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
persentase rata-rata 93,75%. Dan ketuntasan
Persentase aspek langkah pengambilan
keterampilan pengambilan keputusan siswa dalam
keputusan siswa
pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung pada siklus II mencapai
100%
80%
persentase rata-rata 80,77%.
60% Berdasarkan seluruh uraian data yang diperoleh
40% 80.75% 70.00% 75.75% 89.50% 75.25% pada pelaksanaan siklus II, dapat diketahui bahwa
20%
0%
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah
A B C D E
mencapai seluruh persentase yang ditetapkan pada
indikator keberhasilan penelitian, baik aktivitas guru,
Diagram 7. Persentase aspek langkah aktivitas siswa dan hasil kemampuan keterampilan
keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus II pengambilan keputusan siswa. Dengan demikian kegiatan
A. Membuat pertanyaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
B. Mengumpulkan informasi Peningkatan hasil observasi aktivitas guru dalam
C. Menentukan pilihan-pilihan melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II dapat
D. Membuat Daftar Pro dan Kontra dilihat pada gambar berikut ini.
E. Mengambil Keputusan
Peningkatan Aktivitas Guru
Persentase Ketuntasan

100%
100%
80%
80%
60%
60% 85.00% 88.75%
80.77% 40%
40%
20%
20% 19.23%
0%
0%
Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 9. Persentase peningkatan


Diagram 8. Persentase ketuntasan kemampuan
aktivitas guru
keterampilan pengambilan keputusan siswa siklus II
Berdasarkan Diagram 9. diatas dapat dilihat bahwa
Berdasarkan Diagram 8. tersebut dapat dilihat peningkatan aktivitas guru selama 2 siklus sebesar
persentase ketuntasan kemampuan keterampilan 3,75%. Guru mampu membangkitkan semangat siswa
pengambilan keputusan siswa secara klasikal pada siklus melalui ice breaking yang diberikan di awal
II. Siswa bisa dikatakan tuntas bila mendapatkan nilai pembelajaran. Sebagian besar siswa terlihat antusias
lebih dari sama dengan 65. Jumlah siswa yang dalam mengikuti ice breaking yang diberikan guru. Pada
mendapatkan nilai kurang dari 65 berjumlah 5 siswa atau tahap ini guru mampu menumbuhkan minat siswa untuk
dalam persentase 19,23%. Sedangkan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran. hal ini didukung oleh teori
mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 65 berjumlah bandura yang menyatakan guru mampu melakukan
21 siswa atau dalam persentase 80,77%. Dalam hal ini pemodelan dimana pemodelan merupakan hal penting
kemampuan keterampilan pengambilan keputusan sudah yang bisa diamati karena dari pemodelan itu belajar bisa
mencapai persentase keberhasilan yang diharapkan dimulai dari proses mengamati. (Woolfolk:1997).
berdasarkan indikator keberhasilan penelitian yaitu Peningkatan hasil observasi aktivitas siswa selama
ketuntasan kemampuan keterampilan pengambilan mengikuti proses pembelajaran pada siklus I dan II
keputusan siswa bisa mencapai lebih dari sama dengan dapat dilihat pada diagram berikut ini.
80% dengan nilai lebih dari atau sama dengan 65.

