Penerapan k3 Di Tempat Kerja
Penerapan k3 Di Tempat Kerja
KERJA
Oleh:
Drs. Darmawang, M. Kes.
Pencemaran lingkungan
1. UU D Tahun 1945
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
8. PMP No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan,
Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Dan Lingkungan Kerja
Secara Filosofi :
Secara Keilmuan :
Pasal 86
(1) Cukup jelas
(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Pasal 87
Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
BAB XVI
Bagian Kedua
Sanksi Administratif
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15,
Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126
ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri
TUJUAN
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
aman dan efisien
Kriteria
No. Cara Pelayanan
perusahaan
Perusahaan
Kuratif, Rehabilitatif
A dengan tingkat Preventif dan Promotif
& Rujukan
risiko tinggi
1. Jumlah tenaga pembinaan dan
kerja 200 s.d pengawasan
500 orang kesehatan kerja dan diberikan selama
lingkungan kerja jam kerja
minimal setiap 2
bulan sekali
2. Jumlah tenaga pembinaan dan
kerja pengawasan
< 200 orang kesehatan kerja dan diberikan selama
lingkungan kerja jam kerja
minimal setiap 3 bulan
sekali
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui
kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (2)
3
Kaitan PKK Dengan JPK-D
Jamsostek
Perusahaan diperbolehkan untuk tidak mengikuti program
JPK Jamsostek, apabila perusahaan sudah memberikan
Pelayanan Kesehatan Kerja yang lebih baik dari program
JPK Dasar Jamsostek
Pelayanan Kesehatan Kerja juga dapat menjadi tempat
penyelenggaraan JPK Dasar Jamsostek (Kepmenaker No
147 Th 1989).
Apabila mengikuti JPK Dasar Jamsostek tidak boleh
meninggalkan kewajiban untuk menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Kerja, karena JPK Dasar
Jamsostek hanya memberikan pengobatan (kuratif)
NOTA PEMERIKSAAN
Berdasarkan Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Kalimantan Selatan, dengan surat perintah tugas No.566.4/ 09 ./Disnakertrans di Perusahaan PT.
Tiga laut Sakti dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2009 dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan hal
–hal sebagai berikut :
1. APD
Berdasarkan UU. No. 01 tahun 1970 pasal 14 ( c ) jo SKB Kep.174/MEN/1986 dan
No.104/KPTS/1986 Ps.1 Bab. X (10.1.2) Penggalian dan belum ada kesadaran pekerja untuk memakai
APD selama waktu bekerja
2. Kebersihan
Berdasarkan UU. No. 1 tahun 1970 Ps. 1 (hrf. c, n) Ps. 3 (hrf. a, i) jo SKB. Per.174/MEN/1986,
104/KPTS/1986 Bab. II (ayat 2.4.1, 2.4.4) bahan-bahan yang tidak dipakai dan tidak diperlukan harus
dipindahkan ketempat yang aman dan tidak boleh dibiarkan berrtumpuk ditempat kerja
NOTA PEMERIKSAAN
3. Memeriksa Kesehatan
Berdasarkan UU. No. 1 tahun 1970 Ps. 8 (ayat. 1 dan 2) jo Permenakertrans No. Per.
02/Men/1980 Ps.2 (ayat 3), Ps. 6 Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
4. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 Ps. 2 (hrf. n), Ps. 3 (hrf. h, l), jo. UU.RI No. 23 tahun 1992
Ps. 22 (ayat 1, 2, 3 dan 4), Ps. 23 (ayat 1 dan 2) setiap tempat atau pelayanan umum wajib
memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standard dan
persyaratan
Demikian Nota Pemeriksaan ini dibuat, terhadap pelaksanaan kewajiban yang harus
Saudara penuhi sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut di atas diberikan
tenggang waktu 29 hari, dan disampaikan untuk dilaksanakan dan kepada Saudara
diminta untuk melaporkan pelaksanaannya secara tertulis ke Dinas Sosial,
Kependudukan dan Tenaga Kerja Kota. Banjarmasin dan tembusannya kepada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan paling lambat 1 (satu)
minggu setelah terima surat ini.