Anda di halaman 1dari 4

Slide 1

Assalamu’alaikum wr.wb.

Saya Farah Khilma Yustica akan mempresentasikan tentang surfaktan anionik

Slide 2

Surfaktan (Surface Active Agent) merupakan zat yang ditambahkan pada cairan untuk
meningkatkan sifat penyebaran dengan menurunkan tegangan permukaan cairan.
Hal ini dapat menyebabkan pembentukan gelembung dan pengaruh permukaan lainnya yang
memungkinkan untuk berfungsi sebagai pembersih dalam industri maupun rumah tangga.

Ini merupakan struktur dari surfaktan anionik. Sulfaktan anionik yang berasal dari sulfat
merupakan reaksi antara asam sulfat dengan alkohol rantai panjang yang akan menghasilkan sulfat
alkohol dan mempunyai sifat aktif permukaan.

Surfaktan merupakan bahan utama untuk industri deterjen dan pembersih lainnya, bahan
emulsifier pada industri kosmetik dan farmasi, bahan emulsifier untuk sanitasi industri pangan.

Jenis surfaktan anionik yang sering digunakan sebagai deterjen yaitu Linear alkil benzene
sulfonat. Linear alkil benzene sulfonat digunakan dalam deterjen dengan konsentrasi berkisar
antara 22-30%.

Slide 3

Sifat dari sulfaktan yaitu

-Bersifat amfifil, artinya mereka mempunyai gugus lipofilik (pada bagian ekor) yang bersifat
nonpolar dan mempunyai gugus hidrofilik (pada kepala) yang bersifat polar. Oleh karena itu,
surfaktan mengandung komponen tidak larut air (atau larut dalam minyak) dan komponen yang
larut dalam air sekaligus.

- Dapat menurunkan tegangan permukaan dan antar fasa


-Meningkatkan kestabilan partikel yang terdispersi
-Bersifat detergensi yaitu sifat spesifik yang dimiliki surfaktan untuk membersihkan suatu
permukaan dari kotoran

Slide 4

Sifat fisik dan kimia dari Linear alkil benzene sulfonat dapat dilihat pada tabel 1 tersebut.

LAS bersifat toksik terhadap organisme akuatik dan mampu didegradasi dalam kondisi aerobik,
tetapi sangat sedikit mampu dalam kondisi anaerobik.

Slide 5

Akumulasi konsentrasi LAS melanpaui 0,5 mg/L bersifat toksik bagi berbagai organisme
akuatik. LAS pada konsentrasi tersebut akan membentuk busa sehingga dapat menurunkan estetika
lingkungan. Manusia memiliki toleransi kontak terhadap senyawa LAS sebesar 1 % dengan akibat
iritasi sedang pada kulit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair laundry memiliki
kandungan LAS sebesar 5,48 jauh diatas ambang yang aman bagi lingkungan, sehingga menyebabkan
banyak masalah bagi lingkungan.
Untuk mengetahui konsentrasi surfaktan anionik yang terdapat di limbah deterjen dapat
dilakukan dengan menggunakan metode MBAS (Metilen Blue Active Surfactant ). Prinsip pengujian
ini adalah surfaktan anionik bereaksi dengan metilen biru membentuk pasangan ion berwarna biru
yang larut dalam pelarut organik.Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm.

Slide 6

Rute pencemaran surfaktan anionik linear alkil benzen sulfonat yaitu surfaktan tersebut
terkandung didalam deterjen, deterjen digunakan oleh masyarakat untuk mencuci baju sehingga
menghasilkan limbah deterjen. Limbah deterjen ini berasal dari industri laundry, kegiatan rumah
tangga, kemudian Limbah deterjen masuk ke lingkungan perairan akan mempengaruhi kualitas
peraira dan akan berpengaruh terhadap keadaan ekosistem diperairan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan :
1. Gangguan terhadap estetik karena munculnya busa di permukaan perairan
2. Penyinaran matahari ke permukaan air menjadi terhambat.
3. Penurunan kadar Oksigen,
4. Merusak ekosistem dalam air

Dan akhirnya menyebabkan kematian pada ikan dan tumbuhan di air.

