Anda di halaman 1dari 4

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

KEANEKARAGAMAN ODONATA

Copera marginip Oleh: Jekti Prihatin, Purwatiningsih, Abdu Rahman


Gynacantha subinterrupta

Sumber:

Hikmah, AN, Subchan, W., dan Prihatin, J. 2019. Keanekaragaman Jenis Odonata di Resort Wonoasri
Taman Nasional Meru Betiri. Jurnal Internasional Penelitian Lanjutan (IJAR). 7(1): 1183-1188

Ringkasan Penelitian

Taman Nasional Meru Betiri merupakan bagian dari Biosfer Blambangan yang terletak di Jawa Timur
Indonesia yang terdiri dari beberapa zona, antara lain zona inti, zona hutan belantara, zona perlindungan laut,
zona pemanfaatan, zona tradisional, zona rehabilitasi, dan zona khusus. Kawasan Resort Wonoasri termasuk ke
dalam zona rehabilitasi yang terdiri dari konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Perubahan fungsi lahan
ini akan berdampak pada keanekaragaman hayati termasuk capung. Tingkat keanekaragaman hayati capung
ordo Odonata dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan.
Salah satu dimensi penting dari ekologi komunitas adalah keanekaragaman spesies.
Keanekaragaman setiap komunitas sebagian besar merupakan fungsi dari jumlah spesies yang
mungkin ada dan distribusi individu antar spesies anggota. Keanekaragaman tetap menjadi
tema sentral dalam ekologi. Keanekaragaman terdiri dari dua komponen, yaitu keragaman dan
kelimpahan relatif. Keanekaragaman dapat diukur dengan mencatat jumlah spesies, dengan
menggambarkan kelimpahan relatif mereka atau dengan menggunakan ukuran yang
menggabungkan kedua komponen ini sering dilihat sebagai indikator yang baik dari sistem
ekologi. Capung memiliki peran penting bagi manusia yaitu sebagai indikator untuk memantau
kualitas air di sekitar lingkungan. Nimfa capung tidak dapat bertahan hidup di air yang tercemar
atau tidak ada tanaman.
Penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman capung di kawasan rehabilitasi Taman
Nasional Meru Betiri. Keanekaragaman capung perlu diketahui, karena capung memiliki peran
penting di alam yaitu sebagai bioindikator kualitas air. Capung dapat menjadi bioindikator
kualitas air karena nimfa capung sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Peran capung
terkait dengan komponen lain dalam sistem ekologi. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
data awal bagi konservasi keanekaragaman hayati di Taman Nasional Meru Betiri.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan menghitung keanekaragaman jenis capung di Resort
Wonoasri. Penelitian ini didahului dengan survei lokasi, dan langkah selanjutnya adalah menentukan daerah
pengambilan sampel. Prosedur pengambilan sampel menggunakan jaring penyapu. Sampel yang telah diambil,
kemudian diidentifikasi. Analisis keanekaragaman sampel capung dengan menggunakan rumus keanekaragaman
Shannon-Wiener.
Jumlah capung yang ditemukan sebanyak 8 spesies dengan jumlah total 252 individu, yang terdiri
dari Neurothemis ramburii, Neurothemis terminasi, Orthetrum chrysis, Orthetrum sabina(Libellulidae),
Gynacantha subinterrupta (Aeshnidae), Copera marginip (Platycnemididae),Euphaea variegata (
Euphaidae), dan Vestalis luctuosa (Calopterydidae). Hasil indeks keanekaragaman (H') berdasarkan kriteria
Shannon-Wiener menunjukkan angka yang termasuk dalam kriteria sedang. Spesies Odonata yang paling
banyak ditemukan adalahCopera marginip dari Platycnemididae sebanyak 130 individu. Odonata yang
paling sedikit ditemukan adalahGynacantha subinterrupta sebagai 3 individu.
1. Buatlah beberapa rumusan masalah berdasarkan artikel di atas.

2. Mengapa? Copera marginip yang paling umum dan Gynacantha subinterrupta paling
sedikit di resor Wonoasri?

3. Gunakan referensi untuk memperkuat jawaban nomor 2 yang dipilih.


4. Selain menggunakan jaring penyapu, cara apa lagi yang bisa digunakan untuk mengumpulkan capung?
Buat desain perangkap capung Anda. Gambar dan jelaskan.

3. Apa yang akan terjadi jika desain perangkap serangga Anda digunakan? Mengapa?
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai