Disusun Oleh :
ST.fatimah AR (2019212469)
JURUSAN MANAJEMEN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Swt. semesta alam, pencipta langit dan bumi, membuat
kegelapan dan cahaya, atas curahan cinta dan kasih sayang-Nya dan memberi petunjuk
kehidupan yang benar dengan sebuah panduan yang agung Al-qu’ranul karim. Salawat serta
salam semoga senantiasa terlimpah dan tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penutup
para nabi dan rasul. Atas kehendak Nya-lah kami dapat menyelesaikan penulisan karya tulis
kami yang berjudul “Makalah Six Sigma”.
Kami bertanggung jawab penuh atas karya tulis ini tentang bagaimana cara
penggarapan karya tulis ini. Hambatan demi hambatan kami lalui dengan penuh rasa
semangat untuk memberi tambahan wawasan kepada mahasiswa – mahasiswi .
Menyadari bahwa hal ini tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya bantuan,
motivasi, dan spirit dari semua pihak yang dengan ikhlas mendo’akan, meluangkan waktu
dan menguras pikiran sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Oleh karna itu sudah
sepantasnya lah kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Amdani, SE., M.M selaku dosen Manajemen Operasional yang memberi tugas ini
kepada kami, sehinga dapat melatih kami untuk berfikir, berusaha agar dapat membuat
karya tulis ini
Semoga karya tulis ini yang berjudul “Makalah Six Sigma” ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih
banyak terdapat kekurangan oleh karena itu kritik dan saran para pembaca akan kami terima
dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
KESIMPULAN..................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi dan kemudahan akses terhadap informasi, perkembangan produk dan jasa
yang pesat telah mengubah bagaimana pelanggan bertransaksi dengan sebuah perusahaan.
Model bisnis lama sudah tak bisa dijalankan lagi. Situasi kompetisi dewasa ini tidak
memberikan sedikitpun ruang bagi perusahaan untuk berbuat salah. Perusahaan harus
benarbenar memuaskan pelanggannya dan selalu berupaya mencari cara baru untuk
memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan-harapan pelanggan. Untuk itulah, selalu
diperlukan strategi bisnis handal yang dilandasi filosofi dasar manajemen yang kokoh untuk
tampil sebagai barisan terdepan dalam penciptaan nilai (value) kepada pelanggan.
Kualitas produksi sudah semestinya menjadi prioritas yang paling utama dan penting
dilakukan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan perusahaan maupun standar yang telah ditetapkan oleh badan lokal dan
internasional yang mengelola standarisasi mutu. Untuk mendapatkan kualitas produksi yang
dapat bersaing dibutuhkan metode pengendalian kualitas produk yang berkesinambungan.
Ada bebarapa konsep metode pengendalian kualitas produksi diantaranya mulai dari Total
Quality Manajement (TQM), Statistical Proces Control (SPC) dan Six Sigma. Dari beberapa
konsep pengendalian kualitas produksi yang disebutkan diatas six sigma bisa dikatakan
hasil evolusi terakhir dari Quality Improvement yang berkembang sejak tahun 1940-an dan
mulai deterapkan oleh Motorola ditahun 1980-an.
Aplikasi Six Sigma berfokus pada minimalisasi cacat dan variansi, dimulai dengan
mengidentifikasi unsur-unsur kritis terhadap kualitas atau biasa disebut sebagai Critical to
Quality (CTQ) dari suatu proses. Six sigma menganalisa kemampuan proses dan bertujuan
menstabilkannya dengan cara mengurangi atau menghilangkan variansi-variansi pada
proses. Langkah mengurangi cacat dan variansi dilakukan secara sistematis dengan
mendefinisikan (define), mengukur (measure), menganalisa (analyze), memperbaiki
(improve) dan mengendalikan (control) yang kemudian disebut sebagai metode DMAIC.
1. Tujuan
Untuk mengetahui maksut, tujuan serta konsep dari metode Six Sigma dan bagaimana
contoh dari konsep metode Six Sigma dalam produkasi.
2. Manfaat
Menambah wawasan kepada semua pihak yang membutuhkan dalam hal metode Six
Sigma, yang dalam hal ini merupakan salah satu metode pengendalian kualitas
produk sebagai bentuk strategi bisnis dalam perusahaan.
BAB II PEMBAHASAN
Bagi perusahaan, penerapan Metode Six Sigma yang berhasil akan memberikan beberapa
manfaat yang diantaranya adalah sebagai berikut.