9
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

61,54% dan pada siklus II sebesar 80,77%. Peningkatan


Peningkatan Aktivitas Siswa
ketuntasan klasikal hasil kemampuan keterampilan
pengambilan keputusan selama 2 siklus sebesar 19,23%.
100% Dalam pembahasan ini akan dipaparkan
80% perkembangan pelaksanaan penerapan model
60% 93.75%
40% 78.75% pembelajaran langsung dalam pembelajaran IPA.
20%
0% Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan
Siklus I Siklus II ketercapaian setiap indikator dalam penelitian, terutama
pada aspek peningkatan kemampuan keterampilan
Diagram 10. Persentase peningkatan aktivitas pengambilan keputusan siswa. Hasil kemampuan
siswa keterampilan pengambilan keputusan siswa pada siklus
Berdasarkan Diagram 10. diatas dapat dilihat I sebesar 61,54%. Persentase ini belum mencapai target
bahwa peningkatan aktivitas siswa selama 2 siklus yang diinginkan sesuai dengan indikator keberhasilan
sebesar 15%. Peningkatan aktivitas siswa ini penelitian. Adapun pada siklus II hasil kemampuan
disebabkan adanya penerapan model pembelajaran keterampilan pengambilan keputusan sebesar 80,77%.
langsung yang diterapkan oleh guru. Persentase ini sudah mencapai target yang diinginkan
Dalam pembelajaran siswa telah diberi berdasarkan indikator keberhasilan penelitian. Hasil
pemodelan oleh guru dan mereka banyak melakukan kemampuan keterampilan pengambilan keputusan
aktivitas yang dilakukan secara kelompok maupun selama 2 siklus mengalami peningkatan sebesar 19,23%
mandiri. Hal ini dapat memberikan kesempatan siswa yaitu dari 61,54% pada siklus I menjadi 80,77% pada
untuk mendapat banyak bimbingan dan pujian dari siklus II. Peningkatan keterampilan pengambilan
guru. Selain itu siswa juga diberi kesempatan oleh keputusan siswa ini disebabkan adanya penerapan
guru untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya model pembelajaran langsung dalam pembelajaran.
sehingga keterampilan pengambilan keputusan siswa Dalam pembelajaran, siswa meniru apa yang telah
meningkat. Hal ini didukung oleh teori behavioristik dilakukan guru di awal pembelajaran. Siswa diberi
skinner yang menekankan adanya penguatan dalam pemodelan oleh guru, siswa dibimbing dan dilatih untuk
pembelajaran. Penguatan menurut Skinner dapat mengambil keputusan, selain itu siswa diberi tugas
berupa pujian, ekspresi wajah yang menyenangkan, secara mandiri sehingga kemampuan keterampilan
pemberian penghargaan, menghargai kesuksesan, pengambilan keputusan siswa meningkat. Pemodelan
memberi nilai, peringkat dan memberikan kesempatan yang terdapat di dalam model pembelajaran langsung
murid untuk mengerjakan sesuatu yang mempengaruhi siswa untuk berpikir mengambil
diinginkannya. keputusan. Dengan adanya pemodelan yang dilakukan
Peningkatan ketuntasan klasikal kemampuan oleh guru siswa dapat mengingat dan berusaha
keterampilan pengambilan keputusan siswa setelah melakukan kegiatan berdasarkan apa yang telah mereka
mengikuti pembelajaran pada siklus I dan II dapat amati. Hal ini sesuai dengan teori belajar sosial bandura
dilihat pada diagram berikut ini (Kardi, S dan Nur) dalam Trianto (2007) yang percaya
Peningkatan Ketuntasan Klasikal bahwa sebagian besar manusia belajar melalui
Kemampuan Keterampilan Pengambilan pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku
Keputusan Siswa orang lain atau lebih dikenal pemodelan.
Berdasarkan pengamatan, penilaian kinerja
pengambilan keputusan yang diamati meliputi membuat
100% pertanyaan, mengumpulkan informasi, menentukan
80%
60%
80.77% pilihan-pilihan, membuat daftar pro kontra, dan
40% 61.54%
20% mengambil keputusan. Kesemua aspek tersebut muncul
0%
ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam aspek
Siklus I Siklus II
membuat pertanyaan dari siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan sebesar 4,81%. Ketika siklus I
Diagram 11. Persentase peningkatan
siswa cukup mampu membuat pertanyaan berdasarkan
ketuntasan klasikal kemampuan keterampilan
masalah, tetapi pertanyaan yang mereka buat belum
pengambilan keputusan siswa
sepenuhnya sesuai dengan alternatif pilihan. Namun
Berdasarkan Diagram 11. diatas dapat dilihat
dalam siklus II aspek membuat pertanyaan ini
bahwa ketuntasan klasikal kemampuan keterampilan
mengalami peningkatan ketika siswa mampu membuat
pengambilan keputusan siswa pada siklus I sebesar
pertanyaan dengan baik yakni pertanyaan berupa

10
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

kalimat tanya, mengandung dua atau lebih alternatif indikator ketercapaian penelitian. Adapun pada siklus II
pilihan, dan pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan aktivitas siswa pada siklus II sebesar 93,75%. Persentase
masalah yang yang ada. ini sudah mencapai target yang diinginkan oleh peneliti
Dalam aspek mengumpulkan informasi, dari siklus I berdasarkan indikator keberhasilan penelitian. Aktivitas
dan siklus II memperoleh persentase yang sama dan tidak siswa selama 2 siklus mengalami peningkatan sebesar
mengalami peningkatan . Siswa mampu mengumpulkan 15% yaitu dari 78,75% pada siklus I menjadi 93,75%
informasi dengan baik. Informasi yang disajikan sudah pada siklus II. Pada siklus II siswa bisa mengambil
berkaitan dengan masalah, mengandung dua atau lebih keputusan lebih baik dibandingkan dengan pada siklus I.
informasi serta informasi yang didapat diperoleh secara Peningkatan aktivitas siswa ini disebabkan adanya
alami. penerapan model pembelajaran langsung yang diterapkan
Dalam aspek menentukan pilihan-pilihan dari siklus oleh guru. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,77%. dan aktif serta interaktif bersama guru dan teman-
Ketika siklus I siswa cukup mampu menentukan pilihan- temannya. Pembelajaran dapat diikuti langsung oleh
pilihan yang berkaitan dengan masalah. siswa sesuai dengan pembelajaran yang telah
Salah satu aspek yang mengalami peningkatan yaitu direncanakan oleh guru. Dalam pembelajaran siswa telah
mendaftar pro kontra. Peningkatan yang terjadi sebesar diberi pemodelan oleh guru dan mereka banyak
19,23% dari siklus I dan siklus II. Siswa lebih bisa melakukan aktivitas yang dilakukan secara kelompok
mendaftar pro kontra dari setiap pilihan yang ada serta maupun mandiri. Hal ini dapat memberikan kesempatan
mereka bisa menyertainya dengan alasan. Hal ini bisa siswa untuk mendapat banyak bimbingan dan pujian dari
mereka daftar dengan baik setelah mereka belajar guru. Selain itu siswa juga diberi kesempatan oleh guru
melakukan percobaan dan pengamatan sesuai dengan untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya sehingga
langkah kerja yang telah mereka lakukan bersama keterampilan pengambilan keputusan siswa meningkat.
kelompok masing-masing. Sehingga dari percobaan dan Hal ini didukung oleh teori behavioristik skinner yang
pengamatan yang mereka lakukan sendiri mereka bisa menekankan adanya penguatan dalam pembelajaran.
mendaftar pro dan kontra masing-masing pilihan dengan Penguatan menurut Skinner dapat berupa pujian, ekspresi
baik. wajah yang menyenangkan, pemberian penghargaan,
Dalam aspek pengambilan keputusan dari siklus I menghargai kesuksesan, memberi nilai, peringkat dan
dan siklus II memperoleh persentase yang sama dan tidak memberikan kesempatan murid untuk mengerjakan
mengalami peningkatan . Siswa sudah bisa mengambil sesuatu yang diinginkannya. Skinner juga berpendapat
keputusan melalui langkah-langkah pengambilan bahwa aspek yang dapat diamati dan dapat diukur dari
keputusan serta keputusan yang diambil sudah lingkungan, dari perilaku organisme, dan dari
berdasarkan pilihan-pilihan yang mereka daftar. konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi
Dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan penting untuk penelitian ilmiah (Ringen dalam
keterampilan pengambilan keputusan dapat meningkat Hergenhahn (2010).
dengan diterapkannya model pembelajaran langsung. Hal Meningkatnya aktivitas siswa, tidak lepas dari
ini bisa terjadi karena di dalam pengambilan keputusan bimbingan dari guru yang semakin baik. Aktivitas guru
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa pada siklus I sebesar 85,00%. Persentase ini sudah
secara prosedural, dimana pengetahuan prosedural mencapai target yang diinginkan berdasarkan indikator
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dari keberhasilan penelitian. Adapun pada siklus II aktivitas
model pembelajaran langsung. Hal ini sesuai dengan guru sebesar 88,75%. Presentase ini sudah mencapai
pengertian model pembelajaran langsung yakni salah satu target yang diinginkan berdasarkan indikator
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk keberhasilan penelitian. Aktivitas guru selama dua siklus
menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan ini mengalami peningkatan sebesar 3,73% yaitu dari
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang 85,00% pada siklus I menjadi 88,75% pada siklus II.
terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola Guru mampu membangkitkan semangat siswa melalui ice
kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, breaking yang diberikan di awal pembelajaran. Sebagian
1997) dalam Trianto (2007:29). besar siswa terlihat antusias dalam mengikuti ice
Tercapainya ketuntasan kemampuan pengambilan breaking yang diberikan guru. Pada tahap ini guru
keputusan, tidak lepas dari beberapa aspek yang mampu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti
menunjang dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek pembelajaran. hal ini didukung oleh teori bandura yang
tersebut meliputi aktivitas siswa dan aktivitas guru. menyatakan guru mampu melakukan pemodelan dimana
Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 78,75%. Pesentase pemodelan merupakan hal penting yang bisa diamati
ini belum mencapai target yang diinginkan berdasarkan