Toksisitas surfaktan anionik menunjukkan LC50 96 jam LAS terhadap ikan nila yaitu 3,73 ppm

Slide 7

Kasus di Marunda

Perairan Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan marunda dipenuhi busa. Busa tersebut berasal dari
deterjen rumah tangga. Air di KBT di Marunda ini tercemar detergen karena belum ada sistem
pengolahan air limbah dikawasan tersebut. Saluran air hujan masih menyatu dengan saluran air
limbah yang dialirkan ke KBT. Pada kasus ini pemrov DKI akan membangun sistem pengolahan air
limbah di 15 zona, termasuk di Marunda itu. Dengan adanya sewerage system, saluran air limbah
akan dipisahkab dengan saluran air hujan yang bermuara ke kanal-kanal.

Slide 8

Selain itu pencemaran akibat deterjen juga terjdi di Di Kali Banjir Kanal Timur di ujung Menjeng.
terjadi gumpalan busa putih yang memenuhi permukaan sungai. Hal ini juga disebabkan karena
tercemar limbah deterjen yang berasal dari industri rumah tangga domestik sebesar 900 kilogram
per hari beban pencemarannya. Begitu sampai jakarta beban pencemarannya sudah sampai ton.
Deterjen ini diduga berasal dari endapan didasar sungai dalam waktu yang lama, kemudian
terangkat saat terjadi turbulensi dibawah pintu air

Slide 9
Secara umum, sistem pengolahan air limbah laundry karena tercemar deterjen yang
mengandung surfaktan anionik dapat dikategorikan dibagi menjadi tiga proses utama:
fisikokimia, biologi, dan kombinasi proses fisikokimia dan biologi.
4.1.  Fisikokimia
4.1.1.  Membran  filtrasi
Jenis membran yang dipilih biasanya berdasarkan jumlah surfaktan hadir dalam air limbah
laundry (Teow et al., 2018 ). dalam sebuah
larutan berair, surfaktan cenderung bergabung untuk membentuk misel bola ketika larutan
mencapai konsentrasi misel kritis (CMC). Pada CMC, misel bulat mulai dari 2 hingga 20 nm
dapat secara efektif dihilangkan dengan mikrofiltrasi (MF) dan ultrafiltrasi (UF). Karena itu,
Membran MF dan UF dipilih ketika pemulihan surfaktan berada pada atau di atas
CMC. Sebaliknya, membran NF direkomendasikan untuk kondisi tidak melebihi ambang
CMC
4.1.2 Adsorpsi

Proses adsorpsi dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif, resin, dan bahan organik.
Mikrosfer kitosan amino-cross-linked primer (ACCMs) disintesis oleh Zhang et al. (2017) dilaporkan
menunjukkan afinitas yang kuat terhadap surfaktan anionik: mereka mempertahankan kapasitas
adsorpsi 94,3%. Selain itu juga ada silika yang dimodifikasi dengan polielektrolit berbasis amina
ditemukan menunjukkan peningkatan adsorpsi (di bawah kondisi pH tertentu) terhadap surfaktan
anionik.

4.1.3. Elektrokoagulasi

Daoat dilakukan dengan menggunakan alumunium elektroda, pada penelitian Janpoor et


al. (2011) efisiensi untuk menghilangan deterjen mencapai 93.5%

4.2. Biologi

4.2.1 aerobik

4.2.2 anaerobik

4.2.3 Biofilter

4.3 Kombinasi antara fisikokimia dan biologi

Salah satunya dapat menggunakan bioreaktor membar (MBRs). Efisiensi penghilangan


surfaktan anionik dengan MBRs ini mecapai 94,5%

Slide 10

Berikut ini merupakan referensi yang saya gunakan.

Slide 9

Slide 10
LC50 96 jam LAS terhadap ikan nila yaitu 3,73 ppm

Kasus pencemaran deterjen

Sungai anyar di Solo tercemar limbah deterjen  dapat dilihat pada sungai tersebut terdapat banyak
busa-busa deterjen yang dapat menyebabkan ikan-ikan mati Karena toksisitas dari deterjen ini yang
yang masuk kedalam metabolisme memicu hati untuk bekerja lebih keras sehingga menimbulkan
peradangan dan pembengkakan sehingga ikan banyak yang mati, selain itu juga mengganggu
kelangsungan hidup ikan karena ikan tidak mampu untuk beradaptasi dengan kondisi yang semakin
menipisnya ketersediaan oksigen terlarut dalam air.

Limbah Deterjen yang telah mencemari perairan tersebut yaitu berasal dari limbah rumah tangga
dan peternakan.

Selanjutnya juga terdapat kasus pencemaran oleh deterjen di perairan KBT daerah marunda.
Pencemaran perairan ini juga disebabkan karena limbah deterjen dari pemukiman warga.

Anda mungkin juga menyukai