3. Mempercepat Perbaikan
Perbaikan proses produksi akan menjadi lebih cepat dan terjaga melalui metode Six
Sigma. Perbaikan ini penting dalam usaha mencukupi desakan konsumen.
Manfaat dari Metode Six Sigma ini bisa dirasakan maksimal apabila dalam
implementasinya didukung baik oleh top level, kerja tim yang solid, program training
yang tepat, alat ukur terbaru, serta etos kerja yang lebih baik.
1. Define
Seperti namanya, define merupakan tahap mendefinisi. Tahap ini bertujuan untuk
menentukan objek masalah, mengidentifikasi critical to quality, serta mendefinisikan
proses kunci.
Sebagai contoh, didapatkan data bahwa rata-rata jumlah produk cacat pada Bulan
Januari 2019 adalah 6%. Data ini didapatkan dari rumus jumlah defect (cacat) per
jumlah produk yang dihasilkan (output).
%Defect = Jumlah Defect / Output
2. Measure
Measure artinya tahap pengukuran. Tahap kedua dari Six Sigma ini dilakukan untuk
menganalisa kondisi yang terjadi serta pengukuran performa kinerja sebelum
melakukan perbaikan. Pada tahap ini menggunakan acuan Critical to Process (CTP)
yang sudah didefinisikan pada tahap define serta menghitung DPO (Defect Per
Opportunities), DPMO (Defect Per Million Opportunities) dan Sigma Level. DPMO
= DPO x 1.000.000 = (D/(U x O)) x 1.000.000
dimana, D = Jumlah Defect (produk cacat), U = Jumlah Unit yang Diproduksi, dan O
= Opportunities of defect per unit atau jumlah kesempatan yang mengakibatkan
produk cacat.
Contohnya adalah dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses yang
dianggap paling berpeluang terjadi kegagalan atau cacat. Jumlah input yang
dimasukkan dalam proses adalah 500 unit dengan 5 produk cacat. Maka DPMO
produksinya adalah sebagai berikut.
Sedangkan untuk sigma levelnya dihitung menggunakan rumus excel dengan konversi
DPMO sebagai berikut.
DPMO = NORMSINV((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1,5
3. Analyze
Merupakan tahap untuk mengukur dan menganalisa penyebab timbulnya masalah atau
cacat. Alat yang digunakan untuk metode Six Sigma tahap Analyze kini adalah check
sheet, diagram sebab-akibat, histogram, diagram pareto, run chart, control chart, dan
scatter diagram. Hasil dari tahap ini berupa informasi mengenai penyebab cacat
produk.
4. Improve
Setelah mengetahui penyebab terjadinya cacat produk, maka tahap selanjutnya
adalah dengan menentukan usulan perbaikan. Pada tahap ini bisa dilakukan usulan
perbaikan dengan melakukan pelatihan atau brainstorming bersama manajer,
supervisor, dan pemimpin tim. Melalui kolaborasi ini, diharapkan bisa memberi
usulan perbaikan yang tepat untuk perusahaan.
5. Control
Tahap terakhir dalam Six Sigma adalah upaya pengawasan. Tahap ini berupa
pengawasan kinerja, khususnya setelah dilakukan perbaikan agar tidak terjadi
rejection atau penolakan barang karena kecacatan produksi. Pada tahap ini juga dibuat
laporan kualitas yang disebarluaskan ke setiap unit perusahaan agar setiap pihak yang
berkepentingan bisa menindaklanjuti hasil yang dicapai.
Menurunkan Cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta kepuasan
konsumen terjamin dengan six sigma.
Dapat mengurangi secondary process [rework] dan claim dengan secara menyuluruh.
Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasarkan praduga saja yaitu
dengan bukti nyata.
Dapat diterapkan dalam segala bidang baik bidang Industri maupun bidang financial.
Pasti kamu pernah mendengar istilah “konsumen adalah raja”. Hal ini pun berlaku dalam
metodologi ini, dan sifatnya sangat penting. Six Sigma harus berhasil memaksimalkan
manfaat bagi konsumen. Oleh karena itu, bisnis yang berusaha menggunakan metode Six
Sigma harus memahami konsumennya dengan baik dan mengetahui apa yang memuaskan
mereka.
Melakukan pemetaan proses adalah hal yang wajib dilakukan untuk mengetahui potensi
masalah yang mungkin terjadi. Data harus dikumpulkan untuk mengidetifikasi masalah yang
perlu diselesaikan. Untuk implementasi Six Sigma yang efektif, penting untuk menentukan
tujuan yang jelas agar pengumpulan data dapat dilakukan dengan tepat.