11
JPGSD. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013

karena dari pemodelan itu belajar bisa dimulai dari proses langkah pengambilan keputusan dengan cara
mengamati. (Woolfolk:1993). mengamati dan melakukan percobaan secara langsung
Setelah guru membimbing siswa dalam melakukan sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan
percobaan serta mengambil keputusan dalam kelompok, menarik dan tidak membuat bosan, (2) dalam
guru membagikan lembar tes keterampilan pengambilan melakukan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
keputusan kepada siswa secara individu di akhir berperan sebagai fasilitator dan pembimbing serta
pembelajaran. hal ini dimaksudkan sebagai tolak ukur melibatkan siswa secara maksimal dalam menerapkan
dari pembelajaran. model pembelajaran langsung, (3) penggunaan model
Secara keseluruhan penerapan pembelajaran pembelajaran langsung sebagai upaya peningkatan
langsung dalam pembelajaran IPA pada setiap siklus kemampuan keterampilan pengambilan keputusan
menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Aktivitas siswa, hendaknya disesuaikan dengan materi dan
guru dan siswa dan ketuntasan kemampuan keterampilan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Hal ini karena
pengambilan keputusan siswa mengalami peningkatan tidak semua kompetensi dasar dapat diajarkan
hingga mencapai persentase yang ditetapkan pada menggunakan model pembelajaran langsung.
indikator keberhasilan penelitian. Dengan demikian,
penerapan model pembelajaran langsung pada DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran IPA sudah efektif dan bisa meningkatkan Aqib, Zainal dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
keterampilan pengambilan keputusan siswa terutama Bandung: CV. Yrama Widya.
dalam pembelajaran IPA.
Boehm, R.G. & Webb, B. 2002. Skills Handbook Using
Social Studies. Columbus, OH: SRA/McGraw-
PENUTUP
Hill.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Hergenhahn, B.R dan Olson, Matthew H. 2010. Theories
tentang penerapan model pembelajaran langsung untuk of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana.
meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan pada
pelajaran IPA di kelas V SDN Kedunganyar 1 Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Wringinanom Gresik, maka dapat disimpulkan sebagai dan Penulisan Ilmiah: Prinsip- Prinsip Dasar,
Langkah- Langkah dan Implementasinya.
berikut: (1) aktivitas guru saat melaksanakan
Surabaya. FBS Unesa
pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami Julianto. 2011. Model Pembelajaran IPA. Surabaya:
peningkatan sebesar 3,75%, yakni dari siklus I sebesar UNESA University Press.
85% dan siklus II sebesar 88,75%, (2) aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-
model pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami model Pembelajaran Inovatif. Surabaya :
peningkatan sebesar 15%, yakni dari siklus I sebesar Unesa University Press
78,75% dan siklus II sebesar 93,75%, (3) kemampuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006.
keterampilan pengambilan keputusan siswa setelah
Jakarta: Depdikbud.
mengikuti pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran langsung selama 2 siklus mengalami Nur, Mohamad. 2008. Model Pengajaran Langsung.
peningkatan sebesar 19,23%, yakni dari siklus I sebesar Departemen Pendidikan Nasional.
61,54% dan siklus II sebesar 80,77%. Hasil tersebut
sudah memenuhi KKM yaitu ≥65 dan ketuntasan klasikal Riski, Vivi M. 2012. Penggunaan Model Pembelajaran
yaitu ≥80%. Inkuiri dalam Upaya Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Pengambilan
Saran Keputusan pada Mata Pelajaran IPA Kelas V
C SDN Babatan IV/459 Surabaya. Skripsi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tidak diterbitkan. Surabaya: JPGSD FIP
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Unesa.
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan
pengambilan keputusan siswa, guru dapat Santrock, John W. 2006. Educational Psychology Third
menggunakan model pembelajaran langsung. Edition. New york: McGraw-Hill.
Kegiatan pembelajaran dapat memberikan semangat
Stenberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif Edisi
belajar yang positif kepada siswa karena siswa belajar
Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berpikir mengambil keputusan melalui langkah-

12
Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Pengambilan Keputusan Siswa Sekolah Dasar

Suryanti. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Multi-


Siklus Deal untuk Mengajarkan Keterampilan
Pengambilan Keputusan (artikel dalam Sekolah
Dasar Kajian Teori dan Praktik Pendidikan).
Malang: Universitas Negeri Malang.

Suryanti, dkk. 2011. Pengembangan Pembelajaran IPA


SD. Kemendiknas.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif


Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Woolfolk, Anita E. Educational Psychology Fifth


Edition. (Boston: Allyn and Bacon, 1997) hlm
261-262

13

Anda mungkin juga menyukai