Setelah masalah ditemukan, lakukan perubahan proses untuk mengurangi aktivitas atau
proses yang tidak memberikan manfaat bagi produk akhir. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi proses dengan membuatnya lebih lancar.
Agar strategi yang disusun berhasil, libatkanlah para stakeholder agar permasalahan dan
penyelesaiannya dapat diidentifikasi secara maksimal. Six Sigma dapat berdampak besar bagi
perusahaan. Oleh karena itu, semua orang yang terlibat harus benar-benar memahami konsep
dan aplikasinya dalam bisnis untuk mengurangi risiko kegagalan dan melancarkan proses.
Dalam konsep Six Sigma, segala bentuk inefisiensi atau pemborosan harus disingkirkan. Oleh
karena itu, perusahaan harus membangun budaya perusahaan yang fleksibel dan responsif
khususnya dalam melakukan perubahan dalam prosedur agar lebih efektif.
Pada tahapan ini kamu harus menetapkan tujuan dari kegiatan perbaikan Six Sigma, Pada
tahap ini kamu akan menyeleksi permasalahan yang nantinya akan diselesaikan beserta
Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer). Di tingkat atas tujuan akan
menjadi tujuan strategis organisasi, seperti ROI yang lebih tinggi atau pangsa pasar. Untuk di
tingkat operasi, penetapan tujuannya mungkin untuk meningkatkan throughput departemen
produksi. Sedangkan Di tingkat proyek, sasarannya mungkin untuk mengurangi tingkat cacat
dan meningkatkan hasil.
3. Measure
Measure artinya tahap pengukuran. Tahap kedua dari Six Sigma ini dilakukan untuk
menganalisa kondisi yang terjadi serta pengukuran performa kinerja sebelum melakukan
perbaikan. Pada tahap ini menggunakan acuan Critical to Process (CTP) yang sudah
didefinisikan pada tahap define serta menghitung DPO (Defect Per Opportunities), DPMO
(Defect Per Million Opportunities) dan Sigma Level. DPMO = DPO x 1.000.000 = (D/(U x
O)) x 1.000.000 Dimana :
O = Opportunities of defect per unit atau jumlah kesempatan yang mengakibatkan produk
cacat.
Contoh:
Dalam suatu unit produk terdapat 10 daerah potensi yang dapat mengakibatkan cacat (defect).
Jumlah input yang dimasukkan dalam proses adalah 800 unit dengan 6 produk cacat.
Tentukanlah DPMO !.
DPMO =
= 750 DPMO
4. Analysis
Pada tahapan ini kamu akan menganalisis sistem untuk mengidentifikasi bagaimana cara
untuk menghilangkan kesenjangan antara kinerja sistem atau proses saat ini dengan tujuan
yang diinginkan. Jadi, Kamu diharuskan menemukan solusi untuk memecahkan masalah
berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah diidentifikasikan.
5. Improve
Pada tahapan ini kamu akan melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan yang telah
diidentifikasi dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat mengoptimalkan
solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami.
6. Control
Tahap terakhir dalam Six Sigma adalah upaya pengawasan. Tahap ini berupa pengawasan
kinerja, khususnya setelah dilakukan perbaikan agar tidak terjadi rejection atau penolakan
barang karena kecacatan produksi. Pada tahap ini juga dibuat laporan kualitas yang
disebarluaskan ke setiap unit perusahaan agar setiap pihak yang berkepentingan bisa
menindaklanjuti hasil yang dicapai.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode Six Sigma memang sangat diperlukan perusahaan terutama bagian produksi untuk
meningkatkan kualitas produksinya. Apalagi di era teknologi seperti sekarang, daya saing
produk sangat ketat dan menuntut kecepatan yang tinggi. Penggunaan aplikasi atau
software seperti yang disediakan Ukirama ERP juga penting agar metode yang digunakan
bisa saling mendukung dalam pemenuhan target.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1914290006/12
75_17_Tugas%2520Manajemen%2520Operasional%2520I%2520TM
%252012%2520(%2520Makalah
%2520).pdf&ved=2ahUKEwjZ5fXGydv0AhWe4HMBHSUeAVkQFnoECAkQAQ&usg=A
OvVaw0-yW9DJkEN0wz57_JIyir-
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1914290018/12
75_17_Makalah%2520Shinta%2520Alvionita%2520Tentang%2520Six
%2520Sigma.pdf&ved=2ahUKEwjZ5fXGydv0AhWe4HMBHSUeAVkQFnoECAcQAQ&us
g=AOvVaw0UKpcnyoLhEmNPppmtjkvq